• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No.31 /05/33/Th.VIII, 05 Mei 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,45 PERSEN

9 Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2014 yang sebesar 17,72 juta orang, bertambah sekitar 249 ribu orang dibanding angkatan kerja Februari 2013 yang sebesar 17,47 juta orang dan bertambah 192 ribu juta orang jika dibanding Agustus 2013 mencapai 17,52 juta orang.

9 Jumlah penduduk yang bekerja di Jawa Tengah pada Februari 2014 sebesar 16,75 juta orang, bertambah sekitar 246 ribu orang dibanding keadaan pada Februari 2013 sebesar 16,50 juta orang dan bertambah sekitar 281 ribu orang dibandingkan Agustus 2013 mencapai 16,47 juta orang.

9 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Februari 2014 mencapai 5,45 persen, mengalami penurunan sebesar 0,06 persen poin dibanding TPT Februari 2013 dengan nilai TPT sebesar 5,51 persen dan jika dibandingkan dengan Agustus 2013 juga mengalami penurunan sebesar 0,56 persen poin dengan nilai TPT Agustus 2013sebesar 6,01 persen.

9 Setahun terakhir (Februari 2013 ― Februari 2014), sektor Pertanian, Perdagangan, Industri dan Sektor Jasa secara berurutan menjadi penampung terbesar tenaga kerja sebesar 85,80 persen pada bulan Februari 2014. Dari ke empat sektor penyumbang terbesar tersebut, sektor yang mengalami peningkatan jumlah pekerja, adalah Sektor Pertanian mengalami peningkatan jumlah pekerja sebesar 86 ribu orang (1,69 persen), Sektor Industri jumlah pekerjanya bertambah sebesar 6 ribu orang (0,17 persen), dan Sektor Jasa jumlah pekerjanya bertambah sebesar 1 ribu orang (0,06 persen).

9 Pada Februari 2014, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 5,74 juta orang (34,25 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 2,93 juta orang (17,48 persen) dan berusaha sendiri sejumlah 2,82 juta orang (16,81 persen).

9 Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2014, sebanyak 11,90 juta orang (71,05 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 1,06 juta orang (6,34 persen).

9 Jenjang pendidikan SD ke bawah pada Februari 2014 masih tetap mendominasi penduduk yang bekerja di Jawa Tengah yaitu sekitar 9,14 juta orang (54,54 persen) dan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sekitar 3,37 juta orang (20,10 persen).

(2)

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Pengangguran

Keadaan ketenagakerjaan di Jawa Tengah pada Februari 2014 menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan adanya peningkatan jumlah ankatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja, dan penurunan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 192 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebesar 249 ribu orang dibanding keadaan Februari 2013. Penduduk yang bekerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 281 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2013, dan bertambah 246 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2013). Sementara jumlah penganggur pada Februari 2014 mengalami penurunan sebesar 89 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2013, dan bertambah sebanyak 3 ribu orang jika dibanding keadaan Februari 2013.

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, Tahun 2013–2014

Jenis Kegiatan Utama Satuan

2013*) 2014**)

Februari Agustus Februari

[1] [4] [5] [6]

1. Angkatan Kerja Juta orang 17,47 17,52 17,72 Bekerja Juta orang 16,50 16,47 16,75 Pengangguran Juta orang 0,96 1,05 0,97 2. Bukan Angkatan Kerja Juta orang 7,32 7,36 7,26 3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 70,48 70,43 70,93 4. Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,51 6,01 5,45 5. Pekerja Tidak Penuh Juta orang 4,73 5,21 4,85 Setengah Penganggur Juta orang 1,90 1,49 1,28 Paruh waktu Juta orang 2,83 3,72 3,57

*)

Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014

**)

Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penmbang hasil Proyeksi Penduduk

2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Struktur lapangan pekerjaan hingga Februari 2014 tidak mengalami perubahan, dimana sektor Pertanian, Perdagangan, Industri dan Sektor Jasa Kemasyarakatan secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013, jumlah pekerja yang mengalami peningkatan pada Februari 2014 yaitu Sektor Pertanian sebanyak 86 ribu orang (1,69 persen); Sektor konstruksi sebanyak 76 ribu orang (6,16 persen), Sektor Lainnya (Sektor Pertambangan dan Penggalian dan Sektor Listrik, Gas dan Air Minum) sebanyak 59 ribu orang (59,53 persen), serta Sektor Keuangan sebanyak 52 ribu orang (17,12 persen), sedangkan Sektor Perdagangan mengalami penurunan sebanyak 36 ribu orang (0,96 persen).

(3)

Tabel 2

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2013–2014

(juta orang)

Lapangan Pekerjaan Utama 2013

*)

2014**)

Februari Agustus Februari

[1] [4] [5] [6]

Pertanian 5,10 5,17 5,19

Industri 3,31 3,10 3,31

Konstruksi 1.23 0.97 1.31

Perdagangan 3,76 3,69 3,72

Transportasi, Pergudangan dan komunikasi 0.55 0.62 0.55

Keuangan 0.31 0.31 0.36

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 2,14 2,51 2,15 Lainnya ***)

0.10 0.09 0.16

J u m l a h 16,50 16,47 16,75

*)

Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014

**)

Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penmbang hasil Proyeksi Penduduk

***)

Lapangan pekerjaan utama lainnya terdiri dari sektor Pertambangan, Listrik, Gas dan Air

3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana, kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Februari 2014 sebesar 6,35 juta orang (37,94 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 10,40 juta orang (62,06 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2013–2014

(juta orang)

Status Pekerjan Utama

2013*) 2014**)

Februari Agustus Februari

[1] [4] [5] [6]

Berusaha sendiri 2,81 2,66 2,82

Berusaha dibantu buruh tidak tetap 2,93 3,34 2,93

Berusaha dibantu buruh tetap 0,57 0,54 0,62

Buruh/Karyawan/Pegawai 5,43 5,15 5,74

Pekerja bebas 2,48 2,02 2,29

Pekerja keluarga/tak dibayar 2,29 2,76 2,36

J u m l a h 16,50 16,47 16,75

*)

Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014

**)

(4)

Dalam setahun terakhir (Februari 2013 - Februari 2014), penduduk bekerja dengan status buruh/karyawan/pegawai bertambah sebanyak 307 ribu orang (5,65 persen), dan penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap bertambah sebanyak 47 ribu orang ( 8,16 persen). Peningkatan ini menyebabkan jumlah pekerja formal bertambah sekitar 354 ribu orang dan persentase pekerja formal naik dari 35,10 persen pada Agustus 2013 menjadi 37,94 persen pada Februari 2014.

Komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas dan pekerja keluarga/tak dibayar. Dalam setahun terakhir (Februari 2013 - Februari 2014) pekerja informal berkurang sebanyak 107 ribu orang dan persentase pekerja informal berkurang dari 63,22 persen pada Februari 2013 menjadi 62,06 persen pada Februari 2014.

4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja perminggu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam ke atas per minggu dimana pada Februari 2014 jumlahnya mencapai 11,90 juta orang (71,05 persen) termasuk yang sementara tidak bekerja. Sedangkan pada Februari 2014, penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu masih terdapat sejumlah 1,06 orang (6,34 persen).

Tabel 4

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Perminggu, 2013–2014

(juta orang)

Jumlah Jam Kerja Perminggu 2013

*)

2014**)

Februari Agustus Februari

[1] [4] [5] [6] 1–7 0,25 0,36 0,26 8–14 0,74 1,02 0,80 15–24 1,66 2,13 1,77 25–34 2,08 1,69 2,02 1–34 4,73 5,21 4,85 35+ ***) 11,77 11,26 11,90 J u m l a h 16,50 16,47 16,75 *)

Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014

**)

Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penmbang hasil Proyeksi Penduduk ***) Termasuk sementara tidak bekerja

(5)

5.

Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan

Penyerapan tenaga kerja hingga pada Februari 2014 masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah sebesar 9,14 juta orang (54,54 persen) dan Sekolah Menengah Pertama sebesar 3,16 juta orang (18,84 persen). Penduduk bekerja dengan pendidikan tinggi hanya sekitar 1,09 juta orang mencakup 0,30 juta orang (1,79 persen) berpendidikan diploma dan 0,79 juta orang (4,75 persen) berpendidikan universitas.

Perbaikan kualitas tenaga kerja ditunjukkan oleh penurunan tenaga kerja berpendidikan rendah yaitu mereka yang hanya tamat sekolah dasar (SD) atau lebih rendah. Sementara tenaga kerja berpendidikan SMP atau SMA cenderung terus meningkat. Kecendrungan ini merupakan dampak dari kebijakan pemerintah di bidang pendidikan dasar dalam bentuk pembebasan biaya untuk tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Dalam periode setahun terakhir (Februari 2013 ― Februari 2014), penduduk bekerja dengan pendidikan rendah secara persentase mengalami penurunan dari 74,07 persen pada Februari 2013 menjadi 73,37 persen pada Februari 2014. Sementara penduduk bekerja berpendidikan tinggi juga mengalami penurunan dari 6,95 persen pada Februari 2013 menjadi 6,53 persen pada Februari 2014.

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013–2014

(juta orang)

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2013*) 2014**)

Februari Agustus Februari

[1] [4] [5] [6]

SD ke Bawah 9,31 9,00 9,14

Sekolah Menengah Pertama 2,91 3,22 3,16

Sekolah Menengah Atas 3,13 3,14 3,37

Diploma I/II/III dan Universitas 1,15 1,11 1,09

J u m l a h 16,50 16,47 16,75

*)

Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014

**)

(6)

Tabel 6.

TPT dan TPAK menurut Kabupaten/Kota Agustus 2011 – 2013, Jawa Tengah

Kabupaten/Kota TPT TPAK 2011 2012 2013 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01 Kab. Cilacap 6,52 7,40 6,76 71,76 65,44 66,42 02 Kab. Banyumas 4,95 5,06 5,46 70,17 65,54 64,17 03 Kab. Purbalingga 5,54 5,14 5,72 70,50 76,63 73,76 04 Kab. Banjarnegara 5,57 3,76 4,17 71,25 79,47 73,61 05 Kab. Kebumen 5,18 3,66 3,58 70,35 75,49 71,63 06 Kab. Purworejo 4,57 3,28 5,11 69,97 68,49 71,48 07 Kab. Wonosobo 5,74 5,37 5,83 72,00 76,24 69,50 08 Kab. Magelang 5,98 4,47 6,22 71,52 74,52 70,35 09 Kab. Boyolali 5,24 4,52 5,46 70,44 75,07 76,27 10 Kab. Klaten 6,21 3,66 5,38 70,03 72,22 73,10 11 Kab. Sukoharjo 5,48 5,98 5,99 70,08 68,63 68,41 12 Kab. Wonogiri 3,41 3,60 3,65 69,62 73,04 71,93 13 Kab. Karanganyar 5,51 5,79 3,82 71,10 72,62 71,46 14 Kab. Sragen 5,69 6,00 5,70 71,25 76,24 73,79 15 Kab. Grobogan 5,20 4,33 6,05 70,96 75,16 73,37 16 Kab. Blora 6,11 4,88 6,25 72,14 73,84 75,50 17 Kab. Rembang 5,92 5,80 5,98 72,26 74,88 73,23 18 Kab. P a t i 7,37 12,20 7,30 72,35 70,94 71,20 19 Kab. Kudus 6,21 5,85 8,01 69,83 75,11 73,58 20 Kab. Jepara 6,26 4,20 6,28 71,14 71,94 70,47 21 Kab. Demak 5,70 8,44 7,04 70,87 70,45 68,58 22 Kab. Semarang 6,12 4,88 3,89 70,59 77,03 74,37 23 Kab. Temanggung 5,24 3,40 4,86 72,07 77,41 76,74 24 Kab. Kendal 5,59 6,34 6,42 71,36 72,88 72,00 25 Kab. Batang 5,91 5,90 6,98 71,39 72,61 71,21 26 Kab. Pekalongan 6,12 5,07 4,75 71,08 71,64 69,66 27 Kab. Pemalang 6,33 4,82 6,55 70,25 68,36 66,82 28 Kab. Tegal 6,89 6,05 6,93 71,06 64,59 62,75 29 Kab. Brebes 6,63 8,20 9,54 69,93 64,41 73,27 71 Kota Magelang 8,28 8,71 6,80 70,60 69,46 68,93 72 Kota Surakarta 6,36 6,07 7,18 69,01 70,49 72,57 73 Kota Salatiga 6,39 6,69 6,20 67,71 68,98 68,38 74 Kota Semarang 6,92 5,82 5,96 69,61 67,91 67,75 75 Kota Pekalongan 7,29 7,44 5,28 70,41 69,49 66,64 76 Kota Tegal 7,14 8,49 9,25 70,20 63,51 71,52 Jawa Tengah 5,93 5,63 6,02 70,77 71,43 70,72

(7)

Konsep Definisi

Penduduk usia kerja

Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas.

Bekerja

Kegiatan bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi dengan menghasilkan

barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau

membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak

terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan

pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.

Pengangguran

Pengangguran meliputi penduduk yang sedang mencari pekerjaan, atau

mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan,

atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)

Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah ukuran yang menggambarkan

perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja dan dihitung

dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas dikali

100.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT)

TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100

penduduk yang masuk kategori angkatan kerja.

Pekerja Tak Penuh

Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu).

• Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja

normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau

masih bersedia menerima pekerjaan

Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja

normal ( kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau

tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak menyebutkan

sebagai pekerja paruh waktu/part time worker).

Referensi

Dokumen terkait

Indeks kekeringan yang telah diklasifikasikan setiap tahunnya pada setiap stasiun curah hujan, dilihat di bulan apa terjadi indeks kekeringan maksimum, dimana pada tahun

Berdasarkan pengujian, didapatkan hasil bahwa Dalam jangka panjang variabel Dana Pihak Ketiga, Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh positif dan

Kesimpulannya, walaupun motivasi tidak berpengaruh secara signifikan namun hasil pengukuran kinerja menunjukan kinerja karyawan tinggi, menunjukan bahwa motivasi dari

Waktu yang digunakan mahasiswa mengunakan internet antara10 sampai 40 jam per bulannya, artinya mahasiswa Universitas Bina Darma termasuk dalam kategori medium users ,

Langkah-langkah utama yang dilakukan dalam perancangan awal antara lain 1) Membuat kerangka modul pembelajaran biologi berbasis metakognisi tentang materi sistem koordinasi yang

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Kumon, diketahui bahwa Program “Coba Gratis” dari Kumon ditujukan untuk mengenalkan metode Kumon kepada anak, baik dari segi

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada variabel penelitian, pada penelitian terdahulu variabel yang digunakan adalah earning per share, debt

Menurut hemat saya, posisi Pemerintah Tiongkok sebenarnya sudah jernih dan ada ketegasan terhadap Huakiao, orang Tiongkok yang tetap mempertahankan WN-Tiongkok dan