• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH DI SMA/MA KELAS XI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH DI SMA/MA KELAS XI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Millatuz Zakiyah1

Pembimbing: (1) Prof. Dr. Suyono, M.Pd., (2) Dr. Roekhan, M.Pd. E-mail: zakymilla@yahoo.com

ABSTRACT: This research and development is based on unavailability of teaching material which develops the students’ ability in thinking critically through writing scientific paper’s learning in High School. Whereas it is very essential and important for students to develop thinking ability. This research produces product in the form of critical thinking education’s teaching material through writing scientific paper’s learning at students of Eleventh grade. This teaching material is analyzed from three aspects, the appearance, the attractiveness, and the effectiveness of using this teaching material.

Keywords: teaching material development, critical thinking, research paper

ABSTRAK: Penelitian pengembangan ini didasari oleh belum tersedianya bahan ajar yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa melaluipembelajaran menulis karya ilmiah di SMA/MA.Padahal, kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang penting dan selalu berguna bagi siswa. Penelitian ini menghasilkan produk berupa bahan ajar pendidikan berpikir kritis melalui pembelajaran menulis karya ilmiah di SMA/MA kelas XI. Bahan ajar ini dikaji dari tiga hal, wujud, kemenarikan, dan efektivitas penggunaan bahan ajar.

Kata kunci: pengembangan bahan ajar, berpikir kritis, karya ilmiah

Facione (2011) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan kemampuan yang berpengaruh bagi kehidupan seseorang kelak. Hal itu disebabkan berpikir kritis akan membuat seseorang menjadi pengambil keputusan yang baik. Huitt (1998) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan merupakan alat yang paling penting untuk meraih kesuksesan di abad ke-21 (dalam Irani, 2007:2).Lebih lanjut, kemampuan berpikir sangat penting untuk dikembangkan karena akan selalu berguna dalam perkembangan kehidupannya selepas dari bangku sekolah (Rofiuddin, 2000). Namun, pada kenyataanya kemampuan berpikir siswa SMA/MA, terutama berpikir kritis, masih rendah (Rofiuddin, 2000).

Lebih lanjut, Rofiuddin (2000) menyatakan bahwa sebagian besar guru memiliki pandangan bahwa kemampuan berpikir siswa akan berkembang dengan sendirinya setelah mereka mengikuti pelajaran. Padahal, hasil penelitian Marzano

1

(2)

(dalam Rofiuddin, 2000) menunjukkan salah satu sebab rendahnya kualitas berpikir siswa saat ini adalah kuatnya pandangan (yang salah) bahwa kemampuan berpikir secara otomatis akan berkembang setelah siswa menguasai semua materi pelajaran, dan pendidikan berpikir kritis baru dapat dilaksanakan pada pendidikan tingkat lanjut.

Selain itu, bahan ajar untuk pengembangan berpikir kritis melalui pembelajaran bahasa Indonesia juga belum dikembangkan. Widyartono (2010) mengemukakan bahwa bahan ajar yang belum dikembangkan perlu mendapat perhatian khusus. Karya ilmiah adalah karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah (Ifadah, 2009). Artinya, menulis karya ilmiah merupakan menulis dengan menggunakan cara kerja ilmiah (Ifadah, 2009). Cara kerja ilmiah atau sikap ilmiah salah satunya dalah kritis. Berdasarkan hal ini, dalam penelitian ini dilakukan “Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Berpikir Kritis melalui Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah di SMA/MA Kelas XI”.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan bahan ajar pendidikan berpikir kritis melalui pembelajaran menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI dilihat dari aspek kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan yang digunakan, (2) mendeskripsikan kemenarikan bahan ajar pendidikan berpikir kritis melalui pembelajaran menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI (menurut siswa, guru, dan ahli), dan (3) mendeskripsikan efektivitas penggunaan bahan ajar pendidikan berpikir kritis melalui pembelajaran menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian research and development (penelitian dan pengembangan). Metode penelitian pengembangan memuat tiga komponen utama yaitu: (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan, dan (3) uji coba produk. Model penelitian dan pengembangan ini diadaptasi dari model pengembangan Pannen dan Purwanto tahun 2001. Langkah-langkah penelitian ini adalah analisis pendahuluan, analisis kurikulum, analisis karakteristik siswa, penulisan dan penyusunan bahan ajar, uji produk, revisi, produk akhir.

Agar uji coba produk tercapai dengan baik, perlu ketepatan dalam pemilihan desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknis analisis data. Uji coba produk dilakukan serentak terhadap ahli pembelajaran menulis karya ilmiah, ahli penulisan bahan ajar, guru, dan siswa. Penelitian ini dilakukan di (1) Universitas Negeri Malang dan (2) MAN 3 Malang. Jenis data dalam penelitian ini adalah data verbal untuk penelitian prapengembangan dan data verbal dan nonverbal untuk penelitian pascapengembangan. Data verbal prapengembangan diperoleh dari (1) angket karakteristik siswa, (2) wawancara guru, dan (3) analisis buku teks. Data verbal pascapengembangan diperoleh dari saran dan catatan dari ahli penulisan karya ilmiah, ahli penulisan bahan ajar, guru, dan siswa. data nonverbal diperoleh dari angket dan skor karya ilmiah siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan.

(3)

Instrumen pengumpulan data diklasifikan dalam dua bagian, yaitu (1) instrumen pengumpulan data prapengembangan dan (2) instrumen pengumpulan data pascapengembangan. Instrumen pengumpulan data prapengembangan berupa wawancara, angket, dan analisis teks. Instrumen pengumpulan data pascapengembanganberupa wawncara, angket, observasi, dan instrumen tes.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif untuk data prapengembangan dan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif untuk data pascapengembangan. Teknik analisis data kualitaif dilakukan dengan (1) mengumpulkan data verbal tertulis, (2) mentranskrip data verbal lisan, (3) menghimpun, menyeleksi, dan mengklasifikasi data verbal tulis dan hasil transkrip verbal lisan berdasarkan kriteria, dan (4) menganalisis data dan merumuskan simpulan analisis. Teknik analisis data kuantitatif dilakukan dengan dua cara yaitu (1) teknik analisis rata-rata dan (2) uji t berpasangan.

HASIL PENGEMBANGAN

Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar (buku ajar) pendidikan berpikir kritis melalui pembelajaran menulis karya ilmiah. Komponen berpikir kritis meliputi aplikasi, analisis, inferensi, evaluasi, dan sintesis. Kelima komponen tersebut sesuai dengan tingkatan berpikir Taksonomi Bloom dan Delphi Project Facione yang dijadikan dasar pengembangan oleh peneliti. Kompetensi dasar yang dikembangkan oleh peneliti dalam bahan ajar ini adalah (1) menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan dan penelitian, (2) melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan catatan kaki, (3) mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, dan (4) mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian. Keempat kompetensi ini dikembangkan secara padu dalam lima bab. Pada setiap bab dimungkinkan terdapat tiga bahkan empat aspek secara bersamaan. Selanjutnya, bab dalam bahan ajar ini disebut “bagian”.

Dalam setiap bagian dilengkapi “wacana”, “teks”, “dinding inspirasi”, “info mini”, “AYO BERLATIH!”, “SIMPULKAN!”, dan “rangkuman”. “Wacana” adalah model yang telah dinalisis sebagai contoh untuk melakukan analisis pada “teks”, model yang digunakan sebagai bahan analisis. “Dinding inspirasi” adalah kalimat-kalimat yang berisi motivasi agar siswa terinspirasi untuk melakukan penelitian dan sebagai bahan renungan. “Info mini” adalah materi pendukung yang penting dipahami siswa dan tidak didapatkan mealui latihan analisis. “”AYO BERLATIH!” adalah latihan untuk menganalisis bagian-bagian “teks” dan latihan untuk mengaplikasikan teori. “SIMPULKAN!” adalah latihan untuk penyimpulan konsep siswa. Latihan ini dilakukan dengan cara berdiskusi dan mengisi bagan-bagan hasil analisis. Dalam bagan ini telah disiapkan kata kunci untuk membantu siswa menemukan dan menyimpulkan konsep.

Sajian dan analisis data pada penelitian ini dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (1) penyajian analisis data penyempurnaan produk, (2) penyajian dan analisis data kemenarikan produk, dan (3) penyajian dan analisis data efektivitas produk. Penyajian data penyempurnaan produk diklasifikasikan dalam (1)

(4)

penyajian data aspek kelayakan isi, (2) penyajian data kelayakan penyajian, (3) penyajian data kelayakan bahasa, dan (4) penyajian data kelayakan kegrafikaan.

Berdasarkan hasil uji coba produk, diperoleh rerata 4,42 dari skala 5 dan hasil persentase 88,56 yang mengindikasikan bahwa bahan ajar sudah sangat valid. Nilai rata-rata dan persentase diperoleh berdasarkan penilaian pada: (1) aspek kelayakan isi, (2) aspek kelayakan penyajian, (3) aspek kelayakan bahasa, dan (4) aspek kelayakan kegrafikaan.

Dari aspek kelayakan isi bahan ajar diperoleh rerata 4,14 dan persentase 82,86 yang menunjukkan bahan ajar valid.Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif validasi aspek kelayakan isi bahan ajar, revisi dilakukan dengan (1) memberikan label pada setiap model yang telah dianalisis, model yang digunakan latihan analisis, penyimpulan kosep, dan latihan secara konkrit sehingga tidak terjadi perbedaan pemahaman dengan pembaca agar lebih menonjol dan tidak menimbulkan perbedaan pemahaman lagi, dan (2) menambahkan kolom “info mini” untuk penyampaian materi pendukung.

Dari aspek kelayakan penyajian bahan ajar diperoleh rerata 4,41 dan persentase 88,23 yang menunjukkan bahan ajar sangat valid. Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif validasi aspek kelayakan isi bahan ajar, revisi dilakukan dengan (1) memberi daftar rujukan pada gambar yang digunakan, (2) melengkapi daftar sumber yang ada, (3) merinci daftar isi, (4) memperbaiki tampilan hlm. ii dan iii, (5) mengganti judul yang menggambarkan isi bagian dan subbagian bahan ajar, dan (6) memperbaiki tampilan peta konsep.

Dari aspek kelayakan bahasa bahan ajar diperoleh rerata 3,95 dan persentase 78,93 yang menunjukkan bahan ajar sangat valid. Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif validasi aspek kelayakan isi bahan ajar, revisi dilakukan dengan (1) mengganti subjudul pada bagian-bagian bahan ajar, (2) mengubah istilah “edisi” untuk menyebut bab-bab bahan ajar, (3) peta konsep dibuat lebih lengkap dengan menyajikan kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan, dan (4) judul dalam bahan ajar ini diganti.

Dari aspek kelayakan kegrafikaan bahan ajar diperoleh rerata 4,38 dan persentase 87,81 yang menunjukkan bahan ajar sangat valid. Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif validasi aspek kelayakan isi bahan ajar, revisi dilakukan dengan (1) mengubah gambar dalam bahan ajar, (2) memperbaiki sampul, (3) mengganti ukuran huruf pada judul dan subjudul, (4) memperbaiki tampilan pada hlm.ii dan iii, dan (5) mengganti warna pada bagian-bagian bahan ajar.

Dari aspek kemenarikan bahan ajar diperoleh rerata 3,38 dan persentase 77,77 yang menunjukkan bahan ajar cukup menarik. Dari aspek efektivitas produk diperoleh data bahwa bahan ajar efektif. Hasil ini diperoleh melalui uji t berpasangan program analisis data SPSS 16.0 for windows yang menunjukkan ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah siswa mendapat perlakuan dengan nilai signifikansi 0,00 (< 0.05).

(5)

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar pendidikan berpikir kritis melalui pembelajaran menulis karya ilmiah. Loveridge (dalam Muslich 2010:56) menyatakan bahwa dalam keadaan guru tidak memenuhi syarat benar, maka buku teks merupakan pembimbing dan penunjang dalam mengajar.

Berpikir kritis menurut Halpern (1996 dalam Irani, 2007:2) adalah berpikir dengan maksud tertentu, beralasan, dan dengan tujuan langsung—jenis pemikiran yang menyertakan pemecahan masalah, menarik kesimpulan, memperkirakan kemungkinan, dan membuat keputusan. Lebih lanjut, Ennis (1989 dalam Irani, 2007:2) menyajikan satu definisi yang sederhana mengenai berpikir kritis bahwa berpikir kritis adalah berpikir dengan pertimbangan dan sungguh-sungguh yang difokuskan untuk memutuskan hal yang diyakini dan dilakukan.

Lebih lanjut, bahan ajar yang belum dikembangkan perlu mendapat perhatian khusus (Widyartono, 2010). Bahan ajar pendidikan berpikir kritis termasuk bahan ajar yang belum dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Selanjutnya, bahan ajar pendidikan berpikir kritis melalui pembelajaran menulis karya ilmiah ini dikaji berdasarkan: (1) wujud bahan ajar, (2) kemenarikan bahan ajar, dan (3) efektivitas bahan ajar.

Wujud bahan ajar ini adalah buku teks yang digunakan panduan siswa untuk belajar pembelajaran menulis karya ilmiah. Bahan ajar ini didesain untuk digunakan secara klasikal atau berkelompok. Hal ini didasarkan pada salah satu dari tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yaitu learning community atau belajar dalam kelompok-kelompok. Aspek yang dikaji dalam wujud bahan adalah (1) aspek isi, (2) aspek penyajian, (3) aspek bahasa, dan (4) aspek kegrafikaan.

Dalam bahan ajar ini dikembangkan kemampuan berpikir kritis melalui empat kompotensi dasar yaitu (1) menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan, (2) melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan catatan kaki, (3) mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, dan (4) mengomentari tanggapan orang lain terhadap hasil penelitian. Dari keempat kompetensi dasar ini kompetensi inti yang akan dicapai adalah menulis karya ilmiah.

Kompetensi dasar ini kemudian dikembangkan dalam bentuk indikator dan langkah pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis. Secara umum, bahan ajar ini disusun berdasarkan tiga tahapan penulisan karya ilmiah, yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan penelitian, dan (3) tahap pelaporan. Tiga tahapan ini kemudian dikembangkan dalam lima bagian bahan ajar. Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kelima bagian bahan ajar ini, dilengkapi dengan model, analisis model, penyimpulan konsep, dan latihan.

Bahan ajar ini disajikan dengan memperhatikan aspek berpikir kritis, sistematika penyajian, keruntutan penyajian, dan kelengkapan penyajian. Aspek berpikir kritis yang dikembangkan dalam bahan ajar ini berdasar pada Taksonomi Bloom dan Delphi Report yang diketuaiFacione. Dalam Taksonomi Bloom terdapat tiga aspek yang merupakan ranah kemampuan berpikir kritis yaitu, analisis, evaluasi, dan sintesis. Sementara itu, dalam Delphi Report yang diketuaiFacione terdapat enam aspek berpikir kritis yaitu, (1) interpretasi, (2)

(6)

analisis, (3) inferensi, (4) evaluasi, (5) eksplanasi, dan (6) regulasi diri. Aspek berpikir kritis yang dikembangkan pada bahan ajar ini adalah (1) aplikasi, (2) analisis, (3) inferensi, (4) evaluasi, dan (5) sintesis.

Pertama, aplikasi merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan sesuatu yang membutuhkan pemahaman (Bloom, 2008). Indikator aplikasi yaitu (1) kemampuan melaksanakan prosedur dan (2) mengimplementasikan prosedur dalam praktik.Kedua indikator ini dalam bahan ajar disarikan menjadi satu indikator, yaitu mengimplementasikan prosedur.

Kedua, analisis merupakan kemampuan untuk mengklasifikasikan materi menjadi bagian-bagian, melacak dan mengidentifikasi hubungan dari masing-masing bagian, dan bagaimana bagian itu terbentuk (Bloom, 2008 dan Facione, 2011). Indikator analisis adalah kemampuan untuk (1) mengerangkakan ide, (2) mengidentifikasi argumen atau informasi, (3) merinci bagian, (4) melacak hubungan, dan (5) melacak bagaimana hubungan tersebut terbentuk.Indikator yang dikembangkan dalam bahan ajar ini hanya (1) mengerangkakan ide, (2) mengidentifikasi argumen, (3) merinci bagian, dan (4) melacak hubungan.

Ketiga, inferensi merupakan kemampuan untuk menentukan bagian penting dari suatu hal untuk merumuskan konklusi yang logis (Facione, 2011). Indikator inferensi yaitu (1) kemampuan untuk menyusun hipotesis, (2) menentukan bagian yang dibutuhkan, (4) menawarkan berberapa alternatif untuk menyelesaikan masalah, dan (5) merumuskan konklusi (Facione, 2011).Dari kelima indikator tersebut hanya kemampuan (1) menentukan bagian bagian yang dibutuhkan dan (2) merumuskan konklusi yang dikembangkan.

Keempat, evaluasi merupakan kemampuan untuk menilai kredibilitas pernyataan, menilai kekuatan logika (Facione, 2011,) dan memutuskan nilai untuk beberapa tujuan (Bloom, 2008). Indikator kemampuan evaluasi adalah (1) kemampuan untuk memeriksa, (2) mengkritisi, dan (3) menilai pernyataan dan argumen.Dari ketiga indikator ini hanya kemampuan untuk (1) mengkritisi dan (2) menilai pernyataan atau argumen.

Kelima, sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru (Bloom, 2008). Indikator sintesis adalah (1) kemampuan untuk menggunakan pengetahuan atau ide lama menjadi hal baru, (2) mengombinasikan ide-ide menjadi hal baru, dan (3) menggunakan pengetahuan pada konteks baru atau berbeda.Dari ketiga indikator tersebut ketiga indikator dikembangkan. Hal ini disebabkan ketiga hal ini merupakan pilihan yang bisa dipilih salah satu atau bahkan dipilih ketiganya.

Pada aspek keruntutan penyajian, bahan ajar ini disajikan dengan alur berpikir induktif dan deduktif. Alur berpikir induktif disajikan dengan menganalisis sampai menyimpulkan konsep. Alur berpikir deduktif disajikan dengan menyajikan dari materi yang mudah menuju materi yang lebih sulit.

Kelengkapan penyajian disajikan dengan menyajikan komponen bahan jar secara lengkap. Bagian pendahulu dilengkapi dengan prakata, petunjuk penggunaan buku, peta konsep, dan daftar isi. Bagian isi dilengkapi dengan gambar, tabel, rujukan atu sumber acuan, latihan yang bervariasi, dan rangkuman. Bagian penyudah dilengkapi dengan daftar pustaka dan glosarium.

Aspek bahasa dalam bahan ajar dikembangkan berdasarkan dua hal, yaitu (1) kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa dan (2) Berdasarkan kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa, disajikan bahasa ilmiah yang

(7)

menunjang penulisan karya ilmiah dengan tetap memperhatikan tingkat berpikir siswa SMA bahasa ilmiah yang dirasa belum familiar dijabarkan dalam glosarium. Penggunaan bahasa ilmiah didasarkan pada kompetensi yang dikembangkan dalam bahan ajar ini, yaitu menulis karya ilmiah. Menurut Piaget (dalam Fitriani, 2010), tahap perkembangan remaja, siswa SMA termasuk di dalamnya, berada pada tahap operasi formal. Pada tahap ini sesesorang akan berada pada tahap mampu berpikir deduktif hipotesis, induktif sintifik, dan abstrak reflektif.

Meskipun menggunakan bahasa yang ilmiah, bahan ajar ini disajikan dengan bahasa yang fleksibel. Artinya, tidak semua bagian dalam bahan ajar menggunakan bahasa yang ilmiah. bahasa untuk mengarahkan pada latihan dan pada kolom motivasi dipilih semudah mungkin dipahami agar pesan di dalamnya dapat terbaca.

Aspek kegrafikaan meliputi: (a) ukuran bahan ajar, (b) desain kulit bahan ajar, (c) tata letak, (d) ilustrasi atau gambar, dan (e) tipografi. Ukuran bahan ajar ini adalah A4 210 x 270 mm, sesuai dengan standar ISO. Kertas yang dipilih dalam bahan ajar ini adalah 80 gsm. Kulit bahan ajar bagian muka didesain dengan menggambarkan suasana penelitian di laboratorium untuk memberikan kesan bahwa buku ini membelajarkan siswa untuk meneliti dan menuliskan hasil penelitiannya dalam bentuk karya ilmiah.

Selanjutnya, unsur tata letak meliputi: (a) kekonsistenan penempatan judul, (b) bidang cetak atau margin, dan (c) kelengkapan dan kesesuaian penempatan unsur tata letak. Judul konsisten diletakkan pada bagian atas buku bagian kanan atau bagian kiri. Bahan ajar ini dicetak dengan margin atas, kiri, dan bawah dengan margin normal, yaitu 2,54 cm. Khusus untuk margin kanan margin 2 cm. Unsur tataletak meliputi judul bab, subjudul bab, ilustrasi, dan gambar disajikan secara lengkap pada setiap bagian bahan ajar.

Tipografi meliputi ukuran huruf, jenis huruf, margin, dan tataletak. Ukuran huruf dipilih bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Untuk subjudul dipilih ukuran 14 pt dan cetak tebal. Untuk latihan dipilih ukuran 18 pt dan cetak tebal. Untuk materi secara umum dipilih ukuran 11 pt. Jenis huruf dipilih Calibri kecuali pada penulisan judul kololm “info mini”yang menggunakan Segoe Script.

Pada aspek isi kemenarikan ditonjolkan dengan pemilihan model yang baru dengan tema yang menarik dan menempatkan materi pengayaan dan materi pendukung pembelajaran dalam kolom “info mini”. Pada aspek penyajian, disajikan latihan dalam berbagai bentuk agar siswa tidak merasa bosan, kolom “dinding inspirasi”. Pada aspek bahasa, kemenarikan ditonjolkan dengan penggunaan kata-kata motivasi melalui judul bahan ajar, judul bagian dalam bahan ajar, dan penyebutan siswa dengan “peneliti muda Indonesia”. Pemilihan diksi “wacana”, “teks”, “info mini”, “dinding inspirasi”, “AYO BERLATIH!”, dan “SIMPULKAN!” juga digunakan sebagai penarik bagi siswa. Pada aspek kegrafikaan, dipilih warna-warna yang cerah dan gambar-gambar yang senada dengan materi dalam kuantitas yang cukup banyak.

Sedangkan untuk aspek efektivitas diketahui bahwa melalui uji t berpasangan, nilai siginifikansi adalah 0,00 yang artinya < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan dan hipotesis diterima. Aspek efektivitas dianalisis dengan membandingkan skor karya ilmiah siswa sebelum mendapat perlakuan dan sesuadah mendapatkan perlakuan. Aspek yang

(8)

dinilah meliputi aspek berpikir kritis yaitu (1) aplikasi, (2) analisis, (3) inferensi, (4) evaluasi, dan (5) sintesis.

PENUTUP

Saran pemanfaatan, diseminasi, dan pengembangan diarahkan pada penggunaan produk dalam pembelajaran, kegiatan diseminasi, dan pengembangan produk selanjutnya.Berdasarkan hasil uji coba, diketahui bahwa bahan ajar ini telah valid dan efektif digunakan akan tetapi masih terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut menghasilkan saran untuk pemanfaatan produk lebih lanjut.

Bagi siswa, bahan ajar ini lebih tepat digunakan di kelas dengan berkelompok karena pembelajaran banyak diarahkan pada diskusi kelompok. Akan tetapi, tidak berarti siswa tidak dapat menggunakannya di luar kelas. Bahan ajar ini disarankan untuk dipelajari di rumah sebelum pembelajaran di kelas dan dilanjutkan sebagai tugas rumah yang dikerjakan secara berkelompok. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran di kelas efektif dan efisien.

Bagiguru disarankan menggunakan bahan ajar ini di kelas dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan bahan ajar yang mengembangkan kompetensi menulis karya ilmiah sangatlah terbatas. Bahan ajar ini menuntun siswa untuk menemukan sendiri bagaimana konsep penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, peran guru sangatlah penting. Guru adalah pihak yang akan dijadikan tempat bertanya oleh siswa jika terdapat kesulitan sekaligus polisi jika ada kesalahan perumusan konsep oleh siswa. Oleh karena itu, sebelum menggunakan bahan ajar ini, guru diharapkan untuk mendalami prosedur penelitian dan penulisan karya ilmiah.

Diseminasi merupakan kegiatan penyebarluasan produk atau karya yang telah dikembangkan supaya lebih dikenal oleh masyarakat luas serta dimanfaatkan sebagaimana fungsinya. Adapun produk hasil pengembangan ini dapat disebarluaskan dengan cara (1) jurnal hasil penelitian dan (2) sosialisasi musyawarah guru mata pelajaran.

Berdasarkan hasil uji coba produk, pengembang produk selanjutnya diharapkan untuk melakukan hal sebagai berikut.

a. Memperhatikan pelaksanaan uji coba. Pelaksanaan untuk uji coba kompetensi menulis karya ilmiah disarankan dilaksanakan sesuai waktu yang dijadwalkan guru yang bersangkutan untuk pembelajaran menulis karya ilmiah. Hal ini disebabkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam pembelajaran kompetensi ini.

b. Produk harus disajikan dengan penyerumpunan beberapa kompetensi dasar agar lebih bermakna dan efisien dalam penggunaan waktu. Jadi, dengan hasil penelitian dan karya ilmiah maksimal tidak mengesampingkan kompetensi dasar lain.

c. Memberikan banyak motivasi karena semangat siswa bisa menurun secara mendadak. Mempertahankan semangat siswa adalah hal yang penting untuk efektivitas penggunaan produk.

d. Memiliki jaringan untuk pelaksanaan penelitian. Maksudnya, peneliti harus memiliki jaringan yang dapat membantu peneliti untuk menjembatani penelitian siswa. Tidak semua sekolah memiliki laboratorium yang memadai

(9)

untuk uji laboratorium. Jadi, sangat dimungkinkan jika siswa harus melakukan uji laboratorium di luar sekolah.

e. Memilih sekolah yang mendukung kegiatan penelitian. Tidak semua sekolah memberikan perhatian penting untuk kegiatan ini. Jadi harus dipastikan sekolah yang digunakan untuk uji coba adlah sekolah yang mendukung kegiatan penelitian.

DAFTAR RUJUKAN

Bloom’s Taxonomy, (Online), (http://eduscapes.com), diakses tanggal 16 April 2012.

Facione, P. 2011. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. (Online), (http://www.insightassessment.com), diakses tanggal 16 April 2012.

Fitriani. 2010. Teori Perkembangan Kognitif Piaget dan Implikasi dalam Pembelajaran Matematika. (Online), (http://www.masbied.com), diakses tanggal 27 April 2012.

Ifadah, N. 2009. Metodologi Penulisan Ilmiah, Catatan Minngu ke-2, (Online), (http://http://noorifada.wordpress.com), diakses tanggal 30 April 2012. Irani, dkk. 2007. Critical Thinking Instrumentation Manual.(Online),

(http://aec.ifas.ufl.edu/abrams/step/ctmanual.pdf), diakses tanggal 20 September 2011.

Muslich, M. 2010. Text Book Writing. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Pannen, P, & Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Antaruniversitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Intruksional Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.

Rofi’uddin, A. 2000. Model Pendidikan Berpikir Kritits. Tim Pengembangan Jurnal Universitas Negeri Malang.

Widyartono, D. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Bahasa Indonesia dengan Web Interaktif. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM.

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan sistem pengelola arsip yang dilakukan secara terpusat dalam suatu organisasi, atau dengan kata lain penyimpanan arsip yang dipusatkan di satu unit kerja khusus

Dari perhitungan statistik dengan menggunakan Anava Rancangan Rambang Lugas ( =0,05) yang dilanjutkan dengan uji HSD 5 % dan HSD 1 % menunjukkan bahwa ekstrak daun

 Strategi peningkatan kompetensi guru berdasarkan indikator yang paling mempunyai sumbangan terhadap prestasi akademis

Kelompok Kerja (POKJA) VII pada Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin telah membuat Berita Acara Lelang Gagal untuk paket pekerjaan sebagai berikut

Bertolak dari permasalahan tersebut peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui kelayakan buku teks pelajaran Bahasa Indonesia dengan judul buku Saya Ingin

When you open a restaurant it becomes part of the community and that community your customers the restaurant public will want to see it become more a part of the community over

Sesuai dengan judul dari penelitian ini yaitu Hirarki Wilayah Perkotaan Manado, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah ketersediaan fasilitas sosial, ekonomi, dan

Mind Map adalah bentuk pencatatan dengan struktur radian yang sangat menarik karena dipenuhi oleh aneka warna, kata, angka, gambar, kode dan symbol sebagai hasil yang kreatif