• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh bagi kemajuan suatu bangsa. Kualitas pendidikan yang baik diharapkan mampu mencetak generasi penerus yang berkualitas pula. Kualitas pendidikan ditentukan oleh bagaimana peran guru dalam mendidik siswanya. Perbaikan dalam bidang pendidikan merupakan pekerjaan yang sangat penting. Masalah-masalah dalam dunia pendidikan sekarang ini merupakan tanggung jawab semua pihak terkait untuk selalu bekerja sama mengatasinya. Keberhasilan atau kegagalan suatu pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Pertanyaan yang mungkin muncul adalah mengapa guru harus menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat. Mengapa guru harus menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat karena merupakan faktor penting dalam proses membangun pendidikan yang berkualitas. Untuk itu seorang guru harus memiliki kerpribadian yang baik agar menjadi sosok inspiratif bagi siswa. Guru merupakan tokoh penting yang mempengaruhi keberhasilan dalam dunia pendidikan. Tidak dapat dipungkiri juga faktor lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan disekolah yaitu sikap disiplin yang diterapkan oleh siswa-siswa dan gurunya. Maka dari itu proses penegakan dan pembinaan kedisiplinan disekolah harus selalu diutamakan. Sosok guru yang inspiratif sangat dibutuhkan dalam proses transfer ilmu pengetahuan dan pembinaan kepribadian siswa agar memiliki akhlak mulia. Sosok inspiratif yang ditunjukan melalui sikap teladan dalam membina karakter siswa menjadi warga negara yang baik.

Menurut Rochman dan Gunawan (2011, hlm. 52) jawabannya yaitu:

Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan kumulatif terhadap Perilaku siswa maupun masyarakat sekitar. Perilaku guru dalam mengajar, secara langsung atau tidak, mempunyai pengaruh terhadap motivasi siswa

(2)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baik sifatnya yang negatif maupun yang positif artinya jika kepribadian yang ditampilkan guru sesuai dengan norma dan etika segala tutur sapa, sikap dan prilakunya, maka siswa akan termotivasi untuk belajar dengan baik, bukan hanya materi pelajaran sekolah tapi juga persoalan kehidupan yang sesungguhnya.

Harus diakui bahwa “guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan. Walaupun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih. Namun, bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil akan menimbulkan proses belajar mengajar yang maksimal” (Nurdin, 2008, hlm. 49). Dari pernyataan diatas jelas menunjukan bahwa peran guru sangat vital dalam proses pendidikan. Kemajuan teknologi tidak turut serta menumpulkan kinerja guru. Guru selalu memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Jika dibaratkan guru itu adalah sutradara dalam mengelola kelas untuk mengarahkan siswa bagaimana memainkan perannya yang baik sebagai siswa.

M. Surya dalam Nurdin (2008, hlm. 163) mengatakan bahwa:

Siswa bisa saja mengidamkan gurunya memiliki sifat yang ideal sebagai sumber keteladanan, bersikap ramah dan penuh kasih sayang, penyabar, menguasai materi yang diajarkan, dan mampu mengajar dengan suasana yang menyenangkan. Itulah sebabnya lembaga pendidikan yang berhasil, tidak hanya berasal dari gurunya yang berkualitas secara intelektual, akan tetapi juga ditopang oleh kepribadian yang anggun secara moral dan intelektual.

Pendapat M. Surya diatas jelas memberikan gambaran bahwa pada umumnya siswa berharap gurunya memiliki sikap yang ideal. Guru yang memiliki sikap ideal adalah guru yang bersikap ramah, penuh kasih sayang, penyabar dan mampu mengajar dengan suasana yang menyenangkan. Guru yang berkualitas tidak hanya cerdas akal saja namun ditopang dengan kepribadian yang dapat memberikan pesona kepada siswa untuk mencontohnya.

Mulyasa (2005, hlm. 46) berpendapat bahwa “menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima ataupun mengunakannya secara konstruktif maka telah mengurangi keefektifkan pembelajaran”. Peran dan pungsi keteladananan ini patut dipahami dan tak perlu

(3)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijadikan beban yang memberatkan sehingga dengan keterampilan dan kerendahan hati akan memperkaya arti pembelajaran. Siswa pun akan menaruh hormat dengan penuh ketulusan dalam menyambut segala perilaku yang diperlihatkan oleh seorang guru. Dan akan merasa kehilangan ketika sang pendidik tidak ada disekitar mereka.

Keteladanan dalam diri seseorang akan berpengaruh terhadap

lingkungannya. Demikian pula dengan keteladanan yang ditunjukan oleh guru akan memberikan dampak positif bagi siswanya. Karena guru sebagaimana makna filosofisnya yang terkandung dari kata guru yaitu “digugu” dan “ditiru”. Digugu bermakna senantiasa ditiru oleh siswanya. Ditiru bermakna bahwa perilaku yang ditampilkan guru akan diikuti oleh siswanya. Ada juga pepatah yang mengatakan bahwa “guru kencing berdiri murid kencing berlari”. Ungkapan tersebut dapat dimaknai bahwa apa yang dilakukan oleh guru akan ditiru oleh siswanya.

Menurut Rochman dan Gunawan (2011, hlm. 50) bahwa:

Guru merupakan teladan bagi peserta didik, bahkan semua orang menganggapnya sebagai guru akan meneladaninya. Guru professional memiliki kepribadian baik yang menjadi teladan dalam segala bentuk tingkah laku dan ucapannya. Hidupnya menjadi percontohan yang akan membawa peserta didik ke jalan yang benar”.

Peran guru harus mampu menjadi suri teladan bagi siswa dan berpegang teguh pada peraturan, profesi guru merupakan pekerjaan yang mulia yang menuntut dedikasi yang tinggi. Guru harus memiliki kepribadian yang mampu diteladani oleh siswanya.

Mengutip pernyataan yang dilontarkan oleh Imam Ghazali dalam Musbikin (2010, hlm. 17) bahwa:

Seorang yang berilmu dan bekerja dengan ilmunya itu, dialah yang dinamakan orang besar dibawah kolong langit ini. Ia bagai matahari yang memberi cahaya orang lain, sedangkan ia sendiri pun bercahaya, ibarat minyak kasturi yang baunya dinikmati orang lain, ia sendiripun harum. Penjelasan diatas menunjukan bahwa profesi guru bukan hanya teladan bagi siswanya saja tetapi juga sebagai panutan bagi masayarakat. Panutan yang

(4)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan cahaya kepada orang-orang disekitarnya. Cahaya yang terpancar dari pribadi seorang guru adalah akhlak mulia, kearifan dan terpuji. Tidak terkecuali guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) harus memberikan teladan yang baik bagi siswa. Karena dalam pembelajaran PKn diajarkan mengenai pendidikan karakter yang didalam nya terdapat nilai-moral, disiplin, kemandirian untuk menjadi bekal menjadi warga negara yang baik. Tujuan pendidikan kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Somantri dalam Ubaedilah dan Rozak (2010, hlm. 15) mengatakan bahwa: Pendidikan Kewarganegaraan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut: (a)

Civic education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah; (b) Civic education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat

menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokratis dan (c) dalam Civic education termasuk pula hal-hal yang menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi, dan syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara. Dengan kata lain dapat kita simpulkan bahwa Pendidikan kewarganegaraan (civic education) berusaha menggabungkan unsur-unsur dari komponen-komponen pendidikan kewarganegaraan (civic education) diatas melalui strategi pembelajaran yang demokratis, interaktif serta humanis dalam lingkungan yang demokratis.

Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bertujuan menumbuhkan perilaku siswa agar lebih baik dan demokratis, bukan hanya di sekolah tetapi juga dalam kehidupan di masyarakat. Karena Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bertujuan agar siswa tidak hanya cerdas secara teoritis semata namun disertaidengan tindakan nyata dengan mengaplikasikan sikap dan prilaku yang baik di sekolah dan di masyarakat. Maka dari itu guru PKn harus memberikan contoh terlebih dahulu kepada siswa. Lebih dari apapun sosok atau figur yang baik akan dicontoh dan dijadikan panutan bahkan dijadikan sebagai idolanya. Guru PKn juga harus mampu menyelesaikan masalah-masalah pendidikan yang terjadi salah satunya adalah masalah kedisiplinan.

(5)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Disiplin sangat penting bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin adalah kunci awal kesuksesan siswa dalam menyelesaikan studinya. Dalam buku pengantar disiplin nasional (1995, hlm. 15) bahwa:

Dalam membentuk disiplin ada pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar yaitu guru, sehingga mempengaruhi pihak lain (siswa) kearah tingkah laku yang diinginkannya. Sebaliknya pihak lainnya memiliki ketergantungan pada pihak yang memiliki kekuasaan (guru), sehingga pihak lainnya (siswa) bisa menerima apa yang diajarkan kepadanya. Hal ini berarti bahwa karakteristik penting dari situasi pembentukan disiplin adalah kehadiran gejala “kekuasaan-ketergantungan”.

Pemaparan diatas dapat dipahami bahwa dalam membetuk disiplin guru sebagai pihak yang memiliki kekuasaan yang lebih besar dapat mempengaruhi siswa kearah tingkah laku yang diinginkannya. Karena siswa memiliki ketergantungan kepada guru sehingga siswa bisa menerima apa yang diajarkan kepadanya.

Menurut Danim (2011, hlm. 137) mengemukakan bahwa:

Disiplin diri atau self-discipline adalah kemampuan memosisikan diri sendiri untuk mengambil tindakan tanpa menghiraukan suasana emosional (ability to get yourself to take action regardless of your emotional state). Disiplin diri adalah kompanyon energi diri untuk mewujudkan kehendak. (Self-discipline is the companion of will power). Disiplin diri adalah kontrol diri dan konsistensi diri. Disiplin diri adalah realisasi diri dan indenpendensi. (self-discipline is self-control and self-restraint. Self

discipline is self reliance and independence).

Penjelasan diatas bermakna bahwa perilaku disiplin juga dapat tumbuh karena adanya kesadaran dalam diri. Disiplin timbul karena diri mampu memosisikan tindakan tanpa menghiraukan suasana emosional. Disiplin diri juga akan membentuk kumpulan-kumpulan energi yang membentuk semangat dalam mewujudkan kehendak. Disiplin diri juga mampu mengontrol diri dalam bertindak dan bersikap serta menjalankanya dengan konsisten. Maka dari itu siswa harus memiliki kesadaran diri dalam menjalankan disiplin. Siswa yang berdisiplin diri akan mampu memosisikan diri, membangun kumpulan-kumpulan energi positif

(6)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mewujudkan kehendak dan akan bersikap konsisten dalam

menjalankannya.

Kenyataan dilapangan ditemukan masih banyak siswa yang tidak peduli dengan pelaksanaan disiplin disekolah. Tingkat kedisiplinan siswa umumnya masih tergolong memprihatinkan. Pelanggaran disiplin yang terjadi diantaranya, siswa tidak mengenakan atribut sekolah lengkap, terlambat datang kesekolah, tidak mengumpulkan tugas pada waktunya dan lain-lain. Bahkan banyak perilaku negatif yang dilakukan oleh para siswa, bahkan melampaui batas wajar. Karena telah menjurus pada tindak melawan hukum, melanggar tata tertib, melanggar moral agama, kriminal, dan telah membawa akibat yang sangat merugikan bagi masyarakat.

Pelanggaran yang dilakukan siswa yang semakin bertambah dari waktu ke waktu akan berpengaruh negatif terhadap penegakan disiplin di sekolah dan dapat berpengaruh negatif juga terhadap kondisi disiplin di masyarakat. Globalisasi dan kemajuan teknologi yang saat ini berkembang dituduh sebagai salah satu penyebab berubahnya pola pikir generasi muda. Di era global adanya perubahan paradigma yang mengarah pada pembentukan perilaku meniru. Perilaku meniru siswa sebagai generasi muda yang rentan terpengaruh menyebabkan siswa lebih memosisikan informasi dan kemajuan teknologi sebagai tuntunan perilakunya. Sehingga tidak bisa dipungkiri akan mempengaruhi karakter siswa khususnya dalam hal kedisiplinannya.

Guru harus mempunyai strategi khusus dalam membina kedisiplinan siswa, Menurut Mulyasa (2005, hlm. 25)

Seperti alat pendidikan lain, jika guru tidak memiliki rencana tindakan yang benar akan mengakibatkanguru melakukan kesalahan yang tidak perlu. Seringkali guru memberikan hukuman kepada peserta didik tanpa melihat latar belakang kesalahan yang dilakukannya, tidak jarang guru yang memberikan hukuman kepada peserta didik tanpa melihat latar belakang kesalahan yang dilakukannya, tidak jarang guru yang memberikan hukuman melampaui batas kewajaran pendidikan (malleducatif).

(7)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesimpulannya, guru harus mampu mengkoreksi diri sehingga penegakan disiplin akan terbina dengan baik. Maka dari itu jangan menjadi guru yang hanya ditakuti siswa akan tetapi mampu disegani, dihormati dan dibutuhkan oleh siswanya. Guru harus mampu memosisikan diri dengan mengontrol emosi dan tidak memperlihatkan kemarahan berlebihan. Selain itu guru juga tidak boleh pasif. Guru harus mampu berinteraksi dengan siswa sehingga tidak menghambat proses pembelajaran. Sejalan dengan itu Naim (2009, hlm. 167) mengemukakan bahwa “demikian halnya dalam pembelajaran, guru akan menghadapi situasi-situasi yang menuntut mereka harus melakukan tindakan disiplin kepada siswanya”. Dalam kerangka penegakan disiplin, selain memberikan contoh secara nyata kepada murid, guru dapat memasukan teladan, memotivasi, dorongan, dan makna penting disiplin kepada siswanya.

Hubungan antara siswa dengan guru yang ditentukan oleh perlakuan guru terhadap siswa, oleh siswa terhadap guru tertentu, oleh stereotip budaya dari guru sebagai kelompok, dan teknik kedisiplinan yang digunakan akan mempengaruhi siswa terhadap mata pelajaran. Disiplin melibatkan respon guru terhadap perilaku-perilaku siswa yang tidak baik, seperti berbicara tidak senonoh, meninggalkan kelas tanpa izin, mengucapkan kata-kata yang tidak bersahabat dan sarkastis, atau yang lebih parah yaitu berkelahi dan tawuran (Sarbaini, 2012, hlm. 2).

Jannah dkk. (2012, hlm. 26-27) memaparkan bahwa, salah satu strategi untuk mendisiplinkan siswa adalah dengan cara berpakaian rapi, bertutur kata dengan sopan dan pantas, menegur siswa dengan kata-kata yang halus dan bijak, memberi motivasi kepada siswa. Karena guru dalam menerpakan karakter disiplin juga berperan sebagai pemelihara disiplin. Guru selalu memberikan contoh yang baik terhadap siswa. Setiap siswa yang mendapat tindakan dari guru karena pelanggaran yang dilakukannya, siswa tersebut berusaha berhati-hati lagi dalam bersikap dan berprilaku. Disiplin banyak memberikan manfaat bagi yang melaksanakannya. Kemudian, bahwa salah satu manfaat disiplin tersebut adalah mengajarkan keteraturan. Dinyatakan juga bahwa untuk mengurangi pelanggaran

(8)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedisiplinan siswa disekolah adalah dengan bekerja sama dengan guru-guru dan staf sekolah serta orang tua siswa untuk senantiasa mengarahkan anak didiknya pada hal positif.

SMK Pasundan 1 Bandung merupakan sekolah menengah kejuruan yang sudah bersertifikat ISO, yang harus mumpuni dalam segi administrasi, sarana dan prasarana serta pembinaan siswa-siswinya disekolah. Dalam tahap pra penelitian murid-murid di SMK Pasundan 1 Bandung 90% adalah perempuan karena kompetensi keahlian disekolah ini adalah manajemen dan bisnis. Jumlah siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ini terhitung banyak, maka dari itu dibutuhan pengelolaan yang baik dalam membina karakter disiplin siswa. Maka dari itu guru diharapkan mampu memperlihatkan profesionalitasnya guna memberikan teladan yang baik kepada murid tidak terkecuali guru pendidikan kewarganegaraan (PKn). Dengan demikian penelitian ini dikemas dengan judul:

“PERAN KETELADANAN GURU PKn DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarakan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya sikap disiplin.

2. Pelanggaran yang dilakukan siswa disekolah semakin bertambah dari waktu ke waktu.

3. Guru sering melakukan kesalahan yang tidak perlu dalam membina kedisiplinan siswa.

4. Banyak guru yang kurang tegas dalam memberikan sanksi bagi siswa yang melanggar aturan sekolah.

5. Karakter kurang disiplin siswa bisa disebabkan karena guru kurang berwibawa didepan siswa.

(9)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini dirumuskan masalah penelitian secara umum yaitu: bagaimana peran guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa.

Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk keteladanan guru PKn apa saja yang diprogramkan di sekolah dalam upaya membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ? 2. Bagaimana implementasi keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan

siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ?

3. Bagaimana kondisi kedisiplinan siswa melalui peran keteladanan guru di SMK Pasundan 1 Bandung ?

4. Apa saja faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam pembinaan kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ?

5. Upaya guru PKn untuk mengatasi hambatan dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut yaitu ingin:

(10)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Mengetahui dan memahami bentuk-bentuk keteladanan guru PKn berkaitan dengan program sekolah dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

b. Mengetahui dan memahami implementasi keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

c. Mengetahui dan memahami kondisi kedisipinan siswa melalui peran keteladanan guru PKn di SMK Pasundan 1 Bandung.

d. Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang menjadi hambatan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

e. Mengetahui dan memahami upaya yang dilakukan guru PKn untuk mengatasi faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia pendidikan dalam menggali persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung melalui keteladanan guru.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis berupa konsep-konsep baru untuk guru PKn sebagai gambaran untuk meningkatan keteladanan dan profesionalitasnya dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung

2. Secara Praktis a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan yang jelas untuk meningkatkan keteladanan dalam membina

(11)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedisiplinan siswa disekolah. Selain itu juga agar guru selalu konsiten dalam meningkatkan pembinaan kedisiplinan siswa di sekolah.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk meningkatkan kedisiplinan dalam diri siswa untuk tidak melanggar peraturan sekolah. Juga memberikan masukan kepada siswa agar selalu menumbuhkan sikap disiplin dalam dirinya kemudian menerapkannya disekolah, keluarga dan di masyarakat.

c. Bagi Sekolah,

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan temuan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memperbaiki peraturan-peraturan sekolah dalam upaya membina kedisiplinan siswa. Selain itu supaya sekolah selalu menerpakan aturan secara tegas dan konsisten.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian demi bagian dalam skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab.

Bab I Pendahuluan, pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, menjelaskan tentang teori keteladanan guru, PKn, Kedisiplinan dan penelitian terdahulu.

Bab II Metode Penelitian, berisi penjabaran metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, Prosedur Penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan

(12)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran, bab kesimpulan dan saran ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.Bab ini berisi tentang kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari analisis data, pembahasan dan saran-saran.

Referensi

Dokumen terkait

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū

Yang mana pertanyaan yang di ajukan adalah; :”Sebelum melaksankan pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Desa Kampung Hilir Kecamatan Tambelan, apakah bapak sebagai

Pada pertemuan siklus kedua ini terjadi pula pada hasil penilaian dari pembelajaran yang dilaksanakan, dan hasilnya juga sesuai dengan yang diharapkan oleh

Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa tekstur selai lembaran dari campuran rumput laut dan buah nanas pada ketiga formulasi menunjukan hasil yang berbeda

Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi