• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Antenatal Care 1. Pengertian

Antenatal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006, p.52).

Pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Antenatal Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T”(Prawirohardjo, 2007, p.90) yaitu

a. (Timbang) berat badan b. Ukur (Tekanan) darah c. Ukur (Tinggi) fundus uteri

d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap

e. Pemberian Tablet zat besi,minimum 90 tablet selama hamil

(2)

f. Tes terhadap penyakit menular seksual

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

2. Tujuan Antenatal Care

Tujuan Antenatal Care (Saifuddin, 2002, p.67) adalah:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d. Menyiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Antenatal Care (ANC)

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2005, p.27), mengemukakan bahwa untuk mencoba menganalisis praktik antenatal care dari perilaku kesehatan orang dapat dipengaruhi 3 faktor yaitu :

(3)

a. Faktor yang mempermudah (predisposing factors)

Mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, moral sosial dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan perasa. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005, p.50)

Pengetahuan bagi masyarakat yang di desa-desa mereka tidak selalu membaca pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan kehamilan dari media cetak. Terlebih lagi kesadaran masyarakat untuk membeli bahan-bahan bacaan baik yang berupa buku maupun koran atau majalah masih rendah yang akibat dari minimalnya pengetahuan tentang kesehatan kehamilan, serta ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.

(4)

2) Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu simulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi praktik (tindakan) atau (reaksi tertutup). (Notoatmodjo, 2005, p.52)

Sikap terhadap pentingnya pemeriksaan ANC merupakan reaksi (respon) yang masih tertutup dari seseorang atau ibu hamil. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi atau arti tambahan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap tersebut merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan ANC, penghayatan tentang pengetahuan ini meliputi komponen pokok untuk pemeriksaan ANC yaitu kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep, kehidupan emosional (evaluasi) kecenderungan untuk bertindak, ke tiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam pemantauannya, pengetahuan berfikir,

(5)

keyakinan, dan emosi memang peran penting (Notoatmodjo, 2005, p.53).

Berbagai tindakan sikap yang berpengaruh terhadap pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan ANC antara lain menerima (receiving), merespon, menghargai, dan bertanggung jawab menerima sendiri. Artinya orang mau memperhatikan pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan ANC. Merespon (responding) dapat diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikator dari sikap. Dihargai (valuing) artinya mengajak orang lain untuk mengerjakan suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga, sedangkan tanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala suatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2005, p.54). b. Faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumberdaya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, klinik atau sumberdaya yang serupa itu. Faktor pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumberdaya yaitu biaya, jarak, dan ketersediaan transportasi. (Green, 1980, p.129)

(6)

1) Keterjangkauan fasilitas

Masalah kesehatan masyarakat terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor yang menjadi masa rantai terjadinya penyakit yang kesemua itu tidak terlepas dari faktor lingkungan dimana masyarakat itu berada, perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan ataupun gaya hidup yang dapat merusak tatanan masyarakat dalam bidang kesehatan, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

2) Ekonomi

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, krisis ekonomi yang berkepanjangan berakibat pada penurunan kemampuan daya beli masyarakat termasuk kebutuhan kesehatan ibu hamil. Ketika biaya hidup semakin meningkat sementara pendapatan tidak meningkat maka banyak ibu hamil tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.(Depkes, 2001, p.57)

(7)

3) Jarak

Indonesia merupakan negara yang sangat luas sayangnya banyak masyarakat yang tinggal jauh dari sarana kesehatan. jarak sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil.

c. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor penguat adalah faktor yang memperkuat perubahan perilaku seseorang dikarenakan adanya sikap dan perilaku yang lain seperti sikap suami, orang tua, tokoh kesehatan. Perilaku individu sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan, perilaku yang positif akan menunjang atau meningkatkan derajat kesehatan (Istiarti, 2000)

Masyarakat Indonesia terdiri banyak suku bangsa yang mempunyai latar belakang budaya yang beraneka ragam. Lingkungan budaya tersebut sangat mempengaruhi tingkah laku masyarakat yang memiliki budaya tersebut, sehingga dengan keanekaragaman budaya menimbulkan variasi dalam perilaku masyarakat termasuk dalam perilaku kesehatan. Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya

(8)

merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.

4. Standar Minimal Kunjungan Kehamilan

Untuk menerima manfaat yang maksimum dari kunjungan-kunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu tersebut memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan, yang terdistribusi dalam 3 trimester, atau dengan istilah rumus 1 1 2 (Prawirohardjo, 2007, p.89), yaitu sebagai berikut

a. 1 kali pada trimester I (sebelum 14 minggu) b. 1 kali pada trimester II (antara minggu 14-28)

c. 2 kali pada trimester III (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36)

Pada setiap kali kunjungan antenatal care perlu didapatkan informasi yang sangat penting (Saifuddin, 2002, p.47)

a. Trimester I (sebelum minggu ke 14)

1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.

2) Mendeteksi masalah dan menanganinya

3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan.

(9)

4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi

5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan sebagainya)

b. Trimester II (sebelum minggu ke 28)

Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria)

c. Trimester III (antara minggu 28-36)

Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.

d. Trimester III (setelah 36 minggu)

Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

Menurut Departemen Kesehatan RI (2003), pemantauan dan pelayanan antenatal yaitu bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan meliputi anamnesis dan memantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemi, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS) dan infeksi human immune deficiency virus/ acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS), memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan

(10)

kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan.

Hasil yang diharapkan adalah :

a. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan

b. Meningkatkannya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat c. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan

d. Ibu hamil, suami dan keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan

e. Mengurus transportasi rujukan bila sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.

5. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001, p.31)

(11)

a. Kunjungan ibu hamil Kl

Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.

b. Kunjungan ulang

Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung. c. Kunjungan ibu hamil K4

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:

1) Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu). 2) Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)

3) Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36).

4) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

B. Dukungan Keluarga 1. Keluarga

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga Sayekti (1994) dalam Setiadi (2008, p.3)

(12)

Menurut Duvall dan Logan (1986) dalam Murwani (2008, p.24) keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan pertahanan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah

a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan perkawinan atau adopsi

b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.

c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial suami, istri, anak, kakak, adik.

d. Mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya serta meningkatkan pertahanan fisik, psikologis, sosial anggota

2. Ciri-ciri Keluarga

Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton dalam (Setiadi, 2008, p.4) ciri-ciri keluarga dibagi beberapa macam :

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan

b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk perhitungan garis keturunan

(13)

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga.

3. Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam (Setiadi, 2008, p.7) diantaranya adalah

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

(14)

e. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

4. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1998, p.100) fungsi keluarga pada proses yang digunakan keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Secara umum fungsi keluarga adalah

a. Fungsi efektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

c. Fungsi reproduksi, dalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan, adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

(15)

Ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya menurut Effendy (1998, p.36) dalam Setiadi (2008) yaitu :

a. Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga.

b. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga agar kesehatan selalu terpelihara.

c. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan.

5. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dalam semua tahap, dukungan sosial keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan. Friedman (1998, p.174)

Menurut Friedman (1998, p.196) dalam Setiadi (2008) dukungan keluarga dibagi menjadi 2 yaitu

a. Dukungan keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah, praktisi kesehatan.

b. Dukungan keluarga internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung, atau dukungan dari anak.

6. Jenis Dukungan Keluarga

Ada empat jenis dukungan keluarga menurut Friedman (1998, p.198) dalam Setiadi (2008) yaitu :

(16)

a. Dukungan instrumental, adalah keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan kongrit. Keluarga menyedikan sarana prasarana yaitu misalnya menyediakan alat transportasi untuk ibu hamil memeriksakan kehamilan di tenaga kesehatan

b. Dukungan informasional, adalah keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar informasi). Keluarga memberikan informasi mengenai kehamilan yang dibutuhkan ibu hamil tentang pemeliharaan kesehatan kehamilan

c. Dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga. Keluarga memberi pujian untuk menyemangati ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan, saling bertukar pendapat antara ibu dan keluarga tentang kehamilan, menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah antara ibu dan keluarga.

d. Dukungan emosional, adalah keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Keluarga selalu mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan.

7. Ciri-Ciri Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut House (Smet, 1994, p.136) dalam Setiadi (2008) setiap bentuk dukungan sosial keluarga mempunyai ciri-ciri antara lain :

(17)

a. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi yang dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama

b. Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan meras adirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau medengar segala keluhannya, bersimpati, dan emapti terhadap persoalan yang dihadapinya, bahakan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya

c. Bantuan instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi misalkan dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain

d. Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderiat. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana

(18)

pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang positif

C. Kerangka Teori

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Teori

(Sumber L W Green (1980, p.117) dan Friedman (1998, p.198))

D. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Konsep

Dukungan keluarga Kunjungan ANC

Faktor pemungkin 1. Keterjangkau an fasilitas 2. Ekonomi 3. jarak Dukungan keluarga Dukungan instrumental Dukungan penilaian Dukungan emosional Dukungan informasional Kunjungan ANC Faktor Predisposisi 1. Pengetahuan 2. Sikap Faktor penguat

(19)

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. (Notoatmodjo, 2010, p.105)

Ha : ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan antenatal care

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Teori

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut di atas apabila dihubungkan dalam transaksi perbankan, perjanijan sangat menentukan terhadap isi, bentuk dari fasilitas perbankan yang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis berjudul “ Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi etos kerja guru SD dalam mengikuti KKG melalui supervisi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai “Pengaruh Kompensasi Finansial, Pengalaman Kerja, Pelatihan Kerja dan Stres KerjaTerhadap Kinerja Pemeriksa Pajak

Di dalam kelompok kecil anda, bagikan paling tidak, satu konsep baru yang anda pelajari dari pelajaran in mengenai bagaimana kita bisa dipimpin oleh Roh Allah.. Hubungkan

• Formulir Pengajuan Perubahan Dana Investasi asli wajib diiisi dengan leng- kap dan ditandatangani oleh Pemegang Polis sesuai dengan tanda tangan yang tercantum dalam SPAJ dan

Elemen-elemen arsitektur signifikan untuk dilestarikan adalah wujud makna kultural aspek fungsi (kegiatan masa lalu dan masa kini) dan aspek bentuk (elemen

Industri kerupuk kulit di Kelurahan Sembung Kabupaten Tulungagung melakukan produksi hampir setiap hari dengan menghabiskan bahan baku kulit sebanyak 200 – 300 kg dalam

Surat perjanjian kerja antara PT.SIR (Sinar Indonesia Raya) dengan calon karyawan tidak menyebutkan ketentuan mengenai perihal lain (apabila salah satu pihak