• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

kang

LAP

NER

IND

Realis

PORA

RACA

DONE

sasi Tw. IV

AN

A PEM

ESIA

V-2010

MBA

AYAR

RAN

Edisi P Febru

Publikasi uari 2011

(2)

Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran

Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia

Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 3817088 Faksimili : (021) 3800134 E-mail : BNP@bi.go.id Website : www.bi.go.id

(3)

LAPORAN

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Realisasi Triwulan IV-2010

Edisi Publikasi Februari 2011

(4)
(5)

RINGKASAN PERKEMBANGAN NPI TW. IV-2010 SERTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

………

………

1

3

TRANSAKSI BERJALAN ……… 7

1. Neraca Perdagangan Nonmigas ……… 7

1.1. Ekspor Nonmigas ……… 8

1.2. Impor Nonmigas ……… 12

2. Neraca Perdagangan Minyak dan Gas ……… 14

2.1. Neraca Perdagangan Minyak ……… 14

2.2. Neraca Perdagangan Gas ……… 16

3. Neraca Jasa ……… 16

4. Neraca Pendapatan ……… 18

5. Transfer Berjalan ……… 18

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL ……… 21

1. Transaksi Modal ……… 21

2. Transaksi Finansial ……… 21

2.1. Sektor Publik ……… 22

2.2. Sektor Swasta ……… 25

CADANGAN DEVISA ……… 31

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL ……… 33

BOKS : - Kebijakan Manajemen Arus Modal ……… 35

- Dampak Pemberlakukan Moratorium TKI terhadap Jumlah TKI dan Remitansi ……… 37

- Dampak Derasnya Aliran Masuk Modal Asing terhadap Transaksi Berjalan ……… 39

(6)

DAFTAR TABEL

Hal Hal

Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi Pada Tw. IV 2010

5 Tabel 12 Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal Utama (C&F)

12

Tabel 2 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Per Sektor 8 Tabel 13 Impor Barang Konsumsi menurut Negara Asal Utama (C&F)

13

Tabel 3 Perkembangan Ekspor Nonmigas ke Negara Tujuan Utama

8 Tabel 14 Impor Bahan Baku Menurut Negara Asal Utama (C&F)

13

Tabel 4 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama 9 Tabel 15 Impor Barang Modal Menurut Negara Asal Utama (C&F)

14 Tabel 5 Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan Utama 9 Tabel 16 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak 14 Tabel 6 Ekspor Batubara Berdasarkan Negara Tujuan Utama 10 Tabel 17 Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia 15 Tabel 7 Ekspor Barang dari Logam Berdasarkan Negara

Tujuan Utama

11 Tabel 18 Perkembangan Neraca Perdagangan Gas 16 Tabel 8 Ekspor Alat-Alat Listrik Berdasarkan Negara Tujuan

Utama

11 Tabel 19 Perkembangan Hibah Non-Investasi 19 Tabel 9 Ekspor TPT Berdasarkan Negara Tujuan Utama 11 Tabel 20 Perkembangan Hibah Investasi 21 Tabel 10 Ekspor Karet Olahan Berdasarkan Negara Tujuan

Utama

12 Tabel 21 Indikator Sustainabilitas Eksternal 33 Tabel 11 Impor Nonmigas Berdasarkan Kelompok Barang

(C&F)

(7)

DAFTAR GRAFIK

Hal Hal

Grafik 1 Transaksi Berjalan 7 Grafik 18 Perkembangan Posisi Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing

23

Grafik 2 Neraca Perdagangan Nonmigas 7 Grafik 19 Perkembangan Penarikan dan Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Pemerintah

24

Grafik 3 Perkembangan Harga CPO Dunia 10 Grafik 20 Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek 24

Grafik 4 Perkembangan Harga Batubara Dunia 10 Grafik 21 Perkembangan Penarikan Pinjaman Program 24

Grafik 5 Perkembangan Harga Minyak Dunia 15 Grafik 22 Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah

25

Grafik 6 Perkembangan Konsumsi BBM 16 Grafik 23 Perkembangan Neraca Finansial Sektor Swasta 25

Grafik 7 Perkembangan Neraca Jasa 17 Grafik 24 Perkembangan Investasi Langsung 25

Grafik 8 Perkembangan Jasa Travel 17 Grafik 25 Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) 26

Grafik 9 Perkembangan Neraca Pendapatan 18 Grafik 26 Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Negara Asal

26

Grafik 10 Perkembangan Workers’ Remittances 19 Grafik 27 Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Sektor Ekonomi

27

Grafik 11 Komposisi Jumlah TKI per Negara di Asia Pasifik 19 Grafik 28 Perkembangan PMA Sektor Migas 27

Grafik 12 Komposisi Jumlah TKI per Negara di Timur Tengah dan Afrika

19 Grafik 29 Perkembangan PMA Sektor Nonmigas 27

Grafik 13 Transaksi Modal dan Finansial 21 Grafik 30 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 28

Grafik 14 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per Sektor

21 Grafik 31 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN

28

Grafik 15 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik 22 Grafik 32 Perkembangan Pembayaran dan Penarikan Utang Luar Negeri Sektor Swasta

29

Grafik 16 Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes

22 Grafik 33 Perkembangan Cadangan Devisa 31

(8)
(9)

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Tw. IV 2010 mencatat surplus USD11,3 miliar, meningkat dibandingkan surplus pada Tw. III-2010 sebesar USD7,0 miliar. Kontribusi positif diberikan baik oleh transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Tw. IV-2010 menjadi USD96,2 miliar atau setara dengan 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Transaksi berjalan Tw. IV-2010 mencatat surplus USD1,2 miliar (0,7% PDB), didukung oleh kinerja positif pada neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan gas, dan neraca transfer berjalan. Neraca perdagangan mengalami kenaikan surplus berkat tingginya pertumbuhan ekspor komoditas nonmigas, khususnya yang berbasis sumber daya alam, seiring kuatnya permintaan dunia dan tingginya harga komoditas di pasar internasional. Namun, surplus transaksi berjalan tersebut sedikit lebih rendah daripada triwulan sebelumnya karena pembayaran jasa transportasi dan imbal hasil kepada investor asing yang meningkat mengikuti kenaikan impor dan arus masuk modal asing.

Dalam periode yang sama, transaksi modal dan finansial mengalami kenaikan surplus hingga mencapai USD9,9 miliar. Arus masuk investasi langsung meningkat signifikan sejalan dengan iklim investasi yang terus membaik dan kondisi makroekonomi yang stabil. Arus masuk investasi lainnya juga meningkat yang bersumber dari penarikan utang luar negeri pemerintah dan penarikan simpanan milik perbankan domestik di luar negeri. Penarikan simpanan perbankan tersebut, selain akibat meningkatnya kebutuhan pembayaran luar negeri, juga disebabkan oleh berkurangnya pasokan valas dari investasi portofolio asing sehubungan dengan krisis yang terjadi di Eropa.

Untuk keseluruhan 2010, NPI mencatat surplus USD30,3 miliar, jauh lebih besar dari surplus NPI tahun sebelumnya (USD12,5 miliar). Penyumbang surplus terbesar berasal dari surplus transaksi modal dan keuangan yang tinggi mencapai USD26,2 miliar, terutama dalam bentuk arus modal masuk investasi langsung (PMA) dan investasi portfolio. Meskipun secara tahunan meningkat cukup pesat, investasi portofolio sempat mengalami arus keluar pada bulan Mei, November, dan Desember akibat imbas dari krisis yang terjadi di Eropa. Sementara itu, transaksi berjalan mengalami surplus USD6,3 miliar, menurun dari surplus tahun sebelumnya (USD10,2 miliar).

(10)
(11)

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Tw.IV-2010 mencatat surplus USD11,3 miliar. Baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial memberikan kontribusi positif dengan mencatat surplus masing-masing sebesar USD1,2 miliar dan USD9,9 miliar. Kinerja transaksi berjalan ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas yang melampaui kenaikan impor nonmigas, seiring dengan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi global serta membaiknya harga sejumlah komoditas ekspor unggulan. Sementara itu, transaksi modal dan keuangan mengalami kenaikan surplus yang sangat signifikan, terutama berasal dari surplus pada komponen investasi langsung dan investasi lainnya. Sejalan dengan perkembangan NPI dimaksud, jumlah cadangan devisa pada akhir periode naik dan mencapai posisi tertinggi selama ini, yakni sebesar USD96,2 miliar.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia selama Tw.IV-2010, antara lain:

• Proses perbaikan ekonomi dunia, terutama mitra dagang utama Indonesia, yang terus berjalan menyebabkan ekspor nonmigas terus meningkat. China dan India masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara mitra dagang utama Indonesia sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan ekspor nonmigas Indonesia, khususnya komoditas berbasis SDA. Sementara itu, perekonomian Amerika Serikat dan Jepang yang tumbuh lebih baik dari perkiraan semula juga menambah dorongan penguatan kinerja ekspor lebih lanjut.

• Permintaan dunia yang semakin tumbuh pesat dan adanya kendala faktor perubahan cuaca yang ekstrim menyebabkan gangguan pasokan sehingga harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia, seperti CPO, tembaga, dan karet, mengalami kenaikan tajam.

• Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan pada Tw. IV-2010 (6,9%, y.o.y) dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,8%). Perkembangan ini kemudian mendorong akselerasi pertumbuhan impor nonmigas.

• Produksi minyak Indonesia selama kurun waktu Tw. IV-2010 mencapai 0,912 juta barel per hari (bpd), lebih rendah dari triwulan sebelumnya (0,950 juta bpd). Kendala natural declining pada sumur-sumur minyak tua dan kerusakan pipa gas yang digunakan dalam proses produksi minyak di Riau adalah beberapa faktor penyebab penurunan kinerja tersebut. Penurunan produksi minyak tersebut, di tengah konsumsi BBM yang relatif tinggi, menyebabkan kebutuhan impor minyak meningkat. Sejalan dengan status Indonesia sebagai net

oil importer, harga minyak yang meningkat dari rata-rata USD73,8/barel menjadi USD84,9/barel ikut

memberikan andil terhadap kenaikan defisit neraca perdagangan minyak.

• Membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia yang disertai dengan nilai tukar yang cenderung stabil (Rp8.963/USD) dan suku bunga acuan (BI Rate: 6,5%) yang masih menarik menyebabkan investasi di Indonesia menjadi relatif menarik dibandingkan negara berkembang. Kondisi ini menjadi salah satu pendorong derasnya arus masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio.

PERKEMBANGAN NPI TW. IV-2010 SERTA FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHINYA

(12)

Dengan perkembangan pada Tw.IV-2010 seperti tersebut di atas, kinerja NPI untuk keseluruhan 2010 mengalami perbaikan tajam dibandingkan 2009. Perkembangan NPI 2010 beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut:

• Proses pemulihan perekonomian global yang terus berlangsung menyebabkan ekspor nonmigas 2010 naik sebesar 31,1%. Peningkatan ekspor nonmigas tersebut terutama terjadi pada produk berbasis sumber daya alam yang didorong oleh kenaikan volume ekspor dan kenaikan harga. Di sisi lain, permintaan domestik yang tinggi mendorong peningkatan impor nonmigas sehingga impor nonmigas tumbuh tinggi mencapai 38,6%, lebih cepat daripada peningkatan ekspor.

• Dalam periode yang sama, relatif lebih baiknya perekonomian Indonesia dan negara berkembang lainnya dibandingkan negara maju, imbal hasil investasi domestik yang menarik, rating investasi yang membaik, dan besarnya likuiditas global menyebabkan arus masuk modal dalam bentuk investasi portofolio mengalir sangat deras. Meningkatnya kepercayaan dunia usaha terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan dan perbaikan iklim investasi juga memperkuat aliran masuk investasi langsung (PMA) sehingga memperbaiki komposisi aliran modal asing ke arah yang lebih berjangka panjang. Penarikan pinjaman luar negeri, baik pemerintah dan swasta, serta penarikan simpanan penduduk di luar negeri turut juga menyebabkan transaksi modal dan keuangan 2010 mencatat surplus yang tinggi hingga mencapai USD26,2 miliar, meningkat tajam dari surplus di tahun sebelumnya (USD5,0 miliar).

• Berdasarkan perkembangan tersebut di atas, secara keseluruhan NPI tahun 2010 mencatat surplus USD30,3 miliar, jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya (surplus USD12,5 miliar). Sejalan dengan surplus NPI tersebut, jumlah cadangan devisa bertambah dari USD66,1 miliar pada akhir 2009 menjadi USD96,2 miliar pada akhir tahun 2010 (setara dengan 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah).

(13)

Tabel 1

Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi

Tw. I Tw. II Tw.III Tw.IV Total Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total

INDIKATOR EKONOMI DUNIA Pertumbuhan Ekonomi ‐ Amerika Serikat % (y.o.y) 0.4 ‐3.8 ‐4.1 ‐2.7 0.2 ‐2.6 2.4 3.0 3.2 2.8 2.8f ‐ Jepang % (y.o.y) ‐1.2 ‐8.9 ‐5.7 ‐5.2 ‐1.1 ‐6.3 4.6 2.4 4.1 2.5 4.3f ‐ Uni Eropa % (y.o.y) 0.6 ‐5.2 ‐4.9 ‐4.0 ‐2.1 ‐4.1 0.8 2.0 1.9 1.7 1.8f ‐ Singapura % (y.o.y) 1.8 ‐8.9 ‐1.7 1.8 3.8 ‐1.3 16.9 19.5 10.6 12.5 10.6f ‐ China % (y.o.y) 9.1 6.2 7.9 9.1 10.7 9.1 11.9 10.3 9.6 9.8 10.3 Harga Komoditas Dunia ‐ Minyak Mentah (OPEC) USD/barel 94.5 43.0 58.7 67.6 74.3 61.1 75.5 76.6 73.8 83.8 73.8 ‐ Batu Bara USD/metric ton 127.1 71.9 66.5 71.3 77.7 71.8 95.2 99.5 93.6 106.5 98.7 ‐ Tembaga USD/metric ton 6,955.9 3,428.4 4,663.0 5,859.1 6,648.4 5,149.7 7,232.4 7,027.4 7,242.8 8,636.5 7,534.8 ‐ CPO USD/ton 948.5 577.3 743.0 678.7 732.3 682.8 807.7 813.0 874.7 1,108.0 900.8 ‐ Karet cent USD/kg 284.1 165.8 187.0 221.0 284.7 214.6 345.2 381.5 360.7 459.1 386.6 Suku Bunga Internasional ¹⁾ ‐ Amerika Serikat %  2.1 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 ‐ Jepang %  0.5 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 ‐ Uni Eropa %  3.9 1.8 1.1 1.0 1.0 1.2 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 ‐ Singapura %  2.8 1.2 0.8 0.4 0.3 0.7 0.3 0.5 0.4 0.3 0.3 ‐ Cina %  4.0 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 2.0 1.8 Inflasi ²⁾ ‐ Amerika Serikat % (y.o.y) 0.1 ‐0.4 ‐1.4 ‐1.3 2.7 2.7 2.3 1.1 1.1 1.5 1.5 ‐ Jepang % (y.o.y) 0.4 ‐0.3 ‐1.8 ‐2.2 ‐1.7 ‐1.7 ‐1.1 ‐0.7 ‐0.6 0.0 0.0 ‐ Uni Eropa % (y.o.y) 1.6 0.6 ‐0.1 ‐0.3 0.9 0.9 1.4 1.4 1.8 1.8 1.8 ‐ Singapura % (y.o.y) 5.5 2.6 0.0 ‐0.5 ‐0.5 ‐0.5 1.6 2.7 3.7 4.6 4.6 ‐ Cina % (y.o.y) 1.2 ‐1.2 ‐1.7 ‐0.8 1.9 1.9 2.4 2.9 3.6 4.6 4.6 INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK PDB % (y.o.y) 6.0 4.5 4.1 4.2 5.4 4.5 5.6 6.1 5.8 6.9 6.1 Inflasi IHK ²⁾ % (y.o.y) 11.1 7.9 3.7 2.8 2.8 2.8 3.4 5.1 5.8 7.0 7.0 Nilai Tukar  (Rp/USD) 9,700 11,631 10,531 10,002 9,473 10,395 9,263 9,118 9,001 8,963 9,084 Harga Rata‐Rata Ekspor Minyak Mentah USD/barel 93.5 41.8 56.9 66.5 73.1 77.1 75.2 76.8 73.8 84.9 77.7 Produksi Minyak juta barel per hari 0.976 0.962 0.941 0.943 0.951 0.961 0.954 0.965 0.950 0.912 0.945 Konsumsi BBM juta barel per tahun 381.4 91.1 94.1 107.3 104.3 32.9 93.1 100.6 105.5 103.6 402.8 Ekspor Gas (LNG) mmbtu 1,067.7 256.8 228.1 243.7 301.0 95.3 276.6 308.7 310.8 314.7 1,210.8 Harga Rata‐Rata Ekspor Gas (LNG) USD/mmbtu 11.9 5.5 6.3 8.2 7.8 7.8 7.8 7.8 7.5 8.1 7.8 BI Rate 1) % (annual) 8.7 8.3 7.3 6.5 6.5 7.1 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA ‐ Transaksi Berjalan juta USD 126 2,591 2,570 1,500 3,531 10,192 2,093 1,603 1,374 1,224 6,294 ‐ Transaksi Modal dan Finansial juta USD ‐1,832 1,835 ‐2,320 2,924 2,564 5,002 5,013 4,661 6,669 9,874 26,218 ‐ Total juta USD ‐1,706 4,425 250 4,424 6,095 15,194 7,106 6,264 8,044 11,098 32,512 ‐ Net Errors and Omissions juta USD ‐238 ‐470 802 ‐879 ‐2,141 ‐2,688 ‐485 ‐843 ‐1,089 191 ‐2,227 ‐ Overall Balance juta USD ‐1,945 3,955 1,052 3,546 3,954 12,506 6,621 5,421 6,955 11,289 30,285 ‐ Cadangan Devisa juta USD 51,639 54,840 57,576 62,287 66,105 66,105 71,823 76,321 86,551 96,207 96,207 Sumber: Bank Indonesia, CEIC, IMF, World Bank, dan berbagai sumber lain ¹⁾ merupakan suku bunga kebijakan yang ditetapkan bank sentral/otoritas moneter (dihitung secara rata‐rata bulanan) ²⁾ posisi akhir bulan pada triwulan bersangkutan f)   angka perkiraan dari publikasi WEO * Angka sementara (khusus data Neraca Pembayaran Indonesia) 2010* KOMPONEN SATUAN 2008 2009

(14)
(15)

Transaksi berjalan Tw. IV-2010 mencatat surplus USD1,2 miliar, lebih rendah dari surplus USD1,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Surplus transaksi berjalan didukung oleh kinerja positif pada neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan gas, dan neraca transfer berjalan. Namun, surplus transaksi berjalan tersebut menurun dari triwulan sebelumnya karena lebih tingginya pembayaran jasa transportasi dan imbal hasil kepada investor asing, mengikuti kenaikan impor dan arus masuk modal asing yang signifikan.

Neraca perdagangan nonmigas membaik dengan kenaikan surplus yang ditopang oleh kuatnya kinerja ekspor nonmigas, terutama ekspor komoditi berbasis sumber daya alam, seiring kenaikan permintaan dunia dan tingginya harga di pasar internasional. Kenaikan ekspor nonmigas tersebut mampu mengimbangi akselerasi pertumbuhan impor nonmigas yang dipacu oleh tingginya permintaan domestik. Neraca gas juga mencatat surplus yang besar terutama akibat kenaikan harga ekspor gas (LNG dan natural gas) yang sejalan dengan kenaikan harga minyak.

Tingginya aktivitas ekonomi domestik berimplikasi pada peningkatan permintaan impor minyak di tengah tren kenaikan harga minyak, sementara produksi minyak di dalam negeri menurun, sehingga menambah besarnya defisit neraca perdagangan minyak.

Neraca jasa dan neraca pendapatan mengalami defisit yang meningkat terkait dengan tingginya pertumbuhan impor dan arus modal masuk. Peningkatan defisit neraca jasa terutama bersumber dari naiknya pengeluaran jasa transportasi barang impor serta tingginya pengeluaran travel sehubungan dengan perjalanan haji. Peningkatan defisit juga terjadi pada

neraca pendapatan yang disebabkan bertambahnya pembayaran hasil keuntungan perusahaan PMA dan imbal hasil kepada investor asing.

Grafik 1 Transaksi Berjalan

1. Neraca Perdagangan Nonmigas

Neraca perdagangan nonmigas pada Tw. IV-2010 mencatat surplus USD9,1miliar, meningkat dibandingkan periode sebelumnya sebesar USD6,7 miliar. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekspor nonmigas yang secara triwulanan lebih tinggi daripada pertumbuhan impor nonmigas.

Grafik 2

Neraca Perdagangan Nonmigas -8,000 -6,000 -4,000 -2,000 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010* Juta USD

Jasa Pendapatan Nrc. Perdagangan Trf. Berjalan Transaksi Berjalan

* Angka Sementara 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010* juta USD juta USD

Ekspor Impor Nrc. Perdagangan Nonmigas (RHS)

* Angka Sementara

(16)

1.1. Ekspor Nonmigas

Ekspor nonmigas Tw. IV-2010 menunjukkan kinerja yang impresif dengan pertumbuhan sebesar 16,7% (q.t.q) sehingga mencapai USD38,2 miliar. Pertumbuhan triwulanan tersebut tertinggi dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya, terutama karena tingginya pertumbuhan ekspor sektor manufaktur (19,4%, q.t.q). Sementara itu, sektor pertanian dan pertambangan tumbuh sebesar 1,8% (q.t.q) dan 9,6% (q.t.q).

Secara tahunan, ekspor nonmigas Tw. IV-2010 mencatat pertumbuhan sebesar 31,2%, meningkat dari periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 28% (y.o.y). Perbaikan kinerja ekspor tersebut didukung oleh sektor manufaktur yang tumbuh sebesar 35% (y.o.y), meningkat dari sebelumnya 29,7% (y.o.y). Pertumbuhan ekspor manufaktur yang tinggi tersebut didorong baik oleh kenaikan harga maupun kenaikan volume ekspor. Sementara itu, sektor pertanian dan pertambangan tumbuh positif masing-masing sebesar 13,8% (y.o.y) dan 20,8% (y.o.y), melambat dari periode sebelumnya sebesar 18,1% (y.o.y) dan 24,0% (y.o.y). Kenaikan ekspor sektor pertanian lebih didorong oleh peningkatan volume, sedangkan kenaikan ekspor sektor pertambangan lebih ditunjang oleh faktor kenaikan harga.

Tabel 2

Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Per Sektor

Pertumbuhan ekspor nonmigas pada periode laporan terutama ditopang oleh kinerja ekspor ke China yang tumbuh sebesar 53,3% (q.t.q); Jepang (21,4%),

dan India (12,3%). Peningkatan ekspor nonmigas ke negara-negara mitra dagang tersebut sejalan

dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat di negara-negara dimaksud. Khusus untuk China, penerapan ACFTA diperkirakan juga ikut mendorong kegiatan ekspor ke negara ini. Pertumbuhan ekspor yang tinggi ke India menjadikan Negara ini masuk ke dalam 5 besar negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia dalam periode laporan, di samping China, Jepang, Uni Eropa dan Amerika Serikat yang selama ini sudah menjadi negara tujuan utama ekspor Indonesia.

Tabel 3

Perkembangan Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan Utama

Perbaikan kinerja ekspor nonmigas pada periode laporan didukung oleh peningkatan ekspor beberapa komoditas utama, antara lain minyak sawit,

batubara, barang dari logam, alat-alat listrik, TPT, dan karet olahan.

Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV*

Pertanian Nominal 4.2 3.7 23.4 1.8 18.1 13.8 Riil 5.1 5.2 14.7 2.7 6.2 16.5 Harga - - 7.5 -0.9 11.3 -2.3 Manufaktur Nominal 75.0 89.5 5.3 19.4 29.7 35.0 Riil 77.0 85.7 2.6 11.3 16.0 16.5 Harga - - 2.6 7.3 11.8 15.9 Pertambangan Nominal 20.5 22.4 17.1 9.6 24.0 20.8 Riil 16.7 16.4 11.3 -1.8 11.3 -0.4 Harga - - 5.2 11.6 11.4 21.3 Total 1) Nominal - - 8.1 16.7 28.0 31.2 Riil - - 4.8 8.9 14.5 13.7 Harga - - 3.2 7.1 11.7 15.4 *) Angka sementara 2010 Pangsa (%) 2010

Pertumb. q.t.q (%) Pertumb. y.o.y (%) 2010 Nilai (Juta USD) Pangsa (%) Pertumb. q.t.q (%) Pertumb. y.o.y (%) China 4,984 13.0 53.3 73.8 Jepang 4,915 12.9 21.4 37.4 Uni Eropa 4,627 12.1 11.6 31.7 Amerika Serikat 3,628 9.5 5.7 26.5 India 2,963 7.8 12.3 30.5 Lainnya 17,108 44.8 12.2 21.8 Total 38,226 100.0 16.7 31.2 *) Angka sementara Negara Tw. IV-2010*

(17)

Tabel 4

Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama

Minyak Sawit

Ekspor minyak sawit pada Tw. IV-2010 mencapai USD5,1 miliar, tumbuh 41,3% (q.t.q) dari triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekspor yang melebihi periode sebelumnya tersebut ditopang oleh kenaikan harga (23%, q.t.q) dan volume (14,8,

q.t.q). Secara tahunan, ekspor minyak sawit pada periode laporan juga mengalami peningkatan tajam (44,5%; y.o.y) dibanding triwulan sebelumnya

(32,5%).

Pertumbuhan ekspor yang tinggi ini meningkatkan pangsa ekspor minyak sawit menjadi 13,3% pada periode laporan, menggeser batubara yang pada periode sebelumnya memiliki pangsa ekspor yang tertinggi. Peningkatan ekspor CPO tersebut terutama dipengaruhi oleh tambahan permintaan dari Uni Eropa, China, dan India, di samping permintaan ekspor CPO yang juga tumbuh tinggi dari Malaysia dan Singapura. Kenaikan permintaan ini dikarenakan turunnya produksi minyak

nabati jenis lainnya di dunia yang merupakan produk substitusi dari minyak sawit.

Tabel 5

Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan Utama

Sementara itu, harga minyak sawit di pasar internasional pada periode laporan juga mengalami peningkatan dari USD875/MTon menjadi USD1,108/MTon. Kenaikan harga tersebut ditengarai dipicu oleh meningkatnya harga minyak dan perubahan iklim global yang mengakibatkan kegagalan panen yang mengganggu pasokan.

Tw. III Tw. IV* Tw. IV* Tw. IV* Tw. IV* Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV*

1. Minyak Sawit 11.0 13.3 41.3 14.8 23.0 32.5 44.5 9.0 -1.7 21.6 47.0

2. Batubara 13.5 13.2 13.5 5.1 8.0 19.4 25.8 0.4 -2.2 18.9 28.6

3. Barang dari Logam 7.1 8.0 31.1 15.2 13.8 17.9 39.2 0.7 10.7 17.1 25.7

4. Alat-alat Listrik 8.8 8.0 6.0 4.7 1.3 21.7 23.9 10.0 7.1 10.7 15.6

5. Tekstil & Produk Tekstil 9.0 7.9 3.4 -0.3 3.8 21.3 26.4 17.9 20.3 2.8 5.1

6. Karet Olahan 7.0 7.0 18.2 7.7 9.7 85.3 81.5 43.6 41.5 29.0 28.2

7. Bijih Tembaga 5.9 4.8 -3.9 -20.2 20.5 31.0 2.1 28.8 -11.2 1.7 15.1

8. Kertas & Produk Kertas 3.0 3.0 15.4 13.2 2.0 13.8 21.8 -1.6 9.2 15.7 11.6

9. Makanan Olahan 2.7 2.7 16.5 15.5 0.9 21.5 17.8 10.2 13.3 10.3 4.0 10. Bahan Kimia 2.4 2.6 24.7 16.8 6.8 18.6 29.8 4.1 11.4 14.0 16.5 *) Angka sementara 2010 2010 2010 Pangsa (%) 2010 Nominal 2010 Riil Harga Pertumbuhan y.o.y (%) Harga Pertumbuhan q.t.q (%) 2010 Nominal 2010 Riil Nilai (Juta USD) Pangsa (%) Pertumb. q.t.q (%) Pertumb. y.o.y (%) India 1,526 30.0 17.8 39.7 China 910 17.9 142.3 118.6 Uni Eropa 693 13.6 7.6 3.4 Malaysia 567 11.1 176.0 87.0 Singapura 257 5.0 89.3 109.8 Lainnya 1,140 22.4 20.0 23.9 Total 5,093 100.0 41.3 44.5 *) Angka sementara Negara Tw. IV-2010*

(18)

Grafik 3

Perkembangan Harga CPO Dunia

Batubara

Batubara merupakan komoditas ekspor nonmigas Indonesia nomor 2 dengan pangsa ekspor mencapai 13,2%. Ekspor batubara pada periode laporan mencapai USD5,0 miliar atau meningkat 13,5% dari periode sebelumnya.

Peningkatan nilai ekspor batubara lebih banyak didorong oleh faktor harga. Harga batubara di pasar internasional pada Tw. IV-2010 meningkat menjadi USD106,5/MTon dari USD93,6/MTon di Tw. III-2010. Kenaikan tersebut mengikuti tren kenaikan harga minyak akibat permintaan yang melonjak memasuki musim dingin, terutama di Eropa dan AS.

Grafik 4

Perkembangan Harga Batubara Dunia

Ekspor batubara terutama ditujukan ke China.

Peningkatan ekspor ke China selama periode laporan sejalan dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat serta semakin murahnya ongkos angkut batubara ke China. Selain China, negara tujuan utama ekspor batubara Indonesia di antaranya adalah Jepang, Korea Selatan, India, dan Taiwan.

Tabel 6

Ekspor Batubara Berdasarkan Negara Tujuan Utama

Perbaikan kinerja ekspor batubara tersebut juga tercermin pada pertumbuhan secara tahunan. Ekspor batubara Tw. IV-2010 tumbuh lebih tinggi (25,8%) dari triwulan sebelumnya (19,4%).

Barang dari Logam

Ekspor barang dari logam pada Tw. IV-2010 tercatat sebesar USD3,1 miliar, tumbuh 31,1% dari periode sebelumnya, terutama didorong oleh kenaikan volume ekspor. Kenaikan permintaan akan barang-barang dari logam terjadi seiring dengan semakin pulihnya perekonomian global. Barang-barang logam dimaksud antara lain terbuat dari tembaga, besi/baja, nikel, dan timah. Barang-barang logam tersebut diekspor ke beberapa negara tujuan utama, seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Uni Eropa. 0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010 USD/MTon Sumber : Bank Dunia 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010 USD/MTon Sumber : Bank Dunia Nilai (Juta USD) Pangsa (%) Pertumb. q.t.q (%) Pertumb. y.o.y (%) China 1,405 27.9 46.2 35.2 Jepang 891 17.7 30.2 72.7 Korea 625 12.4 -1.1 29.2 India 611 12.1 12.8 36.0 Taiwan 535 10.6 46.9 23.9 Lainnya 970 19.3 -22.6 -10.5 Total 5,037 100.0 13.5 25.8 *) Angka sementara Negara Tw. IV-2010*

(19)

Tabel 7

Ekspor Barang dari Logam Berdasarkan Negara Tujuan Utama

Alat-alat Listrik

Ekspor alat-alat listrik pada periode laporan membukukan nilai sebesar USD3,1 miliar, lebih tinggi 6,0% (q.t.q) dibanding periode sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan volume ekspor. Negara tujuan utama ekspor alat-alat listrik Indonesia antara lain Singapura, AS, Jepang, Uni Eropa, dan Hongkong. Peningkatan ekspor alat-alat listrik antara lain disebabkan oleh relokasi yang dilakukan oleh dua produsen utama elektronik ke Indonesia, yaitu LG dan Panasonic.

Tabel 8

Ekspor Alat-alat Listrik Berdasarkan Negara Tujuan Utama

Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)

Nilai ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada Tw. IV-2010 lebih tinggi 3,4% dari triwulan sebelumnya sehingga mencapai USD3,0 miliar. Pertumbuhan

ekspor komoditas ini lebih banyak ditopang oleh peningkatan harga sedangkan volumenya mengalami sedikit penurunan. Kenaikan harga produk TPT disebabkan oleh kenaikan harga kapas.

Perbaikan kinerja ekspor TPT pada triwulan laporan juga tercermin dari pertumbuhan tahunannya yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Pada periode laporan, ekspor TPT tumbuh 26,4% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh 21,1% (y.o.y).

Ekspor TPT pada periode laporan terutama ditujukan ke Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Turki, dan Korea Selatan. Pertumbuhan ekspor ke Amerika Serikat, negara tujuan utama dari produk TPT Indonesia, pada Tw. IV-2010 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, namun secara tahunan masih tumbuh tinggi (36,4%, y.o.y).

Tabel 9

Ekspor Produk TPT Berdasarkan Negara Tujuan Utama

Karet Olahan

Ekspor karet olahan pada Tw. IV-2010 meningkat 18,2% (q.t.q) sehingga berhasil membukukan nilai ekspor sebesar USD2,7 miliar. Pertumbuhan ekspor karet olahan terutama ditopang oleh kenaikan harga karena pasokan dunia yang menurun akibat pengaruh musim hujan terus menerus di tiga negara produsen utama, yakni Thailand, Malaysia, dan Indonesia, sementara permintaan terhadap komoditas tersebut sangat tinggi seiring dengan perbaikan ekonomi di sejumlah negara konsumen karet terbesar.

Nilai (Juta USD) Pangsa (%) Pertumb. q.t.q (%) Pertumb. y.o.y (%) Jepang 957 31.2 36.9 61.5 Singapura 580 18.9 36.7 51.0 Malaysia 302 9.8 13.0 16.3 Thailand 210 6.8 50.1 34.7 Uni Eropa 180 5.9 31.5 219.7 Lainnya 841 27.4 24.9 11.0 Total 3,071 100.0 31.1 39.2 *) Angka sementara Negara Tw. IV-2010* Nilai (Juta USD) Pangsa (%) Pertumb. q.t.q (%) Pertumb. y.o.y (%) Singapura 745 24.4 10.9 30.6 Amerika Serikat 441 14.4 8.8 -13.4 Jepang 359 11.7 9.8 10.2 Uni Eropa 300 9.8 14.9 19.7 Hongkong 154 5.0 -21.4 9.8 Lainnya 1,059 34.6 -40.1 13.1 Total 3,059 100.0 6.0 23.9 *) Angka sementara Negara Tw. IV-2010*

Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb.

(Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)

Amerika Serikat 1,050 34.6 -5.8 36.4 Uni Eropa 548 18.0 4.7 40.9 Jepang 188 6.2 17.6 17.5 Turki 136 4.5 19.7 76.1 Korea Selatan 128 4.2 25.4 5.2 Lainnya 986 32.5 7.0 28.6 Total 3,037 100.0 3.4 26.4 *) Angka sementara Tw. IV-2010* Negara

(20)

Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada ekspor ke Amerika Serikat, diikuti oleh Uni Eropa, China, dan Singapura.

Secara tahunan, ekspor karet pada Tw. IV-2010 juga mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yakni sebesar 81,5%.

Tabel 10 Ekspor Karet Olahan Berdasarkan Negara Tujuan Utama

1.2. Impor Nonmigas

Nilai impor nonmigas (c&f) pada periode laporan mencapai USD30,3 miliar, lebih tinggi 10,2% dari triwulan sebelumnya (USD27,5 miliar). Kenaikan impor terjadi pada ketiga kelompok barang (barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal). Kenaikan impor barang konsumsi dan barang modal terutama ditopang oleh kenaikan volume permintaan, sementara kenaikan impor bahan baku terutama lebih disebabkan oleh peningkatan harga.

Impor nonmigas triwulan laporan tumbuh sebesar 36,8% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Tw. III-2010 yang sebesar 35,7%.

Tabel 11

Impor Nonmigas Berdasarkan Kelompok Barang (c&f)

Impor komoditas nonmigas Indonesia terutama berasal dari kawasan Asia, seperti China, Jepang, dan Singapura. Impor dari negara China dari waktu ke waktu terus meningkat dan pangsanya pada Tw. IV-2010 mencapai 19,2%, mengungguli negara asal impor utama lainnya, seperti Jepang (pangsa 15,4%), Singapura (8,7%), Uni Eropa (7,45%) dan Amerika Serikat (6,7%). Sebaliknya, impor dari Amerika Serikat menurun 6,8% dari triwulan sebelumnya.

Tabel 12

Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)

Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb.

(Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)

Amerika Serikat 672 24.9 41.9 91.6 China 443 16.4 22.8 157.7 Uni Eropa 348 12.9 32.1 84.7 Jepang 339 12.6 6.7 58.2 Singapura 116 4.3 21.3 46.8 Lainnya 776 28.8 1.2 61.6 Total 2,695 100.0 18.2 81.5 *) Angka sementara Tw. IV-2010* Negara

Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV*

Barang Konsumsi Nominal 8.1 8.4 2.7 14.1 25.9 55.6 Riil 8.1 8.3 -2.2 7.0 15.0 34.2 Harga - - 5.0 6.6 9.5 15.9 Bahan Baku Nominal 67.7 66.4 4.0 8.2 37.0 34.4 Riil 74.5 72.9 0.4 2.5 15.5 13.4 Harga - - 3.5 5.5 18.6 18.5 Barang Modal Nominal 23.5 24.1 18.3 12.8 37.8 37.8 Riil 20.7 21.3 14.4 8.0 36.9 32.9 Harga - - 3.4 4.5 0.7 3.6 Total 1) Nominal - - 6.9 10.2 35.7 36.8 Riil - - 2.1 4.7 19.4 19.2 Harga - - 4.8 5.2 13.7 14.8 *) Angka sementara Pertumb. y.o.y (%) Pertumb. q.t.q (%) 2010 2010 Pangsa (%) 2010

Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb. (Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)

China 5,826 19.2 13.9 47.4 Jepang 4,655 15.4 2.7 62.8 Singapura 2,624 8.7 4.8 8.4 Uni Eropa 2,250 7.4 12.3 21.6 Amerika Serikat 2,017 6.7 -6.8 8.4 Lainnya 12,924 42.7 15.7 40.4 Total 30,296 100.0 10.2 36.8 *) Angka sementara Negara Tw. IV-2010*

(21)

Impor Barang Konsumsi

Impor barang konsumsi pada Tw. IV-2010 mencapai USD2,5 miliar (c&f), lebih tinggi 14,1% dibanding periode sebelumnya. Kenaikan impor terutama terjadi pada impor komoditas beras, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi gejolak harga di pasar domestik yang diakibatkan oleh keterbatasan pasokan beras di dalam negeri. Selain komoditas beras, barang konsumsi lainnya yang juga banyak diimpor pada Tw. IV-2010 adalah kendaraan bermotor. Hal ini sejalan dengan permintaan kendaraan bermotor yang tumbuh secara signifikan di pasar domestik pada tahun 2010 (mencapai hampir 765.000 unit).

Kelompok komoditi makanan olahan untuk rumah tangga memiliki pangsa terbesar dalam impor barang konsumsi, mencapai 28,4% dari total nilai impor barang konsumsi di Tw. IV-2010.

Pertumbuhan impor barang konsumsi secara tahunan juga mengalami percepatan dibanding periode sebelumnya. Barang-barang konsumsi tersebut terutama diimpor dari China, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Uni Eropa, sementara komoditas beras sebagian besar diimpor dari Vietnam dan Thailand.

Tabel 13

Impor Barang Konsumsi Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)

Impor Bahan Baku

Mulai pulihnya kegiatan industri di tanah air dan meningkatnya kegiatan produksi mendorong peningkatan impor bahan baku/penolong pada periode laporan sehingga mencapai USD20,1 miliar (c&f), lebih tinggi 8,2% dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan impor bahan baku tahunan di Tw. IV-2010 juga masih tinggi (34,4%), meskipun sedikit melambat dibanding periode sebelumnya (37,0%).

Jenis kelompok komoditas bahan baku yang banyak diimpor pada triwulan laporan antara lain

bahan baku olahan untuk industri dan suku cadang & perlengkapan untuk barang modal. Kedua kelompok komoditas tersebut memiliki pangsa 75,4% dari total impor bahan baku pada Tw. IV-2010.

Komoditas impor bahan baku utama Indonesia diantaranya adalah suku cadang mesin kendaraan kendaraan bermotor dan produk kimia turunan hidrokarbon. Impor bahan baku tersebut terutama berasal dari Jepang, China, dan Singapura.

Tabel 14 Impor Bahan Baku

Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)

Impor Barang Modal

Kegiatan investasi di dalam negeri yang terus meningkat mendorong impor barang modal pada Tw. IV-2010 mencapai USD7,3 miliar (c&f), lebih tinggi 12,8% dari triwulan sebelumnya.

Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb.

(Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)

China 602 23.6 2.7 53.1 Thailand 365 14.3 -8.8 30.2 Vietnam 248 9.8 623.7 628.5 Jepang 216 8.5 -1.7 69.8 Uni Eropa 194 7.6 5.7 15.2 Lainnya 921 36.2 13.9 45.3 Total 2,547 100.0 14.1 55.6 *) Angka sementara Tw. IV-2010* Negara

Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb.

(Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)

Jepang 3,052 15.2 4.4 52.6 China 2,885 14.3 3.3 29.7 Singapura 1,936 9.6 1.5 27.2 Amerika Serikat 1,438 7.1 15.8 20.6 Uni Eropa 1,250 6.2 -0.1 14.8 Lainnya 9,569 47.5 12.6 37.7 Total 20,129 100.0 8.2 34.4 *) Angka sementara Tw. IV-2010* Negara

(22)

Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, impor barang modal mencatat pertumbuhan yang tinggi mencapai 37,8%, relatif sama besarnya dengan triwulan sebelumnya. Jenis kelompok barang modal yang banyak diimpor adalah barang modal di luar peralatan transportasi dengan pangsa mencapai 18,5% dari total impor nonmigas pada triwulan berjalan. Dari sisi komoditas, komoditas impor utama Indonesia diantaranya adalah perangkat telekomunikasi, kapal dan kendaraan bermotor. Hal ini sejalan dengan kinerja sektor telekomunikasi dan pengangkutan dalam PDB Tw. IV-2010 yang secara triwulanan tumbuh 3,7% dan secara tahunan tumbuh 15,5%, pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Sebagian besar impor barang modal berasal dari China, Jepang, dan Uni Eropa.

Tabel 15 Impor Barang Modal Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)

2. Neraca Perdagangan Minyak & Gas

Neraca perdagangan minyak & gas (migas) pada Tw. IV-2010 mencatat surplus yang menipis, yaitu sebesar USD0,1 miliar, dibandingkan surplus pada periode sebelumnya (USD1,1 miliar). Penurunan surplus tersebut akibat bertambahnya defisit neraca perdagangan minyak yang melebihi kenaikan surplus neraca perdagangan gas. Meningkatnya defisit neraca perdagangan minyak dipengaruhi kenaikan volume impor yang melebihi kenaikan volume ekspor di tengah

tren harga yang meningkat. Sementara pada sisi neraca perdagangan gas, surplus yang terjadi masih ditopang oleh besarnya nilai ekspor LNG dan gas alam.

2.1. Neraca Perdagangan Minyak

Neraca perdagangan minyak pada Tw. IV-2010 mencatat defisit sekitar USD2,9 miliar, lebih besar dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD1,9 miliar). Peningkatan defisit neraca perdagangan minyak tersebut disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, yaitu peningkatan volume impor minyak sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, penurunan produksi minyak dan tren kenaikan harga minyak.

Tabel 16

Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak

Nilai impor minyak dalam kurun Tw. IV-2010 mencapai USD7,2 miliar dengan peningkatan terbesar pada impor minyak mentah (104%, q.t.q). Impor minyak mentah digunakan sebagai intake beberapa kilang, seperti kilang Cilacap, Balongan, dan Balikpapan yang merupakan kilang utama yang menopang kebutuhan BBM dalam negeri. Sementara itu, impor minyak tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude), Nile Blend, dan sisanya berasal Brunei, China, dan Malaysia. Sementara itu, impor produk minyak hanya meningkat sebesar 3% (q.t.q). peningkatan impor produk minyak lebih disebabkan oleh faktor kenaikan

Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb.

(Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)

China 2,310 31.7 35.1 75.7 Jepang 1,363 18.7 -0.3 90.1 Uni Eropa 795 10.9 42.0 36.1 Singapura 549 7.5 20.4 -28.7 Amerika Serikat 416 5.7 -47.4 -25.4 Lainnya 1,861 25.5 17.7 37.8 Total 7,295 100.0 12.8 37.8 *) Angka sementara Tw. IV-2010* Negara Ekspor 3,744 48.3 4,305 48.1 Minyak Mentah 2,764 37.4 73.9 3,340 39.2 85.2 Produk Kilang 981 10.9 89.8 965 8.9 108.2 Impor 5,600 72.8 7,166 83.5 Minyak Mentah 1,382 19.5 70.9 2,814 34.5 81.5 Produk Kilang 4,219 53.3 79.1 4,352 49.0 88.8 Neraca Perdagangan Minyak ‐1,856 ‐2,860 Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah) *) Angka Sementara Tw. IV Nilai         (juta USD) Volume  (mbbl) Harga  (USD/barel) Tw. III Nilai         (juta USD) Volume  (mbbl) Harga  (USD/barel) 2010* Rincian

(23)

harga, sementara volume impor produk minyak menurun seiring dengan lebih rendahnya konsumsi BBM pada triwulan laporan.

Nilai ekspor minyak selama periode laporan tercatat sebesar USD4,3 miliar, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar USD3,7 miliar. Peningkatan tersebut didorong terutama oleh kenaikan harga minyak dan kenaikan volume ekspor minyak mentah. Minyak mentah yang diekspor masih pada jenis Sumatera Light Crude (SLC), Duri, Senipah, dan Belanak dengan tujuan utama ke Australia, China, Jepang, dan Korea.

Tabel 17

Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia

Optimisme perbaikan perekonomian global dan faktor musiman, yaitu cuaca dingin yang ekstrim di belahan Amerika dan Eropa, mendorong kenaikan harga minyak. Harga minyak OPEC dan harga minyak Indonesia jenis SLC pada akhir Desember masing-masing sebesar USD88,6/barel dan USD93,8/barel, lebih tinggi dibandingkan akhir Juni (Tw. III-2010). Kondisi yang sama juga terjadi pada harga minyak jenis WTI yang meningkat menjadi USD89,2/barel (Tw. III-2010: USD75,3/barel).

Selain kedua faktor penyebab di atas, aksi spekulasi ditengarai ikut memicu pergerakan harga minyak pada periode laporan. Hal ini tercermin dari sisi permintaan dan penawaran di pasar global (Laporan Bulanan OPEC) yang menunjukkan adanya kelebihan persediaan minyak seperti yang terjadi pada

Tw. I dan Tw. II. Permintaan minyak yang cukup tinggi masih dapat dipenuhi oleh penambahan suplai oleh negara-negara non OPEC sehingga negara-negara yang tergabung dalam OPEC berkomitmen untuk tetap tidak meningkatkan produksi minyaknya.

Grafik 5

Perkembangan Harga Minyak Dunia

Produksi minyak Indonesia yang mengalami penurunan (0,912 juta barel per hari (mbpd)) dibandingkan triwulan sebelumnya diduga menjadi faktor melambatnya pertumbuhan ekspor minyak mentah selama Tw. IV-2010.

Selain karena adanya natural declining yang dialami oleh sumur-sumur tua yang dimiliki oleh beberapa perusahaan minyak, adanya kebocoran pipa gas milik PT Transportasi Gas Indonesia di daerah Grissik, Riau, menjadi faktor penyebab terjadinya penurunan produksi minyak nasional. Jalur pipa tersebut menyalurkan gas milik Conoco Phillips guna menunjang operasi produksi lapangan minyak yang dioperasikan oleh Chevron Pacific Indonesia, BOB Pertamina-Bumi Siak Pusako, dan BUMN Sarana Pembangunan Riau dengan lebih dari 1.000 sumur minyak.

Konsumsi BBM pada Tw. IV-2010 tercatat sebesar 103,6 juta barel, sedikit lebih rendah dari konsumsi BBM pada periode sebelumnya (105,5 juta barel). Meskipun lebih rendah dari Tw. III-2010, konsumsi BBM tersebut cenderung meningkat bila Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

Permintaan Minyak Amerika Utara 25.5 24.2 23.3 23.5 23.7 24.2 23.8 23.8 China 7.6 8.0 8.3 8.3 8.9 9.2 8.9 8.8 Eropa Barat 15.3 15.3 14.5 14.2 14.1 14.8 14.4 14.4 Lainnya 37.8 38.4 38.4 39.0 38.5 39.2 39.7 39.1 Total Permintaan Minyak 86.2 85.9 84.5 85.0 85.2 87.4 86.8 86.1 Penyediaan Minyak OPEC 30.2 31.2 28.7 29.2 29.1 29.2 29.2 29.1 Non OPEC 54.5 54.5 55.5 56.7 56.9 56.8 57.8 57.0 Total Penyediaan Minyak 84.7 85.7 84.2 85.9 86.0 86.0 86.9 86.2 ‐1.6 ‐0.2 ‐0.3 0.9 0.8 ‐1.4 0.1 0.1 Sumber: Laporan Minyak Bulanan OPEC ‐ Januari 2011 Rincian       (dalam mbpd ) 2008 Netto Permintaan ‐  Penyediaan 2010 2007 2009 2010 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 J S N J M M J S N J M M J S N J M M J S N 2008 2009 2010 USD/barel SLC

Harga Ekspor Indonesia WTI

OPEC

(24)

dibandingkan dengan dua triwulan sebelumnya dan tahun sebelumnya seiring aktivitas ekonomi yang

terus meningkat. Berdasarkan sektor penggunanya, peningkatan konsumsi BBM tersebut lebih disebabkan oleh tingginya penggunaan BBM oleh sektor transportasi, listrik, dan industri. Penambahan jumlah kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor, ditengarai memicu kenaikan konsumsi BBM. Sementara itu, konsumsi sektor listrik yang masih menunjukkan peningkatan diperkirakan sejalan dengan naiknya kebutuhan energi listrik untuk menunjang kegiatan produksi di dalam negeri yang meningkat. Di sisi lain, penggunaan BBM oleh sektor rumah tangga terus mengalami penyusutan seiring dengan berjalannya program konversi minyak tanah ke gas (LPG).

Grafik 6

Perkembangan Konsumsi BBM

2.2. Neraca Perdagangan Gas

Pada Tw. IV-2010, neraca perdagangan gas mencatat surplus yang relatif sama dengan surplus triwulan sebelumnya, yaitu sebesar USD3,0 miliar. Kinerja ekspor LNG maupun gas alam meningkat, namun di saat yang sama disertai pula dengan peningkatan impor gas.

Selama periode laporan volume ekspor LNG tercatat sebesar 314,7 juta MMBTU, naik dari periode sebelumnya 310,8 juta MMBTU. Sementara itu, ekspor gas alam menurun dari 92,6 juta MMBTU menjadi 90,9 juta MMBTU. Volume ekspor LNG mengalami peningkatan seiring dengan naiknya permintaan dari beberapa negara pembeli untuk kebutuhan perekonomiannya, terutama Jepang, Korea, dan China. Sementara itu, ekspor gas alam mengalami sedikit penurunan sejalan dengan siklus pengiriman melalui pipa ke Singapura dan Malaysia. Harga gas selama Tw. IV-2010 mengalami perkembangan yang sejalan dengan peningkatan harga minyak. Hal ini juga menjadi faktor penyebab surplus neraca perdagangan gas tetap tinggi.

Tabel 18

Perkembangan Neraca Perdagangan Gas

3. Neraca Jasa

Defisit neraca jasa pada Tw. IV-2010 mencapai USD2,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (defisit USD2,3 miliar). Salah satu penyebabnya adalah defisit pada jasa travel. Berbeda dengan triwulan-triwulan sebelumnya yang mengalami surplus, pada triwulan laporan jasa travel mengalami defisit akibat adanya pengeluaran dalam rangka ibadah haji. Penyebab lainnya adalah peningkatan pembayaran

royalties & license fees oleh sejumlah perusahaan

otomotif yang umumnya dilakukan di akhir tahun.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4* 2008 2009 2010

Listrik Rumah Tangga Industri Transportasi

Juta Kilo Liter

Sumber: Pertamina (diolah)  * Angka Sementara Ekspor 3,306 3,201 3,438   ‐ LNG 2,406    309        7.8 2,325     311         7.5 2,532    315       8.1   ‐ LPG 0     ‐        ‐ 0      ‐         ‐ 0     ‐       ‐   ‐ Natural Gas  900       91        9.9 876        93         9.5 906       91     10.6 Impor 193 215 430 Neraca Perdagangan Gas 3,113 2,987 3,008 * Angka Sementara ** Untuk LNG dan Natural Gas satuan juta mmbtu, LPG satuan ribu Metric Ton *** Untuk LNG dan Natural Gas satuan USD/juta mmbtu, LPG satuan USD/ribu Metric Ton Sumber: BPMigas 2010* Tw. III Nilai         (juta USD) Tw. IV Nilai        

(juta USD) Vol** Harga***

Tw. II

Nilai        

(juta USD) Vol** Harga***

Rincian

(25)

Grafik 7

Perkembangan Neraca Jasa

Sektor pariwisata (jasa travel) selama Tw. IV-2010 mencatat defisit sebesar USD0,2 miliar, setelah selama tiga triwulan sebelumnya selalu mencatat surplus. Defisit tersebut terutama berasal dari pengeluaran devisa untuk pelaksanaan ibadah haji, sehingga pengeluaran travel secara keseluruhan pada periode laporan meningkat menjadi USD2,1 miliar. Sementara itu, penerimaan dari wisatawan mancanegara (wisman) hanya sedikit meningkat, yaitu dari USD1,8 miliar menjadi USD1,9 miliar di triwulan laporan.

Grafik 8

Perkembangan Jasa Travel

Wisman (inbound traveler) yang berkunjung ke Indonesia pada Tw. IV-2010 mencapai 2,0 juta orang, sedikit lebih tinggi dari 1,9 juta orang pada triwulan sebelumnya. Mulai membaiknya perekonomian negara asal wisman serta pelaksanaan beberapa agenda

pariwisata berskala internasional turut mendorong kedatangan turis asing ke Indonesia. Penyelenggaraan

Mister International 2010 pada tanggal 8 s.d. 20

November 2010 dengan peserta lebih dari 40 negara, pelaksanaan the International World Conference on

Science, Education and Culture (WISDOM) di

Yogyakarta tanggal 5 s.d. 8 Desember 2010 dengan 750 peserta dari 15 negara, serta turnamen pencak silat dunia di Jakarta pada bulan Desember 2010 yang diikuti 425 atlet dari 32 negara merupakan sejumlah contoh kegiatan berskala internasional pada periode laporan.

Inbound traveler dari negara-negara tetangga

masih mendominasi jumlah kedatangan turis di Indonesia. Wisman dari negara Singapura berada pada posisi pertama (pangsa 17,3%), diikuti oleh Malaysia (14,9%), dan Australia (12,1%).

Daerah tujuan utama kedatangan wisman di Indonesia adalah Bali (pangsa 39,1%), kemudian Jakarta (27,6%), dan Batam (14,9%). Wisman terbanyak yang berkunjung ke Bali pada triwulan laporan berasal dari Australia, diikuti oleh Jepang dan Malaysia.

Di sisi lain, outbound traveler (wisatawan nusantara) yang berkunjung ke luar negeri menurun menjadi 1,6 juta orang dari triwulan sebelumnya 1,7 juta orang. Namun demikian, di tengah penurunan jumlah outbound traveler, pengeluaran devisa travel cenderung meningkat terutama terkait dengan pelaksanaan haji yang melibatkan sekitar 211 ribu orang jemaah dengan pengeluaran devisa sebesar USD0,5 miliar.

Negara-negara di kawasan ASEAN masih menjadi tujuan utama outbound traveler, yaitu Singapura (pangsa 31,5%) dan Malaysia (27,5%). Sementara Australia (pangsa 8,4%) dan Amerika Serikat (3,6%) menjadi negara tujuan utama di luar kawasan ASEAN.

Sementara itu, defisit jasa trasportasi menurun dari USD1,8 miliar menjadi USD1,7 miliar di Tw IV-2010.

-4000 -3500 -3000 -2500 -2000 -1500 -1000 -500 0 500 1000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010*

Transportasi Travel Jasa Lainnya Jasa, net

Juta USD * Angka Sementara -1,000.00 -800.00 -600.00 -400.00 -200.00 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D 2008 2009 2010*

Inflows (juta USD) Outflows (juta USD) Trav. Balance (juta USD)

juta USD

(26)

Impor tumbuh kencang dalam periode laporan, namun semakin besarnya porsi impor yang berasal dari negara kawasan Asia yang lebih dekat jaraknya dengan Indonesia menyebabkan biaya freight sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya.

4. Neraca Pendapatan

Defisit neraca pendapatan (income) pada Tw. IV-2010 mencapai USD6,6 miliar, meningkat dibanding defisit USD5,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan defisit ini terutama berasal dari kenaikan profit (baik yang dibayarkan dalam bentuk dividen maupun yang ditanamkan kembali (reinvested

earnings)) perusahaan investasi asing langsung (PMA) di

Indonesia pada periode laporan. Peningkatan defisit juga didorong oleh kenaikan pembayaran bunga utang luar negeri pemerintah dan korporasi. Sementara itu, pembayaran imbal hasil kepada investor asing dalam rangka transaksi portofolio menurun pada periode laporan sejalan dengan menurunnya aliran masuk modal asing dalam jenis investasi tersebut.

Pendapatan investasi langsung mencatat defisit sebesar USD4,5 miliar, lebih tinggi dari defisit triwulan sebelumnya (USD3,0 miliar). Peningkatan defisit tersebut disumbang oleh naiknya profit transfer perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di sektor migas maupun perusahaan PMA di sektor nonmigas.

Pendapatan investasi lainnya pada periode laporan juga mencatat kenaikan defisit sehingga mencapai USD0,8 miliar dibanding triwulan sebelumnya (USD0,4 miliar). Pembayaran bunga utang pemerintah yang naik dari USD0,2 miliar menjadi USD0,6 miliar menjadi faktor pendorong utama bertambahnya defisit yang terjadi.

Di sisi lain, defisit pendapatan investasi portofolio menurun menjadi USD1,1 miliar dari periode sebelumnya (defisit USD1,8 miliar). Pembayaran dividen

lebih kecil (USD0,7 miliar) daripada triwulan sebelumnya (USD1,1 miliar) sesuai siklus musiman pembayaran dividen oleh sebagian besar perusahaan. Pembayaran bunga SBI juga turun akibat berkurangnya kepemilikan asing atas surat utang tersebut pada periode laporan.

Grafik 9

Perkembangan Neraca Pendapatan

5. Transfer Berjalan

Transfer berjalan pada Tw. IV-2010 mencatat surplus sebesar USD1,3 miliar, sedikit lebih tinggi dari USD1,2 miliar pada periode sebelumnya. Bertambahnya suplus tersebut akibat penerimaan hibah noninvestasi oleh pemerintah yang meningkat menjadi USD0,1 miliar dari triwulan sebelumnya sebesar USD21 juta.

Pasca-bencana banjir di Wasior, gelombang tsunami di kepulauan Mentawai, serta letusan Gunung Merapi di Yogyakarta, sejumlah negara memberikan bantuan antara lain dalam bentuk uang dan alat kesehatan guna penanggulangan bencana tersebut. Bantuan dari Komisi Eropa melalui European

Commission Humanitarian Aid and Civil Protection Department senilai €1,5 juta untuk korban bencana

tsunami Mentawai dan letusan Gunung Merapi merupakan satu bentuk hibah pada periode laporan. Bantuan lain diberikan oleh pemerintah Australia dan Timor Leste masing-masing senilai USD1,0 juta untuk penanggulangan tiga bencana tersebut.

-7,000 -6,000 -5,000 -4,000 -3,000 -2,000 -1,000 0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010*

Income, net Inv. Income DI Income PI Income OI Income

Juta USD

(27)

Tabel 19

Perkembangan Hibah Non-Investasi

Sementara itu, penerimaan devisa dari tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri tetap menjadi penopang utama surplus transfer berjalan walaupun sedikit menurun pada periode laporan sejalan dengan menurunnya penempatan TKI ke luar negeri.

Pengiriman devisa dari TKI kepada keluarganya di Indonesia (workers’ remittances/WR inflows) pada periode laporan mencapai USD1,7 miliar, sedikit lebih rendah dari USD1,7 miliar pada periode sebelumnya. Penurunan WR tersebut ditengarai terkait dengan jumlah penempatan TKI yang hanya mencapai 132,1 ribu orang, turun dibanding periode sebelumnya sejumlah 142,4 ribu orang. Penurunan penempatan yang cukup signifikan pada triwulan laporan terjadi pada negara Arab Saudi, Malaysia, Yordania, dan Hongkong. Khusus Malaysia, penurunan penempatan TKI terjadi di sektor formal, sementara untuk ketiga negara lainnya lebih banyak di sektor informal.

Grafik 10

Perkembangan Workers’ Remittances

Dengan perkembangan tersebut, jumlah TKI di luar negeri pada akhir Tw. IV-2010 mencapai sekitar 4,2 juta orang, turun dari akhir triwulan sebelumnya sejumlah 4,3 juta orang. Berdasarkan wilayah penempatan kerjanya, dalam periode laporan 57,9.% dari jumlah TKI ditempatkan di kawasan Asia Pasifik dan 41,7% bekerja di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Malaysia masih merupakan negara dengan jumlah TKI terbesar di kawasan Asia Pasifik (pangsa 78,0%), diikuti Hongkong (6,9%) dan Singapura (5,8%). Sementara untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika, Arab Saudi berada di urutan pertama (pangsa 83,0%), diikuti Uni Emirat Arab (7,4%) dan Yordania (3,7%).

Grafik 11

Komposisi Jumlah TKI per Negara di Asia Pasifik

Grafik 12

Komposisi Jumlah TKI per Negara di Timur Tengah dan Afrika

(Juta USD)

Transfer Berjalan Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III* Tw. IV*

Total 73 31 40 61 52 50 46 159 Pemerintah 4 14 20 52 3 33 21 134 Swasta 69 17 20 9 49 18 25 25 Sumber : Depkeu 2010* 2009 -1000 -500 0 500 1000 1500 2000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010*

WR Inflows WR Outflows WR, neto

Juta USD * Angka Sementara Malaysia, 78.0% Singapura, 5.8% Brunei, 1.0% Hongkong, 6.9% Taiwan, 5.6% Korea Selatan,  0.9% Jepang, 1.0% Lainnya, 0.8% Arab saudi,  83.0% UEA, 7.4% Kuwait, 2.0% Bahrain, 0.5% Qatar, 1.6%

(28)
(29)

Surplus transaksi modal dan finansial Tw. IV-2010 mencatat rekor tertinggi sebesar USD9,9 miliar dibandingkan USD6,6 miliar pada triwulan sebelumnya. Peningkatan surplus terutama ditopang oleh arus masuk investasi langsung yang tinggi sejalan dengan iklim investasi yang terus membaik dan kondisi makroekonomi yang stabil. Di sisi lain, investasi portofolio masih berkontribusi pada surplus transaksi modal dan finansial walaupun dalam jumlah yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya antara lain akibat gejolak krisis utang di Eropa. Di tengah berkurangnya pasokan valas dari investasi portofolio asing, untuk memenuhi pembayaran kewajiban luar negeri yang meningkat, perbankan domestik menarik simpanan mereka di luar negeri sehingga ikut menambah surplus transaksi modal dan finansial.

Grafik 13

Transaksi Modal dan Finansial

1. Transaksi Modal

Transaksi modal pada Tw.IV-2010 mencatat surplus USD14,0 juta. Surplus tersebut berasal dari adanya bantuan hibah untuk investasi, seperti

pembangunan sekolah, pembangunan perumahan, dan persenjataan. Pemberian hibah oleh donator asing tersebut sebagian terkait dengan upaya pemulihan kondisi pasca bencana alam di Indonesia.

Tabel 20

Perkembangan Hibah Investasi

2. Transaksi Finansial

Transaksi finansial pada Tw. IV-2010 mencatat kenaikan surplus, terutama yang bersumber dari sektor swasta. Kenaikan surplus transaksi finansial sektor swasta terjadi pada komponen investasi langsung dan investasi lainnya. Sementara itu, surplus transaksi finansial sektor publik mengalami penyusutan karena kenaikan penarikan utang luar negeri pemerintah tidak dapat mengimbangi penurunan arus masuk investasi portofolio ke instrumen SBI dan SUN.

Grafik 14

Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per Sektor

-8,000 -6,000 -4,000 -2,000 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010*

Investasi Langsung Investasi Portofolio Investasi Lainnya Transaksi Finansial

Juta USD Juta USD

* Angka Sementara

(Juta USD)

Transfer Modal Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III* Tw. IV*

Total 19 29 34 14 18 0 0 14 Pemerintah 2 3 4 2 0 0 0 14 Swasta 17 26 30 13 18 0 0 0 Sumber : Depkeu 2010 2009 -8,000 -6,000 -4,000 -2,000 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010*

Sektor Publik Sektor Sw asta Transaksi Modal & Finansial Juta USD

* Angka Sementara

(30)

2.1 Sektor Publik

Transaksi finansial sektor publik pada Tw. IV-2010 mencatat surplus sebesar USD2,0 miliar, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya sebesar USD4,4 miliar. Surplus tersebut ditopang oleh surplus komponen transaksi investasi portofolio maupun transaksi investasi lainnya.

Grafik 15

Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik

Investasi Portofolio

Pada triwulan laporan, transaksi investasi portofolio sektor publik mencatat surplus sebesar USD1,2 miliar, lebih rendah dibanding surplus USD4,8 miliar pada periode sebelumnya. Penurunan surplus tersebut didorong oleh arus keluar modal asing dari surat berharga berdenominasi rupiah sektor publik yang dipicu oleh rambatan sentimen negatif investor asing akibat krisis utang di Eropa. Keluarnya arus modal asing terutama terjadi pada transaksi SBI yang mencatat

net outflow sebesar USD1,1 miliar, berkebalikan

dengan periode sebelumnya yang mencatat net inflow sebesar USD2,6 miliar. Sementara itu, transaksi SUN rupiah dan SPN masih mencatat net inflow masing-masing sebesar USD1,5 miliar dan USD20,0 juta, lebih rendah dibanding net inflow pada periode sebelumnya sebesar USD1,8 miliar dan USD0,5 miliar.

Dalam pada itu, untuk membiayai defisit APBN, pada pertengahan triwulan laporan Pemerintah

menerbitkan Samurai Bond sebesar ¥60 miliar dengan kupon yang ditetapkan sebesar 1,6% atau 55bps di atas yen swap.

Di tengah krisis di Eropa, minat investor asing terhadap instrumen surat utang pemerintah masih tinggi, ditopang oleh persepsi internasional yang positif terhadap perekonomian domestik, imbal hasil yang menarik, dan berlimpahnya likuiditas global.

Sejalan dengan optimisme terhadap prospek perekonomian domestik, kepercayaan investor asing terus meningkat sebagaimana tercermin dari membaiknya persepsi risiko Indonesia. Indikator Credit

Default Swap (CDS) Indonesia tetap stabil pada level

rendah (132 bps). Indikator risiko lainnya, yaitu yield

spread antara Government Bond Indonesia dan US T-Notes, juga menurun. Sementara itu, premi swap tetap

bergerak stabil untuk semua tenor (1, 3, 6, dan 12 bulan)

Grafik 16

Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes

Di sisi lain, daya tarik investasi dalam rupiah tetap positif. Indikator imbal hasil rupiah yang ditunjukkan oleh selisih suku bunga dalam negeri dan luar negeri (UIP-Uncovered Interest Parity) tetap berada dalam level tinggi di kawasan regional Asia. Bahkan, jika memperhitungkan membaiknya premi risiko, maka daya tarik investasi dalam rupiah semakin besar. Hal tersebut tercermin dari kecenderungan indikator CIP

-4000 -2000 0 2000 4000 6000 8000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010*

Investasi Portofolio Investasi Lainnya Transaksi Finansial Juta USD * Angka Sementara 0 2 4 6 8 10 12 Ja n Fe b Ma r A p r Me i Ju n Jul A g s Sep Ok t No v De s Ja n Fe b Ma r A p r Me i Ju n Jul A g s Sep Ok t No v De s 2009 2010

Yield Global Bond Indo'15 US: Treasury Securities Yield: 10 years %

(31)

(Covered Interest Parity) yang terus meningkat selama tahun 2010 serta tetap yang tertinggi dibandingkan Korea, Filipina, dan Malaysia.

Relatif tingginya imbal hasil juga terlihat dari suku bunga yang ditawarkan oleh SBI. Suku bunga SBI bergerak turun namun masih relatif tinggi untuk seluruh tenor. Rata-rata tertimbang suku bunga SBI dengan tenor 3, 6, dan 9 bulan masing-masing sebesar 6,4%, 6,3%, dan 6,6%.

Grafik 17 Perkembangan SBI Rate

Perkembangan beberapa indikator penting dari sisi makroekonomi domestik, seperti nilai tukar yang relatif stabil, prospek pertumbuhan ekonomi, dan ekspektasi pencapaian investment grade dalam waktu dekat, menambah kepercayaan investor asing untuk menempatkan dananya di instrumen surat utang negara. Di samping itu, perkembangan tersebut juga ditopang oleh sustainabilitas fiskal yang relatif terjaga.

Posisi kepemilikan asing atas SUN rupiah pada akhir Tw. IV 2010 mengalami peningkatan dari USD18,9 miliar pada periode sebelumnya menjadi USD20,2 miliar. Sebaliknya, posisi kepemilikan asing atas SBI mengalami penurunan dari USD 7,2 miliar pada periode sebelumnya menjadi USD6,1 miliar.

Grafik 18

Perkembangan Posisi Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing

Investasi Lainnya

Dari sisi transaksi investasi lainnya, transaksi finansial sektor publik dalam triwulan laporan mencatat surplus USD0,9 miliar, berkebalikan dengan periode sebelumnya (defisit USD0,4 miliar). Surplus tersebut didorong oleh kenaikan jumlah penarikan pinjaman luar negeri yang melebihi kenaikan pembayarannya.

Pada periode laporan, pemerintah melakukan penarikan pinjaman luar negeri sebesar USD2,7 miliar, lebih tinggi dibanding penarikan pada periode sebelumnya (USD0,5 miliar). Sesuai dengan pola historis, penarikan pinjaman sebagian besar dilakukan di Tw. IV karena realisasi proyek-proyek pemerintah dan proses pemenuhan semua persyaratan penarikan ULN biasanya baru dapat diselesaikan di triwulan akhir.

Pada periode yang sama, pembayaran pinjaman luar negeri pemerintah yang jatuh tempo tercatat sebesar USD1,9 miliar, lebih tinggi dibanding pembayaran pada periode sebelumnya (USD0,9 miliar). Hal ini juga sesuai dengan pola historis bahwa pembayaran pinjaman luar negeri meningkat pada triwulan kedua dan keempat setiap tahunnya.

6 7 8 9 10 11 Jan Fe b Ma r Ap r Mei Ju n Ju l Ag s Se p Ok t No v De s Jan Fe b Ma r Ap r Mei Ju n Ju l Ag s Se p Ok t No v De s 2009 2010 %

SBI 1 bulan SBI 3 bulan SBI 6 bulan SBI 9 bulan

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag s Sep Ok t No v De s Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag s Sep Ok t No v De s Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag s Sep Ok t No v De s 2008 2009 2010 Miliar USD

Gambar

Grafik 1  Transaksi Berjalan
Tabel 10  Ekspor Karet Olahan   Berdasarkan Negara Tujuan Utama
Tabel 14  Impor Bahan Baku
Tabel 15  Impor Barang Modal   Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)
+4

Referensi

Dokumen terkait

This research deals with the implementation of jigsaw technique in young learn ers‟ reading class, and it is aim ed to reveal the classroom interaction patterns..

• Anda tidak membungkus makanan yang berbau tajam dengan benar, atau anda telah meninggalkan sesuatu di kulkas untuk waktu yang lama. • Bungkuslah selalu makanan yang berbau

: Surat Kepala Disdikpora Kab.. Lampi : Surat Kepa!a Disdikpora Kab. com adeputn.azahri mgmail.com warnetI 1967CdJmail.com loU1a.parijaCa}ya !loo.com I dffi-85

Giro wadiah (Wadiah Curr.. participation) Pembiayaan yang diberikan (Fin. extended) Penempatan pada bank lain (Inter bk assets) Penempatan pada BI (Plcment at BI). Tabel 6..

Adapun tahap tindakan yang dilakukan, meliputi (a) melaksanakan tindakan dalam pembelajaran pada sub tema Perubahan Wujud Benda sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penting bagi kita semua baik orang tua, Guru dan murid untuk mengerti akan pentingnya pendidikan Agama Islam

Mengenai kedudukan orang atau badan hukum perdata sebagai pihak penggugat dalam sengketa tata usaha negara dijelaskan oleh Pasal 53 ayat 1 UU PERATUN: Orang atau badan hukum perdata

Metode Fuzzy TOPSIS digunakan untuk proses perangkingan alternatif dari setiap kriteria dengan menghitung kedekatan antara solusi dengan setiap alternatif dengan