• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS

KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH (LAKIP)

TAHUN 2013

PENGADILAN NEGERI

SUKOHARJO

PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO

JL. Jenderal Sudirman No. 193 Sukoharjo , Telp. ( 0271 ) 593026, Fax. (0271)

593517, Website : www.pn-sukoharjo.go.id 02-01-2014

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah mencurahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP ) Tahun 2013 dan Penetapan Kinerja Tahun 2014 Pengadilan Negeri Sukoharjo.

Menindaklanjuti surat Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 503-/SEK/KU.01/12/2013 tanggal 16 Desember 2013, Perihal Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Tahun 2013 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014, telah disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Tahun 2013 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun (PKT) 2014 yang menyajikan Indikator Kinerja Utama sesuai dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja. Laporan ini berisi tentang informasi pertanggungjawaban kinerja, tugas pokok dan fungsi dalam rangka pencapaian visi, misi dan sasaran yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Negeri Sukoharjo tahun 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013 ini meskipun jauh dari sempurna kiranya dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas sebagai bentuk pertanggungjawaban capaian kinerja, laporan ini diharapkan menjadi sumber informasi yang cukup dan sebagai bahan penyusunan dan implementasi rencana kerja, rencana anggaran dan

rencana strategis di masa mendatang.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai perbaikan kinerja kami di tahun yang akan datang dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri, serta berguna bagi semua pihak.

(3)

EXECUTIVE SUMMARY ( IKHTISAR EKSEKUTIF )

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2013 Pengadilan Negeri Sukoharjo, merupakan LAKIP dari Renstra tahun 2010-2014. dan dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ), serta surat Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 503/SEK/KU.01/12/2013 tertanggal 16 Desember 2012 tentang penyampaian LAKIP Tahun 2013 dan Dokumen

Penetapan Kinerja Tahun 2014.

Pengadilan Negeri Sukoharjo berupaya untuk mencapai target tertinggi dari LAKIP yang berdasarkan SAKIP, karena dengan mewujudkan LAKIP yang proporsional dan profesional akan semakin transparan dalam mempertanggungjawabkan kinerja Pengadilan Negeri Sukoharjo sebagai Pengadilan Tingkat Pertama dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013. Dengan berakhirnya Tahun 2013, maka LAKIP Mahkamah Agung Tahun 2013, menyajikan informasi kinerja dari tahun sebelumnya berdasarkan data yang terekam oleh Tim LAKIP. Data kinerja yang menjadi ciri khas berdasarkan Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Sukoharjo disusun berdasarkan dan bersifat Laporan terhadap Pencapaian Kinerja, selama kurun waktu dari bulan Januari s/d Desember 2013 serta perbandingan dengan tahun sebelumnya, terutama menyangkut penyelesaian perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Negeri Sukoharjo.

Secara umum hasil capaian kinerja sasaran telah dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan hanya ada beberapa yang belum mencapai target dan dapat menjadi bahan perbaikan untuk tahun 2014. Sebagai bentuk kesadaran dalam mempertanggungjawabkan amanah yang diberikan, Pengadilan Negeri Sukoharjo telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014 dalam rangka mewujudkan Reformasi Peradilan dan meningkatkan kualitas pelayanan publik terkait dengan visi dan misi Mahkamah Agung yaitu :

MEWUJUDKAN BADAN PERADILAN PADA PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO YANG AGUNG”.

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..………….i

EXECUTIVE SUMMARY (IKHTISAR EKSEKUTIF)………..……….ii

DAFTAR ISI……….………..………... iii

BAB I PENDAHULUAN……….……….………....1

A Latar Belakang………..………..1

B Tugas Pokok dan Fungsi……….. 3

C Sistematika Penyajian……….. 6

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA……….………... 7

1.Visi dan Misi………..…….... 7

2.Tujuan dan Sasaran Strategis………..……..…. 7

3.Program Utama dan Kegiatan Pokok……….… 8

A. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Sukoharjo………..………..….… 9

B. Penetapan Kinerja Tahun 2013………..………..…... 10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA……….………. 11

A Pengukuran Kinerja (Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja)………….……… 11

B Analisis Akuntabilitas Kinerja (Diuraikan pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja)………..…….... 12

C. Akuntabilitas Keuangan……….. 39 BAB IV PENUTUP……….……….……… 46 A Kesimpulan………..……….……… 46 B Saran-saran………..………….……….………. 47 LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi

2. Review Indikator Kinerja Utama 3. RKT dan PKT 2013

4. Penetapan Kinerja Tahunan 2014 5. SK. Tim Peyusun LAKIP

(5)

Untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna dan berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab serta dalam rangka mewujudkan Good Governance, Lembaga Administrasi Negara telah mengembangkan media pertangggung jawaban yang disebut dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah melalui Keputusan Kepala LAN Nomor 5589/1X/61Y 199 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang di dalamnya terdapat Rencana Strategis.

LAKIP merupakan satu kesatuan laporan yang menyeluruh yang dimulai dengan Perencanaan Strategis. Perencanaan Strategis (Renstra) merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategis instansi pemerintah, yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategis, kebijakan, dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya.

Aparat Peradilan merupakan Pegawai Negeri Sipil dan unsur aparatur pemerintahan, yang selalu dihadapkan pada sorotan miring banyak pihak akan kinerja kita. Hal ini hendaknya jangan dijadikan sebagai beban, akan tetapi hendaknya dapat dijadikan cambuk agar kita semakin lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas selaku abdi Negara dan abdi masyarakat.

Kemandirian Kekuasaan Kehakiman, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, secara teknis judisialnya akan berjalan lebih lancar apabila didukung secara teknis administratif peradilan (dalam hal ini pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan umum, pranata dan tata laksana perkara di peradilan umum). Dukungan teknis administratif terhadap teknis judisial peradilan umum, berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum.

Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan peradilan umum, baik yang bersifat administratif, keuangan dan organisasi mengacu pada Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Nomor : MAlSEKl07/SKlIII/2006 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Mahkamah Agung RI. Lembaga Mahkamah Agung RI sebagai salah satu institusi negara I kepemerintahan sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor : XIIMPRl1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi., Kolusi dan Nepotisme dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

BAB I - PENDAHULUAN

(6)

1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, dan sumber dana serta kewenangan yang ada yang dipercayakan kepada publik.

Penting kiranya bagi kita untuk membangun karakter diri, jangan sampai citra diri kita membawa hal yang bersifat negatif terkait dengan masalah kedinasan, ini artinya Aparat Peradilan dituntut agar bekerja secara profesional mentaati segala aturan yang telah ditentukan.

Dengan membangun karakter diri akan mudah untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan sehingga membawa citra diri yang positif dan bisa menempatkan diri pada posisi yang dihormati dan disegani dalam kehidupan bermasyarakat.

Tentu hal tersebut sangat terkait dengan berdisiplin dalam tugas, bekerja secara professional mentaati ketentuan-ketentuan yang ada serta selalu berusaha terus meningkatkan potensi diri, maka Insya Allah segala pandangan-pandangan serta penilaian-penilaian yang negatif tersebut diatas perlahan-lahan akan berubah menjadi pujian serta penghargaan bagi kita semua.

Banyaknya suara sumbang dari masyarakat terhadap Lembaga Peradilan wujudnya berupa opini, pengaduan-pengaduan yang semua merupakan refleksi kekecewaan masyarakat tentu menjadi suatu tantangan bagi lembaga peradilan untuk lebih bekerja secara professional dan meningkatkan performa Pengadilan sebagai pelayan public yang mampu merespon harapan masyarakat hal tersebut tentu membutuhkan kapasitas intelektual yang memadai.

Segala sesuatu yang dilakukan oleh jajaran Pengadilan tidak akan dapat berjalan maksimal apabila tidak didukung penuh oleh masyarakat maka sudah sewajarnya jika upaya pengembangan budaya hukum disemua lapisan masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya Negara hukum perlu ditingkatkan, selain itu juga perlunya menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi hukum dan menghargai Hak Asasi Manusia serta terwujudnya Lembaga Peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh penguasa dan pihak manapun.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara memulai meningkatkan pemahaman akan sadar hukum di setiap segi kehidupan baik dilingkungan pekerjaan, maupun dalam lingkungan kehidupan ditengah masyarakat.

Sebagai instansi pemerintah menurut Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, anggaran maupun kewenangan dalam melayani pencaari keadilan.

Untuk itulah Pengadilan Negeri Sukoharjo menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013.

(7)

(Gedung Pengadilan Negeri Klas IB Sukoharjo : Jl. Jendral Sudirman 193 Sukoharjo)

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Dasar pasca Amandemen). Kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh Mahkamah Agung R.I., Badan-badan peradilan lain di bawah Mahkamah Agung R.I., (Peradilan Umum, PTUN, Peradilan Militer, Peradilan Agama) serta Mahkamah Konstitusi (Pasal 24 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945).

Penyelenggaraan kekuasaan Kehakiman tersebut diserahkan kepada badanbadan peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Mahkamah Agung sebagai pengadilan tertinggi dengan tugas pokok, untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya}.(Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2}) Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya (Pasal 2 UU No.2 Tahun 1984). Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama (Pasal 50 UU No.2 Tahun 1986)

Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerahnya apabila diminta (Pasal 52 UU No.2 Tahun 1986). Selain menjalankan tugas pokok, pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan Undang-Undang.

(8)

Pengadilan Negeri Sukoharjo adalah pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan Pancasila, dengan tugas pokok menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain yang diberikan kepadanya berdasarkan peraturan perundang‐undangan.

Adapun tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri Sukoharjo yakni:

1. Ketua melakukan pengawasan internal mengenai : 1. Ketepatan waktu memulai persidangan .

2. Minutasi harus selesai tepat waktunya terutama terhadap perkara yang diajukan banding dan dalam perkara pidana yang terdakwanya berada dalam tahanan.

3. Pelaksanaan Eksekusi yang memenuhi persyaratan yang sesuai Undang-Undang segera dilaksanakan

4. Tempat pelelangan dilaksanakan harus sama dengan tempat yang diumumkan dalam pengumuman lelang.

5. Mengevaluasi laporan periodik yang menyangkut kegiatan setiap Hakim dan Panitera Pengganti .

6. Mengevaluasi kinerja Wakil Ketua, Hakim, seluruh pejabat Kepaniteraan dan karyawan dibuat secara berjenjang.

2. Wakil Ketua Melakukan pengawasan intern mengenai :

1. Perbuatan dan tingkah laku pejabat peradilan termasuk kemampuan teknis administrasi dan moralitasnya.

2. Pentaatan jam kerja yang berlaku bagi pegawai dan tertib perkantoran.

3. Hakim - Hakim Pengawas bidang masing-masing bertugas melakukan pengawasan : 1. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan administrasi perkara

perdata/pidana, administrasi umum yang ditugaskan Pimpinan Pengadilan Negeri. 2. Pengisian register perkara secara tertib dan terus-menerus.

3. Penyampaian isi register oleh Panitera Muda Perdata/Pidana kepada Panitera Muda Hukum sebagai bahan pembuatan laporan.

4. Pembuatan laporan periodik oleh Panitera Muda Hukum.

5. Pelaksanaan tugas Jurusita sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Pembukuan keuangan perkara dibuat secara tertib dan terus-menerus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. Khusus dalam pelaksanaan putusan pidana Hakim yang ditugaskan sebagai KIMWASMAT secara periodik mengunjungi Rumah Tahanan Negara/Lembaga Pemasyarakatan.

4. Panitera/Sekretaris adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, buku daftar, biaya perkara, dan surat‐surat lainnya disimpan di Kepaniteraan, menyelenggarakan administrasi perkara, mengatur tugas Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti, membuat daftar semua perkara yang diterima di Kepaniteraan,

(9)

mengeluarkan salinan putusan, melaksanakan eksekusi putusan perkara perdata yang diperintahkan oleh Ketua Pengadilan dalam jangka waktu yang ditentukan.

5. Wakil Panitera adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, membantu Panitera untuk secara langsung membina, meneliti dan mengawasi pelaksanaan tugas administrasi perkara antara lain ketertiban dalam mengisi buku register perkara, membuat laporan periodik dan lain‐lain, melaksanakan tugas Panitera apabila Panitera berhalangan, melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya.

6. Panitera Muda Perdata adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara perdata, memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima di Kepaniteraan, mencatat setiap perkara yang diterima kedalam buku daftar disertai catatan singkat tentang isinya, menyiapkan berkas perkara banding yang telah selesai diputus untuk dikirim kembali kepada Pengadilan Tinggi dan menyerahkan arsip berkas perkara kepada Panitera Muda Hukum.

7. Panitera Muda Pidana adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara pidana, memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima di Kepaniteraan serta memberikan nomor register dan mencatat setiap perkara yang diterima kedalam buku register, disertai catatan singkat tentang isinya, atau menyiapkan berkas perkara yang dimohon banding dan menyerahkan perkara kepada Panitera Muda Hukum.

8. Panitera Muda Hukum adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, mengumpul, mengolah dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara, menyimpan arsip berkas perkara, dan tugas lainnya yang diberikan berdasarkan peraturan perundang‐undangan.

9. Wakil Sekretaris adalah melaksanakan sebagian tugas Ketua dalam pengurusan surat - surat, penyusunan arsip dan pembinaan administrasi Kepegawaian, Keuangan, dan Umum di Pengadilan Negeri Sukoharjo.

10. Sub Bagian Kepegawaian adalah melaksanakan sebagian tugas dalam mengelola dan membina administrasi Kepegawaian di Pengadilan Pengadilan Negeri Sukoharjo, perumusan kebijakan fasilitasi kepegawaian berdasarkan peraturan perundang‐undangan yang berlaku.

11. Sub Bagian Keuangan adalah melaksanakan sebagian tugas di bidang Pengelolaan dan Pembinaan Keuangan di lingkungan Pengadilan Negeri Sukoharjo serta perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan pengelolaan keuangan berdasarkan peraturan perundang‐undangan yang berlaku.

12. Sub Bagian Umum adalah mempunyai tugas Membina dan melaksanakan Urusan Tata Usaha, dan Kearsipan surat masuk dan keluar, menginventaris semua sarana dan

(10)

prasarana kantor dan menjaga kebersihan dan keamanan di lingkungan Pengadilan berdasarkan Peraturan Perundang‐Undangan yang berlaku.

13. Panitera Pengganti mempunyai tugas membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan bertugas membantu Hakim dalam hal: membuat penetapan hari sidang, membuat penetapan terdakwa tetap ditahan, dikeluarkan dari tahanan atau dirubah jenis penahanannya, mengetik berita acara dan putusan. Perkara yang sudah putus berikut amar putusannya dan menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda Pidana bila telah selesai dimutasi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini menggambarkan pencapaian kinerja Pengadilan Negeri Sukoharjo selama tahun 2013 sebagai acuan untuk perbaikan kinerja dimasa mendatang. Laporan Akuntabilitas ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Pengantar Ikhtisar Eksekutif .

BAB I Pendahuluan, menggambarkan Latar Belakang hal ‐ hal umum tentang keadaan Pengadilan Negeri Sukoharjo , Tugas dan Fungsi dan sistematika dari penyajian Lakip. BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja,menggambarkan :

1. Visi dan Misi

2. Tujuan dan Sasaran Strategis 3. Program Utama dan Kegiatan Pokok

A. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Sukoharjo B. Penetapan Kinerja Tahun 2013

BAB III Akuntabilitas Kinerja yang menjelaskan :

A. Pengukuran Kinerja (Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja)

B. Analisa Akuntabilitas Kinerja (diuraikan pencapaian sasaran‐sasaran organisasi dengan pengukuran dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja).

C. Akuntabilitas Keuangan.

BAB IV Penutup, menjelaskan kesimpulan dan saran‐saran, tinjauan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Pengadilan Negeri Sukoharjo serta strategi pemecahan masalah .

BAB V Lampiran yang terdiri dari : 1. Struktur Organisasi 2. Indikator Kinerja Utama 3. Rencana Kinerja Tahun 2014

4. Matriks Rencana Strategis 2010 – 2014

5. SK Tim Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja instansi Pemerintah.

C. SISTEMATIKA PENYAJIAN

(11)

Rencana Strategis Pengadilan Negeri Sukoharjo Tahun 2010 – 2014 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan negeri Sukoharjo diselaraskan denga arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 – 2014, sebagai pedoman dan pengedndalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2010 – 2014.

Visi merupakan cara pandangan jauh kedepan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri Sukoharjo . Visi Pengadilan Negeri Sukoharjo mengacu pada Mahkamah Agung RI adalah sebagai berikut :

“MEWUJUDKAN BADAN PERADILAN

PADA PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO YANG AGUNG”

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik.

Misi Pengadilan Negeri Sukoharjo , adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien

4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien 5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam rangka mencapai visi dan misi Pengadilan Negeri Sukoharjo. Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Sukoharjo adalah sebagai berikut :

1. Penyelesaian perkara

2. Peningkatan aksesbilitas putusan Hakim

BAB II – PERENCANAAN DAN PENETAPAN

KINERJA

1. VISI DAN MISI

(12)

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan 5. meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan 6. Meningkatnya kualitas pengawasan

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Sukoharjo adalah sebagai berikut :

1. Penyelesaian perkara

2. Peningkatan aksesbilitas putusan Hakim

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan 5. meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan 6. Meningkatnya kualitas pengawasan

Enam sasaran strategis tersebut diatas merupakan indicator kinerja untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Negeri Sukoharjo dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum adalah :

1. Penyelesaian Perkara Pidana, Perdata, 2. Penyelesaian Sisa Perkara Pidana, Perdata,

3. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu,

4. Pengiriman berkas perkara banding dan kasasi disampaikan secara lengkap dan tepat waktu,

5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara.

b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai hasil guna yang berkualitas. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah :

1. Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial 2. Tindak lanjut pengaduan yang masuk

(13)

c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana pada Pengadilan Negeri Sukoharjo .

Pengadilan Negeri Sukoharjo telah melakukan reviu penetapkan Indikator Kinerja Utama berdasarkan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Sukoharjo Nomor: W12.U32/66/SK/KPN-Skh/01/2014 tanggal 2 Januari 2014 dapat dilihat sebagai berikut :

KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan:

- Perdata - Pidana

c. Persentase perkara yang diselesaikan: - Perdata : Gugatan

Permohonan - Pidana : Biasa Singkat Cepat

d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan

d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan

2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak

d. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

f. Presentase responden yang puas terhadap proses peradilan 4. Peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

5. Meningkatnya

kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang ditindak lanjuti

(14)

Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Negeri Sukoharjo, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

Penetapan Kinerja Tahun 2013 Pengadilan Negeri Sukoharjo sebagai berikut:

NO KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA

TARGET

1.

Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian 100% b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

- Perdata - Pidana

100% c. Persentase perkara yang diselesaikan

- Perdata : Gugatan Permohonan - Pidana : Biasa Singkat Cepat 100% 100% 100% 100% 100% d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka

waktu maksimal 6bulan 100%

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka

waktu lebih dari 6 bulan 0%

2.

Peningkatan

aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukanupaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali 100% 100% 100%

3.

Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang

disampaikan secara lengkap 100%

b. Persentase berkas yang diregister dan siap

didistribusikan ke Majelis 100% c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas

putusan tepat waktu, tempat dan para pihak. 100% d. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat 100% e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara - f. Presentase responden yang puas terhadap proses

peradilan 100%

4.

Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100% b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik

perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on

line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. 100%

5.

Meningkatnya

kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

100%

6.

Meningkatnya

kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

b.Persentase temuan hasil pemeriksaan internal dan

100% 100%

B. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013

(15)

Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Sukoharjo tahun 2013, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2013 ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel dibawah ini.

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA

SI CAPAIAN (%) 1. Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase mediasi yang

menjadi akta perdamaian 100% 1,56% 1,56% b. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan - Perdata - Pidana 100% 100% 100% 100% 100% 100% c. Persentase perkara yang

diselesaikan - Perdata : Gugatan Permohonan - Pidana : Biasa Singkat Cepat 100% 100% 100% 100% 100% 69% 99% 87% 100% 100% 69% 99% 87% 100% 100% d. Persentase perkara yang

diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan

100% 98,67% 98,67% e. Persentase perkara yang

diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan

0% 1,33% 1,33%

2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

- Banding 100% 93.18% 93.18%

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

(16)

- Kasasi - Peninjauan Kembali 100% 100% 36.36% 86,67% 36.36% 86,67% 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

100% 100% 100%

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100% 100% 100%

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak.

100% 100% 100%

d. Prosentase penyitaan tepat

waktu dan tempat 100% 100% 100%

e. Ratio Majelis Hakim terhadap

perkara - 1: 49 1: 49

f. Presentase responden yang puas

terhadap proses peradilan 100% 100% 100% 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang

diselesaikan 100% Nihil Nihil

b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. 100% 100% 100% 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 100% 42,85% 42,85% 6. Meningkatnya kualitas pengawasan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil

pemeriksaan internal dan eksternal yang ditindak lanjuti

100% 100% Nihil 100% Nihil 100%

Pengukuran kinerja Pengadilan Negeri Sukoharjo Tahun 2013 mengacu pada indikator kinerja utama sebagaimana tertuang pada tabel diatas, untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2013, Pengadilan Negeri Sukoharjo telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun hasil capaian kinerja sesuai sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut :

Sasaran 1. Meningkatnya penyelesaian perkara

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

(17)

SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN % a. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian

100% 1,56% 1,56%

b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: - Perdata - Pidana 100% 100% 100% 100% 100% 100% c. Persentase perkara yang diselesaikan:

- Perdata : Gugatan Permohonan - Pidana : Biasa Singkat Cepat 100% 100% 100% 100% 100% 69% 99% 87% 100% 100% 69% 99% 87% 100% 100% d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka

waktu maksimal 6 bulan 100% 98,67% 98,67%

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka

waktu lebih dari 6 bulan 0 % 1,33 % 1,33 %

Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian

Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, perkara gugatan perdata yang masuk ke Pengadilan harus melalui proses mediasi agar perkara yang didaftarkannya dapat diselesaikan diluar persidangan.

Pada tahun 2013 pengadilan Negeri Sukoharjo menerima gugatan perkara perdata sebanyak 86 perkara dari jumlah gugatan perkara perdata tersebut yang menjadi akta perdamaian hanya satu perkara. Hal ini dikarenakan perkara gugatan perdata yang dapat diselesaikan secara mediasi dalam tahun 2013 hanya satu perkara.

Adapun hal-hal yang membuat penyelesaian secara mediasi tidak tercapai, sebagai berikut:

1. Ketidakhadiran pihak yang beperkara langsung atau yang bersangkutan dan hanya mewakilkan kepada kuasa hukum, ini menjadikan kurang maksimalnya mediator dalam menggali informasi secara langsung berkaitan keinginan yang sesungguhnya dari pihak yang bersengketa, meski bukan berarti hal ini mengurangi kepercayaan terhadap kuasa hukum, akan tetapi dalam kasus-kasus tertentu disini ada perbedaan kepentingan. Oleh karena itu, diperlukan kearifan, kebijaksanaan dan etikad baik dari semua pihak termasuk kuasa hukum;

2. Dalam hal perkara perceraian para pihak sudah tidak mau berkomunikasi, atau bertemu satu sama lain, karena faktor perasaan;

3. Pandangan tentang keberadaan mediasi sebagai hal yang formal saja, yang mesti dijalani, sehingga mempengaruhi kesungguhan dalam melaksanakan mediasi sebagai sarana untuk mencapai perdamaian;

4. Pandangan yang kurang yakin terhadap mediasi karena sebelum sengketa masuk ke pengadilan sudah pernah dilakukan upaya penyelesaian sengketa secara damai baik di keluarga, dengan tokoh-tokoh masyarakat, di desa, atau di tingkat kecamatan;

(18)

5. Ketidaktahuan dan pemahaman dari para pihak yang bersengketa tentang proses mediasi.

6. Belum adanya spesialisasi dari mediator tentang kasus-kasus tertentu, hal ini memberi konsekuensi bahwa seorang mediator harus mengetahui banyak hal atau mempunyai banyak pengetahuan.

Sebagai bahan perbandingan perkara gugatan perdata yang menjadi akta perdamaian sebagai berikut:

Tahun Jumlah Perkara Mediasi Berhasil Persentase Keberhasilan (%) 2011 86 8 9,30 % 2012 84 6 7,14 % 2013 86 1 1,56 % 86 8 84 6 86 1 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013

Jumlah Perkara Mediasi Berhasil

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada perkara gugatan perdata yang menjadi akta perdamaian dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 2,16 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 5,58 %.

Persentase sisa perkara yang diselesaikan:

- Perdata

- Pidana

Perkara gugatan perdata dan permohonan perdata yang masuk tahun 2012 dan tidak dapat diselesaikan pada tahun tersebut merupakan sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun berikutnya, penyebab adanya sisa perkara karena adanya perkara yang masuk pada bulan Desember 2012 dan baru disidangkan pada Tahun 2013, sedangkan yang masuk dibawah bulan Desember masih dalam taraf pemeriksaan ada yang masih dalam tahapan, replik, duplik, pembuktian / saksi.

(19)

Sisa perkara gugatan perdata Tahun 2012 sebanyak 37 perkara dan pada Tahun 2013 diselesaikan seluruhnya sebanyak 37 sehingga capaiannya 100%.

Sisa perkara Permohonan perdata Tahun 2012 sebanyak 60 perkara dan pada Tahun 2013 diselesaikan seluruhnya sebanyak 60 sehingga capaiannya 100%.

Penyelesaian perkara Tahun 2012 yang diselesaikan pada tahun 2013 mencapai target yang ditetapkan yaitu 100 % menunjukkan bahwa sistem kerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan Negeri Sukoharjo telah berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai pada tahun berikutnya.

Sebagai bahan perbandingan persentase sisa perkara gugatan perdata yang diselesaikan, sebagai berikut:

Perkara Tahun 2011 Capaian % 2012 Capaian % 2013 Capaian % Sisa Gugatan Perdata

Sisa Permohonan Perdata

100 % 100 % 100% 100% 100% 100%

Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada sisa perkara yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan capai tahun 2012 sebanyak 100 % dan capai tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 100 %. Perkara pidana yang masuk tahun 2012 dan tidak dapat diselesaikan pada tahun

tersebut merupakan sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun berikutnya, penyebab adanya sisa perkara karena adanya perkara yang masuk pada bulan Desember 2012 dan baru disidangkan pada Tahun 2013, sedangkan yang masuk dibawah bulan Desember masih dalam taraf pemeriksaan ada yang masih dalam tahapan, replik, duplik,pembuktian /saksi.

Sisa perkara Pidana Tahun 2012 sebanyak 33 perkara dan pada Tahun 2013 diselesaikan seluruhnya sebanyak 33 sehingga capaiannya 100%.

Penyelesaian perkara pidana Tahun 2012 yang diselesaikan pada tahun 2013 mencapai target yang ditetapkan yaitu 100 %menunjukkan bahwa sistem kerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan Negeri Sukoharjo telah berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai pada tahun berikutnya.

Sebagai bahan perbandingan persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan, sebagai berikut:

B

e

r

d

Perkara Tahun 2011 Capaian % 2012 Capaian % 2013 Capaian %

(20)

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada sisa perkara yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 100 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 100 %.

PERKARA

PENYELESAIAN SISA PERKARA DI TAHUN 2013 Sisa Perkara Target Penyelesaian Realisasi

Penyelesaian Pidana Biasa 33 33 100% Perdata Gugatan 37 37 100% Perdata Permohonan 60 60 100% 60 37 33 60 37 33 0 10 20 30 40 50 60

Sisa Perkara Target Penyelesaian

Perdata Permohonan Perdata Gugatan Pidana Biasa

Persentase perkara yang diselesaikan:

- Perdata

- Pidana

Perkara gugatan perdata

Persentase Perkara Gugatan Perdata yang diselesaikan pada tahun 2013 adalah sebesar 69 % yaitu perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan dengan jumlah saldo tahun 2012 ditambahkan jumlah perkara yang masuk tahun 2013 sebanyak 123 perkara, diselesaikan sebanyak 86 perkara dan sisa 37 perkara capaiannya 69 %.

KEADAAN PERKARA PERDATA GUGATAN DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO TAHUN 2013

NO BULAN SISA TAHUN 2012 MASUK PUTUS SISA AKHIR

1 Januari 37 9 5 41 2 Pebruari 5 7 39 3 Maret 6 3 42 4 April 9 9 42 5 Mei 10 15 37 6 Juni 6 3 40 7 Juli 9 10 39

(21)

9 September 5 3 38

10 Oktober 9 9 38

11 November 7 9 36

12 Desember 6 5 37

JUMLAH 37 86 86 37

Adapun penyebab belum tercapainya target sasaran ini karena banyak perkara yang masuk akhir Tahun 2013 dan baru disidangkan pada Tahun 2013, sedangkan yang masuk dibawah bulan Desember masih dalam taraf pemeriksaan ada yang masih dalam tahapan, replik, duplik,pembuktian/saksi serta jumlah Majelis Hakim dan Panitera Pengganti sedikit dibandingkan dengan jumlah perkara yang harus diselesaikan.

Sebagai bahan perbandingan persentase perkara gugatan perdata yang diselesaikan, sebagai berikut: 114 87 111 74 123 86 0 20 40 60 80 100 120 140

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013

PERDATA GUGATAN MASUK PERDATA GUGATAN SELESAI

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada persentase perkara gugatan perdata yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 10 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 3 %.

Perkara Permohonan Perdata

Persentase Perkara Permohonan Perdata yang diselesaikan pada tahun 2013 adalah sebesar 99% yaitu perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan dengan jumlah saldo tahun 2012 ditambahkan jumlah perkara yang masuk tahun 2013 sebanyak 446 perkara, diselesaikan sebanyak 443 perkara dan sisa 3 perkara capaiannya 99 %. Sisa

Perkara

2011 2012 2013

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian % Perdata

(22)

KEADAAN PERKARA PERDATA PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO TAHUN 2013

Adapun penyebab belum tercapainya target sasaran ini karena banyak perkara yang masuk akhir Tahun 2012 dan baru disidangkan pada Tahun 2013, sedangkan yang masuk diakhir bulan Desember masih dalam taraf pemeriksaan ada yang masih dalam tahapan pembuktian/saksi .

Sebagai bahan perbandingan persentase perkara Permohonan perdata yang diselesaikan, sebagai berikut:

82 78 878 818 446 443 0 200 400 600 800 1000

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013

PERDATA PERMOHONAN MASUK

PERDATA PERMOHONAN SELESAI

NO BULAN SISA TAHUN 2012 MASUK PUTUS SISA AKHIR

1 Januari 60 80 96 44 2 Pebruari 89 92 41 3 Maret 73 81 33 4 April 92 83 42 5 Mei 7 42 7 6 Juni 4 8 3 7 Juli 4 5 2 8 Agustus 6 5 3 9 September 11 6 8 10 Oktober 9 14 3 11 November 9 10 2 12 Desember 2 1 3 JUMLAH 60 386 443 3 Perkara Perdata 2011 2012 2013

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian % masuk selesai Capaian % Permohonan 82 78 95% 878 818 93% 446 443 99%

(23)

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada persentase perkara Permohonan perdata yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 2 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 6 %.

Perkara Pidana Biasa

Persentase Perkara Pidana Biasa yang diselesaikan pada tahun 2013 adalah sebesar 88% yaitu perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan dengan jumlah saldo tahun 2012 ditambahkan jumlah perkara yang masuk tahun 2013 sebanyak 299 perkara, diselesaikan sebanyak 266 perkara dan sisa 33 perkara capaiannya 88 %.

KEADAAN PERKARA PIDANA BIASA

DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO TAHUN 2013

Adapun penyebab belum tercapainya target sasaran ini, antara lain karena banyak perkara yang masuk pada akhir Tahun 2012 dan baru disidangkan pada Tahun 2013, sedangkan yang masuk dibawah bulan Desember masih dalam taraf pemeriksaan ada yang masih dalam tahapan, replik, duplik,pembuktian/saksi serta jumlah Majelis Hakim dan Panitera Pengganti sedikit dibandingkan dengan jumlah perkara yang harus diselesaikan.

Sebagai bahan perbandingan persentase perkara pidana yang diselesaikan, sebagai berikut:

NO BULAN SISA TAHUN 2012 MASUK PUTUS SISA AKHIR

1 Januari 33 24 26 31 2 Pebruari 24 27 28 3 Maret 32 28 32 4 April 26 27 31 5 Mei 19 25 25 6 Juni 12 16 21 7 Juli 20 24 17 8 Agustus 21 7 31 9 September 26 25 32 10 Oktober 16 27 21 11 November 24 15 30 12 Desember 22 19 33 JUMLAH 33 266 266 33 Perkara Pidana 2011 2012 2013

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian % Biasa 360 318 88% 351 318 90% 299 266 87%

(24)

360 318 351 318 299 266 0 50 100 150 200 250 300 350 400

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013

PIDANA BIASA MASUK PIDANA BIASA SELESAI

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada persentase perkara pidana Biasa yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 2 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 3 %.

Perkara Pidana Singkat

Persentase Perkara Pidana Singkat yang diselesaikan pada tahun 2013 adalah sebesar 100% yaitu perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan dengan jumlah saldo tahun 2012 ditambahkan jumlah perkara yang masuk tahun 2013 sebanyak 20 perkara, diselesaikan sebanyak 20 perkara dan sisa 0 perkara capaiannya 100 % sehingga target dapat terpenuhi.

KEADAAN PERKARA PIDANA SINGKAT DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO TAHUN 2013

NO BULAN SISA TAHUN 2012 MASUK PUTUS SISA AKHIR

1 Januari 0 - 2 Pebruari - 3 Maret - 4 April - 5 Mei 2 2 6 Juni 4 2 2 7 Juli 4 6 - 8 Agustus 6 4 2 9 September 0 2 0 10 Oktober 1 1 0 11 November - - - 12 Desember 3 3 0

(25)

Adapun penyebab tercapainya target sasaran ini, antara lain selain karena perkara Pidana Singkat juga karena tidak banyak perkara yang masuk pada akhir Tahun 2012 sehingga tidak ada yang harus disidangkan pada Tahun 2013, sedangkan yang masuk di bulan Desember tahun 2013 sendiri juga tidak ada yang diakhir bulan jadi bisa terselesaikan.

Sebagai bahan perbandingan persentase perkara pidana yang diselesaikan, sebagai berikut: 13 13 13 13 20 20 0 5 10 15 20

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013

PIDANA SINGKAT MASUK PIDANA SINGKAT SELESAI

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada persentase perkara pidana yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 100 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 100 % .

Perkara Pidana Cepat/Ringan

Persentase Perkara Pidana Cepat/Ringan yang diselesaikan pada tahun 2013 adalah sebesar 100% yaitu perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan dengan jumlah saldo tahun 2012 ditambahkan jumlah perkara yang masuk tahun 2013 sebanyak 369 perkara, diselesaikan sebanyak 369 perkara dan sisa 0 perkara capaiannya 100 % sehingga target dapat terpenuhi.

KEADAAN PERKARA PIDANA CEPAT/RINGAN DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO TAHUN 2013

NO BULAN SISA TAHUN 2012 MASUK PUTUS SISA AKHIR

1 Januari 0 -

Perkara Pidana

2011 2012 2013

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian %

(26)

2 Pebruari - 3 Maret 29 29 4 April 32 32 5 Mei 51 51 6 Juni 15 15 7 Juli 29 29 8 Agustus 42 42 9 September 58 58 10 Oktober 32 32 11 November 76 76 12 Desember 5 5 JUMLAH 0 369 369 0

Adapun penyebab tercapainya target sasaran ini, antara lain selain karena perkara cepat/ringan juga karena tidak ada perkara yang masuk pada akhir Tahun 2012 sehingga tidak ada yang harus disidangkan pada Tahun 2013, sedangkan yang masuk di bulan Desember tahun 2013 sendiri juga tidak ada yang diakhir bulan jadi bisa terselesaikan.

Sebagai bahan perbandingan persentase perkara pidana cepat/ringan yang diselesaikan, sebagai berikut:

79 79 299299 369369 0 50 100 150 200 250 300 350 400

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013

PIDANA CEPAT/RINGAN MASUK

PIDANA CEPAT/RINGAN SELESAI

Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada Perkara

Pidana

2011 2012 2013

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian % Cepat/R 79 79 100% 299 299 100% 369 369 100%

(27)

tahun 2012 sebanyak 100 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 100 %.

Perkara Pidana Lalu-lintas

Persentase Perkara Pidana Lalu-lintas yang diselesaikan pada tahun 2013 adalah sebesar 100% yaitu perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan dengan jumlah saldo tahun 2012 ditambahkan jumlah perkara yang masuk tahun 2013 sebanyak 26.040 perkara, diselesaikan sebanyak 26.040 perkara dan sisa 0 perkara sehingga capaiannya 100 % sehingga target dapat terpenuhi.

KEADAAN PERKARA PIDANA LALULINTAS DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO TAHUN 2013

NO BULAN SISA TAHUN 2012 MASUK PUTUS SISA AKHIR

1 Januari 0 2290 2290 2 Pebruari 3323 3323 3 Maret 2610 2610 4 April 2147 2147 5 Mei 1951 1951 6 Juni 1454 1454 7 Juli 2154 2154 8 Agustus 1203 1203 9 September 3437 3437 10 Oktober 2007 2007 11 November 1058 1058 12 Desember 2406 2406 JUMLAH 0 26040 26040 0

Adapun penyebab tercapainya target sasaran ini, antara lain selain karena perkara Lalu-lintas itu sendiri, juga adanya kemudahan dalam pemberian layanan penyelesaian pelanggaran lalulintas salah satunya melalui Website Pengadilan sehingga para pelanggar mudah dan cepat dalam proses penyelesaiannya.

Sebagai bahan perbandingan persentase perkara pidana yang diselesaikan, sebagai berikut:

Perkara Pidana

2011 2012 2013

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian % Lalulintas 17.711 17.711 100% 22.203 22.203 100% 26.040 26.040 100%

(28)

17.711 17.711 22.203 22.203 26.040 26.040 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013

PIDANA LALU-LINTAS MASUK

PIDANA LALU-LINTAS SELESAI

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada persentase perkara pidana yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 100 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 100 % .

Perkara Pra Peradilan

Persentase Perkara Pidana Pra Peradilan yang diselesaikan pada tahun 2013 adalah sebesar 100% yaitu perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan dengan jumlah saldo tahun 2012 ditambahkan jumlah perkara yang masuk tahun 2013 sebanyak 5 perkara, diselesaikan sebanyak 5 perkara dan sisa 0 perkara sehingga capaiannya 100 % sehingga target dapat terpenuhi.

KEADAAN PERKARA PIDANA PRA PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO TAHUN 2013

NO BULAN SISA TAHUN 2012 MASUK PUTUS SISA AKHIR

1 Januari 0 - - - 2 Pebruari - - - 3 Maret 4 - 4 4 April - 4 - 5 Mei - - - 6 Juni - - - 7 Juli - - - 8 Agustus - - - 9 September - - - 10 Oktober - - - 11 November - - - 12 Desember 1 1 0 JUMLAH 0 5 5 0

(29)

Adapun penyebab tercapainya target sasaran ini, antara lain selain karena perkara Pra Peradilan itu sendiri yang harus cepat dalam proses penyelesaiannya.

Sebagai bahan perbandingan persentase perkara pidana yang diselesaikan, sebagaiberikut: 3 8 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013

PIDANA PRA PERADILAN MASUK

PIDANA PRA PERADILAN SELESAI

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada persentase perkara pidana yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 100 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 100 %.

Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu

maksimal 6 bulan.

Berdasarkan SK KMA nomor : 026/KMNSKlII/2012 tentang standar layanan peradilan ada batas waktu dalam penyelesai perkara yaitu maksimal 6 bulan setelah perkara diterima apabila lebih dari 6 bulan maka perkara tersebut dianggap perkara sisa.

Keadaan Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan

KEADAAN PERKARA GUGATAN PERDATA

YANG DISELESAIKAN DALAM JANGKA WAKTU MAKSIMAL 6 BULAN

No Bulan Masuk Putus Sisa

1. Januari 9 -

2. Pebruari 5 2 12

Perkara Pidana

2011 2012 2013

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian %

masuk selesai Capaian % Pra

(30)

3. Maret 6 1 17 4. April 9 3 23 5. Mei 10 6 27 6. Juni 6 1 32 7. Juli 9 7 34 8. Agustus 5 4 35 9. September 5 2 38 10 Oktober 9 9 38 11 November 7 9 36 12 Desember 6 5 37 Jumlah 86 49 37

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan sebanyak 45 perkara dan yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan sebanyak 39 perkara jadi capaiannya 86,6%.

Hal ini dikarenakan:

1. Masih banyaknya sisa perkara tahun 2012 yang wajib diselesaikan sejumlah 37 perkara.

2. Pihak Penggugat ataupun Tergugat sering tidak hadir dipersidangan meskipun telah dipanggil secara patut oleh Jurusita.

3. Pihak yang beperkara berada di luar wilayah hukum Pengadilan Negeri Sukoharjo atau tidak diketahui alamatnya yang pasti sehingga pemanggilannya memerlukan rentang waktu yang lebih lama.

4. Perkara yang masuk di bulan Juli sampai Desember belum habis masa 6 bulan dan dalam tabel sisa perkara yang masih berjalan tinggal 37 perkara .

Sebagai bahan perbandingan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan, sebagaiberikut:

Perkara Perdata Tahun 2011 Capaian % 2012 Capaian % 2013 Capaian % Gugatan 100% 96% 86,6%

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 4 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 9,4 %.

(31)

KEADAAN PERKARA PERMOHONAN PERDATA

YANG DISELESAIKAN DALAM JANGKA WAKTU MAKSIMAL 6 BULAN

No Bulan Masuk Putus Sisa

1. Januari 80 37 43 2. Pebruari 89 91 41 3. Maret 73 81 33 4. April 92 84 41 5. Mei 7 41 7 6. Juni 4 8 3 7. Juli 4 4 3 8. Agustus 6 6 3 9. September 11 6 8 10 Oktober 9 14 3 11 November 9 10 2 12 Desember 2 1 3 Jumlah 386 383 3

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan sebanyak 345 perkara dan yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan sebanyak 344 perkara jadi capaiannya 99,7%.

Hal ini dikarenakan:

1. adanya 1 Perkara Permohonan yang diajukan mengenai penetapan orang hilang sehingga pemanggilannya melalui media umum sehingga memerlukan waktu yang lama.

2. Perkara yang belum habis masa 6 bulan yaitu yang masuk di bulan Juli sampai Desember berjumlah 41 perkara dan tinggal sisa 3 perkara yang masih berjalan.

Sebagai bahan perbandingan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan, sebagai berikut:

Perkara Perdata Tahun 2011 Capaian % 2012 Capaian % 2013 Capaian % Permohonan 94,9% 93,1 % 99,2%

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 1,8 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 6,1 %.

(32)

KEADAAN PERKARA PIDANA BIASA

YANG DISELESAIKAN DALAM JANGKA WAKTU MAKSIMAL 6 BULAN

No Bulan Masuk Putus Sisa

1. Januari 24 - 24 2. Pebruari 24 20 28 3. Maret 32 28 32 4. April 26 27 31 5. Mei 19 25 25 6. Juni 12 16 21 7. Juli 20 24 17 8. Agustus 21 7 31 9. September 26 25 32 10 Oktober 16 27 21 11 November 24 15 30 12 Desember 22 19 33 Jumlah 266 233 33

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan sebanyak 137perkara dan yang tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 sebanyak 0 perkara jadi capaiannya 100 %.

Hal ini dikarenakan:

1. Adanya kesiapan antara JPU, Barang bukti dan saksi-saksi dalam setiap sidang dan pula memperhitungkan masa tahanan Terdakwa.

2. Perkara yang masuk di bulan Juli sampai Desember belum habis masa 6 bulan dan dalam table sisa perkara yang masih berjalan tinggal 33 perkara .

Sebagai bahan perbandingan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan, sebagai berikut:

Perkara Pidana Tahun 2011 Capaian % 2012 Capaian % 2013 Capaian % Biasa 100% 100% 100%

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan capai tahun 2012 sebanyak 100 % dan capai tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 100%.

(33)

Dari total semua tabel perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan tersebut di atas dapat dilihat bahwa jumlah perkara Gugatan, Permohonan dan Pidana Biasa yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan total sebanyak 527 perkara dan yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan sebanyak 520 perkara jadi capaianya 98,67%.

Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6

bulan.

Keadaan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan

Bahwa perkara Gugatan Perdata yang belum terselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan di Pengadilan Negeri Sukoharjo ada 7 perkara dan untuk perkara Pidana tidak ada perkara yang harus diselesaikan dalam waktu lebih dari 6 bulan, sehingga prosentase akuntabilitasnya adalah jumlah perkara yang diselesaikan lebih dari 6 bulan dibagi jumlah perkara yang diselesaikan dalam waktu kurang dari 6 bulan kali 100 % , berati perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan total sebanyak 7 perkara dan dibagi yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan sebanyak 527 perkara sehingga prosentasenya adalah 1,33 % dalam hal ini disebabkan oleh dikarenakan :

1. Pihak Penggugat ataupun Tergugat sering tidak hadir dipersidangan meskipun telah dipanggil secara patut oleh Jurusita.

2. Pihak yang beperkara berada di luar wilayah hukum Pengadilan Negeri Sukoharjo atau tidak diketahui alamatnya yang pasti sehingga pemanggilannya memerlukan rentang waktu yang lebih lama.

3. Karena Banyaknya saksi yang harus diperiksa.

Sasaran 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 2. Peningkatan

aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali 100% 100% 100% 93,18% 36,36% 85,71% 93,18% 36,36% 85,71%

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

Banding.

(34)

- Perkara gugatan perdata yang diputus sebanyak 86 perkara dan yang mengajukan upaya hukum banding sebanyak 22 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 64 perkara.

- Perkara pidana yang diputus sebanyak 266 perkara dan yang mengajukan upaya hukum banding sebanyak 2 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 264 perkara.

Ukuran akuntabilitas pada kinerja peningkatan aksepabilitas putusan hakim prosentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding yaitu jumlah putusan yang tidak mengajukan upaya hukum dibagi jumlah putusan dikalikan 100 % , berarti putusan yang tidak mengajukan upaya hukum banding sejumlah 328 dibagi jumlah putusan sebanyak 352 dikalikan 100% sehingga prosentase akuntabilitasnya yang tidak mengajukan upaya hukum banding adalah 93,18 %.

PERKARA 2013 PUTUS MENERIMA BANDING

PERKARA PERDATA 86 64 22 PERKARA PIDANA 266 264 2 J U M L A H 352 328 24 64 264 22 2 0 50 100 150 200 250 300 MENERIMA BANDING PERDATA 2013 PIDANA 2013

Adapun hal - hal yang tidak mengajukan upaya hukum sebagai berikut: 1. Para Pihak puas terhadap putusan Hakim.

2. Adanya keinginan untuk menyudahi perkara agar segera selesai.

Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding sebagai berikut:

. Perkara Tahun 2011 Capaian % 2012 Capaian % 2013 Capaian % Perkara yang tidak mengajukan

upaya hukum Banding

(35)

Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding dari capaian tahun 2011 dengan capai tahun 2012 sebanyak 3,47 % dan capai tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 0,58 % .

Kasasi

Pada tahun 2013 jumlah permohonan Kasasi yang masuk ke Pengadilan Negeri Sukoharjo terdiri dari:

- Putusan Banding perkara Perdata yang telah diberitahukan kepada para pihak sebanyak 20 perkara dan yang mengajukan upaya hukum kasasi sebanyak 12 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 8 perkara.

- Putusan Banding perkara pidana yang telah diberitahukan kepada para pihak sebanyak 2 perkara dan yang mengajukan upaya hukum kasasi sebanyak 2 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 0 perkara.

Ukuran akuntabilitas pada kinerja peningkatan aksepbilitas putusan hakim prosentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi yaitu jumlah putusan yang tidak mengajukan upaya hukum dibagi jumlah putusan dikalikan 100 % , berarti putusan yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi sejumlah 8 dibagi jumlah putusan sebanyak 22 dikalikan 100% sehingga prosentase akuntabilitasnya yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi adalah 36,36 % 8 0 12 2 0 2 4 6 8 10 12 MENERIMA KASASI PERDATA PIDANA

TAHUN 2013 PUTUS BANDING MENERIMA KASASI

PERKARA PERDATA 20 8 12

PERKARA PIDANA 2 0 2

(36)

Adapun hal -hal yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi sebagai berikut: 1. Para Pihak kurang puas terhadap putusan banding.

2. Adanya Upaya untuk menghindari Eksekusi Terhadap Putusan.

Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi sebagai berikut:

Perkara Tahun 2011 Capaian % 2012 Capaian % 2013 Capaian % Perkara yang tidak mengajukan

upaya hukum kasasi 56,81% 24,13% 36,36%

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada putusan perkara pidana yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 32,68 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 12,23%.

Peninjauan Kembali

Pada tahun 2013 jumlah permohonan Peninjauan Kembali yang masuk ke Pengadilan Negeri Sukoharjo, terdiri dari:

- Putusan Kasasi perkara Perdata yang telah diberitahukan kepada para pihak sebanyak 14 perkara dan yang mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali sebanyak 2 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 12 perkara.

- Putusan Kasasi perkara pidana yang telah diberitahukan kepada para pihak sebanyak 0 perkara dan yang mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali sebanyak 0 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 0 perkara.

Ukuran akuntabilitas pada kinerja peningkatan aksepbilitas putusan hakim prosentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali yaitu jumlah putusan yang tidak mengajukan upaya hukum dibagi jumlah putusan dikalikan 100 % , berarti putusan yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali sejumlah 12 dibagi jumlah putusan sebanyak 14 dikalikan 100% sehingga prosentase akuntabilitasnya yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali adalah 85,71 %.

TAHUN 2013 PUTUS KASASI MENERIMA PK

PERKARA PERDATA 14 12 2

PERKARA PIDANA 0 0 0

(37)

12 0 2 0 0 2 4 6 8 10 12 MENERIMA PK PERDATA PIDANA

Adapun hal -hal yang tidak mengajukan upaya hukum sebagai berikut:

1. Mereka Menerima putusan Kasasi Mahkamah Agung karena putusan kasasi merupakan suatu putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

2. Para pihak saling menerima terhadap putusan tersebut. 3. Sudah tidak adanya lagi bukti baru terhadap perkara tersebut.

Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali sebagai berikut:

Perkara Tahun 2011 Capaian % 2012 Capaian % 2013 Capaian % Perkara yang tidak mengajukan

upaya hukum Peninjauan Kembali 96% 73,68% 85,71%

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali dari capaian tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 22,32 % dan capaian tahun 2012 dengan capaian tahun 2013 sebanyak 12,03 %.

Sasaran 3 : Peningkatan efektifitas pengelolaan

penyelesaian perkara

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN

% Persentase berkas yang diajukan kasasi

dan PK yang disampaikan secara 100% 100% 100% lengkap

Persentase berkas yang diregister dan

siap didistribusikan ke Majelis 100% 100% 100% Persentase penyampaian pemberitahuan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

KAP spesialisasi industri memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih mengenai perusahan-perusahaan pada suatu industri, sehingga telah mengetahui kondisi

Sehingga dalam penelitian ini penulis berusaha mengetahui apakah komunikasi anggaran yang memerlukan penegasan faktual, dan wewenang yang dimiliki atasan dalam

*aba bukan merupakan ukuran kinerja yang rele)an bagi unit pemerintah. Oleh Karena itu, diperlukan alat ukur kinerja yang lain yang lebih tepat. Sampai saat inn,

Lokasi penelitian (Sumber: petatematikindo.wordpress.com) Metode penelitian yang dipergunakan sangat berhubungan erat dengan perencanaan, maka dalam metode yang

Keempat, jumlah kemunculan kategori mereka kebanyakan overdosis agama ada satu dengan prosentase 25 %, kategori sikap keras dan kasar satu dengan prosentase 25 %, kategori

Partisi dan tirai ini dipilih sebagai produk untuk perancangan ini adalah karena partisi dan tirai merupakan salah satu produk pelengkap interior yang memang berperan

Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi pada struktur sel epidermis, stomata, densitas dan kerapatan stomata pada 12 kultivar Brokoli (Brassica oleracea L.)

Electronic cigarette (rokok elektronik) atau e-cigarette merupakan salah satu NRT (Nicotine Replacement Therapy) yang menggunakan listrik dari tenaga baterai untuk