• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelopori Penggunaan Software Legal dan Fasilitasi Telecenter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelopori Penggunaan Software Legal dan Fasilitasi Telecenter"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

http://kominfo.pekalongankota.go.id/

Pelopori Penggunaan Software Legal dan Fasilitasi

Telecenter

Kamis, 13 Agustus 2015 - 14:35:42WIB

Diposting oleh : Administrator | Kategori : ARSIP BERITA - Dibaca : 828 kali

MEMIMPIN masyarakat Kota Pekalongan, yang sebagian warganya bekerja di berbagai lembaga keuangan,

perhotelan, lembaga pendidikan maupun UKM yang menjamur di Kota Pekalongan, dr HM Basyir Ahmad sangat paham betul dengan kebutuhan warganya di bidang teknologi informasi.

Kebutuhan internet bagi warga Pekalongan, sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok. Karena internet menjadi sarana efektif untuk memasarkan produknya secara global, baik melalui website (official web dan blog) maupun media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Terkait hal tersebut, pasangan dr HM Basyir Ahmad bersama HA Alf Arslan Djunaid menfasilitasi penyediaan telecenter bisnis. Masing-masing 1 Telecenter UKM Batik City di Pasar Grosir Batik Setono, dan 1 Telecenter Museum Batik. Serta membangun Balai Inkubator Teknologi sebagai usaha Pengembangan Wirausaha Berbasis Teknologi.

Untuk mewujudkan e-Goverment Kota Pekalongan, pasangan Basyir-Alex juga mempelopori penggunaan software legal. Dengan menggunakan Free Open Source Software (FOSS), banyak keuntungan yang diperoleh, salah satunya menghemat anggaran. “Dengan FOSS, Pemkot dapat melakukan penghematan anggaran yang sangat signifikan,― ucap Basyir.

Apalagi, sambung Suami Balgis Diab itu, ada peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika yang mengharuskan pada 31 Desemeber 2011, pemerintah daerah harus memakai software legal yang free opensource. “Ini adalah inisiatif yang bagus dari Pak Basyir, sehingga pada pertengahan tahun 2010 lalu kami memutuskan untuk bisa mendeklarasikan Pekalongan bebas dari software yang tidak legal pada akhir Desember 2010. Setelah pencapaian tersebut, tahun 2011 ini, kami berkomitmen untuk bisa menggunakan FOSS secara menyeluruh pada akhir 2011,― ungkapnya.

Kedepannya, Basyir mengharapkan Pekalongan bebas dari sistem operasi berbayar. Karena setelah dihitung, untuk 1500 komputer dengan sistem operasi berbayar, dalam satu tahun akan ada pengeluaran anggaran sebesar Rp 9 milyar.

(2)

Kalau kita semua memakai FOSS, tentunya penghematan akan terjadi secara pesat. Nah, inilah yang tengah kami lakukan. Saya ingin kita merdeka, dan tidak lagi memakai sistem operasi yang yang berbayar. Apalagi mencuri, saya tidak mau.―

Kewajiban pemakaian dan pemanfaatan FOSS, ditegaskan Basyir merupakan kebijakan strategis pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik bebas pelanggaran Undang-undang Nomor 9 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Pemerintah Kota Pekalongan telah memfasilitasi penerapan legal software berbasis OSS di 33 SKPD Pemerintah Kota Pekalongan dengan target penuntasan migrasi ke perangkat lunak legal berbasis FOSS sampai dengan Desember 2010. Sasaran migrasi mencakup semua komputer aktif fungsi administrasi perkantoran (olah kata, olah angka, dan bahan presentasi) yang masih menggunakan sistem operasi dan aplikasi perkantoran tidal legal.

Target penuntasan meliputi migrasi aplikasi perkantoran Open Office sejumlah 668 unit dan sistem operasi distro Linux Ubuntu sejumlah 375 unit. Kegiatan fasilitasi penerapan legal software berbasis OSS meliputi sosialisasi, pendataan, pelatihan, instalasi, pendampingan, monitoring dan evaluasi. Pada tahun anggaran 2011, kegiatan fasilitasi penerapan legal software berbasis OSS difokuskan ke SD, SMP, SMA/SMK, dan Kelurahan se-Kota Pekalongan.

Interkoneksi data dan informasi dilingkungan Pemerintah Kota Pekalongan telah menggunakan infrastruktur TI, yaitu Metropolitan Area Network (MAN) atau lebih dikenal dengan nama Jaringan BATIK-Net.

Tahun 2005-2010, Jaringan BATIK-Net telah menghubungkan 105 titik terdiri atas klaster A Network Operating Control (NOC) sejumlah 35 titik, klaster B Kecamatan Pekalongan Barat sejumlah 17 titik, klaster C Kecamatan Pekalongan Selatan sejumlah 13 titik, klaster D Kecamatan Pekalongan Timur sejumlah 16 titik, klaster E Kecamatan Pekalongan Utara sejumlah 13 titik, dan klaster F Dinas Kesehatan sejumlah 15 titik. Sejumlah 18 titik koneksi menggunakan frekuensi jaringan wifi 2,4 Ghz. Sedangkan, SKPD atau unit kerja yang menggunakan frekuensi jaringan wifi 5,8 Ghz sejumlah 87 titik.

Dalam penyediaan informasi publik, sambung Basyir, Pemkot Pekalongan telah melakukan pengelolaan website resmi Pemerintah Kota Pekalongan ( http://www.pekalongankota.go.id ) dan memfasilitasi penanganan 14 website resmi SKPD. Pengelolaan website meliputi pengelolaan nama domain, hosting, dan pemutakhiran data/informasi penyelenggaraan pemerintahan/ pembangunan. Kemudian pada tahun anggaran 2011, semua SKPD dan Kelurahan difasilitasi untuk pembangunan/ pengembangan website resmi SKPD sebagai sub domain nama domain resmi Pemkot Pekalongan.

(3)

Komunikasi kedinasan lintas SKPD juga menggunakan saluran alternatif lain yang lebih murah dan aman disamping telepon, PABX, maupun telepon seluler. Alternatif tersebut menggunakan Voice over Internet Protokol (VoIP). VoIP terhubung melalui jaringan Batik-Net. Pemerintah Kota Pekalongan sendiri telah membangun dan memfasilitasi pembangunan VoIP sejumlah 72 unit. Dalam pengembangan infostruktur TI, Pemkot Pekalongan telah mengembangkan dan memanfaatkan aplikasi Government to Government (G2G), Government to Bussiness (G2B), dan Government to Citizen (G2C).

Aplikasi G2G meliputi SIMDA Keuangan, SIMDA Barang, Kantor Maya atau KANTAYA, SIM Hukum, SIM LEPPK, SIM RENJA, SIM Kepegawaian, SIM Pengawasan, dan SIM Kesehatan. Aplikasi G2B berupa SIMPADU, LPSE, BKO. Aplikasi G2C berupa SIM Kependudukan, SISKO TKLN, SMS Center.

Basyir juga mengaku memfasilitasi Telecenter sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dan masyarakat meliputi Community Acces Point (CAP) dan Mobile-Community Acces Point (M-CAP). CAP memiliki fungsi layanan pembelajaran TI dan akses internet. Sedangkan, M-CAP memiliki fungsi layanan pembelajaran TI, akses internet, akses layanan telepon, dan diseminasi informasi secara audio visual. Sementara SMS Center merupakan salah satu saluran komunikasi antara pemerintah dan masyarakat disamping surat, e-mail, telepon, fax, maupun tatap muka. SMS Center juga menampung keluhan masyarakat terkait dengan pelayanan publik.

Bahkan Pembangunan daerah berbasis elektronik identik dengan cybercity. Pemerintah Kota Pekalongan sebagai salah satu institusi pemerintah turut berperan dalam upaya peningkatan kinerja melalui penyelenggaran kepemerintahan berbasis elektronik.

Kepala Kominfo DR Sri Budi Santoso menambahkan, penyelenggaran pemerintahan berbasis elektronik ini merupakan bagian integral dari pembangunan daerah. Pembangunan Kota Pekalongan berbasis TI telah dicanangkan pada Peringatan HARTEKNAS 2008 di Kota Pekalongan dengan program e-pekalongan@batik-city-2010 (baca: e-pekalongan at batik city 2010) dengan misi e-Development untuk mendorong percepatan pemberdayaan masyarakat, good governance, pendidikan berkualitas, dan ekonomi kreatif Kota Pekalongan.

“ Dengan menggali peluang dan merumuskan konsensus kegiatan kolaboratif dalam pendayagunaan dan difusi TI diharapkan dapat menghasilkan dampak sinergis dalam pembangunan daerah,― ungkapnya.

Persiapan cybercity diawali dengan pembangunan infrastruktur TIK yang menghubungkan seluruh Kota Pekalongan. Tahap awal, telah dikembangkan telecenter di 4 kecamatan dan 47 kelurahan, telecenter di sentra produk unggulan, hotspot di tempat publik. Tahap selanjutnya, telecenter RT/RW.― Dengan adanya infrastruktur TI tersebut, masyarakat dapat mengakses aplikasi-aplikasi layanan publik secara free,― ungkap Pak Budi-sapaan akrabnya. (adv/dur)

(4)

MEMIMPIN masyarakat Kota Pekalongan, yang sebagian warganya bekerja di berbagai lembaga keuangan,

perhotelan, lembaga pendidikan maupun UKM yang menjamur di Kota Pekalongan, dr HM Basyir Ahmad sangat paham betul dengan kebutuhan warganya di bidang teknologi informasi.

Kebutuhan internet bagi warga Pekalongan, sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok. Karena internet menjadi sarana efektif untuk memasarkan produknya secara global, baik melalui website (official web dan blog) maupun media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Terkait hal tersebut, pasangan dr HM Basyir Ahmad bersama HA Alf Arslan Djunaid menfasilitasi penyediaan telecenter bisnis. Masing-masing 1 Telecenter UKM Batik City di Pasar Grosir Batik Setono, dan 1 Telecenter Museum Batik. Serta membangun Balai Inkubator Teknologi sebagai usaha Pengembangan Wirausaha Berbasis Teknologi.

Untuk mewujudkan e-Goverment Kota Pekalongan, pasangan Basyir-Alex juga mempelopori penggunaan software legal. Dengan menggunakan Free Open Source Software (FOSS), banyak keuntungan yang diperoleh, salah satunya menghemat anggaran. “Dengan FOSS, Pemkot dapat melakukan penghematan anggaran yang sangat signifikan,― ucap Basyir.

Apalagi, sambung Suami Balgis Diab itu, ada peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika yang mengharuskan pada 31 Desemeber 2011, pemerintah daerah harus memakai software legal yang free opensource. “Ini adalah inisiatif yang bagus dari Pak Basyir, sehingga pada pertengahan tahun 2010 lalu kami memutuskan untuk bisa mendeklarasikan Pekalongan bebas dari software yang tidak legal pada akhir Desember 2010. Setelah pencapaian tersebut, tahun 2011 ini, kami berkomitmen untuk bisa menggunakan FOSS secara menyeluruh pada akhir 2011,― ungkapnya.

Kedepannya, Basyir mengharapkan Pekalongan bebas dari sistem operasi berbayar. Karena setelah dihitung, untuk 1500 komputer dengan sistem operasi berbayar, dalam satu tahun akan ada pengeluaran anggaran sebesar Rp 9 milyar.

“ Coba bayangkan, APBD kami hanya Rp 450 milyar.

Kalau kita semua memakai FOSS, tentunya penghematan akan terjadi secara pesat. Nah, inilah yang tengah kami lakukan. Saya ingin kita merdeka, dan tidak lagi memakai sistem operasi yang yang berbayar. Apalagi mencuri, saya tidak mau.―

(5)

Kewajiban pemakaian dan pemanfaatan FOSS, ditegaskan Basyir merupakan kebijakan strategis pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik bebas pelanggaran Undang-undang Nomor 9 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Pemerintah Kota Pekalongan telah memfasilitasi penerapan legal software berbasis OSS di 33 SKPD Pemerintah Kota Pekalongan dengan target penuntasan migrasi ke perangkat lunak legal berbasis FOSS sampai dengan Desember 2010. Sasaran migrasi mencakup semua komputer aktif fungsi administrasi perkantoran (olah kata, olah angka, dan bahan presentasi) yang masih menggunakan sistem operasi dan aplikasi perkantoran tidal legal.

Target penuntasan meliputi migrasi aplikasi perkantoran Open Office sejumlah 668 unit dan sistem operasi distro Linux Ubuntu sejumlah 375 unit. Kegiatan fasilitasi penerapan legal software berbasis OSS meliputi sosialisasi, pendataan, pelatihan, instalasi, pendampingan, monitoring dan evaluasi. Pada tahun anggaran 2011, kegiatan fasilitasi penerapan legal software berbasis OSS difokuskan ke SD, SMP, SMA/SMK, dan Kelurahan se-Kota Pekalongan.

Interkoneksi data dan informasi dilingkungan Pemerintah Kota Pekalongan telah menggunakan infrastruktur TI, yaitu Metropolitan Area Network (MAN) atau lebih dikenal dengan nama Jaringan BATIK-Net.

Tahun 2005-2010, Jaringan BATIK-Net telah menghubungkan 105 titik terdiri atas klaster A Network Operating Control (NOC) sejumlah 35 titik, klaster B Kecamatan Pekalongan Barat sejumlah 17 titik, klaster C Kecamatan Pekalongan Selatan sejumlah 13 titik, klaster D Kecamatan Pekalongan Timur sejumlah 16 titik, klaster E Kecamatan Pekalongan Utara sejumlah 13 titik, dan klaster F Dinas Kesehatan sejumlah 15 titik. Sejumlah 18 titik koneksi menggunakan frekuensi jaringan wifi 2,4 Ghz. Sedangkan, SKPD atau unit kerja yang menggunakan frekuensi jaringan wifi 5,8 Ghz sejumlah 87 titik.

Dalam penyediaan informasi publik, sambung Basyir, Pemkot Pekalongan telah melakukan pengelolaan website resmi Pemerintah Kota Pekalongan ( http://www.pekalongankota.go.id ) dan memfasilitasi penanganan 14 website resmi SKPD. Pengelolaan website meliputi pengelolaan nama domain, hosting, dan pemutakhiran data/informasi penyelenggaraan pemerintahan/ pembangunan. Kemudian pada tahun anggaran 2011, semua SKPD dan Kelurahan difasilitasi untuk pembangunan/ pengembangan website resmi SKPD sebagai sub domain nama domain resmi Pemkot Pekalongan.

Komunikasi kedinasan lintas SKPD juga menggunakan saluran alternatif lain yang lebih murah dan aman disamping telepon, PABX, maupun telepon seluler. Alternatif tersebut menggunakan Voice over Internet Protokol (VoIP). VoIP terhubung melalui jaringan Batik-Net. Pemerintah Kota Pekalongan sendiri telah membangun dan memfasilitasi pembangunan VoIP sejumlah 72 unit. Dalam pengembangan infostruktur TI, Pemkot Pekalongan telah mengembangkan dan memanfaatkan aplikasi Government to Government (G2G), Government to Bussiness (G2B), dan Government to Citizen (G2C).

(6)

LEPPK, SIM RENJA, SIM Kepegawaian, SIM Pengawasan, dan SIM Kesehatan. Aplikasi G2B berupa SIMPADU, LPSE, BKO. Aplikasi G2C berupa SIM Kependudukan, SISKO TKLN, SMS Center.

Basyir juga mengaku memfasilitasi Telecenter sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dan masyarakat meliputi Community Acces Point (CAP) dan Mobile-Community Acces Point (M-CAP). CAP memiliki fungsi layanan pembelajaran TI dan akses internet. Sedangkan, M-CAP memiliki fungsi layanan pembelajaran TI, akses internet, akses layanan telepon, dan diseminasi informasi secara audio visual. Sementara SMS Center merupakan salah satu saluran komunikasi antara pemerintah dan masyarakat disamping surat, e-mail, telepon, fax, maupun tatap muka. SMS Center juga menampung keluhan masyarakat terkait dengan pelayanan publik.

Bahkan Pembangunan daerah berbasis elektronik identik dengan cybercity. Pemerintah Kota Pekalongan sebagai salah satu institusi pemerintah turut berperan dalam upaya peningkatan kinerja melalui penyelenggaran kepemerintahan berbasis elektronik.

Kepala Kominfo DR Sri Budi Santoso menambahkan, penyelenggaran pemerintahan berbasis elektronik ini merupakan bagian integral dari pembangunan daerah. Pembangunan Kota Pekalongan berbasis TI telah dicanangkan pada Peringatan HARTEKNAS 2008 di Kota Pekalongan dengan program e-pekalongan@batik-city-2010 (baca: e-pekalongan at batik city 2010) dengan misi e-Development untuk mendorong percepatan pemberdayaan masyarakat, good governance, pendidikan berkualitas, dan ekonomi kreatif Kota Pekalongan.

“ Dengan menggali peluang dan merumuskan konsensus kegiatan kolaboratif dalam pendayagunaan dan difusi TI diharapkan dapat menghasilkan dampak sinergis dalam pembangunan daerah,― ungkapnya.

Persiapan cybercity diawali dengan pembangunan infrastruktur TIK yang menghubungkan seluruh Kota Pekalongan. Tahap awal, telah dikembangkan telecenter di 4 kecamatan dan 47 kelurahan, telecenter di sentra produk unggulan, hotspot di tempat publik. Tahap selanjutnya, telecenter RT/RW.― Dengan adanya infrastruktur TI tersebut, masyarakat dapat mengakses aplikasi-aplikasi layanan publik secara free,― ungkap Pak Budi-sapaan akrabnya. (adv/dur)

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 11-08-2015)

MEMIMPIN masyarakat Kota Pekalongan, yang sebagian warganya bekerja di berbagai lembaga keuangan,

perhotelan, lembaga pendidikan maupun UKM yang menjamur di Kota Pekalongan, dr HM Basyir Ahmad sangat paham betul dengan kebutuhan warganya di bidang teknologi informasi.

(7)

menjadi sarana efektif untuk memasarkan produknya secara global, baik melalui website (official web dan blog) maupun media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Terkait hal tersebut, pasangan dr HM Basyir Ahmad bersama HA Alf Arslan Djunaid menfasilitasi penyediaan telecenter bisnis. Masing-masing 1 Telecenter UKM Batik City di Pasar Grosir Batik Setono, dan 1 Telecenter Museum Batik. Serta membangun Balai Inkubator Teknologi sebagai usaha Pengembangan Wirausaha Berbasis Teknologi.

Untuk mewujudkan e-Goverment Kota Pekalongan, pasangan Basyir-Alex juga mempelopori penggunaan software legal. Dengan menggunakan Free Open Source Software (FOSS), banyak keuntungan yang diperoleh, salah satunya menghemat anggaran. “Dengan FOSS, Pemkot dapat melakukan penghematan anggaran yang sangat signifikan,― ucap Basyir.

Apalagi, sambung Suami Balgis Diab itu, ada peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika yang mengharuskan pada 31 Desemeber 2011, pemerintah daerah harus memakai software legal yang free opensource. “Ini adalah inisiatif yang bagus dari Pak Basyir, sehingga pada pertengahan tahun 2010 lalu kami memutuskan untuk bisa mendeklarasikan Pekalongan bebas dari software yang tidak legal pada akhir Desember 2010. Setelah pencapaian tersebut, tahun 2011 ini, kami berkomitmen untuk bisa menggunakan FOSS secara menyeluruh pada akhir 2011,― ungkapnya.

Kedepannya, Basyir mengharapkan Pekalongan bebas dari sistem operasi berbayar. Karena setelah dihitung, untuk 1500 komputer dengan sistem operasi berbayar, dalam satu tahun akan ada pengeluaran anggaran sebesar Rp 9 milyar.

“ Coba bayangkan, APBD kami hanya Rp 450 milyar.

Kalau kita semua memakai FOSS, tentunya penghematan akan terjadi secara pesat. Nah, inilah yang tengah kami lakukan. Saya ingin kita merdeka, dan tidak lagi memakai sistem operasi yang yang berbayar. Apalagi mencuri, saya tidak mau.―

Kewajiban pemakaian dan pemanfaatan FOSS, ditegaskan Basyir merupakan kebijakan strategis pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik bebas pelanggaran Undang-undang Nomor 9 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Pemerintah Kota Pekalongan telah memfasilitasi penerapan legal software berbasis OSS di 33 SKPD Pemerintah Kota Pekalongan dengan target penuntasan migrasi ke perangkat lunak legal berbasis FOSS sampai dengan Desember 2010. Sasaran migrasi mencakup semua komputer aktif fungsi administrasi perkantoran (olah kata, olah angka, dan bahan presentasi) yang masih menggunakan sistem operasi dan aplikasi perkantoran tidal legal.

(8)

Target penuntasan meliputi migrasi aplikasi perkantoran Open Office sejumlah 668 unit dan sistem operasi distro Linux Ubuntu sejumlah 375 unit. Kegiatan fasilitasi penerapan legal software berbasis OSS meliputi sosialisasi, pendataan, pelatihan, instalasi, pendampingan, monitoring dan evaluasi. Pada tahun anggaran 2011, kegiatan fasilitasi penerapan legal software berbasis OSS difokuskan ke SD, SMP, SMA/SMK, dan Kelurahan se-Kota Pekalongan.

Interkoneksi data dan informasi dilingkungan Pemerintah Kota Pekalongan telah menggunakan infrastruktur TI, yaitu Metropolitan Area Network (MAN) atau lebih dikenal dengan nama Jaringan BATIK-Net.

Tahun 2005-2010, Jaringan BATIK-Net telah menghubungkan 105 titik terdiri atas klaster A Network Operating Control (NOC) sejumlah 35 titik, klaster B Kecamatan Pekalongan Barat sejumlah 17 titik, klaster C Kecamatan Pekalongan Selatan sejumlah 13 titik, klaster D Kecamatan Pekalongan Timur sejumlah 16 titik, klaster E Kecamatan Pekalongan Utara sejumlah 13 titik, dan klaster F Dinas Kesehatan sejumlah 15 titik. Sejumlah 18 titik koneksi menggunakan frekuensi jaringan wifi 2,4 Ghz. Sedangkan, SKPD atau unit kerja yang menggunakan frekuensi jaringan wifi 5,8 Ghz sejumlah 87 titik.

Dalam penyediaan informasi publik, sambung Basyir, Pemkot Pekalongan telah melakukan pengelolaan website resmi Pemerintah Kota Pekalongan ( http://www.pekalongankota.go.id ) dan memfasilitasi penanganan 14 website resmi SKPD. Pengelolaan website meliputi pengelolaan nama domain, hosting, dan pemutakhiran data/informasi penyelenggaraan pemerintahan/ pembangunan. Kemudian pada tahun anggaran 2011, semua SKPD dan Kelurahan difasilitasi untuk pembangunan/ pengembangan website resmi SKPD sebagai sub domain nama domain resmi Pemkot Pekalongan.

Komunikasi kedinasan lintas SKPD juga menggunakan saluran alternatif lain yang lebih murah dan aman disamping telepon, PABX, maupun telepon seluler. Alternatif tersebut menggunakan Voice over Internet Protokol (VoIP). VoIP terhubung melalui jaringan Batik-Net. Pemerintah Kota Pekalongan sendiri telah membangun dan memfasilitasi pembangunan VoIP sejumlah 72 unit. Dalam pengembangan infostruktur TI, Pemkot Pekalongan telah mengembangkan dan memanfaatkan aplikasi Government to Government (G2G), Government to Bussiness (G2B), dan Government to Citizen (G2C).

Aplikasi G2G meliputi SIMDA Keuangan, SIMDA Barang, Kantor Maya atau KANTAYA, SIM Hukum, SIM LEPPK, SIM RENJA, SIM Kepegawaian, SIM Pengawasan, dan SIM Kesehatan. Aplikasi G2B berupa SIMPADU, LPSE, BKO. Aplikasi G2C berupa SIM Kependudukan, SISKO TKLN, SMS Center.

Basyir juga mengaku memfasilitasi Telecenter sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dan masyarakat meliputi Community Acces Point (CAP) dan Mobile-Community Acces Point (M-CAP). CAP memiliki fungsi layanan pembelajaran TI dan akses internet. Sedangkan, M-CAP memiliki fungsi layanan pembelajaran TI, akses internet, akses layanan telepon, dan diseminasi informasi secara audio visual.

(9)

Sementara SMS Center merupakan salah satu saluran komunikasi antara pemerintah dan masyarakat disamping surat, e-mail, telepon, fax, maupun tatap muka. SMS Center juga menampung keluhan masyarakat terkait dengan pelayanan publik.

Bahkan Pembangunan daerah berbasis elektronik identik dengan cybercity. Pemerintah Kota Pekalongan sebagai salah satu institusi pemerintah turut berperan dalam upaya peningkatan kinerja melalui penyelenggaran kepemerintahan berbasis elektronik.

Kepala Kominfo DR Sri Budi Santoso menambahkan, penyelenggaran pemerintahan berbasis elektronik ini merupakan bagian integral dari pembangunan daerah. Pembangunan Kota Pekalongan berbasis TI telah dicanangkan pada Peringatan HARTEKNAS 2008 di Kota Pekalongan dengan program e-pekalongan@batik-city-2010 (baca: e-pekalongan at batik city 2010) dengan misi e-Development untuk mendorong percepatan pemberdayaan masyarakat, good governance, pendidikan berkualitas, dan ekonomi kreatif Kota Pekalongan.

“ Dengan menggali peluang dan merumuskan konsensus kegiatan kolaboratif dalam pendayagunaan dan difusi TI diharapkan dapat menghasilkan dampak sinergis dalam pembangunan daerah,― ungkapnya.

Persiapan cybercity diawali dengan pembangunan infrastruktur TIK yang menghubungkan seluruh Kota Pekalongan. Tahap awal, telah dikembangkan telecenter di 4 kecamatan dan 47 kelurahan, telecenter di sentra produk unggulan, hotspot di tempat publik. Tahap selanjutnya, telecenter RT/RW.― Dengan adanya infrastruktur TI tersebut, masyarakat dapat mengakses aplikasi-aplikasi layanan publik secara free,― ungkap Pak Budi-sapaan akrabnya. (adv/dur)

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 11-08-2015)

MEMIMPIN masyarakat Kota Pekalongan, yang sebagian warganya bekerja di berbagai lembaga keuangan,

perhotelan, lembaga pendidikan maupun UKM yang menjamur di Kota Pekalongan, dr HM Basyir Ahmad sangat paham betul dengan kebutuhan warganya di bidang teknologi informasi.

Kebutuhan internet bagi warga Pekalongan, sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok. Karena internet menjadi sarana efektif untuk memasarkan produknya secara global, baik melalui website (official web dan blog) maupun media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Terkait hal tersebut, pasangan dr HM Basyir Ahmad bersama HA Alf Arslan Djunaid menfasilitasi penyediaan telecenter bisnis. Masing-masing 1 Telecenter UKM Batik City di Pasar Grosir Batik Setono, dan 1 Telecenter Museum Batik. Serta membangun Balai Inkubator Teknologi sebagai usaha Pengembangan

(10)

Wirausaha Berbasis Teknologi.

Untuk mewujudkan e-Goverment Kota Pekalongan, pasangan Basyir-Alex juga mempelopori penggunaan software legal. Dengan menggunakan Free Open Source Software (FOSS), banyak keuntungan yang diperoleh, salah satunya menghemat anggaran. “Dengan FOSS, Pemkot dapat melakukan penghematan anggaran yang sangat signifikan,― ucap Basyir.

Apalagi, sambung Suami Balgis Diab itu, ada peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika yang mengharuskan pada 31 Desemeber 2011, pemerintah daerah harus memakai software legal yang free opensource. “Ini adalah inisiatif yang bagus dari Pak Basyir, sehingga pada pertengahan tahun 2010 lalu kami memutuskan untuk bisa mendeklarasikan Pekalongan bebas dari software yang tidak legal pada akhir Desember 2010. Setelah pencapaian tersebut, tahun 2011 ini, kami berkomitmen untuk bisa menggunakan FOSS secara menyeluruh pada akhir 2011,― ungkapnya.

Kedepannya, Basyir mengharapkan Pekalongan bebas dari sistem operasi berbayar. Karena setelah dihitung, untuk 1500 komputer dengan sistem operasi berbayar, dalam satu tahun akan ada pengeluaran anggaran sebesar Rp 9 milyar.

“ Coba bayangkan, APBD kami hanya Rp 450 milyar.

Kalau kita semua memakai FOSS, tentunya penghematan akan terjadi secara pesat. Nah, inilah yang tengah kami lakukan. Saya ingin kita merdeka, dan tidak lagi memakai sistem operasi yang yang berbayar. Apalagi mencuri, saya tidak mau.―

Kewajiban pemakaian dan pemanfaatan FOSS, ditegaskan Basyir merupakan kebijakan strategis pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik bebas pelanggaran Undang-undang Nomor 9 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Pemerintah Kota Pekalongan telah memfasilitasi penerapan legal software berbasis OSS di 33 SKPD Pemerintah Kota Pekalongan dengan target penuntasan migrasi ke perangkat lunak legal berbasis FOSS sampai dengan Desember 2010. Sasaran migrasi mencakup semua komputer aktif fungsi administrasi perkantoran (olah kata, olah angka, dan bahan presentasi) yang masih menggunakan sistem operasi dan aplikasi perkantoran tidal legal.

Target penuntasan meliputi migrasi aplikasi perkantoran Open Office sejumlah 668 unit dan sistem operasi distro Linux Ubuntu sejumlah 375 unit. Kegiatan fasilitasi penerapan legal software berbasis OSS meliputi sosialisasi, pendataan, pelatihan, instalasi, pendampingan, monitoring dan evaluasi. Pada tahun anggaran 2011, kegiatan fasilitasi penerapan legal software berbasis OSS difokuskan ke SD, SMP, SMA/SMK, dan Kelurahan se-Kota Pekalongan.

(11)

Interkoneksi data dan informasi dilingkungan Pemerintah Kota Pekalongan telah menggunakan infrastruktur TI, yaitu Metropolitan Area Network (MAN) atau lebih dikenal dengan nama Jaringan BATIK-Net.

Tahun 2005-2010, Jaringan BATIK-Net telah menghubungkan 105 titik terdiri atas klaster A Network Operating Control (NOC) sejumlah 35 titik, klaster B Kecamatan Pekalongan Barat sejumlah 17 titik, klaster C Kecamatan Pekalongan Selatan sejumlah 13 titik, klaster D Kecamatan Pekalongan Timur sejumlah 16 titik, klaster E Kecamatan Pekalongan Utara sejumlah 13 titik, dan klaster F Dinas Kesehatan sejumlah 15 titik. Sejumlah 18 titik koneksi menggunakan frekuensi jaringan wifi 2,4 Ghz. Sedangkan, SKPD atau unit kerja yang menggunakan frekuensi jaringan wifi 5,8 Ghz sejumlah 87 titik.

Dalam penyediaan informasi publik, sambung Basyir, Pemkot Pekalongan telah melakukan pengelolaan website resmi Pemerintah Kota Pekalongan ( http://www.pekalongankota.go.id ) dan memfasilitasi penanganan 14 website resmi SKPD. Pengelolaan website meliputi pengelolaan nama domain, hosting, dan pemutakhiran data/informasi penyelenggaraan pemerintahan/ pembangunan. Kemudian pada tahun anggaran 2011, semua SKPD dan Kelurahan difasilitasi untuk pembangunan/ pengembangan website resmi SKPD sebagai sub domain nama domain resmi Pemkot Pekalongan.

Komunikasi kedinasan lintas SKPD juga menggunakan saluran alternatif lain yang lebih murah dan aman disamping telepon, PABX, maupun telepon seluler. Alternatif tersebut menggunakan Voice over Internet Protokol (VoIP). VoIP terhubung melalui jaringan Batik-Net. Pemerintah Kota Pekalongan sendiri telah membangun dan memfasilitasi pembangunan VoIP sejumlah 72 unit. Dalam pengembangan infostruktur TI, Pemkot Pekalongan telah mengembangkan dan memanfaatkan aplikasi Government to Government (G2G), Government to Bussiness (G2B), dan Government to Citizen (G2C).

Aplikasi G2G meliputi SIMDA Keuangan, SIMDA Barang, Kantor Maya atau KANTAYA, SIM Hukum, SIM LEPPK, SIM RENJA, SIM Kepegawaian, SIM Pengawasan, dan SIM Kesehatan. Aplikasi G2B berupa SIMPADU, LPSE, BKO. Aplikasi G2C berupa SIM Kependudukan, SISKO TKLN, SMS Center.

Basyir juga mengaku memfasilitasi Telecenter sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dan masyarakat meliputi Community Acces Point (CAP) dan Mobile-Community Acces Point (M-CAP). CAP memiliki fungsi layanan pembelajaran TI dan akses internet. Sedangkan, M-CAP memiliki fungsi layanan pembelajaran TI, akses internet, akses layanan telepon, dan diseminasi informasi secara audio visual. Sementara SMS Center merupakan salah satu saluran komunikasi antara pemerintah dan masyarakat disamping surat, e-mail, telepon, fax, maupun tatap muka. SMS Center juga menampung keluhan masyarakat terkait dengan pelayanan publik.

Bahkan Pembangunan daerah berbasis elektronik identik dengan cybercity. Pemerintah Kota Pekalongan sebagai salah satu institusi pemerintah turut berperan dalam upaya peningkatan kinerja melalui

(12)

penyelenggaran kepemerintahan berbasis elektronik.

Kepala Kominfo DR Sri Budi Santoso menambahkan, penyelenggaran pemerintahan berbasis elektronik ini merupakan bagian integral dari pembangunan daerah. Pembangunan Kota Pekalongan berbasis TI telah dicanangkan pada Peringatan HARTEKNAS 2008 di Kota Pekalongan dengan program e-pekalongan@batik-city-2010 (baca: e-pekalongan at batik city 2010) dengan misi e-Development untuk mendorong percepatan pemberdayaan masyarakat, good governance, pendidikan berkualitas, dan ekonomi kreatif Kota Pekalongan.

“ Dengan menggali peluang dan merumuskan konsensus kegiatan kolaboratif dalam pendayagunaan dan difusi TI diharapkan dapat menghasilkan dampak sinergis dalam pembangunan daerah,― ungkapnya.

Persiapan cybercity diawali dengan pembangunan infrastruktur TIK yang menghubungkan seluruh Kota Pekalongan. Tahap awal, telah dikembangkan telecenter di 4 kecamatan dan 47 kelurahan, telecenter di sentra produk unggulan, hotspot di tempat publik. Tahap selanjutnya, telecenter RT/RW.― Dengan adanya infrastruktur TI tersebut, masyarakat dapat mengakses aplikasi-aplikasi layanan publik secara free,― ungkap Pak Budi-sapaan akrabnya. (adv/dur)

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 11-08-2015)

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, hu- kuman mati atau tembak mati, apabila ko- rupsi ini dilakukan dalam jumlah yang besar (al-sarîqah al-qubrâ) yang dapat mengakibat- kan terganggunya

Sulani (2009) telah melakukan penelitian tentang faktor-faktor pendukung keberhasilan penerapan peraturan pemerintah No 24 tahun 2005 pada Pemerintah kabupaten Labuhan

Namun Suichiro Honda tidak menenggelamkan diri dalam penilaian yang dilakukan ego, ia malah memanfaatkan semua itu untuk menyempurnakan pikiranya (untuk

Perbandingan Angka Kuman Pada Cuci Tangan dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Batik Jayakarta merupakan salah pilihan untuk fashion batik di kota Semarang. Batik Jayakarta melakukan pendekatan promosi yang baik untuk masyarakat Kota Semarang. Promosi

Sistem yang dibuat membantu ketua BAAK mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan kampus, khusunya Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK). Sistem

Namun begitu permulaan Matematik moden bermula pada tahun 1575 (Carl, 1991). Hal ini kerana pada tahun ini Ilmuan Eropah barat menemui semula.. kebanyakan karya

Teknik yang digunakan untuk menghitung jumlah subnet sama dengan teknik yang digunakan untuk menghitung jumlah host, namun karena host id dalam bentuk biner tidak boleh 0