• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Praktik Klinis DM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Praktik Klinis DM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Panduan Praktik Klinis

1.

Pengertian (Definisi)

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. (American Diabetes Association (ADA) tahun 2010)

2.

Anamnesis

- Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan

penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

- Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita

3.

Pemeriksaan Fisik

 Pengukuran tinggi badan, berat badan,dan lingkar

pinggang

 Pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran tekanan darah dalam posisi berdiri untuk mencari kemung kinan adanya hipotensi ortostatik, serta ankle

brachial index (ABI),untuk mencari kemungkinan

penyakit pembuluh darah arteri tepi

Pemeriksaan funduskopi

Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid

 Pemeriksaan jantung

 Evaluasi nadi, baik secara palpasi maupun dengan steto skop

 Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari

 Pemeriksaan kulit (acantosis nigrican dan bekas tempat penyuntikan insulin) dan pemeriksaan neurologis

 Tandatanda penyakit lain yang dapat menimbulkan DM tipelain

4.

Kriteria Diagnosis

Kriteria Diagnosis DM

1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L) Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat

pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir Atau

2. Gejala klasik DM +

Kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7.0 mmol/L) Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa

yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.

(2)

penyaring dan diagnosis DM (mg/dL)

* Pemeriksaan penyaring dilakukan pada mereka yang mem-punyai risiko DM, namun tidak menunjukkan adanya gejala DM

5.

Diagnosis Kerja

6.

Diagnosis Banding

7.

Pemeriksaan

Penunjang

 Glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial  A1C

 Proil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL,LDL, dan trigliserida)

 Kreatinin serum  Albuminuria

 Keton, sedimen, dan protein dalam urin

Elektrokardiogram

Foto sinarx dada

8.

Tatalaksana

Pilar Penatalaksanaan DM

1. Edukasi : Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku sehat. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi. Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien. Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus.

2. Terapi gizi medis : Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penata laksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya). Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masingmasing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.

(3)

I. Sumber karbohidrat dikonsumsi 37 porsi/penukar sehari (tergantung status gizi).

II. Sumber vitamin dan mineral: sayuran 23 porsi/penukar, buah 24 porsi/penukar sehari.

III.

Sumber protein: lauk hewani 3 porsi/penukar, lauk

nabati 23 porsi/penukar sehari.

IV. Batasi konsumsi gula, lemak / minyak dan garam.

3. Latihan jasmani : Kegiatan jasmani seharihari dan latihan jasmani secara teratur (34 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), meru pakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan seharihari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang di anjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kes egaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat dikurangi.

4. Intervensi farmakologis : 1. Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5 golongan:

A. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilu rea dan glinid

B. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan tiazolidindion

C. Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa.

(4)

2. Suntikan : A. Insulin

B. Agonis GLP1/incretin mimetic

Cara kerja Efek samping Reduksi Keuntungan Kerugian

utama utama A1C

Sulfonilurea Meningkatkan BB naik, 1,0-2,0% Sangat efektif Meningkatkan berat sekresi insulin hipoglikemia badan, hipoglikemia (glibenklamid dan

klorpropamid) Glinid Meningkatkan BB naik, 0,5-1,5% Sangat efektif Meningkatkan berat

sekresi insulin hipoglikemia badan, pemberian 3x/hari, harganya mahal dan

hipoglikemia Metformin Menekan Dispepsia, 1,0-2,0% Tidak ada kaitan Efek samping produksi diare, asidosis dengan berat badan gastrointestinal, glukosa hati & laktat kontraindikasi pada

menambah insufisiensi renal

sensitifitas terhadap insulin

Penghambat Menghambat Flatulens, tinja 0.,5-0,8% Tidak ada kaitan Sering menimbulkan efek glukosidase- absorpsi lembek dengan berat badan gastrointestinal, 3x/hari dan

alfa glukosa mahal

Tiazolidindion Menambah Edema 0,5-1,4% Memperbaiki profil Retensi cairan, CHF, sensitifitas lipid fraktur, berpotensi terhadap insulin (pioglitazon),berpoten menimbulkan infark si menurunkan infark miokard, dan mahal miokard (pioglitazon)

DPP-4 Meningkatkan Sebah, muntah 0,5-0,8% Tidak ada kaitan Penggunaan jangka inhibitor sekresi insulin, dengan berat badan panjang tidak disarankan,

menghambat mahal

sekresi glukagon

Inkretin Meningkatkan Sebah, muntah 0,5-1,0% Penurunan berat Injeksi 2x/hari, analog/mimetik sekresi insulin, badan penggunaan jangka panjang

menghambat tidak disarankan, dan mahal sekresi

glukagon

Insulin Menekan Hipoglikemi, BB 1,5-3,5% Dosis tidak terbatas, Injeksi 1-4 kali/hari, harus produksi naik memperbaiki profil dimonitor, meningkatkan glukosa hati, lipid da sangat efektif berat badan, hipoglikemia stimulasi dan analognya mahal pemanfaatan

glukosa

9.

Edukasi

Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu

di-lakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupa-kan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik. Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan materi edukasi tingkat lanjutan. Edukasi yang diberikan ke-pada pasien meliputi pemahaman tentang:

 Materi tentang perjalanan penyakit DM

 Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM se-cara berkelanjutan

 Penyulit DM dan risikonya

 Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta target pengobatan

(5)

hipoglikemik oral atau insulin serta obat-obatan lain  Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil

glu-kosa darah atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glu-kosa darah mandiri tidak tersedia)

 Mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit, atau hipoglikemia

 Pentingnya latihan jasmani yang teratur

 Masalah khusus yang dihadapi (contoh: hiperglikemia pada kehamilan)

10.

Prognosis

Variatif tergantung kepatuhan pasien

11.

Tingkat Evidens

12.

Tingkat Rekomendasi

Hasil Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan

Diabetes Melitus di Indonesia

13.

Penelaah Kritis

14.

Indikator (Outcome)

Parameter

Risiko KV

(-)

Risiko KV

(+)

IMT (kg/m2) 18.5 - <23 18.5 - <23

Tekanan Darah Sistolik

(mmHg) < 130 < 130

Tekanan Darah Diastolik

(mmHg) < 80 < 80

Glukosa Darah Puasa

(mg/dL) < 100 < 100

Glukosa Darah 2 jam PP

(mg/dL) < 140 < 140

HbA1c (%) < 7 < 7

Kolesterol LDL (mg/dL) < 100 < 70

Kolesterol HDL (mg/dL) Pria > 40 Pria > 40 Wanita >50 Wanita >50

Trigliserid (mg/dL) < 150 < 150

Keterangan : KV = Kardiovaskular, PP = post prandial

15.

Kepustakaan

1. American Association of Clinical Endocrinologist (AACE)

Diabe tes Mellitus Clinical Practice Guidelines Task Force. AACE Medical guidelines for clinical practice for the management of diabetes mellitus. Endo Pract. 2007;13(Supl 1) 2. American Diabetes Association. Position statement: Standards of Medical Care in Diabetes 2010. Diab Care. 2010;33(Suppl.1)

3. American Diabetes Association. Gestational diabetes mellitus. Diab Care. January 2004. 27(Supl1):s88s90

4. American Diabetes Association. Medical Management of Type 2 Di abetes. ADA Clinical Series. American Diabetes Association.

(6)

1998.

5. American Diabetes Association. Supplement 1 American Diabe tes Association: Clinical Practise Recommendations 2006. Diab Care. 2006;29 (Suppl.1)

6. American Diabetes Association. Lebovitz HE (ed). Therapy for Dia betes Mellitus and related disorder. 4th ed. ADA Inc, USA. 2004.

7. American Diabetes Association. ADA position statement: standard of medical care in diabetes2006. Diab Care. 2005;29(suppl. 1):S4-S42.

8. American Diabetes Association. Supplement 1 American Diabe tes Association: Clinical Practise Recommendations 2007. Diab Care. 2007;30(Suppl.1).

Referensi

Dokumen terkait

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari pertanahan Kabupaten/Kotamadya setempat yang menerangkan status tanah negara tersebut, apabila sudah pernah terdaftar

Dapat dilihat bahwa di setiap saat, grafik amplitudo sel[1,1] pada simulasi tanpa anomali (warna merah) selalu lebih tinggi daripada grafik simulasi dengan anomali.

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Pertunjukan Nini Thowong merupakan salah satu kesenian yang ada di Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.Pada awalnya warga sekitar mempunyai keyakinan bahwa

Analisis Lingkungan Eksternal yang kedua adalah model tekanan-tekanan kompetisi yang menjelaskan tentang lima ancaman, yaitu persaingan dari pesaing- pesaing yang sudah ada,

Kompetensi adalah suatu kemampuan (keterampilan, sikap, dan pengetahuan) yang dimiliki seseorang yang dapat menunjukkan kinerja unggul dalam melakukan pekerjaan..

Dari gambar dapat dijelaskan bahwa sistem pengontrol cairan infus ini bila diberi sinyal kontrol dengan nilai tetap maka akan menghasilkan nilai qout(laju cairan) yang makin