• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN AKADEMIS UPTD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN AKADEMIS UPTD"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN AKADEMIS

RANCANGAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI GORONTALO

TENTANG

PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

DINAS/BADAN………

PROVINSI GORONTALO

TAHUN 2017

(2)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya kegiatan penyusunan Kajian Akademis Rancangan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas……….. Kajian Akademis ini memuat pertimbangan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan dari beberapa aspek yaitu kajian teori, asas, kondisi empirik, dan implikasi penerapan peraturan gubernur.

Selain itu, dalam Kajian Akademis ini juga disusun berdasarkan regulasi yang berlaku sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan dalam pembentukan dan penyusunan perangkat daerah di Provinsi Gorontalo.

Harapan kami, kajian ini dapat menjadi bahan pertimbangan yang obyektif, ilmiah, dan rasional dalam menetapkan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas………...

Gorontalo, ... April 2017 TIM PENYUSUN,

(3)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Kegunaan ... 13

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS ... 17

A. Kajian Teoritis ... 17

B. Kajian Terhadap Asas/Prinsip Yang Terkait dengan Penyusunan Norma ... 36

C. Kajian Terhadap Praktek Penyelenggaraan, Kondisi Yang Ada, dan Permasalahan Yang Dihadapi ... 47

D. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan Peraturan Gubernur Terhadap Rasio Belanja Pegawai ... 54

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN TERKAIT ... 60

A. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia .. 60

B. Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana ... 61

C. Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ... 64

D. Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah .... 65

E. Peraturan Pemerintah tentang Perangkat Daerah ... 69

BAB 1V LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS .... 86

A. Landasan Filosofis ... 86

B. Landasan Sosiologis ... 88

C. Landasan Yuridis ... 90

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN ... 93

A. Jangkauan, Arah Pengaturan, dan Sasaran Yang Akan Diwujudkan ... 93

(4)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

B. Ruang Lingkup Materi Muatan ... 94

BAB VI PENUTUP ... 102

A. Simpulan ... 102

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN: RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI

GORONTALO TENTANG PEMBENTUKAN DAN

(5)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penataan kelembagaan merupakan salah satu langkah dalam menata sistem pemerintahan. Karena itu, penataan kelembagaan harus diiringi oleh penataan sumber daya manusia, keuangan, kebutuhan sarana dan prasarana, serta mekanisme hubungan kerja antara unit-unit organisasi. Secara yuridis formal, penataan kelembagaan pemerintah daerah dilakukan berdasarkan penerapan organisasi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Kebijakan desentralisasi merupakan bagian penting dalam rangka perbaikan manajemen pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan yang terpusat dengan kondisi geografis yang luas dan penduduk yang banyak dan beranekaragam dianggap tidak mampu memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya penyerahan urusan pemerintahan kepada pemerintahan tingkat bawah untuk melaksanakan urusan terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat skala lokal. Dengan demikian rentang kendali tidak terlampau luas dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan dapat dipenuhi oleh pemerintahan tingkat lokal secara lebih cepat, tepat, dan murah.

Terkait dengan hal di atas, salah satu elemen yang perlu dilihat

secara mendalam dan komprehensif adalah menyangkut

kelembagaan. Argumentasi yang dibangun disini adalah bahwa kewenangan daerah tidak mungkin dapat dilaksanakan kalau tidak diakomodasikan dalam kelembagaan daerah. Kelembagaan daerah merupakan wadah atau sarana berlangsungnya penyelenggaraan urusan yang menjadi kewenangan daerah (Lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014) tersebut. Kehadiran kelembagaan daerah memberikan kejelasan dalam pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah. Oleh

(6)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

karena itu, penataan terhadap kelembagaan daerah merupakan bagian penting dalam mendukung pencapaian tujuan otonomi daerah. Kebijakan otonomi daerah melalui penerapan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, direspon oleh pemerintah daerah dengan berbagai langkah konkrit dalam berbagai kebijakan di daerah sesuai tuntutan masyarakat. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Tujuan tersebut dapat diwujudkan antara lain melalui perubahan sistem birokrasi yang berpihak pada kepentingan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah ditegaskan bahwa Pembentukan Perangkat Daerah mempertimbangkan faktor luas wilayah, jumlah penduduk, kemampuan keuangan Daerah serta besaran beban tugas sesuai dengan urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah sebagai mandat yang wajib dilaksanakan oleh setiap Daerah melalui Perangkat Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi daerah adalah adanya urusan pemerintahan yang perlu pengaturan, namun tidak berarti setiap urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Tata cara atau prosedur, persyaratan, kriteria pembentukan suatu organisasi perangkat daerah ditetapkan dalam peraturan daerah yang mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

Perubahan organisasi perangkat daerah mempunyai arti

penting dalam mendorong terwujudnya penyelenggaraan

pemerintahan yang lebih efektif, terutama dalam melaksanakan misi baru pemerintahan. Organisasi yang dibentuk haruslah sebatas kewenangan yang dimiliki oleh daerah otonom. Seharusnya pemerintah daerah tidak menggunakan kewenangan itu untuk membentuk organisasi yang tidak rasional dan terlalu besar. Pembentukan organisasi harus didasarkan pada pertimbangan

(7)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

kemampuan pembiayaan dan urgensi/kebutuhan daerah

berdasarkan hasil pemetaan pada masing-masing urusan pemerintahan.

Organisasi Perangkat Daerah dianggap penting, karena untuk

menyelenggarakan otonomi daerah diperlukan instrumen

kelembagaan yang mampu mewadahi, bekerjasama, mengendalikan sumber daya dan perilaku dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian melalui instrumen organisasi perangkat daerah

dapat merencanakan, mengimplementasi, mengawasi dan

mengevaluasi suatu tujuan, program dan kegiatan dalam mencapai visi dan misi daerah.

Besaran organisasi perangkat daerah provinsi Gorontalo saat ini telah menyesuaikan dengan amanat PP 18 Tahun 2016 tentang Perangkat daerah dan selanjutnya sebagai tindak lanjutnya adalah penerapan Peraturan Menter Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang ……….

Pembenahan Unit Pelaksana Teknis Dinas………, dapat dilihat sebagai upaya mendukung semangat reformasi manajemen pemerintahan.

Kehadiran UPTD ini secara umum dipandang akan mampu memberikan dukungan maksimal terkait dengan pelaksanaan teknis operasi

UPTD ini diharapkan menjadi organisasi yang mapan dan mampu berperan sebagai wadah pelaksanaan fungsi-fungsi dinas serta sebagai proses interaksi antara pemerintah dengan institusi daerah lainnya dan masyarakat secara optimal. Dengan demikian, akan terwujud postur organisasi perangkat daerah yang proporsional, efektif, dan efisien berdasarkan prinsip-prinsip organisasi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan, yakni sebagai berikut:

(8)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

1. Pertimbangan yang mendasari perlu dibentuknya Rancangan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas ……...

2. Landasan filososfis, sosiologis, dan yuridis pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas ……....

3. Jangkauan, arah pengaturan, sasaran yang akan diwujudkan, dan ruang lingkup materi muatan Rancangan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas ……...

C. Tujuan dan Kegunaan

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan pertimbangan yang mendasari perlu di bentuknya Rancangan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas ……...

2. Merumuskan landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis pembentukan Rancangan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas ……...

3. Merumuskan jangkauan, arah pengaturan, sasaran yang akan diwujudkan, dan ruang lingkup materi muatan Rancangan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas ……...

Sementara itu, kegunaan Penyusunan Kajian Akademis adalah sebagai acuan atau referensi penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas ……...

D. Metode

Naskah kajian akademis Rancangan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas ……... menggunakan metode penelitian hukum. Penelitian hukum

(9)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

adalah penelitian yang membantu pengembangan ilmu hukum dalam mengungkapkan suatu kebenaran hukum. Konsekuensinya untuk melakukan penelitian hukum, seseorang harus memahami penelitian itu sendiri dan memahami ilmu hukum.

Metode penelitian yang dipergunakan dalam naskah akademik rancangan peraturan daerah tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah adalah penelitian hukum normatif atau penelitian hukum doktrinal. Penelitian hukum normatif yaitu penelitian hukum yang bertujuan mencari kaedah, norma atau das sollen. Pengertian kaedah dalam hal ini meliputi asas hukum, kaedah hukum, sistem hukum dan peraturan hukum kongkrit khususnya terhadap seluruh perangkat perundang-undangan atau peraturan gubernur yang berhubungan dengan perangkat daerah.

Selain itu, penelitian ini disebut juga dengan penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini disebut penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif karena dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang rinci tentang fokus yang diteliti dengan memanfaatkan norma-norma hukum yang ada, sehingga dapat menjawab permasalahan yang diteliti.

Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penelitian hukum normatif yakni bahan hukum yang diperoleh dari bahan literatur dan dokumen-dokumen. Bahan hukum terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Bahan hukum primer ialah bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat, seperti peraturan perundang-undangan terkait, bahan hukum sekunder ialah bahan hukum yang membantu menganalisis bahan hukum primer, sedangkan bahan hukum tertier ialah bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus (hukum) dan ensiklopedia. Sumber data yang diperoleh dari bahan hukum berupa literatur, peraturan perundang-undangan, hasil kajian, dan hasil penelitian, yang kemudian dideskripsikan secara terstruktur dan sistematis.

(10)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

Tahap berikutnya yakni analisis hukum terhadap bahan hukum yang yang telah diperoleh. Menurut Gijssels dan van Hoecke analisis data dilakukan dalam tiga tataran yaitu: Pertama, sistematisasi data (tataran deskriptif). Kedua, penjelasan (tataran eksplikatif). Ketiga, perbaikan dan pembaharuan (tataran preskriptif atau normatif).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka data (bahan hukum) Kajian Akademis Rancangan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas ……... harus diolah sehingga tampak sistematis atau saling keterkaitan. Sistematisasi data untuk mewujudkan tataran deskriptif. Sesudah itu dijelaskan mengenai data atau bahan-bahan hukum yang dikumpulkan dan mengapa saling berkaitan. Penjelasan yang demikian itu mewujudkan tataran kedua yaitu tataran eksplikatif. Terhadap dua tataran di atas ditambahkan tataran ketiga yaitu tataran normatif dengan usulan perbaikan dan pembaharuan. Dengan demikian pada tataran ketiga ini memberikan jawaban atas pertanyaan “bagaimana seharusnya” atau “bagaimana sebaiknya”.

Di Provinsi Gorontalo, struktur organisasi dilingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo terbagi dalam Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Kantor Unit Pelayanan. Pengaturan mengenai struktur organisasi dan tata

(11)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

kerja lembaga-lembaga tersebut diatur dalam Peraturan Daerah sebagai berikut:

1. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Gorontalo;

2. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penamaan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Gorontalo;

3. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 11 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gorontalo; 4. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 12 Tahun 2013

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Gorontalo;

5. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 13 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo; dan

6. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain.

Peraturan Daerah sebagaimana disebutkan di atas disusun dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

Berdasarkan ketentuan Perangkat Daerah Provinsi Gorontalo sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah tersebut di atas, susunan organisasi perangkat daerah dapat dirinci seperti terlihat dalam Tabel 2.

Tabel 2: Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Gorontalo (Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007)

No. Perangkat Daerah Peraturan Daerah Keterangan

1. Sekretariat Daerah Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun

2013 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

Terdiri dari 1 (satu) Sekretaris Daerah, 3 (tiga) Assisten, setiap Asisten terdiri dari 2 (dua) Biro, setiap Biro

(12)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gorontalo

terdiri dari 3 (tiga) bagian, kecuali biro humas dan protokol hanya terdiri dari 2 (dua) bagian, dan setiap bagian terdiri dari 3 (tiga)

subbagian, serta

kelompok jabatan

fungsional. 2. Sekretariat DPRD Peraturan Daerah

Nomor 11 Tahun

2013 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gorontalo

Terdiri dari 1 (satu) Sekretaris Dewan, 4 (empat) Bagian, setiap Bagian terdiri dari 2 (dua) Subbagian kecuali Bagian Umum terdiri dari 3 (tiga) Subbagian, dan kelompok jabatan fungsional.

3. Dinas Daerah Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun

2013 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Gorontalo

Terdiri dari 1 (satu) Kepala Dinas, 1 (satu) Sekretaris dan 3 (tiga) Subbagian, serta 4 s/d 6 (empat s/d enam) Bidang dan setiap Bidang terdiri dari 2 s/d 3 (dua s/d tiga) Seksi, Kelompok Jabatan Fungsional, dan Unit Pelaksana Teknis Dinas

4. Lembaga Teknis

Daerah Peraturan Nomor 13 Tahun Daerah

2013 tentang

Organisasi dan Tata

Kerja Lembaga

Teknis Daerah

Provinsi Gorontalo

Untuk Badan terdiri dari 1 (satu) Kepala Badan, 1 (Satu) Sekretaris dan 3 (tiga) Subbagian, serta 3 s/d 4 (tiga s/d empat)

Bidang dan setiap

Bidang terdiri dari 2 (dua) Subbidang, serta Unit Pelaksana Teknis Badan.

Untuk Kantor terdiri dari 1 (satu) Kepala Kantor, 1 (satu) Subbagian dan 3

(tiga) Seksi, dan

Kelompok Jabatan

Fungsional.

Untuk Inspektorat terdiri dari 1 (satu) Inspektur, 1

(13)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

(Satu) Sekretariat dan

dibantu 3 (tiga)

Subbagian, dan 4

(empat) Inspektur

Pembantu Wilayah, serta

Kelompok Jabatan Fungsional. 5. Lembaga Teknis Lain Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2013 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain

Untuk Badan terdiri dari 1 (satu) Kepala Badan, 1 (Satu) Sekretaris dan 3 (tiga) Subbagian, serta 3 s/d 4 (tiga s/d empat)

Bidang dan setiap

Bidang terdiri dari 2 (dua) Subbidang, serta Unit Pelaksana Teknis Badan.

Untuk Kantor terdiri dari 1 (satu) Kepala Kantor, 1 (satu) Subbagian dan 3 (tiga) Seksi.

Untuk KORPRI terdiri dari 3 (tiga) Bagian dan setiap Bagian terdiri dari 2 (dua) Subbagian.

Untuk Satpol PP terdiri dari 1 (satu) Kepala, 1 (satu) Subbagian dan 3 (tiga) Seksi.

6. Rumah Sakit Umum

Daerah Peraturan Nomor 7 Tahun 2013 Daerah tentang

Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit

Umum Daerah Provinsi Gorontalo dan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penamaan Rumah

Sakit Umum Daerah Provinsi Gorontalo

Terdiri dari 1 (satu) Direktur, 1 Subbagian, 2 (dua) Seksi, serta

Kelompok Jabatan

Fungsional.

Susunan organisasi perangkat daerah seperti terlihat dalam Tabel 2 dikenal juga dengan istilah pola maksimum. Organisasi

(14)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

Perangkat Daerah Provinsi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Lembaga Lain, dan Rumah Sakit Daerah. Sebutan Bawasda pada Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 diganti dengan sebutan Inspektorat pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.

Jumlah pejabat struktural dilingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo sampai pada dengan saat ini adalah sebagai berikut:

a. Eselon I = 1 orang b. Eselon II = 40 orang c. Eselon III = 167 orang d. Eselon IV = 454 orang e. Eselon V = -

Jumlah total pegawai sampai dengan tahun 2015 adalah 3.031 orang.

A. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan Peraturan Daerah Terhadap Masyarakat dan Keuangan Daerah

Penerapan berbagai Peraturan Daerah tentang Pembentukan Perangkat Daerah Provinsi Gorontalo yang masih mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo merasa ketidaksinkronan antara besaran organisasi yang dibentuk dengan visi dan misi yang ditetapkan menyebabkan penyelenggaraan pemerintahan berjalan dalam koridor rutinitas belaka dan tidak mampu membawa perubahan yang mendasar di daerah sesuai perencanaan. Organisasi perangkat daerah yang dibentuk seringkali tidak memberikan konstribusi bagi pengembangan pembangunan daerah. Hal tersebut biasanya dipengaruhi faktor lain yang sering diabaikan selama ini dalam rangka penataan kelembagaan perangkat daerah yakni tidak dilakukan pembedaan penentuan secara khusus kriteria kelembagaan bagi daerah dan adanya penyeragaman pola sehingga organisasi yang dibentuk dengan berbagai pertimbangan subyektifitas birokrat di daerah dan terkadang muncul organisasi yang dibentuk tidak sesuai dengan kebutuhan daerah.

(15)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

Dengan pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yang baru mengantikan Peraturan Daerah sebelumnya, diharapkan penataan Perangkat Daerah dapat menghasilkan perangkat daerah yang mampu mengedepankan pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan struktur dan fungsi yang efektif, efisien dan rasional sesuai dengan kemampuan daerah. Selain itu, diperlukan adanya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dan simplikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah, serta struktur yang tepat fungsi dan tepat ukur dari Perangkat Daerah dapat berjalan secara efektif, efisien dan rasional sehingga dapat menciptakan bagi kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Provinsi Gorontalo.

Berdasarkan uraian di atas bahwa besaran perangkat daerah

sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor keuangan,

kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, sarana dan prasarana penunjang tugas, serta mampu menguasai cara-cara baru yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi, yaitu melakukan penyesuaian pola organisasi yang cenderung kaku menjadi lebih fleksibel.

Dalam lingkup organisasi Pemerintahan Daerah, berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah menuntut penyesuaian atau perubahan pola penataan kelembagaannya. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam merespon dan melaksanakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, dilakukan penataan terhadap kelembagaan Perangkat Daerah Provinsi Gorontalo, yang selama ini Perangkat Daerah Provinsi Gorontalo masih mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Adapun susunan perangkat daerah Provinsi Gorontalo berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh kementerian

(16)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

dalam negeri sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, seperti terlihat dalam tabel 3.

Tabel 3: Susunan Perangkat Daerah Provinsi Gorontalo berdasarkan hasil Pemetaan

NO PERANGKAT DAERAH SKOR TIPE 1. Sekretariat Daerah 616 B - Sekretaris Daerah - 3 Asisten - 6 Biro 2. Sekretariat DPRD 470 C 3. Inspektorat 517 C DINAS DAERAH 1. Dinas Sosial 836 A

2. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan

Menengah 814 A

3. Dinas Kepemudaan dan Olahraga 836 A 4. Dinas Perpustakaan 880 A

5. Dinas Pariwisata 825 A

6. Dinas Pertanian 845 A

7. Dinas Komunikasi dan Informatika 658 B 8. Dinas Perdagangan 636 B 9. Dinas Transmigrasi 770 B 10. Dinas Pendidikan 605 B

11. Dinas Kesehatan 638 B

12. Dinas Kebakaran 660 B

13. Satuan Polisi Pamong Praja dan

Perlindungan Masyarakat 737 B 14. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

(17)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

15. Dinas Pangan 792 B

16. Dinas Lingkungan Hidup 660 B 17. Dinas Perhubungan 625 B 18. Dinas Penanaman Modal 704 B

19. Dinas Statistik 715 B

20. Dinas Kebudayaan 704 B

21. Dinas Kearsipan 640 B

22. Dinas Kelautan dan Perikanan 750 B

23. Dinas Kehutanan 671 B

24. Dinas Energi dan Sumber Daya

Mineral 733 B

25. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

693 B

26. Dinas Pekerjaan umum dan penataan

ruang 557 C

27. Dinas Administrasi Kependudukan

dan Pencatatan Sipil 517 C BADAN DAERAH

1. Badan Perencanaan 928 A

2. Badan Keuangan 627 B

3. Badan Penelitian dan Pengembangan 715 B 4. Badan Kepegawaian 968 A 5. Badan Pendidikan dan Pelatihan ASN 968 A 6. Badan Penghubung 88

SETINGKAT BIDANG:

1. Perumahan rakyat dan kawasan pemukiman

394 Bidang

2. Tenaga Kerja 308 Bidang

3. Pertanahan 330 Bidang

(18)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

5. Persandian 304 Bidang

6. Perindustrian 264 Bidang

Data dalam tabel 3 tersebut berdasarkan pemetaan urusan pemerintahan untuk memperoleh informasi intensitas urusan pemerintahan wajib dan potensi urusan pemerintahan pilihan serta beban kerja penyelenggaraan urusan pemerintahan yang digunakan untuk menentukkan susunan dan tipe perangkat daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

Penggabungan beberapa urusan pemerintahan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar dan yang tidak terkait dengan pelayanan dasar serta urusan pemerintahan pilihan setingkat bidang, karena urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud tidak memenuhi syarat dibentuk Dinas Daerah Provinsi sendiri, sehingga urusan pemerintahan tersebut digabung dengan dinas lain. Dimana penggabungan urusan pemerintahan dalam 1 (satu) dinas Daerah provinsi didasarkan pada perumpunan Urusan Pemerintahan dengan criteria yaitu kedekatan karakteristik Urusan Pemerintahan, dan/atau keterkaitan antar penyelenggaraan Urusan Pemerintahan serta nomenklatur dinas yang mendapatkan tambahan bidang Urusan Pemerintahan merupakan nomenklatur dinas dari Urusan Pemerintahan yang berdiri sendiri sebelum penggabungan.

(19)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

Untuk membentuk Peraturan Daerah yang harmonis dan singkron dengan peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia, maka pembentukan Peraturan Daerah harus dilaksanakan sesuai dengan kaedah-kaedah pembentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan Daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan atau terintegrasi dalam satu kesatuan sistem hukum nasional. Sehingga materi muatan Peraturan Daerah harus memiliki keharmonisan dan singkron dengan peraturan undang yang berlaku, khususnya dengan peraturan perundang- perundang-undangan yang memiliki kedudukan atau hierarki yang lebih tinggi

(20)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

atau sama kedudukannya dalam hierarki peraturan perundang-undangan.

Keharmonisasan dan singkronisasi dalam pembentukan Peraturan Daerah merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi, agar Peraturan Daerah yang dibentuk dapat berlaku dan dilaksanakan secara efektif.

Beberapa peraturan perundang-undangan yang memiliki keterkaitan dengan pengaturan pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, yang perlu diperhatikan dan dijadikan acuan serta dasar dalam pembentukan rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud.

A. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Dalam Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Perintah Pusat. Berdasarkan bunyi Pasal 18 ayat (5) UUD 1945 tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam desentralisasi daerah diberikan hak otonomi. Otonomi daerah adalah Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Terkait dengan dasar konstitusional mengenai pembentukan peraturan daerah dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yakni diatur secara tegas dalam Pasal 18 ayat (6) yang menyatakan bahwa pemerintahan daerah berhak untuk membentuk peraturan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan tugas pembantuan. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Daerah ini merupakan dasar konstitusional yang dimiliki oleh Pemerintahan Daerah (Pemerintah Daerah dan DPRD) dalam membentuk Peraturan Daerah untuk mengatur dan menjalankan otonomi daerah.

(21)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

B. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terletak digaris katulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan kondisi alam yang memiliki berbagai keunggulan, namun dipihak lain posisinya berada dalam wilayah yang memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang rawan terhadap terjadinya bencana dengan frekwensi yang cukup tinggi, sehingga memerlukan penanganan yang sistematis, terpadu, dan terkoordinasi.

Potensi penyebab bencana diwilayah negara kesatuan Indonesia dapat dikelompokan dalam 3 (tiga) jenis bencana, yaitu bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

Bencana alam antara lain berupa gempa bumi karena alam, letusan gunung berapi, angin topan, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan/lahan karena faktor alam, hama penyakit tanaman, epidemi, wabah, kejadian luar biasa, dan kejadian antariksa/benda-benda angkasa. Sedangkan bencana nonalam antara lain kebakaran hutan/lahan yang disebabkan oleh manusia, kecelakan transportasi, kegagalan konstruksi/teknologi, dampak industri, ledakan nuklir, pencemaran lingkungan dan kegiatan keantariksaan. Dan yang dimaksud dengan bencana sosial antara lain berupa kerusuhan sosial dan konflik sosial dalam masyarakat yang sering terjadi.

Penanggulangan Bencana merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yaitu serangkaian kegiatan penanggulangan bencana sebelum, pada saat maupun sesudah terjadinya bencana. Selama ini masih dirasakan adanya kelemahan baikdalam pelaksanaan penanggulangan bencana maupun yang terkait dengan landasan hukumnya, karena belum ada undang-undang yang secara khusus menangani bencana.

Mencermati hal-hal tersebut diatas dan dalam rangka memberikan landasan hukum yang kuat bagi penyelenggaraan penanggulangan bencana, disusunlah Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana yang pada prinsipnya mengatur tahapan

(22)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

bencana meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.

Materi muatan Undang-undang ini berisikan ketentuan-ketentuan pokok sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab dan wewenang Pemerintah dan pemerintah daerah, yang dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.

2. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam tahap tanggap darurat dilaksanakan sepenuhnya oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Badan penanggulangan bencana tersebut terdiri dari unsure pengarah dan unsur pelaksana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas dan fungsi antara lain pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan bencana secara terencana dan terpadu sesuai dengan kewenangannya.

3. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dilaksanakan dengan memperhatikan hak masyarakat yang antara lain mendapatkan

bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, mendapatkan

perlindungan sosial, mendapatkan pendidikan dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

4. Kegiatan penanggulangan bencana dilaksanakan dengan memberikan kesempatan secara luas kepada lembaga usaha dan lembaga internasional.

5. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dilakukan pada tahap pra bencana, saat tanggap darurat, dan pasca bencana, karena masingmasing tahapan mempunyai karakteristik penanganan yang berbeda.

6. Pada saat tanggap darurat, kegiatan penanggulangan bencana selain didukung dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, juga disediakan

(23)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

dana siap pakai dengan pertanggungjawabanmelalui mekanisme khusus.

7. Pengawasan terhadap seluruh kegiatan penanggulangan bencana dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat pada setiap tahapan bencana, agar tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaan dana penanggulangan bencana.

8. Untuk menjamin ditaatinya undang-undang ini dan sekaligus memberikan efek jera terhadap para pihak, baik karena kelalaian maupun karena kesengajaan sehinggamenyebabkan terjadinya bencana yang menimbulkan kerugian, baik terhadap harta benda maupun matinya orang, menghambat kemudahan akses dalam kegiatan penanggulangan bencana, dan penyalahgunaan pengelolaan sumber daya bantuan bencana dikenakan sanksi pidana, baik pidana penjara maupun pidana denda, dengan menerapkan pidana minimum dan maksimum.

Dengan materi muatan sebagaimana disebutkan diatas, Undang-Undang ini diharapkan dapat dijadikan landasan hukum yang kuat dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana sehingga penyelenggaraan penanggulangan bencana dapat dilaksanakan secara terencana, terkoordinasi, dan terpadu.

Dimana di dalam Pasal 18 dinyatakan bahwa pemerintah daerah membentuk badan penanggulangan bencana daerah. Badan penanggulangan bencana daerah sebagaimana dimaksud terdiri atas badan pada tingkat provinsi dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di bawah gubernur atau setingkat eselon Ib dan badan pada tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di bawah bupati/walikota atau setingkat eselon IIa. Selanjutnya dalam Pasal 25 menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, fungsi, tugas, struktur organisasi, dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah diatur dengan peraturan daerah.

C. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mengatur mengenai

(24)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

teknik dan materi pembentukan peraturan perundang-undangan termasuk Peraturan Daerah sebagai salah satu hierarki peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Pengaturan mengenai materi muatan yang dapat diatur dalam Peraturan Daerah diatur dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang menyatakan bahwa materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Jadi secara normatif tujuan dibentuknya Peraturan Daerah adalah untuk menyelenggarakan otonomi daerah, penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dan menampung kondisi khusus daerah yang tetap diselaraskan dengan peraturan perundang-undangan yang lain dan kepentingan umum.

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah Provinsi, dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Dimana Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki.

Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, menjadi pedoman teknis dalam proses pembentukan Peraturan Daerah mulai dari tahapan perencanaan (prolegda) sampai pada tahapan pengundangan, dan

(25)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

menjadi pedoman teknis dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah. Oleh karena itu, proses pembentukan dan proses penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah harus mengacu dan berpedoman pada mekanisme dan pengaturan yang diatur dalam Undang-Undang ini termasuk peraturan pelaksanaannya.

D. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah merupakan peraturan perundang-undangan yang mengatur secara umum kewenangan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Kewenangan pembentukan peraturan daerah merupakan

kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah untuk mengatur dan menjalankan pemerintahan di daerah. Melalui Peraturan Daerah yang dibentuk, Pemerintah Daerah dapat melakukan pengaturan dan regulasi untuk menjalankan pemerintahan, termasuk dalam rangka mengatur dan mengendalikan tindakan/perilaku masyarakat.

Dalam Pasal 236 menjadi dasar kewenangan bagi Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk membentuk Peraturan Daerah. Perda dapat memuat ketentuan tentang

pembebanan biaya paksaan penegakan/pelaksanaan perda

seluruhnya atau sebagian kepada pelanggar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan pembatasan dalam menentukan norma pidana yang hendak dimuat dalam peraturan daerah serta juga dapat memuat ancaman sanksi yang bersifat mengembalikan keadaan semula dan sanksi administratif.

Dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah secara tegas mengatur mengenai klasifikasi urusan pemerintahan yaitu urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.

Urusan pemerintahan absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Selanjutnya, urusan pemerintahan konkuren adalah urusan pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat dan daerah

(26)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

provinsi dan daerah kabupaten/kota. Dimana urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah.

Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan. Urusan wajib terdiri atas urusan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar merupakan urusan pemerintahan wajib yang sebagian substansinya merupakan pelayanan dasar.

Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi:

a. pendidikan; b. kesehatan;

c. pekerjaan umum dan penataan ruang;

d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan

f. sosial.

Sedangkan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi:

a. tenaga kerja;

b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; c. pangan;

d. pertanahan;

e. lingkungan hidup;

f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;

h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana; b. perhubungan;

c. komunikasi dan informatika;

d. koperasi, usaha kecil, dan menengah; e. penanaman modal;

(27)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

f. kepemudaan dan olah raga; g. statistik;

h. persandian; i. kebudayaan;

j. perpustakaan; dan k. kearsipan.

Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi: a. kelautan dan perikanan;

b. pariwisata; c. pertanian; d. kehutanan;

e. energi dan sumber daya mineral; f. perdagangan;

g. perindustrian; dan h. transmigrasi.

Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi serta Daerah kabupaten/kota didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional. Berdasarkan prinsip tersebut maka yang menjadi kriteria Urusan Pemerintahan yang merupakan kewenangan Daerah provinsi adalah:

a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota;

b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota;

c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah kabupaten/kota; dan/atau

d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi.

Penyelenggara Pemerintahan Daerah provinsi dan

kabupaten/kota terdiri atas kepala daerah dan DPRD dibantu oleh Perangkat Daerah. Dimana kepala daerah dan DPRD dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan dibantu oleh Perangkat Daerah. Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud diisi oleh pegawai

(28)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

aparatur sipil negara. Untuk perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, dinas, dan badan. Sedangkan perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, dinas, badan, dan kecamatan. Perangkat Daerah provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud di atas selain melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah juga melaksanakan Tugas Pembantuan. Dalam pembentukan dan susunan perangkat daerah sebagaimana dimaksud di atas ditetapkan dengan Perda. Perda tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah berlaku setelah mendapat persetujuan dari Menteri bagi perangkat daerah provinsi dan dari gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah kabupaten/kota.

Persetujuan Menteri atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat diberikan berdasarkan pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Selanjutnya terkait dengan kedudukan, susunan organisasi, perincian tugas dan fungsi, serta tata kerja perangkat daerah ditetapkan dengan peraturan kepala daerah, dalam hal ini peraturan gubernur untuk daerah provinsi, peraturan bupati untuk kabupaten, dan peraturan walikota untuk kota.

E. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah merupakan salah satu peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, yang pembentukannya merupakan perintah atau

pendelegasian dari ketentuan dalam Pasal 232 ayat (1) dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membawa perubahan yang signifikan terhadap pembentukan Perangkat Daerah, yakni dengan prinsip tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing) berdasarkan beban kerja yang sesuai dengan kondisi nyata di masingmasing Daerah. Hal ini juga sejalan dengan prinsip

(29)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

penataan organisasi Perangkat Daerah yang rasional, proporsional, efektif, dan efisien.

Pengelompokan organisasi Perangkat Daerah didasarkan pada konsepsi pembentukan organisasi yang terdiri atas 5 (lima) elemen, yaitu kepala Daerah (strategic apex), sekretaris Daerah (middle line), dinas Daerah (operating core), badan/fungsi penunjang (technostructure), dan staf pendukung (supporting staff). Dinas Daerah merupakan pelaksana fungsi inti (operating core) yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu kepala Daerah dalam melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus sesuai bidang Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Badan Daerah melaksanakan fungsi penunjang (technostructure) yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu kepala Daerah dalam melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus untuk menunjang kelancaran pelaksanaan fungsi inti (operating core).

Dalam rangka mewujudkan pembentukan Perangkat Daerah sesuai dengan prinsip desain organisasi, pembentukan Perangkat Daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini didasarkan pada asas efisiensi, efektivitas, pembagian habis tugas, rentang kendali, tata kerja yang jelas, fleksibilitas, Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, dan intensitas Urusan Pemerintahan dan potensi Daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kepala Daerah dibantu oleh Perangkat Daerah yang terdiri dari unsur staf, unsur pelaksana, dan unsur penunjang. Unsur staf diwadahi dalam sekretariat Daerah dan sekretariat DPRD. Unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah diwadahi dalam dinas Daerah.

Unsur pelaksana fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah diwadahi dalam badan Daerah. Unsur penunjang yang khusus melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah diwadahi dalam inspektorat. Di samping itu, pada Daerah kabupaten/kota dibentuk kecamatan sebagai Perangkat

(30)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

Daerah yang bersifat kewilayahan untuk melaksanakan fungsi koordinasi kewilayahan dan pelayanan tertentu yang bersifat sederhana dan intensitas tinggi.

Kepala dinas, kepala badan, sekretaris DPRD, kepala inspektorat dan camat atau nama lain di kabupaten/kota bertanggung jawab kepada kepala Daerah melalui sekretaris Daerah. Fungsi sekretaris Daerah dalam pertanggungjawaban tersebut hanyalah fungsi pengendalian administrasi untuk memverifikasi kebenaran administrasi atas pertanggungjawaban yang disampaikan oleh kepala dinas, kepala badan, sekretaris DPRD, inspektur, kepala satuan polisi pamong praja dan camat atau nama lain kepada kepala Daerah.

Dasar utama pembentukan Perangkat Daerah, yaitu adanya Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah yang terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintahan Wajib dibagi atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.

Berdasarkan pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimuat dalam matriks pembagian Urusan Pemerintahan konkuren, Perangkat Daerah mengelola unsur manajemen yang meliputi sarana dan prasarana, personil, metode kerja dan penyelenggaraan fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengoordinasian, penganggaran, pengawasan, penelitian dan pengembangan, standardisasi, dan pengelolaan informasi sesuai dengan substansi urusan pemerintahannya.

Pembentukan Perangkat Daerah mempertimbangkan faktor luas wilayah, jumlah penduduk, kemampuan keuangan Daerah serta besaran beban tugas sesuai dengan Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah sebagai mandat yang wajib dilaksanakan oleh setiap Daerah melalui Perangkat Daerah.

(31)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

Peraturan Pemerintah ini menetapkan Perangkat Daerah dalam 3 (tiga) tipe, yaitu sekretariat Daerah, sekretariat DPRD dan inspektorat tipe A; sekretariat Daerah, sekretariat DPRD dan inspektorat tipe B; dan sekretariat Daerah, sekretariat DPRD dan inspektorat tipe C; dinas tipe A, dinas tipe B, dan dinas tipe C; badan tipe A, badan tipe B, dan badan tipe C; serta kecamatan dalam 2 (dua) tipe, yaitu kecamatan tipe A dan kecamatan tipe B. Penetapan tipe Perangkat Daerah didasarkan pada perhitungan jumlah nilai variabel beban kerja. Variabel beban kerja terdiri dari variabel umum dan variabel teknis. Variabel umum, meliputi jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah anggaran pendapatan dan belanja Daerah dengan bobot sebesar 20% (dua puluh persen) dan variabel teknis yang merupakan beban utama dengan bobot sebesar 80% (delapan puluh persen). Pada tiap-tiap variabel, baik variabel umum maupun variabel teknis ditetapkan 5 (lima) kelas interval, dengan skala nilai dari 200 (dua ratus) sampai dengan 1.000 (seribu).

Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, agar kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi secara optimal. Oleh karena itu, Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan wajib berkaitan dengan pelayanan dasar diwadahi dalam bentuk dinas utama minimal tipe C.

Pembinaan dan pengendalian Perangkat Daerah dalam Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan dalam rangka penerapan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi antar Daerah dan antar sektor, sehingga masing-masing Pemerintah Daerah taat asas dan taat norma dalam penataan kelembagaan Perangkat Daerah. Menteri atau gubernur selaku wakil Pemerintah Pusat dapat membatalkan Perda tentang pembentukan Perangkat Daerah yang bertentangan dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.

Dalam pelaksanaan pembinaan dan pengendalian penataan Perangkat Daerah, Pemerintah Pusat melakukan fasilitasi melalui asistensi, pemberian arahan, pedoman, bimbingan, supervisi,

(32)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

pelatihan, dan kerja sama, sehingga sinkronisasi dan simplifikasi dapat tercapai secara optimal dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah ini memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada Daerah dalam menata Perangkat Daerah secara efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan nyata dan kemampuan Daerah masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi serta komunikasi kelembagaan antara Pusat dan Daerah.

Perangkat Daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, dinas, dan badan. Dimana kedudukan, tugas, dan fungsi perangkat daerah provinsi sebagai berikut:

a. Sekretariat Daerah Provinsi

Sekretariat Daerah provinsi merupakan unsur staf yang dipimpin oleh sekretaris Daerah dan bertanggung jawab kepada gubernur. Sekretariat Daerah provinsi sebagaimana dimaksud mempunyai tugas membantu gubernur dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan administratif. Sekretariat Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah; pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah; pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah; pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada instansi Daerah; dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya

b. Sekretariat DPRD Provinsi

Sekretariat DPRD provinsi merupakan unsur pelayanan administrasi dan pemberian dukungan terhadap tugas dan fungsi DPRD provinsi. Sekretariat DPRD provinsi sebagaimana dimaksud dipimpin oleh sekretaris DPRD provinsi yang dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD provinsi dan secara

(33)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

administratif bertanggung jawab kepada gubernur melalui sekretaris Daerah provinsi. Sekretaris DPRD provinsi diangkat dan diberhentikan dengan keputusan gubernur atas persetujuan pimpinan DPRD provinsi setelah berkonsultasi dengan pimpinan fraksi.

Sekretariat DPRD provinsi mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD provinsi, serta menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD provinsi dalam melaksanakan hak dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.

Sekretariat DPRD provinsi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD provinsi; penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD provinsi; fasilitasi penyelenggaraan rapat DPRD provinsi; dan penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD provinsi. c. Inspektorat Daerah Provinsi

Inspektorat Daerah Provinsi merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inspektorat Daerah provinsi sebagaimana dimaksud dipimpin oleh inspektur. Inspektur Daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada gubernur melalui sekretaris Daerah.

Inspektorat Daerah provinsi mempunyai tugas membantu gubernur dalam membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah.

Inspektorat Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan; pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; pelaksanaan pengawasan untuk

(34)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

tujuan tertentu atas penugasan dari gubernur; penyusunan laporan hasil pengawasan; pelaksanaan administrasi inspektorat Daerah provinsi; dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya.

d. Dinas Daerah Provinsi

Dinas Daerah provinsi merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Dinas Daerah provinsi dipimpin oleh kepala dinas Daerah provinsi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada gubernur melalui sekretaris Daerah provinsi.

Dinas Daerah provinsi sebagaimana dimaksud di atas mempunyai tugas membantu gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah provinsi.

Dinas Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya. e. Badan Daerah Provinsi

Badan Daerah provinsi merupakan unsur penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi. Badan Daerah provinsi dipimpin oleh kepala badan Daerah provinsi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada gubernur melalui sekretaris Daerah provinsi.

Badan Daerah provinsi mempunyai tugas membantu gubernur melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.

Badan Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas menyelenggarakan fungsi penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; pelaksanaan tugas

(35)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis

sesuai dengan lingkup tugasnya; pembinaan teknis

penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya; dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan uraian di atas, perangkat daerah Provinsi Gorontalo sebagai berikut:

a. Sekretariat Daerah dengan skor 616 tipe B dengan ketentuan terdiri dari 1 orang Sekretaris, paling banyak 3 Asisten, masing-masing asisten paling banyak 2 biro, masing-masing-masing-masing biro paling banyak 3 bagian, dan masing-masing bagian paling banyak 3 sub bagian.

b. Sekretariat DPRD dengan skor 470 tipe C dengan ketentuan terdiri dari 1 orang Sekretaris, paling banyak 3 bagian, masing-masing bagian paling banyak 2 sub bagian. Akan tetapi adanya beban kerja yang cukup tinggi Pemerintah daerah menggangap perlu untuk dinaikkan tipeloginya menjadi tipe B dengan mengunakan kewenangan diskresi yang diatur dalam Undang-undang 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan pasal 22.

c. Inspektorat dengan skor 517 tipe B dengan ketentuan terdiri dari 1 orang Inspektur, 1 sekretaris paling banyak 2 sub bagian dan 2 inspektur pembantu. Akan tetapi adanya beban kerja yang cukup tinggi Pemerintah daerah menggangap perlu untuk dinaikkan tipeloginya menjadi tipe B dengan mengunakan kewenangan diskresi yang diatur dalam Undang-undang 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemrintahan pasal 22.

d. Dinas Daerah terdiri dari:

1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan Tipe A

Urusan pemerintahan dibidang pendidikan

merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 605 memperoleh tipe

(36)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

B. sementara urusan pemerintahan dibidang kebudayaan dengan skor 704 tipe B merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas suatu perangkat daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, kedua urusan pemerintahan ini merupakan urusan pemerintahan yang serumpun. Selain itu berdasarkan Pasal 54 ayat (1) peraturan pemerintah tersebut menyebutkan “Dalam hal kemampuan keuangan Daerah atau ketersediaan aparatur yang dimiliki oleh Daerah masih terbatas, tipe Perangkat Daerah dapat diturunkan dari hasil pemetaan”. Oleh karenanya urusan pemerintahan dibidang kebudayaan yang awalnya dapat diwadahi dalam bentuk dinas tersendiri dengan tipe B, akan tetapi melihat kemampuan keuangan daerah dan ketersediaan aparatur serta beban kerja yang ada di bidang kebudayaan tersebut sehingga urusan pemerintahan dibidang kebudayaan digabungkan dengan urusan pemerintahan dibidang pendidikan yang diwadahi dalam bentuk dinas pendidikan dan kebudayaan dengan tipe A yang mana nomenklatur dinas tersebut mencerminkan urusan pemerintahan yang digabung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (4) Peraturan Pemerintah tersebut.

2. Dinas Kesehatan dengan tipe A

Urusan pemerintahan dibidang kesehatan merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 638 memperoleh tipe B.

Bahwa dalam rangka efisiensi Organisasi, maka urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana, dengan skor 330 (setingkat bidang), maka dilakukan penggabungan sesuai perumpunan Urusan Pemerintahan ke Dinas kesehatan sehingga dinas kesehatan menjadi tipe A.

(37)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan tipe B Urusan pemerintahan dibidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 557 memperoleh tipe C.

Urusan pemerintahan dibidang Perumahan dan Kawasan Pemukiman merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 394 setingkat bidang. Akan tetapi berdasarkan Pasal 53 ayat (3) menyebutkan “Dalam hal hasil perhitungan nilai variabel Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar tidak memenuhi perhitungan nilai variabel untuk menjadi dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Urusan Pemerintahan tersebut tetap dibentuk sebagai dinas tipe C”. Untuk itu urusan pemerintahan bidang perumahan rakyat dan kawasan pemukiman dapat diwadahi dalam bentuk dinas tipe C.

Bahwa dalam rangka efisiensi Organisasi, maka urusan pengendalian perumahan dan kawasan pemukiman, maka dilakukan penggabungan sesuai perumpunan Urusan Pemerintahan ke Dinas pekerjaan umum dan penataan ruang, sehingga menjadi dinas pekerjaan umum dan penataan ruang dengan tipe B.

4. Satuan Polisi Pamong Praja dengan tipe A

Berdasarkan Pasal 15 ayat (7) dan Pasal 16 Peraturan Pemerintahan Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah menyebutkan Khusus untuk Urusan Pemerintahan di bidang ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat dilaksanakan oleh:

a. dinas Daerah provinsi yang menyelenggarakan sub urusan ketenteraman dan ketertiban umum; dan

b. dinas Daerah provinsi yang menyelenggarakan sub urusan kebakaran. Dinas Daerah provinsi yang

(38)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

menyelenggarakan sub urusan ketenteraman dan ketertiban umum disebut satuan polisi pamong praja Daerah provinsi. Urusan pemerintahan dibidang satuan polisi pamong praja merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 737 dengan dinas tipe B, sedangkan sub urusan kebakaran dengan skor 660 dengan dinas tipe B. Akan tetapi berdasarkan efiseinsi, kemampuan keuangan daerah dan keterbatasan sumber daya manusia yang ada, kedua sub urusan tersebut digabungkan yang diwadahi dalam satu dinas ketenteraman dan ketertiban yang disebut dengan satuan polisi pamong praja.

5. Dinas Sosial dengan tipe A

Urusan pemerintahan dibidang sosial merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 836 memperoleh tipe A.

6. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dengan tipe A

Urusan pemerintahan dibidang perpustakaan dan kearsipan merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan pemerintahan di bidang perpustakaan dengan skor 880 memperoleh tipe A. sementara urusan pemerintahan dibidang kearsipan dengan skor 640 tipe B. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas suatu perangkat daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, kedua urusan pemerintahan ini merupakan urusan pemerintahan yang serumpun. Selain itu, berdasarkan Pasal 54 ayat (1) peraturan pemerintah tersebut menyebutkan “Dalam hal kemampuan keuangan Daerah atau ketersediaan aparatur yang dimiliki oleh Daerah masih terbatas, tipe Perangkat Daerah dapat diturunkan dari hasil pemetaan”. Oleh karenanya urusan pemerintahan dibidang perpustakaan dan kearsipan yang awalnya dapat diwadahi dalam bentuk dinas tersendiri dengan tipe A dan tipe B, akan tetapi

(39)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan ketersediaan aparatur serta beban kerja yang ada di bidang perpustakaan dan kearsipan tersebut maka urusan pemerintahan dibidang Perpustakaan digabungkan dengan urusan pemerintahan dibidang kearsipan yang diwadahi dalam bentuk dinas perpustakaan dan kearsipan tipe A dengan 5 bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, yang mana nomenklatur dinas tersebut mencerminkan urusan pemerintahan yang digabung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (4) Peraturan Pemerintah tersebut.

7. Dinas Kelautan dan Perikanan dengan tipe B

Urusan pemerintahan dibidang Kelautan dan Perikanan merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 750 memperoleh tipe B.

8. Dinas Kepemudaan dan Olah Raga dengan tipe A

Urusan pemerintahan dibidang Kepemudaan dan Olah Raga merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 836 memperoleh tipe A.

9. Dinas Lingkungan Hidup dengan tipe A

Urusan pemerintahan dibidang Lingkungan Hidup merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 660 memperoleh tipe B.

Untuk melakukan efisiensi dan efektifitas organisasi perangkat daerah dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah maka urusan pemerintahan dibidang pertanahan yang memperoleh skor 330 (setingkat bidang) digabungkan dengan urusan pemerintahan sesuai dengan

(40)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

perumpunan ke dinas lingkungan hidup sehingga dinas tersebut menjadi tipe A.

10. Dinas Kehutanan dengan tipe B

Urusan pemerintahan dibidang Kehutanan merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 671 memperoleh tipe B.

11. Dinas Pangan dengan tipe B

Urusan pemerintahan dibidang Pangan merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 792 memperoleh tipe B.

12. Dinas Pariwisata dengan tipe A

Urusan pemerintahan dibidang Pariwisata merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 825 memperoleh tipe A.

13. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan tipe A Urusan pemerintahan dibidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 693 memperoleh tipe B.

Bahwa untuk efisiensi dan efektifitas organisasi perangkat daerah maka Urusan pemerintahan di bidang Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 517 memperoleh tipe C. digabungkan sesuai perumpunan urusan pemerintahan ke dinas pemberdayaan masyarakat dan desa sehingga dinas ini dinaikan satu tingkat menjadi tipe A.

14. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan tipe B

Urusan pemerintahan dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan urusan pemerintahan

(41)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 638 memperoleh tipe B.

15. Dinas Pertanian dengan tipe A

Urusan pemerintahan dibidang Pertanian merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 845 memperoleh tipe A. 16. Dinas Perdagangan dengan tipe B

Urusan pemerintahan dibidang Perdagangan merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan pemerintahan di bidang Perdagangan dengan skor 636 memperoleh tipe B. Sementara urusan pemerintahan dibidang perindustrian dengan skor 264 setingkat subbidang. Berdasarkan Pasal 53 ayat (5) huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

2016 tentang Perangkat Daerah, maka urusan

pemerintahan dibidang Perindustrian digabungkan dengan urusan pemerintahan dibidang perdagangan dengan tidak menambah tipelogi dari Dinas yang digabungkan. Dimana kedua urusan pemerintahan tersebut serumpun dengan menggunakan nomenklatur dari dinas yang berdiri sendiri sebelum digabungkan, dalam hal ini Dinas Perdagangan.

17. Dinas Transmigrasi dengan tipe A

Urusan pemerintahan dibidang transmigrasi merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan pemerintahan di bidang transmigrasi dengan skor 770 memperoleh tipe B. Sementara urusan pemerintahan dibidang tenaga kerja dengan skor 308 setingkat bidang. Berdasarkan Pasal 18 ayat (1), ayat (6), dan ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka urusan pemerintahan dibidang tenaga kerja digabungkan dengan urusan pemerintahan dibidang transmigrasi dengan tipelogi dapat dinaikkan satu tingkat diatasnya. Sehingga

(42)

PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

Dinas Transmigrasi yang tadinya tipe B menjadi Tipe A, oleh karena digabungkan dengan urusan pemerintahan

dibidang Tegana Kerja. Dimana kedua urusan

pemerintahan tersebut serumpun dengan menggunakan nomenklatur dari dinas yang berdiri sendiri sebelum digabungkan, dalam hal ini Dinas Transmigrasi.

18. Dinas Perhubungan dengan tipe B

Urusan pemerintahan dibidang Perhubungan merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 625 memperoleh tipe B. 19. Dinas Komunikasi dan Informatika dengan tipe B

Urusan pemerintahan dibidang Komunikasi dan

Informatika merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dengan skor 658 memperoleh tipe B.

20. Dinas Statistik dengan tipe A

Urusan pemerintahan dibidang statistik merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan pemerintahan di bidang Statistik dengan skor 715 memperoleh tipe B. Sementara urusan pemerintahan dibidang persandian dengan skor 304 setingkat bidang. Berdasarkan Pasal 18 ayat (1), ayat (6), dan ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka urusan pemerintahan dibidang persandian digabungkan dengan urusan pemerintahan dibidang statistik dengan tipelogi dapat dinaikkan satu tingkat diatasnya. Sehingga Dinas Statistik yang tadinya tipe B menjadi Tipe A, oleh karena digabungkan dengan urusan pemerintahan dibidang Persandian. Dimana kedua urusan pemerintahan tersebut serumpun dengan menggunakan nomenklatur dari dinas yang berdiri sendiri sebelum digabungkan, dalam hal ini Dinas Statistik.

Gambar

Tabel 3:  Susunan Perangkat Daerah Provinsi Gorontalo berdasarkan  hasil Pemetaan

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587

Terbitnya beberapa peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 jo Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pemerintahan Daerah,. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 65 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

Berdasarkan Pasal 272 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, menyebutkan bahwa perangkat daerah menyusun Rencana Strategis (Renstra) dengan