• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Layanan Internet Protocol Television

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancang Bangun Layanan Internet Protocol Television"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Rancang Bangun Layanan

Internet Protocol

Television

(IPTV) Terintegrasi Pada Jaringan

IPTV Publik

Widya Arianti – Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA – Ir. Djoko Suprajitno Rahardjo, MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Email : widya.arianti09@mhs.ee.its.ac.id

Abstrak Internet Protocol Television (IPTV) merupakan teknologi yang menyediakan layanan konvergen dalam bentuk siaran radio dan televisi, video, audio, teks, grafik, dan data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan protokol internet. Pada makalah ini akan membahas perancangan suatu sistem layanan IPTV dengan mengintegrasikan beberapa layanan dengan melihat dari sisi Content Management Service, Performance Management dan Costumer Service yang diimplementasikan pada jaringan IPTV publik. Layanan IPTV yang di integrasikan terdiri dari layanan TV Broadcast, pause TV pada TV Broadcast, Video on Demand, Personal Video Recording, E-Learning, dan sistem monitoring. Platform dan database pada beberapa layanan IPTV tersebut di integrasikan dengan membedakan dari sisi administrator dan user. Setelah di integrasikan, konten pada sistem layanan IPTV sudah berjalan dengan baik dan berhasil dari sisi administrator maupun user. TVB akan berjalan dengan cukup baik pada saat menggunakan bandwidth 512 Kbps ke atas, dan VoD akan berjalan dengan sangat baik saat menggunakan jaringan LAN ITS dengan bandwidth 40 Mbps. Sedangkan e-learning dapat berjalan dengan sangat baik pada saat menggunakan bandwidth 8 Mbps. Kata kunci Internet Protocol Television, sistem integrasi, layanan IPTV, jaringan internet protocol.

I. PENDAHULUAN

elevisi merupakan salah satu media komunikasi yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat. Dengan kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini, diciptakan suatu teknologi baru dengan menggabungkan televisi dan internet yang disebut dengan IPTV(Internet Protocol Television). Berbagai macam kelebihan yang ditawarkan IPTV jika dibandingkan dengan TV kabel atau TV satelit. IPTV merupakan cara atau konsep baru dalam menonton televisi. IPTV menjadi trigger untuk layanan jaringan tingkat lanjut. IPTV menjadi prioritas yang tertinggi karena sangat menjanjikan peluang pasar di masa depan [1]. IPTV adalah layanan multimedia seperti televisi / video / audio / text / grafis / data yang disampaikan melalui jaringan berbasis IP yang dikelola untuk memberikan jaminan tingkat kualitas dalam hal layanan, keamanan, interaktivitas dan kehandalan [2].

Beberapa konten special yang dapat

dikembangkan pada IPTV ini, dengan penyajian yang berbeda dari jenis televisi yang sudah ada sebelumnya.

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini dirancang suatu sistem layanan IPTV dengan mengintegrasikan beberapa layanan yang dapat dilihat dari sisi Content Management Service, Performance Management dan Costumer yang diimplementasikan pada jaringan IPTV publik. Pada awal tugas akhir (Maret 2010) penjadwalan TVB, layanan VoD, dan Personal Video Recording. Pada tugas akhir periode selanjutnya(September 2010) tentang live TV broadcast, layanan billing dan perancangan sistem keamanan untuk content VoD, serta layanan e-learning. Pada periode Maret 2011, penambahan fitur pause pada IPTV, set top box pada IPTV, dan mobile IPTV. Belum lama ini tugas akhir yaitu tentang analisis kompresi dan

sistem monitoring IPTV. Dari beberapa tugas akhir

terdahulu yang dibangun secara terpisah ini maka dari itu tugas akhir ini diintegrasikan sehingga menjadi suatu

sistem layanan aplikasi multiservices IPTV terintegrasi

yang lebih lengkap dan menarik agar pelanggan dapat menikmati layanan yang komplek dari IPTV pada suatu jaringan IPTV publik.

Dengan semakin pesatnya perkembangan IPTV ini, maka dari itu penulis mengusulkan perlu adanya analis unjuk kerja metoda dalam tugas akhir ini dengan mengintegrasikan layanan IPTV pada jaringan IPTV publik, karena pengiriman konten seperti VoD(Video on Demand), dan streaming harus dengan bandwidth yang tinggi dan jitter yang rendah [1]. Analisis yang dilakukan diantaranya hasil dari pengujian yang meliputi Quality of Service (QoS) jaringan dan Quality Quality of Experience (QoE). Dengan adanya tugas akhir ini memberikan manfaat yang lebih pada perkembangan pelayanan IPTV di masyarakat.

Makalah ini membahas adanya system integrasi layanan IPTV dari tugas akhir sebelumnya dengan layanan IPTV yang terpisah dan belum diintegrasikan, platform tampilan yang terpisah dan berbeda antara layanan satu dengan layanan yang lain dalam setiap tugas akhir sebelumnya, database yang terpisah antara layanan satu dengan yang lain dalam setiap tugas akhir sebelumnya dan analisis unjuk kerja layanan IPTV yang sudah terintegrasi pada jaringan IPTV publik.

Dengan merancang dan membangun sistem integrasi berbagai layanan layanan IPTV dari sisi administrator dan sisi user dengan berbasis web, mengintegrasikan sistem layanan pada sistem IPTV yang telah ada sebelumnya, membuat rancang bangun sistem layanan IPTV pada jaringan IPTV publik dan melakukan pengujian dan analisa unjuk kerja dari sistem integrasi layanan IPTV pada jaringan IPTV publik.

(2)

Pelaksanaan penelitian difokuskan hanya dengan mengintegrasikan beberapa layanan IPTV yaitu terdiri dari TVB, Pause TV, VoD, PVR, e-Learning, dan sistem monitoring pada TVB dan VoD, platform yang diintegrasikan dari sisi administrator dan sisi user, sistem pada layanan pembelajaran jarak jauh dilakukan via video conference dan pengukuran dilihat dari sisi server ke client.

II. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

A. Perancangan Sistem Integrasi Layanan IPTV

Layanan IPTV yang diintegrasikan yaitu

penjadwalan, TVB, VoD, PVR, e-learning, pause TV,

dan sistem monitoring. Awalnya dengan perancangan

sistem, instalasi software yang dipakai, pembuatan

sistem, konfigurasi jaringan, pengujian sistem, dan pengambilan data dari sistem serta analisa dari hasil data pengujian. Pembuatan sistem ini meliputi beberapa tahap yang ditunjukkan dengan flowchart pada Gambar 1.

Start

Perancangan sistem integrasi layanan IPTV secara umum

Desain web interface

Pembuatan sistem integrasi layanan IPTV secara keseluruhan

Instalasi program IPTV terintegrasi

Konfigurasi jaringan yang akan digunakan dalam pengujian sistem

Pengujian sistem dan pengambilan data dari sistem IPTV terintegrasi

Analisa hasil data pengujian sistem

Stop

Gambar 1. Flowchart perancangan sistem IPTV terintegrasi

B. Gambaran Umum Sistem

Pada tugas akhir ini akan direncanakan implementasi sistem integrasi layanan IPTV yang terdiri dari sisi administrator dan sisi user. Berikut adalah model sistem keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 2 yang digunakan dalam tugas akhir ini.

IPTV Server 202.46.129.138 Data Input User 1 User 2 User 3 Administrator User

Gambar 2. Model sistem keseluruhan layanan IPTV

Pada sistem integrasi layanan IPTV ini streaming-nya menggunakan soffware opensource VLC.

VLC di desain untuk streaming video pada jaringan

dengan bandwidth tinggi. VLC (VideoLAN Client), dapat digunakan sebagai server untuk stream 1, MPEG-2 dan MPEG-4, DVD dan live video pada jaringan unicast dan multicast atau digunakan sebagai client untuk

menerima, decode dan display MPEG stream dibawah

multiple operating system. Pada Gambar 3 menunjukkan ilustrasi dari VLC streaming secara lengkap.

Gambar 3. VideoLAN Client Streaming[3]

C. Konfigurasi Jaringan

Sebelum melakukan pengujian, hal pertama yang diperhatikan adalah konfigurasi jaringan, yang meliputi

topologi, spesifikasi software dan spesifikasi hardware.

Konfigurasi jaringan yang diukur meliputi layanan TVB, VoD, dan Video Conference.

Pada layanan TVB dan e-learning(via video conference) menggunakan metode transmisi multicast, dimana jika

ingin melakukan streaming data ke jaringan, maka PC

yang bertindak sebagai server harus mengalamatkan

video yang akan dikirim ke alamat IP kelas D pada IP v.4(IP multicast). Topologi jaringan pada TVB Multicast dan e-learning ditunjukkan oleh Gambar 4.

Server : 202.46.129.138 User 1 : 192.168.1.2 User 2 : 10.122.69.5 User 3 : 128.0.0.5 fa0/1 fa0/0.10 fa0/0.20 fa0/0.30

Gambar 4. Topologi jaringan TVB dan e-learning (multicast)

Sedangkan untuk streaming pada Video on

demand, pada tugas akhir ini akan mengunakan metode

transmisi unicast. Device yang digunakan untuk

pengiriman informasi dari satu titik ke titik lain adalah switch, yang menghubungkan server dengan user dalam satu jaringan. Topologi jaringannya seperti terlihat pada Gambar 5. Pada pengujian kali ini, menggunakan IP publik dari server ITS dengan menggunakan IP 202.46.129.138.

(3)

Client LAN Client WIFI

BGP Router

Colocation

Server : 202.46.129.138

Gambar 5. Topologi jaringan VOD (unicast)

D. Implementasi Pengukuran Pada Jaringan

Pengujian dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh rancang bangun sistem integrasi layanan IPTV dan melakukan pengukuran terhadap

parameter-parameter QoS (delay, jitter, throughput dan packet

loss) dan QoE (MOS). Pengujian juga dilakukan terhadap keberhasilan konten sistem layanan pada IPTV, dimulai

dari halaman web admin hingga halaman web user.

Pada Tugas Akhir ini, pengujian dilakukan berdasarkan parameter-parameter QoS (Quality of Service), yang bertujuan untuk mengetahui kondisi dari

jaringan. Pengujian dilakukan di sisi user dengan bantuan

software Wireshark. Parameter yang diukur meliputi end-to-end delay, jitter, packet loss dan throghput. Sesuai dengan ITU – T Y.1541 [4], untuk delay video streaming

satu arah yaitu kurang dari 100 ms, untuk jitter kurang

dari 50 ms dan packet loss 1x10-3. Apabila melebihi nilai

tersebut, maka kualitas layanan tidak baik. Pada layanan e-learning menggunakan video conference, dengan

melihat rekomendasi ITU-T G.1010 video streaming 2

arah bahwa nilai delay kurang dari 150 ms, dan packet

loss < 1% [5].

Setting-an sofware bandwidth manager di server dibuat bervariasi untuk TVB, yaitu 64 Kbps, 128 Kbps, 256 Kbps, 512 Kbps, 1 Mbps, 2 Mbps, 4 Mbps, dan 8 Mbps. Demikian juga pada Conference, yaitu 256 Kbps, 512 Kbps, 1 Mbps, 2 Mbps, 4 Mbps, dan 8 Mbps. Jumlah user pada pengujian parameter QoS TVB adalah 3 user.

Sedangkan untuk conference 3 user tetapi untuk 1 guru

dan 2 siswa. Hal ini dilakukan untuk melihat perubahan nilai dari parameter QoS. Sedangkan untuk VoD tidak ada pembatasan bandwidth karena dibedakan beda-beda jaringan yaitu menggunakan jaringan LAN ITS, WIFI ITS, WIFI Flexy Broadband, WIFI Speedy, dan Modem T-Flash.

Pada pengukuran non teknis kali ini (QoE), digunakan metode MOS (Mean Opinion Score) berbasis web pada layanan TVB dan VoD. Untuk kualitas suara, didasarkan pada ITU-T P.800 [6]. Sedangkan untuk

kualitas frame, didasarkan pada ITU-R BT.500 [7].

Penilaian di sisi user dilakukan dengan menggunakan

skor pada rentang angka ‗1‘ sampai ‗5‘, dimana angka satu merepresentasikan kualitas suara/gambar yang paling jelek dan lima merepresentasikan kualitas suara/gambar yang paling baik. Sedangkan untuk MOS time buffering kriterianya dari nilai 1 hingga 3, dimana 1(lambat), 2(lumayan), dan 3(cepat).

III. PENGUJIAN SISTEM

Setelah perancangan dan pembuatan sistem, pada bagian ini membahas pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. Pengujian terhadap sistem dilakukan untuk melihat apakah sistem tersebut telah sesuai dengan konsep, dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menganalisa terhadap apa yang telah terjadi ketika sistem dijalankan. Di bagian ini terdapat analisa data serta pembahasan mengenai hasil implementasi yang telah dilakukan berdasarkan pengujian layanan IPTV terhadap

parameter-parameter Quality of Service (QoS) dan

Quality of Experience (QoE).

A. Pengujian Konten Layanan IPTV Terintegrasi

Pengujian aplikasi integrasi layanan IPTV ini terdiri dari dua bagian yang diuji, yaitu pada administrator dan user. Pengujian ini dilakukan untuk menguji tingkat keberhasilan konten sistem monitoring sesuai dengan yang diharapkan dan dirancang sebelumnya, serta menguji integrasi antara masing-masing konten, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengujian konten keseluruhan sistem integrasi IPTV

Bagian Pengujian Hasil Pengujian Berhasil Gagal Admin Registrasi admin  Penjadwalan TVB  Penjadwalan VoD  Pembatasan PVR  Memasukkan data tipe video  Upload video  Memasukkan data

pada halaman home 

Mengaktifkan

member 

Penjadwalan MOS

TVB 

Menampilkan hasil MOS dari user TVB

dan VoD 

User

Registrasi user

IPTV + e-learning 

Mengakses TVB 

Panel mute, pause, fullscreen, skip to realtime berfungsi  Merekam tayangan TVB dengan PVR  Tampilan MOS pada user TVB  Mengakses VoD  Tampilan MOS

pada user VoD 

Mengakses PVR  Panel build, download, play, delete video berfungsi  Mengakses e-learning 

(4)

Video Conference

dari guru 

Video Conference

dari siswa 

B. Pengujian QoS Pada TVB

Parameter yang dapat diamati meliputi delay, jitter,

throughput, dan packet loss. Pengujian dilakukan dilihat

berdasarkan perbedaan variasi bandwidth yaitu 64 Kbps,

128 Kbps, 256 Kbps, 512 Kbps, 1 Mbps, 2 Mbps, 4 Mbps dan 8 Mbps, selain itu juga pada pertambahan jumlah user, mulai dari 1 user s.d 3 user secara bersamaan.

Gambar 6. Grafik avarage end-to-end delay berdasarkan variasi bandwidth dan pertambahan jumlah user

Gambar 7. Grafik avarage jitter berdasarkan variasi bandwidth dan pertambahan jumlah user

Gambar 8. Grafik avarage throughput berdasarkan variasi bandwidth dan pertambahan jumlah user

Gambar 9. Grafik avarage packet loss berdasarkan

variasi bandwidth dan pertambahan jumlah user

C. Pengujian QoE Pada TVB

Grafik pada Gambar 10 dan 11 adalah pengujian QoE pada TVB, yang menunjukkan bahwa semakin besar bandwidth maka penilaian untuk MOS frame maupun sound juga meningkat. Secara keseluruhan pada bandwidth 64 dan 128 Kbps mempunyai nilai 1 untuk

MOS frame maupun sound, yang artinya kualitasnya bad

(jelek). Penilaian MOS akan meningkat pada bandwidth

216 Kbps. Mulai bagus kualitasnya saat besar bandwidth 512 Kbps dan sangat bagus pada bandwidth 2 Mbps.

Gambar 10. Grafik penilaian MOS untuk frame berdasarkan variasi bandwidth dan pertambahan jumlah

user

Gambar 11. Grafik penilaian MOS untuk sound berdasarkan variasi bandwidth dan pertambahan jumlah

user 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 64 128 256 512 1000 2000 4000 8000 Dela y(ms) Bandwidth(Kbps) 1 user 2 user 3 user 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 64 128 256 512 1000 2000 4000 8000 Jitter (ms) Bandwidth(Kbps) 1 user 2 user 3 user 0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 64 128 256 512 1000 2000 4000 8000 Th roughp u t(Kbp s) Bandwidth(Kbps) 1 User 2 User 3 User 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 64 128 256 512 1000 2000 4000 8000 Packet Lo ss (%) Bandwidth(Kbps) 1 User 2 User 3 User 0 1 2 3 4 5 64 128 256 512 1000 2000 Nila i MOS Frame Bandwidth(Kbps) 1 User 2 User 3 User 0 1 2 3 4 5 Nila i MOS Soun d Bandwidth(Kbps) 1 User 2 User 3 User

(5)

D. Pengujian QoS Pada VoD

Pada layanan VoD, akan dilakukan pengujian terhadap parameter QoS dan QoE. Pengukuran ini dilakukan di jaringan real dengan memakai IP publik ITS sebagai server, dan bisa di akses secara umum. Parameter

QoS meliputi pengukuran loading time(time buffering),

dan throughput, sedangkan QoE melalui penilaian user

terhadap lamanya time buffering pada tayangan VoD

tersebut. Penilaian didasarkan pada variasi media akses jaringan yang berbeda, durasi video, dan banyaknya akses video.

Gambar 12. Grafik avarage loading time berdasarkan

variasi jaringandan pertambahan durasi video pada jam

sibuk

Gambar 13. Grafik avarage throughput berdasarkan

variasi jaringandan pertambahan durasi video pada jam

sibuk

Gambar 14. Grafik avarage loading time berdasarkan variasi jaringan dan pertambahan akses banyak video

pada jam sibuk

Gambar 15. Grafik avarage throughput berdasarkan variasi jaringan dan pertambahan akses banyak video

pada jam sibuk

E. Pengujian QoE Pada VoD

Gambar 16 adalah hasil pengisian MOS dari user, dapat dilihat semakin besar durasi maka semakin kecil nilai MOS yang diberikan oleh user yang artinya time buffer semakin lambat. Besar time buffer sangat dipengaruhi oleh besar kanal bandwidth yang tersedia dan ukuran video yang diakses.

Gambar 16. Grafik MOS average time buffering

berdasarkan variasi durasi videodan jaringan yang

berbeda

F. Pengujian QoS Pada E-Learning

Berdasarkan pengujian pada e-learning, nilai delay akan menurun dengan bertambahnya bandwidth dari kanal, hal ini dikarenakan lebar dari kanal akan semakin besar sehingga antrian pengiriman data akan menjadi semakin lancar. Nilai delay ini akan sebanding dengan dengan jitter karena jitter merupakan variasi dari nilai delay antara paket yang dikirimkan.

Pada Gambar 17 dan 18 menunjukan bahwa delay akan semakin besar pada saat jumlah siswa (user) ditingkatkan karena trafik pada jaringan akan semakin meningkat. Meningkatnya trafik ini, dapat berpengaruh juga terhadap meningkatnya nilai jitter. Jadi nilai delay dan jitter dapat dinyatakan dengan suatu perbandingan lurus.

Gambar 19 diambil berdasarkan data throughput pada pengujian e-learning, nilai throughput akan meningkat dengan bertambahnya bandwidth dan akan menurun saat jumlah user bertambah. Hal ini dikarenakan throughput merupakan bandwidth aktual yang terukur pada sisi user sehingga apabila kapasitas bandwidth 0,00 500,00 1000,00 1500,00 Lo ading time (s) Jaringan 145 detik 290 detik 470 detik 0,00 500,00 1000,00 1500,00 throu ghpu t (Kbps ) Jaringan 145 detik 290 detik 470 detik 0,00 1000,00 2000,00 3000,00 Lo ading time (s) Jaringan 1 Video 2 Video 3 Video 0,00 500,00 1000,00 Th ro u gh p ut(Kb ps) Jaringan 1 Video 2 Video 3 Video 0 1 2 3 MO S T im e B u ff er Jaringan 145 detik 290 detik 470 detik

(6)

diperbesar, maka secara otomatis throughput juga akan semakin besar. Sedangkan throughput akan menurun saat user bertambah karena kapasitas bandwidth semakin padat sehingga akan menghambat laju throughput.

Sedangkan pada Gambar 20 dapat dilihat bahwa nilai packet loss akan menurun saat lebar kanal yang disediakan semakin besar. Hal ini disebabkan karena lebar dari kanal semakin besar sehingga kemungkinan hilangnya paket dalam pengiriman semakin kecil. Nilai packet loss akan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah user, karena jumlah antrian paket pengiriman pada kanal akan semakin meningkat sehingga kemungkinan terjadi hilangnya paket akan semakin besar.

Gambar 17. Grafik average delay e-learning berdasarkan variasi bandwidth dan penambahan jumlah

user(siswa)

Gambar 18. Grafik average jitter e-learning berdasarkan variasi bandwidth dan penambahan jumlah user(siswa)

Gambar 19. Grafik average throughput e-learning

berdasarkan variasi bandwidth dan penambahan jumlah

user(siswa)

Gambar 20. Grafik prosentase average packet loss e-learning berdasarkan variasi bandwidth dan penambahan

jumlah user(siswa)

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pada keberhasilan konten sistem intregasi layanan IPTV yang telah dibuat dan hasil analisa QoS dan QoE yang diuji pada jaringan LAN dan publik maka dapat disimpulkan bahwa pengujian aplikasi tiap konten pada layanan IPTV berhasil terintegrasi dengan baik mulai dari sisi administrator maupun sisi user.

Perubahan variasi bandwidth mempengaruhi nilai

QoS dan QoE pada TVB. Dengan melihat rekomendasi ITU-T Y.1541 bahwa untuk video streaming nilai

maksimal delay adalah 100 ms, nilai jitter 50 ms dan

packet loss 1x10-3, kualitas video mulai baik dan

memenuhi rekomendasi tersebut ada pada bandwidth

512 Kbps, yaitu dengan average delay 23,89 sampai 24,2 ms, average jitter 38,98 sampai 39,76 ms, average packet loss 0% dan average throughput 453,05 Kbps sampai

458,7 Kbps. Pada bandwidth ≥ 512 Kbps, MOS untuk

kualitas frame dan sound rata-rata adalah > 3 (fair atau

cukup). Terlihat jelas bahwa semakin lebar bandwidth

akan terlihat semakin bagus kualitas TVB.

Pada VoD, semakin besar bandwidth yang

diberikan, maka throughput yang diperoleh juga semakin

besar dan semakin cepat loading time video pada user.

Jaringan terbaik adalah jaringan LAN ITS dengan bandwidth yang terukur sebesar 40 Mbps, nilai throughput terbesar yaitu 17931.87 Kbps, nilai loading time terkecil yaitu 4,81 second, dan pada MOS

menunjukkan angka 3(cepat). Nilai throughput saat jam

sibuk lebih kecil dibandingkan saat jam tidak sibuk, Jadi

nilai dari loading time dan throughput berbanding

terbalik. Hal ini dikarenakan oleh jumlah user saat jam

sibuk jauh lebih besar dibandingkan saat jam tidak sibuk

sehingga saat jam sibuk penambahan user dapat

mengurangi kapasitas bandwidth yang tersedia.

Pada layanan e-learning menggunakan video conference, dengan melihat rekomendasi ITU-T G.1010 video 2 ways bahwa nilai delay < 150 ms, dan packet loss < 1%. Kualitas terbaik saat video conference di akses oleh 1 guru dan 1 siswa dengan bandwidth 8 Mbps, nilai throughput 272,6 Kbps, nilai delay 40,21 ms dan nilai jitter 15,89 ms, dan packet loss sebesar 0.000004%. 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 256 512 1000 2000 4000 8000 Dela y (ms ) Bandwidth(Kbps) 1 guru + 1 siswa 1 guru + 2 siswa 0,00 50,00 100,00 150,00 Jitter (ms) Bandwidth (Kbps) 1 guru + 1 siswa 1 guru + 2 siswa 0,00 100,00 200,00 300,00 256 512 1000 2000 4000 8000 Th roughp u t (Kbps ) Bandwidth (Kbps) 1 guru + 1 siswa 1 guru + 2 siswa 0,000000 0,000020 0,000040 0,000060 0,000080 256 512 1000 2000 4000 8000 Packet Lo ss (%) Bandwidth(Kbps) 1 guru + 1 siswa 1 guru + 2 siswa

(7)

V. REFERENSI

[1]. T. Wauters, K. Vlaeminck, W. Van de Meerssche, S.

Van den Berghe, F. De Turck, B. Dhoedt, P.

Demeester, E. Six, T. Van Caenege (2006). IPTV

Deployment: Trigger for advanced network services!, 45th FITCE Congress,

The Journal of The Communications Network, Athens, 30 Agustus – 2 September 2006, halaman 63 – 69.

[2]. ITU-T Standardization Y.1910, ―IPTV Function

Architecture‖, September, 2008.

[3]. deLattre, Alexis, VideoLANStreamingHowto, 2004

[4]. ITU-T Standardization Y.1541, ―Network

performance objectives for IP-based services‖, Mei, 2002.

[5]. ITU-T Standardization G.1010 ―End-User

Multimedia Qos Categories‖, November, 2001.

[6]. ITU-T Standardization P.800, ―Methods for

subjective determination of transmission quality‖, Agustus, 1996.

[7]. ITU-R Standardization BT.500, ―Methodology for

the subjective assessment of the quality of television pictures‖, 2002.

Widya Arianti, Dilahirkan di

Tulungagung pada tanggal 14 Agustus 1988, merupakan putri kedua dari tiga bersaudara. Riwayat pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah TK Aisyiah Bustanul Athfal Pondok Jati, Sidoarjo, tahun

1993-1994. SD Katolik Untung

Surapati II Sidoarjo, tahun

1996-2000. SLTP Negeri 1 Sidoarjo, tahun 2000-2003. SMA

Negeri 3 Sidoarjo, tahun 2003-2006. Politeknik

Elektronika Negeri Surabaya - ITS, Jurusan Telekomunikasi, tahun 2006-2009.

Setelah penulis lulus dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya dengan mendapat gelar Amd., maka penulis meneruskan studi ke jenjang Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) di Jurusan Elektro Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Gambar

Gambar 1. Flowchart perancangan sistem IPTV  terintegrasi
Gambar 5. Topologi jaringan VOD (unicast)  D.  Implementasi Pengukuran Pada Jaringan
Gambar 17. Grafik average delay e-learning  berdasarkan variasi bandwidth dan penambahan jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai seorang ahli k3 hendaknya kita menegetahui dasar-dasar dari beberapa pertolongan pertama kejadian yang berhubungan dengan respiratory emergencies

Mempertimbangkan bahwa: (1) Ayah memiliki pengaruh penting terhadap anak remajanya (Regnerus &amp; Luchies, 2006; Cookston &amp; Findlay, 2006 dalam Pleck, Joseph H

Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) di Kota Bogor, berupaya untuk dapat melayani kepentingan masyarakat dalam

Tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus I (terlampir). Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media grafis sudah

Catatan tambahan : Spesifikasi produk tergantung pada pengujian, dari data literatur dan informasi dari perusahaan manufaktur sarung tangan atau diturunkan dari produk yang

Beberapa faktor etiologi dan predisposisi bagi rinosinusitis kronis antara lain ISPA akibat virus, bermacam rinitis terutama rinitis alergi, rinitis hormonal pada wanita

Abstrak: Ushul fiqh dan qawaid al-fiqhiyyah merupakan dua disiplin ilmu yang sangat urgen bagi para ahli hukumIslam dalam pengembangan produk perbankan syri’ah,

Perkembangan dan kemajuan perusahaan yang terjadi zaman sekarang memaksa perusahaan untuk lebih bersaing secara sehat dan memperkuat upaya mempertahankan usaha perusahaan dengan