• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKAM JEJAK DI PESTA PERAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REKAM JEJAK DI PESTA PERAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)



5

REKAM JEJAK DI PESTA PERAK

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,

Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”

(Mat 11: 28)

(2)

5

REKAM JEJAK DI PESTA PERAK

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,

Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11: 28)

PERJALANAN imamat yang diawali kega-mangan dan penundaan tahbisan kini sampai di tonggak dua puluh lima tahun. Masih ada tonggak-tonggak perjalanan yang mesti ditempuh. “Semoga karya peng-gembalaannya menginspirasi dan mendo-rong kaum muda untuk menanggapi pang-ilan Tuhan,” pesan Romo Stephanus Royke Djakarya, teman satu tahbisannya.

Sejak 2010, Romo Yus Noron menjadi Pastor Rekan di Paroki Santa Maria Regina (SanMaRe), mendampingi Romo Nata-wardaya, Pr. Geliat paroki baru ini berbeda

dengan paroki-paroki sebelumnya. Paroki SanMaRe adalah paroki yang sedang bertumbuh, baik dalam jumlah maupun dalam kualitas hidup keimanan. Karena masih bertumbuh, ikatan sebagai umat beriman belum terlalu kokoh. “Liturgi di gereja sangat bagus, tetapi ada kesan masih sendiri-sendiri. Rasa kebersamaan, rasa sekomunitas, rasa satu persaudaraan seper-tinya belum terlalu kuat,” catatnya. Bagi Romo Yus, liturgi yang bagus ini akan menjadi sempurna setelah menerima berkat perutusan Allah umat kembali ke dalam masyarakat mewartakan keselamatan dan

(3)

kebaikan Allah, misalnya dengan peduli pada sesama, turut memikirkan jalan keluar sesama dari penderitaan, hadir dalam duka dan kecemasan orang-orang di sekitarnya. Setidaknya itulah yang dipraktikkan sendiri oleh Romo Yus dalam lingkungannya saat ini, Paroki Santa Maria Regina, Bintaro. Mereka yang banyak bersinggungan lang-sung dengan Romo Yus mencoba memberi kesaksian atas rekam jejak Putra Kampung Sawah ini.



Remy, Aldo, Orang Muda Katolik

Di mata kebanyakan umat SanMaRe, sosok Romo Yus terkesan serius dan “dingin”. Namun Romo Yus ternyata bisa juga bercanda layaknya anak muda zaman sekarang. Inilah kesan yang ditangkap oleh Remy dan Aldo anggota Orang Muda Katolik (OMK) SanMaRe. Romo Yus tak segan-segan berinteraksi dengan kaum muda dalam suasana santai, di luar kegiatan resmi OMK maupun paroki. Misalnya saja menggelar acara nonton bola bareng di aula SanMaRe.

“OMK dikasih tahu waktu lagi main futsal sorenya. Karena siaran pertandingannya

enggak terlalu malam, mau dibuat nobar di aula. Ternyata Romo Yus ikutan juga. Aku pikir, wah, asyik juga, Romo Yus mengi-zinkan nobar di aula,” kata Remy.

Sementara Aldo, Ketua Putra Putri Altar (PPA) SanMaRe punya pengalaman lain yang membuatnya lebih memahami karakter Romo Yus. Pada 2009 Aldo bersama anggota PPA lainnya mengikuti ziarah rekreasi ke Se-minari Mertoyudan. Romo Yus sebagai pem-bina pun ikut serta. Suasana liburan ditam-bah berkumpul dengan teman-teman sebaya membuat Aldo dan teman-teman sedikit lepas kendali. Hingga pukul tiga pagi, mereka masih riuh rendah bermain tenis meja.

“Tiba-tiba saja Romo Yus muncul dan membentak kami, ‘Kalian tahu peraturan

enggak?’ Tapi setelah itu Romo Yus sudah biasa lagi dan kami jadi lebih dekat dengan Romo. Aku sendiri jadi tahu, Romo itu kalau serius, ya, serius. Tapi saatnya bercanda, bisa bercanda seru juga,” kata Aldo.

(4)

inilah Romo Yus membangun keakraban dan memberikan suntikan semangat pada kaum muda SanMaRe. “Romo pernah bilang, OMK itu harus menyatu dengan umat. Begitu pula antara pengurus dengan anggotanya. Tidak bisa terpisah,” ujar Aldo.

Hal lain yang dikagumi Aldo dari Romo Yus adalah pandangannya yang jauh ke depan. “Kalau dimintai pendapat mengenai sesuatu, biasanya Romo akan memberikan pan-dangan untuk jangka depan juga. Misalnya soal acara OMK. Ia tidak hanya memberikan pandangan tentang penyelenggaraan acara itu sekarang, tapi juga tentang apa penga-ruhnya ke depan,” kata Aldo.

Remy pun memiliki opini serupa. Kebiasaan Romo Yus yang selalu memberikan penjelasan di balik setiap kebijakannya mendatangkan respek dari kaum muda SanMaRe. “Tahun 2012 OMK pernah ingin mengadakan kegiatan Malam Keakraban yang lokasinya di luar SanMaRe. Acaranya bertujuan mengumpulkan kaum muda dalam suasana yang santai dan akrab. Tapi waktu itu tidak disetujui Romo Yus, salah satunya karena anggaran yang terlalu besar.

Romo memberikan pengertian, dengan tujuan yang sama, sebenarnya kami masih bisa membuat acara yang lebih sederhana. Setelah itu kami pikir betul juga, ya. Jadi sekarang gathering OMK SanMaRe acaranya sederhana tapi fun. Misalnya bikin barbekyu atau Valentine’s Day. Yang penting hampir setiap minggu ada,” papar Remy.

Menyambut 25 tahun imamat Romo Yus, Remy dan Aldo ikut mengutarakan harapan pada Romo Yus. “Semoga Romo Yus tetap jadi romo yang seru dan bisa menyesuaikan dengan anak muda. Juga, apapun kondisi OMK SanMaRe, Romo tetap bisa mendu-kung kita.”



Mpok Koben, Petugas Kebersihan

"Romo itu orangnya enggak banyak bicara, tapi kalau ketemu saya pasti ngajak bercanda. Misalnya kalau saya nyapu pagi-pagi dia suka ngomong, 'Pagi Mpok, Mpok Koben enggak ada yang lain selain sapu yang dipegang?' Atau kalau saya lagi ngepel

(5)

ngepelnya sampai mengilat?' Saya jawab, 'Pakai air, Mo.' Terus dia balas lagi, 'Wah, kok bisa mengilat ya cuma pakai air?' Terus Romo juga suka ngasih oleh-oleh kalau habis pergi dari luar kota. Saya pernah dikasih gantungan kunci dan celana. Romo Yus juga mau datang ke pernikahan anak saya. Padahal kan, hajatannya di kampung."



Theresia Rini Budiastuti,

Koki Pastoran

Susah-susah gampang. Begitulah Rini me-nyebut kebiasaan makan Romo Yus. Rini atau Theresia Rini Budiastuti ini adalah koki pastoran SanMaRe. Setiap hari, ia bertang-gung jawab menghidangkan makanan bagi Romo Noto dan Romo Yus, termasuk snack

pagi dan sore. “Dibilang susah, enggak. Tapi dibilang gampang, ya, enggak juga.”

Sehari-hari, Romo Yus tak pernah meminta menu yang “aneh-aneh”. “Permintaan khu-susnya yang penting ada sayuran berkuah. Jadi kalau tumis biasanya saya kasih kuah agak banyak,” kata Rini. Namun, karena

selera Romo Noto dan Romo Yus sedikit berbeda, Rini pun harus pintar-pintar men-cari variasi menu.

“Misalnya saja Romo Noto enggak boleh makan tauge, bayam, dan kangkung.

Se-dangkan Romo Yus enggak suka jagung

muda. Romo Noto pun sangat mengurangi garam. Jadi kalau memasak sayur, biasanya saya bikinkan dua macam. Lauknya tiga macam, sehingga sekali masak bisa mem-buat 5-6 menu. Sedikit tapi bermacam-macam.”

Akan tetapi, terkadang menu yang sudah disajikan di meja makan tetap utuh. “Mung-kin tergantung seleranya Romo Yus hari itu, kalau lagi enggak selera, ya, enggak dima-kan,” kata Rini. Tapi, kalau sama ikan asin, lain cerita. Inilah salah satu menu favorit Romo Yus. “Bisa ikan asin gabus atau jambal. Romo Yus juga suka ikan tenggiri. Atau untuk selingan suka saya gorengkan teri dengan irisan bawang dan cabai merah. Kalau itu Romo suka.”

Untuk makanan ringan, Romo Yus tidak terlalu gemar menyantap roti atau bolu. Ia

(6)

lebih suka jajan pasar seperti kacang dan pisang rebus atau lupis dan bubur kacang hijau tanpa santan. Demi alasan kesehatan, Romo Yus memang mengurangi santan dari dalam menunya sehari-sehari. Selain itu, setiap pagi Romo Yus pun rutin minum air rebusan daun salam dan temulawak yang dicampur gula aren. “Katanya bisa menu-runkan kolesterol.”

Di samping santan serta rebusan temulawak, Romo Yus juga mengurangi konsumsi daging agar angka kolesterol tak terkatrol naik. Namun, yang terakhir itu rupanya sedikit sulit dilakukan. “Romo sering dapat kiriman dari umat, apalagi B2. Jadi susah.” Romo Yus juga tak hanya berurusan soal makanan dengan Rini. "Banyak orang yang bilang Romo Yus itu susah dekat sama orang. Tapi saya enggak merasa begitu. Romo Yus terbuka orangnya. Kalau saya menyampaikan uneg-uneg soal pekerjaan pasti didengarkan dan berusaha dicarikan

jalan keluarnya. Mungkin karena kami punya hobi yang sama, suka bulutangkis. Bahkan saya pernah diberi hadiah raket bulutangkis. Padahal waktu itu saya belum terlalu lama bekerja di SanMaRe."



Anton Purnama, Koster

"Romo itu meskipun orangnya terkesan

tegas dan serius, malah suka ngajak

karyawan bercanda duluan. Romo punya perhatian besar sama karyawan. Seperti waktu saya menikah tanggal 3 Juni kemarin di Solo. Romo Yus dan Romo Noto jadi konselebran bersama Romo dari paroki saya di Solo, memberikan sakramen pernikahan untuk saya. Semua karyawan SanMaRe juga diajak ke Solo untuk datang ke pernikahan saya. Dan yang bikin saya kaget, waktu kita sudah pulang ke SanMaRe ada syukuran lagi untuk merayakan pernikahan saya. Itu yang paling berkesan untuk saya dari Romo Yus."

(7)

Selain itu, Anton juga punya cerita menarik tentang dua ekor anjing yang suka menyam-but umat SanMaRe dengan antusias. Kedua ekor anjing akan mengikuti kita sambil mengendus-endus, bahkan menerjang tanda ingin diajak bermain. Begitulah tingkah Rocky dan Jacky, kedua anjing peliharaan Romo Yus. Sebelum Rocky dan Jacky ikut menjadi penghuni pastoran SanMaRe, ada Jecko dan Cessy. Dua hewan berkaki empat ini dibawa Romo Yus dari Kelapa Gading. Sayangnya, kini Jecko dan Cessy tak dike-tahui keberadaannya.

"Cessy yang hilang duluan, baru Jecko. Romo Yus sedih waktu tahu mereka hilang. Soalnya sudah lama dipelihara, sejak di Kelapa Gading. Sempat dicari ke mana-mana, tapi enggak ketemu juga," kata Anton Purnama, koster yang biasa membantu Romo Yus merawat anjing-anjing peliha-raannya.

Setelah Cessy hilang, seorang suster dari Canossa mengantarkan Rocky ke SanMaRe. Dan sewaktu Jecko hilang, tak lama ke-mudian ada umat yang menghadiahkan Jacky pada Romo Yus. Kehadiran Rocky dan Jacky ikut meramaikan pastoran. Setiap pagi, Romo Yus menyempatkan diri memberi makan mereka. Di saat beristirahat di pastoran, sesekali ia bercanda dengan Rocky dan Jacky. Tak heran jika kemudian terjalin kedekatan khusus antara Romo Yus dan kedua anjing ini.

"Rocky dan Jacky selalu ikut Romo kalau Romo Yus naik sepeda keliling gereja atau di lapangan belakang. Kalau Romo datang dari pergi mereka juga pasti langsung me-nyambut, diikuti terus minta diajak main," jelas Anton.

Romo Yus menjadi salah satu dari pastor konselebran pada misa pernikahan Anton, koster Sanmare, di Solo (dokumentasi pribadi)

(8)

Di samping memelihara anjing, Romo Yus juga hobi memelihara tanaman di waktu senggang. "Romo paling suka sama

anthurium. Ditaruhnya di area Gua Maria dan di belakang pastoran. Setiap pagi disiram, terus diberi pupuk dan tanahnya dibuat gembur. Tapi sekarang sayang banyak yang mati karena enggak cocok dengan cuaca."



Ivan Gunawan,

Komunitas Sepeda SanMaRe

Romo Yus termasuk hobi berolah raga. Salah satu yang rutin ditekuninya adalah bersepeda. Menurut Ivan Gunawan, Ketua Komunitas Sepeda SanMaRe (KSM), dari obrolannya bersama Romo Yus, hobi tersebut mulai dilakoni sejak beliau masih bertugas di Paroki St. Yakobus Kelapa Gading. “Dulu di Kelapa Gading Romo aktif bermain bulutangkis. Tapi karena cedera otot paha atau dengkul, Romo kemudian berhenti. Atas saran Alan Budi kusuma, Romo lalu mulai bersepeda sebagai terapi untuk

memulihkan cedera tersebut," kata Ivan. Setelah bertugas di SanMaRe Romo Yus tetap meneruskan hobinya ini. Bersama Romo Nata dan sejumlah warga, termasuk Ivan, beliau kerap gowes setiap Sabtu pagi. Kegiatan ini menjadi embrio KSM yang akhirnya diresmikan pada 27 Agustus 2011. "Waktu itu kami mengadakan funbike dalam rangka HUT SanMaRe. Yang mendaftar sekitar 80-an orang, termasuk anak-anak dan remaja."

Bersepeda keliling Bintaro, selain untuk kebugaran fisik juga menjadi sarana bagi Romo Yus untuk mendekatkan dirinya kepada umat.

(9)

Komunitas Sepeda SanMaRe sendiri organisasinya bersifat terbuka, tidak ada peraturan keanggotaan. Jika ada warga SanMaRe yang ingin bergabung, cukup datang hari Sabtu pukul 6 pagi ke depan aula

gereja, base camp KSM sebelum memulai

gowes keliling Bintaro. Sekalipun tak ada umat yang hadir, biasanya Romo Yus tetap rutin bersepeda. "Rute Romo sekitar 8-10 km, ke arah Sekolah Jepang, Cluster Emerald, Kebayoran Height, lalu naik flyover sampai pompa bensin lalu balik lagi. Bisa juga berbeda, supaya enggak bosan."

Selain untuk menjaga kebugaran tubuh, Romo Yus pun memakai hobinya ini sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada umat. Melalui program Sepeda Santai Bersama Romo (SSBR), Romo Yus dan Romo Nata berkeliling mengunjungi wilayah-wilayah Paroki SanMaRe. Setelah gowes, Romo Yus dan Romo Nata akan transit di salah satu rumah umat. Beristirahat sambil berdialog dalam suasana santai dan akrab.

"Sejauh ini SSBR baru berlangsung satu kali, mengunjungi Wilayah VI. Saat gowes kami

melihat batas-batas wilayah, menyusuri area lingkungan-lingkungan yang ada di Wilayah VI dan istirahat di rumah warga. Suasananya sangat guyub, Romo Yus dan Romo Nata bercanda dan mengobrol dengan umat tan-pa aturan formalitas."

Suasana cair ini pula yang selalu hadir saat Romo Yus gowes bersama KSM. Bahkan para anggota pun tak segan memberikan saran soal teknik bersepeda pada Romo Yus. "Misalnya saya bilang, 'Mo, sadelnya kurang tinggi, nih. Biar lebih enak gowesnya.' Atau kebiasaan Romo Yus yang lebih suka pakai topi daripada helm saat gowes. Kami sampaikan sebaiknya memakai helm dan sarung tangan agar lebih aman."

Sejauh ini program SSBR baru terlaksana satu kali ke Wilayah VI. Rencana KSM untuk gowes ke Bogor bersama Romo Yus pun belum dapat diwujudkan karena keter-batasan waktu. "Gowes ke Bogor makan waktu sekitar 6 jam, kalau kami berangkat pukul 6 pagi, sampai di SanMaRe lagi bisa pukul 3 sore. Tidak memungkinkan karena Romo Yus kegiatannya padat."

(10)

Di luar segala kendala tersebut, KSM tetap berusaha merealisasikan SSBR berikutnya karena manfaat positif yang dirasakan besar. Sehat dan senang didapat, juga limpahan berkat.



Nico Mardiansyah, Sri Martini,

Dewan Paroki Harian

Sebagai sebuah paroki baru, SanMaRe sangat beruntung memiliki Romo Yus sebagai pastor paroki. Hal tersebut dikemukakan Nico Mardiansyah sebagai Wakil Ketua Dewan Paroki Harian (DPH) SanMaRe. “Menurut saya pengalaman manajemen paroki Romo Yus terhitung luar biasa. Beliau sangat memahami peraturan dan kebijakan yang diperlukan dalam tata kelola paroki, khususnya peraturan dari Keuskupan Agung Jakarta,” kata Nico.

Jam terbang Romo Yus yang tinggi memimpin paroki, apalagi dengan pe-ngalaman bertugas di paroki “raksasa” Kelapa Gading, membuat Romo Yus mampu bersikap responsif dan memberikan solusi

pada setiap permasalahan yang dibawa dalam rapat-rapat pleno DPH.

“Karena paroki kita ini tergolong baru, maka pengurusnya pun banyak yang belum berpengalaman. Romo Yus sangat mem-bantu dengan memberikan banyak masukan. Misalnya saat pendirian Wanita Katolik RI SanMaRe. Romo mengingatkan WKRI ter-masuk kelompok kategorial, sehingga pem-biayaan kegiatannya tidak bisa masuk ke dalam anggaran paroki. Romo pun menya-rankan kelompok Ibu-ibu Paroki SanMaRe yang sudah ada sebelumnya melebur ke

Romo Yus, Romo Nata dan Nico Mardiansyah (Wakil Ketua DPH Sanmare) dalam acara syukuran pelantikan pengurus WKRI Sanmare

(11)

dalam WKRI, agar menjadi single system.

Dan menurut saya langkah Romo ini tepat karena WKRI cakupan organisasinya lebih besar,” tukas Nico.

Di mata Nico, Romo Yus memang bukan orang yang talkative. Ia lebih suka mem-berikan komentar pada masalah yang pen-ting dan perlu diberi tindakan. Namun, bukan berarti Romo Yus abai pada hal-hal yang terjadi di SanMaRe. “Beliau itu sangat perhatian pada properti gereja. Kalau lagi keliling gereja, Romo suka foto properti yang rusak dan langsung dikirim ke grup

WhatsApp pengurus paroki. Begitu juga dengan penghijauan.”

Sebagai seorang pemimpin, Romo Yus cukup terbuka pada masukan dan kritik. Bila terjadi ketidaksamaan pendapat dalam diskusi, ia bisa menerima dan memahaminya. “Dalam rapat DPH kita tidak pernah voting, biasanya selalu dengan konsensus bersama. Beliau termasuk cukup fleksibel, tapi kalau masalah prinsip tidak bisa ditawar,” ujar Nico.

Hal senada diungkapkan Sri Martini sebagai Bendahara II DPH SanMaRe, yang banyak

berhubungan dengan Romo Yus untuk urusan dana kegiatan yang berada di bawah pembinaan Romo Yus. Setelah proposal kegiatan dicermati oleh Romo Yus, proposal kemudian diteruskan pada Bendahara II DPH. “Setelah melihat catatan dari Romo, saya biasanya berdiskusi dengan Bendahara I. Kalau tidak bisa kita putuskan, dibawa ke rapat DPH. Biasanya Romo Yus pun mene-rima masukan dari kita.”

Sama seperti Nico, Sri Martini pun banyak belajar dari Romo Yus mengenai penge-lolaan manajemen paroki, khususnya ma-salah keuangan. “Yang saya suka dari Romo Yus, ia selalu menjelaskan alasan di balik kebijakannya. Kita sebagai umat kadang sering tidak paham, terutama mengenai aturan gereja. Penjelasan Romo Yus itu membuat saya lebih mengerti duduk per-masalahannya. Tapi Romo sering mengi-ngatkan, di gereja ada faktor pelayanan sehingga kita harus lebih fleksibel. Tidak bisa mutlak hitam atau putih. Dari situ saya juga jadi belajar lebih banyak bersabar saat sedang menjalankan pelayanan sebagai pengurus paroki.”

(12)

Dalam menjalankan kepemimpinannya pun Romo Yus terhitung cukup luwes. Para pengurus DPH kerap mengadakan rapat

online melalui grup WhatsApp dengan Romo Yus bila ada masalah yang perlu segera ditangani.

“Walaupun decision making – nya cepat, tapi tetap rapi. Romo Yus tidak pernah mau ambil jalan pintas atau memotong garis kewe-nangan. Misalnya beliau sudah memberikan lampu hijau untuk satu masalah, tapi Romo Yus tetap meminta kami untuk berko-munikasi dengan orang-orang yang ada di posisi bersangkutan. Menurut saya beliau adalah seorang organisatoris yang hebat,” ungkap Nico.

Dengan tantangan Gereja masa kini yang meliputi digitalisasi, sekularisme, hingga pragmatisme berlebihan, Nico memandang sosok pemimpin seperti Romo Yus mutlak dibutuhkan. “Beliau adalah seorang pemim-pin yang punya prinsip. Semoga di bawah kepemimpinan Romo Yus, Paroki SanMaRe bisa terus berjalan dengan baik dan meng-hasilkan karya yang lebih besar lagi.”



“Senantiasa belajar dari pengalaman hidup yang telah dilaluinya.”

~ Fr. Bernardus Dimas Indragraha Frater Pendamping BIA dan PPA 2010-2011

Saya menjalani tugas melayani umat Paroki Santa Maria Regina, Bintaro Jaya setiap Hari Sabtu dan Minggu dari Juli 2011-Juli 2012. Itulah masa-masa saya mendapat kesem-patan menjalani kebersamaan bersama Romo Yus Noron—selaku “mentor” atau pendamping tugas saya. Banyak inspirasi yang saya peroleh dari pengalaman kebersamaan ini, yang pasti akan sangat berguna bagi perjalanan hidup saya kelak. Soal teladan, tak terhitung banyaknya yang bisa saya petik dari sosok Romo Yus.

Ini bukan pertemuan pertama saya dengan Romo Yus. Saya mulai mengenalnya ketika saya masih duduk di kelas 6 SD, saat beliau menjadi pastor paroki di paroki asal saya, Kelapa Gading. Hampir setiap Minggu saya mengikuti perayaan Ekaristi yang diper-sembahkan olehnya. Entah sebuah kebetulan atau bukan, ketika saya menjadi frater tingkat tiga dan mendapat tugas membantu

(13)

sebuah paroki, ternyata di paroki itulah Romo Yus bertugas hingga hari ini saat beliau akan memperingati ulang tahun ima-matnya yang ke-25. Dari sini, saya menya-dari bahwa Romo Yus adalah seorang imam yang setia dan berpegang teguh pada ko-mitmennya menjadi imam dan menjalani tugas perutusannya. Kesetiaan inilah yang menjadi inspirasi bagi saya dan teman-teman calon imam lainnya dalam perjuang-an menjalperjuang-ani pperjuang-anggilperjuang-an.

Berdasarkan teori, saya mengetahui bahwa tugas seorang imam adalah menjadi pewarta Sabda Allah, pelayan rohani, dan pemimpin jemaat. Pengalaman setahun bersama Romo Yus membantu saya melihat bagaimana tugas imam ini dilaksanakan dalam kehi-dupan sehari-hari. Beliau melaksanakan tu-gas itu dengan sepenuh hati. Paling tidak, saya melihat beliau selalu bersemangat dalam menjalankan tugas itu. Ditambah lagi, dengan sikap ramah terhadap umat yang

Frater Dimas membantu Romo Yus dalam sebuah perayaan Ekaristi Kudus di Sanmare

(14)

membuat dirinya dekat dengan umat dan selalu ceria dalam melayani umat. Meskipun dekat dengan umat, beliau juga senantiasa bersikap tegas dalam berbagai kebijakan di paroki demi perkembangan iman umat yang dilayaninya.

Pada kesempatan bersama, sering kali Romo Yus menceritakan pengalaman hidupnya, semenjak masa menjadi frater hingga men-jalani beraneka ragam tugas perutusan de-ngan berbagai suka dukanya. Dari cerita pengalaman ini, saya menyadari bah- wa Romo Yus senantiasa belajar dari

pengalaman hidup yang telah dilaluinya. Beliau melihat berbagai pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang melelahkan, dalam perjalanan panggilannya ini menjadi pengalaman yang mengem-bangkannya hingga kini. Hal inilah yang mungkin men-jadi salah satu kekuatannya dalam menjalani panggilan sampai dengan pesta perak ima-matnya. Sesuatu hal yang menginspirasi saya untuk mau belajar dari pengalaman demi perkembangan hidup saya.

(15)
(16)

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran mengenai kondisi transportasi khususnya berjalan kaki di kawasan Pendidikan Yogyakarta sebagaimana yang telah dijelaskan di atas menjadi dasar perlunya dilakukan

Korosi jenis ini terjadi pada saat air boiler menjadi bersifat asam pada permukaan dalam pipa yang terbentuk kerak. Ion hidrogen yang terbentuk akan menembus kerak sehingga pada

Instrumen Soal Posttest Sebelum Validitas dan Kunci Jawaban Jawablah soal di bawah ini dengan memberikan tanda (x) pada jawaban yang benar pada lembar jawab yang telah

Penelitian ini senada dengan konsep dan penelitian sebelumnya yaitu, Pertumbuhan pribadi setiap individu adalah suatu pengalaman dalam diri untuk mengembangkan

Software System for Educational Institute (ETAP) dinyatakan GAGAL ITEM karena tidak ada peserta yang memasukkan penawaran pada ITEM tersebut. Demikian pengumuman ini dibuat

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah persistensi laba, struktur modal, ukuran perusahaan dan alokasi pajak antar periode pada perusahaan manufaktur yang

Nilai PEFR abnormal terbanyak terdapat pada kelompok responden yang dengan keluhan respirasi batuk dan nyeri dada (100%), batuk, berdahak dan sesak napas (100%), batuk, sesak

Peningkatan kadar MNR thermoset rubber terhadap tensile strength, elongation at break, dan elastic modulus cenderung berubah-ubah sesuai dengan rasio massa filler