• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pe n d a h u l u a n. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pe n d a h u l u a n. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

P

e n d a h u l u a n

1.1. Dasar Hukum

Secara historis Banggai Kepulauan adalah merupakan bagian dari Kerajaan Banggai yang sudah dikenal sejak abad ke 13 Masehi sebagaimana termuat dalam buku Negara Kertagama yang ditulis oleh Pujangga Besar Empu Prapanca pada tahun Saka 1478 atau 1365 Masehi. Kerajaan Banggai, Awalnya hanya meliputi wilayah Banggai Kepulauan, Namun kemudian oleh Adi Cokro yang bergelar Mumbu Doi Jawa disatukan dengan wilayah Banggai Darat. Adi Cokro yang merupakan panglima perang dari Kerajaan Ternate yang menikah dengan seorang Putri Portugis kemudian melahirkan Putra bernama Mandapar. Mandapar inilah yang dikenal sebagai Raja Banggai Pertama yang dilantik pada tahun 1600 oleh Sultan Said Berkad Syam dari Kerajaan Ternate. Raja Mandapar yang bergelar Mumbu Doi Godong ini memimpin Banggai sampai tahun 1625.

Adapun sisa peninggalan Kerajaan Banggai yang dibangun pada abad ke XVI yang masih dapat ditemui hingga saat ini yaitu Kerajaan Keraton Banggai yang ada dikota Banggai pada masa pemerintahan Raja Syukuran Amir, ibukota Kerajaan Banggai yang semula berada di Banggai Kepulauan dipindahkan ke Banggai Darat (Luwuk). Untuk penyelenggaraan pemerintahan diwilayah Banggai Laut ditempatkan pejabat yang disebut Bun Kaken sedang untuk Banggai Darat disebut Ken Kariken. Wilayah Banggai Darat dan Banggai Laut kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tentang Pembentukan daerah tingkat II di Sulawasi Tengah menjadi Kabupaten otonom yang dikenal sebagai Kabupaten Banggai dengan ibukota Luwuk

Kabupaten Banggai Kepulauan yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999 pasal 5 menyebutkan Kabupaten Banggai Kepulauan berasal dari sebagian Kabupaten Banggai yang terdiri atas wilayah :

1. Kecamatan Banggai 2. Kecamatan Totikum 3. Kecamatan Tinangkung 4. Kecamatan Liang 5. Kecamatan Bulagi 6. Kecamatan Buko

7. Kecamatan Labobo Bangkurung

Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999 menyebutkan “Ibukota kabupaten Banggai Kepulauan berkedudukan di Banggai”. Selanjutnya sesuai amanat pasal 11 yang menyebutkan “bahwa selambat-lambatnya dalam jangka waktu lima tahun terhitung sejak peresmian Kabupaten Banggai Kepulauan, kedudukan ibukota dipindahkan ke Salakan. Tindaklanjut dari pasal tersebut pada tahun 2008 Ibukota

(2)

Kabupaten Banggai Kepulauan Yang semula berkedudukan di Banggai di pindahkan ke Salakan. Kabupaten Banggai Kepulauan dalam mengembangkan wilayah dan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga sampai dengan tahun 2012 telah mengalami banyak pemekaran kecamatan sehingga jumlah kecamatan sampai dengan tahun 2012 telah mencapai 19 (Sembilan Belas) kecamatan yang meliputi :

1. Kecamatan Labobo

2. Kecamatan Bokan Kepulauan 3. Kecamatan Bangkurung 4. Kecamatan Banggai 5. Kecamatan Banggai Utara 6. Kecamatan Banggai tengah 7. Kecamatan Banggai Selatan 8. Kecamatan Totikum

9. Kecamatan Totikum selatan 10. Kecamatan Tinangkung

11. Kecamatan Tinangkung Selatan 12. Kecamatan Tinangkung Utara 13. Kecamatan Liang

14. Kecamatan Peling Tengah 15. Kecamatan Bulagi

16. Kecamatan Bulagi Selatan 17. Kecamatan Bulagi Utara 18. Kecamatan Buko

19. Kecamatan Buko Selatan 1.2. Gambaran Umum Wilayah

1.2.1. Kondisi Geografis Daerah

Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis Kabupaten Banggai Kepulauan terletak pada posisi 1° 06' 30" Lintang Selatan sampai dengan 2° 20' 00" Lintang Selatan dan 122° 40' 00" Bujur Timur sampai dengan 124° 13' 30" Bujur Timur di Jazirah Timur Laut Pulau Sulawesi.

Batas-batas wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan meliputi :

Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Banggai Laut Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tolo Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Peling Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini

(3)

Secara administratif Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri atas 19 Kecamatan, 6 Kelurahan dan 205 Desa. Pada tahun (2013) seiring ditetapkannya Kabupaten Banggai Laut sebagai Daerah Otonomi Baru, maka jumlahnya pun berubah menjadi 12 Kecamatan, 3 Kelurahan dan 141 Desa, dengan ibu kota Kabupaten terletak di kota Salakan. Dari total 144 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan, sekitar 90,28 persen merupakan desa/kelurahan swakarya dan sisanya 8,33 persen merupakan desa/kelurahan swadaya.

Peta Kabupaten Banggai Kepulauan

Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki luas wilayah ± 9.160,11 Km2 yang terdiri dari luas darat 2.488,79 Km2 dan luas laut 6.671,32 Km2 atau sekitar 72,83 % dari luas keseluruhan. Secara rinci luas wilayah per kecamatan di Kabupaten Banggai Kepulauan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Luas Wilayah Per Kecamatan Kabupaten Banggai Kepulauan

Kecamatan Luas Wilayah (Km

2 ) Darat % Laut % (1) (2) (3) (4) (5) 01. Totikum 155,45 12,55 1.082,85 87,45 02. Totikum Selatan 95,19 12,55 663,09 87,45 03. Tinangkung 312,60 41,16 446,96 58,84 04. Tinangkung Selatan 187,89 42,79 251,23 57,21 05. Tinangkung Utara 136,65 41,16 195,38 58,84 06. Liang 176,19 25,76 507,78 74,24 07. Peling Tengah 140,00 25,76 403,49 74,24 08. Bulagi 275,66 47,59 303,58 52,41 09. Bulagi Selatan 319,00 47,58 351,45 52,42 10. Bulagi Utara 318,00 47,59 350,21 52,41 11. Buko 184,84 14,96 1.050,60 85,04 12. Buko Selatan 187,32 14,96 1.064,70 85,04 Banggai Kepulauan 2013 2.488,79 26,88 6,671,32 85,42

(4)

1.2.2. Topografi

Kondisi kemiringan lereng di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diklasifikasikan atas :

(1). Kemiringan lereng 00 – 20 , dengan luas 22.633,31 Ha atau sekitar 6,25% dari luas wilayah tersebut. Kondisi tanah seperti ini sangat potensial dimanfaatkan untuk kegiatan usaha dan pemukiman.

(2). Kemiringan lereng 20 - 150 dengan luas 82.592,29 Ha atau sekitar 19,13% dari luas wilayah, potensi ini dimanfaatkan untuk berbagai jenis usaha. Namun pada wilayah ini, sangat dibutuhkan usaha konservasi dan air. (3). Kemiringan lereng 150 – 400 dengan luas 153.328,38 Ha atau sekitar

46,99% dari luas wilayah. Penggunaan tanah pada kemiringan ini cukup rawan, sehingga sebelum mengusahakan usaha tani perlu dilakukan pembuatan terasering untuk menghindari terjadinya erosi dan penanaman tanaman teras spesifik lokasi.

(4). Kemiringan lereng diatas 400 dengan luas 54.748,82 Ha atau sekitar 27,45% dari luas wilayah daerah. Wilayah dengan kemiringan tersebut sangat potensial terkena erosi sehingga hanya layak untuk dimanfaatkan sebagai kawasan hutan lindung.

Berdasarkan data topografi tersebut, dapat diidentifikasi bahwa potensi lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan usaha, baik budidaya tanaman pertanian maupun untuk lahan pemukiman hanya 25,38% dari luas wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan yakni pada kemiringan lereng 00 – 150.

Sedangkan Berdasarkan sudut elevasi atau ketinggian dari permukaan laut, wilayah daratan Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diklasifikasi sebagai berikut :

(1). Elevasi <500 Meter = 85.97 % (2). Elevasi 500 – 700 Meter = 87.80 % (3). Elevasi > 700 Meter = 86.23 %

Kondisi topografi berdasarkan jenis perbukitan di daerah Kepulauan Banggai bervariasi yakni :

(1). Perbukitan Karst, morfologi di Pulau Peling didominasi oleh perbukitan karst yang tersusun oleh batu gamping. Topografi tersebut sangat jelas dikenal dilapangan maupun penampakannya pada citra LandSat TM-7. Perbukitan karst dicirikan oleh bentuk bukit-bukit yang tidak beraturan dengan puncak tumpul membundar;

(5)

(2). Satuan Perbukitan bergelombang lemah - sedang, morfologi ini dijumpai dibagian timur Pulau Peling di sekitar Batang Babasal dan Salangano yang tersusun oleh batu lempung. Kemiringan lereng umumnya bervariasi antara 100 – 300 dengan beda tinggi berkisar 20 – 40 meter;

(3). Satuan Morfologi Dataran Pantai, morfologi ini tersusun oleh endapan aluvial pantai, yang terdiri dari material-material hasil erosi laut, maupun hasil erosi sungai yang terendapkan disekitar muara; material hasil endapan berukuran lempung hingga pasir dan bersifat lepas. Daerah dataran yang cukup luas dijumpai di labibi, Patukuki, Alakasing, Kayobunga dan Kolak (Peling Tengah) juga di daerah Luksagu, Palam, Mansamat, Salakan, Sabang, Tataba hingga Buko di bagian selatannya (Pulau Peling). Daerah pemukiman (desa) umumnya tersebar disekitar pesisir pantai dengan kemiringan lereng 00 – 100.

1.2.3. Klimatologi

Kabupaten Banggai Kepulauan mempunyai iklim tropis basah dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 25,7°C sampai 29,1°C. Suhu udara maksimum terjadi di bulan November, yaitu sebesar 32,1°C. Sedangkan suhu udara minimum terjadi di bulan Agustus, yaitu sebesar 23,3°C. Rata-rata Suhu Udara dan kelembaban relatif pada Stasiun Meteorologi Bubung Luwuk pada tahun 2012 berkisar antara 72% (Oktober) dan 82% (Mei).

Untuk Rata-rata jumlah curah hujan selama tahun 2012 berkisar antara 36,00 mm (September) dan 301,4 mm (Juli). Sedangkan jumlah hujan selama tahun 2012 berkisar antara 6 hari (Oktober dan November) dan 28 hari (Juli).

1.2.4. Aparatur Pemerintahan

Penyelenggarakan Pemerintahan Daerah, sangat didukung oleh keberadaan Sumber daya manusia yang memadai. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2013 sebanyak 3.177 orang yang tersebar di seluruh instansi di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan. Dari jumlah tersebut 1.806 orang (56,85%) merupakan pegawai laki-laki dan 1.371 orang (43,15%) merupakan pegawai perempuan.

Adapun Jabatan Struktural di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan sebanyak 392 Jabatan yang terdiri dari Esselon II : 24 orang, Esselon III : 128 orang dan Esselon IV : 240 orang.

(6)

Grafik 1.1

Jabatan Struktural PNS Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Banggai Kepulauan

Untuk komposisi Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Golongan/Ruang terdiri dari Golongan I : 30 orang, Golongan II : 1.233 orang, Golongan III : 1.652 orang dan Golongan IV : 262 orang.

Grafik 1.2

Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Tahun 2013

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Banggai Kepulauan

Sedangkan berdasarkan tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari, SD : 10 orang , SLTP dan Sederajat : 30 orang, SLTA dan Sederajat : 1.075 orang, Diploma : 732 orang, S1 : 1.269 orang dan S2 : 61 orang.

Grafik 1.3

Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013

(7)

Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja Aparat, Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan telah melakukan berbagai program melalui pendidikan pelatihan teknis umum dan fungsional, yang meliputi :

1). Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan PIM IV sebanyak 80 orang. 2). Pendidikan dan Pelatihan Pengadaan barang dan jasa sebanyak 2 orang

Pada Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan tidak melaksanakan pengadaan CPNS tetapi hanya pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil dari formasi tahun 2011 sebanyak 254 orang.

1.2.5. Perekonomian

Pembangunan perekonomian di Kabupaten Banggai Kepulauan sampai saat ini telah berhasil menunjukkan peningkatan secara signifikan, baik melalui pembangunan sarana dan prasarana fisik, infrastruktur, juga terhadap perbaikan perekonomian masyarakat. Peningkatan pertumbuhan ekonomi, didukung oleh ekspor komoditi perikanan, rumput laut, serta komoditi pertanian dan perkebunan juga adanya investasi serta berbagai kegiatan yang menunjang perekonomian seperti pembangunan sarana jalan, gedung perkantoran, perumahan serta sarana penunjang perekonomian lainnya.

a. Pertumbuhan Ekonomi

Keadaan perekonomian Kabupaten Banggai Kepulauan dalam kurun waktu periode 2008-2012 dengan penilaian tahun dasar 2000, masih menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari 8,35% yang dicapai pada tahun 2011 meningkat menjadi 8,60% pada tahun 2012. Artinya kondisi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel 1.2

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banggai Kepulauan 2008-2012

S e k t o r 2008 2009 2010 2011* 2012** 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pertanian Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan

Perdag. Hotel & Restoran Angkutan & Komunikasi Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa - jasa 6,54 4,71 7,49 10,38 9,45 10,71 8,48 6,75 8,07 6,67 7,59 7,24 10,16 10,69 10,65 8,63 7,61 8,11 6,93 8,79 7,64 11,03 10,90 10,72 8,99 9,18 9,22 6,99 8,23 7,52 11,41 11,09 10,79 10,83 9,11 8,89 7,40 8,81 6,58 10,63 14,46 10,63 10,96 9,39 7,67 P D R B 7,84 7,98 8,38 8,53 8,60

(8)

b. Peranan dan Laju Pertumbuhan Sektoral

Struktur perekonomian Kabupaten Banggai Kepulauan selama ini ditunjang oleh 9 (sembilan) sektor pembentuk PDRB. Adanya perbedaan pertumbuhan yang dialami oleh masing-masing sektor ekonomi menyebabkan berubahnya struktur perekonomian. Berdasarkan harga konstan, diketahui bahwa sektor ekonomi yang paling berperan adalah sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 47,08 %, kemudian disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 24,48 %, selanjutnya sektor jasa-jasa sebesar 10,34 %, sektor angkutan dan komunikasi sebesar 6,79 %, sektor industri pengolahan sebesar 4,44 %, sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan lainnya sebesar 4,27 %. Sektor lainnya dibawah 4 persen adalah sektor bangunan sebesar 1,23 %, sektor penggalian sebesar 0,56 % dan sektor listrik dan air bersih sebesar 0,45 %.

Pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kabupaten Banggai Kepulauan menunjukan peningkatan dari Rp. 1.721.949 tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 1.961.432 pada tahun 2012. Indikator ini menunjukkan masih terjadi peningkatan perbaikan ekonomi sebagaimana arah kebijakan ekonomi daerah yang telah digariskan oleh Pemerintah daerah Kabupaten Banggai Kepulauan untuk meningkatkan kinerja sektor ekonomi riil.

Tabel 1.3

PDRB Kabupaten Banggai Kepulauan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Sektor Ekonomi PDRB Hrg Berlaku (Juta) PDRB Hrg Konstan 2000 (Juta) 2011*) 2012**) 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 2. Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan

6. Perdag. Hotel & Restoran 7. Angkutan & Komunikasi 8. Keu, Persewaan & Jasa

Perusahaan 9. Jasa - jasa 832.706 10.073 76.283 6.202 27.044 398.742 110.195 75.254 185.451 932.603 11.654 85.063 7.146 33.251 471.924 126.505 85.153 208.133 378.035 4.425 35.952 3.481 9.256 193.651 52.791 33.629 82.819 406.007 4.814 38.319 3.851 10.594 214.229 58.579 36.788 89.167 P D R B 1.721.949 1.961.432 794.038 862.350

Sumber : PDRB 2013 (BPS Kab. Banggai Kepulauan)

c. Perkembangan PDRB Perkapita

(9)

Akibat naiknya aktifitas ekonomi riil Kabupaten Banggai Kepulauan yang ditunjukan oleh pertumbuhan ekonomi berpengaruh langsung terhadap pendapatan perkapita masyarakat.

Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2012 mencapai 11.089.744 rupiah mengalami kenaikan dari tahun 2011 lalu yang hanya mencapai 9.850.967 rupiah.

Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar harga konstan 2000 juga meningkat dari tahun 2011 sebesar 4.542.549 rupiah meningkat 7,33 persen menjadi 4.875.640 rupiah pada tahun 2012. Peningkatan pertumbuhan PDRB Perkapita 7,33 persen diatas pertumbuhan penduduk 1,18 persen menunjukan adanya perbaikan tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan.

Tabel 1.4

PDRB Per Kapita Kabupaten Banggai Kepulauan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Tahun PDRB Per Kapita Harga Berlaku (Rp) PDRB Per Kapita Harga Konstan (Rp) Perkembangan PDRB Per Kapita (%) Harga Berlaku Harga Konstan (1) (2) (3) (4) (5) 2008 2009 2010 2011*) 2012**) 6.788.265 7.674.810 8.716.500 9.850.967 11.089.744 3.729.517 3.977.290 4.262.917 4.542.549 4.875.640 19,10 13,06 13,57 13,02 12,58 6,47 6,64 7,18 6,56 7,33

Sumber : PDRB 2013 (BPS Kab. Banggai Kepulauan)

1.2.6. Sosial Budaya Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun 2012 tercatat sebanyak 176.869 jiwa yang terdiri dari 89.544 laki-laki (50,63%) dan 87.325 (49,37%) perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,0118%. Dilihat dari penyebaran penduduk, Kecamatan Tinangkung memiliki presentasenya paling tinggi yaitu 7,87% sedangkan penyebaran penduduk terendah berada di wilayah Kecamatan Bulagi yaitu 4,22%. Etnis Suku yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari Etnis Suku Banggai sebagai suku asli, Suku Butun, Suku Bugis dan etnis suku lainnya.

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan jenis kelamin Kabupaten Banggai Kepulauan terlihat dalam tabel berikut :

(10)

Tabel 1.5

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2012

Kecamatan

Penduduk (Orang) Rasio

Jenis Kelamin Kepadatan (Orang/ Km2) Laki-laki Perempua n Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Totikum 5.151 4.902 10.053 105,00 65 02. Totikum Selatan 4.138 4.0678 8.216 101,38 86 03. Tinangkung 7.011 6.905 13.916 101,45 45 04. Tinangkung Selatan 3.813 3.657 7.470 104,15 40 05. Tinangkung Utara 4.008 3.947 7.955 101,50 58 06. Liang 4.495 4.410 8.905 101,85 51 07. Peling Tengah 4.802 4.723 9.525 101,56 68 08. Bulagi 4.903 4.786 9.689 102,36 35 09. Bulagi Selatan 5.025 4.768 9.793 105,31 31 10. Bulagi Utara 4.654 4.389 9.043 105,94 28 11. Buko 4.784 4.745 9.529 100,74 52 12. Buko Selatan 3.976 3.970 7.946 100,02 42 Banggai Kepulauan 89.544 87.325 176.869 102,46 50,08

Sumber : Kab. Banggai Kepulauan Dalam Angka 2013 (BPS Kab. Banggai Kepulauan)

b. Tenaga Kerja

Pada tahun 2013 tercatat penduduk yang bekerja di Kabupaten Banggai Kepulauan sebanyak 90.472 orang, jumlah pencari kerja sebanyak 1.177 orang dan untuk rata-rata upah minimum, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, jika pada tahun 2012 rata-rata upah minimum sebesar Rp. 885.000, maka di tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 995.000,.

Tabel 1.6

Kondisi Ketenagakerjaan

Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2011-2013

No. U r a i a n T a h u n

2011 2012 2013

1. Jumlah Angkatan Kerja (15-60 Tahun) 85.936 89.938 93.535

2. Jumlah Penduduk Bekerja 83.206 86.993 90.472

4. Pencari Kerja yang Terdaftar 434 496 1.177

5. Rata-rata upah minimum (Rp,-) 827.500 885.000 995.000

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banggai Kepulauan

c. Kesehatan

Upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah banyak dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan melakukan penyuluhan kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas/pustu, poskesdes, posyandu, polindes, dan penyediaan sarana air bersih.

(11)

Tingkat kesehatan masyarakat antara lain dapat dilihat dari indikator rata-rata usia harapan hidup penduduk, angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan, dan status gizi masyarakat.

Pada tahun 2013, rata-rata usia harapan hidup sebesar 64,4 tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) di bawah 10 per 1.000 kelahiran hidup sebesar 6 per 1.000 kelahiran hidup. Kematian ibu (AKI) pada tahun 2013 sebesar 9 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk Prevelensi gizi buruk pada tahun 2013 sebesar 835 orang.

Tabel 1.7

Kondisi Perkembangan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan

NO. ASPEK SATUAN

TAHUN

2012 2013

1. Usia Harapan Hidup Tahun 64,33 64,4

2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup 1.000/Kh 7 6

3. Angka Kematian Ibu Per 1.000.000 Kelahiran

Hidup

1.000.000/

Kh 10 9

4. Prevalensi gizi kurang Orang 860 835

5. Jumlah Kunjungan Masyarakat Miskin ke

Puskesmas Orang 28.775 28.850

6. Jumlah Puskesmas Buah 16 17

7. Jumlah Puskesmas Pembantu Buah 69 71

8. Jumlah Puskesdes/Polindes Buah 103 104

9. Jumlah Posyandu Buah 255 265

10. Jumlah Tenaga Dokter Orang 33 39

11. Frekuensi Kunjungan Penduduk ke Fasilitas

Kesehatan Kali 1,87 1,9

12. Persentase Penduduk yang Terganggu

Kesehatan dan Berkunjung ke Fasilitas

Kesehatan

Persen 39,98 40

13. Persentase Penolong Kelahiran Oleh Tenaga

Medis Persen 37,62 37,92

14. Persentase Balita Usia 2-4 Tahun yang Diberi ASI Persen 94,79 95,19

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan

d. Pendidikan

Pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Banggai Kepulauan selama ini mengalami perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Indikator yang dapat mengukur tingkat perkembangan pembangunan pendidikan dapat dilihat berdasarkan Angka Melek Huruf, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Sekolah (APS).

Pada tahun 2012 Angka Melek Huruf Kabupaten Banggai Kepulauan sebesar 95,08%. Untuk Angka Partispasi Kasar (APK) SD/MI sebesar 103,12%, APK SMP/MTs sebesar 97,24%, dan APK SMA/MA sebesar 74,75%. Untuk Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI sebesar 89,31%, APM SMP/MTs sebesar 66,69% dan APM SMA/MA mencapai

(12)

48,16%. Untuk Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 7-12 tahun sebesar 95,86%, usia 13-15 tahun sebesar 92,92% dan usia 16-18 tahun mencapai 61,04%.

Tabel 1.8

Kondisi Perkembangan Pendidikan Kabupaten Banggai Kepulauan

NO. ASPEK SATUAN

TAHUN

2011 2012

1. Angka Melek Huruf Persen 95,07 95,08

2. Angka Partisipasi Kasar (APK)

- APK SD/MI Persen 103,12 103,12

- APK SMP/MTs Persen 94,96 97,24

- APK SMA/MA Persen 69,74 74,75

3. Angka Partispasi Murni

- APM SD/MI Persen 89,33 89,31

- APM SMP/MTs Persen 66,69 66,69

- APM SMA/MA Persen 43,52 48,16

4. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

APS Usia 7-12 tahun Persen 95,86 95,86

APS Usia 13-15 Tahun Persen 92,87 92,92

APS Usia 16-18 tahun Persen 51,85 61,04

Sumber : BPS Kab. Banggai Kepulauan/Susenas (Data Tahun 2013 Sementara dalam Pengolahan)

e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Pembangunan kualitas hidup penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan tetap menjadi prioritas pembangunan daerah. Perkembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Banggai Kepulauan menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Hal tersebut antara lain ditunjukkan dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tahun 2011, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Banggai Kepulauan mencapai angka 68,28 dan untuk tahun 2012 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Banggai Kepulauan mencapai angka 68,90, artinya terjadi peningkatan sebesar 0,62 poin dari tahun sebelumnya.

1.3. Kedudukan, Kewenangan, Tugas Pokok dan Struktur Organisasi 1.3.1. Kedudukan

Dengan diberlakukannya Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang lebih menekankan aspek desentralisasi yang diberikan dalam wujud otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Berkaitan dengan otonomi daerah dalam pelaksanaannya di

(13)

a. Aspek Politik

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 di Kabupaten Banggai Kepulauan dari aspek politik ditandai dengan keberadaan dan kegiatan partai politik tingkat daerah dan DPRD sebagai mitra pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Sementara itu di tingkat desa dapat dilihat dengan telah terbentuk dan berfungsinya Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di semua desa (desa). Demikian pula peran serta anggota BPD merupakan bukti pelaksanaan otonomi daerah dari aspek politik dapat berlangsung dengan baik.

b. Aspek Administrasi/ Manajemen Pemerintah

Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan dalam melaksanakan otonomi daerah secara administratif diawali dengan melakukan identifikasi kewenangan pemerintah daerah, penataan kelembagaan, penempatan personil, pengelolaan sumber keuangan daerah, pengelolaan sarana dan prasarana (aset daerah), dan manajemen pelayanan publik.

1.3.2. Kewenangan dan Tugas Pokok

a. Kewenangan

Dengan dijadikannya Kabupaten Banggai Kepulauan sebagai daerah otonomi, maka sesuai dengan pasal 7 ayat (1) Undang– Undang No.32 Tahun 2004 kewenangannya mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lainnya yang meliputi kebijakan perencanaan nasional, pengendalian secara makro, perimbangan keuangan, sistem administrasi negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam, teknologi tinggi yang strategis serta konservasi dan standarisasi nasional. Kewenangan wajib sebagaimana disebut diatas meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja serta lain-lain urusan seperti urusan pengembangan otonomi daerah, sosial, politik dalam negeri, olah raga, kependudukan, hukum dan perundang-undangan, pertambangan dan energi, kelautan dan pariwisata.

(14)

b. Tugas Pokok

Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat agar terwujud masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan sejahteran dan religius.

1.3.3. Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan tugas pemerintahan, Bupati dibantu oleh seorang Wakil Bupati. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan telah mengalami beberapa kali restrukturisasi yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 14 Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah (terdiri dari 8 Badan, 2 Kantor dan 1 Rumah Sakit Umum Daerah) dan 3 Lembaga lainnya. Adapun rinciannya sebagai berikut :

Sekretariat Daerah, terdiri dari :

- Staf Ahli terdiri dari tiga (3) bidang keahlian yang meliputi Staf Ahli Pemerintahan, Staf Ahli Hukum dan Politik; Staf Ahli Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan; dan Staf Ahli Kemasyarakatan dan SDM. - Asisten meliputi :

- Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat meliputi 2 bagian : - Bagian Adminitrasi Pemerintahan Umum

- Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat & Kemasyarakatan - Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kehumasan meliputi 2

bagian :

- Bagian Administrasi Perekonomian dan Administrasi Pembangunan

- Bagian Humas dan Protokol

- Asisten Administrasi Umum meliputi 3 bagian : - Bagian Organisasi dan Tata Laksana - Bagian Umum

- Bagian Hukum dan Perundang-undangan

Sekretariat DPRD, membawahi :

- Bagian Umum - Bagian Persidangan

(15)

- Bagian Humas, Perpustakaan dan Penerbitan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terdiri atas :

Dinas Daerah, terdiri dari 14 (empat belas) Dinas, yaitu :

- Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata - Dinas Pertambangan dan Energi

- Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

- Dinas Kesehatan

- Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

- Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informatika - Dinas Bina Marga dan Pengairan

- Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang - Dinas Pertanian dan Peternakan - Dinas Kehutanan dan Perkebunan - Dinas Kelautan dan Perikanan

- Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan

Lembaga Teknis, terdiri dari 8 Badan, 2 Kantor dan 1 Rumah Sakit Umum

Daerah, yaitu :

- Badan Kepegawaian Daerah

- Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal - Inspektorat Daerah

- Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa - Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

- Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh - Kantor Perpusatakaan, Arsip dan Dokumentasi - Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Banggai Kepulauan

Lembaga Lain, terdiri dari :

- Badan Penanggulangan Bencana Daerah - Sekretariat Dewan Pengurus Korpri Kabupaten - Pelaksana Harian Badan Narkotika Kabupaten - Pemerintahan Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran Program Perencanaan Tata Ruang antara lain yaitu sinkronisasi Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

Peraturan Bupati Tanah laut Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Perdagangan

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk Sosialisasi terhadap kebijakan politik pemerintah Aceh terkait pengembangan politik daerah terkini dan pengembangan kondisi

Untuk melaksanakan Tugas seorang Camat berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 07 Tahun 2007 tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah ,

Berbagai kasus kerusakan dan pencemaran lingkungan (degradasi lingkungan) yang terjadi selama ini, sebagian besar adalah disebabkan oleh ulah manusia dibandingkan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang dijadikan acuan dengan menggambarkan hubungan dan indikasi program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2009-2014 dan

Pemerintah memiliki kewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, Pemerintah Kota Semarang dalam