• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Penetapan Tingkat Kepahitan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Penetapan Tingkat Kepahitan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I. Tujuan

Memahami cara penetapan derajat kepahitan.

Menentukan derajat kepahitan simplisia uji terhadap derajat kepahitan kinin HCl.

II. Dasar Teori

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. F.) Wall. Ex.Nees) merupakan terna (perdu) semusim yang seluruh bagian tanamannya pahit sehingga dikenal juga dengan julukan "King of Bitters".

Sambiloto dikenal dengan beberapa nama daerah, seperti di Jawa Barat: ki oray atau ki peurat; Jawa Tengah dan Jawa Timur: bidara, takilo, sambiloto; Sumatera: pepaitan atau ampadu; Maluku: Pepaitan. Di India di sebut Kalamegh, di Malaysia disebut Hempedu Bumi, Pokok Cerita.

Sambiloto adalah tanaman liar yang diduga berasal dari India. Tanaman yang sangat pahit ini dipatenkan sebagai obat antiHIV oleh sebuah perusahaan Farmasi Jerman. Sementara di Indonesia,

Dirjen POM, Departemen Kesehatan RI, menetapkan Sambiloto

sebagai salah satu dari sembilan tanaman obat unggulan yang sudah diuji secara klinis.

Tanaman sambiloto berkembang baik dengan biji atau stek batang. Tinggi pohon dewasa bisa mencapai 50-90 cm. Batang dan cabangnya berbentuk segi empat, sedangkan daunnya berjenis tunggal dengan panjang sekitar 2-8 cm dan lebar 1-3 cm.

Komponen utama sambiloto adalah andrographolide yang berguna sebagai bahan obat. Disamping itu, daun sambiloto mengandung saponin, falvonoid, alkaloid dan tanin. Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun dan batang adalah laktone, panikulin, kalmegin dan hablur kuning yang memiliki rasa pahit (Yusron dkk., 2005).

Menurut Yusron dkk. (2005) secara tradisional sambiloto telah dipergunakan untuk pengobatan akibat gigitan ular atau serangga, demam, disentri, rematik, tuberculosis, infeksi pencernaan, dan lain-lain. Sambiloto juga dimanfaatkan untuk antimikroba/antibakteri, antihyper-glikemik, anti sesak napas dan untuk memperbaiki fungsi hati. Mengingat kandungan dan fungsi tanaman tersebut, saat ini sambiloto banyak diteliti untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat modern, diantaranya pemanfaatan sambiloto sebagai obat HIV dan kanker.

Seluruh bagian tanaman sambiloto mulai dari daun, bunga, buah, batang, hingga akar biasa dimanfaatkan sebagai obat. Cara penggunaan yang paling umum adalah berupa rebusan atau seduhan daun sambiloto segara atau kering. Kini sambiloto juga dapat diminum dalam bentuk pil dan kapsul. Di negara maju, sambiloto juga dimanfaatkan dalam bentuk cairan suntik yang biasa dimanfaatkan sebagai pengobatan

(2)

infeksi bakteri e.coli. Jika mau, Anda bisa mengikuti salah satu cara yang biasa digunakan orang India yaitu minum jus sambiloto. Caranya, blender sebatang tanaman sambiloto, peras airnya, lalu minum. Hanya satu sendok makan, tapi pahitnya luar biasa.

III. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Labu takar 50 ml, 100 ml, 500 ml

Pipet volumw 1 ml, 5 ml Pipet ukur 10 ml

Tabung reaksi 20 buah Pemanas Corong saring Stopwatch Erlenmeyer Kinin HCl Simplisia : Sambiloto IV. Prosedur

a. Pembuatan larutan stok kinin HCl dan pengencerannya

No.tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9

sq (ml) 4,2 4,4 4,6 4,8 5,0 5,2 5,4 5,6 5,8 Air (ml) 5,8 5,6 5,4 5,2 5,0 4,8 4,6 4,4 4,2 Kinin HCl

(mg) 0,126 0,132 0,138 0,144 0,15 0,156 0,162 0,168 0,174 buat suatu seri pengenceran dalam 9 tabung reaksi sebagai berikut:

ambil 3 ml dan encerkan dengan aquadest dalam labu takar 100 ml, larutan ini merupakan larutan stok (sq) mengandung 0,01 mg/ml. larutkan 0,1 g kinin HCl dengan aquadest dalam labu takar 100 ml

(3)

b. Pembuatan ekstrak dan pengencerannya No tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 st (ml) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Air (ml) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 - c. Pemeriksaan

Catatan: orang yang tidak merasa pahit pada kinin HCl 0,174 mg/10 ml tidak layak digunakan.

buat seri pengenceran dalam 10 tabung reaksi sbg brkt:

pipet 1 ml ekstrak dan encerkan dalam labu takar 100 ml larutan ini disebut (st) setara dengan 0,04 mg/ml

setelah dingin, saring dan genapkan volume dalam labu takar 50 ml buat ekstrak simplisia dgn memanaskan 0,2 gr simplisia dalam 45 ml air

selama 60 menit

semua larutan uji harus disimpan pada suhu 20°C-25°C

untuk menghemat waktu, pengujian berikutnya dimulai dari tahap ketiga setelah pengujian seri pertama harus menunggu 10 menit sebelum dilakukan

pengujian pada seri tahap berikutnya

konsentrasi lebih tinggi dicoba setelah paling tidak 10 menit

bila tidak memberikan rasa pahit, ludahkan dan tunggu 1 menit, apakah rasa pahit muncul atau tidak

bilas mulut dengan air. masukan 10 ml larutan uji ke dalam mulut, gerakan di sekitar dasar lidah selama 30 detik, dimulai dari konsentrasi yang paling rendah.

(4)

d. Perhitungan

Aktivitas pahit = unit/gram

a = mg obat yang dikandung dalam 1 ml st

b = ml st yang dikandung dalam 10 ml larutan konsentrasi ambang pahit

c = mg kinin HCl dalam 10 ml larutan ambang pahit V. Data Pengamatan

Nama bahan : Sambiloto

Nama latin bahan : Andrographis paniculata Ness

Nama simplisia : Andrographidis Herba (Herba Sambiloto) atau Andrographidis Folium (Daun Sambiloto) Bobot simplisia : 0,2 gram

a. Pembuatan larutan stok kinin HCl dan pengencerannya

No.tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 sq (ml) 4,2 4,4 4,6 4,8 5,0 5,2 5,4 5,6 5,8 Air (ml) 5,8 5,6 5,4 5,2 5,0 4,8 4,6 4,4 4,2 Kinin HCl (mg) 0,126 0,132 0,138 0,144 0,15 0,156 0,162 0,168 0,174 Rasa + + + + + + + + +

Keterangan : += memberikan rasa pahit - = tidak memberikan rasa pahit b. Pembuatan ekstrak dan pengencerannya

No

tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

st (ml) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Air (ml) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -

Rasa - - - + + + + +

Keterangan : += memberikan rasa pahit - = tidak memberikan rasa pahit c. Perhitungan

1. Bobot kinin yang memberikan rasa pahit dalam mg (c) 2. Konsentrasi simplisia per mL (a)

3. Volume larutan (st) yang memberikan rasa pahit dalam mL (b) a = 0,04 ml

b = 6 ml c = 0,126 mg

(5)

Aktivitas pahit = unit/gram = unit/gram = 1050 unit/gram VI. Pembahasan

Pada praktikum penetapan kepahitan kali ini yaitu bertujuan untuk mengetahui derajat kepahitan simplisia uji terhadap derajat kepahitan kinin HCl. Pada praktikum ini digunakan sambiloto sebagai sampelnya. Alasan menggunakan sambiloto yaitu karena menurut sumber kandungan alkaloid dan flavonid dalam sambiloto menyebabkan rasa pahit.

Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat larutan stok (sq) kinin HCl dan pengencerannya. Pembuatan larutan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepahitan dari kinin HCl. Kinin HCl digunakan di sini karena penetapan kepahitan secara internasional menggunakan kinin HCl. Larutan kinin HCl pun dibuat dengan berbagai konsentrasi, mulai dari konsentrasi yang rendah hingga ke konsentrasi yang tinggi. Hal ini bertujuan agar pahit yang dirasakan berbeda-beda sehingga akan diperoleh angka untuk menentukan derajat kepahitan.

Setelah itu dibuat ekstrak dan pengencerannya yaitu dengan cara melarutkan sambiloto dengan air panas kemudian didihkan selama 60 menit. Pemanasan ini bertujuan agar kandungan flavonoid dan alkaloid dalam sambiloto yang menimbulkan rasa pahit ini dapat terurai melalui suhu yang agak tinggi.

Kemudian dibiarkan dingin terlebih dahulu kemudian disaring agar menghasilkan ekstrak yang lebih murni atau yang lebih baik. Kemudian setelah disaring, ekstrak yang didapat diencerkan dengan aquadest dalam labu ukur. Seperti larutan stok kinin HCl, pembuatan ekstrak pun dibuat seri pengenceran dengan kosentrasi yang berbeda-beda agar rasa pahit yang diperoleh berberbeda-beda-berbeda-beda pula sesuai volume ekstrak yang ditambahkan.

Untuk pengujiannya dilakukan terhadap orang yang sangat tidak suka pahit. Orang yang tidak merasa pahit pada kinin HCl 0,174 mg/10 ml tidak layak digunakan. Untuk menguji dengan memasukkan 10 ml larutan uji ke dalam mulut selama 30 detik dan apabila tidak terasa pahit maka tunggu selama 1 menit untuk menunggu respon lidah terhadap rasa pahit.

Setelah dilakukan pengujian larutan stok dan larutan ekstrak, hasil yang diperoleh adalah pada larutan stok kinin HCl dengan tabung 1

(6)

sudah terasa pahit. Sehingga diperoleh nilai ambang kinin HCl adalah 0,126 (mg) dan pada ekstrak diperoleh rasa pahit pada tabung ke 6. VII. Kesimpulan

1. Sambiloto mengandung zat kimia yaitu alkaloid dan flavonoid yang dapat menimbulkan rasa pahit.

(7)

Daftar Pustaka

Sovia Lenny. 2006. Senyawa Flavonoid, Fenil Propanoida dan Alkaloida. Anonim. Alkaloid : Senyawa Organik Terbanyak di Alam.

Trevor Robinson. 2000. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasakan praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar air suatu bahan pangan berbeda-beda tegantung dari ukuran bahan, bentuk bahan, atau suhu udara

Pada percob rcobaan ini aan ini, larut , larutan stan an standar dar Fe dan l Fe dan larutan arutan stand standar ar Mn den Mn dengan gan konsentrasi yang berbeda-beda

Pada percobaan kedua kami menentukan konsentrasi HCl dengan cara dititrasi dengan larutan NaOH yang telah diketahui molaritasnya dan menggunakan ekstrak bunga sepatu sebagai

Larutan standar yang diinjeksikan dengan konsentrasi yang berbeda memberikan luas area yang berbeda-beda yang kemudian dibuat dalam bentuk

Percobaan 3 “uji Seliwanoff” 1mL pereaksi Seliwanoff - Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda-beda - Ditambahkan ekstrak pisang yang berbeda pada masing-masing tabung reaksi

Sampel yang akan diperiksa dibuat seri pengenceran teriebih dahulu untuk mendapatkan lempengan agar dengan jumlah koloni antara 30-300 koloni, sehingga memungkinkan untuk

Dibuat larutan stok 500 ppm dengan cara menimbang ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) sebanyak 25 mg dan dilarutkan dengan metanol absolut sambil diaduk

Pembuatan larutan stok sampel Ekstrak etanol daun pandan wangi ditimbang sebanyak 1000 mg menggunakan cawan porselen kemudian dilarutkan menggunakan etanol p.a secukupnya sampai semua