• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MENGGUNAKAN MODEL JURISPRUDENTIAL INQUIRY SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP (II) SMP N 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MENGGUNAKAN MODEL JURISPRUDENTIAL INQUIRY SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP (II) SMP N 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MENGGUNAKAN

MODEL JURISPRUDENTIAL INQUIRY

SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP (II) SMP N 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN

2017/2018 SKRIPSI

Diajukan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh: Almu‟ Rismillah Zailana

111-14-137

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MENGGUNAKAN

MODEL JURISPRUDENTIAL INQUIRY

SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP (II) SMP N 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN

2017/2018 SKRIPSI

Diajukan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh: Almu‟ Rismillah Zailana

111-14-137

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

اَنَعَم َ َّللَّا َّنِإ ْن َزْحَت لا

"Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita."

(Q.S at-Taubah: 40)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan

hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran yang penting:

1. Bapakku Suwarsono dan Ibuku Suminem yang telah mengiringi langkah dan perjalanan hidupku dengan untaian do‟a didalam sholat-Nya. Yang selalu memotivasi, membimbing, dan memberikan petuah yang bermakna.

2. Saudaraku tercinta yang mewarnai hari-hari berat dengan senyuman, dan kebahagiaan.

3. Keluarga besar angkatan 2014, yang senantiasa memberikan dukungan dalam perjalanan menimba ilmu pengetahuan selama di kampus.

4. Sahabat seperjuangan yang selalu ada disaat suka maupun duka.

5. Keluarga besar SMP N 2 Tengaran.

(9)

KATA PENGANTAR ميح رلا نمحرلا الله مسب

Alhamdulillahirabil‟alamin. Puji syukur kepada Illahirabbi, Tuhan seru sekalian alam, bumi, matahari segala yang terdapat dilangit beserta isinya bergerak seraya bertasbih menyebut asma-Nya. Dengan rahmat dan karunia-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimbah serta dengan inayah-Nya yang begitu sempurna, sehingga penulis pada saat ini mampu menyelesaikan skripsi.

Sholawat beserta salam tak lupa kita haturkan dan semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan agung Nabi Muhammad SAW beserta keluarga-nya, Beliau merupakan manusia mulia penyempurna akhlak karimah, dan seorang motivator handal yang tiada tandingan beserta yang suri tauladan di sepanjang kehidupan Ummat-Nya.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Dengan penuh rasa syukur, kebahagiaan tidak dapat disembunyikan atas terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan salam bahagia penulis haturkan kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu siti rukhayati selaku Ketua Jurusan pendidikan agama islam (PAI). 4. Bapak. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa memberikan

semangat dan bimbingannya kepada penulis.

5. Bapak dan ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilu pengetahuannya kepada penulis selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.

6. Bapak Waluya selaku kepala sekolah SMP N 2 Tengaran.

(10)

8. Keluarga tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan memberikan bantuan, dorongan, dan motivasi secara material maupun spiritual.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dan ridho, serta mendapat balasan terbaik dari Allah SWT sehingga mampu menjadi bentuk amalan Ibadah yang terbaik disisi-NYA. Amin

10. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis, khususnya kepada pembaca dan khalayak umum.

Salatiga, 06 Agustus 2018

(11)

ABSTRAK

Zailana, Almu‟ Rismillah. 2018. Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Khulafaurrashidin Dengan Menggunakan Model Jurusprudential Inquiry Siswa Kelas VII SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Khulafaurrashidin, Model Jurisprudential Inquiry. Rumusan masalah yang akan menjadi fokus peneliti yaitu apakah penggunaan model jurisprudential inquiry dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam (PAI) materi khulafaurroshidin pada siswa kelas VII SMP N 2 tengaran tahun pelajaran 2017/2018?

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Menggunakan Model Jurisprudential Inquiry Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018.

Subyek penelitian ini adalah guru mata pembelajarn dan siswa SMP N 2 Tengaran yang terdiri dari 30 siswa, terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan acuan 3 siklus yaitu; pra-siklus, siklus I, siklus II yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Model pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan, tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan cara perbandingan nilai belajar tiap siklus dengan dilihat dari kriteria ketuntasan klasikal.

(12)

DAFTAR ISI

SAMPUL... i

LEMBAR BERLOGO... ii

HALAMAN JUDUL... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

PENGESAHAN KELULUSAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN... vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR... ix

ABSTRAK... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Kegunaan Penelitian... 6

E. Hipotesis Tindakan... 9

F. Indikator Keberhasilan... 9

G. Definisi Operasional... 10

(13)

BAB II. LANDASAN TEORI.

A. Hasil Belajar... 28

B. Model Jurisprudential Inquiry... 34

C. Pendidikan Agama Islam... 38

D. Kajian Pustaka... 49

BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP N 2 Tengaran... 51

B. Subyek, Tempat Dan Waktu Penelitian... 56

C. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian... 58

BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 80

B. Pembahasan... 100

BAB. V. PENUTUP A. Kesimpulan... 109

B. Saran... 110

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Kepala Dan Wakil Kepala... 54

Tabel 3.2 Daftar Pendidik... 54

Tabel 3.3 Dafrar Absen... 56

Tabel 3.1 Nilai Evaluasi Pra Siklus... 60

Tabel 3.5 Aspek Observasi Guru... 66

Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa... 68

Tabel 3.7 Nilai Evaluasi Siklus I... 69

Tabel 3.8 Aspek Dalam Guru... 75

Tabel 3.9 Lembar Observasi Siswa... 76

Tabel 3.10 Nilai Evaluasi Siklus Ii... 78

Tabel 4.1 Hasil Nilai Siswa Pra Siklus... 83

Tabel 4.2 Hasil Frekuensi Nilai Siswa... 84

Tabel 4.3 Hasil Test Formatif Siklus I... 88

Tabel 4.4 Hasil Frekuensi Nilai Siswa... 89

Tabel 4.5 Hasil Test Formatif Siklus Ii... 94

Tabel 4.6 Hasil Nilai Frekuensi ... 96

Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi... 100

Tabel 4.9 Rekapitulasi Rata-Rata Tiap Siklus... 102

(15)

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Siklus PTK Menurut Arikunto... 15

Gambar 4.1 Hasil Nilai Pra Siklus... 87

Gambar 4.2 Hasil Nilai Siklus I... 92

Gambar 4.3 Hasil Nilai Siklus II... 98

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan dalam silsilah dunia pendidikan sangat berakar kuat dalam sepak terjang keberhasilan siswa. Modal penting siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari seberapa tinggi peningkatan mereka saat memperoleh kecapaian belajar. Maka tidak mengherankan bahwa sering sekali para guru maupun lingkungan sosial selalu melihat keberhasilan siswa dengan mengacu kepada tinggi rendahnya peningkatan yang telah mereka capai di pembelajaran.

Hasil merupakan pencapaian nilai yang telah diperoleh seseorang dari yang telah didapatkannya selama proses pembelajaran. Tolak ukur pencapaian yang dimiliki siswa dapat diukur dari seberapa tinggi nilai yang telah mereka dapatkan. Umumnya hal tersebut selalu melekat kuat terhadap citra pribadi setiap peserta didik yang mengenyam meja pembelajaran. Jadi dapat dikatakan garis besar pendidikan peserta didik selalu diukur dari pencapaian hasil prestasi yang telah didapatkannya.

(17)

Belajar kata sederhana namun, sulit sekali tertanam dalam daya ingat peserta didik, sebab mereka lebih memilih melakukan sesuatu yang baru dari pada bosan dengan buku- buku yang kurang menarik. Hakekatnya kata belajar sendiri merupakan suatu proses menerima ilmu dari pendidik disuatu pendidikan. Pendidikan sering sekali dikenal dengan adanya dua istilah yaitu: pengajar sebagai pendidik dan peserta didik sebagai pelajar yang belajar menempa ilmu pengetahuan.

Pendidikan pada era yang semakin dewasa ini sangat berperan aktif dalam membentuk suatu tatanan kehidupan di lingkungan sosial masyarakat. Perkembangan zaman yang semakin canggih mendorong manusia untuk berperan aktif didalamnya. Insan akan dapat mengerti serta mengetahui segala perubahan yang telah terjadi dalam dunia pendidikan pada saat ini. Kontribusi yang begitu besarnya maka tidak mengherankan bahwasannya pendidikan selalu mengakar kuat didalam pribadi setiap manusia.

(18)

Kemajuan teknologi yang semakin hebatnya pada saat ini, makna pemimpin perlu ditekankan lebih mendalam lagi. Hal tersebut dilakukan supaya mereka dapat memahami dengan benar bahwasannya hakekat dari Khulafa tidak muncul disaat mereka berusia dewasa saja. Namun sesungguhnya terjadi pada saat mereka duduk di bangku sekolah. Maka dengannya setiap insan akan dapat membentuk pemahaman yang lebih konkret lagi tentang hakekat dari khulafaurrasyidin.

Dari hasil wawancara peneliti dengan ibu Imania Najmuna S.Pd. I selaku guru pengampu Pendidikan Agama Islam kelas VII SMP N 2 Tengaran menunjukkan bahwa diperlukan suatu metode yang lebih menarik agar peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru. Dimana hal tersebut haruslah sejalan dengan materi yang akan disampaikan, selain itu dapat juga membangkitkan minat belajar peserta didik. Karena hanya dengan kesesuaian antara materi dan model pembelajaran dapat tercapainya suatu tujuan pembelajaran, dimana peserta didik dapat aktif dalam proses belajar mengajar.

(19)

Langkah tepat yang dapat diambil seorang guru agar dapat tercapai tujuan pembelajaran adalah menggunakan metode atau model dalam pembelajaran (Kastolani, 2014; 92). Bahkan terkadang pembelajaran dengan menggunakan model yang tepat dapat dengan mudah diserap oleh peserta didik. Realitanya dalam kehidupan saat ini penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa.

Model pembelajaran yang menarik tentunya akan sangat efektif untuk dapat meningkatkan keaktifan anak didalam kelas. Dengan tuntutan dunia pendidikan yang semakin banyak tentu saja seorang pendidik harus berfikir ulang tentang kesesuaian model pembelajaran yang mereka gunakan dengan materi yang akan disampaikan. Metode ceramah yang terkadang sering sekali menjadi solusi terbaik para pendidik Pendidikan Agama Islam harus mulai dapat ditinggalkan. Karena apabila masih diterapkan dikelas tentu tidak akan efektif dan peserta didik cenderung tidak akan aktif ketika di kelas.

Peneliti juga menyadari bahwa proses pembelajaran yang selama ini digunakan kurang begitu memberikan dampak yang positif bagi para siswa, meskipun pendidik telah menerapkan K-13 namun hal tersebut masih tidak dapat memberikan dampak yang kurang aktif dan masih banyaknya nilai rendah beberapa siswa. Pembelajaran diskusi yang diterapkan pendidik dirasa masih banyak yang perlu dievaluasi kembali, sebab kebanyakan siswa masih banyak yang tidak aktif didalam kelas.

(20)

model pembelajaran yang dapat menunjang keefektifan di dalam kelas adalah model telaah yurisprudensi (jurisprudential inquiry), dimana model ini melatih siswa untuk peka terhadap segala permasalahan sosial dan mampu mengambil tindakan untuk dapat memecahkan masalah tersebut (Hamzah, 2014:31). Dengan model tersebut diharapkan peserta didik dapat aktif dikelas dan memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Kelas tentunya akan menjadi menarik apabila semua siswa mampu aktif dalam memperhatikan penjelasan guru maupun teman yang presentasi di depan kelas. Model telaah yurisprudensi (jurisprudential inquiry) harus diikuti dengan beberapa model lain yaitu dengan menerapkan pola permainan sebagai daya pikat perhatian siswa maupun dengan hal lain yang dapat mereka anggap sebagai pembelajaran yang menarik.

Berdasarkan dengan adanya latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang berjudul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MENGGUNAKAN MODEL JURISPRUDENTIAL INQUIRY SISWA KELAS VII SMP N 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dan diteliti penulis dalam penelitian ini adalah sebagaimana berikut: “Apakah Penggunaan Model Jurisprudential

(21)

Materi Khulafaurrasyidin Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Tengaran 2017/2018”?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada pemaparan latar belakang serta rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk dapat “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Materi Khulafaurrasyidin Menggunakan Model Jurisprudential Inquiry Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018”.

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu, memberikan pemahaman dan prespektif yang baru bagi khalayak umum bahwasannya seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam memberikan materi tidak hanya dengan caramah saja. Selain itu dengan adannya penelitian ini diharapkan dapat menjawab segala tuntutan dari dunia pendidikan, peserta didik, sekolah dan pendidik itu sendiri.

2. Kegunaan secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada khalayak umum terutama kepada peserta didik, pendidik, sekolah, dan peneliti lain. Deskripsi darinya yaitu sebagai berikut ini:

a. Peserta didik

(22)

1) Mejadikan peserta didik dapat aktif didalam kelas, baik bertanya dan memberikan tanggapan dari pendapat teman.

2) Dapat memberikan pemahaman yang mudah bagi peserta didik untuk dapat memahami matari yang telah disampaikan.

3) Membntuk pola pikir peserta didik bahwasannya materi yang di berikan tidaklah membosankan.

b. Pendidik

Dengan adanya model pembelajaran jurisprudential inquiry diharapkan pendidik dapat:

1) Memudahkan pendidik untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran didalam kelas.

2) Meringankan beban pendidik dengan tidak terlalu banyaknya beban untuk berceramah ketika mengajar.

3) Membantu pendidik dalam penggunaan strategi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

c. Sekolah

Dengan adanya model pembelajaran jurisprudential inquiry diharapkan sekolah dapat:

1) Meningkatnya kualitas sekolah dikarenakan adanya sistem pembelajaran yang menarik.

(23)

3) Menjaga eksistensi sekolah agar terus menjaga kualitas karena sistem pembelajaran yang kreatif dan menarik.

d. Peneliti lain

Dengan adanya model pembelajaran jurisprudential inquiry diharapkan peneliti lain dapat:

1) Memberikan wawasan yang luas bahwasannya model pengajaran Pendidikan Agama Islam bukan hanya dengan model ceramah. 2) Menambah ilmu pengetahuan bahwa Pendidikan Agama Islam

mudah difahami apabila diikuti dengan model yang sesuai dengan materi.

3) Dapat membantu memberikan solusi pembelajaran yang menarik dan efektif.

E. Hipotesis Tindakan

(24)

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi khulafaurrashidin siswa kelas VII SMPN 2 Tengaran pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psokomotorik. Adapun indikator pembelajaran Khulafaurrasyidin melalui model Jurisprudential Inquiry dirumuskan peneliti sebagai berikut ini:

1. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes dan presentase ketuntasan belajar klasikal yang telah dicapai oleh siswa. Keberhasilan siswa dalam aspek kognitif dapat dilihat dari hasil tes tertulis, jika hasil belajar siswa mencapai nilai ≥ 70 secara individu. Mencapai ketuntasan minimal 85% secara klasikal.

2. Terjadi peningkatan aktivitas afektif dan psikomotorik siswa dari siklus I dan siklus II (rata-rata klasikal minimal dalam predikat baik) dalam ketuntaasan hasil belajar.

G. Definisi Operasional.

(25)

1. Peningkatan Hasil Belajar

Hasil merupakan tolak ukur yang dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian nilai yang telah dimiliki oleh peserta didik. Sering sekali sekolah menentukan hasil yang dimiliki peserta didik dengan dilihat dari meningkatnya suatu pemahaman dan nilai yang telah diraih oleh peserta didik. Jadi dapat dikatakan peningkatan dengan hasil sangat berjalan beriringan.

Pelajar sesungguhnya merupakan seorang yang mencari suatu ilmu pengetahuan baik di instansi maupun di luarnya. Mereka dengan sadar dan memiliki kemauan untuk mendapatkan pengetahuan yang sekirannya mereka inginkan dan dapat bermanfaat untuk kehidupannya kelak. Selain itu mereka juga mampu menambah wawasan dan mengajarkannya pengetahuan tersebut kepada orang lain yang belum mengerti tentangnya.

Dimana mengerti atau tidaknya peserta didik memahami penjelasan guru terkadang menjadi acuan untuk ditingkatkannya suatu model pembelajaran.

(26)

2. Model Jurisprudential Inquiry

Model pembelajaran sendiri merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan baik strategi maupun metode pembelajaran (Sutirman, 2013; 22). Sedangkan model inquiry adalah suatu model pembelajaran yang memfokuskan kepada pengembangan kemampuan siswa dalam berfikir secara kritis, dan kreatif (Kastolani, 2014; 205). Dapat dikatakan bahwasannya model ini termasuk modern dan dapat dengan mudah apabila diterapkan di semua jenjang instansi kependidikan. Jurisprudential inquiry (model pembelajaran telaah yurisprudensi) adalah pembelajaran untuk memecahkan masalah secara kompleks dan kontroversial di lingkungan sosial. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk peka terhadap segala permasalahan yang terjadi, dan mampu untuk mengaplikasikannya dengan cara menghargai segala bentuk pendapaat orang lain (Hamzah, 2014; 31).

3. Pembelajaran khulafaurrasyidin

Khulafaurrasyidin (al-Khulafa ar-Rasyidun) adalah pemimpin yang diberikan petunjuk oleh Allah SWT. Mereka terdiri dari empat orang yaitu Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, „Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib. Kesemuanya memiliki akhlak mulia yang selalu meneladani akhlak Rasulullah saw. kepedulian mereka terhadap orang lain, membuat mereka menjadi pribadi yang dicintai oleh rakyat.

(27)

Kehebatan dan kepiawaain mereka sebagai teladan dalam kepimpinan untuk membangun peradaban Islam yang lebih maju. Pada era sekarang ini belum terdapat pemimpin yang dapat menyamainya dalam menghasilkan bangunan peradaban yang disandingkan dengan mereka.

H. Motode Penelitian

Metode penelitian dilakukan dengan cara berturut-turut sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang mengikat didalamnya. Berikut ini beberapa penjelasan metode yang akan digunakan oleh mencangkup: rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data.

1. Rancangan Penelitian.

Penelitian ini penulis menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penerapan PTK dalam penelitian ini digunakan karena adanya segala permasalahan dalam pendidikan yang menjadi peran cetral terpenting didalam kehidupan manusia. Adanya keinginan pendidik untuk selalu dapat memperbaiki tingkat keberhasilan yang dimiliki peserta didik. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari bahasa Inggris, yaitu Clasroom Action Research, yang berarti penelitian dengan tindakan yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2010; 18). Seorang ahli yaitu Arikunto (2006) menjelaskan pengetian PTK secara sistematis yaitu:

(28)

b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu, gerakan ini sering sekali di kenal dengan siklus.

c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerimaa pembelajaran dari guru yang sama.

Dari ketiga pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwasanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

(29)

Gambar 1.1 Siklus Dalam PTK Menurut Arikunto (Suyadi, 2010; 50).

Perencanaa n

Siklus I

Pengamatan

Siklus II Perencanaan

Pengamatan Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

(30)

2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian. a. Lokasi Penelitian.

1) Tempat penelitian : SMPN 2 Tengaran 2) Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam 3) Materi Pokok : Khulafaurrasyidin

4) Kelas/ Semester : VII / II b. Waktu Penelitian.

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2017/2018, Kegiatan Siklus I, dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret 2018. Penelitian pada Siklus II, dilaksanakan pada hari Senin, 07 mei 2018.

c. Subyek Penelitian.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 2 kecamatan Tengaran kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018 jumlah keseluruhan siswa 30 dengan acuan 15 laki-laki dan 15 perempuan. 3. Langkah-Langkah Penelitian.

(31)

Langkah-langkah tersebut dijelaskan secara matang dan diharuskan teliti. Karakteristik penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagaimana berikut ini:

a. Perencanaan tindakan (planning)

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merencanakan penelitian agar memudahkan proses penelitian sebagaimana berikut: 1. Mengumpulkan data yang diperlukan dan pencatatan arsip untuk

mengidentifikasi masalah secara riil, problematik, bermanfaat dan fleksibel.

2. Menganalisis masalah dengan segala kemungkinan penyebab munculnya masalah melalui teknik observasi dan wawancara. Lalu membuat RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran).

3. Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab berdasarkan kerja kelompok sesuai dengan permasalahan.

4. Memecahkan masalah yang dihadapi bedasarkan analisis SMART (Suyadi, 2010; 57). Yaitu hasil diskusi kelompok tentang suatu permasalahan yang telah didisusikan.

b. Pelaksanaan tindakan (action)

Tahap kedua dalam PTK (penelitian tindakan kelas) adalah Pelaksanan tindakan, dimana peneliti menerapkan rencana sebelumnya. yaitu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan yang telah terlampir didalam RPP.

(32)

c. Observasi

Ketika seorang pendidik melakukan tindakan dikelas, secara otomatis seluruh perhatiannya terpusat pada reaksi siswa. Dengan acuan ini pula seorang guru akan mengamati tindakannya sendiri. Dalam observasi ini dilakukan dengan dua kajian yaitu: guru, dan peserta didik.

1) Observasi terhadap guru

Observasi ini dilakukan sebagai proses upaya untuk memperoleh informasi pendekatan yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Tengaran. Observasi terhadap peserta didik

Observasi ini dilakukan sebagai proses upaya untuk mendapatkan data yang akurat tentang hasil peningkatan belajar siswa dalam proses pembelajaran sebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaran dengan model jurisprudential inquiry. d. Refleksi

(33)

Seorang guru melakukan kegiatan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya untuk dapat mengetahui seberapa besar efektifitasnya agar dapat menunjang proses pembelajaran. Sehingga dapat diketahui kelebihan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran untuk perbaikan disiklus selanjutnya.

Refleksi dapat dilakukan ketika semua pelaksanaan tindakan telah selesai dilaksanakan. Pendidik dan pendidik harus jujur mengakui sisi yang telah sesuai dan sisi mana yang harus diperbaiki. 4. Instrumen Penelitian.

Instrumen penelitian yang dibutuhkan dan dicantumkan dalam penelitian ini mencangkup:

a. Pengamatan/observasi (observation)

Observasi merupakan proses pengamatan penelitian dilakukan secara langsung dengan menggunakan lembar observasi yang berisikan indikator yang telah didesain peneliti. Dapat dikatakan observasi bertujuan untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Suyadi, 2010; 63).

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang telah dilakukan (Sudaryono, dkk, 2013; 39).

(34)

b. Tes (test)

Tes merupakan serangkaian dari pertanyaan atau latihan yang telah digunakan untuk mengukur pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan bakat ketrampilan (psikomotor) yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Sudaryono, dkk, 2013; 40).

c. Wawancara (interview)

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Sudaryono, dkk, 2013; 35). Cara ini diperoleh dari responden secara mendalam serta jumlah responden yang sedikit. Pedoman wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah dengan wawancara tidak berstruktur, yaitu wawancara yang hanya memuat beberapa daftar/garis terpenting yang akan dilaksanakan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sistem wawancara bebas. Wawancara bebas terjadinya tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden, tetapi pewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman. Kebaikan dari wawancara ini ialah responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai (Sudaryono, dkk, 2013; 36).

(35)

d. Dokumentasi

Data yang diambil adalah dari dokumentasi sekolah SMPN 2 Tengaran secara keseluruhan. Mencangkup data tentang semua pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi khulafaurrashidin dengan model jurisprudential inquiry. Dokumentasi berupa LKS, laporan hasil belajar, dan dokumentasi berupa gambar, foto agar sebagai bahan penguatan penelitian.

5. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik tertentu yang sering disebut dengan teknik pengumpulan data (Sudaryono, dkk, 2013; 29).

Pengumpulan data sangat penting dilakukan oleh seorang peneliti, hal tersebut dilakukan karena merupakan strategi dan cara agar peneliti dapat mengumpulkan data dalam penelitiannya. Berikut ini beberapa teknik yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian yaitu:

a. Pengamatan/observasi (observation) Guru

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4 Komponen perencanaan guru dalam pembelajaran

1 Kejernihan rumusan kompetensi dalam indikator 2 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

(36)

4 Kejelasan prosedur penilaian 5 Kesempurnaan instrumen penilaian

Kompetensi guru yang meliputi kepribadian dan sosial 6 Kesopanan dan kelancaran berbicara

7 Kedewasaan dan kepercayaan diri

8 Kedisiplinan, ketertiban, tanggung jawab dan kerapian

9 Hubungan simpati dan empati pada peserta didik dan teman sejawat

10 Perasaan menghormati dan menghargai orang lain 11 Kesetiaan pada keputusan bersama

Penguasaan bahan belajar 12 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 13 Mengaitkan materi pembelajaran dengan materi lain

yang relevan

Metode pembelajaran 14 Menguasai kelas

15 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu Interaksi dalam pembelajaran 16 Menciptakan suasana menumbuhkan partisipasi

aktif siswa melalui guru, media dan sumber ajar 17 Menunjukkan sikap terbuka dan responsive terhadap

peserta didik

Pegunaan bahasa

18 Menggunakan bahasa lisan baik, jelas dan lancar 19 Menggunakan bahasa tubuh dan intonasi suara yang

tepat

Penilaian belajar

20 Melakukan penilaian selama pembelajaran dan sesuai dengan rencana dalam RPP

JUMLAH SKOR TOTAL Baik

siswa No

. Kriteria penilaian terhadap siswa

Skor 1 2 3 4 1 Merespon apersepsi yang diberikan oleh guru

2 Aktif berpartisipasi dalam belajar

3 Melibatkan diri dalam pemanfaatan media dan sumber belajar

4 Berani bertannya, memberi pendapat dan menjawab pertannyaan

(37)

6 Aktif dan semangat selama proses pembelajaran 7 Mampu menumbuhkan sifat kritis dan kreative 8 Menunjukkan sikap teladan dalam tindakan dan

ucapan

9 Memiliki sifat simpati dan empati pada peserta didik dan teman

10 Bertanggungjawab pada tugas yang diberikan 11 Mampu menjaga kosentrasi dan perhatiaan pada

pembelajaran

12 Kerjasama siswa dalam kerja kolompok

13 Mampu mengikuti strategi pembelajaran yang diterapkan

14 Mampu menciptakan hubungan pribadi positif 15 Menyimpulkan materi yang telah dipelajari

bersama

JUMLAH SKOR TOTAL Cukup

b. Tes (test)

Dalam pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan menggunakan lembar tertulis dan tanya jawab yang digunakan unuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah disampaikan pada akhir siklus. Teknik ini dilakukan setelah peserta didik melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan menggunakan model jurisprudential inquiry. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan data akhir yang membedakan antara siklus I dengan siklus II. Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda dengan 4 option (a, b,c, dan d) dan tes essay.

c. Wawancara (interview)

(38)

Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai informasi tentang upaya meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi khulafaurrasyidin melalui model jurisprudential inquiry SMP N 2 Tengaran dan disesuaikan dengan kebutuhan data yang dilakukan oleh peneliti.

Wawancara diberikan kepada peserta didik disetiap siklus, tahapan ini dilakukan dengan maksud agar dapat mengetahui hasil pencapaian belajar yang dimiliki oleh peserta didik.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan dari peristiwa yang telah berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar, dan karya (Sudaryono, dkk, 2013; 41). Hal ini ditujukan agar mendapatkan data langsung dari tempat penelitian, meliputi kondisi sekolah, nilai siswa, dan data dari guru. Selain itu dokumentasi dilakukan sebagai salah satu upaya untuk dapat menguatkan observasi atau wawancara.

6. Analisis Data.

(39)

rancangan penelitian yang telah dilakukan upaya ini di gunakan untuk dapat merefleksi dari hasil observasi yang telah dilakukan berdasarkan catatan seluruh dilapangan dan sistenatika pengamatan yang telah dilaksanakan. Analisis data ini juga dilakukan sebagai upaya pijakan untuk siklus yang selanjutnya.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini peneliti menggunakan dua jenis data yang akan menunjang kevalidtan data yang telah dikumpulkan yaitu dengan menggunakan:

a. Analisis pendahuluan

Sistematika analisis ini peneliti menggunakan statistik deskriprif yang berfungsi untuk mengolah dan menyajikan karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, mencari titik tengah, mencari presentase, dan menyajikan data yang menarik, dan mudah dibaca (Suharsimi Arikunto, dkk, 2008; 131).

Analisis pengamatan aktivitas siswa

Untuk menganalisis data aktivitas siswa yang diamati digunakan teknik prosentase (%), yakni banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikalikan 100. (Trianto, 2011; 63)

Presentase respon siswa =

(40)

b. Analisis lanjut

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa dengan membagi jumlah peserta didik tersebut, sehingga diperoleh nilai rata-rata. Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus berikut ini

X=

Keterangan :

x= jumlah nilai keseluruhan siswa ∑N= jumlah nilai

X= nilai rata-rata

Peneliti mencari nilai rata-rata untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dengan membandingkan antara skor setiap siklus sesuai KKM yang telah ditentukan sekolah sebesar 70. Maka presentase klasikal yang dicapai dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

= %

Keterangan :

= rata-rata nilai kelas

F = jumlah seluruh nilai siswa

(41)

I.

Sistematika Penulisan

Sistematika hasil laporan penelitian tindakan (PTK) kelas ini disusun berdasarkan format penulisan skripsi sebagai berikut yaitu:

BAB I :Pendahuluan

Bagian pendahuluan ini memuat beberapa bagian ; latar belakang masalah, rumusan masala, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat/kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II :Landasan teori

Dalam landasan teori ini akan memuat beberapa dua kajian utama yaitu:

1. Kajian teori

Pemaparan tentang teori-teori kajian yang berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi khulafaurrasyidin dengan model jurisprudential inquiry siswa kelas VII SMP N 2 tengaran tahun pelajaran 2017/2018.

2. Kajian pustaka

Pemaparan dari hasil penelitian terdahulu yang relevan. BAB III : Pelaksanaan penelitian

(42)

pembahasan yaitu sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan data, dan refleksi.

BAB IV :Hasil penelitian dan pembahasan

Hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan penelitian secara keseluruhan mulai dari awal sampai akhir penelitian tindakan kelas.

BAB V :Penutup

(43)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pendapatan atau perolehan sesuatu yang telah dikerjakan. Hasil yang telah dicapai baik secara individu maupun secara kelompok sering kali disebut dengan prestasi. Menurut penulis sendiri hasil merupakan proses pencapaian nilai yang telah diusahakan dan dilakukan seseorang untuk tercapainya suatu tujuan materi pembelajaran.

Belajar merupakan hal yang kompleks, dapat dilihat dari dua subjek, yaitu siswa dan guru (Abdul Majid, 2014; 106). Dari segi siswa belajar sering disebut sebagai proses, sedangkan dari segi guru, belajar dapat diamati secara tidak langsung. Artinya belajar adalah proses internal siswa yang tidak dapat diamati, tetapi dapat difahami dengan mudah oleh seorang guru. Memahami sesuatu yang baru dan memakainya dalam keidupan sehari-hari juga sering disebut dengan belajar.

(44)

Hasil belajar merupakan suatu rangkaian untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran baik didalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Hasil yang telah miliki oleh seorang pelajar tersebut kemudian dapat dicapai atau dihasilkan oleh peserta didik selama dilakukan dengan sungguh-sungguh.

2. Teori Belajar

Anak dilahirkan dengan keunikan-keunikan tersendiri, yaitu seperti dalam bentuk tangisan atau gerakan tertentu (Abdul Majid; 2014, 110). Hal tersebut menunjukkan bahwasannya ketika seorang anak dilahirkan ia telah memiliki potensi untuk berkembang. Perkembangan-perkembangan yang dimiliki oleh tiap anak tentu saja berbeda satu dengan anak lainnya.

Terdapat dua perbedaan pendapat tentang perkembangan yang dimiliki oleh seorang anak yaitu sebagai berikut;

a. J.J. Rousseau, ahli pendidikan bangsa Prancis berpendapat bahwa segala sesuatu itu baik (berasal dari tangan Tuhan), tetapi akan menjadi rusak karena tangan manusia. Rousseau percaya bahwa anak harus belajar dari pengalaman langsung. Jadi intervensi maupun campur tangan pendidikan tidak terlalu mendominasi.

(45)

menulis kertas tersebut. Jadi aspek di lingkungan lebih banyak mempengaruhi perkembangan anak menjadi individu yang dewasa. Sedangkan menurut penulis perkembangan anak adalah perpaduan antara keduannya, yaitu antara pembawaan dan lingkungan. hal tersebut sesuai dengan aliran Konvergensi dengan tokoh William Stern. Pandangan tori ini diperbarui oleh Havighurst dengan teorinya tentang tugas-tugas perkembangan (developmental tasks). Tugas-tugas perkembangan yang dimaksud adalah tugas yang dipenuhi oleh setiap anak.

Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang memiliki keunikan sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak memiliki perdedaan yang beraneka ragam, implementasinya sebagai berikut ini:

1) Anak diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhannya.

2) Disediakan pembelajaran pilihan yang sesuai dengan minat anak. 3) Kurikulum menyediakan bahan ajar yang akademik disamping

kejuruan.

4) Kurikulum memuat tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai atau sikap, dan keterampilan.

Implikasi lain dari pengetahuan anak terhadap proses pembelajaran (actual curriculum) sebagai berikut:

(46)

3) Strategi belajar mengajar sesuai dengan taraf perkembangan anak. 4) Media yang digunakan menarik minat anak.

5) Sistem evaluasi berpadu dalam kesinambuangan dan menyeluruh. Psikologi belajar merupakan cabang ilmu yang mempelajari bagaimana individu belajar. mengetahui tentang psikologi atau teori belajar adalah tugas pokok para pendidik dalam membelajarkan anak. Teori psikologi belajar yang berkembang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga teori yaitu: teori daya atau disiplin mental (Faculty Theory), teori behaviorisme, teori organismik atau (Gestalt Fild) (Abdul Majid; 2014, 113).

a. Teori daya (Faculty Theory)

Menurut teori ini anak dilahirkan dengan potensi dan daya tertentu dimana masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Misalnya daya berfikir pada anak yang sering dilatih dengan pelajaran berhitug/matematika, daya ingat dilatih dengan hafalan. Maka pengertian mengajar menurut teori ini adalah melatih peserta didik dalam daya tertentu, melalui hafalan dan latihan.

b. Teori behaviorisme

Menurut teori ini kehidupan tunduk kepada hukum stimulus-respons atau aksi-reaksi. Belajar merupakan upaya untuk membentuk hubungan stimulus-respons. Dalam buku yang berjudul belajar dan pembelajaran karya Abdul Majid menyebutkan bahwasannya,

(47)

1) Law of Readiness (kesiapan); bahwa hubungan stimulus-respons dapat dengan mudah terbentuk jika kesiapan bertindak timbul, karena penyesuaian diri dari alam sekitarnya, yang akan memberi kepuasan. Apabila tidak memenuhi kesiapan bertindak, maka tidak akan memberikan kepuasan.

2) Law of Exercise (pengulangan); bahwa hubungan stimulus-respons dapat dengan mudah terbentuk jika sering dilatih atau diulang-ulang. Suatu hubungan menjadi kuat apabila sering berlatih dan hubungan menjadi lemah dan hilang, apabila kurang atau tidak ada latihan.

3) Law of Effect (akibat); bahwa hubungan stimulus-respons dapat dengan mudah terbentuk jika terdapat akibat yang menyenangkan. Kelakuan yang dilakukan dengan pengalaman memuaskan cenderung ingin diulangi, sedangkan yang tidak mendatangkan kepuasan cenderung ingin dilupakan.

Belajar pada dasarnya merupakan hubungan stimulus-respons. Belajar merupakan upaya untuk membentuk hubungan stimulus-respons sebanyak-banyaknya.

c. Teori organismik atau (Gestalt Fild)

Menurut teori ini manusia adalah makhluk organisme yang selalu melakukan hubungan timbul-balik dengan lingkungan secara menyeluruh, melalui stimulus-respons. Stimulus diseleksi menurut tujuannya, individu melakukan interaksi dengannya, dan menjadi perbuatan belajar yang akan di lakukan oleh para siswa.

(48)

1) Belajar berdasarkan keseluruhan

Siswa mempelajari bahan pelajaran secara keseluruhan, dan dihubungkan satu dengan yang lain secara terpadu. Pelajaran yang diberikan kepada siswa bersumber pada suatu masalah yang harus mereka pecahkan.

2) Belajar dengan pembentukan kepribadian

Manusia selalu memiliki keseimbangan lahir dan batin antara pengetahuan dan sikapnya, serta diikuti dengan keterampilannya. Seluruh kepribadiannya diharapkan utuh melalui program pengajaran yang terpadu.

3) Belajar berkat pemahaman

Belajar adalah proses pemahaman, yang mengandung makna penguasaan pengetahuan. Pemahaman adalah kemudahan dalam menemukan suatu pemecahan masalah. Kesimpulan didapatkan dengan menghubungkan bagian pengetahuan.

4) Belajar berdasarkan pengalaman

Proses belajar adalah bekerja, memahami, dan mengalami. Siswa mengolah bahan melalui diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, demonstrasi, survei lapangan, karyawisata, atau belajar membaca di perpustakaan. Sehingga mereka dapat aktif didalam kelas. 5) Belajar adalah suatu proses perkembangan

(49)

anak merupakan hasil lingkungan, dan perkembangan anak merupakan hasil keduannya.

6) Belajar adalah proses berkelanjutan

Belajar adalah proses yang dilakukan sepanjang masa, meskipun telah tua manusia tidak pernah berhenti belajar. kegiatan interaksi tiap individu dengan lingkungan dilakukan sejak lahir sampai meninggal, sebab belajar merupakan proses kesinambungan. B. Model Jurisprudential Inquiry

1. Pengertian Model Jurisprudential Inquiry

Pendidik dalam menggunakan model pendekatan disuatu proses pembelajaran haruslah mengedepankan keunggulan, pengembangannya harus mengupayakan pencapaian sasaran suatu pembelajaran, namun secara praktis perbedaannya haruslah disesuaikan dengan kemampuan aspek dan keterbatasan kondisi para siswa (Kastolani, 2014; 203).

Pembelajaran jurisprudential inquiry dipelopori olehDonal Oliver dan James P. Shaver, dimana pada model ini disesuaikan dengan pemahaman masyarakat yang setiap orang memiliki perbadaan pandangan satu sama lain, dan nilai sosial yang saling berkonfrontasi satu sama lain. Model ini merupakan model pembelajaran untuk memecahkan masalah secara kompleks dan kontroversial di dalam konteks aturan sosial yang produktif dibutuhkan warga negara (Hamzah, 2014; 30).

(50)

(Kastolani, 2014; 205). Model ini dipandang sebagai salah satu model pembelajaran yang modern dan dapat digunakan dalam berbagai jenjang pendidikan. Pendidik haruslah dapat memfasilitasi siswa untuk membangun konsep baru dimana konsep lama menjadi acuan. Salah satu model tepat untuk memenuhinya adalah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry.

Model jurisprudential inquiry adalah model pembelajaran yang membantu siswa belajar berfikir secara sistematis tentang isu-isu yang terjadi di masyarakat. (Hamzah, 2014; 33). Pendidik memiliki peran sebagai fasilitator, memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk berfikir aktif, dengan mendorong siswa untuk mengolah data dan informasi, selain itu guru menghadapkan peserta didik dengan suatu permasalahan.

2. Langkah-langkah Model Jurisprudential Inquiry

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam model pembelajaran jurisprudential inquiry yaitu:

a. Langkah pertama, adalah orientation, siswa mengidentifikasi masalah, dengan pengarahan dari guru terutama yang berkaitan dengan situasi kehidupan sehari-hari. Dalam tahap ini pendidik memperkenalkan kepada siswa dengan mendiskusikan kejadian di kehidupan sekitar. b. Langkah kedua, hypothesis, tahap ini siswa mensintesis fakta, setelah

(51)

c. Langkah ketiga, definition, tiap kelompok maju kedepan untuk menentukan kelompok mana yang presentasi duluan. Dalam tahap ini siswa diminta untuk mengambil sikap atau pendapat dan menyatakan pendapat mereka.

d. Langkah keempat, exploration, dalam tahap ini siswa diuji dapat konsisten dalam mempertahankan pendapat, mereka dituntut dapat mengajukan argumentasi logis dan rasional.

e. Langkah kelima, evidencing, dalam tahap ini merupakan penentuan ulang akan pendapat mereka, siswa konsisten (bertahan) atau berubah (tidak konsisten), tergantung dari hasil argumentasi pada tahab keempat.

f. Langkah keenam generalization, pengambilan kesimpulan.

Kunci utama keberhasilan model ini adalah melalui dialog socrates (debat konfrontatif. Menurut Hamzah langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi:

1) Orientasi terhadap kasus. 2) Mengidentifikasi isu. 3) Pengambilan posisi.

4) Menggali argumentasi untuk mendukung posisi atau sikap yang telah diambil.

(52)

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Jurisprudential Inquiry

Dalam setiap model pembelajaran yang digunakan maupun yang dipilih oleh pendidik tentunya terdapat suatu kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model jurisprudential inquiry yaitu sebagai berikut ini;

a. Memotivasi siswa untuk dapat aktif didalam kelas, menganalisis sebuah masalah dan mereka dituntut untuk tidak mudah dalam menentukan kesimpulan tanpa suatu dasar.

b. Model jurisprudential inquiry merupakan model pembelajaran yang mudah untuk dilakukan maupun dikembangkan.

c. Menambahkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas kepada tiap peserta didik.

d. Mengajarkan siswa untuk dapat terbuka dan menghargai suatu perbedaan pendapat yang dikemukakan oleh siswa lain.

e. Mendorong siswa untuk dapat berdebat aktif dengan memberikan argumen yang logis dan rasional, sehingga dapat meningkatkkan kemampuan verbal siswa.

Kekurangan model jurisprudential inquiry yaitu sebagai berikut ini;

(53)

b. Membutuhkan implementasi yang sedikit cukup lama karena proses pembelajaran peserta didik sebelumnya tidak atau kurang memberikan keaktifan pada siswa.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan (tarbiyah), pengambilan kata tarbiyah berasal dari kata rabb, sehingga diartikan bahwa mendidik anak artinya memperhatikannya dengan baik, mengajari sampai bisa dan akhirnya menyapihnya. Menurut Marimba pendidikan merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Ahmad Tafsir,2001; 25).

ِنيِِّدلا ِم ْوَي ِكِلاَم

Artinya:”Yang menguasai hari pembalasan.”(Qs. al-Fatihah: 4).

َنوُعَجْرُ ي ِهْيَلِإَو اًهْرَكَو اًعْوَط ِضْرلأاَو ِتاَواَمهسلا ِفِ ْنَم َمَلْسَأ ُهَلَو َنوُغْ بَ ي ِهللَّا ِنيِد َرْ يَغَ فَأ

Artinya: “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (Qs. al-Imran: 83).

(54)

Ajaran Islam bukan hanya merupakan rahmat dan kasih sayang yang diperuntukkan bagi orang Islam saja, melainkan juga diperuntukkan bagi orang non-Islam. Kata Islam dalam “pendidikan Islam” menunjukkan

bahwa pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang Islami, yaitu pendidikan yang berdasarkan Islam.

Jadi pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkanajaran Islam dari sumbernya yaitu al-Qur‟an dan hadis. Menurut A. Tafsir (Abdul Majid,2014; 12) pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar dapat berkembang secara maksimal sesuai ajaran agama Islam.

Dasar pendidikan dalam ajaran Islam adalah al-Qur‟an, as-Sunnah (hukum tertulis), dan hasil pemikiran manusia (Zainuddin,2016; 41). Menurut Suwaid dalam buku Pendidikan Agama Islam memiliki tiga kata dasar yaitu: dari kata rabaa-yarbuu (bertambah dan berkembang), rabaa-yarbii (tumbuh dan mekar), (rabba-yarubbu) memperbaiki dan mengurus suatu pekerjaan (Ahmad Taufiq, Muhammad Rohmadi,2016; 218).

(55)

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Tujuan pendidikan islam sangat universal dan mendalam.

a) Dekatkan diri dengan Allah, yang mewujudnya adalah kemampuan dan dengan kesadaran diri melaksanakan ibadah wajib dan sunnah. b) Menggali dan mengembangkan potensi atau fitrah manusia.

c) Mewujudkan profesionalis manusia untuk mengemban tugas keduniaan dengan sebaik-baiknya.

d) Membentuk manusia yang berakhaklak mulia, suci jiwanya, dari kerendahan budi dan sifat-sifat tercela

e) Mengembangkan sifat-sifat manusia yang utama, sehingga menjadi manusia yang manusiawi.

(56)

Islam adalah agama samawi (langit) yang diturunkan oleh Allah SWT yang ajarannya terdapat didalam kitap suci al-qur‟an dan as-sunnah. Kata Islam sendiri barasal dari kata aslama, yuslimu, Islam, yang berarti: 1) Melepaskan diri dari segala macam penyakit.

2) Kedamaian dan keamanan. 3) Ketaatan dan kepatuhan.

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N

Pembelajaran pendidikan agama Islam pada jenjang SMP telah tercantum dengan jelas dalam standar kompetensi pendidikan agama Islam kurikulum 2004, Departemen Pendidikan Nasional.

a. Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMP

Pendidikan agama Islam di SMP bertujuan untuk dapat menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam keimanan, dan ketakwaan kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan melanjutkan pada jenjang pendidikannya (Departemen Pendidikan Nasional, 2003; 9).

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam di SMP

Pendidikan agama Islam di SMP berfungsi untuk;

(57)

2) Pengembangan, keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan keluarga dan lingkungan.

3) Penyesuaian mental, peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui pendidikan agama Islam.

4) Perbaikan kesalahan, kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan.

5) Pencegahan, dalam hal negatif budaya asing yang akan meeka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

6) Pengajaran, ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan non nyata/ghaib).

(58)

c. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP

Ruang lingkup Pendidikan agama Islam di SMP sebagai berikut ini;

1) Hubungan manusia dengan Allah SWT

2) Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan

3) Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan. Ruang lingkup dalam bahan pelajaran pendidikan agama Islam si SMP berfokus pada aspek;

a) Keimanan

b) Al-Qur‟an dan al-Hadis c) Akhlak

d) Fikih/ibadah e) Tarikh.

3. Kompetensi Pendidikan Agama Islam SMP

Berdasarkan pada jenjang kurikulum 2013 kementrian pendidikan dan kebudayaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs). (Muhammad Ahsan dkk, 2017; 127).

a. Kompetensi Inti (KI)

KI.2 Menghargai, menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

(59)

KI.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang

tampak mata.

KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyajikan, dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan

sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

b. Kompetensi Dasar (KD)

1) Menghayati perjuangan dan kepribadian Al-Khulafaur

Ar-Rosyidµn sebagai penerus perjuangan Nabi Muhammad saw.

dalam menegakkan risalah Allah Swt.

2) Meneladani perilaku terpuji Al-Khulafaur Ar-Rosyidµn.

3) Memahami sejarah perjuangan dan kepribadian Al-Khulafaur

Ar-Rosyidµn.

4) Menyajikan strategi perjuangan dan kepribadian Al-Khulafaur

(60)

c. Tujuan Pembelajaran SMP Peserta didik mampu:

1) Menyebutkan sikap terpuji yang dimiliki oleh al-Khulafaur

Ar-Rosyidµn.

2) Menjelaskan sikap terpuji yang dimiliki oleh Al-Khulafaur

Ar-Rosyidµn.

3) Menunjukkan contoh sikap terpuji Al-Khulafaur Ar-Rosyidµn.

4) Menampilkan contoh sikap terpuji Al-Khulafaur Ar-Rosyidµn. 5) Menunjukkan contoh perilaku meneladani sikap terpuji

Al-Khulafaur Ar-Rosyidµn.

6) menampilkan contoh perilaku meneladani sikap terpuji Al-Khulafaur Ar-Rosyidµn.

4. Materi Al-Khulafaur Ar-Rosyidµn

Khulafaurrashidin (al-Khulafa ar-Rasyidun) adalah pemimpin yang diberikan petunjuk Allah SWT (Muhammad Ahsan dkk, 2017; 175). Mereka terdiri dari empat orang yaitu Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, „Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib. Kesemuanya memiliki akhlak mulia yang selalu meneladani akhlak Rasulullah saw. kepedulian mereka terhadap orang lain, membuat mereka menjadi pribadi yang dicintai oleh rakyat.

(61)

Kehebatan dan kepiawaain mereka sebagai teladan dalam kepimpinan untuk membangun peradaban Islam yang lebih maju. Pada era sekarang ini belum terdapat pemimpin yang dapat menyamainya dalam menghasilkan bangunan peradaban yang disandingkan dengan mereka. beberapa kriteria penting Khulafaurrashidin (al-Khulafa ar-Rasyidun) sebagai berikut; a. Abu Bakar as-Siddiq

Abu Bakar as-Siddiq, mendapatkan gelar as-Siddiq yang berarti benar setelah masuk Islam. Lahir pada tahun 573 M di sebuah keluarga terhormat di Mekkah setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. nama aslainya adalah Abdullah ibn Abu Kuhafah. Sahabat Nabi yang termasuk as-Sabiqun al-awaalun, yaitu orang yang pertama masuk Islam.

Abu Bakar as-Siddiq selau memberikan contoh yang baik dan selalu mengorbankan jiwa dan raganya hanya untuk kejayaan Islam. Selain itu beliau juga selalu dicaci-maki oleh musuh-musuhnya karena mengikuti agama Islam. Akan tetapi, Abu Bakar as-Siddiq tetap saja setia bahkan ketika Rasulullah saw hijrah, ia tetap setia disampingnya, meski dengan rintangan yang berat. Beberapa program yang terkenal dimasa kejayaan Abu Bakar as-Siddiq adalah:

(62)

b. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza atau sering disebut dengan Umar bin Khattab adalah seorang sahabat Nabi Muhammad saw, yang dikenal seebagai Khalifah kedua setelah Abu Bakar as-Siddiq. Beliau merupakan sosok yang pemberani sehingga dijuluki dengan singa padang pasir, juga sering ditakuti oleh para musuh-musuhnya.

Ketika menjadi seorang pemimpin ia selalu mendahulukan kepentingan orang banyak dari pada mendahulukan kepentingan pribadinya. Prinsipnya adalah lebih baik tidak makan dan tidur dilantai dari pada makan enak dan tidur diistana sementara rakyatnya menderita. Meskipun dikenal keras kepala, tetapi Umar bin Khattab berhati lembut.

c. „Usman bin Affan

„Usman bin Affan adalah seorang sahabat Nabi termasuk

Khulafaurrashidin (al-Khulafa ar-Rasyidun) ke-3 setelah Umar bin Khattab. Dikenal sebagai pedagang kaya raya dan pembisnis yang handal namun sangat dermawan. Mendapat julukan zunnurain yang berarti “pemilik dan cahaya”, dikarenakan menikahi putri kedua dan ketiga Rasulullah, yaitu Ruqayah dan Ummu Kulsum.

(63)

yahudi, lalu di wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Selain itu Usman bin Affan juga memberikan bantuan untuk memperluas masjid Madinah dan membeli tanah disekitarnya. Pada masa Abu Bakar as-Siddiq, Ia memberi gandum untuk membantu kaum miskin yang menderita musim kering.

d. Ali bin Abi Talib

Ali bin Abi Talib mempunyai nama asli Haydar (singa) bin Abu Talib, adalah seorang pemeluk Islam pertama dari keluarga Nabi. Ia adalah seorang sepupu dan menantu-Nya setelah menikah dengan Fatimah. Ali bin Abi Talib dilahirkan dari pasangan Fatimah binti Asad dan Abu Talib. Nabi Muhammad saw bersama Khadijah, mengasuh Ali dan mengangkatnya sebagai anak. Jadi sejak kecil Ali bin Abi Talib telah bersama dengan Rasulullah, dan Ia juga belajar langsung dari-Nya.

(64)

D. Kajian Pustaka

Penelitian ini dikaji penulis dengan menggunakan beberapa penyajian penelitian terdahulu, diantaranya:

Pertama, peningkatan prestasi belajar mata pelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VI madrasah ibtidaiyah asyyafi‟iyah Jatirejo Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang yang ditulis oleh Umi Sholikah program studi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016/2017. Penelitian ini menggunakan metode jigsaw materi berperilaku terpuji. Maka presentase rata-rata 85% dari hasil KKM 75 yang diperoleh dari meningkatnya yang dimiliki siswa dari siklus I dan II.

Kedua, peningkatan prestasi belajar mata pelajaran bahasa Arab pada siswa kelas IV MI Al Islam Banding Bringin Semarang yang ditulis oleh Umi Soimatun program studi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016/2017. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran cooperative script materi unwan. Maka presentase rata-rata 85% dari hasil KKM 70 yang diperoleh dari meningkatnya yang dimiliki siswa dari siklus I dan II.

(65)
(66)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP N 2 Tengaran 1. Profil SMP N 2 Tengaran

a. Identitas

Nama : SMP NEGERI 2 TENGARAN

No. Identitas Sekolah : 201032202087

NPSN : 203202261

NPWP : 0.148.727.1.505

Telepon/HP/Fax : (0298) 312273

Email : smpn2tengaran@yahoo.co.id b. Alamat lembaga

Jalan : Jl. Raya Salatiga-Solo Km.7 Tengaran

Provinsi : Jawa tengah

Kabupaten : Semarang

Kecamatan : Tengaran

Desa : Tengaran

Kode Pos : 150775

Daerah : Kota

c. Informasi dokumen dan perijinan Tahun Berdiri : 1986

(67)

Status Akreditasi : A (Istimewa) Tahun Akreditasi : 2012

No. SK Akreditasi : 800.248.2012 d. Informasi KKM

Status dalam KKM : Hak Milik Pemda Kab. Semarang Komite Sekolah : Bp. Dhofari Spd. Mpd

e. Data Kepala Sekolah

Nama : Waluya, S.Pd. M.Pd.

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : S2

3. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yag terdapat di SMP N 2 Tengaran adalah sebagaimana berikut ini:

a. Tanah

Luas Tanah : 15.816 m2

b. Sarana pendukung kegiatan belajar mengajar

Ruang Kelas : 27

Ruang kepala sekolah : 1

Ruang guru : 1

Ruang UKS : 1

(68)

4. Visi dan Misi

SMP N 2 Tengaran sebagai lembaga pendidikan sekolah menengah pertama memiliki kunci sukses untuk mencapai segala tujuan sekolah tersebut yaitu dengan (comitmen/ tanggung jawab), (strategi/ kiat, (care/ peduli), (continue/ berkelanjutan), dan (pray/ do‟a). Visi (Tujuan Jangka Panjang) : “Terwujudnya Insan Yang Beriman, Berkualitas, Terampil dan Berbudaya”

SMP N 2 Tengaran dalam menyelenggarakan pendidikan juga memiliki Misi (Tujuan Jangka pendek). Adapun misinya adalah sebagaimana berikut ini:

a. Mewujudkan mental imtaq masyarakat sekolah yang berkelanjutan. b. Mewujudkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan bimbingan

secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

c. Mewujudkan tersedianya wahana pembinaan dan penyelenggaraan olah raga secara berencana dan berkesinambungan.

d. Mewujudkan tersedianya wahana dan penyelenggaraan pembinaan seni budaya yang Pemenuhan.

5. Tenaga Pendidik

Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMP N 2 Tengaran Tabel 3.1 Daftar Kepala dan Wakil Kepala

(69)

No. Jabatan Nama

Jenis

Kelamin Usia Pendidikan

Akhir Usia

Sekolah Sapto Kusumo, S.Pd.

No. Tingkat Pendidikan

Jumlah dan Status Guru

Jumlah

6. Sejarah Singkat SMP N 2 Tengaran

(70)

dikarenakan adanya tuntutan dan keinginan dari masyarakat sekitar akan adanya lebaga pendidikan disekitar mereka yang jauh lebih dekat dari tempat tinggal mereka. namun pada kala itu jumlah peserta didik sekolah ini masih sangat sedikit jumlahnya dan belum mendapatkan akreditas, seiring berjalannya waktu sekolah ini menjadi salah satu sekolah rujukan terbaik di SMP N Tengaran.

Pasar kembangsari yang berada di depan langsung sekolah SMP N 2 Tengaran ini menjadi sanksi berkembangnya dan berjayanya sekolahan ini. Keseriusan dan kedisiplinan yang tinggi menjadikan SMP N 2 Tengaran tetap eksis terhadap perkembangan dunia tegnologi pada saat ini, selain itu SMP N ini memiliki 5 kunci sukses yaitu:

a. Comitmen/ tanggung jawab

Seluruh warga sekolah ( Kepala Sekolah, Komite, Guru, Orangtua Siswa, dan Murid, menentukan tujuan.

Tujuan yang hendak dicapai sama b. Strategi/ kiat

Kepala Sekolah memfasilitasi kegiatan guru untuk :

1) Analisis terhadap hasil UN dan US tahun yang lalu 2) Analisis terhadap kebutuhan sarana pembelajaran di kelas

3) Analisis terhadap kemampuan guru dalam membuat soal yang standar (baku)

4) Analisis terhadap kedisiplinan siswa dalam melaksanakan tata tertib

(71)

c. Care/ peduli

Seluruh warga sekolah diharapkan peduli terhadap tujuan yang telah disepakati

d. Continue/ berkelanjutan

Strategi dilaksanakan terus menerus e. Pray/ do‟a

Manusia hanya bisa berusaha, Tuhanlah penentu segalanya B. SUBYEK, TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Subyek Penelitian

Subyek yang diteliti adalah siswa kelas VII SMP N 2 Tengaran yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan yang pada tahun 2018 telah tercatat sebagai siswa kelas VII SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang. Adapun nama-nama siswa yang menjadi subyek penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Daftar Absen Peserta Didik SMP N 2 Tengaran No Nama Peserta Didik Jenis Kelamin

1. Achmad Sochibul Badri Laki-Laki

2. Adhit Destianto Laki-Laki

3. Afrian Ernest Agusti Laki-Laki 4. Ahmad Shaiful Sukron Laki-Laki 5. Ajeng Sekar Tanjung Perempuan 6. Alfian Dwi Nurcahyanto Laki-Laki 7. Andika Bayu Prasetia Laki-Laki

8. Anif Nur Faiza Laki-Laki

9. Arruza Filar Ilham Laki-Laki

10. Awang Syela Farnanda Perempuan

11. Devi Fitriana Perempuan

(72)

14. Fatiyya Aulia Ramadhanni Perempuan 15. Juni Aditya Saputra Laki-Laki

16. Laga Satriatama Laki-Laki

17. Leny Putri Ramadhani Perempuan 18. Muhammad Rifard Bilhaq Laki-Laki 19. Najwa Syahria Apriani Perempuan

20. Nu‟im Nahzdil Falah Laki-Laki

21. Nur Ana Nadzirum Perempuan

22. Putri Andini Kurniawati Perempuan

23. Rina Oktaffiya Perempuan

24. Rizki Dwi Wicaksono Laki-Laki 25. Seluna Putri Ashara Perempuan 26. Septi Puspita Nugraheni Perempuan

27. Slamet Riyanto Laki-Laki

28. Ulya Isna Choirunnisa Perempuan 29. Yolan Ani Fatika Sari Perempuan

30. Yulia Dwi Erviana Perempuan

31.

2. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan hasil belajar pendidikan agama Islam materi khulafaurrasyidin menggunakan model jurisprudential inquiry siswa kelas VII SMP N 2 Tengaran tahun pelajaran 2017/2018.”

3. Waktu Penelitian

(73)

a. Kegiatan Siklus I, dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret 2018. b. Kegiatan Siklus II, dilaksanakan pada hari Senin, 07 mei 2018. C. DESKRIPSI PELAKSANAAN PENELITIAN

SMP N 2 Tengaran merupakan sekolah yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Dengan subyek yang akan di observasi adalah kelas VII yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan. Fokus penelitian peneliti adalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) semester II dengan kurikulum berbasis K-13 pada materi materi khulafaurroshidin.

Pada tahab ini peneliti akan memaparkan kondisi pembelajaran siswa kelas VII SMP N 2 Tengaran, dimana peneliti menggunakan metode yang berbeda dengan apa yang telah di lakukan oleh pendidik kelas. Metode pembelajaran yang digunakan peneliti akan di jelaskan dengan diujicobakan secara langsung kepada para siswa untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan mereka dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Gambar

Gambar 1.1 Siklus PTK Menurut Arikunto.............................................     15
Gambar 1.1 Siklus Dalam PTK
Tabel 3.2 Daftar Pendidik
Tabel 3.3 Daftar Absen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program Studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik dan atau profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta

Proses menuntut ilmu, tidak selalu mudah namun pasti akan mengalami hal-hal yang sukar untuk diselesaikan. Oleh karena itu keberadaan guru disini sebagai

Penelitian ini mengusulkan model pendugaan ketenggelaman TRV dengan metode yang lebih sederhana dari model-model yang sudah ada sebelumnya yaitu dengan parameter kadar

Hal ini dikarenakan perubahan nilai tanah di beberapa tempat pada Kecamatan Pedurungan dikarenakan perubahan penggunaan lahan, aksesbilitas yang mendukung pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses mediasi dalam penyelesaian sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Purwokerto, masalah sengketa ekonomi syariah

Menurut paham Ekonomi : “Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat dihimpun dana besar yang dapat digunakan untuk membiayai

Jobdiscribtion : Pemilik saham terbesar, sebagai dewan Pengawasan dan Evaluasi seluruh rumah makan PTM. Serta menjadi atasan para pimpinan RM PTM setiap cabang

Tahapan reduksi dilakukan untuk menelaah secara keseluruhan data yang dihimpun dari lapangan, yaitu mengenai pengembangan model pendidikan karakter di SD IT Al Akhyar