• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I P E N D A H U L U A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I P E N D A H U L U A N"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan pembangunan nasional secara sistematis dan berkesinambungan dengan berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025 merupakan amanat UUD 1945. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta mengutamakan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan meningkatkan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, tenaga kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, manajemen dan informasi kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral.

Sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB tahun 2013-2018. Renstra Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program Kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya, yang akan dilaksanakan langsung oleh Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu Tahun 2013-2018. Renstra ini mengacu pada Rencana Pembanguan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, Rencana Pembanguan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025 serta Peraturan

(2)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

2

Daerah nomor 1 tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2018 yang memuat Visi, Misi dan Program Kerja Kepala Daerah.

Rencana Strategis Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma tahun 2013-2018 merupakan tolok ukur penilaian kinerja dengan menyatukan pandangan dan langkah semua komponen Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma guna melaksanakan prioritas pembangunan dan pelayanan selama lima tahun kedepan. Renstra ini diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi, partisipasi serta mengakomodir berbagai kepentingan yang berbeda sehingga membantu pembuat kebijakan untuk membuat keputusan yang tepat dan atau sebagai indikator keberhasilan terhadap implementasi kegiatan sekaligus sebagai bahan pertanggungjawaban atas kinerja yang telah dicapai.

1.2 Landasan Hukum

Rencana Strategis Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB Tahun 2013-2018 didasarkan pada landasan penyelenggaraan, yakni :

1.2.1 Landasan Idiil yaitu Pancasila

1.2.2 Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945

1.2.3 Landasan operasional yang terdiri dari peraturan perundang-undangan yang sehubungan yaitu :

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

c. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara ( Lembaran Negara

(3)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

3

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang_undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

g. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

h. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

i. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

j. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

k. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

(4)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

4

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

l. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

n. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2015;

o. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat;

p. Peraturan Daerah Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013-2018;

q. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat nomor 56 Tahun 2011 tentang Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB;

r. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat No. 440-344 tahun 2014 tentang Perubahan nama RSJ Provinsi NTB menjadi RSJ Mutiara Sukma.

1.3 Maksud Dan Tujuan

Rencana Strategis Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB Tahun 2013-2018 merupakan rencana kegiatan program pelayanan kesehatan jiwa di RSJ Mutiara Sukma untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, ditetapkan dengan maksud untuk memberi arah dan acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Rumah Sakit

(5)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

5

Jiwa Mutiara Sukma NTB dan dasar dalam menggerakkan semua pemangku kepentingan dalam perencanaan pembangunan pelayanan kesehatan jiwa di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dengan ditetapkannya Rencana Strategis (Renstra) Rumah Sakit Jiwa ini, diharapkan seluruh kegiatan perencanaan dan pembangunan pelayanan kesehatan jiwa yang dilakukan oleh semua unit kerja di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB dan semua pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pembangunan pelayanan kesehatan jiwa dapat berkembang secara dinamis dan sinergis, serta saling melengkapi dan saling mendukung.

1.4 Sistematika Penulisan

Dokumen Renstra Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB Tahun 2013-2018 disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang 1.2Landasan Hukum 1.3Maksud dan Tujuan 1.4Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA

2.1 Tugas, fungsi dan struktur organisasi RSJ Mutiara Sukma 2.2 Susunan kepegawaian dan aset yang dikelola

2.3 Jenis pelayanan dan kelompok sasaran 2.4 Capaian kinerja pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1 Gambaran umum daerah terkait dengan pelayanan SKPD 3.2 Hasil-hasil yang dicapai lima tahun sebelumnya

3.3 Analisis isu strategis terkait dengan tugas dan fungsi SKPD 3.4 Analisis lingkungan Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi

(6)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

6

4.2 Tujuan dan Sasaran 4.3 Strategi dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA RSJ MUTIARA SUKMA YANG

MENGACU KEPADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP

(7)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

7

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA

2.1 Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi RSJ

Berpedoman pada Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor : 8 tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008, yang diubah dengan Perda Provinsi NTB Nomor 12 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi NTB, tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB adalah sebagai berikut : 2.1.1 Tugas Pokok.

a. Menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

b. Melaksanakan upaya kesehatan khusus jiwa secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan khusus jiwa, pencegahan penyakit khusus jiwa dan melaksanakan upaya rujukan kesehatan khusus jiwa dan melaksanakan pelayanan bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit Jiwa Kelas B.

2.1.2 Fungsi :

a. Melaksanakan pelayanan pencegahan, pemulihan dan rehabilitasi kesehatan jiwa dan pelaksanaan pelayanan rujukan

b. Melaksanakan upaya kesehatan jiwa masyarakat

c. Melaksanakan pelayanan upaya pencegahan, terapi dan rehabilitasi penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya.

d. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan jiwa

e. Melaksanakan pengkoordinasian dan pembinaan Rumah sakit Jiwa f. Melaksanakan pengendalian evaluasi pelaksanaan tugas sesuai tugas

(8)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

8

2.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi RSJ Mutiara Sukma NTB

2.1.4 Kedudukan

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor: 8 tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008, yang diubah dengan Perda Provinsi NTB Nomor 12 tahun 2014, Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dan secara teknis operasional berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan serta dikoordinasikan oleh asisten administrasi umum dan kesejahteraan rakyat.

Adapun Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB terdiri dari :

a. Direktur

b. Sub Bagian Tata Usaha 1. Urusan umum

2. Urusan Kepegawaian 3. Urusan Perlengkapan

(9)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

9

4. Urusan keuangan

5. Urusan Perencanaan, Program dan Pelaporan 6. Urusan Kerjasama dan IT

c. Seksie Pelayanan Medik 1. Instalasi gawat darurat 2. Instalasi rehabilitasi mental 3. Instalasi rawat inap

4. Instalasi rawat jalan 5. Instalasi intensif psikiatrik

6. Instalasi terapi dan rehabilitasi narkoba dan HIV/AIDS 7. Instalasi rekam medik

8. Instalasi kesehatan jiwa masyarakat (Keswamas) d. Seksie Penunjang Medik

1. Instalasi gizi

2. Instalasi laboratorium 3. Instalasi farmasi

4. Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah Sakit (IPSPRS) 5. Instalasi pendidikan dan penelitian (Diklit)

e. Seksie Keperawatan

2.2 Susunan Kepegawaian Dan Aset Yang Dikelola 2.2.1 Susunan Kepegawaian

Ketenagaan di RSJ Mutiara Sukma terdiri dari tenaga medis, keperawatan, tenaga sanitarian, tenaga farmasi, tenaga gizi, tenaga teknis medis (fisioterafis, analis, teknis elektromedis, rontgen dan perawat gigi), tenaga kesehatan lain (psikolog, rekam medis, pekerja sosial, sarjana kesehatan masyarakat) dan tenaga tata usaha (magister kesehatan, pendidikan, sarjana administrasi dan lain-lain). Berdasarkan laporan tahunan RSJ Mutiara Sukma NTB, jumlah ketenagaan di RSJ Mutiara Sukma NTB setiap tahun mengalami peningkatan. Peningkatan paling besar terjadi dari tahun 2009 ke tahun 2010, yaitu sebesar 31%, dengan penambahan jumlah pegawai dengan status PNS yang paling banyak. Selanjutnya penambahan jumlah Pegawai mengalami

(10)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

10

penurunan setiap tahunnya berturut-turut dari tahun 2010 sampai tahun 2013 adalah, 5%, 4% dan 1%.

Susunan kepegawaian RSJ Mutiara Sukma NTB didominasi oleh Pegawai Negeri Sipil, adapun distribusi kepegawaian berdasarkan status kepegawaian adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1.

Ditribusi Jumlah SDM RSJ Mutiara Sukma NTB Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2012-2016

NO URAIAN

JUMLAH

2012 2013 2014 2015 2016

1 Pegawai Negeri Sipil

(PNS) 209 212 223 231 224

2 Pegawai Tidak Tetap

(PTT) 1 1 1 1 -

3 Kontrak 23 23 30 53 59

JUMLAH 233 236 254 285 283

Sumber : Urusan Kepegawaian RSJ Mutiara Sukma NTB 2016

Susunan kepegawaian Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB terdistribusi berdasarkan pendidikan, mulai dari dokter spesialis, dokter umum, perawat serta dari berbagai disiplin ilmu yang lain. Berikut adalah gambaran penyebaran Pegawai RSJ Mutiara Sukma NTB berdasarkan pendidikan dalam kurun waktu 2012-2016 :

Tabel 2.2 .

Ditribusi Jumlah SDM RSJ Mutiara Sukma NTB Berdasarkan Pendidikan Tahun 2012-2016 N O PENDIDIKAN JUMLAH TENAGA 2012 2013 2014 2015 2016 1 Medis a. Psikiater b. Dokter Umum c. Dokter Gigi d. Spesialis Gigi 2 13 1 - 2 13 1 - 3 14 1 - 3 18 1 1 3 16 1 1 Jumlah 1 16 16 18 23 21

(11)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018 11 N O PENDIDIKAN JUMLAH TENAGA 2012 2013 2014 2015 2016 2 Keperawatan a. SPK

b. Diploma III keperawatan c. Sarjana keperawatan d. Nurse e. Nurse + S2 Manajemen f. S2 Keperawatan jiwa 66 15 12 - - 66 15 12 - - 1 56 20 20 2 1 1 60 20 20 2 1 1 46 6 40 3 1 Jumlah 2 93 93 100 104 97 3 Tenaga Sanitarian

a. Sekolah Pembantu Penilik Kesehatan

b. Akademi Kesehatan Lingkungan 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 Jumlah 3 5 5 5 5 5 4 Tenaga Farmasi a. Asisten Apoteker b. Apoteker 3 3 3 3 6 2 6 2 7 2 Jumlah 4 6 6 8 8 9 5 Tenaga Gizi a. Diploma IV Gizi b. Sarjana Gizi c. Akademi Gizi

d. Sekolah Pembantu Ahli Gizi e. SKM Jurusan Gizi - 1 1 2 - 1 1 1 2 - 1 - 7 1 1 - - 7 1 1 - - 7 1 2 Jumlah 5 4 5 10 9 10

6 Tenaga Teknis Medis a. Fisioterapis b. D III Analis

c. SMAK (analis kesehatan) d. Analis (S1 Biologi) e. Teknisi Elektromedis f. Penata Rontgent g. Perawat Gigi h. Terapi Okupasi i. Terapi Wicara 3 2 3 2 3 3 2 - - 3 2 3 2 3 3 2 - - 3 - 2 3 3 3 5 - - 3 - 2 3 3 3 5 1 1 3 - 2 3 2 3 5 1 1 Jumlah 6 18 18 19 21 20

7 Tenaga Kesehatan Lain

a. Sarjana Kesehatan Masyarakat b. S2 Psikolog

c. S1 Psikolog

d. Ahli Madya Perekam Medis e. Pekerja Sosial

f. SMA Perekam Medis

6 - 2 4 2 - 6 - 2 4 2 - 4 - 2 4 2 1 4 1 1 4 2 1 3 1 1 4 2 1 Jumlah 7 14 14 13 13 12

(12)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018 12 N O PENDIDIKAN JUMLAH TENAGA 2012 2013 2014 2015 2016 8 Tata Usaha a. Strata II (S2) Pendidikan b. Strata II (S2) Kesehatan c. Strata II (S2) Manajemen d. Strata II (S2) Akutansi e. S1 ekonomi f. S1 sosial g. S1 Sains h. S1 Administrasi i. S1 Teknik j. S1 komunikasi k. S1 Pendidikan l. S1 Tekhnik Informatika m. SMA/sederajat n. SMP/sederajat o. SD/sederajat p. Sarjana hukum q. D III r. D 1 1 2 - - 3 5 1 1 1 1 - - 31 2 1 - - - 1 2 - - 3 5 1 1 1 1 - - 31 2 1 - - - - 3 - - 4 3 1 1 1 1 1 1 30 2 2 - - - - 3 - 1 4 3 1 1 1 1 1 1 30 2 1 - - - - 2 - 1 4 3 1 1 1 1 1 1 27 0 1 2 2 1 Jumlah 8 49 49 50 50 50 9. PTT/Outsourcing/kontrak a. SD/sederajat b. SMA/sederajat c. Patologi klinik d. dr.Anak e. Neurolog f. Radiolog g. Akuntan h. Psikolog i. Pearawat j. Dr. Penyakit Dalam k. Spesialis Gigi l. D III Farmasi m.SMK Farmasi n. Spesialis Jiwa o. SMP / Sederajat p. D III Okupasi Terapi

2 17 1 1 1 1 1 1 - - - - - - - - 2 17 1 1 1 1 1 1 - - - - - - - - 1 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 1 21 1 1 1 1 1 1 21 1 - 1 1 2 - - - 14 1 1 1 1 1 1 30 1 - 1 1 3 2 1 Jumlah 9 24 24 31 54 59 Jumlah: 1+2+3+4+5+6+7+8+9 233 236 254 287 283

(13)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

13

Berikut ditribusi jumlah SDM RSJ Mutiara Sukma NTB Berdasarkan pendidikan Tahun 2012-2016 dalam bentuk diagram: 16 16 18 23 21 93 93 100 104 97 5 6 4 5 6 5 5 8 5 8 5 9 10 9 10 18 18 19 21 21 14 14 13 13 12 49 49 50 50 50 24 24 31 54 59 2012 2013 2014 2015 2016

Medis Keperawatan Tenaga Sanitarian Tenaga Farmasi Tenaga Gizi Tenaga Teknis Medis Tenaga Kesehatan Lain Tata Usaha Pendidikan

Gambar 2.2. Diagram Keadaan Pegawai Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB Tahun 2012-2016 berdasarkan pendidikan

(14)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

14

2.2.2 Aset Yang Dikelola

Pada awal berdiri, RSJ Mutiara Sukma adalah RS Khusus milik Pemerintah Pusat, namun sejak otonomi daerah, RSJ Mutiara Sukma beralih kepemilikan menjadi milik Pemerintah Daerah termasuk aset. Selain hibah Pemerintah Pusat, setiap tahun RSJ Mutiara Sukma berupaya mengadakan peralatan melalui APBD untuk mengganti peralatan yang rusak, aus ataupun peralatan yang masih konvensional.

a. Tanah dan bangunan

Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB terdiri atas tanah seluas 60.000 m2 dengan luas bangunan 17.014,16 m2, terdiri dari bangunan gedung 11.984,16 m2 dan Non Gedung 5.030 m2. RSJ Mutiara Sukma memiliki 7 ruang peerawatan, 1 ruang rehabilitasi dan IGD dengan kapasitas tampung sejumlah 150 tempat tidur.

b. Peralatan medis

Peralatan medis yang tersedia di RSJ antara lain ECT, Stimulator, Dhiatermi, Faradasi, EEG bermonitor, Tread Mild Test, UGD Kit, Drug Monitor, Dental Unit, ECG, Radiologi, Spektrofotomer, Centrifuge, Humalyzer Junior, Human Reader Plus, Ultra Sound dan peralatan minor surgery.

c. Alat Transportasi

Rumah Sakit Jiwa memiliki alat transportasi baik kendaraan roda empat (mobil dinas/ mobil operasional, ambulance, mobil jenazah,) maupun kendaraan roda dua.

d. Mesin

Mesin antara lain berupa genset, mesin incenerator, mesin pengolah air limbah dan lain-lain yang sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan penunjang

(15)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

15

Daftar peralatan yang menjadi aset Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB s.d. Desember 2016 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.

2.3 Jenis Pelayanan

Pelayanan kesehatan selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan IPTEK termasuk dibidang kesehatan/kedokteran. RSJ Mutiara Sukma yang merupakan satu-satunya instansi Pemerintah Daerah NTB yang bergerak dibidang kesehatan jiwa terus berupaya menghilangkan stigma negatif RSJ dan meningkatkan brand imagenya dengan berbagai program kegiatan, baik yang dilaksanakan secara intramural (dalam gedung) dan ekstramural (luar gedung).

Sampai dengan Desember 2016, RSJ Mutiara Sukma melaksanakan pelayanannya melalui 8 unit pelayanan medik yakni instalasi gawat darurat, instalasi rehabilitasi mental, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, instalasi terapi dan rehablitasi narkoba dan HIV/AIDS, instalasi rekam medik, instalasi intensif psikiatrik dan instalasi kesehatan jiwa masyarakat (Keswamas) dan 5 instalasi penunjang yaitu instalasi gizi, instalasi laboratorium, instalasi farmasi, instalasi pendidikan dan penelitian (Diklit) dan Instalasi pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit serta didukung oleh administrasi dan manajemen yang terdiri dari bagian kepegawaian, perencanaan dan pelaporan, urusan aset, umum, keuangan, serta kerjasama dan IT). Berikut gambaran jenis pelayanan yang tersedia di RSJ Mutiara Sukma NTB :

Tabel 2.3

Jenis Layanan dan Kelompok Sasaran

NO BIDANG JENIS PELAYANAN KELOMPOK

SASARAN 1 Pelayanan Medis

1. Rawat Jalan 1. Poli psikiatri, Neurologi, Geriatri, Anak, dan poli penyakit dalam.

2. Pemeriksaan radiologi : X-Ray Diagnostik 3. Pemeriksaaan gigi &

mulut

Pasien dan

(16)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

16

NO BIDANG JENIS PELAYANAN KELOMPOK

SASARAN 4. Pemeriksaan psikologi :

tes IQ, Psikotes untuk umum dan pejabat, MMPI, tes bakat-minat, tes kemampuan verbal dan lainnya

5. Pemeriksaan

elektromedik : EEG, ECG, Brain Mapping dan stress analyzer, infrared, stimulasi, faradisasi, ultra sound dan terapi latihan 2. Rawat Inap Kelas I, Kelas II, Kelas

III dan PHCU

Pasien 3. Gawat Darurat

Psikiatrik Dan Umum

Ruang Triase, Resusitasi, Observasi dan Ruang Tindakan

Pasien dan

masyarakat umum 4. Electroconvulsive

Therapy (ECT)

Pelayanan ECT Pasien rawat inap

5. Terapi Dan Rehabilitasi Ketergantungan Narkoba - Program kuratif : detoksifikasi dan rehabilitasi (termasuk outing) - Program Preventif : FSG dan sosialisasi

Pasien napza dan masyarakat umum

6. HIV/AIDS Pelayanan statis

(pelayanan di RSJ) : konsultasi dan pengobatan

Pelayanan Mobile : Penjangkauan, mobile clinic, dan kegiatan sosialisasi Pasien HIV/AIDS dan masyarakat umum 7. Kesehatan Jiwa Masyarakat (Keswamas)

- Kegiatan mobile clinic kesehatan jiwa dan HIV/AIDS

- Kegiatan home visit - Integrasi kesehatan

jiwa ke dinas kesehatan kab/kota, RSU dan Puskesmas

Pasien dan

(17)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

17

NO BIDANG JENIS PELAYANAN KELOMPOK

SASARAN - Family Support Group

(FSG) Napza, HIV/AIDS,temu konsultasi jiwa - Penyuluhan kesehatan

jiwa, narkoba dan HIV/AIDS

- Penyaluran rehabilitan & jasa penjemputan pasien

- Dropping pasien khususnya Jamkesmas - Acertive Community

Treatment (ACT) hotline layanan krisis dan Community Mental Health Nursing

(CMHN)

- Pelayanan pasien pasung (penjangkauan, terapi, dan rehabilitasi) 8. Rehabilitasi Mental - Terapi gerak - Terapi rekreasi - Terapi keluarga - Terapi kelompok - Terapi perilaku - Terapi relaksasi - Terapi kerja - One Day care

Pasien rawat inap dan rawat jalan

2 Penunjang Medis

- Laboratorium Pemeriksaan rutin,

Serologi, Kimia Klinik, Narkoba

Pasien dan

masyarakat umum

- Gizi Pelayanan konseling gizi,

pengadaan makanan dan penelitian sederhana

Pasien dan

masyarakat umum

- Farmasi Penyediaan obat dan

konseling Pasien dan masyarakat umum - Pemeliharaan rumah sakit Pelayanan pemeliharaan sarana prasarana, laundry, pengolahan limbah padat dan cair

Pasien dan lintas sektor - Pendidikan Dan Penelitian (Diklit) Praktik mahasiswa Penelitian ilmiah Studi banding Mahasiswa dan instansi lain

(18)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

18

NO BIDANG JENIS PELAYANAN KELOMPOK

SASARAN 3 Keperawatan

-Askep Isolasi Sosial -Askep harga diri rendah -Askep Perilaku

kekerasan

-Askep Halusinasi -Askep Defisit perawatan

diri

-Askep Waham

-Askep Perilaku bunuh diri

Pasien

4 Tata Usaha

- Urusan umum dan perlengkapan

- Pelayanan

administrasi surat-menyurat dan rumah tangga - Membuat dokumen perjanjian kerjasama - Melakukan monitoring pelaksanaan kerjasama Masyarakat dan pegawai Internal - Urusan Kepegawaian - Pelayanan administrasi kepegawaian - Penatausahaan ketenagaan PNS, Tenaga Kontrak, Masyarakat, Instansi terkait;BKD, SETDA, POL PP dll - Perencanaan dan Pelaporan Pelayanan dibidang perencanaan, penganggaran dan pelaporan Lintas sektor, masyarakat umum, dan pegawai internal

- IT - Menyiapkan layanan

IT Rumah Sakit - Pemeliharaan layanan

IT RS

Masyarakat umum, lintas sektor dan pegawai internal

- Keuangan Pelayanan/penatausahaan

urusan keuangan RS

Pegawai internal

- Urusan aset - Menyelenggarakan

kegiatan pengelolaan barang milik daerah

(19)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

19

2. 4 Pencapaian Kinerja Pelayanan RSJ Mutiara Sukma 2.4.1 Visite Rate

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kinerja diperlukan indikator dan parameter. Visite rate merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat keberhasilan rumah sakit yang menggambarkan tingkat utilisasi/pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat. Berikut gambaran tingkat pemanfaatan RSJ Mutiara Sukma 5 (lima) tahun terakhir :

Tabel 2.4.

Gambaran Tingkat Pemanfaatan RSJ Mutiara Sukma Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Total Kunjungan RS 18.477 21.023 24.667 39.645 47.120 Jumlah penduduk NTB (jiwa) 4,55 jt 4,57 jt 4,63 jt 4,77 jt 4,89jt Visite rate RSJ (%) 0,4 0,46 0,53 0,83 0,0096 Sumber : Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2016

Dari tabel di atas terlihat visite rate RSJ Mutiara Sukma cenderung mengalami peningkatan setiap tahun. Walaupun visite rate RSJ Mutiara Sukma mengalami peningkatan namun masih belum mencapai standar yang ada yaitu 1,5% (untuk rumah sakit khusus belum ada standar baku). Jumlah kunjungan dan populasi penduduk sangat mempengaruhi pencapaian visite rate. Walaupun terjadi peningkatan jumlah kunjungan yang cukup signifikan namun visite rate RSJ Mutiara Sukma tetap tidak mencapai target dan standar karena populasi penduduk NTB juga mengalami peningkatan.

2.4.2 Pelayanan Rawat Jalan

Angka kunjungan rawat jalan cenderung mengalami peningkatan dalam 5 (lima) tahun terakhir. Berikut gambaran perkembangan kunjungan rawat jalan di RSJ Mutiara Sukma :

(20)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

20

Kunjungan RSJ Mutiara Sukma didominasi oleh pasien pemegang kartu BPJS dibandingkan dengan pasien umum. Setiap tahun kunjungan BPJS mengalami peningkatan. Berikut gambaran kunjungan pasien rawat jalan berdasarkan status pembayaran :

Tabel 2.5

Kunjungan Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Status Bayar

Sumber : Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2016

2.4.3 Pelayanan Rawat Inap

Untuk pelayanan pasien rawat inap, RSJ Mutiara Sukma menyediakan 5 ruang perawatan yang melayani pasien dengan gangguan jiwa dan 1 ruangan perawatan yang khusus melayani pasien Napza. Kinerja rawat inap dapat dilihat dari pencapaian indikator mutu, yakni BOR, ALOS, TOI dan indikator mutu lainnya. Gambaran pencapaian kinerja rawat inap berdasarkan indikator mutu RSJ Mutiara Sukma 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 2012 2013 2014 2015 2016 15,593 18,005 21,927 36,740 44409 kunjungan TAHUN

Gambar 2.3. PERKEMBANGAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN TAHUN 2012 s.d. 2016 STATUS BAYAR 2012 2013 2014 2015 2016 % % % % % Umum 3,078 19,74 3,390 18,83 3,748 17,11 4,028 10,96 5,726 12,89 Askes 1,794 11,50 2,007 11,15 - - - - Jamkesmas/da / Prov/ BPJS/Bansos 10,721 68,76 12,608 70,01 18,161 82,89 32,712 89,04 38,683 87,11 TOTAL 15,593 100 18,005 100 21,927 100 36,740 100 44,409 100

(21)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

21

Tabel 2.6

Pencapaian Kinerja RSJ Mutiara Sukma Berdasarkan Indikator Mutu

2012 2013 2014 2015 2016

1 BOR 96,6% 92.2% 86,1% 90,76% 72,64%

(Bed Occupancy Rate)

2 ALOS 16,5 hari 16 hari 14,5 hari 17,8 hari 29,9 hari (Average Length Of Stay)

3 BTO 20,5 kali 21,5 kali 22,87 kali 19,64 kali 8,44 kali (Bed Turn Over)

4 TOI 0,6 hari 1,3 hari 2,2 hari 1,71 hari 11,8 hari (Turn Over Interval)

5 NDR 0 0 0 0 0

(Nett Death Rate)

6 GDR 0 0 0 0 0

(Gross Death Rate)

7 Jumlah TT 100 100 100 100 100

8 Hari Perawatan 35,192 33,640 31,437 34,994 35,630 8 Lama Perawatan 33,869 34,466 33,243 33,131 33,925

NO INDIKATOR TAHUN

Sumber : Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2016

Dari tabel tersebut terlihat bahwa BOR RSJ Mutiara Sukma cenderung mengalami inkonsisten, namun mampu melampaui standar nasional (75-85%) kecuali pada tahun 2016, walaupun untuk RS Khusus belum ada standar baku, begitu pula dengan standar ALOS, BTO, TOI dan standar mutu lainnya.

Berdasarkan laporan tahunan, setiap tahun jumlah pasien cenderung mengalami peningkatan dan sebagian besar merupakan pasien dengan status pembayaran Jamkesmas/prov/da/BPJS/Bansos. Berikut gambaran jumlah pasien berdasarkan status pembayaran dalam 5 (lima) tahun terakhir:

Tabel 2.7

Kunjungan Pasien Rawat Inap Berdasarkan Status Bayar STATUS BAYAR 2012 2013 2014 2015 2016 % % % % % Umum 195 14,5 1 217 17,71 303 23,86 302 23,30 227 19,93 Askes 107 7,96 78 6,37 - - - - Jamkesmas/da/Pr ov/BPJS/Bansos 1042 77,5 3 930 75,92 967 76,14 994 76,70 912 80,07 TOTAL 1,344 100 1,225 100 1,270 100 1,296 100 1,139 100

(22)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

22

Pelaksanaan kebijakan “NTB bebas pasung” dan kerja keras serta kerjasama yang baik semua pihak adalah faktor-faktor yang mendukung pencapaian kinerja yang positif. Diharapkan di tahun mendatang RSJ Mutiara Sukma mampu mempertahankan kinerjanya yang baik dan tetap mampu mencapai standar nasional ataupun target yang ditetapkan.

2.4.4 Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Kunjungan pasien ke IGD dalam 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan. Berikut gambaran kunjungan pasien ke IGD 5 (lima) tahun terakhir :

Pemegang kartu BPJS masih merupakan pasien dominan baik kunjungan rawat jalan, rawat inap maupun IGD. Berikut rincian kunjungan pasien berdasarkan status pembayaran :

Tabel 2.8

Kunjungan Pasien IGD Berdasarkan Status Bayar STATUS BAYAR 2012 2013 2014 2015 2016 % % % % % Umum 425 25,33 481 26,81 407 27,44 573 35,61 584 37,15 Askes 115 6,85 106 5,92 - - - - Jamkesmas/da/ Prov/BPJS 1.138 67,82 1,206 67,27 1,076 72,56 1,036 64,39 988 62,85 TOTAL 1,678 100 1,793 100 1,483 100 1,609 100 1,572 100

Sumber : Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2016

0 500 1000 1500 2000 2012 2013 2014 2015 2016 1678 1793 1483 1609 1572

(23)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

23

2.4.5 Pelayanan Napza

RSJ Mutiara Sukma adalah satu-satunya rumah sakit yang memiliki unit khusus terapi dan rehabilitasi penyalahgunaan Napza di NTB yang dinamakan One Stop Centre (OSC) Wisma Anggrek dan satu-satunya institusi pelayanan yang ditunjuk sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) bagi Orang Dengan Penyalahgunaan Napza (ODPGN). Dalam 5 (lima) tahun terakhir, di RSJ Mutiara Sukma tercatat terjadi peningkatan jumlah ODPGN yang dirawat. Semua kasus yang datang ke RSJ Mutiara Sukma mendapat penanganan (100% tertangani). Berikut gambaran kasus narkoba yang menjalani perawatan di Klinik OSC RSJ Mutiara Sukma 5 (lima) tahun terakhir :

Hal yang menarik dari sejumlah kasus yang ditangani adalah zat yang digunakan, ODPGN tidak hanya menggunakan narkotika dan psikotropika aktif, tetapi juga zat adiktif lainnya, seperti dextro, mushroom dan obat batuk yang berlebihan, bahkan ditemukan ODPGN dengan polidrug (penyalahgunaan obat-obatan medis berlebihan yang adiktif) dan pengguna tramadol yang adiktif dan berlebihan juga. Penemuan ini perlu mendapat perhatian dari semua pihak mengingat bahaya dari penggunaannya dan korbannya yang sebagian besar masih berusia produktif. 0 100 200 300 400 2012 2013 2014 2015 2016 159 381 183 284 279

Gambar 2.5. Jumlah Kasus Napza yang Datang dan Ditangani RSJ Mutiara Sukma Tahun 2012-2016

(24)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

24

2.4.6 Pelayaann HIV/AIDS

Pelayanan HIV/AIDS di RSJ Mutiara Sukma dilaksanakan di unit VCT (Voluntary Counseling and Testing) Bale Matahari. Berdasarkan laporan dari unit VCT Bale Matahari, jumlah klien yang menjalani test setiap tahun mengalami peningkatan, begitu pula dengan jumlah penemuan kasus HIV/AIDS. Berikut gambaran jumlah klien yang menjalani test dan positif HIV/AIDS di unit VCT Bale Matahari RSJ Mutiara Sukma 5 (lima) tahun terakhir:

Pada gambar di atas terlihat bahwa jumlah klien baru yang menjalani test dan menjalani perawatan meningkat cukup signifikan. Kerja keras, kerjasama dan dukungan dari semua pihak adalah faktor yang mendukung tim VCT menemukan kasus baru lebih banyak. Klien yang ditemukan positif oleh RSJ Mutiara Sukma semuanya dapat ditangani atau 100% tertangani.

2.4.7 Kinerja Keuangan

1. Laporan Aktivitas (Target & Realisasi Pembiayaan) Th. 2012-2016 Aktivitas keuangan dalam hal realisasi pembiayaan diasumsikan sebagai kegiatan belanja dari masing-masing program/kegiatan pada unit-unit yang ada di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma. Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang telah

0 500 1000 1500 2000 2014 2015 2016 1667 1337 1132 0 0 0 test positif HIV/AIDS Gambar 2.6. JUMLAH PASIEN IKUT TEST DAN POSITIF HIV/AIDS 2014 - 2016

(25)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

25

ditetapkan dalam Rencana Kerja Daerah (Renstrada). Belanja meliputi Belanja Operasional dan Belanja Modal. Belanja Operasional terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bantuan Keuangan. Sedangkan Belanja Modal terdiri dari Belanja Modal Tanah, Peralatan dan Mesin, Bangunan dan Gedung, Jalan Irigasi dan Jaringan dan Belanja Aset Tetap Lainnya.

Sejak tahun 2012 sumber pembiayaan program kegiatan RSJ Mutiara Sukma berbeda dengan tahun sebelumnya karena pada tahun 2012 RSJ Mutiara Sukma mulai menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) sehingga sumber pembiayaan selain bersumber dari subsidi Pemerintah Daerah, juga bersumber dari pendapatan fungsional BLUD. Pembiayaan bersumber dari APBN dalam bentuk dana Tugas Pembantuan baru diperoleh kembali pada tahun 2013. Berikut gambaran pembiayaan dan realisasinya dalam 5 (lima) tahun terakhir :

Tabel 2.9.

Sumber Pembiayaan/Anggaran RSJ Mutiara Sukma Tahun 2012-2016

Tahun APBD (Subsidi) APBN Jumlah

BTL BL 2012 12.066.990.200 12.448.905.000 0 24.515.895.200 2013 13.113.218.700 18.379.715.000 1.000.000.000 24.992.933.700 2014 14.001.313.000 21.379.715.000 0 35.381.028.000 2015 16.660.432.098 31.929.206.502 0 48.589.629.600 2016 17.787.270.100 33.887.936.428 0 51.675.206.528

Sumber: bagian keuangan dan perencanaan RSJ Mutiara Sukma 2016

Pada tabel di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan pembiayaan yang signifikan karena dipengaruhi oleh pendanaan dari BLUD. Peningkatan pembiayaan yang signifikan memberi pengaruh bermakna pada alokasi Belanja Langsung yang meningkat. Sedangkan peningkatan pembiayaan Belanja Tidak Langsung dipengaruhi oleh pertambahan jumlah pegawai akibat dari mutasi, kenaikan gaji dan kenaikan tunjangan. Berikut gambaran alokasi Belanja Langsung selama 5 (lima) tahun :

(26)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

26

Tabel 2.10

Alokasi Belanja Langsung Tahun 2012-2016

Tahun Belanja Langsung Belanja Pegawai % Belanja Barang dan Jasa % Belanja Modal % 2012 896.456.875 7,20 6.742.798.705 54,16 4.809.649.420 38,64 2013 874.428.000 8,03 6.819.061.100 62,67 3.186.225.900 29,28 2014 3.798.301.000 17,76 4.631.237.000 21,66 12.950.177.000 60,05 2015 6.954.260.249 21,78 7.061.750.632 22,12 17.913.195.441 56,10 2016 7.730.163.189 22,8 9.980.987.439,73 29,5 16.176.785.800 47,7

Sumber: bagian keuangan dan perencanaan RSJ Mutiara Sukma 2016

Untuk realisasi anggaran, RSJ Mutiara Sukma juga termasuk kategori baik dengan pencapaian realisasi rata-rata >90%. Berikut gambaran alokasi dan realisasi anggaran RSJ Mutiara Sukma dalam 5 (lima) tahun terakhir:

Tabel 2.11.

Alokasi dan Penggunaan Dana APBD (Subsidi dan BLUD) RSJ Mutiara Sukma NTB Tahun 2012-2016

Tahun Alokasi Realisasi %

2012 24.515.895.200 22.136.296.284 90,3

2013 23.992.933.700 22.031.406.878 91,8

2014 35.381.028.000 33.442.494.134 94,52

2015 48.589.629.600 45.121.270.317 92,86

2016 51.675.206.528,73 48.013.848.979 92,91

Sumber: Laporan Tahunan RSJ Mutiara Sukma 2016 dan Keuangan 2016

Realisasi anggaran yang termasuk kategori baik antara lain dipengaruhi oleh komitmen dan kerjasama semua pihak dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan. Untuk program kegiatan yang belum terlaksana dengan optimal, kedepannya RSJ Mutiara Sukma harus melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam pengawasan pelaksanaan kegiatan sehingga pencapaian kinerja bisa lebih optimal.

2. Target dan Realisasi Pendapatan Th. 2012-2016

Berdasarkan SK Gubernur NTB Nomor 56 Tahun 2011 tertanggal 29 Januari 2011 menetapkan Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)

(27)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

27

pada Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB. Direktur Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Dengan status PPK-BLUD, Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi mempunyai tugas dan kewajiban sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan BLUD yang berlaku.

Sebagai unit pelayanan teknis dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah maka sejak penerapannya Januari 2012, penerimaan dari retribusi pelayanan sudah langsung dikelola oleh pihak RSJ Mutiara Sukma 2016 dan pelaksanaan pembiayaan kegiatan operasional pelayanan sebagian besar sudah mengacu pada dokumen Rencana Bisnis Anggaran RS Jiwa Provinsi. Operasional pelayanan dipakai untuk membiayai jasa sarana prasarana dan membiayai jasa pelayanan bagi kesejahteraan pegawai RSJ Mutiara Sukma NTB.

Tabel 2.12

Target dan Realisasi Pendapatan RSJ Mutiara Sukma 2012-2016

Tahun Target Realisasi %

2012 6.100.170.000 6.271.217.834 102,8

2013 7.500.000.000 6.770.815.297 90,3

2014 8.000.000.000 12.268.796.251 153,36

2015 10.000.000.000 10.407.465.425 104,07

2016 14.000.000.000 13.052.925.455 93,24

Sumber : Bagian Keuangan RSJ Mutiara Sukma 2016

Pada tabel di atas terlihat bahwa setiap tahun realisasi pendapatan RSJ Mutiara Sukma melampaui target yang ditetapkan kecuali tahun 2013 dan tahun 2016. Pencapaian pendapatan tahun 2013 tidak mencapai target akibat dari adanya kebijakan pusat tentang klaim Jamkesmas yang menunda pembayaran klaim pada tahun berikutnya (piutang) sehingga berimbas pada pendapatan RSJ Mutiara Sukma karena >60% pasien RSJ Mutiara Sukma adalah pasien

Jamkesmas. Jumlah piutang pada tahun 2013 sebesar

(28)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

28

atau 179,42% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp. 941.646.109. Besarnya piutang pada tahun 2013 merupakan akumulasi dari piutang Jamkesmas Pusat sebesar Rp. 2.247.139.195, piutang Jamkesda NTB sebesar Rp. 71.907.066, piutang Bansos sebesar Rp. 312.091.221.

Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) mampu mendorong rumah sakit jiwa meningkatkan pendapatannya sehingga lebih mandiri untuk meningkatkan kinerja dan mutu pelayanannya. PPK-BLUD memberikan kemudahan bagi rumah sakit karena lebih fleksibel dalam pengelolaan anggarannya termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang jasa. Fleksibilitas dalam hal pengelolaan keuangan menyebabkan rumah sakit jiwa dapat menggunakan kembali piutang pada tahun-tahun sebelumnya untuk pembiayaan kegiatan di tahun selanjutnya sehingga mendorong kearah perbaikan kualitas pelayanan dan pencapaian kepuasan masyarakat.

(29)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

29

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK

DAN FUNGSI RSJ MUTIARA SUKMA

3.1. Gambaran Umum Daerah Terkait dengan Pelayanan SKPD

Sesuai Peraturan Daerah Nusa Tenggara Barat Nomor 8 tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008, yang diubah dengan Perda Nomor 12 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi NTB, tugas RSJ Mutiara Sukma NTB adalah melaksanakan upaya kesehatan khusus jiwa secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan khusus jiwa, pencegahan penyakit khusus jiwa dan melaksanakan upaya rujukan kesehatan khusus jiwa serta melaksanakan pelayanan bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit Jiwa Kelas B.

Dalam melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, RSJ Mutiara Sukma NTB menyelenggarakan fungsi: melaksanakan pelayanan pencegahan, pemulihan dan rehabilitasi kesehatan jiwa; melaksanakan upaya kesehatan jiwa masyarakat; melaksanakan pelayanan upaya pencegahan, terapi dan rehabilitasi penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya; melaksanakan pelayanan rujukan; melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan jiwa; melaksanakan pengkoordinasian dan pembinaan Rumah sakit Jiwa; melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Nusa Tenggara Barat dengan penduduk tahun 2013 berjumlah 4.630.302 jiwa merupakan peluang yang cukup signifikan bagi perkembangan pelayanan kesehatan jiwa. Terlebih-lebih RSJ Mutiara Sukma NTB merupakan satu-satunya rumah sakit jiwa di Provinsi NTB. Hasil Riskesdas 2013 menyebutkan bahwa prevalensi gangguan jiwa berat di Provinsi NTB mencapai 2,1‰ masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional yang hanya 1,7‰. Demikian

(30)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

30

pula dengan prevalensi gangguan mental emosional di NTB juga masih berada diatas angka nasional yaitu 6,4%, sementara angka untuk Indonesia hanya 6%.

Keadaan ini menggambarkan adanya kesenjangan pelayanan kesehatan jiwa, yang mungkin disebabkan oleh stigma dan pengekangan HAM (pemasungan, penelantaran), akses ke RSJ yang sulit dijangkau karena kondisi geografis NTB, sementara Puskesmas tidak siap memberikan pelayanan kesehatan jiwa dan tidak menjadi prioritas program, sehingga tidak ada program khusus terkait kesehatan jiwa, bahkan belum ada poli jiwa di Puskesmas se-NTB, kecuali Puskesmas Gerung yang pernah dibina oleh RSJ.

Kesenjangan pelayanan kesehatan jiwa ini juga menyebabkan angka kekambuhan pasien gangguan jiwa cukup tinggi, akibat pasien drop out (berhenti berobat) sehingga pasen setiap kali datang ke RSJ dalam keadan kekambuhan yang berat. Masalah utama adanya kesejangan pelayanan ini adalah tidak adanya komunikasi antara RSJ dengan Puskesmas, yang merupakan mata rantai pelayanan rujukan. Akibatnya setiap pasien paska rawat di RSJ, tidak ada yang memonitor apakah pasien minum obat, kontrol teratur atau tidak.

Sejak tahun 2008, RSJ Mutiara Sukma NTB melalui program Kesehatan Jiwa Masyarakat (Keswamas) telah memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang dapat menjangkau masyarakat sampai ke pelosok. Berbagai kegiatan Keswamas yang telah dijalankan antara lain integrasi pelayanan di Puskesmas se NTB, mobile clinic, home visit, pelatihan Community Mental Health Nursing (CMHN) bagi petugas Puskesmas dan kader kesehatan jiwa dan pelayanan kesehatan jiwa gratis di beberapa desa.

Dari berbagai upaya layanan kesehatan jiwa yang ada, maka muncullah gagasan untuk menjembatani masalah di atas yang tujuan utamanya “mendekatkan akses meningkatkan mutu” yaitu dengan membangun sistem rujukan, yang diberi nama “SISTEM RUJUKAN MODEL NTB” (sistem rujukan komunikatif). Model ini menyatukan mata rantai pelayanan kesehatan jiwa masarakat di RSJ melalui Tim Assertive Community Treatment (ACT), membentuk tim Community Mentah Health Nursing di Puskesmas dan Self Help Group (SHG/ Kelompok Swa Bantu) yang merupakan kelompok yang berasal dari pasen dan keluarganya.

(31)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

31

Sistem ini mulai diujicobakan melalui “Pilot Project” di Puskesmas Keruak Lotim pada tahun 2011-2013 melalui anggran APBD, dan terus berkembang sampai sekarang. Saat ini telah ada 15 Puskesmas yang mempunyai Tim Terlatih (CMHN) yang tersebar di 10 Kabupaten/ Kota, melalui anggran APBN, APBD I dan II yang ada di Dinas Kesehatan.

Keutamaan sistem ini adalah terjalinnya sistem komunikasi antara RSJ-Puskesmas-pasien atau keluarga, sehingga mata rantai yang terputus antara RSJ, Puskesmas dan keluarga pasen dapat terjaga untuk mengatasi kesenjangan pelayanan kesehatan jiwa di NTB. Melalui model ini, sumberdaya lain yang ada di daerah juga diberdayakan. Kader kesehatan dilatih untuk menjadi kader kesehatan jiwa, sehingga mereka juga ikut memantau pasien dan keluarganya yang sedang menjalani terapi, dan dapat mendeteksi sedini mungkin gangguan jiwa yang ada di masyarakat sehingga dapat segera dirujuk ke Puskesmas.

Dengan terlatihnya Tim dan dibukanya poli Jiwa di Puskesmas maka akses pelayanan menjadi lebih dekat ke masyarakat dan mutu pelayanan juga lebih baik. Dampak lain untuk RSJ adalah meningkatnya angka kunjungan, BOR

(32)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

32

meningkat dari tahun ke tahun, yang semula dibawah 50 persen, pada tahun 2012 dan 2013 meningkat menjadi diatas 90 persen. Harapannya anggaran untuk mengembangkan poli jiwa dan melatih TIM CMHN menjadi prioritas juga di Dikes, sehingga semua Puskesmas di NTB dapat membuka poli Jiwa.

Gambaran pelayanan yang diuraikan di atas merupakan gambaran peran RSJ Mutiara Sukma NTB dibidang kesehatan terutama kesehatan jiwa yang merupakan bagian dari pelaksanaan Renstra RSJ Mutiara Sukma. Pelaksanaan Rencana Strategis sebelumnya (2009-2013) dan Rencana Strategis Bisnis (RSB) 2011-2015 yang tergambarkan oleh indikator kinerja sebagian telah mencapai target. Namun, ada beberapa yang belum terealisir di akhir tahun 2013. Sejumlah permasalahan atau kendala telah diidentifikasi, baik yang internal maupun eksternal. Berikut permasalahan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi di masing-masing seksi RSJ Mutiara Sukma NTB :

1. Sekretariat/Tata Usaha :

a. Administrasi keuangan terutama pencatatan dan pengelolaan keuangan belum tertib

b. Belum terintegrasinya sistim akuntansi BLUD yang accrual basic dengan akuntansi Pemda yang menggunakan cash basic

c. Perencanaan dan penganggaran belum sepenuhnya berdasarkan analisa kebutuhan dan belum didukung oleh sistem IT yang handal

d. Usulan perencanaan yang telah disusun dan diusulkan belum sepenuhnya mendapat kepastian penganggarannya

e. Pelaporan kadang-kadang tidak tepat waktu

f. Pengelolaan asset dan administrasi kepegawaian belum optimal.

g. Sistim administrasi umum terutama surat menyurat, kearsipan belum terkelola dengan baik

h. Setiap tahun RSJ Mutiara Sukma memiliki piutang dari klaim pelayanan i. Belum tersedianya SIM RS

j. Belum semua pembuat dan pengambil kebijakan di tingkat provinsi memiliki persepsi yang sama tentang implementasi BLUD

(33)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

33

2. Seksi Pelayanan Medik :

a. Tenaga kesehatan terutama tenaga dokter spesialis kurang

b. Komitmen, motivasi, attitude pegawai dalam memberikan dan pengembangan pelayanan masih kurang

c. Beberapa tarif pelayanan sudah tidak sesuai dengan kondisi pasar

d. Tenaga fungsional di semua unit pelayanan merangkap sebagai tenaga administrasi

e. Beberapa SOP belum disusun dan diterapkan dengan optimal f. Monev belum dilakukan secara berkala

3. Seksi Penunjang Medik :

a. Pengelolaan pelayanan kefarmasian belum efektif dan tertib b. Sarana prasarana belum sesuai standar

c. Ketersediaan tenaga laboratorium dan IPRS belum sesuai standar d. Belum ada tenaga yang bertugas di instalasi diklit secara definitif e. Pemeliharaan peralatan belum terprogram dengan baik

f. Kegiatan diklat belum terprogram dengan baik

4. Seksi Keperawatan :

a. Jumlah tenaga keperawatan belum sesuai standar b. Belum tersusun standar jenjang perawat klinik

c. Belum terbangunnya sistim transformasi ilmu yang berkesinambungan antar perawat

3.2. Hasil-Hasil Yang Dicapai Lima Tahun Sebelumnya

Dalam RPJMD 2009-2013 tercantum 2 (dua) indikator yang berhubungan dengan tupoksi RSJ Mutiara Sukma yaitu : penanganan Napza dan penanganan HIV/ AIDS. Berikut hasil capaian indikator tersebut selama 5 (lima) tahun :

(34)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

34

Tabel 3.1

Capaian Indikator Kinerja RSJ Mutiara Sukma Dalam RPJMD Provinsi NTB 2012-2016 N o Indikator Kinerja dalam RPJMD

Target (T) dan Realisasi (R) per Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 T R T R T R T R T R 1 Penanganan Napza (%) 85 100 90 100 100 100 100 100 100 100 2 Penanganan penderita HIV & AIDS (%) 90 100 95 100 100 100 100 100 100 100 3 Penanganan pasung (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 4 Gangguan Jiwa 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : LAKIP RSJ Mutiara Sukma NTB,Tahun 2016

RSJ Mutiara Sukma adalah satu-satunya rumah sakit yang memiliki unit khusus terapi dan rehabilitasi penyalahgunaan Napza di NTB yang dinamakan One Stop Centre (OSC) Wisma Anggrek dan satu-satunya institusi pelayanan yang ditunjuk sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) bagi Orang Dengan Penyalahgunaan Napza (ODPGN). Semua kasus yang datang atau ditemukan RSJ Mutiara Sukma mendapat penanganan (100% tertangani).

Hal yang menarik dari penanganan ODPGN adalah mereka tidak hanya menggunakan narkotika dan psikotropika aktif, tetapi juga zat adiktif lainnya, seperti dextro, mushroom dan obat batuk yang berlebihan, bahkan ditemukan ODPGN dengan polidrug (penyalahgunaan obat-obatan medis berlebihan yang adiktif) dan pengguna tramadol yang adiktif dan berlebihan juga. Penemuan ini perlu mendapat perhatian dari semua pihak mengingat bahaya dari penggunaannya dan korbannya yang sebagian besar masih berusia produktif.

Pelayanan HIV/AIDS di RSJ Mutiara Sukma dilaksanakan di unit VCT (Voluntary Counseling and Testing) Bale Matahari. Semua klien yang datang atau ditemukan oleh tim RSJ Mutiara Sukma mendapat penanganan (100% tertangani).

(35)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

35

Tahun 2013 RSJ Mutiara Sukma telah menyusun Rencana Strategi yang berlaku mulai tahun 2013 s.d.2018. tahun 2011 RSJ Mutiara Sukma ditetapkan menjadi PPK-BLUD, selain Renstra, program kegiatan RSJ Mutiara Sukma juga mengacu kepada Rencana Strategis Bisnis (RSB) yang berlaku mulai tahun 2011 s.d.2015 dilanjutkan dengan RSB tahun 2016 s.d. 2018 yang disesuaikan dengan masa berlakunya renstra. Evaluasi pelaksanaan Renstra dan RSB dilakukan melalui pencapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan. Evaluasi RSB dilakukan melalui hasil pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Berikut capaian kinerja berdasarkan indikator Renstra RSJ Mutiara Sukma NTB tahun 2014-2016 :

Tabel. 3.2

Capaian Kinerja Berdasarkan Indikator Renstra Tahun 2014-2016

N o

Indikator Kinerja dalam Renstra

Target (T) dan Realisasi (R) per Tahun

2014 2015 2016

T R T R T R

A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 Jumlah kegiatan penyediaan

jasa administrasi keuangan terselenggara

1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg

2 Jumlah kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik tersedia

1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg

3 Jumlah kegiatan penyediaan jasa administrasi dan teknik perkantoran

1 keg 1 keg 1 keg 1 keg

1 keg 1 keg

4 Jumlah kegiatan pengadaan alat listrik dan elektronik

0 0 0 0 1 keg 1 keg

B Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur

1 Jumlah gedung terbangun 1 pkt 1 pkt 3 pkt 3 pkt 4 pkt 4 pkt 2 Jumlah gedung terpelihara

(renovasi) dinas dan gedung terselenggara

(36)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

36 N

o

Indikator Kinerja dalam Renstra

Target (T) dan Realisasi (R) per Tahun

2014 2015 2016

T R T R T R

C Program Upaya Kesehatan Masyarakat

1 % pasung terlayani 100% 100% 100% 100% 100% 100%

2 % pasien gangguan jiwa terlayani

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3 % Napza terlayani 100% 100% 100% 100% 100% 100%

4 % HIV/AIDS terlayani 100% 100% 100% 100% 100% 100%

5 % korban bencana gangguan jiwa, dropping, hotline layanan krisis terlayani

100% 100% 100% 100% 100% 100%

D Program Standarisasi Pelayanan kesehatan 1 Persentase dokumen

akreditasi tersusun sesuai pokja

80% 80% 80% 80% 80% 80%

E Program Peningkatan Kapasitas SD Aparatur 1 % pegawai yang mengikuti

atau terpapar pelatihan dan pendidikan lanjut

0 0 0 0 85% 85%

F Program Pemeliharaan Sarana Prasarana RS

1 Jumlah kegiatan

pemeliharaan alat kesehatan terselenggara 0 0 0 0 1 keg 1 keg 2 Jumlah kegiatan pemeliharaan ambulance terselenggara 0 0 0 0 1 keg 1 keg 3 Jumlah kegiatan pemeliharaan meubeler terselenggara 0 0 0 0 1 keg 1 keg

(37)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

37 Evaluasi pelaksanaan RSB dilakukan secara kontinyu melalui survei Standar Pelayanan Minimal (SPM). Berikut hasil pencapaian RSB ditinjau dari pencapaian SPM RSJ Mutiara Sukma :

Tabel 3.3.

Target dan Hasil Survei Standar Pelayanan Minimal 2014-2016 No Unit yang Disurvey Jumlah parameter Jumlah Parameter belum Terccapai Pencapaian (%) 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 1 IGD 8 8 8 - 1 1 100 87,5 87,5 2 Rawat Jalan 4 4 4 1 1 1 75 75 75 3 Rawat Inap 13 13 13 2 2 4 84,61 84,61 69,2 4 Rehabilitasi Mental 4 4 4 2 2 2 50 50 50 5 Pelayanan Psikologi 4 4 4 1 1 1 75 75 75 6 Pelayanan Laboratorium 3 3 3 1 1 1 66,67 66,67 66,7 7 Pelayanan Farmasi 3 3 3 - - - 100 100 100 8 Pelayanan Gizi 3 3 3 - - - 100 100 100 9 Pelayanan Keluarga Miskin 1 1 1 - - - 100 100 100 10 Rekam Medik 4 4 4 - 1 - 100 75 100 11 Pengolah Limbah 2 2 2 - - - 100 100 100 12 Administrasi 9 9 9 4 3 2 55,56 66,67 77,78 13 Ambulsnce/Ke reta Jenazah 2 2 2 - - - 100 100 100 14 Pemulasaraan Jenazah 1 1 1 1 1 1 0 0 0 15 IPSRS 3 3 3 - - 1 100 100 66,67 16 Laundry 2 2 2 - 2 1 100 0 50 17 PPI 3 3 3 2 2 1 33,33 33,33 66,67

(38)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018 38 18 Pelayanan Napza HIV/AIDS 6 6 6 4 3 2 33,33 50 77,7 19 Keamanan 3 3 3 - 1 1 100 66,67 66,67 20 Keswamas 2 2 2 - - - 100 100 100 21 PHCU 5 5 5 4 2 3 20 60 40 TOTAL 85 85 85 22 23 22

Sumber : LAKIP RSJ Mutiara Sukma 2016

Berdasarkan tabel di atas, Indikator-indikator yang belum mencapai target menjadi bahan masukan bagi pengambil kebijakan agar kedepannya hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi dan pelayanan tersebut dapat dilaksanakan.

3.3. Analisis Isu Strategis Terkait Dengan Tugas Dan Fungsi SKPD

Kompleksitas pelayanan kesehatan yang dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal akan membawa konsekuensi pada organisasi terkait. Berbagai permasalahan dan isu yang berkembang di masyarakat menjadi tantangan tersendiri bagi organisasi terutama organisasi yang bergerak dibidang pelayanan jasa seperti RSJ Mutiara Sukma.

Peningkatan kasus gangguan jiwa, penyalahgunaan Napza dan penderita HIV/AIDS menjadi permasalahan utama di NTB dan mejadi tugas utama bagi RSJ Mutiara Sukma sebagai satu-satunya institusi kesehatan yang khusus memberikan pelayanan kesehatan jiwa. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa angka gangguan jiwa berat di Provinsi NTB mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas 2007. Provinsi NTB merupakan 5 besar gangguan jiwa berat dengan prevalensi 2,1 per mil di Indonesia, lebih tinggi dari angka nasional 1,7 per mil. Untuk prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk umur 15 tahun keatas di Indonesia adalah 6% sedangkan Provinsi NTB menempati urutan ke 7 dengan 6,4%, lebih tinggi dari angka nasional.

“Indonesia Bebas Pasung 2018” adalah salah satu program nasional yang dicanangkan dengan harapan tahun 2018 tidak ada lagi Orang Dengan Masalah

(39)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

39

Kejiwaan (ODMK) dipasung. Program “NTB Bebas Pasung 2018” adalah bentuk komitmen Pemerintah Daerah untuk mensuskseskan program nasional Indonesia Bebas Pasung 2018. Estimasi pasien pasung di NTB adalah 319 orang, yang didasarkan pada estimasi WHO, yaitu bahwa diperkirakan 1% dari pasien yang mengalami gangguan jiwa berat mengalami tindakan pemasungan, sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat di NTB menurut Riskesdas 2007 adalah 0,99% (dibulatkan menjadi 1%) dari jumlah penduduk 15 thn keatas atau sekitar 31.820 orang. Rencana penyisiran atau penjangkauan sampai tahun 2013 diperkirakan dapat menjangkau 126 orang dan tahun 2014 sebanyak 119 orang (tuntas). Sampai dengan tahun 2013, RSJ Mutiara Sukma sudah menjangkau 332 pasien pasung dan sebagian besar menjalani perawatan di RSJ Mutiara Sukma.

Berikut permasalahan dan isu-isu strategis yang dihadapi RSJ Mutiara Sukma dalam menjalankan tugas dan fungsinya :

Tabel 3.4.

Keterkaitan Masalah dengan Isu Strategis N

O SEKSI MASALAH ISU STRATEGIS

1 SEKRETARIAT/

TU

- Pengelolaan administrasi keuangan belum tertib - Pencatatan dan pelaporan

aset belum tertib

- Koordinasi perencanaan program kesehatan lintas sektor belum optimal

- Pelayanan keuangan belum optimal

- Pengelolaan aset belum optimal

- Penyediaan anggaran untuk program kesehatan jiwa masih terbatas

2 PELAYANAN

MEDIK

- Penanganan pasien gangguan jiwa belum optimal

- Penanganan

penyalahgunaan Napza belum sesuai standar - Penanganan kasus

- Kasus gangguan jiwa meningkat

- Penanganan Napza belum optimal

(40)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

40

N

O SEKSI MASALAH ISU STRATEGIS

HIV/IDS terkendala sumberdaya HIV/AIDS belum optimal PELAYANAN PENUNJANG MEDIK

- Fasilitas atau sarana prasarana medis dan penunjang masih terbatas - Peralatan dan bangunan

banyak yang aus atau konvensional dan tidak layak

- Peralatan dan bangunan belum sesuai standar - Pemeliharaan peralatan

belum terkelola dengan baik

PELAYANAN KEPERAWATA

N

- Asuhan keperawatan belum berjalan optimal antara lain

pendokumentasian yang belum tertib dan

pelaksanaan MPKP yang kurang optimal - SDM keperawatan belum sesuai standar - Pelayanan keperawatan belum optimal - Kompetensi dan profesionalisme keperawatan belum sesuai standar

Komitmen Pemerintah Daerah Provinsi NTB dibidang kesehatan tergambar jelas dalam visi misinya. Visi Gubernur/ Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Tahun 2013-2018, adalah: Mewujudkan Masyarakat Nusa Tenggara Barat Yang Beriman, Berbudaya, Berdayasaing dan Sejahtera. Adapun misi yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut adalah:

1. Mempercepat perwujudan masyarakat yang berkarakter melalui pemantapan ketaatan beragama, peningkatan budipekerti, dan pengembangan toleransi. 2. Mengembangkan budaya dan kearifan lokal untuk pembangunan.

3. Melanjutkan ikhtiar reformasi birokrasi yang bersih dan melayani, penegakan hukum yang berkeadilan, dan memantapkan stabilitas keamanan.

(41)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

41

4. Meningkatkan mutu sumberdaya manusia yang berdayasaing melalui optimalisasi pelayanan pendidikan, kesehatan, keluarga berencana, dan kesejahteraan sosial yang berkualitas, terjangkau dan berkeadilan gender. 5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempercepat penurunan

kemiskinan, dan mengembangkan keunggulan daerah melalui industri pariwisata, agroindustri, dan ekonomi kreatif berbasis budaya, sumberdaya lokal, dan iptek.

6. Melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah berbasis tata ruang.

7. Memantapkan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan

Dari ketujuh misi tersebut, terdapat misi yang berkaian erat dengan kesehatan termasuk RSJ Mutiara Sukma yaitu misi keempat. Meningkatkan mutu sumberdaya manusia yang berdaya saing tidak hanya membutuhkan fisik yang kuat tetapi juga jiwa yang sehat. Untuk itu Pemerintah Provinsi NTB menjamin bahwa setiap warganya mendapatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan sosial termasuk kesehatan secara berkeadilan dan tanpa membedakan gender, dengan harapan terwujud layanan sosial dasar yang bermutu, terjangkau dan adil serta masyarakat yang sehat dan cerdas.

Upaya nyata yang dilakukan RSJ Mutiara Sukma untuk mendukung misi tersebut adalah dengan mendekatkan akses pelayanan kesehatan jiwa kepada masyarakat melalui pelayanan langsung mobile clinic, home visit, dan dropping pasien terutama bagi masyarakat miskin, pasien pasung dan pasien yang secara geografis sulit menjangkau pelayanan kesehatan jiwa. Penyediaan pelayanan yang bermutu, tepat dan cepat di dalam gedung (internal RS) serta mengembangkan pelayanan sesuai kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat, menyiapkan sarana prasarana sesuai standar dan kebutuhan pelayanan serta kebijakan yang berpihak kepada kepentingan masyarakat telah dirintis dan dijalankan juga oleh RSJ Mutiara Sukma. Keterbatasan sumberdaya dengan daerah saasaran yang sulit dijangkau menjadi hambatan yang dihadapi RSJ Mutiara Sukma dalam mendukung misi tersebut.

(42)

Rencana Strategis RSJ Mutiara Sukma 2013-2018

42

Selain visi misi Gubernur/Wakil Gubernur Terpilih, Renstra RSJ Mutiara Sukma juga harus selaras dengan visi misi Kementerian Kesehatan RI. Visi Kementerian Kesehatan RI adalah Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Adapun misi yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut adalah :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik

Salah satu program Kementerian Kesehatan RI yang terkait langsung dengan RSJ Mutiara Sukma adalah “Indonedia Bebas Pasung 2018” yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi NTB dengan “NTB Bebas Pasung 2018”. Kegiatan tersebut menjamin bahwa pada tahun 2018 tidak ada lagi pasien yang kehilangan hak-haknya sebagai manusia karena pemasungan karena semua masyarakat mendapat jaminan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan paripurna, merata dan berkeadilan seperti tertuang dalam misi Kementerian Kesehatan RI.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dilakukan RSJ Mutiara Sukma melalui kegiatan Community Mental Health Nursing (CMHN) dengan membuat pilot project dan membentuk Self Help Group (SHG) dan mendorong TPKJM Provinsi berperan aktif. Diharapkan dengan kegiatan tersebut, pemberdayaan masyarakat dalam kesehatan jiwa masyarakat dapat terwujud.

Penyusunan Renstra RSJ Mutiara Sukma NTB juga mempertimbangkan kebijakan pemerintah provinsi NTB yaitu Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009–2029. Dalam Perda tersebut terdapat 3 (tiga) kebijakan pengembangan struktur ruang untuk Provinsi NTB, salah satunya memiliki keterkaitan dengan peran RSJ Mutiara Sukma walaupun tidak langsung

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi RSJ Mutiara Sukma NTB
Gambar 2.2. Diagram Keadaan Pegawai Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB   Tahun 2012-2016 berdasarkan pendidikan
Gambar 2.3. PERKEMBANGAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN  TAHUN 2012 s.d. 2016 STATUS  BAYAR  2012  2013  2014  2015  2016 ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑  %  Umum  3,078  19,74  3,390  18,83  3,748  17,11  4,028  10,96  5,726  12,89  Askes  1,794  11,50  2,007  11,15  -  -  -  -
Gambar 2.4.  KUNJUNGAN PASIEN IGD 2012-2016
+6

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Sementara itu, berdasarkan Pasal 52-54 Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung sesuai tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 295 Tahun 2013,

Sadar akan potensi ancaman Organized Transnational Crime di Asia Tenggara membuat negara-negara anggota ASEAN mengadakan pertemuan ASEAN Ministerial Meeting

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas Perubahan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Rencana Kerja (RENJA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 disusun dengan maksud untuk menyediakan sebuah

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa mengatur bahwa pemerintah desa wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Peraturan Menteri

Pada tahun 2008 di Kabupaten Bintan tercatat jumlah bayi umur 6-24 bulan dari keluarga miskin sebanyak 1.028 orang dan 70 orang (6.8%) diantaranya mendapatkan