• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berasuransi, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dalam ajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berasuransi, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dalam ajaran"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Islam sebagai norma yang mengatur tata kehidupan manusia yang telah sempurna dan mencapai seluruh aspek kehidupan manusia baik yang berkenaan dengan politik, hukum, social, budaya maupun tata kehidupan dalam berasuransi, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dalam ajaran agama islam.

Pada era zaman sekaran ini hukum islam berada pada kategori hukum kontenporer (kekinian), melihat keadaan seperti ini diperlukan reletifikasi pada eksistensi hukum islam ditengah kemajuan problema kehidupan manusia untuk mencari jawaban atas masalah tersebut salah satunya dengan cara melalui metode kontekstualisasi dan pengendalian hukum secara mendalam teks teks yang memungkinkan adanya penafsiran kembali. Salah satu masalah kontenporer saat ini yang menjadi pembahasan secara intens adalah pembahasan yang berkaitan dengan asuransi jiwa yang masih mengalami perbedaan dibeberapa komunitas ulama’ islam.

Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang pertanggungan sebuah initusi modern hasil temuan dari dunia barat, yang lahir bersamaan dengan adanya semangat pencerahan (reinaissance). Institusi ini bersamaan dengan lembaga keuangan bank yang menjadi motor penggerak ekonomi pada era modern dan berlanjut masa sekarang. Dasar yang menjadi semangat oprasional asuransi modern adalah berorientasikan pada

(2)

sistem kapitalis yang pada pada dasarnya bermain dalam pengumpulan modal dalam pengumpulan keperluan pribadi atau golongan tertentu dan kurang atau tidak mempunya akar untuk mengembangkan ekonomi pada tataran yang lebih komprehensif.1

Asuransi sebagai lembaga keuangan non bank, Terorganisir secara rapi berbentuk dalam perusahaan yang berorientasikan pada bisnis, Kelihatan pada era modern bersamaan dengan semangat revolusi industri dikalangan masyarakat barat, banyak tuntutan untuk mengadakan sebuah langkah proteksi terhadap kegiatan atau aktifitas ekonomi.

Pada hakekatnya lembaga asuransi tidak bisa lepas dari semangat sosial, karena manusia pada dasarnya berada dalam keadaan saling tolong menolong satu sama lain, status manusia disatu sisi sebagai mahluk individu dan disisi lain manusia sebagai mahluk sosial (dwi tunggal ) yang artinya saling membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa hidup sendiri, asuransi yang didalamnya yang melibatkan kelompok sosial telah melibatkan kelompok social dan memberikan gambaran antara bentuk pertanggungan antara anggota kelompok.2

Di zaman yang modern seperti saat ini Asuransi sudah banyak terlembagakan menjadi sebuah institusi yang profesional dan menawarkan banyak hal. Adapun diantara yang ditawarkan oleh institusi asuransi adalah asuransi timbale balik yaitu beberapa orang memberikan iuran tertentu yang dikumpulkan dengan maksud meringankan atau melepaskan beban seseorang



1 AM. Hasan Ali, MA. Asuransi dalam prespektif hokum islam, cet ke -2, Jakarta :

kencana, 2004.hlm.55

(3)

dari mereka saat mendapatkan kecelakaan, asuransi dagang yaitu beberapa manusia yang senasib bermunfakat dalam mengadakan pertanggungan bersama untuk menimpa kerugian yang menimpa salah satu anggota mereka, asuransi jiwa yaitu asuransi atas jiwa orang orang yang memepertanggung jawabkan atas jiwa orang lain yakni penanggung berjanji akan membayar sejumlah uang kepada orang yang disebutkan namanya dalam polis apabila yang mempertanggungkan meninggal dunia atau melewati masa masa tertentu, asuransi kesehatan (asuransi yang menimpa atas badan) yaitu asuransi pada keadaan keadaan tertentu pada asuransi jiwa atas kerusakan diri seseorang seperti: asuransi mata, asuransi tangan, asuransi telinya atau sauransi atas penyakit penyakit tertentu.3

Allah Swt dalam kitab suci Al-quran memerintahkan pada hambanya untuk senantiasa untuk melakukan persiapan dalam menghadapi hari esok, Oleh karena itu sebagian dari kita dalam kaitan ini berusaha untuk menabung dan berasuransi. Menabung merupakan upaya mengumpulkan dana untuk kepentingan mendesak atau kepentingan yang lebih besar kelak. Sedangankan berasuransi digunakan untuk berjaga jaga ketika tiba tiba musibah datang menghampiri diri kita. Dengan demikian asuransi identik dengan antisipasi untuk menghadapi masa yang akan datang.

Disisi lain manusia mempunyai sisi lemah dalam menghadapi kejadian yang akan datang. Sifat lemah tersebut berbentuk ketik tahuannya terhadap kejadian yang akan menimpa pada dirinya. Manusia tidak dapat



3 Suhendi hendi h. dr. MSI. Fiqih muamalah , Jakarta : PT. raja grafindo persada,

(4)

memastikan bagaimana keadaannya pada kemudian hari, firman Allah telah ditegaskan dalam QS. Lukman ayat 34 yang berbunyi:













“sesungguhnya Allah, hanya pada sisinya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia lah yang telah menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah maha mengetahui dan mengenal.”(Qs. Lukman: 34)

Kajian hukum Islam menyikapi asuransi asuransi yang ditawarkan sangat beragam ragam bentuknya dan banyak pula para ulama’, diantara mereka ada yang membolehkan dan menghalalkan dan ada juga yang melarang dan mengharamkan asuransi hanya pada sebagian saja macamnya atau jenis jenis asuransi tertentu.

Ulama’ yang mengharamkan asuransi diantaranya syeikh ibnu Abidi (mazhab Hanafi), syekh Muhammad Bakhit almuthi’ie (ulama’ mesir) dalam

kitab risalah ahkam as-syukurtah, syekh Muhammad al Ghazali (ulama’ mesir) dalam kitab Al Islam wal manaah hiji al-isytiraakiyah (Islam dan pokok pokok ajaran sosial), syekh Muhammad yusuf al_qardhawi (guru besar universitas qatar) dalam al halal wal haram fil islam, syekh abu zahro (guru besar univesiti kairo mesir), Dr. Muhammad muslehuddin (guru besar hokum islam

(5)

universitas london) dan masih banyak lagi ulama’ yang lain yang mengatakan asuransi itu haram4.

Yang mulia Syaikh Ahmad Ibrahim menfatwakan “bahwa akad

asuransi hidup tidak boleh”. Beliau mengatakan “sesungguhnya hakekat masalah dalam akad asuransi hidup adalah tidak sah”.untuk menjelaskan hal

itu saya katakan: “sesungguhnya akad asuransi hidup jika mebayarnya secara mencicil pada masa hidupnya seseorang, ia berhak meminta kembali semua jumlah uang yang telah ia setokan secara bertahab,beserta keuntunganan yang mereka sepakati dengan perusahaan5.

Ulama’ yang menghalalkan atau membolehkan asuransi diantaranya: syeikh abdur rahman isa (guru besar universitas al-azhar), prof Dr. Muhammad yusuf musa (guru besar unuversitas kairo), syekh abdul wahab kholaf (guru besar hukum islam universitas kairo), prof Dr. muhammada al-bahi (mesir) ustad bahjah ahmad hilmi (penasihat pengadilan tinggi mesir), syaikh Muhammad dasuki, Dr. muhammadnajatullah siddiq, syaikh Muhammad ahmad, MA, LLB6

Tentang asuransi jiwa syaikh abdul ghani ar Rajihi mengatakan “pendapat para pengkaji memperbolehkannya berdasarkan pada pengertian pertolongan dan bantuan kepada seseorang atau ahli warisnya, disamping ada keuntungan bagi pihak badan asuransi yang tidak mengikuti cara yang terdapat pada masa ulama fikih pada periode pertama, seandainya masalah ini



4.sula Muhammad syakir, AAIJ, FIIS. Asuransi syari’ah, Jakarta : gema insani, 2004

hlm, 58-70

5Sabiq Sayyid, Fikih Sunnah, hlm. 186.

(6)

mendatangkan maslahat umat maka allah akan menetapkannya didalam syara’. Pihak yang menentang dan mengharamkan asuransi jiwa ini disebabkan dia menilai asuransi ini mengandung kemadharatan dan perjudian perjudian serta menghilangkan rasa tawakal kepada Allah.

Dr. Muhammad Yusuf Musa menegaskan tidak diragukan lagi bahwa asuransi dengan segala jenis yang mengandung unsur unsur kerjasama yang tinggi antara pihak yang berasuransi dan kerja sama ini tidak dilarang, yang dilarang adalah badan badan yang menjalankan urusannya pemerasan dan riba, karena asuransi tidak mengandung riba maka dihalalkan dan diperbolehkan menurut pandangan syara’, disamping itu kita tidak menemui nas nas yang melarangnya didalam syari’at Allah dan rasulnya.7

B. Penegasan Judul

Untuk menghindari interprestasi yang salah atas judul dan mengindari kesalahfaman dalam menafsirkan judul atau istilah yang terdpat dalam judul maka diperlukan maka diperlukan penegasan untuk member pengertian yang kongkrit dan lebih oprasional, adapun istilah yang diberi batasan adalah:

1. Studi adalah kajian atau tela’ah8, disini dimaksudkan untuk mengkaji atau menelaah judul yang diambil.

2. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya atau sebab musababnya,



7

prof. Dr. Ahmad shalabi, kehidupan sosial dalam pemikiran islam, hlm.427.

8 Departemen pendidikan dan kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

(7)

3. Asuransi adalah suatu lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang pertanggungan, yang dimaksud pertangungaan yaitu menanggung biaya nasabah asuransi.

4. Jiwa adalah nyawa seseorang.

5. Hukum adalah peraturan atau adat yang secara resi dianggap mengikat atau yang dilakukan oleh penguasaan pemerintah.

6. Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada itab suci Al qur’an yang diturunkan kedunia melalui wahyu Allah SWT.9

C. Rumusan Masalah

Dengan berpijak pada alasan pemilihan judul skripsi diatas, maka untuk menghindari kemungkinan adanya kerancuan atau kekeliruan pembahasan,terlebih dahulu dirumuskan permasalahn yang akan dibahas sehingga akan lebih jelas tujuan pengkajian yang terarah terhadap pembahayannya yaitu sebagai berikut :

1. Apakah yang mendasari asuransi jiwa?

2. Bagaimana pandangan hukum islam tentang asuransi jiwa? 3. Bagaimana dampak asuransi jiwa bagi kesejahteraan?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penulis

Dalam penulisan skripsi ini penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai :



(8)

a. Untuk mengetahui alasn (dasar) yang melatar belakangi adanya asuransi jiwa.

b. Untuk mengetahui Bagaimana islam menanggapi dan memberikan solusi dalam penerapan asuransi jiwa.

2. Signifikasi Penulis

a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis di bidang ilmu hukum Islam serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang asuransi jiwa.

b. Memberikan sumbangan pemikiran dan memecahkan permasalahan yang ada hubungannya dengan asuransi.

E. Kajian Pustaka

Usain Hamid Hisan, mengatakan Asuransi adalah sikap ta`awun yang telah diatur dengan sistem yang sangat rapih, antara sejumlah besar manusia, semuanya telah siap mengantisipasi suatu peristiwa, jika sebagian mereka mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling menolong dalam menghadapi peristiwa tersebut dengan sedikit pemberian (derma) yang diberikan oleh masing masing peserta. Dengan pemberian (derma) tersebut mereka dapat menutupi kerugian-kerugian yang dialami oleh perserta yang tertimpa musibah. Dengan demikian asuransi adalah ta`awun yang terpuji, yaitu saling menolong dalam berbuat kebajikan dan takwa. Dengan ta`awun mereka saling membantu antara sesama, dan mereka takut dengan bahaya (malapetaka) yang mengancam mereka.

(9)

Dalam bukunya `Aqdu at-Ta`min wa Mauqifu asy-Syari`ah alIslamiayah Minhu, az Zarqa juga mengatakan, sistem asuransi yang dipahami oleh para ulama hukum (syariah) adalah sebuah sistem ta`awun dan tadhamun yang bertujuan untuk menutupi kerugian peristiwa-peristiwa atau musibah-musibah. Tugas ini dibagikan kepada sekelompok tertanggung, dengan cara memberikan pengganti kepada orang yang tertimpa musibah. Pengganti tersebut diambil dari kumpulan premi-premi mereka. Mereka (para ulama ahli syariah) mengatakan bahwa dalam penetapan semua hukum yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan ekonomi, Islam bertujuan agar suatu masyarakat hidup berdasarkan atas asas saling menolong dan menjamin dalam pelaksanaan hak dan kewajiban.

Dengan demikian maka asuransi dilihat dari segi teori dan sistem, tanpa melihat sarana atau cara-cara kerja dalam merealisasikan sistem dan mempraktekkan teorinya, sangat relevan dengan tujuan-tujuan umum syariah dan diserukan oleh dalil-dalil juz`inya. Dikatakan demikian karena asuransi dalam arti tersebut adalah sebuah gabungan kesepakatan untuk saling menolong, yang telah diatur dengan sistem yang sangat rapih, antara sejumlah besar manusia, tujuannya adalah menghilangkan atau meringankan kerugian dari peristiwa-peristiwa yang terkadang menimpa sebagian mereka, dan jalan yang mereka tempuh adalah dengan memberikan sedikit pemberian (derma) dari masing-masing individu.

Asuransi dalam pengertian ini dibolehkan, tanpa ada perbedaan pendapat. Tetapi perbedaan pendapat timbul dalam sebagian sarana-sarana

(10)

kerja yang berusaha merealisasikan dan mengaplikasikan teori dan sistem tersebut, yaitu akad-akad asuransi yang dilangsungkan oleh para tertanggung bersama perseroan-perseroan asuransi.

F. METODE PENELITIAN

Metode mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai suatu tujuan, dengan memakai teknik serta alat-alat untuk mendapatkan kebenaran yang objektif dan terarah dengan baik.

1. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini penulis akan melakukan penelitian pustaka yang berbentuk pengumpulan data yang merujuk pada buku, majalah, media cetak dan elektronikyanga ada kaitannya dengan skripsi tersebut,berupa pendapat pendaat dan tulisan penulis.

2. Analisis Data

Dalam metode ini, penulis akan akan menggunakan analisa data yang berisfat kualikatif, yaitu digambarkan dengan kata atau kalimat dipisah pisahkan menurut kategori untuk untuk memeperoleh kesimpulan. Pada analisis ini penulis akan menggunakan analisa kualikatif yang sistemnya lebih tertarik untuk melakukan pemahaman secara mendasar terhadap suatu permasalahan untuk kepentingan generalisasi.

3. Metode Komperatif

Yaitu metode yang dilakukan terhadap sebuah kategori yang lahir kemudian membandingkan kategori tersebut dengan kategori yang lainnya. Pada awalnya, metode ini terkesan rumit karena data data yang

(11)

perlu dicari sangat tidak terbatas dan tidak beraturan, namun sesunggungnya metode ini dapat digunakan untuk semua jenis penelitian. Karena prisip kerja metode analisis komparatif hanya mencakup dua tahap pokok:

Pertama, Membandingkan setiap data untuk memunculkan berbagai kategori

Kedua, membandingkan dan mengintregrasi kategori kategori dari sifat sifatnya untuk memunculkan hipotesis dan memberika batasan teori10.

G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Untuk mengetahui isi atau materi skripsi secara menyeluruh, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

1. Bagian Muka, terdiri dari:

Halaman judul, halaman nota pengesahan,halaman nota persetujuan pembimbing, Abstrak, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar dan halaman daftar isi.

2. Bagian isi, terdiri dari beberapa bab:

BAB I yaitu Pendahuluan, Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skrpsi.



10 M. Atho Mudzhar, pendekatan studi islam dalam teori dan praktek, Pustaka

(12)

BAB II yaitu Landasan Teori, Bab ini membahas tentang tinjauan asuransi jiwa, meliputi: pengertian asuransi jiwa, tujuan dan asuransi, jenis jenis asuransi jiwa, landasan hukum, dan prinsip prinsip asuransi jiwa.

BAB III yaitu Objek kajian, Pada bab ini membahas analisis tentang asuransi jiwa dan manfaatnya, metode penanganan resiko, pendapat ulama’ dan para ahli mengenai asuransi jiwa.

BAB IV yaitu Hasil penelitian dan pembahasan, Bab ini membahas analisis dan memnjawab permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya, penulis akan membahas mengenai asauransi jiwa menurut prespektif hukum islam, dasar pemikiran ulama dan penyelesaian sengketa.

BAB V yaitu Penutup, sebagai penutup dari bab bab sebelumnya yang mencakup kesimpulan, saran-saran dan penutup.

3. Bagian Akhir, terdiri dari:

(13)

Daftar Pustaka

Ahmad shalabi, kehidupan sosial dalam pemikiran islam.

AM. Hasan Ali, MA. Asuransi dalam prespektif hokum islam, cet ke -2, Jakarta : kencana, 2004.hlm.55

Departemen pendidikan dan kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

3, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 193

M. Atho Mudzhar, pendekatan studi islam dalam teori dan praktek, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 1998, hal. 52

Suhendi hendi h. dr. MSI. Fiqih muamalah , Jakarta : PT. raja grafindo persada, 2005. Hlm

Sabiq Sayyid, Fikih Sunnah, PT. Alma’arif , Bandung.

Sula Muhammad syakir, AAIJ, FIIS. Asuransi syari’ah, Jakarta : gema insani, 2004 hlm, 58-70

Referensi

Dokumen terkait

Jones dan Prusky (2002) melaporkan bahwa beberapa khamir antagonis juga telah dilaporkan efektif untuk menghambat patogen pascapanen pada beberapa buah-buahan dan

Suasana yang mendukung tersebut diantaranya adalah dengan menerapkan sistem asrama (boarding school). Karena dengan mengkondisikan peserta didik dalam asrama akan bisa

Jika digit itu adalah 5 atau lebih daripada 5, tambahkan 1 kepada digit di nilai tempat yang

Penggabungan matriks polimer sweablle dan senyawa effervescent dalam tablet, ketika tablet tertelan dan kontak dengan cairan lambung yang bersifat asam, akan timbul CO 2

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan rahmat serta Rosulullah Muhammad SAW yang senantiasa memberikan syafaat kepada umatnya

Proses pemungutan pajak Restoran yang dilakukan oleh DISPENDA terhadap instasni pengguna jasa layanan makanan/minuman yang disediakan oleh Restoran, yang dimuat dalam DPA dan

Labuhanbatu Laporan Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daops 02 Labuhanbatu Senin, 23 Januari 2017. KEGIATAN HARIAN  Apel Pagi,  Kebersihan Lingkungan 

Analisa pemilihan skim pembiayaan pembangunan kapal dengan metode Fuzzy MCDM dapat digunakan untuk memecahkan persoalan keputusan dalam struktur informasi yang