• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jembatan gantung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jembatan gantung"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH JEMBATAN

Perencanaan dan Metode Konstruksi Jembatan Gantung

(Suspension Bridge)

Disusun oleh :

Andreas Brian V. P. (135060100111011) Zuhal Azmi (135060101111037) Yopi Adi Prayoga (135060101111039) Ivan Agus Hadinata (135060101111043) Reza Dwipa Sandhi (135060101111059) Najmi Faradisa (135060101111061) Mala (135060101111067) Salwa Saputri (135060107111011) Ika Widyastuti (135060107111057)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

▸ Baca selengkapnya: miniatur jembatan tersebut termasuk dari prototype ...

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jembatan merupakan sebuah struktur konstruksi yang memungkinkan rute transportasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang.

Pada jaman dahulu, manusia membuat jembatan dengan konstruksi sederhana dan hanya menggunakan batang kayu atau bebatuan sebagai penghubung dua bagian jalan yang terputus. Seiring dengan perkembangan jaman, konstruksi jembatan juga semakin berkembang dan semakin modern. Manusia tak hanya menggunakan kayu dan batu secara sederhana, namun mulai menggunakan material lain seperti baja, beton, maupun campuran keduanya. Bentuk-bentuk konstruksi jembatan pun semakin beragam dan kompleks.

Konstruksi jembatan yang semakin beragam dan kompleks tentu membutuhkan perencanaan dan metode pelaksanaan yang kompleks pula. Setiap konstruksi jembatan memiliki metode perencanaannya masing-masing dan berbeda satu sama lain. Hal ini dikarenakan setiap bentuk konstruksi memiliki material dan karakateristik dalam menahan beban yang berbeda-beda.

Salah satu bentuk konstruksi yang mulai sering digunakan saat ini adalah jembatan gantung (suspension bridge). Jembatan gantung dipilih karena mampu digunakan dalam bentang yang panjang. Jembatan gantung juga digunakan pada medan di mana tidak memungkinkan untuk membangun pilar di bawah jembatan. Dengan memperhatikan beberapa faktor di atas, jembatan gantung dapat menjadi pilihan yang efisien.

Pembangunan jembatan gantung memerlukan tahap perencanaan yang cukup rumit karena memiliki bagian struktur yang kompleks. Selain itu, dalam pembangunan jembatan gantung juga perlu memerhatikan metode pelaksanaan yang tepat agar tidak terjadi kegagalan saat proses konstruksi. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai perencanaan dan metode pelaksanaan konstruksi jembatan gantung dengan lebih terperinci.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan jembatan gantung (suspension bridge)?

(3)

2. Bagaimanakah metode pelaksanaan konstruksi pada jembatan gantung

(suspension bridge)?

1.3. Tujuan

Tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perencanaan jembatan gantung (suspension bridge). 2. Mengetahui metode pelaksanaan konstruksi pada jembatan gantung

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jembatan Gantung

Jembatan gantung adalah jembatan di mana seluruh beban lalu lintas dan gaya yang bekerja dipikul oleh sepasang kabel pemikul yang menumpu di atas 2 pasang menara/pylon dan 2 pasang blok angker. Bangunan atas jembatan gantung terdiri dari lantai jembatan, gelagar pengaku, batang penggantung, kabel pemikul, dan kabel pengaman (berdasarkan Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

Gantung Untuk Pejalan Kaki).

Jembatan gantung tertua dan terbesar pada abad ke-18 adalah Jembatan Menai Straits di Inggris yang dibangun pada tahun 1825. Jembatan tersebut menggunakan menara batu dan kabel dari rantai besi untuk menggantung jalan raya. Pada tahun 1939 kabel penggantung diganti dengan baja batangan. Dengan semakin majunya teknologi dan meningkatnya kebutuhan manusia akan transportasi, tipe jembatan gantung semakin berkembang, yaitu dengan memanfaatkan kabel-kabel baja.

Gambar 2.1 Menai Suspension Bridge (Desember 2009). Sumber : Wikipedia

Jembatan gantung merupakan pilihan yang efisien dan efektif sebagai sarana transportasi untuk menyeberangi sungai atau jurang. Keunggulan jembatan gantung dibandingkan dengan jembatan lainnya, antara lain :

(5)

- Memiliki bentang relatif panjang untuk melewati sungai atau jurang di mana pemasangan tiang-tiang penyangga secara menerus dengan bentang pendek tidak dimungkinkan

Jembatan gantung memiliki beberapa elemen struktur dominan, seperti kabel utama, batang penggantung, gelagar memanjang, dan menara. Di antara elemen struktur tersebut, perlu diteliti elemen mana yang memberi kontribusi dominan terhadap tingkat keamanan struktur, dan seberapa besar pengaruh perubahan kuantitas dimensi elemen struktur terhadap perubahan tingkat keamanan struktur. Dalam merancang jembatan yang aman namun ekonomis, perlu ditentukan pilihan dimensi yang sesuai.

Pengguna jembatan dan tingkat lalu lintas harus diidentifikasi secara jelas karena akan menentukan lebar lantai jembatan yang diperlukan dan beban hidup pada jembatan yang akhirnya akan menentukan biaya konstruksi. Lebar untuk jalan masuk dan lintasan untuk tipetipe yang berbeda dan tingkat-tingkat lalu lintas terdiri dari dua lebar standar, yaitu:

a) 1 m sampai dengan 1,4 m untuk pejalan kaki, sepeda, hewan ternak, sekawanan hewan, gerobak dorong beroda satu dan beroda dua, dan motor (jembatan pejalan kaki kelas II)

b) 1,4 m sampai dengan 1,8 m untuk kendaraan yang ditarik hewan dan kendaraan bermotor ringan dengan maksimum roda tiga (jembatan pejalan kaki kelas I).

2.2 Struktur Jembatan Gantung

Tipe yang lebih konvensional dari jembatan gantung yaitu yang menggunakan kabel menerus yang ditahan oleh menara pada setiap ujung jembatan. Kabel tersebut digunakan untuk menahan batang penggantung lantai jembatan.Lantai jembatan boleh lentur atau kaku, tetapi harus cukup kuat menahan beban lalu lintas antara kabel dan juga untuk menahan beban angin. Bagian ujung menara harus cukup tinggi untuk memungkinkan kabel utama melengkung, antara 1 : 8 dan 1 : 11.

Gambar 2.2 Skema Umum Struktur Jembatan Gantung

(6)

a) Bangunan atas

- Lantai jembatan berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang melewati

jembatan serta melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar memanjang

- Gelagar memanjang berfungsi sebagai pemikul lantai dan sandaran serta

melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar melintang

- Gelagar melintang berfungsi sebagai pemikul gelagar memanjang serta

melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke batang penggantung

- Gelagar pengaku berfungsi sebagai pemikul sebagian beban hidup dan

sebagai pengaku

- Batang / kabel penggantung berfungsi sebagai pemikul gelagar utama serta

melimpahkan beban-beban dan gaya-gaya yang beberja ke kabel utama - Kabel utama berfungsi sebagai pemikul beban dan gaya-gaya yang bekerja

pada batang / kabel penggantung serta melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke menara / pylon pemikul dan blok angker

- Pagar pengaman berfungsi untuk mengamankan pejalan kaki

- Ikatan kabel angin berfungsi untuk memikul gaya angin yang bekerja

pada bangunan atas

b) Bangunan bawah

- Menara/pylon berfungsi sebagai tumpuan kabel utama dan gelagar utama,

serta melimpahkan beban dan gaya-gaya yang bekerja melalui struktur pilar atau langsung ke pondasi

- Blok angker adalah tipe angker untuk semua jenis tanah yang berfungsi

sebagai penahan ujung-ujung kabel utama serta melimpahkan gaya-gaya yang dipikulnya ke pondasi

- Pondasi menara dan blok angker berfungsi sebagai pemikul menara dan

blok angker serta melimpahkan beban dan gaya-gaya yang bekerja ke lapisan tanah pendukung

Selain bentang utama, biasanya jembatan gantung mempunyai bentang luar (side

span) yang berfungsi untuk mengikat/mengangkerkan kabel utama pada blok angker.

Walaupun pada kondisi tertentu terdapat keadaan di mana kabel utama dapat langsung diangkerkan pada ujung jembatan dan tidak memungkinkan adanya bentang luar, bahkan kadangkala tidak membutuhkan dibangunnya pilar.

(7)

2.3 Tipe Jembatan Gantung

Berkaitan dengan bentang luar (side span) terdapat bentuk struktur jembatan gantung sebagai berikut :

1. Bentuk bentang War Bebas (side span free)

Pada bentang luar, kabel utama tidak menahan/dihubungkan dengan lantai jembatan oleh hanger, jadi tidak terdapat hanger pada bentang luar. Disebut juga dengan tipe straight backstays atau kabel utama pada bentang luar berbentuk lurus.

Gambar 2.3 Jembatan Gantung Side Span Free

2. Bentuk bentang luar digantungi (side span suspended)

Pada bentuk ini kabel utama pada bentang luar menahan struktur lantai jembatan dan dihubungkan oleh hanger.

Gambar 2.4 Jembatan Gantung Side Span Suspended

Steinman (1953), membedakan jembatan gantung menjadi 2 tipe, yaitu :

a) Jembatan gantung tanpa pengaku

Adalah tipe jembatan gantung di mana seluruh beban sendiri dan lalu lintas didukung penuh oleh kabel. Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya elemen struktur kaku pada jembatan. Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, struktur pendukung lantai lalu lintas kekakuannya (EI) dapat diabaikan, sehingga seluruh beban mati dan beban lalu lintas akan didukung secara penuh oleh kebel baja melalui hanger

b) Jembatan gantung dengan pengaku

Adalah tipe jembatan gantung di mana pada salah satu bagian strukturnya mempunyai bagian yang lurus yang berfungsi untuk mendukung lantai lalu

(8)

lintas (dek). Dek pada jembatan gantung jenis ini biasanya berupa struktur rangka, yang mempunyai kekakuan (EI) tertentu. Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, beban dari lantai jembatan didukung secara bersama-sama oleh kabel dan gelagar pengaku berdasarkan prinsip kompatibilitas lendutan (kerja sama antara kabel dan dek)

Jembatan gantung dengan pengaku mempunyai dua bentuk umum, yaitu : 1. Tipe rangka batang kaku (stiffening truss)

Pada tipe ini jembatan mempunyai bagian yang kaku atau diperkaku yaitu pada bagian lurus pendukung lantai jembatan (dek).

Gambar 2.5 Tipe rangka batang kaku

2. Tipe rangka kaku (braced chain)

Pada tipe ini bagian yang kaku atau diperkaku adalah bagian yang berfungsi sebagai kabel utama.

Gambar 2.6 Tipe rangka kaku 2.4 Pembebanan Jembatan Gantung

Beban yang harus direncanakan antara lain :

a) Beban Vertikal

Beban vertikal berupa :

- Beban mati dari berat sendiri jembatan; - Beban hidup dari pengguna jembatan

Beban vertikal rencana adalah kombinasi dari beban mati dan beban hidup terbesar yang diperkirakan dari pengguna jembatan

b) Beban Samping

Beban samping disebabkan oleh : - Tekanan Angin

- Gempa

(9)

- Benturan ringan yang diakibatkan oleh batuan-batuan yang terbawa oleh sungai/arus. Jika benturan keras dari objek yang lebih besar pada aliran airyang cepat maka jarak bebas lantai jembatan harus ditambah untuk mengurangi resiko benturan dan kerusakan.

Standar perencanaan untuk jembatan pejalan kaki mempertimbangkan standar perencanaan kecepatan angin 35 m/detik, yang mengakibatkan tekanan seragam pada sisi depan yang terbuka dari batang-batang jembatan dari 130 kg/m2. Karena tidak mungkin lalu lintas di atas jembatan pada angin yang besar, beban angin dipertimbangkan terpisah dari beban hidup vertikal.

Beban gempa dihitung secara statik ekuivalen dengan memberikan beban lateral di puncak menara sebesar 15% sampai dengan maksimum 20% beban mati pada puncak menara. Beban gempa tidak dihitung bersamaan dengan beban angin karena tidak terjadi pada waktu yang sama.

c) Beban Hidup

Ada dua aspek beban hidup yang perlu dipertimbangkan:

a) Beban terpusat pada lantai jembatan jembatan akibat langkah kaki manusia untuk memeriksa kekuatan lantai jembatan

b) Beban yang dipindahkan dari lantai jembatan ke batang struktur yang kemudian dipindahkan ke tumpuan jembatan. Aksi beban ini akan terdistribusi pendek atau menerus sepanjang batang-batang longitudinal yang menahan lantai jembatan. Beban hidup yang paling kritis yang dipikul karena pengguna jembatan pejalan kaki ditunjukkan pada Tabel 2.1. Dipertimbangkan bahwa beban terpusat 2000 kgf (20 kN) untuk kendaraan ringan/ternak dan beban merata 5 kPa memberikan batas yang cukup untuk keselamatan untuk semua pengguna biasa dari jembatan pejalan kaki.

(10)

2.5 Sistem Kabel

Kabel merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung. Karakteristik kabel kaitannya dengan struktur jembatan gantung antara lain : a) Kabel utama yang digunakan berupa untaian (strand). Jenis kabel dapat dilihat

pada Gambar 2.7

b) Kabel dengan inti yang lunak tidak diizinkan digunakan pada jembatan gantung c) Kabel harus memiliki tegangan leleh minimal sebesar 1500 MPa

d) Batang penggantung menggunakan baja bundar sesuai spesifikasi baja pada

Tabel 2.2

e) Kabel ikatan angin menggunakan baja bundar sesuai spesifikasi baja pada Tabel

2.2

f) Kabel mempunyai penampang yang seragam/homogen pada seluruh bentang g) Tidak dapat menahan momen dan gaya desak

h) Gaya-gaya dalam yang bekerja selalu merupakan gaya tarik aksial

i) Bila kabel menerima beban terbagi merata, maka wujudnya akan merupakan lengkung parabola

j) Pada jembatan gantung kabel menderita beberapa beban titik sepanjang beban mendatar

Gambar 2.7 Penampang melintang kabel

Jika beban vertikal dikenakan pada kabel gantung yang diikatkan pada 2 tumpuan, maka akan memberikan bentuk segi banyak terbatas yang ditentukan oleh hubungan antar beban seperti yang terlihat oleh gambar. Jika f adalah kedalaman lengkungan atau simpangan kabel (sag) atau ordinat dari titik terendah adalah C dan Mc adalah momen lentur balok sederhana pada titik C, maka H didapat dari :

(11)

f Mc H

Besarnya tegangan pada kabel T dengan φ adalah sudut kabel terhadapa horisontal pada setiap titik dimana tegangan T adalah besar dari setiap anggota poligon meningkat ke arah tumpuan, maka dapat menggunakan persamaan :

   sec cos cos H T H T H T    H w dx y d 2 2

Persasamaan diferensial untuk kurva kabel :

(12)

Gambar 2.8 Gaya-gaya yang bekerja pada Jembatan Gantung 2.6 Menara (Tower)

Menara pada sistem jembatan gantung akan menjadi tumpuan kabel utama. Beban yang dipikul oleh kabel selanjutnya diteruskan ke menara yang kemudian disebarkan ke tanah melalui fondasi. Dengan demikian agar dapat menyalurkan beban dengan baik, perlu diketahui pula bentuk atau macam menara yang digunakan

Bentuk menara dapat berupa portal, multistory, atau diagonally bracedframe. Konstruksi menara dapat juga berupa konstruksi cellular, yang terbuat dari pelat baja lembaran, baja berongga, atau beton bertulang. Tumpuan menara baja biasanya dapat diasumsikan jepit atau send. Sedangkan tumpuan kabel di bagian atas menara, sering digunakan tumpuan rol untuk mengurangi pengaruh ketidakseimbangan menara akibat lendutan kabel.

(13)

Gambar 2.10 Kondisi tumpuan pada puncak menara 2.8 Kabel Parabola 8 .l2 w Mc

Untuk beban terbagi merata, momen lentur maksimum pada balok sederhana menjadi : f l w H l w f H . 8 . 8 . . 2 2  

Karena pada struktur jembatan gantung terdapat gaya H pada masing-masing pylon maka rumus momen lentur diatas dapat diubah menjadi :

(14)

2 2 2 2 2 2 2 16 1 8 . 1 2 . . 8 . 1 1 n f l w T l w f l w T Q H T                

Adapun besar tegangan maksimum pada kabel yang terjadi pada kedua buah tumpuan menjadi :

l f n Dengan :         2 3 8 1 n l L

Hasil integrasi dari beberapa rumus yang ada pada jembatan gantung diperoleh panjang kabel parabola diantara dua tumpuan dengan elevasi yang sama :

2.9 Jembatan tanpa Pengaku

         2 3 16 1 .A n Es HL L

Jembatan gantung tanpa pengaku hanya digunakan untuk struktur yang sederhana (bukan untuk struktur yang rumit dan berfungsi untuk menahan beban yang terlalu beart), karena ridak adanya pendukung lantai jembatan yang kaku atau tidak memenuhi syarat untuk diperhitungkan sebagai balok menerus. Perubahan panjang kabel diantara dua tumpuan (∆L) adalah sebagai hasil dari pemanjangan elastis, gelinciran kabel, atau perubahan suhu, sedangkan akibat dari lendutan pilar dan lendutan kabel perubahan panjang bentang adalah ∆L dan ∆f adalah perubahan simpangan (sag) kabel. Besar perubahan panjang kabel setelah pembebanan dapat menggunakan persamaan :

(15)

5 24 2

15 16 n n L f    

Sedangkan untuk lendutan sag dapat menggunakan persamaan :

f x f H H  

Dari beberapa konsep diatas, termasuk juga pertambahan panjang kabel akibat beban yang terjadi maka pada kabel jembatan gantung tersebut terjadi tambahan komponen horisontal akhir sebesar :

2.10 Jembatan dengan Pengaku

Jembatan gantung dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung yang memiliki struktur yang kompleks karena kebutuhan akan persyaratan keamanan dan kenyamanan, memiliki bagian struktur dengan kekakuan tertentu. Secara umum fungsi dari bagian yang mempunyai kekakuan tertentu pada jembatan gantung adalah untuk :

1. Bersama-sama dengan kabel mendukung beban lalulintas pada lantai jembatan.

2. Mendistribusikan beban titik, dan beban asimetris untuk menjaga kabel tetap parabolik.

3. Membatasi terjadinya lendutan statis pada kabel ) 8 1 ( 3 5 8 2 2Es n Af EI N   

Hubungan antara kabel dengan kekakuan rangka batang dinyatakan dalam bentuk N yaitu :

Dengan,

(16)

I : momen inersia penampang A : luas penampang kabel utama Es : modulus elastisitas kabel utama

l P Nn H . ) 5 ( 1 max 

Komponen horisontal atau tegangan horisontal kabel :

        N EI Pl d 5 8 1 384 5 4

Dan lendutan pada dek adalah :

BAB III

CONTOH PERENCANAAN JEMBATAN GANTUNG

1. Analisis Lendutan dan Tegangan Kabel

Diketahui data :

 Main Cable : Es = 2.106 kg/m2 A = 1,2667.10-4 m2

 Kayu : E = 1.109 kg/m2

I = 1,296.10-3 m4 (9/12) Beban mati (w) + beban hidup (p) = 635 kg/m

Panjang kabel = bentang = 12 meter dengan sag maksimum = 1,6 meter. Pemyelesaian :

(17)

1. Bila Jembatan tanpa pengaku

 Sag ratio awal : 5 . 7 1 12 6 . 1    l f nkg x x n f Pl T 8096,25 5 . 7 1 16 1 6 , 1 8 12 635 ) 16 1 ( 8 2 / 1 2 2 2 / 1 2 2                    Tegangan kabel awal :  H T kg n arc x n o 96 , 7143 ) 0725 , 28 cos( . 25 , 8096 cos 0725 , 28 4 tan . 5 , 7 1 4 4 tan          

Komponen horisontal awal :

m x x x x x n A Es HL L 0,018524 5 , 7 1 3 16 1 ) 10 2667 , 1 2 10 2 ( 12 96 , 7143 3 16 1 . 2 4 10 2                          P anjang kabel setelah pembebanan :

m x n n L f 0,02848 5 , 7 1 24 5 5 , 7 1 15 16 018524 , 0 ) 24 5 ( 15 16 2 2                      Lendutan sag :  kg x f x f H H 0,02846 127,1609 6 , 1 96 , 7143        Tambahan komponen horisontal akhir :

 Komponen horisontal akhir :

(18)

2. Bila jembatan dengan pengaku  284 , 2 5 , 7 1 8 1 6 , 1 10 2 10 2667 , 1 2 10 0 , 1 10 296 , 1 3 5 8 ) 8 1 ( . . 3 5 8 2 2 10 4 9 3 2 2                        x x x x x x x x x N n f Es A EI N Harga N :  Komponen horisontal H : 732 , 5002 5 , 7 1 284 , 2 5 12 635 . . 5 .         x x x n N l P H

 Lendutan pada dek :

m x x x x x x x x d N EI Pl d 01983 , 0 28475 , 2 5 8 1 10 296 , 1 2 10 0 , 1 384 12 635 5 5 8 1 384 5 3 9 4 4                  

2. Analisis Jembatan Gantung

Jembatan gantung yang dianalisis adalah jembatan untuk pejalan kaki di sungai Asahan. Panjang 66 meter, lebar 1 meter pada elevasi +7,00 meter dari muka air sungai. Tipe jembatan deck, backsaty tanpa pengaku. Beban yang bekerja antara lain, beban hidup sebesar 100 kg/m2, beban mati berat sendiri struktur (γwood = 980 kg/m3, γwood (plani) = 2300 kg.m3, σijin kayu = 60 kg/cm2). Gambar tampak jembatan sebagai berikut :

(19)

Gambar 3.1Jembatan Gantung tampak Samping

Gambar 3.2 Potongan Jembatan

Penyelesaian : 1. Deck (2,5/20 cm) Beban Mati = 0,025 x 0,2 x 980 = 4,90 kg/m Beban Hidup = 100 x 0,2 = 20 kg/m + Total = 24,9 kg/m = 25 kg/m Gambar Struktur :

(20)

Gambar 3.3 Beban pada Deck Jembatan

Diperoleh perhitungan SAP : Mmax = 0,5 kg/m RA = RC = 3,75 kg 2 2 2 2 / 60 / 4 , 2 5 , 2 20 6 1 10 5 , 0 cm kg cm kg x x x W M          RB = 12,5 kg 2. Longitudinal Beam  Middle Beam (6/10) Dead Load = 0,06 x 0,1 x 980 = 5,88 kg/m Deck Load = 12,5 / 0,4 = 31,25 kg/m + Total = 37,13 kg/m Gambar Stuktur :

(21)

Gambar 3.4 Beban pada Gelagar Memanjang

Diperoleh perhitungan SAP : RA = RC = 60,575 kg RB = 170,95 kg Mmax = 33,5 kgm  Side Beam (6/10) Dead Load = 0,06 x 0,1 x 980 = 5,88 kg/m Deck Load = 3,75 / 0,2 = 18,75 kg/m + Total = 24,63 kg/m

Diperoleh perhitungan SAP : RA = RC = 18,47725 kg RB = 61,575 kg

Mmax = 12,315 kgm

Beban ambil yang didapat untuk dihitung pada gelagar utama adalah pada middle beam yakni :

RA = RC = 60,575 kg RB = 170,95 kg

(22)

3. Transversal Beam

Beban yang bekerja seperi yang terlihat pada gambar berikut ini. Berat profil CNP 65 = 7,043 kg/m.

Gambar Struktur :

Gambar 3.5 Beban pada Gelagar Melintang

Sehingga diperoleh : RA = RB = 150,5715 kg.

4. Hangers

Menggunakan diameter φ-5. Hangers diupayakan mampu menahan tarik. fy = 240 MPa kg Nn Nu 24 , 471 5715 , 150 5 . 4 1 . 240 5715 , 150 . 3     

Kuat Tarik Bahan :

...Ok !! 5. Main Cable

Pembebanan :

 Dead Load

1. Balok Memanjang (3 buah) = 3 x 5,88 = 17,64 kg/m

2. Deck (2,5/20) = 1 x 0,025 x 980 = 24,5 kg/m

3. Balok Melintang (33 buah) = (33x4,9x0,8)/66 = 1,96 kg/m

4. Berat Hanger (asumsi) = 2 kg/m

5. Main Cable (φ-25) = 2 x 3,023 x 66,162 / 66 = 6,06 kg/m 6.

(23)

Total = 53,722 kg/m

 Live Load

1. Live Load = 750 / 66,00 = 11,3636 kg/m

Total Beban = qDL + qLL = 53,722 + 11,3636 = 65,1 kg/m

Setelah beban yang bekerja pada jembatan telah dicari, maka selanjutnya dihitung beban horisontal yang bekerja pada jembatan.

tan α = 4 n = 4 (f / l) = 4 (1 / 33) = 4/33 α = arc.tan(4/33) = 6,9112o kg f l P H 17723,475 2 . 8 66 . 1 , 65 . 8 . 2 2    kg H T 17853,199 ) 9112 , 6 cos( 475 , 17723 cos     kg T T 8926,5995 2 199 , 17853 2 1  

Untuk satu kabel :

Kapasitas beban kabel φ-25 dapat dilihat pada tabel dibawah adalah kira-kira sebesar 55 ton (minimum breaking load).

(24)

Tabel 3.1Spesifikasi Kabel Jembatan Gantung 161 , 6 5995 , 8926 55000 1   T Tc n

Maka faktor keamanan (n) :

Setelah main cable telah memenuhi syarat angka kemanan, back stays juga perlu dicek angka keamanannya. Berikut merupakan gambar detail pembebanannya :

(25)

Gambar Buhul pada Pylon

Gambar 3.6Gambar Tumpuan Pylon

kg H T 20465,306 30 cos 475 , 17723 30 cos 1  

Back stays menggunakan profil φ-25. Maka perhitungan back stays cable :

375 , 5 653 , 10232 55000 1   T Tc n

Untuk satu kabel maka T1 = 20465,306 / 2 = 10232,653 kg

Faktor Keamanan (n) :

6. Pylon

Dari gambar pembebanan pada main cable maka besar beban yang diterima pylon :

Vtotal = (8926,5995.sin(6,9112) + 10232,653 sin(30)) = 6190,472 kg (tekan ke arah pylon).

Untuk perencanaan profil pylon, maka perlu dilakukan coba-coba untuk menemukan profil pylon agar mampu menahan beban yang diterima pylon. Profil pylon digunakan profil CNP 30 (coba-coba). Data dari profil CNP 30 adalah sebagai berikut :

A = 5880 mm2 b = 100 mm

Ix = 80300000 mm4 h = 300 mm

ix = 117 mm tf = 16 mm

Lk = 3,5 m = 3500 mm tw = 10 mm

(26)

iy = 29 mm

Mutu Baja yang digunakan adalah BJ-37 (fy = 240 MPa)

Karena sumbu lemah merupakan sumbu y maka sumbu x tidak perlu dihitung kekuatan tekuknya. Perhitungan tekuk seperti perhitungan tekuk pada struktur baja :  6,25 16,137 240 250 16 100 250    fy tf b

Cek Kelangsingan Penampang :

 Cek kekuatan Profil

795 , 2 200000 240 448 , 253 448 , 253 29 3500 . 1 , 2 .            E fy c iy L k

Jenis tumpuan : jepit bebas ( k = 2,1 ) 1315 , 122826 72 , 61904 766 , 9 240 . 5880 . 85 , 0 72 , 61904 . . 72 , 61904     w fy A Nn Nu   Karena c ≥ 1,25 maka w = 1,25. cʎ ʎ 2 = 1,25.2,7952 = 9,766

(27)

Jadi penampang CNP30 dapat digunakan sebagai profil pylon supaya dapat menerima beban yang terjadi pada pylon

.

7. Pondasi

Gaya Vertikal dari satu pylon = 6190,472 kg

Karena gaya vertikal pada pondasi diakibatkan oleh 2 pylon maka = 2 x 6190,472 = 12380,944 kg. Tegangan ijin tanah sebesar 0,6 kg/cm2

Ukuran pondasi yang digunakan : 2 m x 2 m x 1 m γbeton = 2400 kg/m3

Berat Pondasi = Volume Pondasi x γbeton = 2 x 2 x 1 x 2400 = 9600 kg 2 / 6 , 0 55 , 0 40000 944 , 12380 9600 cm kg A Q   8. Block Anchor Diketahui :  γtanah = 1500 kg/m3  γbeton = 2400 kg/m3  H = 3 m

 Gambar Detail Angkur :

Gambar 3.7 Detail Blok Angkur

Sehingga, dapat diuraikan gaya-gayanya : V1 = 10232,653.sin30 = 5116,326 kg H1 = 10232,653.cos30 = 8861,737 kg

Berat Blok Angkur = 1,5 x 2 x 3 x 2400 = 21600 kg

Karena pada angkur terjadi pada tanah yang ditanam, tanpa ada perbedaan muka tanah maka tekanan tanah dapat diabaikan. Sehingga perhitungan stabilitas guling dari angkur tersebut :

(28)

806 , 0 1 ). 326 , 5116 21600 ( 5 , 1 . 737 , 8861 1 ). ( 5 , 1 . 1     V H FSguling

Karena FS guling kurang dari 1 maka, dimensi blok angkur perlu diubah. Berat Blok Angkur = (1,5 x 1 x 3) x 2400 = 10800 kg

339 , 2 1 ). 326 , 5116 10800 ( 5 , 1 . 737 , 8861 1 ). ( 5 , 1 . 1     V H FSguling

Karena FS guling lebih dari 1 maka dimensi blok angkur diperoleh sebesar 1,5 x 1 x 3.

BAB IV

METODE PELAKSANAAN

A) PROSEDUR PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG TIPE 21 M

Berikut ini adalah langkah demi langkah yang dianjurkan untuk diikuti dalam pelaksanaan ereksi di lapangan.

Seebelum memulai langkah pertama, demi kelancaran pekerjaan dianjurkan untuk mengadakan pengecekan secara menyeluruh sebagai berikut :

a) Bongkar peti - peti komponen dan sekali lagi isi peti satu persatu dicek terhadap packing list.

b) Periksa semua bahan yang perlu disediakan setempat. c) Periksa dan cek semua peralatan bantu yang diperlukan.

d) Baca pedoman secara menyeluruh untuk mendapatkan gambaran umum cara pemasangan.

e) Cocokan mur dengan baut/pasangannya masing - masing,terutama mur untuk hanger(penggantung)harus dikerjakan khusus.

Dianjurkan untuk tidak memulai pekerjaan bila masih ada kekurangan bahan,komponen atau alat tersebut di atas, karena akan sangat mengganggu kelancaran pelaksanaan.

(29)

1. Langkah 1. Menyiapkan Pondasi dan Angkur

Sebelum memulai menggali tanah untuk pondasi, perlu pertimbangan beberapa hal dalam menempatkan jembatan gantung dan kaitnya dengan medan yang dijumpai di lapangan.

a) Arah jembatan diusahakan melintang sungai/tebing dengan arah 90 derajat dengan kata lain cari jarak yang terpendek.

b) Tempatkan pondasi tiang pada bagian tanah yang sudah stabil (lereng alami) dan pada bagian sungai yang lurus, untuk menghidari erosi air sungai terhadap tanah tepi sungai

c) Sedapat mungkin jarak tepi pondasi paling dekat dengan tepi sungai, mempunyai jarak yang cukup aman terhadap erosi ± 5,00 M.

2. Langkah 2. Merakit dan Mendirikan Tiang

Perlu diketahui bahwa akibat pertimbangan teknis, design kaki kolom (pilon) direncanakan khusus untuk mengatasi kelemahan yang ada. Selanjutnya ikuti petunjuk petunjuk yang tertera dalam methode pelaksanaan .

3. Langkah 3. Memasang Kabel Utama, penyetelan spanscrew(waltermur) & klem gantung. a) Ikat spanscrew (waltermur) yang telah terpasang pada ujung kabel utama (KU) dengan tambang/tali dan ditarik ke seberang sungai sesuai dengan sarana penyeberangan yang ada

b) Tarik dengan katrol sehingga ujung kabel utama sampai diseberang

c) Masukan baut angkur dan pasang ke angkur yang telah tertanam dibeton kedalam

spanscrew (waltermur utama) di ke dua belah ujungnya.

d) Tarik / angkat dengan katrol sehingga kabel meletak pada kedudukannya diatas tiang penyangga.

e) Stel spanscrew (waltermur utama) sehingga lengkungan kabel sesuai kedudukan lengkungannya.Untuk menentukan kedudukan lengkungan kabel utama dengan cara sederhana sebagai berikut :

 Ukur dari sepatu pilon ke atas setinggi 1,50 m dikedua tiang penyangga dan diberi mistar,water pass /mendatar garis pandang dari mistar pada tiang penyangga dengan tiang penyangga di seberang menjadi garis visir sekaligus garis arah nivo.

 Kedudukan lengkungan kabel terbawah harus menyinggung garis visir tersebut.

4. Langkah 4. Memasang Rangka Lantai Jembatan, Klem dan Hanger pada Kabel Utama

(30)

a) Siapkan batang peluncur,yang kedua ujungnya mengait dengan kabel utama dan dapat di kendalikan dengan tali atau tambang dengan kerekan yang di kaitkan dengan tambang atas(melintang) tiang penyangga.

b) Buat tangga gantung dari tali tambang seperti tangga tali pada kapal kapal laut.

c) Buat tangga gantung dari tali tambang seperti tangga tali pada kapal kapal laut.

d) Persiapkan rangka lantai pertama Pasang klem dan hanger pada kabel utama dengan sarana tangga tali tersebut

e) Siapkan rakitan pertama rangka lantai dengan satu ujung depan ( doubel batang melintang). Sedangkan ujung belakang (satu batang melintang ) rangka lantai pertama diperkirakan masih didarat.

f) Masukan ujung hanger (terlebih dahulu pasang mur & ring) pada lubang plat penggantung kemudian dipasang mur.

g) Untuk memasang rangka lantai kedua dan seterusnya (sudah diatas sungai) dengan cara sebagi berikut;

 Ulur kedua peluncur yang telah terkait ujung tangga tali sampai kedudukan yang di kehendaki.

 Pasang klem dan hanger seperti pada langkah 4.

 Siapkan rakitan rangka lantai berikutnya (doubel batang melintang) sedangkan ujung lainnya tanpa batang melintang.

 Masukan ujung batang penggantung pada lubang plat penggantung pada batang melintang kemudian dipasangmur.

 Lepaskan perlahan lahan sehingga batang melintangterdorong kedepan dan ujung batang memanjangdapat di baut dengan rangka yang sudah terpasang.

Sudah barang tentu pemasangan rangka lantai tersebut memerlukan papan pertolongan untuk menambah pijakan tenaga kerja.

h) Pilih batang melintang yang ada lubang angkur ikatan angin untuk dipasang pada rakitan dari kedua ujung jembatan.

i) Dianjurkan pemasangan rangka lantai sedapat mungkin dikerjakan dari kedua arah

j) Stel tinggi rendahnya rangka lantai dengan jalan;

 mengencangkan spancrew (waltermur utama).

(31)

5. Langkah 5. Memasang Kabel Angin

a) Lepaskan angkur pada spanscrew (waltermur angin) bagian lingkaran yang lubangnya penuh ( cincin penuh ) untuk nantinya dipasang di rakitan lantai dasar yang kedua belah ujung jembatan dimana rakitan tersebut telah tersedia lubang angkurnya.

b) Pasang kabel angin ( K.A )pada angkur yang diambil dari spanscrew (waltermur angin).

c) Masukkan angkur ring penuh ke rakitan lantai dan spanscrew keangkur angkur ikatan angin yang telah tertanam dalam angkur blok kabel angin. d) Setelah terpasang keempat empatnya , stell kabel angin tersebut dengan cara

memutar spanscrew (waltermur angin) sehingga kedudukan rangka lantai simetris dan kabel angin telah kencang.

6. Langkah 6. Memasang Sandaran

a) Pasang sandaran pada rangkaian lantai yang tersedia lubang - lubang untuk sandaran.

b) Pasang sandaran atas untuk kanan dan kiri

c) Setelah terpasang semua , luruskan sandaran tersebut dan kemudian baut dikencangkan sampai sandaran tersebut bila didorong tidak bergoyang.

d) Pasang kawat setelah papan lantai dipasang. 7. Langkah 7. Memasang Papan Lantai

a) Papan lantai sebelum dipasang dibor dahulu untuk lubang baut pengait. b) Potong papan tersebut dibagian yang terkena gangguan tiang sandaran dan

plat kopel rangka lantai.

c) Pasang papan mengait pada batang memanjang rangka lantai d) Pasang plat penjepit papan

B) PROSEDUR PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG TIPE 30 M

Berikut ini adalah langkah demi langkah yang dianjurkan untuk diikuti dalam melaksanakan pemasangan jembatan di lapangan.

Sebelum memulai langkah pertama, demi kelancaran pekerjaan dianjurkan untuk mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh sebagai berikut :

 Bongkar peti-peti packing dan cocokan isi peti dengan packing list yang terlampir.

(32)

 Siapkan semua alat bantu yang diperlukan

 Baca buku pedoman secara menyeluruh untuk mendapatkan gambaran cara pemasangan

 Periksa mur baut sesuai ukurannya masing-masing, dan pisahkan menurut jenisnya.

Apabila segala sesuatunya telah siap, selanjutnya ikutilah prosedur berikut ini :

2 .1 .LANGKAH MENYIAPKAN PONDASI DAN BLOK ANGKUR.

Sebelum memulai pekerjaan bangunan bawah jembatan, perlu dipertimbangkan beberapa hal dalam menempatkan jembatan gantung dan kaitannya dengan medan yang dijumpai dilapangan.

 Arah jembatan diusahakan tegak lurus dengan aliran sungai

 Letakkan bangunan bawah blok angkur pada bagian tanah yang sudah stabil.

 Jarak bangunan bawah dari tepi sungai harus cukup aman terhadap erosi atau tanah longsor dengan jarak +5,00 meter dari bibir sungai.

 Pada saat pengecoran blok angkur utama, harus diperhatikan sudut kemiringan batang as waltermur utama yaitu 21,80 derajat terhadap bidang mendatar.

2 .2 .LANGKAH MERAKIT & MENDIRIKAN PORTAL

Sebelum mendirikan menara atau kolom perlu dipersiapkan alat-alat bantu seperti box bantu, seling, tacle dan sebagainya, selanjutnya ikuti prosedur sebagai berikut :

1. Cor angkur portal pada bangunan bawah . 2. Dirikan box bantu

3. Dirikan kaki portal atau menara pada angkurnya 4. Pasang batang pengaku

5. Lanjutkan menyambung kaki menara atau portal ke segmen berikutnya. 6. Kencangkan semua baut yang ada.

7. Pasang dudukkan kabel ( sadel / roller)

(33)

1. Kuncikan ujung kabel utama pada blok angkur.

2. Tarik ujung kabel ke seberang sungai dengan bantuan seling yang dibentang. 3. Naikan kabel ke atas sadel atau dudukkan kabel dan pasang tutupnya.

4. Pasang ujung kabel ke blok angkur ujung yang satunya

5. Stel kabel utama dengan pesediaan resistan atau persediaan lenturan kabel sebelum dan sesudah dibebani

2.4. LANGKAH MEMASANG HANGER UTAMA DAN GIRDER

 Buatlah tangga gantung dari tambang atau bambu dan pasang pengait pada ujungnya.

 Gantungkan tangga pada kabel utama dan tali erat erat

 Pasang hanger utama

 Pasang angkur ujung jembatan

 Stel rangkaian batang bawah

 Stel batang vertikal ke batang bawah sekaligus pasangkan plat buhul

 Stel batang melintang dan pagar.

 Stel rangkaian batang bawah, batang vertikal dan batang melintang tersebut dengan hanger utama.

 Stel batang rangkaian atas ke rangkaian yang sudah tergantung tersebut, sekaligus batang tegak sandaran.

 Pasang batang-batang diagonal dan kencangkan semua baut.

 Lanjutkan pada segmen berikutnya dangan langkah awal merangkai batang bawah terlebih dahulu

 Pelaksanaan pemasangan dapat dilakukan dari dua arah atau dari kedua ujung jembatan

 Kencangkan semua baut

2.5.LANGKAH MEMASANG RAILLING DAN STEL KELENGKUNGAN

Setelah struktur jembatan terpasang, maka langkah selanjutnya adalah memasang batang sandaran (railling), stel kelengkungan dengan menggunakan walfer mur utama.

2.6. LANGKAH MEMASANG KABEL ANGIN

 Bentangkan kabel angin dan tarik keseberang sungai

 Pasang ikatan angin pada kabel angin

 Kencangkan kabel angin kanan-kiri

(34)

Sebagai langkah terakhir dari pelaksanaan pemasangan jembatan gantung ini adalah pemasangan papan lantai jembatan.

C) PROSEDUR PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG TIPE 120 M

1. PERSIAPAN

1. Persiapan Alat

 Tambang

 Lier tangan, tackle kapasitas 3 ton, tackle 5 ton  Kunci pas/ ring

(35)

 Kunci sock

 Pipa atau box bantu  Roda katrol

 Balok kayu atau batang kelapa

2. Pemeriksaan komponen

 Periksa komponen sesuai dengan packing list terlampir; jumlahnya, kodenya, dan jenisnya

 Kumpulkan atau pisahkan komponen sesuai dengan jenis dan ukurannya, agar tidak terjadi pencampuran jenis, sehingga mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan pemasangan.

Misalhnya :

 Komponen portal  Komponen girder  Komponen hanger  Dan lain sebagainya

2. LANGKAH KERJA

1. pekerjaan site plan

2. pekerjaan bangunan bawah/pondasi 3. pekerjaan pemasangan portal 4. pekerjaan pemasangan roller 5. pekerjaan pemasangan kabel utama 6. pekerjaan pemasangan hanger

7. pekerjaan merangkai pengaku girder dan batang tegak sandaran 8. pekerjaan pemasangan girder

9. pekerjaan pemeriksaan chamber 10. pekerjaan pemasangan sandaran 11. pekerjaan pemasangan lantai jembatan 12. pekerjaan pemeriksaan chamber kembali

13. pekerjaan pemasangan kabel angina dan ikatan angin 14. pekerjaan pengecoran plat injak

15. pemeriksaan akhir

A. PEKERJAAN SITE PLAN 1. Persiapan peralatan

 theodolite atau waterpass  patok dari kayu atau bamboo  meterean

(36)

 Tentukan As jembatan gantung yaitu dari pondasi portal ke pondasi portal yang satunya lagi dengan ketentuan yang berlaku

 Penenttuan angkur block kabel utama yang perlu diperhatikan adalah jarak antara pondasi dan kolom ke angkur block kabel utama tetapi ini tidaklah mutlak, karena yang sangat menentukan dan perlu diperhatikan adalah sudut kemiringan kabel utama yaitu 21.8 derajat  Menentukan pondasi kabel angina, yang perlu diperhatikan adalah

jarak antara pondasi kolom dengan pondasi kabel angin. Jika tidak memungkinkan sesuai dengan gambar maka diperbolehkan untuk merubah posisi atau kedudukan pondasi kabel angin.

B. PEKERJAAN BANGUNAN BAWAH ATAU PONDASI PORTAL

1. Persiapan alat  Cangkul  Meteran  Gergaji  Palu  Papan kayu  Kayu kaso  Paku secukupnya 2. Langkah Kerja

 Tentukan lokasi yang akan dipergunakan untuk mendirikan pondasi portal, dengen ketentuan jarak pondasi dari tepi sungai kurang lebih 5 m dari tepi sungai.

 Mulailah mengagali sesuai dengan ukuran, bentuk dan struktur pondasi portal

 Siapkan alat alat bantu seperti, kayu, papan kayu, dan lain sebagainya untuk persiapan pengecoran bagian bawah pondasi portal.

 Siapkan juga bahan bahan pengecoran seperti, semen, pasir, kapur, batu kali, batu kerikil, dan lain sebagainya.

 Tentukan perbandingan bahan bahan adukan, sesuai dengan ketentuan yang benar.

(37)

C. PEKERJAAN BLOK ANGKUR KABEL UTAMA 1. Persiapan peralatan  Cangkul  Meteran  Gergaji  Kayu kaso  Papan kayu  Palu  Paku secukupnya 2. Langkah Kerja

 Tentukan lokasi atau tempat yang akan dipergunakan untuk mendirikan blok angkur kabel utama.

 Mulailah menggali sesuai dengan ukuran dan bentuk serta struktur bangunan blok angkur kabel utama.

 Siapkan dan pasang alat alat bantu seperti, kayu kaso, papan kayu, dan lain sebagainya untuk persiapan pengecoran.

 Pasang angkur utama pada kedudukannya.

 Setelah angkur utama terpasang, pasanglah as waltemur sesuai dengan ketentuan, agar nantinya bisa memudahkan dalam pemasangan kabel baja utama.

 Jika semua sudah terpasang dengan benar dan siap untuk dicor, langsung dicor dengan adukan beton.

D.PEKERJAAN BLOK ANGKUR KABEL ANGIN

1. Persiapan peralatan  Cangkul

 Meteran  Gergaji

 Kayu kaso, papan  Palu

 Paku secukupnya 2. langkah kerja

 langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan lokasi yang akan digunakan untuk mendirikan blok angkur kabel angin sesuai deengan jarak yang diperbolehkan.

(38)

 Mulailah menggali sesuai dengan ukuran dan bentuk

 Kemudian pasanglah alat bantu untuk persiapan pengecoran  Kemudian pasanglah angkur dan as waltemur kabel angin  Bila semua sudah siap maka angkur mulai di cor

E. PEMASANGAN ANGKUR KOLOM

1. Persiapan Peralatan  Alat alat pengecoran 2. Langkah Kerja

 Siapkan alat angkur kolom dengan jumlah 64 batang

 Ukurlah sesuai dengan ketentuan posisi posisi angkur kolom  Pasang angkur kolom dengan posisi arah tekukan berlawanan  Jika semua angkur telah terpasang, maka mulai pengecoran

F. MENDIRIKAN KAKI PORTAL

1. Persiapan Peralatan  Lier  Tackle 3 ton  Pipa(box bantu +/- 12 m)  Tambang  Seling

 Mur angkur dia 7/8” dengan jumlah 64 buah 2. Langkah kerja

 Siapkan kaki portal dengan jumlah 32 batang dirikanlah pipa (box bantu yang telah terpasang seling dan tackle 3 ton) yang berguna untuk mendirikan kaki kaki portal

 Periksalah bahwa pipa (box bantu itu benar benar aman, dan mampu untuk mendirikan kaki portal, sehingga waktu pemasangan tidak mengalami kecelakaan

 Ikatlah seling ( rantai tackle 3 ton) tersebut pada kaki portal.

 Mulailah pemasangan, paskan lubang kaki portal (plat yang telah terpasang) dengan angkur kolom

 Jika sudah terpasang, pasanglah mur angkur dia 7/8” lalu kencangkan.  Pasang kaki portal lainya satu persatu, untuk menyingkat waktu

pasanglah kaki portal untuk dua lokasi (dua pondasi) secara bersamaan.

(39)

G. PEKERJAAN PEMASANGAN SEGMEN PORTAL

1. Persiapan peralatan

 Tambang

 Tackle  Kunci pas

 Mur baut dia 5/8” 2. Langkah Kerja

 Apabila kaki portal telah terpasang semua, kemudian siapkan batang diagonal dan batang daftar portal (P.1, P.5, s/d P.16)

 Siapkan tambang dan tacle, lalu mulailah melakukan pemasangan, dimulai dari batang portal (P.1, P.5, P.6, P.7, P.8) dan diteruskan dengan batang diagonal portal

 Setelah semua terpasang, kencangkan mur baut

 Untuk mempersingkat waktu, pemasangan batang diagonal portal kerjakan secara bersamaan untuk dua portal

 Dalam melaksanakan pemasangan jangan lupa menggunakan alat pengaman

H. PEKERJAAN PEMASANGAN ROLLER

1. Persiapan Peralatan  Kunci pas  Mur baut dia ¾”  Tacle

 Tambang

2. Langkah Kerja

 Naikkan roller dengan menggunakan tacle dan box bantu  Pasang dan paskan kedudukannya

 Pasang mur baut dan kencangkan

 Dalam pemasangan roller ini, tutupnya harus dibuka terlebih dahulu  Untuk mempersingkat waktu pemasangan roler ini dapat dilakukan

pada dua portal secara bersamaan

 Dalam pemasangan jangan lupa menggunakan alat pengaman

(40)

1. Persiapan Peralatan  Tacle

 Tambang

 Drum/perahu 2. Langkah kerja

 Setelah roller terpasang di portal, mulailah persiapan untuk pemasangan kabel utama.

 Langka pertama gulungan kabel utama harus dibuka terlebih dahulu, kemudian kuncikan salah satu ujung kabel utama ke waltemur utama.  Dan untuk ujung yang satu lagi kita sebrangkan dengan menggunakan

alat ppenyebrangan yang ada

J. PEMASANGAN KABEL UTAMA KE ROLLER

1. Persiapan Peralatan

 Tambang atau seling

 Tacle

 Katrol roda

 Box bantu 2. Langkah Kerja

 Jika ujung salah satu kabel telah terkunci diblok angkur dan ujung satunya lagi telah disebrangkan maka kita bersiap untuk menaikkan kabel utama ke roller

 Terlebih dahulu kita ukur panjang kabel utama antara blok angkur ke as portal

 Untuk memudahkan dalam menaikkan kabel utama, terlebih dahulu kabel dilengkungkan dan diikat dengan tambang, kemudian ditarik keatas dengan menggunakan tacle yang sudah disiapkan sebelumnya

 Setelah kabel berada diatas, masukkan kabel ke roller atau dudukan kabel, kemudian lepaskan ikatan lengkungan kabel tadi dan roller pun dipasang tutupnya.

K. PEKERJAAN PENYETELAN LAYOUT KABEL UTAMA

1. Persiapan peralatan

(41)

 Balok kayu

 Seling atau tambang 2. Langkah Kerja

 Putar waltemur

 Apabila setelah diputar waltemur kabel utama ternyata masih kurang juga maka kita kendorkan buldoggrip lalu tekukan kabel agak dimajukan lebih kedepan

L.PEKERJAAN PEMASANGAN HANGER

1. Persiapan Peralatan

 Tangga yang dibuat dari tambang atau bamboo

 Tacle

 Kunci pas dan kunci ring

 Mur baut secukupnya

2. Langkah Kerja

 Setelah kabel utama terpasang dan sesuai dengan aturan layoutnya, siapkanlah batang batang hanger

 Langkah pertama ialah dengan cara memasang hanger yang lebih panjang atau hanger yang paling ujung dengan menggunakan tangga yang terbuat dari tambang atau seling

M. PEKERJAAN MERANGKAI RANGKA PENGAKU GIRDER

1. Persiapan Peralatan

 Kunci kunci

 Tambang

 Tacle 2. Langkah Kerja

 Setelah hanger kita pasang maka kita mulai menyiapkan untuk pemasangan rangka pengaku girder

 Langkah pertama kita rangkai terlebih dahulu rangkaian pengaku girder bawah, kemudian kita rangkai rangka pengaku girder vertical lalu kita pasang di hanger

(42)

 Setelah rangkaian tadi kita pasang di hanger, kemudian rangka dipasang pengaku girder atas dan rangka pengaku girder diagonal

 Pada saat pemasangan pengaku girder atas, sekalian kita pasang batang tegak sandaran.

N. PEKERJAAN MERANGKAI GIRDER

1. Persiapan peralatan

 Kunci pass

 Tambang

 Tacle 2. Langkah Kerja

 Setelah rangka pengaku girder sudah terangkai siapkan batang batang girder (L.54, L.55, L.56)

 Pasang batang girder diatas rangka pengaku girder, dimulai dari kedua ujung jembatan yang nantinya akan berakhir ditengah jembatan.

 Adapun dalam merangkai batang ketiga lajur atau baris secara bersamaan

 Pada setiap pemasangan batang girder jangan lupa untuk di mur, dan langsung dikencangkan

 Jangan lupa memakai alat pengaman

O. PEKERJAAN PEMERIKSAAN CAMBER

1. Persiapan Peralatan

 Theodolite atau waterpass 2. langkah kerja

 pemeriksaan ini dilakukan setelah semua konstruksi atas selain papan lantai sudah terpasang

 pemeriksaan dimulai dari salah satu ujung jembatan dengan menggunakan theodolite atau waterpass.

(43)

1. Persiapan Peralatan

 Kunci pass dan kunci ring

 Mur baut 2. langkah kerja

 apabila batang tegak sandaran sudah terpasang, siapkan batang sandaran (S.1, S.2, S.3)

 pada segmen kesatu, pasang terlebih dahulu batang sandaran ujung (S.1) sebanyak 6 batang, yaitu untuk lajur kanan sebanyak 3 batang dan untuk lajur kiri sebanyak 3 batang

 pada segmen kedua, mulai memasang batang sandaran terusan (S.2)

 pada segmen terakhir pasang batang S.3 seperti pada segmen kesatu

Q. PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN LANTAI

1. Persiapan Peralatan

 Kunci pass dan kunci ring

 Mur baut

 Papan lantai

 Plat pengait papan atau klem papan 2. Langkah Kerja

 Siapkan papan lantai yang udah diserut atau dihaluskan dengan standart ukuran tebal = 50 mm, lebar = 250 mm, panjang 1700 mm

 Dalam pemasangan papan lantai sebaiknya dilakukan dari kedua belah ujung jembatan yang nantinya akan bertemu ditengah jembatan. Hal ini dimaksudkan agar beban jembatan selama pemasangan lantai dapat seimbang, sehingga memudahkan dalam pemasangan dan menghemat waktu

R. PEKERJAAN PEMASANGAN CAMBER KEMBALI

1. Persiapan Peralatan

 Theodolite atau waterpass 2. Langkah kerja

 Setelah sandaran dan papan lantai terpasang maka sebaiknya kita adakan pemeriksaan terhadap camber kembali dengan cara yang sama dengan cara pemeriksaan camber yang pertama tadi

(44)

S. PEKERJAAN PEMASANGAN KABEL ANGIN

1. Persiapan Peralatan

 Tambang

 Buldoggrip

 Kunci pass dan kunci ring

2. Langkah Kerja

 Buka gulungan kabel, kemudian bentangka sejajar bentang jembatan

 Salah satu ujung kunci pada waltemur kabel angina, lalu pasang ikatan kabel angina dengan catatan buldoggrip sudah terpasang dengan mur baut belum dikencangkan

 Ujung kabel yg belum terkunci ditarik dan dikuncikan pada waltemur ujung satunya

 Untuk mempercepat waktu pemasangan, stel kedua kabel angin secara bersamaan, setelah semua kabel angina terpasang periksa kelurusan dan goyangan jembatan

T. PEKERJAAN PENGECORAN PLAT INJAK

1. Persiapan Peralatan

 Papan atau kayu

 Paku secukupnya

 Palu

2. Langkah Kerja

 Setelah kabel angina dan ikatan kabel terpasang, dan bentangan jembatan gantung telah lurus maka selanjutnya pengecoran plat injak di ujung jembatan

U. PEKERJAAN PEMERIKSAAN AKHIR

1. Persiapan Peralatan

 Waterpass atau theodolite

 Meteran 2. Langkah Kerja

 Setelah segalanya telah terpasang dan bentangan jembatan gantung telah lurus maka yang harus kita lakukan adalah mengadakan pemeriksaan menyeluruh atau pemeriksaan akhir

(45)

 Pertama yang harus selalu diperiksa adalah kekencangan mur baut

 Kemudian ketepatan camber

 Kemudian kita periksakan kelendutan dan goyangan jembatan serta kelurusan jembatan

]

BAB V

KESIMPULAN

Jembatan gantung saat ini mulai sering digunakan dalam dunia konstruksi jembatan, terutama digunakan untuk jembatan dengan bentang yang panjang. Selain itu, jembatan gantung juga biasa digunakan pada medan yang tidak memungkinkan untuk membangun pilar di bawah jembatan. Konstruksi jembatan gantung bisa menjadi alternatif yang tepat untuk membangun jembatan pada kondisi-kondisi di atas.

(46)

Konstruksi jembatan gantung memerlukan tahap perencanaan yang baik karena memiliki komponen struktur yang cukup kompleks. Perencanaan yang diperlukan pada konstruksi jembatan gantung antara lain perencanaan lantai jembatan, gelagar memanjang, gelagar melintang, hanger, kabel utama, menara (pylon), angkur, dan, pondasi. Perhitungan kabel jembatan gantung disesuaikan dengan spesifikasi yang tersedia.

Selain perencanaan, konstruksi jembatan gantung juga membutuhkan metode pelaksanaan yang baik. Metode pelaksanaan jembatan gantung dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan bentang jembatan. Pemilihan metode pelaksanaan yang tepat akan memudahkan tahap pelaksanaan konstruksi.

Gambar

Gambar 2.1 Menai Suspension Bridge (Desember 2009). Sumber : Wikipedia
Gambar 2.2 Skema Umum Struktur Jembatan Gantung Bagian-bagian struktur jembatan gantung :
Gambar 2.4  Jembatan Gantung Side Span Suspended Steinman (1953), membedakan jembatan gantung menjadi 2 tipe, yaitu : a) Jembatan gantung tanpa pengaku
Gambar 2.5  Tipe rangka batang kaku 2. Tipe rangka kaku (braced chain)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jembatan Gantung Pantai Gusin Tumingki

Berdasarkan hasil analisa maka akan ditarik kesimpulan elemen struktur jembatan gantung manakah yang tidak mampu lagi menahan beban yang bekerja pada jembatan dan juga melihat

Pada jenis jembatan ini bentang luardan kabel utama tidak menahan atau.. dihubungkan dengan lantai jembatan oleh hanger (penggantung), jadi

- Jika salah satu ujung kabel utama tersebut telah terkunci pada waltermur utama, maka tariklah kabel ke atas dengan menggunakan tacle dan tambang dengan cara, ukur kabel utama

Mengingat penguasaan teknologi jembatan gantung pada pergantian abad nanti sudah mencapai tingkat yang sangat tinggi, maka peningkatan panjang bentang jembatan gantung lebih

3. As Built Drawing: Klem Atas 26/01/2012 luknanto@ugm.ac.id 28 Kabel suspensi  utama Kabel penggantung  vertikal Penerima  beban dek  jembatan Penerima  beban dek 

Pada pembebanan maksimum diperoleh bahwa beberapa elemen jembatan sudah tidak mampu menahan beban yang bekerja yaitu seperti pada gelagar memanjang, melintang, kabel backstay

As Built Drawing: Klem Atas 26/01/2012 luknanto@ugm.ac.id 28 Kabel suspensi utama Kabel penggantung vertikal Penerima beban dek jembatan Penerima beban dek jembatan