• Tidak ada hasil yang ditemukan

SALINAN. P U T U S A N Perkara Nomor: 10/KPPU-L/2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SALINAN. P U T U S A N Perkara Nomor: 10/KPPU-L/2006"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Perkara

Nomor:

10/KPPU-L/2006

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa dugaan pelanggaran terhadap Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat selanjutnya disebut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 berkaitan dengan Tender Pekerjaan Pembangunan 2 (dua) Unit Kapal Motor Penyeberangan Ukuran 750 GT di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) – Nias Satuan Kerja Pemeliharaan, Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembanguan Transportasi Laut Nangroe Aceh Darussalam, yang dilakukan oleh:---

1. TERLAPOR I: PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA SATKER BRR

PEMELIHARAAN, REHABILITASI, PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI LAUT NANGROE ACEH DARUSSALAM yang beralamat kantor di Jl. Mayjend T. Hamzah Bandahara No. 52, Banda Aceh, selanjutnya disebut Panitia Tender;---

2. TERLAPOR II: PT DAYA RADAR UTAMA yang beralamat kantor di Jl. RE. Martadinata, Komplek Volker Tanjung Priok – Jakarta Utara; ---

3. TERLAPOR III: KEPALA SATUAN KERJA BRR PEMELIHARAAN,

REHABILITASI, PENINGKATAN DAN PEMBANGUAN TRANSPORTASI LAUT NANGROE ACEH DARUSSALAM yang beralamat kantor di Jl. Taman Makam Pahlawan Nomor 29B – Banda Aceh, selanjutnya disebut Kepala SATKER BRR; ---

4. TERLAPOR IV: DIREKTORAT LALU LINTAS ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN - DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT – DEPARTEMEN PERHUBUNGAN RI yang beralamat kantor di Jl. Medan Merdeka Barat Nomor 8 - Jakarta Pusat 10110, selanjutnya disebut Direktorat LLASDP;---

(2)

2 telah mengambil Putusan sebagai berikut:---

Majelis Komisi;--- Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini;--- Setelah mendengar keterangan Pelapor; --- Setelah mendengar keterangan para Terlapor; --- Setelah mendengar keterangan para Saksi; --- Setelah menyelidiki kegiatan para Terlapor; --- Setelah membaca Berita Acara Pemeriksaan (selanjutnya disebut “BAP”); ---

TENTANG DUDUK PERKARA

1. Menimbang bahwa Sekretariat Komisi menerima laporan tertanggal 12 Mei 2006 tentang adanya dugaan pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 berkaitan dengan tender pekerjaan pembangunan 2 (dua) unit kapal motor penyeberangan ukuran 750 GT di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nangroe Aceh Darussalam – Nias Satuan Kerja Pemeliharaan, Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Transportasi Laut Nangroe Aceh Darussalam selanjutnya disebut Tender Kapal 750 GT di BRR;--- 2. Menimbang selanjutnya Sekretariat Komisi melakukan klarifikasi dan penelitian

terhadap laporan tersebut yang pokoknya menemukan adanya indikasi persekongkolan tender yang dilakukan oleh Panitia Tender dengan PT Daya Radar Utama, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari dan PT Dumas Tanjung Perak Shipyard untuk secara bersama-sama meloloskan PT Daya Radar Utama dalam tahap evaluasi administrasi dengan bukti sebagai berikut:--- 2.1 Bahwa terdapat 2 (dua) versi checklist pemeriksaan dokumen administrasi yang ditandatangani oleh PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari dan PT Dumas Tanjung Perak Shipyard dalam kapasitasnya sebagai saksi untuk dokumen penawaran yang sama yaitu dokumen penawaran yang diajukan oleh PT Daya Radar Utama; 2.2 Bahwa Panitia Tender mengusulkan PT Daya Radar Utama sebagai pemenang tender meskipun berdasarkan checklist tersebut, PT Daya Radar Utama tidak memenuhi kelengkapan dokumen administrasi; --- 3. Menimbang bahwa setelah melakukan klarifikasi dan penelitian atas laporan tersebut, maka Komisi menyatakan laporan tersebut telah lengkap dan jelas; --- 4. Menimbang bahwa berdasarkan laporan yang telah lengkap dan jelas, Komisi

menerbitkan Penetapan Nomor 21/PEN/KPPU/VIII/2006 tanggal 22 Agustus 2006 tentang Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor: 10/KPPU-L/2006, untuk melakukan

Pemeriksaan Pendahuluan terhitung sejak tanggal 22 Agustus 2006 sampai dengan 2 Oktober 2006; ---

(3)

3 5. Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Pendahuluan, Tim Pemeriksa telah mendengar

keterangan dari Pelapor dan para Terlapor;--- 6. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Tim Pemeriksa

menemukan fakta dan indikasi yang pada pokoknya sebagai berikut: --- 6.1 Bahwa 2 (dua) versi checklist pemeriksaan dokumen administrasi PT Daya Radar Utama tersebut tidak menunjukkan indikasi kuat keterlibatan PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari dan PT Dumas Tanjung Perak Shipyard dalam persekongkolan tender karena kewenangan untuk meloloskan peserta merupakan wewenang Panitia Tender dan faktanya checklist tersebut tidak dijadikan acuan bagi Panitia Tender; --- 6.2 Bahwa terdapat indikasi kuat adanya persekongkolan antara Kepala SATKER

BRR dengan Direktorat LLASDP dalam proses perencanaan tender yang cenderung mengarahkan PT Daya Radar Utama sebagai pemenang tender. Hal tersebut terkait dengan penentuan tipe kapal yang ditenderkan yang cenderung memilih tipe kapal yang sering diproduksi PT Daya Radar Utama dalam proyek Departemen Perhubungan RI;--- 6.3 Bahwa terdapat indikasi kuat adanya tindakan Panitia Tender yang tidak

melakukan evaluasi secara sehat yang cenderung mengarahkan PT Daya Radar Utama sebagai pemenang tender. Hal tersebut terkait dengan tindakan Panitia Tender yang mengabaikan kelengkapan dokumen penawaran PT Daya Radar Utama serta melakukan evaluasi kemampuan peserta tender secara sempit dengan mengabaikan kemampuan faktual semua peserta;--- 7. Menimbang bahwa selanjutnya, Tim Pemeriksa merekomendasikan agar pemeriksaan dilanjutkan ke tahap Pemeriksaan Lanjutan dengan menetapkan Terlapor sebagai berikut:--- 7.1 Terlapor I: Panitia Tender; --- 7.2 Terlapor II: PT Daya Radar Utama; --- 7.3 Terlapor III: Kepala SATKER BRR; --- 7.4 Terlapor IV: Direktorat LLASDP;--- 8. Menimbang bahwa atas dasar rekomendasi Tim Pemeriksa tersebut, Komisi

menerbitkan Penetapan Nomor 29/PEN/KPPU/X/2006 tanggal 3 Oktober 2006 yang menetapkan untuk melanjutkan Perkara Nomor: 10/KPPU-L/2006 ke tahap Pemeriksaan Lanjutan terhitung sejak tanggal 3 Oktober 2006 sampai dengan 3 Januari 2007. Selanjutnya, berkaitan dengan masa peralihan keanggotaan Komisi masa jabatan 2000 – 2005 kepada anggota Komisi masa jabatan 2006 – 2011, Komisi menerbitkan Penetapan Nomor 41/PEN/KPPU/XII/2006 tentang Pemberhentian Sementara Proses Penanganan Perkara dan menetapkan penyesuaian jangka waktu penanganan Perkara

(4)

4 Nomor 10/KPPU-L/2006 dalam tahap lanjutan menjadi 3 Oktober 2006 sampai dengan 19 Januari 2007; --- 9. Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa telah mendengar

keterangan para Saksi, para Ahli dan para Terlapor; --- 10.Menimbang bahwa selanjutnya, Komisi menilai perlu untuk melakukan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan. Untuk itu Tim Pemeriksa menerbitkan Keputusan Nomor: 01/KEP/KTPL/KPPU-L/IX/2007 tanggal 19 Januari 2007 tentang Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor: 10/KPPU-L/2006 terhitung sejak tanggal 22 Januari 2007 sampai dengan 2 Maret 2007;---

11.Menimbang bahwa identitas serta keterangan Pelapor, para Terlapor, para Saksi dan para Ahli telah dicatat dalam BAP yang telah ditandatangani oleh Pelapor, para Terlapor, para Saksi dan para Ahli; --- 12.Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Pendahuluan, Pemeriksaan Lanjutan, dan

Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Tim Pemeriksa telah mendapatkan, meneliti dan menilai sejumlah surat dan atau dokumen, BAP serta bukti-bukti lain yang diperoleh selama pemeriksaan dan penyelidikan;--- 13.Menimbang bahwa setelah melakukan pemeriksaan, Tim Pemeriksa membuat Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan yang pada pokoknya berisi sebagai berikut:--- 13.1 Identitas Terlapor; --- 13.1.1 Terlapor I adalah Panitia Tender yang diangkat berdasarkan Surat

Keputusan Kepala SATKER BRR Nomor:KP.102/Satker-TL/2006 tanggal 27 Februari 2006 dengan susunan keanggotaan sebagai berikut: Maizar Rizuwanda, ST (Ketua), M. Yasin, AB, SE (Anggota), Nasruddin, SH (Anggota), T. Robby Irza S.SiT (Anggota), Bram Bariwibowo, ST (Anggota), Ihsan Ahda Tanjung, ST, MT (Anggota) dan Rosdiana (Anggota) (vide, Bukti C125); --- 13.1.2 Terlapor II adalah PT Daya Radar Utama yang merupakan badan usaha

yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan Akte Pendirian Nomor 3 tanggal 9 Maret 1972 yang dibuat oleh Notaris Sri Rahaju, SH dan perubahan anggaran dasar yang terakhir berdasarkan akta nomor 110 tanggal 24 April 2003 yang dibuat Notaris Hilda Sari Gunawan, SH dengan kegiatan usaha antara lain melakukan usaha di bidang industri maritim, galangan, ship-repair, ship-chandler (vide Bukti C24, C42); --- 13.1.3 Terlapor III adalah Kepala SATKER BRR yang diangkat berdasarkan

(5)

5 Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Propinsi Sumatera Utara Nomor: 25/KEP/BP-BRR/II/2006 yang diberi kewenangan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sesuai Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam DIPA dan bertanggung jawab kepada Pelaksana Program (vide Bukti

A62); --- 13.1.4 Terlapor IV adalah Direktorat LLASDP yang merupakan direktorat teknis

khususnya bertanggung jawab pada regulasi lalu lintas angkutan sungai, danau, dan penyeberangan yang secara struktural berada di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan RI; --- 13.2 Perencanaan Tender; --- 13.2.1 Bahwa perencanaan pekerjaan pembangunan kapal motor penyeberangan (ferry ro-ro) dimulai sejak 11 Pebruari 2006, yaitu pada saat Kepala SATKER BRR mendapat surat perintah dari Wakil Deputi Pembangunan Infrastruktur BRR untuk menyampaikan spesifikasi kapal dan dimensi kapal untuk penyeberangan. Selanjutnya Kepala SATKER BRR membentuk Panitia Tender pada tanggal 27 Pebruari 2006. Oleh karena keterbatasan kemampuan teknis Panitia Tender mengenai kapal motor penyeberangan (ferry ro-ro), maka Kepala SATKER BRR mengajukan permintaan bantuan ke Direktorat LLASDP terkait dengan spesifikasi teknis serta diberikan tenaga aanwijzer; --- 13.2.2 Bahwa selanjutnya, pada tanggal 3 Maret 2006 Direktorat LLASDP

mengundang Kepala SATKER BRR dan menyarankan tipe kapal yang ditenderkan adalah tipe kapal 750 GT. Spesifikasi teknis dan prototipe desain tersebut merupakan referensi dari konsultan yaitu PT. Mega Ocean

Jaya; --- 13.2.3 Bahwa kemudian Kepala SATKER BRR memberikan materi serta saran

dari Direktorat LLASDP kepada Panitia Tender untuk dimuat ke dalam Dokumen Pengadaan. Namun, selanjutnya Panitia Tender juga melakukan modifikasi terhadap spesifikasi teknis;--- 13.3 Proses Tender; --- 13.3.1 Tanggal 24 Pebruari 2006, Panitia Tender mengumumkan Tender Kapal

750 GT di BRR melalui surat kabar harian Bisnis Indonesia dengan masa

jangka waktu pendaftaran mulai tanggal 25 Pebruari 2006 sampai dengan 4 Maret 2006. Selanjutnya, hingga batas waktu pendaftaran berakhir

terdapat 9 (sembilan) perusahaan yang mendaftar menjadi peserta tender namun pada saat pendaftaran tersebut para peserta belum menerima dokumen tender karena Panitia Tender masih menunggu spesifikasi teknis

(6)

6 dan prototipe dari Kepala SATKER BRR yang sedang melakukan konsultasi dengan Direktorat LLASDP di Jakarta (vide, Bukti C22, C82); - 13.3.2 Tanggal 17 Maret 2006, Panitia Tender melakukan aanwijzing dengan

bantuan aanwijzer yang diperbantukan dari Direktorat LLASDP yaitu Ir. M. Husein Saimema, MT dan diberitahukan nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp48.400.000.000,- (empat puluh delapan milyar

empat ratus juta rupiah) (vide, Bukti C2, C21); --- 13.3.3 Tanggal 25 Maret 2006, Panitia Tender melakukan Pembukaan Dokumen

Penawaran di Ruang Rapat Dinas Perhubungan Propinsi NAD dengan dihadiri oleh 6 (enam) peserta tender yang memasukkan dokumen penawaran. Hasil Pembukaan Dokumen Penawaran adalah sebagai

berikut:(vide, Bukti C3, C27);---

Peserta Penawaran Harga

(Rp) Keterangan

PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari

45.417.053.000 Semua persyaratan lengkap tanpa ada catatan dalam keterangan.

PT. IKI 42.898.899.000 Ada persyaratan yang tidak lengkap, yaitu:

a. Analisa Harga Satuan tidak memenuhi syarat (karena hanya

mencantumkan daftar harga material)

b. Materai pada Neraca Keuangan tanpa tanggal, bulan, dan

tahun.

PT. Indomarine 48.170.670.000 Ada persyaratan yang tidak lengkap, yaitu:

a.Tidak melampirkan struktur organisasi lapangan

b.Materai pada Neraca Keuangan tanpa tanggal, bulan, dan

tahun

c.Tidak melampirkan Daftar Pekerjaan yang sedang

dilaksanakan.

PT Dumas Tanjung Perak Shipyard

48.042.576.000 Semua persyaratan lengkap, namun ada catatan dalam keterangan, yaitu:

a. Metode Pelaksanaan Kerja tidak ditandatangani

b. Tidak ada brosur

c. Data administrasi tidak sesuai form

d. Data pengalaman tidak sesuai form.

PT. Adiluhung 46.000.000.000 Semua persyaratan lengkap, namun ada catatan dalam

keterangan, yaitu:

a. Data pemilikan saham tidak sesuai form

b. Data peralatan dan perlengkapan tidak sesuai form

c. Data pengalaman kerja tidak sesuai form

d. Data pekerjaan yang sedang dilaksanakan tidak sesuai form.

PT Daya Radar Utama

45.343.870.000

Semua persyaratan lengkap, namun ada catatan dalam keterangan, yaitu:

a. Metode Pelaksanaan Kerja tidak ditandatangani

b. Tidak ada maker list.

13.3.4 Tanggal 27 Maret 2006, Panitia Tender melakukan Evaluasi Dokumen Administrasi, Teknis, dan Penawaran Harga dengan hasil sebagai berikut: Hasil Evaluasi Administrasi: ---

No Peserta Keterangan

1 PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari Lulus

2 PT IKI Tidak Lulus

3 PT Indomarine Tidak Lulus

4 PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Lulus

5 PT Adiluhung Lulus

(7)

7 Hasil Evaluasi Teknis dan Penawaran Harga: ---

Nilai Nama Perusahaan

Harga Teknis Total

Peringkat PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) 49,92 30,72 80,64 I

PT. Daya Radar Utama 50,00 30,44 80,44 II

PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia 49,29 29,05 78,34 III

PT. Dumas Shipyard Tanjung Perak 47,19 12,66 59,85 IV

13.3.5 Tanggal 6 April 2006, Panitia Tender melakukan Evaluasi Persyaratan Kualifikasi dengan hasil secara ringkas sebagai berikut: ---

Nama Perusahaan Hasil Evaluasi Keterangan

PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

Tidak memenuhi syarat Kemampuan Dasar (KD=2xRp17.714.000.000).

Tidak Lulus

PT. Daya Radar Utama Semua persyaratan kualifikasi sah dan memenuhi Persyaratan

Kemampuan Dasar (KD=2xRp26.184.135.000)

Lulus

PT. Adiluhung

Saranasegara Indonesia

a. Pengurus Perusahaan tidak sah (tidak sesuai form)

b. Data Keuangan & Neraca tidak sah (tidak ada form pajak)

c. Daftar Tenaga Kerja Perusahaan tidak sah (tidak sesuai

form)

d. Daftar Peralatan dan Perlengkapan tidak sah (tidak sesuai

form)

e. Daftar Pengalaman Perusahaan tidak sah (tidak sesuai

form)

f. Daftar Pekerjaan yang sedang Dilaksanakan tidak sah

(tidak sesuai form)

g. Tidak memenuhi syarat Kemampuan Dasar

(KD=2xRp21.518.000.000).

Tidak Lulus

PT. Dumas Shipyard Tanjung Perak

a. Daftar Tenaga Kerja Perusahaan tidak sah

b. Daftar Pengalaman Perusahaan tidak sah

c. Tidak memenuhi syarat Kemampuan Dasar (KD=0)

d. Surat Dukungan Keuangan tidak memenuhi syarat.

Tidak Lulus

13.3.6 Tanggal 6 April 2006, Panitia Tender mengirimkan surat usulan calon pemenang kepada Kepala SATKER BRR yaitu PT. Daya Radar Utama

sebagai Calon Pemenang;--- 13.3.7 Tanggal 11 April 2006, Kepala SATKER BRR menetapkan PT. Daya

Radar Utama sebagai Pemenang; --- 13.3.8 Tanggal 12 April 2006, PanitiaTender mengumumkan Pemenang Tender kepada 6 (enam) peserta tender; --- 13.4 Fakta Lain; --- 13.4.1 Mengenai Kapasitas Panitia, berdasarkan hasil pemeriksaan, Tim

Pemeriksa menilai (vide, Bukti B8, B18): --- 13.4.1.1 Panitia Tender tidak memiliki kapasitas yang memadai

terutama berkaitan dengan spesifikasi teknis pembangunan kapal motor penyeberangan (ferry ro-ro). Hal tersebut terbukti dari ketidaksiapan Panitia Tender dalam membuat dokumen teknis tender sehingga membutuhkan bantuan aanwijzer dari Direktorat LLASDP; ---

(8)

8 13.4.1.2 Panitia Tender juga memiliki keterbatasan pengetahuan dalam

menginterpretasikan nilai pengalaman tertinggi pada sub bidang pekerjaan dalam menilai kemampuan dasar (KD) yaitu hanya mempertimbangkan pengalaman pekerjaan pembangunan kapal ferry ro-ro dan tidak mempertimbangkan pengalaman pekerjaan pembangunan kapal lainnya yang berbahan baku utama dari besi/baja; --- 13.4.2 Mengenai Peranan Kepala SATKER BRR, berdasarkan hasil

pemeriksaan, Tim Pemeriksa menilai (vide, Bukti B17, B19): --- 13.4.2.1 Bahwa keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh Panitia

Tender, maka Kepala SATKER BRR membantu Panitia Tender dalam berhubungan dengan Direktorat LLASDP. Kepala SATKER BRR mengajukan permintaan tenaga aanwijzer dan bantuan terkait dengan spesifikasi teknis tender tersebut;--- 13.4.3 Mengenai Peranan Direktorat LLASDP, berdasarkan hasil pemeriksaan,

Tim Pemeriksa menilai (vide, Bukti B13, B17, B19): --- 13.4.3.1 Bahwa menindaklanjuti permintaan Kepala SATKER BRR,

selanjutnya Direktorat LLASDP mengundang Kepala SATKER BRR pada tanggal 3 Maret 2006;--- 13.4.3.2 Bahwa dalam pertemuan tersebut, Direktorat LLASDP

menyarankan tipe kapal yang ditenderkan adalah tipe 750 GT. Direktorat LLASDP juga memberikan saran-saran dalam perencanaan pekerjaan pembangunan kapal yang dilakukan oleh BRR;--- 13.4.4 Mengenai Perubahan Spesifikasi Kapal, berdasarkan hasil pemeriksaan,

Tim Pemeriksa menilai (vide, Bukti B8, B17, B18, B19, C91): --- 13.4.4.1 Bahwa Kepala SATKER BRR telah mempunyai data

spesifikasi teknis kapal yang pernah dibuat oleh Direktorat LLASDP tahun 2004, yaitu kapal penyeberangan tipe 600 GT dengan ukuran panjang 54,5 meter, lebar 13 meter, dan daya angkut 14 (empat belas) kendaraan truk dan 8 (delapan) kendaraan sedang/kecil;--- 13.4.4.2 Bahwa berdasarkan hasil rapat Kepala SATKER BRR dengan

Direktorat LLASDP tanggal 3 Maret 2006 disimpulkan kapal yang direncanakan adalah ukuran 750 GT dan Kepala SATKER BRR juga diberikan spesifikasi prototipe oleh Direktorat LLASDP; ---

(9)

9 13.4.4.3 Bahwa spesifikasi prototipe desain kapal tipe 750 GT tersebut

hanya mampu mengangkut 11 (sebelas) truk dan tidak memiliki pintu samping (ramp side door);--- 13.4.4.4 Bahwa atas dasar keinginan untuk mengatasi masalah angkutan kendaraan yang selalu tidak terangkut dan sering terjadi antrian di seluruh pelabuhan penyeberangan, maka Kepala SATKER BRR beserta Panitia Tender merubah tipe 600 GT menjadi 750 GT dengan daya angkut 14 (empat belas) truk dan 8 (delapan) kendaraan sedang/kecil dan memiliki pintu samping (ramp side door); --- 13.4.5 Mengenai Kapasitas Pemenang Tender, berdasarkan hasil pemeriksaan,

Tim Pemeriksa menilai (vide, Bukti B13, B14, B16): --- 13.4.5.1 Bahwa PT. Daya Radar Utama selaku pemenang tender

memiliki kapasitas yang memadai dalam pembuatan kapal ferry ro-ro dalam hal keuangan, kemampuan teknis (ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kelengkapan peralatan galangan /sleep way), dan pengalaman pekerjaan; --- 13.4.6 Mengenai Kapasitas Peserta Lain, berdasarkan hasil pemeriksaan, Tim

Pemeriksa menilai (vide, Bukti B13, C43 – C56): --- 13.4.6.1 Bahwa selain PT Daya Radar Utama, peserta tender lain yaitu PT. Adiluhung Saranasegara, PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), PT. Industri Kapal Indonesia (Persero), dan PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard sebenarnya juga memiliki kemampuan dalam pembangunan kapal ferry ro-ro; --- 13.5 Analisis Dugaan Pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999;--- 13.5.1 Bahwa ketentuan Pasal 22 UU Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan:---

“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.” --- 13.5.2 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 tersebut

dan direlevansikan dengan fakta-fakta hasil pemeriksaan maka Tim Pemeriksa menilai sebagai berikut:--- 13.5.2.1 Bahwa meskipun kapasitas Panitia Tender secara teknis tidak memadai, namun Panitia Tender telah melaksanakan tugas sesuai dengan ruang lingkup kewenangannya dan melakukan evaluasi secara transparan di hadapan semua peserta tender sehingga rangkaian tindakan Panitia Tender mulai dari

(10)

10 pembuatan/modifikasi spesifikasi teknis dan mengabaikan

checklist yang menyatakan ketidaklengkapan dokumen penawaran PT Daya Radar Utama tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan yang mengarahkan PT Daya Radar Utama sebagai pemenang tender;--- 13.5.2.2 Bahwa meskipun penilaian Panitia Tender terkait dengan

kualifikasi atau kemampuan peserta tidak tepat karena hanya berdasarkan rumusan Kemampuan Dasar (KD) namun tindakan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan yang mengarahkan PT Daya Radar Utama sebagai pemenang tender;- 13.5.2.3 Bahwa selanjutnya, peran Kepala SATKER BRR dan

Direktorat LLASDP dalam proses perencanaan tender tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan yang mengarahkan PT Daya Radar Utama sebagai pemenang tender; --- 13.6 Kesimpulan; --- 13.6.1 Bahwa atas dasar analisis dugaan pelanggaran UU NO. 5 Tahun 1999

tersebut, maka Tim Pemeriksa menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan Panitia Tender, PT Daya Radar Utama, Kepala SATKER BRR dan Direktorat LLASDP baik sendiri–sendiri maupun bersama–sama dalam proses Tender Kapal 750 GT di BRR tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan persekongkolan; --- 13.6.2 Bahwa oleh karena itu, maka Tim Pemeriksa menyimpulkan bahwa tidak ada bukti terjadinya pelanggaran Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh Panitia Tender, PT Daya Radar Utama, Kepala SATKER

BRR dan Direktorat LLASDP;--- 14.Menimbang bahwa setelah selesainya Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan, perlu

dilakukan Sidang Majelis Komisi. Untuk itu, Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor: 06/PEN/KPPU/III/2007 tentang Sidang Majelis Komisi Perkara Nomor: 10/KPPU-L/2006 dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja terhitung mulai tanggal 5 Maret 2007 sampai dengan 17 April 2007 dan menerbitkan Keputusan Komisi Nomor: 43/KEP/KPPU/III/2007

tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi dalam Sidang Majelis Komisi Perkara Nomor:10/KPPU-L/2006; --- 15.Menimbang bahwa atas Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Majelis Komisi hanya

menerima tanggapan dari Direktorat LLASDP pada tanggal 7 Maret 2007 yang pada pokoknya menyatakan bahwa dalam pelaksanaan aanwijzing, kapasitas Direktorat LLASDP hanya membantu menjelaskan dari segi teknis pembangunan kapal, sedangkan untuk spesifikasi teknis dalam Dokumen Teknis hanya memberikan

(11)

11 referensi sebagai contoh pembangunan kapal. Dokumen Teknis merupakan kewenangan Panitia Lelang (Panitia Tender) sehingga Direktorat LLASDP tidak bertanggung jawab atas hasil pelelangan (tender);--- 16.Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Komisi menilai telah mempunyai bukti dan

penilaian yang cukup untuk mengambil Putusan;---

TENTANG HUKUM

1. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, pendapat atau pembelaan para Terlapor, surat, dokumen dan alat bukti lainnya Majelis Komisi menilai dan menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: --- 1.1 Tentang Identitas Terlapor:--- 1.1.1 Bahwa Terlapor I adalah Panitia Tender sebagaimana telah diuraikan pada butir 13.1.1. Bagian Duduk Perkara yang dalam prakteknya telah melaksanakan Tender Kapal 750 GT di BRR pada Tahun 2006 merupakan subyek hukum yang memenuhi persyaratan untuk dijadikan sebagai Terlapor dalam perkara a quo; --- 1.1.2 Bahwa Terlapor II adalah PT Daya Radar Utama sebagaimana telah

diuraikan pada butir 13.1.2. Bagian Duduk Perkara yang dalam prakteknya telah mengikuti Tender Kapal 750 GT di BRR pada Tahun 2006 merupakan subyek hukum yang memenuhi persyaratan untuk dijadikan sebagai Terlapor dalam perkara a quo;--- 1.1.3 Bahwa Terlapor III adalah Kepala SATKER BRR sebagaimana telah

diuraikan pada butir 13.1.3. Bagian Duduk Perkara yang dalam prakteknya telah menetapkan pemenang Tender Kapal 750 GT di BRR pada Tahun 2006 merupakan subyek hukum yang memenuhi persyaratan untuk dijadikan sebagai Terlapor dalam perkara a quo; --- 1.1.4 Bahwa Terlapor IV adalah Direktorat LLASDP sebagaimana telah

diuraikan pada butir 13.1.4. Bagian Duduk Perkara yang dalam prakteknya telah membantu pelaksanaan Tender Kapal 750 GT di BRR pada Tahun 2006 khususnya pada hal teknis, merupakan subyek hukum yang memenuhi persyaratan untuk dijadikan sebagai Terlapor dalam

perkara a quo; --- 1.2 Tentang Pasar Bersangkutan;---

1.2.1 Bahwa pasar bersangkutan dalam perkara ini adalah Tender Pekerjaan Pembangunan 2 (dua) Unit Kapal Motor Penyeberangan Ukuran 750 GT di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nangroe Aceh Darussalam – Nias Satuan Kerja Pemeliharaan, Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembanguan

(12)

12 Transportasi Laut Nangroe Aceh Darussalam selanjutnya disebut Tender Kapal 750 GT di BRR; --- 1.3 Tentang Perencanaan Tender;--- 1.3.1 Peranan Kepala SATKER BRR dan Direktorat LLASDP ; --- 1.3.1.1 Bahwa dalam proses perencanaan tender, Kepala SATKER BRR melakukan pertemuan dengan Direktorat LLASDP untuk membahas spesifikasi teknis kapal yang akan ditenderkan; --- 1.3.1.2 Bahwa hasil dari pertemuan tersebut diperoleh fakta bahwa

Direktorat LLASDP menyerahkan prototipe spesifikasi kapal ukuran 750 GT kepada Kepala SATKER BRR untuk digunakan sebagai referensi dalam membuat spesifikasi teknis dokumen tender;--- 1.3.1.3 Bahwa selanjutnya, Panitia Tender membuat spesifikasi teknis

dalam dokumen tender dengan menggunakan referensi yang diberikan oleh Kepala SATKER BRR tersebut dan melakukan beberapa modifikasi guna menyesuaikan dengan kondisi kapal yang dibutuhkan BRR; --- 1.3.1.4 Bahwa dengan demikian, tindakan Kepala SATKER BRR dan Direktorat LLASDP dalam proses perencanaan tender tersebut merupakan tindakan yang tidak dapat dikategorikan sebagai bentuk pengaturan untuk menentukan pemenang tender; --- 1.4 Tentang Proses Tender;--- 1.4.1 Perubahan Spesifikasi Teknis; --- 1.4.1.1 Bahwa berdasarkan hasil rapat Kepala SATKER BRR dengan

Direktorat LLASDP tanggal 3 Maret 2006 disimpulkan kapal yang direncanakan adalah ukuran 750 GT dan Kepala SATKER BRR juga diberikan spesifikasi prototipe oleh Direktorat LLASDP; --- 1.4.1.2 Bahwa spesifikasi prototipe desain kapal tipe 750 GT tersebut

hanya mampu mengangkut 11 (sebelas) truk dan tidak memiliki pintu samping (ramp side door); --- 1.4.1.3 Bahwa selanjutnya Kepala SATKER BRR beserta Panitia Tender merubah tipe 600 GT menjadi 750 GT dengan daya angkut 14 (empat belas) truk dan 8 (delapan) kendaraan sedang/kecil dan memiliki pintu samping (ramp side door);--- 1.4.1.4 Bahwa dengan demikian, tindakan Kepala SATKER BRR dan

Panitia Tender dalam merubah spesifikasi teknis merupakan tindakan yang tidak dapat dikategorikan sebagai bentuk pengaturan untuk menentukan pemenang tender; ---

(13)

13 1.4.2 Evaluasi Administrasi; ---

1.4.2.1 Bahwa evaluasi administrasi dilakukan dengan sistem gugur, dan untuk bisa lulus dalam evaluasi administrasi, peserta tender harus dapat melengkapi semua persyaratan administrasi; --- 1.4.2.2 Bahwa berdasarkan hasil evaluasi administrasi sebagaimana

dalam keterangan tabel di butir 13.3.3 Tentang Duduk Perkara, 2 (dua) dari 6 (enam) peserta tender dinyatakan tidak lulus oleh Panitia Tender, yaitu: PT Industri Kapal Indonesia (Persero) dan PT Indonesia Marine (Indomarine); --- 1.4.2.3 Bahwa tindakan Panitia Tender sebagaimana dalam butir 1.4.2.2. di atas diakui kebenarannya dan disaksikan oleh semua peserta tender;--- 1.4.2.4 Bahwa dengan demikian, tindakan Panitia Tender yang tidak

meluluskan kedua peserta tender tersebut sesuai dengan persyaratan administrasi dalam dokumen tender dan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003; --- 1.4.3 Evaluasi Teknis dan Penawaran Harga;--- 1.4.3.1 Bahwa evaluasi teknis dan evaluasi penawaran harga dilakukan dengan sistem nilai (merit point system); --- 1.4.3.2 Bahwa berdasarkan hasil evaluasi teknis dan evaluasi penawaran harga sebagaimana dalam Tabel Hasil Evaluasi Teknis dan Penawaran Harga di butir 13.3.4 Tentang Duduk Perkara, yang menjadi peringkat pertama adalah PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero);--- 1.4.3.3 Bahwa dengan demikian, tindakan Panitia Tender sudah sesuai

dengan persyaratan evaluasi yang diatur dalam dokumen tender; 1.4.4 Evaluasi Persyaratan Kualifikasi;---

1.4.4.1 Bahwa selanjutnya sesuai dengan dokumen tender, Panitia Tender melakukan evaluasi persyaratan kualifikasi yang mengacu pada Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003; --- 1.4.4.2 Bahwa Panitia Tender menginterpretasikan subbidang pekerjaan yang sesuai adalah pekerjaan pembangunan kapal ferry ro-ro penyeberangan; --- 1.4.4.3 Bahwa berdasarkan hasil evaluasi persyaratan kualifikasi

sebagaimana dalam keterangan tabel butir 13.3.5 Tentang Duduk Perkara, peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi

(14)

14 dinyatakan lulus oleh Panitia Tender adalah PT Daya Radar Utama, sedangkan peserta lainnya tidak memenuhi persyaratan kualifikasi dinyatakan gugur oleh Panitia Tender; --- 1.4.4.4 Bahwa tindakan Panitia Tender yang menginterpretasikan

subbidang pekerjaan yang sesuai adalah hanya pekerjaan pembangunan kapal ferry ro-ro seharusnya termasuk mempertimbangkan pekerjaan pembangunan kapal yang berbahan baku utama dari besi/baja; --- 1.4.4.5 Bahwa dengan demikian, walaupun tindakan Panitia Tender dalam melakukan evaluasi persyaratan kualifikasi tidak sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 namun tidak dimaksudkan untuk mengatur pemenang tender;--- 1.4.5 Usulan Penetapan Pemenang Tender; --- 1.4.5.1 Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, evaluasi teknis dan

penawaran harga, serta evaluasi persyaratan kualifikasi, Panitia Tender mengusulkan PT Daya Radar Utama kepada Kepala SATKER BRR untuk ditetapkan menjadi pemenang tender;--- 1.4.5.2 Bahwa dengan demikian, tindakan Panitia Tender yang

mengusulkan PT Daya Radar Utama kepada Kepala SATKER BRR sebagai pemenang tender tidak dikategorikan sebagai bentuk pengaturan pemenang tender; --- 1.5 Tentang Kemampuan Peserta Tender;

---1.5.1 Kemampuan PT Daya Radar Utama;--- 1.5.1.1 Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, Majelis Komisi menilai

PT Daya Radar Utama selaku pemenang tender memiliki kemampuan dan pengalaman dalam pembangunan kapal dengan jenis yang sama dengan kapal yang ditenderkan; --- 1.5.2 Kemampuan peserta lain selain PT Daya Radar Utama;--- 1.5.2.1 Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, Majelis Komisi menilai

peserta tender lainnya yaitu PT. Adiluhung Sarana Segara, PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), PT. Industri Kapal Indonesia (Persero), dan PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard sebenarnya juga memiliki kemampuan dalam pembangunan kapal ferry ro-ro; --- 2. Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dan dikaitkan dengan dugaan

pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi menilai pemenuhan unsur-unsur pasal sebagai berikut;---

(15)

15 2.1 Bahwa ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan

“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”; --- 2.2 Menimbang bahwa Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 mengandung unsur-unsur sebagai berikut: --- 2.2.1 Pelaku Usaha; ---

2.2.1.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang

perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi; --- 2.2.1.2 Bahwa pelaku usaha yang dimaksud adalah PT Daya Radar

Utama; --- 2.2.1.3 Bahwa pelaku usaha tersebut telah mengikuti Tender Kapal

750 GT di BRR sebagaimana telah diuraikan pada butir 1.1 Bagian Tentang Hukum; --- 2.2.1.4 Bahwa dengan demikian, unsur pelaku usaha terpenuhi; --- 2.2.2 Bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau

menentukan pemenang tender; --- 2.2.2.1 Bahwa benar Panitia Tender menggugurkan PT Industri Kapal

Indonesia (Persero) dalam evaluasi administrasi karena memang sesuai dengan aturan yang berlaku dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 dan Analisa Harga Satuan tidak memenuhi syarat karena hanya mencantumkan daftar harga material. Dan hal tersebut telah diakui dan disahkan oleh semua peserta tender termasuk

PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) sendiri; --- 2.2.2.2 Bahwa benar Panitia Tender meluluskan PT Daya Radar Utama

dalam Tahap I (evaluasi administrasi) walaupun tidak melampirkan maker list karena maker list tidak dimuat dalam persyaratan di Dokumen Tender dan Metode Pelaksanaan Kerja tidak harus ditandatangani karena tidak diatur di dalam Dokumen Tender;--- 2.2.2.3 Bahwa benar Panitia Tender merubah tipe 600 GT menjadi

(16)

16 Direktorat LLASDP menyarankan kepada Kepala SATKER BRR untuk menggunakan tipe 750 GT dengan spesifikasi teknis dan prototipe dari konsultan PT. Mega Ocean Jaya, namun Panitia Tender tidak memakai sepenuhnya spesifikasi teknis dan prototipe tersebut karena hanya dapat menampung 11 (sebelas) truk padahal yang diinginkan oleh Kepala SATKER adalah yang dapat menampung 14 (empat belas) truk dan 8 (delapan) kendaraan sedang/kecil; --- 2.2.2.4 Bahwa benar Panitia Tender hanya mempertimbangkan nilai

pengalaman tertinggi pada subbidang pekerjaan dalam pembangunan kapal ferry ro-ro saja dan tidak mempertimbangkan pengalaman pekerjaan pembangunan kapal lainnya yang terbuat dari bahan baku utama besi/baja. Hal ini karena semata-mata keterbatasan kapasitas Panitia Tender dalam menginterpretasikan nilai pengalaman tertinggi pada subbidang pekerjaan yang sejenis sebagaimana dimaksud dalam KEPPRES No. 80 Tahun 2003 dan bukan dalam upaya bersekongkol sebagaimana dimaksud dalam unsur Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999; --- 2.1.1.5 Bahwa dengan demikian, unsur bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender tidak terpenuhi; --- 2.3 Menimbang bahwa karena unsur bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender tidak terpenuhi, maka Majelis Komisi menilai unsur-unsur lain pada Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tidak perlu untuk dibuktikan lebih lanjut; --- 3 Menimbang bahwa sebelum memutuskan, Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut: --- 3.1 Bahwa selama pemeriksaan ditemukan kelemahan Panitia Tender dalam

penyusunan spesifikasi teknis kapal yang akan ditenderkan. Hal tersebut berpotensi adanya campurtangan pihak lain untuk mengarahkan spesifikasi teknis kapal yang ditenderkan sehingga mengurangi independensi Panitia Tender;--- 3.2 Bahwa selama pemeriksaan ditemukan kelemahan dalam menilai kemampuan

dasar peserta tender yang hanya mempertimbangkan Nilai Pengalaman Tertinggi pekerjaan pada subbidang yang sejenis yaitu pekerjaan pembangunan kapal ferry ro-ro saja; --- 3.3 Bahwa berkaitan dengan kelemahan tersebut, Majelis Komisi merekomendasikan kepada Komisi untuk memberikan saran dan pertimbangan kepada BRR NAD-Nias agar dalam menetapkan susunan keanggotaan Panitia Tender adalah yang

(17)

17 memiliki kualifikasi sesuai dengan bidang keahlian dalam pengadaan barang atau jasa yang akan ditenderkan; --- 4 Menimbang bahwa berdasarkan fakta dan kesimpulan di atas, serta dengan mengingat Pasal 43 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis Komisi: ---

MEMUTUSKAN

Menyatakan Panitia Tender, PT Daya Radar Utama, Kepala SATKER BRR, dan

Direktorat LLASDP tidak terbukti melanggar Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam Tender Kapal 750 GT di BRR; ---

Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisi pada hari Senin, tanggal 16 April 2007 dan dibacakan di muka persidangan yang dinyatakan

terbuka untuk umum pada hari yang sama oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Ir. H. Mohammad Iqbal sebagai Ketua Majelis, Prof. Dr. Ir. Ahmad Ramadhan Siregar, MS

dan Dr. Sukarmi, SH, MH, masing-masing sebagai Anggota Majelis, dengan dibantu oleh: Akhmad Muhari, SH dan M. Hadi Susanto, SH masing-masing sebagai Panitera dengan dihadiri oleh Terlapor II dan Terlapor

IV.---Ketua Majelis, ttd.

Ir.Mohammad Iqbal

Anggota Majelis, ttd.

Prof. Dr. Ir. Ahmad Ramadhan Siregar, MS

Anggota Majelis, ttd. Dr. Sukarmi, SH, MH Panitera, ttd. M. Hadi Susanto, S.H. ttd. Akhmad Muhari, S.H

Referensi

Dokumen terkait

Tata bahasa, struktur kalimat, ejaan, tanda baca mengikuti aturan bahasa Indonesia yang baik;keterampilan menulisyang baik, penyampaian informasi sangat efektif 1 2 3 4 5

Kebiasaan mencuci tangan yang dilakukan anak akan dapat terjadi dengan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk yaitu membiasakan anak cuci tangan

Namun pada penelitian ini interaksi dolomit dan kedua rumput tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap serat kasar rumput afrika dan rumput hawaii (Tabel 9) begitu

Pada saat temperatur tinggi terjadi vibrasi asimetri anharmonis [2], yang disebabkan oleh posisi atom yang non centrosymmetric yang menimbulkan vibrasi termal anisotropik

Percobaan dilakukan terhadap pelat baja Grade A yang mempunyai ketebalan yaitu 10, 14 dan 16 [mm], ditekuk (rolling bending) secara dingin (cold working) dengan radius tekuk 500,

Evaluasi radioaktivitas lingkungan dilakukan untuk memonitor dosis yang sudah sampai ke lingkungan, sehingga dapat diketahui laju dosis ambang di sekitar lokasi pemantauan,

Dengan menggunakan metoda AAN dapat ditentukan 6 unsur logam berat dan beracun (Cd, Cr, Sb, Sc, Co dan Fe) yang diperhatikan dalam cuplikan algae, ikan kerapu, air dan sedimen

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul “Pelaksanaan Program Daily