Tonsilofaringitis Kronik
Tonsilofaringitis Kronik
Maria Cattleya
Maria Cattleya
11.2012.295
11.2012.295
Laporan Kasus
Laporan Kasus
IDENTITAS IDENTITAS
•
• Nama Nama : : NyNy. . Ariana Ariana MegawatiMegawati •
• Umur Umur : : 27 27 tahuntahun •
• Pekerjaan Pekerjaan : : ibu ibu rumah rumah tanggatangga •
• Pendidikan Pendidikan : : D3 D3 (akademi (akademi diploma)diploma) •
• Jenis Kelamin Jenis Kelamin : : perempuanperempuan •
• Agama : Agama : IslamIslam •
• Alamat : Alamat : Sendang Sendang Guwo Guwo RT RT 01/1201/12 •
--Laporan Kasus
Laporan Kasus
IDENTITAS IDENTITAS
•
• Nama Nama : : NyNy. . Ariana Ariana MegawatiMegawati •
• Umur Umur : : 27 27 tahuntahun •
• Pekerjaan Pekerjaan : : ibu ibu rumah rumah tanggatangga •
• Pendidikan Pendidikan : : D3 D3 (akademi (akademi diploma)diploma) •
• Jenis Kelamin Jenis Kelamin : : perempuanperempuan •
• Agama : Agama : IslamIslam •
• Alamat : Alamat : Sendang Sendang Guwo Guwo RT RT 01/1201/12 •
--Anamnesis
Anamnesis
•
• Alloanamnesa: tanggAlloanamnesa: tanggal 17 al 17 April 2April 2014, 014, jam 1jam 13.003.00
•
• KELUHAN UTAMAKELUHAN UTAMA
Keluar nanah dari tenggorokan sejak 1 bulan SMRS Keluar nanah dari tenggorokan sejak 1 bulan SMRS
•
• KELUHAN TAMBAHANKELUHAN TAMBAHAN
Nyeri menelan, demam Nyeri menelan, demam
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan keluar nanah dari Pasien datang dengan keluhan keluar nanah dari tenggor
tenggorokan okan sejak 1 sejak 1 bulan ybulan yang lalu. ang lalu. Menurut pasienMenurut pasien sebelum keluar nanah pasien makan es dan
sebelum keluar nanah pasien makan es dan
tenggorokannya menjadi tidak enak dan malamnya tenggorokannya menjadi tidak enak dan malamnya pasien demam. Demam ini terus menerus selama 2 pasien demam. Demam ini terus menerus selama 2 minggu namun tidak ada
minggu namun tidak ada batuk maupun pilek. Pasien jugbatuk maupun pilek. Pasien jugaa merasak
merasakan nyeri saat menelan sehingan nyeri saat menelan sehingga membuat pasienga membuat pasien tidak nafsu makan. Selain itu pasien
tidak nafsu makan. Selain itu pasien juga merasakjuga merasakan adaan ada yang mengganjal di tenggorokannya dan merasa bahwa yang mengganjal di tenggorokannya dan merasa bahwa ada daerah di rahang bawahnya membengkak.
Pasien mengatakan bahwa sebulan yang lalu sudah berobat ke dokter dan dokter menyarankan untuk diambil amandelnya namun pasien menolak dan
memilih hanya minum obat. Menurut pasien nanah terus keluar selama sebulan kecuali pasien minum obat, jika obat habis nanah akan kembali keluar. Biasanya sebelum nanah kembali keluar pasien
akan demam terlebih dahulu. Riwayat sering batuk pilek atau nyeri tenggorokan disangkal oleh pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Menurut pasien, psien pernah mengeluarkan
nanah dari tenggorokan dan nyeri menelan saat kelas 2 SMP (14 tahun yang lalu). Menurut pasien setelah berobat saat itu sudah sembuh dan tidak pernah kambuh lagi sampai sekarang.
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
• Riwayat sosial ekonomi :
KEADAAN UMUM
•
Kesadaran
: compos mentis
•Tekanan darah
: 110 / 70 mmHg
•Frekuensi nadi
: 88 x / menit
•
Frekuensi nafas
: 22 x / menit
•
Suhu
: 36
oC
Pemeriksaan Fisik
Telinga
Kanan Kiri
Bentuk Daun Telinga Normal
Deformitas (-)
Normal Deformitas (-)
Kelainan Kongenital Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan tragus Tidak nyeri Tidak nyeri
Penarikan daun telinga Tidak nyeri Tidak nyeri
Regio mastoid Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Liang telinga Nanah (-), serumen (-),
oedem (-)
Nanah (-), serumen (-), oedem (-)
Membran timpani Warna : putih mengkilap Reflek cahaya (+)
Perforasi (-) Retraksi (-)
Warna : putih mengkilap Reflek cahaya (+) Perforasi (-) Retraksi (-) Tes penala : - Rinne - Weber - Swabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Hidung dan Sinus Paranasal
Bentuk Normal, tidak ada deformitas
Tanda peradangan Tidak ada
Vestibulum Tampak bulu hidung +/+
Hiperemis ,benjolan , sekret -/-Konka inferior kanan dan kiri Hipertrofi , hiperemis
-/-Konka media kanan dan kiri Hipertrofi , hiperemis -/-Meatus nasi medius kanan dan kiri Sekret
-/-Septum nasi Deviasi (-)
Daerah sinus frontalis Daerah sinus maksilaris
Nyeri tekan Nyeri tekan
-/-Tenggorok
•
Faring
– Dinding faring : hiperemis (+), granuler(+) – Arkus faring : simetris, hiperemis (-)
– Uvula : letak di tengah
– Gigi : normal
Kanan Kiri
Ukuran T3 T3
Warna Hiperemis(+) Hiperemis(+) Permukaan Tidak rata Tidak rata
Kripte Melebar Melebar
• Laring ( Laringoskopi) tidak dilakukan pemeriksaan
– Epiglotis :
- – Plika aryepiglotis : - – Arytenoid : - – Ventricular band : - – Pita suara asli :
- – Rima glotidis : - – Cincin Trakea : - – Sinus piriformis :
-• Leher
Kelenjar limfe submandibula : teraba membesar, nyeri tekan (+)
Pemeriksaan Penunjang
•
Pemeriksaan darah rutin
elektrolit, Hb,
leukosit, trombosit, LED, pt/aptt.
•
Endoskopi THT :
– Terlihat pembesaran tonsil palatina T3-T3,
mukosa hiperemis, permukaannya tidak rata
– Kripta melebar
– Telinga dan hidung tidak ditemukan kelainan
Resume
Dari anamnesa didapatkan :
• Pasien datang dengan keluhan keluar nanah dari
tenggorokan sejak 1 bulan yang lalu, sebelum keluar nanah pasien makan es dan tenggorokannya menjadi tidak enak dan malamnya pasien demam. Demam ini terus menerus selama 2 minggu namun tidak ada
batuk maupun pilek. Pasien juga merasakan nyeri saat menelan sehingga membuat pasien tidak nafs u
makan. Selain itu pasien juga merasakan ada yang
mengganjal di tenggorokannya dan merasa bahwa ada daerah di rahang bawahnya membengkak.
•
Pasien mengatakan bahwa sebulan yang lalu
sudah berobat ke dokter. Menurut pasien
nanah terus keluar selama sebulan kecuali
pasien minum obat, jika obat habis nanah
akan kembali keluar. Biasanya sebelum nanah
kembali keluar pasien akan demam terlebih
dahulu. Pasien pernah mengalami kejadian
serupa waktu kelas 2 SMP namun sembuh
sempurna dan tidak pernah kambuh sampai
sekarang.
Dari pemeriksaan THT didapatkan :
• Telinga : Telinga kiri dalam batas normal
Telinga kanan dalam batas normal.
• Hidung : hidung kanan dan kiri dalam batas
normal
• Tenggorok : tonsil tampak membesar T3,T3
warnanya hiperemis permukaan mukosa tidak rata dan tampak kripte melebar.
• Leher: pembesaran kelejar submandibula, nyeri
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan :
Hematologi Hasil Satuan Nilai
normal Hemoglobin Leukosit Hematokrit Trombosit Eritrosit MCV MCH MCHC Masa perdarahan Masa pembekuan HbsAg 14.5 7.4 43 320 4,6 93 32 34 2 11 -g/dl ribu/mm % Ribu/mm Ribu/mm -11.7-15.5 3.6-11 35-47 150-400 3.8-5.3 80-100 26-34 32-36 1-3 8-18
-Diagnosis
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
• Antibiotik : cefixime
• Analgetik dan antipiretik : sanmol infus
• Anti-inflamasi : Dexamethasone
2. Non medikamentosa
• Bedrest
• Intake cairan cukup • Diet lunak
3. Operasi
• Apabila sudah tidak didapatkan tanda-tanda
peradangan, maka dapat dilakukan tonsilektomi. 4. Edukasi
• minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter.
• menjaga higiene mulut dengan baik (sikat gigi pagi hari
dan sebelum tidur).
• jangan makan makanan atau minuman yang
Komplikasi
•
Komplikasi dekat:
– Abses tonsil – Sinusitis
– Otitis media
•
Komplikasi jauh secara hematogen/limfogen:
– Endokarditis – Arthritis
– Miositis – Nefritis
Komplikasi operasi:
Perdarahan:
a) Primer - ± 24 jam setelah operasi
b) Sekunder - > 24 jam
• Infeksi.
• Karena faktor sterilitas.Untungnya infeksi di daerah mulut cepat
sembuh karena di rongga mulut banyak alat pertahanan tubuh seperti lisosim dan ig, kecuali penderita-penderita dengan kondisi umum jelek.
• Komplikasi anestesi – terutama jantung • Komplikasi akibat trauma operasi
• Sakit pasca operasi
• Komplikasi paru – karena aspirasi darah yang mengakibatkan
Prognosis
•
Ad vitam
: bonam
•
Ad Functionam
: bonam
•Ad sanationam
: bonam
Tinjauan Pustaka
Tonsilitis Kronis
Definisi Tonsilitis
•
Tonsillitis adalah peradangan tonsila palatina
•
Faktor predisposisi munculnya tonsillitis kronik
ialah rangsangan menahun dari rokok,
beberapa jenis makanan, higine mulut yang
buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan
pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat.
Patofisiologi
•
Proses peradangan dimulai pada satu atau
lebih kripta tonsil, karena sering berulang
epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis
•
Pada proses penyembuhan jaringan limfoid
•
Secara klinis kripta ini akan tampak diisi oleh
Detritus
•
Detritus (akumulasi epitel yang mati, sel
leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi
kripta berupa eksudat berwarna kekuning
kuningan). Proses ini meluas hingga
menembus kapsul dan akhirnya timbul
perlekatan dengan jaringan sekitar fossa
tonsilaris.
Gejala tonsilits kronis dapat berupa :
• Gejala lokal, yang bervariasi dari rasa tidak enak di
tenggorok, sakit tenggorok, sulit sampai sakit menelan.
• Gejala sistemis, seperti rasa tidak enak badan atau
malaise, nyeri kepala, demam subfebris, nyeri otot dan persendian.
• Gejala klinis, seperti tonsil dengan debris di kriptenya
(tonsilitis folikularis kronis), udem atau hipertrofi tonsil (tonsilitis parenkimatosa kronis), tonsil fibrotik dan
kecil (tonsilitis fibrotik kronis), plika tonsilaris anterior hiperemis dan pembengkakan kelenjar limfe regional.
Pada pemeriksaan, terdapat dua macam gambaran tonsil dari Tonsilitis Kronis yang mungkin tampak, yakni :
1. Tampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke jaringan sekitar, kripta yang
melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang purulen atau seperti keju.
2. Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil,
mengeriput, kadang-kadang seperti terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripta yang melebar dan ditutupi eksudat yang purulen.
Besar tonsil ditentukan sebagai berikut:
• — T0 : tonsil di dalm fosa tonsil atau telah
diangkat
• — T1 : bila besarnya ¼ jarak arkus anterior dan
uvula
• — T2 : bila besarnya 2/4 jarak arkus anterior dan
uvula
• — T3 : bila besarnya ¾ jarak arkus anterior dan
uvula
• — T4 : bila besarnya mencapai arkus anterior atau
Faringitis Kronik
Definisi
•
Faringitis kronis adalah kondisi inflamasi
dalam waktu yang lama pada mukosa faring
dan jaringan sekitarnya.
Etiologi
•
Faringitis kronis bisa disebabkan karena
induksi yang berulang-ulang dari faringitis
akut atau karena iritasi faring akibat merokok
berlebihan dan penyalahgunaan alkohol,
sering konsumsi minuman ataupun makanan
yang panas dan karena alergi.
•
Penyebab lain yang tidak termasuk iritan
adalah pemakaian suara berlebihan misalnya
pada orator, sinusitis, rinitis, inhalasi akibat
uap yang merangsang mukosa faring, debu,
serta kebiasaan bernafas melalui mulut karena
hidung tersumbat.
Patofisiologi
•
Akibat
iritasi
dan
inflamasi
kronis
menyebabkan
dinding
belakang
faring
mengalami penebalan mukosa dan hipertrofi
kelenjar limfe dibawahnya dan dibelakang
arcus faring posterior ( lateral band ) / granula.
Gambaran Klinik
• Rasa tidak enak di tenggorok waktu menelan
(rasa mengganjal)
• Rasa kering di tenggorok (tipe atrofi)
• Rasa selalu ada lendir di faring, sering berdehem
• Batuk-batuk
• Kemerahan di mukosa faring difus
Pemeriksaan fisik :
•
Ditemukan adanya penebalan mukosa dinding
belakang faring
•
hipertrofi kelenjar limfe dibawahnya dan
dibelakang arcus faring posterior ( lateral
band ) / granula
• Pada kasus ini, diagnosis tonsilofaringitis kronis
eksaserbasi akut ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari keluhan pasien didapatkan bahwa pasien mengeluh nyeri menelan yang timbul akibat minuman dingin,
keluar nanah yang sudah berlangsung sebulan,
dan pembengkakan leher. Pada pemeriksaan fisik tenggorokan dengan spatula lidah didapatkan
gambaran perjalanan kronis pada tonsil dan faring.
• Pada tonsil didapatkan pembesaran tonsil, dengan
permukaan yang hiperemis, permukaan tidak rata,
serta ukuran pembesaran tonsil T3-T3 dan pada tonsil palatina tampak kriptae melebar, terlihat adanya
detritus. Sedangkan pada pemeriksaan fisik daerah faring ditemukan mukosa dinding posterior faring hiperemis dan tampak disertai granul. Gambaran perjalanan kronis juga dapat dilihat dari riwayat
penyakit dahulu yaitu pasien pernah mengalami gejala serupa 14 tahun yang lalu. Eksaserbasi akut ditandai dengan tonsil maupun faring didapatkan tanda-tanda inflamasi faring dan tonsil tampak edema dan
•
Faktor presdiposisi timbulnya tonsilitis kronis
juga menjadi perhatian yang sangat penting
seperti higienr mulut yang buruk, beberapa
jenis dari makanan ( makanan pedas,
berminyak, minuman dingin), pengaruh cuaca,
kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut
yang tidak adekuat. Pada kasus ini yang
mendukung adalah konsumsi minuman dingin
dan pengobatan yang tidak adekuat.
•
Pada pasien ini disarankan untuk dilakukan
tonsilektomi berdasarkan indikasi
tonsilektomi, yaitu tonsillitis kronik. Namun
pada pasien ini menunggu sampai proses
radang berkurang dengan menilai
tanda-tanda radang pada tonsil. Hal ini dilakukan
untuk menghindari komplikasi selama dan
• Terapi medikamentosa dan nonmedikamentosa
pada pasien ini ialah harus menjaga higiene
mulut, menghindari makanan dan minuman yang mengiritasi, serta cukup istirahat. Untuk
medikamentosa diberikan antibiotik yaitu
cefixime, parasetamol diberikan sebagai anti piretik sekaligus analgetik, dan sebagai
antiinflamasi diberikan dexamethasone.
• Prognosis tonsilofaringitis kronis ini biasanya baik
jika causanya dikoreksi dan daya tahan tubuh baik, serta menghindari faktor presdiposisi.