DUALISME KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA
PERBANKAN SYARI’AH ANTARA MAHKAMAH SYAR’IYAH
DAN PENGADILAN NEGERI DI KOTA BANDA ACEH
TESIS
Oleh
SYAHRIZAL
107011005/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
DUALISME KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA
PERBANKAN SYARI’AH ANTARA MAHKAMAH SYAR’IYAH
DAN PENGADILAN NEGERI DI KOTA BANDA ACEH
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan dalam Program Studi Kenotariatan
pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Oleh
SYAHRIZAL
107011005/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : DUALISME KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARI’AH ANTARA MAHKAMAH SYAR’IYAH DAN PENGADILAN NEGERI DI KOTA BANDA ACEH
Nama Mahasiswa : SYAHRIZAL
Nomor Pokok : 107011005
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. H. Abdullah Syah, MA)
Pembimbing Pembimbing
(Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD) (Dr. Idha Aprilyana, SH, MHum)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada Tanggal : 17 Juli 2012
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. H. Abdullah Syah, MA
Anggota : 1.Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD
2.Dr. Idha Aprilyana, SH, MHum
3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN 4. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : SYAHRIZAL
Nim : 107011005
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : DUALISME KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARI’AH ANTARA MAHKAMAH SYAR’IYAH DAN PENGADILAN NEGERI DI KOTA BANDA ACEH
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama :SYAHRIZAL Nim :107011005
i ABSTRAK
Penyelesaian sengketa perbankan syariah menurut Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Agama merupakan kewenangan pengadilan agama, namun dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah dan klausul pada beberapa bank syariah juga dapat dilakukan melalui pengadilan negeri. Hal ini tentunya menimbulkan dualisme dalam pelaksanaannya.
Penelitian menggunakan penelitian deskriptif analitis, yang menguraikan atau memaparkan sekaligus menganalisis tentang mekanisme penyelesaian sengketa dalam akad perjanjian syari’ah, alasan akad pada bank syariah menetapkan klausul penyelesaian melalui pengadilan negeri dan faktor penyebab terjadinya dualisme dalam penyelesaian sengketa perbankan syari’ah serta akibat hukumnya.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa mekanisme penyelesaian sengketa dalam akad perjanjian syari’ah oleh para pihak di Kota Banda Aceh pada dasarnya sesuai dengan kesepakatan dalam akad dengan lebih mengedepankan penyelesaian secara musyawarah dan mufakat. Dalam akad pembiayaan pada perbankan dengan prinsip syariah di Kota Banda Aceh masih ditemukan adanya klausul penyelessaian sengketa yang mencantumkan pengadilan negeri sebagai lembaga penyelesaian sengketa walaupun telah menjadi kewenangan absolut pengadilan agama/mahkamah syariyah karena telah sudah menjadi bagian yang ditempuh oleh bank induknya juga hanya sebagai pelengkap saja. Faktor penyebabkan terjadinya dualisme dalam penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah adalah adanya ketentuan hukum yang diterbitkan oleh pembuat undang yang mengatur kewenangan mengadili dari dua lembaga peradilan yaitu Pengadilan Agama (Mahkamah Syariyah di Aceh) dengan peradilan umum, di samping karena pihak bank mencantumkan pilihan lembaga penyelesaian sengketa dalam akad yang mengikuti ketentuan dalam perjanjian kredit bank konvensional. Akibat hukum yang timbul adalah sinkronisasi hukum kekuasaan kehakiman khususnya mengenai kewenangan Peradilan Agama dalam menangani perkara ekonomi syariah dipertanyakan karena dualisme penyelesaian hukum ekonomi syariah.
Disarankan agar para pihak dalam hubungan hukum terkait bisnis perbankan syariah agar dapat melaksanakan ketentuan dalam akad yang dibuat sesuai kesepakatan, kepada pihak bank agar dalam akad pembiayaan yang dibuat tidak lagi dicantumkan penyelesaian perselisihan melalui pengadilan negeri dan tetap mempertahankan penyelesaian secara musyawarah guna menghindari persengketaan melalui lembaga litigasi. Disarankan pula bahwa guna menghindari sengketa kewenangan lebih lanjut disarankan kepada pengambil kebijakan agar dapat melakukan revisi terhadap pasal 55 Ayat 2 huruf D undang_undang nomor 21tahun 2008 yang menimbulkan dualisme kewenangan penyelesaian sengketa guna mempertegas tentang ketentuan lembaga yang berwenang menyelesaikan sengketa perbankan syariah.
ii ABSTRACT
Settlement of dispute in Sharia banking, according to Law No. 50/2009 on Religious Court, is authorized to religious court; however, in Law No. 21/2008 on Sharia Banking and in clauses of some sharia banks, it can also be handled through district court. This condition will become dualism in its implementation.
The research used descriptive method which explains, describes, and analyzes the mechanism of the settlement of dispute in sharia contracts, the reason why the contracts in sharia banks have to be in the clauses of settlement through district court, and some factors which cause dualism in settling the disputes in sharia banking and its legal consequences.
The results of the research showed that the mechanism of settling the dispute in sharia contract by the parties concerned in Banda Aceh was basically in line with the agreement in the contract which prioritized negotiation and consensus. There were clauses of the settlement of dispute in the financing contract in sharia banking which includes district court as the institution which settles the dispute although it is absolutely the authority of religious court. This is in line with what has been done by the sharia head office bank, and district court is only the complement. Dualism in settling the dispute in sharia banking is caused by legal provisions made by the legislators which state that there are two authorities that settle the dispute: the Religious Court (Sharia Court in Banda Aceh) and the district court. This is because the Bank includes, in the contract, the institution which deals with the credit contract of conventional banks. The legal consequence is that there is the synchronization of judicial power; in this case, the authority of religious court in handling sharia economic cases is ambiguous, due to the dualism in settling sharia economic cases.
It is recommended that the parties concerned that deal with sharia banking business should comply with the agreement in the contract and that the Bank should not include district court in its financing contract and should prioritize negotiation through litigation institution in settling the dispute. It is also recommended that the policy makers should be able to revise Article 55, paragraph (2d) of Law No. 21/2008 in order to avoid dispute and dualism in authority and to decide what institution which has the authority to settle the dispute in sharia banking.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT karena hanya dengan berkat dan karunia-Nya penulisan tesis ini dengan judul “Dualisme Kewenangan Penyelesaian Sengketa Perbankan Syari’ah antara Mahkamah Syar’iyah dan Pengadilan Negeri di Kota Banda Aceh”. Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn.) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan secara khusus kepada yang terhormat dan amat terpelajar Bapak Prof. Dr. Abdullah Syah, M.A., Bapak Prof. H.M. Hasballah Thaib, MA.Ph.D., dan Ibu Dr. Idha Aprillyana Sembiring, S.H., M.Hum. selaku Komisi Pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
Kemudian juga, semua pihak yang telah berkenan memberi masukan dan arahan yang konstruktif dalam penulisan tesis ini sejak kolokium, seminar hasil sampai ujian tertutup sehingga penulisan menjadi lebih sempurna dan terarah.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku
iv
dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum, Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada Penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku ketua program studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta ilmu yang sangat bermanfaat selama Penulis mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di bangku kuliah. 6. Seluruh Staf/Pegawai di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis selama menjalani pendidikan.
7. Ketua Mahkamah Syariyah Banda Aceh beserta staf, Pimpinan Bank Syariah Di Kota Banda Aceh, beserta staf bagian pembiaaan dan seluruh responden dan informan yang telah banyak membantu dalam hal pengambilan data dan informasi-informasi penting lainnya yang berkenaan dengan penulisan tesis ini.
v
8. Rekan-rekan Mahasiswa dan Mahasiswi di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, khususnya angkatan tahun 2010 yang telah banyak memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 9. Motivator terbesar dalam hidup Penulis yang selalu memberikan cinta, kasih
sayang, dukungan dan doa yang tak putus-putusnya Ibunda Hj. Jummiati dan ayahanda Almarhum H. Muhammad Hasan Mahmud serta Saudara-saudariku yang telah memberikan semangat dan doa kepada Penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun besar harapan penulis kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama para pemerhati hukum perdata pada umumnya dan ilmu kenotariaan pada khususnya. Demikian pula atas bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rezeki yang melimpah kepada kita semua.Amien Ya Rabbal ‘Alamin
Medan, Juli 2012 Penulis,
vi
RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Syahrizal
Tempat/Tanggal Lahir : Deah Mon Ara/ 12 Oktober 1983 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Alamat : Jl. Tongkol no. 33 Gampong Keuramat Banda Aceh
II IDENTITAS KELUARGA
Nama Ayah : Alm. H. Muhammad Hasan Mahmud Nama Ibu : Hj. Jummiati Ibrahim
Nama Kakak : Alm. Nur Hazanah
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
- SD : Tahun 1990 s/d 1996
Negeri No. 21 Lhokseumawe - SMP : Tahun 1996 s/d 1999
SMP Negeri 5 Lhokseumawe - SMA : Tahun 1999 s/d 2002
SMA Darussaadah Teupien Raya Pidie -Perguruan Tinggi/S1 : Tahun 2002 s/d 2009
S-1 Fakultas Hukum Syiah Kuala - Perguruan Tinggi/S2 : Tahun 2010-2012
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
vii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 12 C. Tujuan Penelitian ... 13 D. Manfaat Penelitian ... 13 E. Keaslian Penelitian ... 14
F. Kerangka Teori dan Konsepsi. ... 14
G. Metode Penelitian ... 26
BAB II. MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA DALAM AKAD PERJANJIAN SYARI’AH OLEH PARA PIHAK DI KOTA BANDA ACEH ... 31
A.Perekonomian dan Perbankan Syariah ... 31
B. Pengertian Sengketa dan Sengketa Perbankan Syariah ... 55
C. Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah dalam Hukum Islam ... 62
D. Mekanisme Penyelesaian Sengketa Dalam Akad Perjanjian Syari’ah Oleh Para Pihak Di Kota Banda Aceh ... 79
BAB III. AKAD PADA PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH... 93
A. Pengertian Akad dan Dasar Hukumnya ... 93
B. Akad Pembiayaan Pada Bank Syariah dan Lembaga Keuangan Syariah ... 115
viii
C. Klausul Akad dan Alasan Penetapan Klausul Penyelesaian
Melalui Pengadilan Negeri ... 117
BAB IV. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DUALISME DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN DAN AKIBAT HUKUMNYA... 125
A. Faktor Penyebab Terjadinya Dualisme dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Syari’ah ... 125
B. Akibat Hukum Dualisme Dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Syari’ah ……….. 131
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 138
A. Kesimpulan ... 138
B. Saran ... 139