• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROPORSI TEPUNG KEDELAI HITAM DAN SUHU PEMANGGANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PENYERAPAN KADMIUM PADA BISKUIT KEDELAI HITAM EFFECT BLACK SOYBEAN FLOUR PROPORTION AND BAKING TEMPERATURE ON CADMIUM ADSORPTION ABILITY OF BLACK SOYBEAN BISCUITS PRODUCT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PROPORSI TEPUNG KEDELAI HITAM DAN SUHU PEMANGGANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PENYERAPAN KADMIUM PADA BISKUIT KEDELAI HITAM EFFECT BLACK SOYBEAN FLOUR PROPORTION AND BAKING TEMPERATURE ON CADMIUM ADSORPTION ABILITY OF BLACK SOYBEAN BISCUITS PRODUCT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROPORSI TEPUNG KEDELAI HITAM DAN SUHU

PEMANGGANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PENYERAPAN

KADMIUM PADA

BISKUIT KEDELAI HITAM

EFFECT BLACK SOYBEAN FLOUR PROPORTION

AND BAKING

TEMPERATURE ON CADMIUM ADSORPTION ABILITY OF

BLACK SOYBEAN BISCUITS PRODUCT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagaian dari syarat-syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

Oleh :

Vincentia Prita Enggar Nindyaseptika 08.70.0149

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

(2)

PENGARUH PROPORSI TEPUNG KEDELAI HITAM DAN SUHU

PEMANGGANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PENYERAPAN

KADMIUM PADA

BISKUIT KEDELAI HITAM

EFFECT BLACK SOYBEAN FLOUR PROPORTION

AND BAKING

TEMPERATURE ON CADMIUM ADSORPTION ABILITY OF

BLACK SOYBEAN BISCUITS PRODUCT

Oleh :

Vincentia Prita Enggar Nindyaseptika NIM : 08.70.0149

Program Studi : Teknologi Pangan

Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan

dihadapan sidang penguji pada tanggal : 11 September 2012

Semarang, September 2012

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata

Pembimbing I Dekan

Prof. Dr. Ir. Budi Widianarko, MSc. Ita Sulistyawati, STP., M.Sc.

Pembimbing II

(3)

RINGKASAN

Kedelai hitam (Glycine soja) mengandung serat pangan yang tinggi, sehingga memiliki potensi dalam detoksifikasi logam berat kadmium. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tepung kedelai hitam memiliki kemampuan penyerapan kadmium yang tinggi baik pada fraksi soluble dan fraksi insoluble. Tepung kedelai hitam dapat dimanfaatkan sebagai media detoksifikasi logam berat karena kandungan serat yang tinggi. Oleh karena itu pengembangan tepung kedelai hitam menjadi produk pangan seperti biskuit diharapkan dapat menambah keragaman produk pangan yang bernilai fungsional. Adanya proses pengolahan dapat menyebabkan kandungan serat pangan pada kedelai hitam mengalami perubahan, sehingga akan mempengaruhi kemampuannya dalam mengikat kadmium. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi tepung kedelai hitam dan suhu pemanggangan biskuit terhadap kemampuan serat dalam penyerapan kadmium. Pada penelitian ini dilakukan substitusi tepung terigu dengan tepung kedelai hitam pada konsentrasi: 10%, 15%, dan 20% pada pembuatan biskuit. Selanjutnya adonan biskuit dipanggang pada suhu yang berbeda, yaitu 160oC, 170oC, dan 180oC selama 17 menit. Sampel dengan berbagai perlakuan dibandingkan dengan sampel kontrol yang menggunakan 100% tepung terigu. Sampel kemudian diuji penyerapan kadmium dan kadar serat pangan. Hasil pengukuran tersebut dianalisa dengan uji statistik parametrik Two Way Anova dan dilanjutkan dengan pengujian posterior dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan proporsi tepung kedelai hitam dan suhu pemanggangan akan meningkatkan kemampuan penyerapan kadmium dan kandungan serat pangan baik pada fraksi

(4)

ii

SUMMARY

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan

berkat dan penyertaan-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PENGARUH PROPORSI TEPUNG KEDELAI HITAM DAN SUHU

PEMANGGANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PENYERAPAN KADMIUM

PADA BISKUIT KEDELAI HITAM ini guna memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian.

Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tentunya

tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab

itu, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan hikmat yang telah dicurahkan kepada

Penulis,

2. Ibu Ita Sulistyawati, S.TP, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Unika

Soegijapranata, yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk

melakukan skripsi ini,

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Budi Widianarko, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Inneke Hantoro, S.TP, M.Sc,selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen Wali, yang

telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing Penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini,

4. Mas Soleh selaku laboran Fakultas Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata, atas

kesabaran dan kemurahan hati dalam membantu dan membimbing Penulis selama

masa penelitian.

5. Seluruh staf dosen, laboran, dan karyawan Fakultas Teknologi Pertanian Unika

Soegijapranata yang telahmembantu dan membimbing Penulis selama masa studi di

Fakultas Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata,

6. Bapak Stefanus Reno Budi S. dan Ibu Sri Rejeki, orangtua Penulis yang telah

memberikan doa dan dukungan, baik secara moral maupun material bagi Penulis

selama menjalani masa kuliah,

7. Galang Susmana, yang tidak pernah lelah memberi semangat, bantuan, dan doa bagi

(6)

iv

8. Adven Gilang dan Visca Mahu, teman seperjuanganyang sudah bersama-sama

berjuang dengan skripsi ini,

9. Teman-teman FTP yang sudah menemani masa-masa penelitian di Laboratorium

serta memberikan “keluarga” baru bagi Penulis,

10.Teman-teman kumpulan: Om Nangki, Yudi, Gembul, Fajar, Yuda, Bagong, Sule,

Iting, Kimpul atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan serta telah

menginspirasi Penulis untuk terus berjuang,

11.Bang Bob, Koh Andre, Angger, Om Piet, Om Anton, dan semua teman-teman yang

tidak bisa disebutkan satu per satu yang selalu menginspirasi Penulis,

12.Seluruh pihak yang telah membantu penulis selama masa kuliah dan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, Penulis memohon maaf apabila laporan skripsi ini masih

terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, Penulis sangat mengharapkan berbagai saran

dan kritik dari para pembaca. Penulis berharap agar laporan skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Semarang, 11 September 2012

(7)

DAFTAR ISI

1.2.1.Kedelai Hitam dan Serat Pangan ... 3

1.2.2.Biskuit ... 8

2.3.1.Pembuatan Biskuit Kedelai Hitam ... 15

2.3.2.Penambahan Kadmium dan Pengkondisian Secara In Vitro ... 17

2.3.3.Pemisahan Fraksi Terlarut dan Tidak Terlarut ... 17

2.3.3.1. Penelitian Pendahuluan ... 17

2.3.3.2. Pembuatan Larutan Stok dan Kurva Standar Kadmium ... 18

2.3.3.3. Pengujian Penyerapan Kadmium ... 18

2.3.4.Pengujian Kandungan Serat Pangan ... 19

2.3.4.1. Uji Serat Pangan (Dietary Fiber) ... 19

2.3.4.1.1. Ekstraksi Enzim Alfa-Amilase ... 19

2.3.4.1.2. Uji Aktivitas Enzim Alfa-Amilase secara Spektrofotometri . 19 2.3.4.1.3. Penentuan Jumlah Enzim yang Digunakan ... 20

2.3.4.1.4. Uji Kandungan Total Serat Pangan (Total Dietary Fiber) .... 20

2.3.4.1.5. Uji Kandungan Serat Tidak Larut (Insoluble Dietary Fiber) 21 2.3.5.Analisa Data ... 22

3. HASIL PENELITIAN... 23

3.1. Biskuit Kedelai Hitam ... 23

(8)

vi

3.2.1. Pengujian Pendahuluan ... 23

3.2.2. Recovery Penyerapan Kadmium ... 24

3.2.3. Penyerapan Kadmium pada Berbagai Proporsi Tepung Kedelai Hitam 25 3.2.4. Penyerapan Kadmium pada Berbagai Suhu Pemanggangan ... 28

3.2.5. Proporsi Tepung Kedelai Hitam dan Suhu Pemanggangan yang Menghasilkan Penyerapan Kadmium Tertinggi ... 31

3.3. Pengujian Kandungan Serat Pangan ... 35

3.3.1. Total Serat Pangan (Total Dietary Fiber) ... 35

3.3.2. Serat Larut dan Serat Tidak Larut ... 36

3.3.3. Proporsi Tepung Kedelai Hitam dan Suhu Pemanggangan yang Menghasilkan Serat Tertinggi ... 37

3.4. Hubungan Serat Pangan dan Penyerapan Kadmium... 38

4. PEMBAHASAN ... 40

5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

6. DAFTAR PUSTAKA ... 47

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Penyerapan Kadmium (µg) pada Tepung Kedelai Hitam ... 5

Tabel 2. Persyaratan Mutu Biskuit menurut SNI 01-2973 ... 8

Tabel 3. Formulasi Biskuit ... 9

Tabel 4. Bahan Pangan Penyerap Logam Kadmium ... 12

Tabel 5. Sampel Biskuit Kedelai Hitam ... 23

Tabel 6. Berat Endapan Kering Hasil Sentrifugasi... 24

Tabel 7. Penyerapan Kadmium pada Berbagai Perlakuan Proporsi Tepung Kedelai Hitam dan Suhu Pemanggangan Biskuit ... 32

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Biskuit Kedelai Hitam ... 15

Gambar 2. Desain Percobaan ... 16

Gambar 3. Total Recovery Penyerapan Kadmium ... 25

Gambar 4. Penyerapan Kadmium pada Suhu Pemanggangan 160oC ... 26

Gambar 5. Penyerapan Kadmium pada Suhu Pemanggangan 170oC ... 27

Gambar 6. Penyerapan Kadmium pada Suhu Pemanggangan 180oC ... 28

Gambar 7. Penyerapan Kadmium pada Proporsi Tepung Kedelai Hitam 10%... 29

Gambar 8. Penyerapan Kadmium pada Proporsi Tepung Kedelai Hitam 15%... 30

Gambar 9. Penyerapan Kadmium pada Proporsi Tepung Kedelai Hitam 20% ... 31

Gambar 10. Penyerapan Kadmium Fraksi Insoluble ... 33

Gambar 11. Penyerapan Kadmium Fraksi Soluble ... 34

Gambar 12. Penyerapan Kadmium Total Fraksi ... 34

Gambar 13. Total Serat Pangan ... 35

Gambar 14. Jumlah Serat Larut dan Serat Tidak Larut ... 36

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kurva Standar Kadmium ... 51

Lampiran 2. Uji Penyerapan Logam Berat ... 52

Lampiran 3. Uji Kadar Serat Pangan ... 61

Lampiran 4. Uji Normalitas Data (Kolmogorov-Smirnov) ... 67

Lampiran 5. Uji Post Hoc Duncan... 69

Gambar

Tabel 1. Penyerapan Kadmium (µg) pada Tepung Kedelai Hitam  .........................

Referensi

Dokumen terkait

• Membimbing guru dalam menentukan tujuan pendidikan yang sesuai, berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tiap bidang pengembangan/mata pelajaran SD/mata

5) Setiap bentuk latihan harus dilakukan dalam ruang gerak  yang seluas-luasnya, yaitu dari ekstensi penuh dan kontraksi penuh 6) Selama latihan pengaturan pernafasan

Yang termasuk reaksi tipe B adalah intoleransi obat (efek tidak diinginkan yang timbul pada dosis terapi atau subterapi), reaksi idiosinkrasi (reaksi tidak

Pengetahuan prosedural matematika adalah pengetahuan mengenai langkah- langkah dalam menyelesaikan masalah matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

Iya kan bisa dilihat juga pada saat diskusi di dalam kelompok, siswa sangat antusias sekali dalam menghafal sifat-sifat bangun datar selain itu juga membuktikan sifat-sifatnya

Dalam pembudidayaan sayuran kubis, petani menghadapi kendala yang besar seperti hama dan penyakit, terutama serangan hama ulat tritip atau Plutella xylostella yang menyerang

Selain membuat alat pengkristal air laut pengujian ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk membuat garam dan laju pembentukan garam dalam 24 jam dari

Antimonoton merupakan sifat dari penambangan pola dimana apabila nilai support dari sebuah itemset berada dibawah nilai yang telah ditentukan oleh pengguna, maka