STUDI TENTANG BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN LOGAM BERAT DALAM
ES BATU YANG DIGUNAKAN PEDAGANG
DI SEPANJANG PANTAI PURUS KOTA PADANG
SKRIPSI
Oleh :
ELI YANTI
NIM : 10030004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2014
STUDI TENTANG BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN LOGAM BERAT
DALAM ES BATU YANG DIGUNAKAN PEDAGANG
DI SEPANJANG PANTAI PURUS
KOTA PADANG
Oleh:
Eli Yanti* Erna Juita** Farida**
Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**
ABSTRACT
The objectives of this study to know the content of Escherichia Coli bacterium and heavy metals in ice cubes that used by merchants along of Purus Beach, Padang City. The type of this research is descriptive research that leads to disclosure of the facts and analysis needed. The sample selection in this study using purposive sampling method so that be obtained 3 types of ice cubes that used by merchants, which are the ice blocks, the ice crystals and the plastic ice packs. The tests of three samples was conducted in UPTD. Health Laboratory, Gunung Pangilun, Padang. The result of the laboratory test explained that the content of the bacterium Escherichia Coli in that three samples are the ice blocks samples contained 96/100 ml, the ice crystals samples contained 15/100 ml and the plastic ice packs samples contained 15/100 ml. The Heavy Metal content in the ice cubes that used by merchants are still in the maximum levels that permitted based on the Regulation of the Minister of Health No.492/MENKES/PER/IV/2010 regarding drinking water quality requirements, which are the Metal Iron (Fe) that contains in the ice blocks 0.215 / 0.3 mg / l, ice crystals 0,071 / 0.3 mg / l, plastic ice packs 0,088 / 0.3 mg / l. Metal Copper (Cu) that contains in the ice blocks 0.002 / 2 mg / l, ice crystals <0.002 / 2 mg / l, ice pack plastic <0.002 / 2 mg / l. Metal Lead (Pb) contains in the ice blocks <0.003 / 0.01 mg / l, ice crystals <0.003 / 0.01 mg / l, plastic ice packs <0.003 / 0.01 mg / l. Based on the results of laboratory analysis above it can be concluded that the ice cubes that used by merchants along of Purus Beach Padang City are not suitable for consumption directly because it contains Escherichia Coli Bacteria levels that exceed the maximum allowed by regulation of the Minister of Health No.492/MENKES/PER/IV/2010 regarding drinking water quality requirements.
PENDAHULUAN
Pada saat sekarang penggunaan es batu di dalam kehidupan masyarakat sangat luas diantaranya es batu digunakan untuk mengawetkan daging, ikan, udang, buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya. Selain konsumsi tidak langsung maka es batu juga banyak digunakan utuk konsumsi langsung yaitu dengan cara memasukkan es batu ke dalam minuman atau menjadikannya sebagai bahan pembuatan es blender. Es batu
merupakan hasil pembekuan air di bawah 00C
(SNI 01-3839-1995).
Penggunaan es batu secara tidak langsung memang kurang membahayakan bagi kesehatan tetapi jika digunakan secara langsung seperti menambahkan es batu ke dalam minuman maka air yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan es batu harus sesuai dengan standar mutu air minum yang telah di tetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Kualitas air yang layak konsumsi harus memenuhi
persyaratan secara fisik, kimia dan
mikrobiologi. Secara fisik maka air yang digunakan untuk pembuatan es batu harus jernih atau tidak keruh, tidak berwarna,
rasanya tawar, tidak berbau dan
temperaturnya normal.
Selain secara fisik maka secara kimia es batu konsumsi langsung harus bebas dari logam-logam berat yang bisa membahayakan
kesehatan seperti Timbal (Pb) yang
merupakan logam beracun dan sering
digunakan dalam industri baterai dan cat, Tembaga (Cu) yang banyak digunakan dalam industri tekstil, elektronika dan sebagai cat anti karat. Selain itu es batu harus terbebas dari unsur kimiawi berupa Besi (Fe) yang biasanya berasal dari buangan industri, limbah pertambangan, pengelasan logam,
pipa-pipa air serta besi juga bisa
menyebabkan berubahnya warna air menjadi kemerah-merahan.
Es batu konsumsi langsung harus terbebas dari logam berat tersebut dikarnakan keberadaan timbal, tembaga dan besi sangat
membahayakan bagi tubuh jika telah
melampaui batas maksimal yang telah ditentukan oleh Permenkes RI. Kualitas es batu yang di jual oleh pedagang di sepanjang Pantai Purus kota Padang juga harus memenuhi air layak konsumsi sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan RI/Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 dilihat dari
parameter mikrobiologis yaitu air layak minum tidak boleh mengandung coliform tinja dan total coliform 0 dalam 100 ML sampel air.
Escherichia coli (E-Coli) di gunakan
sebagai indikator (petunjuk) untuk
mengetahui apakah air telah tercemar oleh tinja manusia atau kotoran hewan karna di dalam pemeriksaan bakteriologik maka air tersebut tidak langsung diperiksa apakah air mengandung bakteri pathogen tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli. Keberadaan bakteri e-coli yang terkandung di dalam es batu perlu di lakukan pengujian karna bakteri tersebut bisa membahayakan kesehatan diantaranya bisa menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit saluran pencernaan makanan seperti cholera, typus, disentri dan penyakit cacing dari air yang telah terkontaminasi dengan feses manusia yang menderita penyakit tersebut.
Mengingat es batu yang digunakan oleh pedagang di Sepanjang Pantai Purus
Kota Padang berasal dari air yang
dimasukkan di dalam lemari pendingin/lemari es dimana air tersebut belum teruji kualitas kebersihanya serta minat masyarakat yang
tinggi untuk mengkonsumsi minuman
tersebut maka penulis tertarik untuk
mengangkat permasalahan ini sebagai suatu
judul penelitian yaitu “Studi Tentang
Bakteri Escherichia Coli dan Logam Berat Dalam Es Batu Yang Digunakan Pedagang Di Sepanjang Pantai Purus Kota Padang” METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan tujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat. Media
dan tehnik penelitian ini mencakup
bagaimana memperoleh data, cara yang digunakan dan alat-alat yang di pakai untuk
pelaksanaan di lapangan serta analisa
laboratorium sehingga dapat dicapai tujuan penelitian.
Peneltian ini dilakukan pada daerah di Sepanjang Pantai Purus, Kota Padang. Pemilihan sampel ini menggunakan metode
didapatkan tiga jenis es batu yang digunakan pedagang yakni es balok/peti es, es batu dalam kemasan plastik dan es berukuran kecil/kristal es. Alasan pengambilan sampel berdasarkan jenis es batu karena di asumsikan bahwa jenis es batu yang sama biasanya berasal dari sumber bahan baku/depot/air yang sama dalam membuat es tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dan Pembahasan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bakteri E-Coli dan Logam berat (Fe,Cu,Pb) dalam es batu yang digunakan pedagang di Sepanjang Pantai Purus, Kota Padang berdasarkan jenis es batu yang digunakan pedagang yakni es balok, es kristal dan es dalam bungkusan plastik.
Analisa tiga sampel es batu tersebut dilakukan di UPTD. Balai Laboratorium Kesehatan Gunung Pangilun, Padang. Hasil uji laboratorium berdasarkan jenis es batu yang digunakan pedagang dibandingkan dengan standar mutu/persyaratan kualitas air
minum berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No.492/Menkes/Per/IV/2010
dengan hasil sebagai berikut:
Pertama kandungan bakteri
Escherichia coli terdapat pada ketiga sampel tersebut yakni es balok mengandung 96/100 ml sampel, es kristal mengandung 15/100 ml sampel dan es bungkusan plastik juga mengandung 15/100 ml sampel sehingga ketiga jenis es batu tersebut tidak layak untuk di konsumsi karna keberadaan E-Coli harus 0/100 ml sampel. Besarnya kandungan bakteri E-Coli pada es balok kemungkinan di sebabkan oleh sumber air yang tidak bersih,
proses pembuatan, penyimpanan dan
pendistribusian yang kurang higenis,
sedangkan kandungan bakteri E-Coli di dalam
es kristal dan es bungkusan plastik
kemungkinan disebabkan oleh wadah, cara penyajian, atau tangan pedagang yang kurang bersih saat menyajikan es batu tersebut.
Beberapa hasil penelitian terhadap es batu yang digunakan pedagang seperti
penelitian Firlieyanti (2006) juga
menunjukkan bahwa mutu es batu yang digunakan pedagang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam SNI
01-3839-1995 dan Kepmenkes RI
No.416/Men.Kes/Per/IX/1990 karena mutu mikrobiologis yang relatif buruk pada es batu yang disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya mutu air yang digunakan sebagai bahan baku memiliki mutu mikrobiologis yang lebih rendah dibandingkan air minum, jenis pembekuan yang lambat dan penerapan
sanitasi, higiene yang rendah dalam
penanganan es batu selama proses pembuatan, pengangkutan dan penyimpananya.
Kedua kandungan logam berat besi (Fe) di dalam tiga sampel es batu tersebut masih di dalam kadar maksimum yang di perbolehkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 492/Menkes/Per/IV/2010 yakni terdapat logam berat besi pada sampel es balok 0,215/0,3 mg/l, es kristal 0,071/0,3 mg/l, es bungkusan plastik 0,088/0,3 mg/l.
Pemeriksaan kadar besi (Fe) di dalam es batu yang digunakan pedagang sangat penting untuk dilakukan karna konsentarasi unsur besi (Fe) dalam air yang melebihi ± 2 mg/l dapat menyebabkan warna air menjadi kemerah-merahan, akan menimbulkan
noda-noda pada peralatan/bahan-bahan yang
berwarna putih, memberi rasa tidak enak pada minuman dan juga dalam dosis yang besar besi dapat merusak dinding usus dan kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini.
Ketiga kandungan logam berat tembaga (Cu) di dalam es batu tersebut juga masih di dalam kadar maksimum yang di perbolehkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 492/Menkes/Per/IV/2010 yakni tembaga terdapat pada sampel es balok 0,002/2 mg/l, es kristal <0,002/2 mg/l, es bungkusan plastik <0,002/2 mg/l.
Keberadaan tembaga (Cu) di dalam
sumber air minum atau bahan baku
pembuatan es batu juga berbahaya bagi kesehatan jika melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan sehingga pemeriksaan kadar tembaga (Cu) penting dilakukan karna hanya dalam jumlah kecil Cu di perlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah
namun dalam jumlah besar dapat
menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah dan dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Pada keracunan kronis Cu tertimbun dalam hati dan menyebabkan hemolisis, hemolisis terjadi karena tertimbunya H2O2 dalam sel darah merah sehingga terjadi oksidasi dari lapisan sel yang mengakibatkan sel menjadi pecah.
Keempat kandungan logam timbal (Pb) di dalam es batu tersebut juga masih di dalam kadar maksimum yang di perbolehkan
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 492/Menkes/Per/IV/2010 yakni es balok <0,003/0,01 mg/l, es kristal <0,003/0,01 mg/l, es bungkusan plastik <0,003/0,01 mg/l.
Es batu yang digunakan pedagang di Sepanjang Pantai Purus Kota Padang memang memiliki kadar timbal masih di bawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan tetapi kadar timbal tersebut harus diperiksa secara berkelanjutan di masa yang akan datang karena sebuah studi di jakarta tahun 2001 menunjukkan sumber yang berpotensi timbal bisa masuk ke tubuh manusia antara lain disebabkan oleh pipa air ledeng kota atau keran kuningan yang mengandung timbal (Suherni, 2013).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis
laboratorium yang telah di telaah maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Semua sampel es batu yang digunakan
pedagang (es balok, es kristal, es bungkusan plastik) mengandung bakteri
Escherichia Coli sehingga ketiga jenis es batu tersebut tidak layak untuk di konsumsi karna keberadaan E-Coli harus 0/100 ml sampel.
2. Dari kondisi logam berat (Fe, Cu, Pb) maka ketiga sampel es batu (es balok, es kristal, es bungkusan plastik) memiliki kandungan logam berat masih di dalam kadar maksimum yang di perbolehkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 492/Menkes/Per/IV/2010.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran sebagi berikut: 1. Bagi pengusaha depot es dan pedagang di
Sepanjang Pantai Purus Kota Padang agar lebih memperhatikan lagi sumber air yang
digunakan, penyimpanan dan
pendistribusian es batu serta kebersihan tangan, alat pemecah es batu di saat menyajikan minuman tersebut sehingga minuman yang disajikan kepada konsumen aman untuk dikonsumsi.
2. Bagi masyarakat yang mengkonsumsi agar
lebih memperhatikan lagi kondisi fisik es
batu, kebersihan pedagang yang
menyajikan minuman dari olahan es batu tersebut.
3. Bagi pemerintah/dinas kesehatan agar
melakukan pemeriksaan secara teratur dan berkelanjutan terhadap sumber bahan baku
dan es yang di gunakan oleh pedagang agar layak untuk dikonsumsi.
4. Bagi peneliti lanjutan agar melanjutkan penelitian ini dengan jenis logam berat yang berbeda di dalam es batu yang digunakan pedagang agar es batu yang di gunakan pedagang terbebas dari logam
berat yang sangat berbahaya bagi
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono.1995.http://repository.usu.ac.id/bitst ream/123456789/27896/4/Chapter%2 011.pdf, di akses pada tanggal 22 maret 2013.
Efendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisus.
Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan
Parsitologi Untuk Akademi
Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan Yang Sederajat. Citra Aditya Bakti : Bandung.
Firleyanti, Antung Sima. 2006. Evaluasi
Bakteri Indikator Sanitasi Di
Sepanjang Rantai Distribusi Es
Batu DI Bogor.
J.II.Pert.Indon.Vol.11(2).2006. Http://Repository.Usu.Ac.Id/Bitstream/12345
6789/27896/4/Chapter%2011.Pdf, di akses pada tanggal 22 maret 2013. Kusnaedi. 2010. Mengolah Air Kotor Untuk
Air Minum. Jakarta : Penebar Swadaya.
Lubis, Bidasari dkk. 2013. Hubungan
Keracunan Timbal dengan Anemia
Defisiensi Besi pada Anak.
CDK.200/vol.40 no. 1, th. 2013.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Persyaratan Kualitas Air
Minum. No :
492/Menkes/Per/IV/2010 Tanggal 19 April 2010.
Standar Nasional Indonesia. Es Batu. SNI 01-3839-1994 ICS 67.160.20.
Suherni. 2010. Keracunan Timbal di Indonesia. Intern di Lead Group, untuk melengkapi tugas belajarnya sebagai masters of Environmental Science, Graduate School of the Environtment, Macquarie University, Sydney, Australia.
Sutrisno, Totok dkk. 2010. Teknologi
Penyediaan Air Bersih. Jakarta : Rineka Cipta.