• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pakar Antropologi Belanda Menyarankan Agar Masyarakat Cintai Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pakar Antropologi Belanda Menyarankan Agar Masyarakat Cintai Lingkungan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pakar Antropologi Belanda

Menyarankan Agar Masyarakat

Cintai Lingkungan

UNAIR NEWS – Era globalisasi memberi kesempatan mobilitas yang tinggi bagi seluruh manusia tanpa batas. Namun, paradigma mobilitas memiliki dampak terhadap lingkungan. Berangkat dari hal tersebut, Departemen Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga mengadakan kuliah umum bertema “New

Mobility Paradigm Applied to Surabaya Particular Kali Brantas,

Jumat (3/3). Pakar antropologi Dr. Freek Colombijn, Associate Professor, Faculty of Social Cultural Anthrophology, Vrije Universieit Amsterdam, memberikan kuliah umum tentang globalisasi.

Kuliah umum bertempat di Ruang Siti Parwati FIB ini mengulas makna globalisasi. “Globalisasi bukan hanya tentang McDonalds, KFC, CocaCola, atau kepadatan penduduk di wilayah urban (perkotaan). Tetapi, tentang bagaimana dampaknya terhadap masyarakat,” tutur Freek.

Sedangkan aspek globalisasi meliputi berbagai lingkup, yaitu

etnoscapes, landscapes, technoscapes, mediascapes, dan ideoscapes. Lingkup etnoscapes meliputi proses perpindahan

manusia dari wilayah satu ke wilayah lainnya, misalnya perjalanan wisata yang saat ini didukung infrastuktur yang memadai. Di sisi lain, landscapes ialah apa yang terlihat bergantung pada posisi. Sebagaimana studi lingkungan erat kaitannya dengan gaya hidup atau perilaku seseorang dalam lingkungannya. Misalnya, seorang petani memiliki selera pakaian kaos oblong dan celana pendek. Berbeda dengan petani, artis lebih berselera mengenakan gaun dan baju-baju mahal.

Technoscape dan mediascape mengarah pada perkembangan

(2)

mampu mempermudah komunikasi dan distribusi atar wilayah, bahkan antar negara sehingga mobilitas tidak terhambat akses biaya. Sedangkan, ideoscape merujuk pada ideologi dan paham-paham setiap bangsa yang mulai bergerak menyesuaikan tuntunan zaman.

“Menurut Cresswell terdapat tiga pergerakan, yaitu mobilitas fisik, representasi mobilitas atau bagaimana kita memperlihatkan sebuah mobilitas kepada orang lain, dan praktik mobilitas atau ketika kita mengalami perpindahan itu sendiri.’ imbunya.

Perpindahan atau mobilitas memiliki batasan dan hambatan. Contohnya, hambatan karena kebijakan pemerintah seperti kebijakan proteksionisme Donald Trump. Pelarangan imigran dan muslim dari Meksiko dan beberapa wilayah membatasi mobilitas ke Amerika Serikat. Konflik jalur Gaza pun menjadi salah satu fenomena hambatan mobilitas. Masyarakat terpaksa melewati lubang bawah tanah untuk mobilitas antar wilayah.

Selain mobilitas, Freek juga membahas studi lingkungan. Cakupan penelitiannya adalah Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Ia melakukan penelitian di Surabaya. Freek mencoba menelusuri aliran sampah dari rumah tangga hingga tempat pembuangan air. Ia menemukan pola menyerupai kaktus sebagai

direction of waste (arah sampah).

Arah tersebut berawal dari petugas pengambilan sampah di tiap rumah dan dipilah sesuai dengan jenisnya. Sampah dipilah antara bernilai jual dengan tidak. Sampah yang tak bernilai jual, akan dialirkan ke tempat pembuangan sementara (TPS). Beberapa sampah masih dipilah lagi kemudian dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA).

“Awalnya saya menilai kota-kota di Indonesia termasuk dalam jenis kota kotor. Namun, setelah saya dalami situasinya ternyata hanya pada tempat-tempat tertentu saja yang kotor salah satunya, yaitu sungai. Oleh karena itu, penting bagi

(3)

individu untuk mengontrol jumlah sampah di rumah masing-masing sehingga tidak menyumbang sampah semakin banyak,” jelas Freek.

Penulis: Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma S

UNAIR Akselerasi Penelitian

di bidang Ilmu Sosial

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga kedatangan dua tamu dari lembaga pemeringkatan perguruan tinggi dunia Quacquarelli Symonds (QS), Senin (6/3). Mereka adalah CEO QS Asia’s University Ranking (AUR) Mandy Mok, dan senior konsultan QS AUR Samuel Wong.

Kedatangan mereka sejalan dengan target yang ditetapkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi kepada UNAIR untuk menjadi 500 top perguruan tinggi dunia pada tahun 2020. Untuk menunjang sinergi, pertemuan ini juga mengundang pimpinan seluruh fakultas, unit, badan, dan lembaga di lingkungan UNAIR.

Tahun 2016 lalu, ada indikator penilaian yang bertambah dari tahun-tahun sebelumnya, yakni persentase dosen bergelar doktor sebanyak lima persen. “Untuk itu, kita coba tingkatkan proporsi jumlah dosen yang S-3, termasuk sitasi,” ujar Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) sekaligus koordinator program WCU UNAIR Badri Munir Sukoco, Ph.D.

Dalam presentasinya, Samuel Wong mengatakan, UNAIR memiliki nilai plus di bidang ilmu kedokteran dan ilmu hayati. Wong

(4)

berpendapat, UNAIR perlu mengakselerasi publikasi dan penelitian di bidang ilmu sosial.

Melihat kondisi tersebut, Badri mengatakan bahwa BPP sudah menjalani kontrak kinerja dengan masing-masing dekan di fakultas. “Kita juga sudah standarisasi. Jadi kalau semua dosen S-3, minimal 50 persen sudah ada publikasi. Sebelumnya gak ada aturan begitu. Sehingga para dekan juga akan mencoba mendorong teman-teman masing-masing fakultas, khususnya sosial

sciences,” tambahnya.

Sementara itu, dalam kesempatan wawancara, Mandy Mok berharap agar sivitas akademika UNAIR lebih banyak muncul di kancah internasional. Caranya, adalah memperbanyak publikasi di j u r n a l b e r e p u t a s i d a n a k t i f m e n g i k u t i k o n f e r e n s i internasional.

“Untuk menuju WCU, harus berusaha untuk muncul dan didengar di kancah internasional, memperbanyak publikasi, menyelenggarakan l e b i h b a n y a k k e g i a t a n t e n t a n g r i s e t d a n p u b l i k a s i internasional, lebih kreatif, dan mengikuti perkembangan,” ujarnya. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S

Bahas Program KKN, Direktur

Kemahasiswaan ITS Kunjungi

UNAIR

UNAIR NEWS – Program Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) yang telah lama dilakukan oleh

(5)

Universitas Airlangga, menjadi acuan dari berbagai perguruan tinggi. Direktur Kemahasiswaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Dr. Darmaji, S.Si, MT., mengunjungi UNAIR guna menggali informasi tentang pelaksanaan program KKN-BBM.

“Sekarang di ITS memang tidak ada KKN, tapi dulu pernah ada. Oleh karena itu, kami ingin menghidupkan kembali program tersebut,” jelas Darmaji di sela kunjungan. “Karena UNAIR secara konsisten sudah melakukan program ini, maka kami menggali informasi di sini,” imbuhnya.

Kunjungan delegasi ITS diterima langsung oleh Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) UNAIR Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., M.Com. Yusuf menjelaskan berbagai gambaran mengenai KKN yang telah dilakukan UNAIR.

“Di UNAIR, program KKN memang sudah menjadi bagian dari kurikulum, tidak sekadar program. Oleh karena itu, KKN kami memiliki satuan kredit semester dan bagian dari mata kuliah,” terang Yusuf.

Selain itu, Guru Besar FISIP UNAIR tersebut juga menegaskan bahwa KKN di UNAIR tidak ditangani oleh direktorat kemahasiswaan, melainkan direktorat pendidikan. “Karena KKN bagian dari kurikulum, maka seluruh wewenang ada di direktorat pendidikan, dan kami ada didalamnya,” imbuhnya.

Pakar manajemen sumber daya manusia itu menambahkan, pihaknya memang mengalokasikan dana untuk mendukung program KKN-BBM mahasiswa. Dukungan itu berupa fasilitas penuh mulai dari transportasi pemberangkatan hingga penarikan mahasiswa dari lokasi penerjunan.

“Mahasiswa sudah kami fasilitasi dengan bus, jadi tidak boleh bawa motor saat ke lokasi KKN. Ini demi keamanan juga,” paparnya.

(6)

Di akhir acara, Yusuf menjelaskan berbagai model kegiatan yang dilakukan selama KKN. Selain KKN Tematik, KKN kebangsaan, dan padat karya.

“Kalau KKN ini kan memadukan beragam mahasiswa dari lintas program studi. Jadi, keterampilan hidup bersama dengan rekan yang beda keilmuan akan terasah,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S

LAPAN

dan

FISIP

UNAIR

Kembangkan Kajian Kebijakan

Keantariksaan

U N A I R N E W S – T a k a d a n e g a r a b e s a r y a n g m a j u t a n p a mengembangkan kemandirian bidang keantariksaan. Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Prof. Dr. Thomas Djamaluddin M.Sc., saat memberikan kuliah umum di Aula Adi Sukadana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Jumat (3/3). Thomas memberikan kuliah umum bertajuk “IPTEK Penerbangan dan Antariksa untuk Mewujudkan Indonesia Maju dan Mandiri” di hadapan mahasiswa, pengajar FISIP, dan Dekan FISIP. Kuliah umum tersebut dimoderatori oleh pengajar Departemen Hubungan Internasional, Joko Susanto, M.Sc.

Kepala LAPAN menjelaskan, Indonesia membutuhkan kemandirian dalam bidang keantariksaan. Contohnya, selama ini pemerintah

(7)

Indonesia membeli satelit dari pihak luar negeri. Padahal, para ahli bisa membuat satelit sendiri.

“Sebenarnya, Indonesia sudah punya semuanya. Ahlinya ada, kemampuan ada, hanya problemnya kita kekurangan dana,” papar Thomas.

Selain kuliah umum, kedua lembaga tersebut juga melakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA). Nota kesepakatan ditandatangani oleh Kepala LAPAN dan Dekan FISIP UNAIR di Cakra Studi Global Strategis (CSGS), pusat studi di bawah FISIP UNAIR.

Thomas mengatakan, pihaknya membutuhkan rekomendasi kebijakan internasional dari para akademisi FISIP UNAIR. “Di sisi substansi LAPAN memahami, namun di sisi kajian LAPAN merasa kurang. Oleh karena itu, LAPAN mencari mitra terutama dari perguruan tinggi yang memang mendalami aspek ini,” ungkap Kepala LAPAN.

Pada sambutannya, Dekan FISIP, Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si mengatakan, Indonesia masih belum mandiri dari berbagai sisi, salah satunya bidang antariksa. Falih menyampaikan apresiasinya kepada Departemen Hubungan Internasional yang memprakarsai kegiatan tersebut.

Kerja sama yang menaungi tiga program utama akan berlaku selama tiga tahun ini, yakni melangsungkan kuliah tamu, menulis jurnal ilmiah, dan publikasi penelitian. LAPAN juga membuka peluang kepada mahasiswa FISIP UNAIR untuk melakukan praktik kerja lapangan (PKL) dan magang di lembaga tersebut. “Dengan adanya kuliah umum ini semakin menambah wawasan kita mengenai bidang keantariksaan dan perkembangan teknologinya,” begitu tutur salah satu mahasiswa yang merasa puas dengan kuliah umum tersebut.

(8)

Editor: Defrina Sukma S

BEM KM UNAIR Mencari Pemimpin

Baru

UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa-Keluarga Mahasiswa Universitas Airlangga akan dipimpin oleh ketua dan wakil ketua baru. Dalam rangka pemilihan sang pemimpin eksekutif tertinggi di kalangan mahasiswa, Panitia Pemilihan Ketua BEM UNAIR (PPK) mulai menyelenggarakan serangkaian proses pemilihan.

Pemilihan Ketua BEM UNAIR 2017 diikuti oleh tiga pasangan calon. Mereka adalah Widya Regsha (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) dan Reno Albra (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Helmy Bachtian (Fakultas Kesehatan Masyarakat) dan Fajar Putra (Fakultas Hukum), serta Anang Fajrul (FISIP) dan Rinaldi Yoga (FEB).

Ketiganya ditetapkan sebagai calon setelah melengkapi berkas administrasi seperti formulir pendaftaran, daftar riwayat hidup, surat pernyataan pencalonan, dan berkas lainnya. Selain itu, berkas yang perlu dilengkapi adalah visi dan misi, budaya organisasi yang diusung, arahan khusus dan fokus, serta sasaran strategis. Hal yang penting lainnya adalah fotokopi kartu tanda mahasiswa pendukung dengan jumlah total 1 persen dari keseluruhan mahasiswa setiap fakultas.

Proses terbaru yang dilakukan ketiga paslon adalah uji masyarakat kampus (UMK). Dalam UMK, para paslon diuji seputar pengetahuan UNAIR, visi misi, dan grand design. Visi misi dilaksanakan di setiap fakultas di kampus A, B, dan C pada Selasa (28/2) sampai Jumat (3/3).

(9)

“Tahun ini animo di kalangan mahasiswa sudah meningkat. Banyak mahasiswa yang hadir dalam safari fakultas. Hal ini menunjukkan tingkat melek politik yang meningkat. Dibandingkan tahun lalu, partisipasi mereka meningkat signifikan,” tutur Raditya Fitrianoor Putra selaku Ketua PPK.

Nantinya, setelah safari fakultas berakhir akan dilanjutkan Uji Masyarakat Kampus (UMK) untuk menjaring permasalahan atau masukan dari tiap-tiap kampus. Panitia pun menghadirkan panelis yang berkompeten dan memiliki latar belakang yang mumpuni.

Dari penyelenggaraan UMK, panitia akan menyelenggarakan penjaringan suara ke tiap fakultas guna mengetahui pendapat sivitas akademika terhadap masing-masing paslon. Setelah itu, pendapat dari sivitas akademika akan digunakan sebagai rekomendasi dalam sidang penentuan pada Jumat (10/3).

Raditya berharap dalam seluruh rangkaian proses pemilihan, seluruh pasangan calon tetap menjalankan rangkaian peraturan dari panitia. “Bagi pasangan yang terpilih semoga dapat menjalankan visi dan misinya untuk UNAIR, tetapi bagi yang belum terpilih harus tetap berkontribusi dalam bidangnya masing-masing karena secara keseluruhan semuanya satu visi satu misi untuk UNAIR,” imbuh mahasiswa Fakultas Psikologi tahun angkatan 2015.

Terkait dengan visi misi setiap paslon, pasangan Regsha dan Reno memiliki cita-cita untuk mewujudkan keharmonisan keluarga mahasiswa UNAIR. Pasangan Helmy dan Fajar ingin mewujudkan BEM UNAIR sebagai akselerator kolaborasi dan aktualisasi mahasiswa untuk UNAIR dan Indonesia. sedangkan, pasangan Anang dan Rinaldi ingin mewujudkan BEM KM UNAIR yang sinergis dalam pergerakan dan prestasi berlandaskan keterbukaan, profesionalitas, dan kekeluargaan.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian kualitatif adalah 2 metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme (yang berdasarkan pada fakta obyektif 3 ), digunakan untuk

Sembiring (2009) menyatakan serangan fungi Cylindrocladium merupakan yang paling tinggi, tetapi hasil uji infeksi patogen ini pada ketiga klon E.. Luas

Informasi yang lebih rinci untuk masing-masing fungsi tersedia pada bab lain dalam panduan ini, atau di layar HP Image Zone Help [Bantuan HP Image Zone] yang menyertai perangkat

ABSTRAK: Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Tambak Di Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan membuat tempat penangkaran alami (Masturiatna, 2006). Sebelum dilakukan pembuatan penangkaran alami ini dilakukan,

Kemampuan mengambar ulang ragam hias Pa’ Erong dikuasai oleh 11 dari 34 siswa yang mampu mencapai nilai 80-100 dengan persentase 32.35% karena siswa tersebut

8 Adapun maya dalam filsafat vedantic adalah ilusi yang yang menyelimujti dunia sebagai akibat dari kebodohan, sebuah ilusi yang menyelimuti sesuatu yang benar karena perasaan

Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Botia ( Chromobotia macracanthus ) Dengan Pemberian Pakan Cacing Sutera ( Tubifek sp ) Yang Di Kultur Dengan