• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PANDUAN UJIAN GELAR PROFESI ASURANSI KERUGIAN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PANDUAN UJIAN GELAR PROFESI ASURANSI KERUGIAN 2012"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

The INDONESIAN INSURANCE INSTITUTE®

UJIAN GELAR PROFESI

ASURANSI KERUGIAN

2012

(2)

SAMBUTAN KETUA DEWAN PENGURUS

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

Peran kualifikasi standar profesional dan ketrampilan dalam era globalisasi ini menjadi semakin penting untuk mencetak Tenaga-Tenaga Profesional di bidang perasuransian Indonesia. Hal ini seiring dengan prospek industri asuransi Indonesia yang diperkirakan akan semakin cerah di masa mendatang.

Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 425/KMK.06/2003 dan 426/KMK.06/2003 dimana sebagai persyaratan tenaga ahli di perusahaan perasuransian harus memiliki kualifikasi sebagai ahli yang bersertifikat, salah satunya dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia, serta mengharuskan setiap perusahaan asuransi, baik asuransi kerugian maupun asuransi jiwa, untuk memiliki Tenaga Ahli dalam bidang masing-masing bisnis yang dijalankannya, maka eksistensi Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ini menjadi semakin penting.

Oleh karena itu, untuk terus dapat memberikan kontribusinya kepada Industri Asuransi di Indonesia, Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ini juga terus melakukan penyempurnaan diberbagai bidang. Salah satu hal yang saat ini sedang dilakukan adalah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dibidani oleh Dewan Pengurus bersama-sama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang merupakan lembaga negara bertanggungjawab langsung kepada Presiden R.I. Selain itu, Asosiasi kita juga melakukan kerjasama-kerjasama dalam bidang penelitian dan pengembangan dengan berbagai pihak, antara lain dengan universitas dan perguruan tinggi, baik secara nasional maupun dalam program-program internasional, seperti dalam penyelenggaraan

International Conference on Globalization, Sustainability and Development di tahun 2010 yang lalu di Denpasar, Bali, dan International Conference on Social Microfinance and Communinity Development 2011 baru-baru ini di Pontianak, Kalimantan Barat. Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia sebagai sebuah lembaga penyelenggara ujian profesional untuk standarisasi, kualifikasi dan sertifikasi profesi asuransi, dari tahun ke tahun senantiasa berupaya untuk menyesuaikan kurikulum, silabus serta buku-buku referensi yang dipergunakan untuk ujian tersebut. Sejalan dengan hal itu, maka di tahun 2012 ini, Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia memandang perlu untuk menerbitkan kembali Buku Panduan Ujian Gelar Profesi Asuransi Kerugian yang telah disempurnakan.

Dengan diterbitkannya buku panduan ini, Dewan Pengurus Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia mengharapkan agar para kandidat dan juga peminat ujian lainnya akan lebih mudah untuk mengikuti ujian-ujian gelar profesional yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia. Gelar Profesi yang dianugerahkan oleh Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia kepada Peserta Ujian yang telah dinyatakan lulus, merupakan tanda bahwa mereka telah lolos dalam seleksi awal untuk menjadi seorang profesional dalam bidang perasuransian. Perkembangan selanjutnya

(3)

akan ditentukan oleh kinerja serta perilaku, kompetensi dan integritas masing-masing di masyarakat, khususnya di lingkungan perasuransian Indonesia.

Pada kesempatan ini, Dewan Pengurus menyampaikan ucapan terima kasih kepada Komisi Penguji Sektor Kerugian dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan saran dalam penyempurnaan Buku Panduan Ujian Gelar Profesi ini yang namanya tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Semoga Buku Panduan Ujian Gelar Profesi Asuransi Kerugian ini dapat menjadi sumber informasi yang efektif dan bermanfaat serta dapat membantu kelancaran bagi para kandidat serta kelancaran dalam pelaksanaan program-program kerja Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian AAMAI.

Jakarta, April 2012

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA, Dewan Pengurus,

Drs. Hendrisman Rahim, MA, FSAI, AAIJ, QIP, CPIE Ketua

(4)

PENGANTAR

KETUA KOMISI PENGUJI SEKTOR ASURANSI KERUGIAN

Memperhatikan perkembangan, tuntutan dan kebutuhan industri perasuransian yang semakin pesat khususnya industri asuransi umum, mengharuskan Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) sebagai sebuah lembaga penyelenggara ujian profesional untuk standarisasi, kualifikasi dan sertifikasi profesi asuransi, harus menyesuaikan diri agar dapat memenuhi perkembangan, tuntutan dan kebutuhan industri perasuransian yang semakin pesat tersebut.

Dalam memenuhi tuntutan tersebut Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian telah melakukan kajian terhadap Silabus dan buku-buku referensi yang selama ini dipergunakan dalam penyelenggaraan ujian gelar profesi saat ini dengan menyusun kembali silabus yang dipergunakan dan mengganti buku refensi dengan buku-buku terbaru.

Dalam silabus baru ini, Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian melakukan perubahan yang cukup mendasar yaitu dengan menghapus mata ujian cabang pada program Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) dan menambah mata ujian wajib pada program Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) dan semua buku-buku referensi yang dipergunakan diganti dengan buku-buku referensi yang paling baru. Perubahan silabus dan buku referensi yang dituangkan dalam Buku Panduan Ujian Gelar Profesi ini bertujuan untuk lebih mengaktualisasikan materi-materi ujian bidang manajemen asuransi kerugian yang akan dipergunakan dalam penyelenggaraan ujian gelar profesi mulai tahun 2012.

Penyelenggaraan ujian sertifikasi underwriter sesuai dengan lini bisnis tetap diselenggarakan meskipun belum dilakukan perubahan silabus, namun untuk pemberian

Certificate in General Insurance untuk yang lulus dua mata ujian dasar mengacu kepada silabus dan buku referensi yang baru.

Semoga buku ini menjadi panduan bagi peserta ujian/kandidat yang akan mengikuti ujian-ujian yang diselenggarakan AAMAI dan kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan saran, masukan dan dukungan sehingga buku panduan ini dapat diterbitkan.

Jakarta, April 2012

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA, Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian

Drs. Arizal ER, AIINZ, QPI, AAIK, ICBU, CPIE, QIP Ketua

(5)

DAFTAR ISI

Sambutan Ketua Dewan Pengurus AAMAI ... Pengantar Ketua Komisi Penguji Sektor Asuransi Kerugian ... Daftar Isi ... Profil AAMAI ... Halaman 2 4 5 8 BAGIAN I :

UJIAN GELAR PROFESI ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA SEKTOR ASURANSI KERUGIAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Program Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) ... Program Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) ... Pemberlakuan Kurikulum Baru dan Konversi …... Petunjuk Mengikuti Ujian ... Pendaftaran dan Pembatalan Ujian ... Biaya Pendaftaran dan Ujian ... Jadwal dan Penyelenggaraan Ujian ... Metoda Ujian ... Ketentuan Menempuh Ujian ... Keberatan Atas Hasil Ujian ... Masa Berlaku Buku Panduan2012 ... Pembebasan Mata Ujian ... Pengakuan Gelar (Penyetaraan) ... Pedoman Cara Menjawab Ujian ...

11 11 12 13 13 14 14 15 15 16 16 16 18 20

URAIAN SILABUS TINGKAT AJUN AHLI ASURANSI

INDONESIA SEKTOR KERUGIAN (101-108) 101 102 103 104 105 106 107 108 Praktek Asuransi ... Hukum Asuransi ... Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan ... Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat ... Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan ... Asuransi Pengangkutan ... Praktek Underwriting ... Praktek Klaim ... 22 28 33 37 45 51 55 58

(6)

URAIAN SILABUS TINGKAT AHLI ASURANSI INDONESIA SEKTOR KERUGIAN (401-408) 401 402 403 404 405 406 407 408

Manajemen Perusahaan Asuransi ... Manajemen Underwriting ... Reasuransi ... Manajemen Risiko ... Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan ... Manajemen Klaim ... Ekonomi dan Bisnis ... Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi ...

61 64 68 73 77 87 90 95 BAGIAN II :

CERTIFICATE IN GENERAL INSURANCE 1

2 3 4 5

Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian ... Biaya Pendaftaran dan Ujian ... Jadwal dan Penyelenggaraan Ujian ... Prosedur Memperoleh Sertifikat ... Buku-Buku Wajib dan Silabus ...

98 98 99 99 99 BAGIAN III : SERTIFIKASI UNDERWRITER 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Latar Belakang ... Program Ujian Sertifikasi Underwriter ... Persyaratan Peserta Ujian ... Pendaftaran dan Pembatalan Ujian ... Biaya Pendaftaran Ujian ... Jadwal Penyelenggaraan Ujian ... Metoda Ujian ... Acuan Kompetensi Pokok Certified Underwriter ... Silabus Ujian Sertifikasi Underwriter – Jalur AAAIK ... Buku Referensi ... 100 100 102 102 103 103 104 105 113 118 LAMPIRAN : 1 2 3 4

Surat Keputusan Perubahan Silabus ... Surat Keputusan Ujian Spesialisasi ... Surat Keputusan Pemberian Certificate in General Insurance ... Tata Tertib Ujian ...

120 122 124 126

(7)

5 6 7 8 9 10 11

Sanksi Atas Pelanggaran Tata Tertib Ujian ... Tata Cara Pelaksanaan Ujian ... Formulir Pendaftaran Ujian ... Formulir Permohonan Pembebasan Mata Ujian ... Formulir Permohonan Pembebasan Mata Ujian Sertifikasi ... Formulir Pengakuan Setara ... Formulir Permohonan Certificate in General Insurance ...

127 128 130 131 132 133 134

(8)

PROFIL AAMAI

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA atau yang lebih dikenal AAMAI, diproklamirkan pada tanggal 21 Agustus 1992, dan mendapatkan persetujuan dari Dewan Asuransi Indonesia melalui SK Pengurus Dewan Asuransi Indonesia Nomor 993/DAI/93 tanggal 29 Oktober 1993. Dalam Bahasa Inggris, asosiasi ini disebut “The Indonesian Insurance Institute”, dan berkedudukan di Jakarta.

Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia ( AAMAI ) merupakan satu-satunya organisasi bagi para Ahli Manajemen Perasuransian di Indonesia, baik Asuransi Jiwa maupun Kerugian yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan R.I. nomor 425/KMK.06/2003 dan 426/KMK.06/2003 tahun 2003.

Dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut dinyatakan bahwa setiap Perusahaan Asuransi di Indonesia harus mempunyai tenaga ahli yang telah dinyatakan lulus dalam ujian gelar professional yang diselenggarakan oleh AAMAI, atau mereka yang telah memiliki gelar profesi dari lembaga sejenis di luar negeri dan telah diakui atau disetarakan oleh AAMAI.

Oleh karena itu, AAMAI secara terus-menerus berupaya untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas para Anggotanya, yaitu mereka yang telah mempunyai gelar professional, baik yang diperolehnya melalui ujian-ujian yang diselenggarakan maupun mereka yang telah disetarakan melalui mekanisme yang professional, dan hal ini berarti bahwa AAMAI menjalankan missi yang telah digariskan oleh Pemerintah R.I. dalam bidang perasuransian.

AAMAI bukan merupakan lembaga pendidikan, akan tetapi merupakan organisasi pengembangan tenaga-tenaga profesional dalam industri perasuransian di Indonesia yang berbentuk sebagai Asosiasi Profesional. Sebagai lembaga profesi perasuransian di Indonesia, AAMAI mempunyai missi untuk menyiapkan para praktisi asuransi sesuai dengan standar profesi di bidang perasuransian di Indonesia.

Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, AAMAI bertujuan untuk :

 Meningkatkan dan mengembangkan kualitas profesionalisme para pelaku usaha perasuransian.

 Meningkatkan pemahaman dan kesadaran berasuransi masyarakat.

 Ikut serta meningkatkan peran industri asuransi dalam pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut AAMAI menyelenggarakan :

 Ujian profesi dan memberikan gelar profesional bidang Asuransi Jiwa, Asuransi Kerugian, serta bidang-bidang lain yang terkait.

(9)

 Kerjasama dengan organisasi dan asosiasi profesi di bidang perasuransian, dan lembaga / institusi lainnya baik di dalam maupun di luar negeri.

 Pembinaan dan Pengembangan para Anggota Asosiasi, dalam arti yang seluas-luasnya, terutama dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan memegang teguh Kode Etik Profesi.

 Penerbitan Jurnal Asosiasi, media profesi, karya-karya ilmiah dan informasi lainnya.

 Kegiatan-kegiatan lain yang dianggap perlu sepanjang tidak bertentangan dengan tujuan Asosiasi dan perundang-undangan yang berlaku.

AAMAI berkewajiban untuk memajukan usaha para pelaku usaha perasuransian di Indonesia dengan dilandasi sikap profesionalisme, yaitu memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dipersyaratkan, obyektif, jujur, kritis, dan penuh tanggung jawab, berdasarkan norma-norma dan kode etik yang berlaku dalam industri perasuransian, dengan menjunjung tinggi keadilan serta ketentuan hukum yang ada.

AAMAI sebagai asosiasi profesional berusaha untuk selalu melakukan perubahan sikap dan perilaku para Anggotanya secara terus-menerus melalui Sistem Keanggotaan Aktif dan Program Pengembangan Profesional Berkelanjutan ( P2B ) atau Continuing Professional Development ( CPD ).

Untuk mendukung itu semua, terdapat sejumlah kriteria dan persyaratan umum bagi para Anggota AAMAI, yaitu :

1. Lulus dalam ujian bidang profesi asuransi 2. Menjadi Anggota Asosiasi secara aktif 3. Mematuhi kode etik profesi

4. Menjalankan Program P2B / CPD

5. Mengutamakan pengabdian untuk kepentingan umum

Dasar penentuan keanggotaan AAMAI diatur dalam Anggaran Dasar AAMAI, yang meliputi :

Anggota Biasa : Seluruh pemegang gelar profesi asuransi ( AAAIK, AAAIJ, AAIJ dan AAIK) atau pemegang gelar profesi asuransi dari luar negeri yang telah mendapat penyetaraan oleh AAMAI.

Anggota Luar Biasa : Pemegang gelar profesi di bidang asuransi yang telah diakui oleh Asosiasi dan diberikan oleh Dewan Pengurus AAMAI berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

Anggota Kehormatan : Para pendiri Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia. Pelayanan dan jasa profesional yang dapat diberikan oleh AAMAI ditekankan pada pengembangan sikap profesionalitas seluruh Anggotanya, melalui Program P2B (Pengembangan Profesional Berkelanjutan) atau Continuing Professional Development

(10)

Beberapa kegiatan yang terus-menerus dilakukan oleh AAMAI dalam membangun Sumber Daya Manusia di bidang perasuransian nasional sehingga mencapai taraf profesional yang credible antara lain :

1. Secara bertahap menghilangkan sikap dan perilaku yang hanya berorientasi pada kemampuan sebagai karyawan atau pejabat perusahaan.

2. Menghapus persepsi usang bahwa sertifikat dan atau ijazah merupakan sarana ampuh untuk dapat naik pangkat / jabatan. Prestasi profesional harus lebih dihargai dan diutamakan.

3. Mengembangkan sikap dan perilaku profesional, yaitu perpaduan sinerjik antara kemampuan akademik dan kewirausahaan ( entrepreneurship ).

4. Proses perubahan sikap dan perilaku profesional itu harus dimulai dari kesadaran diri untuk terlebih dahulu menjadi Anggota Aktif Asosiasi, dan memenuhi semua kewajibannya. Sedangkan pihak Asosiasi / AAMAI akan memberikan perlindungan, mengembangkan dan memberikan hak-hak anggotanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(11)

UJIAN GELAR PROFESI

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA SEKTOR ASURANSI KERUGIAN

1. PROGRAM AJUN AHLI ASURANSI INDONESIA KERUGIAN (AAAIK)

Untuk menyelesaikan program AAAIK seorang kandidat harus lulus 6 (enam) mata ujian yang Modul Wajib dan Modul Pilihanya diambil dari program Diploma in Insurance dan Advanced Diploma in Insurance dari The Chartered Insurance Institute (CII) London, sebagai berikut :

Modul Judul Mata Ujian Jumlah

Mata Ujian

Modul Wajib

101 : Praktek Asuransi 102 : Hukum Asuransi

103 : Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan

3 mata ujian

Modul Pilihan

104 : Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat.

105 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan. 106 : Asuransi Pengangkutan. 107 : Praktek Underwriting. 108 : Praktek Klaim. 3 mata ujian dipilih dari 5 modul ini

2. PROGRAM AHLI ASURANSI INDONESIA KERUGIAN (AAIK)

Untuk menyelesaikan program AAIK seorang kandidat terlebih dahulu harus memperoleh gelar AAAIK dan harus lulus 5 (lima) mata ujian yang juga diambil dari program Diploma in Insurance dan Advanced Diploma in Insurance dari The Chartered Insurance Institute (CII) London, sebagai berikut :

Modul Judul Mata Ujian Jumlah

Mata Ujian

Modul Wajib

401 : Manajemen Perusahaan Asuransi. 402 : Manajemen Underwriting.

403 : Reasuransi.

3 mata ujian (wajib)

(12)

Modul Pilihan

404 : Manajemen Risiko.

405 : Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan. 406 : Manajemen Klaim.

407 : Ekonomi dan Bisnis.

408 : Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi.

2 mata ujian dipilih dari 5 modul ini

3. PEMBERLAKUAN KURIKULUM BARU DAN KONVERSI

Kurikulum baru akan diberlakukan mulai penyelenggaraan ujian bulan September 2012 dan kurikulum lama tidak diujikan lagi. Bagi kandidat yang sampai saat diberlakukannya kurikulum baru belum berhasil menyelesaikan program AAAIK atau AAIK akan dilakukan proses konversi dengan ketentuan sebagai berikut : KONVERSI PROGRAM AAAIK

Kurikulum Lama Konversi ke Kurikulum Baru

101 : Praktek Asuransi 102 : Hukum dan Asuransi 103 : Praktek Bisnis

101 : Praktek Asuransi 102 : Hukum Asuransi

103 : Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan

201 : Pengantar Asuransi Kerugian Komersial

202 : Pengantar Asuransi Personal

105 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan

105 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan

301 : Prinsip - Prinsip Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan 302 : Asuransi Harta Benda dan

Kepentingan Keuangan Komersial – Pengkajian dan Underwriting 303 : Asuransi Personal

304 : Asuransi Kendaraan Bermotor

301/302/303 Salah satu dari : 106 : Asuransi Pengangkutan. 107 : Praktek Underwriting. 108 : Praktek Klaim.

104 : Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat

(13)

KONVERSI PROGRAM AAIK

Kurikulum Lama Konversi ke Kurikulum Baru

401 : Prinsip - Prinsip dan Praktek Manajemen dalam Asuransi

401 : Manajemen Perusahaan Asuransi

501 : Asuransi Tanggung Gugat

502 : Asuransi Pengangkutan 503 : Prinsip-Prinsip Reasuransi

Salah satu dari

406 : Manajemen Klaim 407 : Ekonomi dan Bisnis

408 : Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi

405 : Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan 403 : Reasuransi 601 : Manajemen Risiko 602 : Manajemen Underwriting 603 : Aplikasi Reasuransi 404 : Manajemen Risiko 402 : Manajemen Underwriting Salah satu dari

406 : Manajemen Klaim 407 : Ekonomi dan Bisnis

408 : Pemasaran Produk dan Jasa Asuransi

4. PETUNJUK MENGIKUTI UJIAN

Ujian Gelar Profesional Keanggotaan AAMAI Sektor Asuransi Kerugian terbuka untuk umum dengan pendidikan terendah SMU; lebih diutamakan bagi lulusan Program Diploma atau Perguruan Tinggi/Universitas Strata I (S1), dan sudah bekerja di industri/lembaga perasuransian.

5. PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN UJIAN

5.1. Pendaftaran ujian ditujukan langsung kepada : Sekretariat AAMAI d/a. Sentra Pemuda Kav.8

Jl. Pemuda No. 61 Jakarta 13220

(14)

dengan cara mengisi formulir pendaftaran seperti contoh terlampir yang dapat diperoleh di Sekretariat AAMAI atau Komisariat AAMAI atau instansi lain setempat yang ditunjuk AAMAI atau down load di website AAMAI www.aamai.or.id serta melampirkan pasfoto 6 (enam) bulan terakhir ukuran 3X4 dan 4X6 masing-masing 2 lembar.

5.2. Pembatalan / Penundaan Ujian

Apabila Kandidat tidak hadir dalam ujian, maka Kandidat dianggap membatalkan ujian dan biaya ujian tidak dapat dikembalikan. Penundaaan ujian karena alasan mendesak yang dapat disetujui hanya berlaku untuk satu kali ujian berikutnya, dan diajukan dengan surat selambat-lambatnya satu minggu sebelum ujian dimulai kepada Sekretariat AAMAI kecuali dengan alasan sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.

6. BIAYA PENDAFTARAN DAN UJIAN.

6.1. Biaya Pendaftaran dan biaya ujian ditetapkan sesuai dengan ketentuan Dewan Pengurus.

6.2. Biaya Pendaftaran dan Biaya Ujian dapat dibayarkan langsung ke Sekretariat AAMAI atau ditransfer ke rekening atas nama Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia, No. 006.008800.8283 pada Bank Mandiri Cabang Matraman, atau No. 342.302375-5 pada Bank Central Asia Cabang Matraman, Jl. Matraman Raya Jakarta Timur.

7. JADWAL DAN PENYELENGGARAAN UJIAN.

7.1. Ujian diselenggarakan pada bulan Maret untuk Semester I dan bulan September untuk Semester II setiap tahun, yang waktunya akan diumumkan terlebih dahulu dengan jadwal sebagai berikut.

Hari Bulan Mata Ujian Jam

Senin Maret / September 101, 401 & 406 104, 107, 404 09.00 – 12.00 14.00 – 17.00 Selasa Maret / September 102, 108, 402 & 900 105, 405, 407, 901, 902, 903, 904, 905, 906 & 907 09.00 – 12.00 14.00 – 17.00 Rabu Maret / September 103, 106, 403 & 408 09.00 – 12.00

(15)

7.2. Penyelenggaraan ujian dipusatkan di kota-kota berikut atau di kota-kota lain yang ditetapkan oleh Komisi Penguji Sektor Kerugian:

 Jakarta  Bandung  Semarang  Yogyakarta  Surabaya  Denpasar  Pontianak  Balikpapan  Banjarmasin  Manado  Ujung Pandang  Bandar Lampung  Palembang  Padang  Pekanbaru  Medan

7.3. Ujian Gelar Profesional Keanggotaan AAMAI diawasi oleh Anggota Komisi Penguji atau petugas yang ditunjuk oleh Komisi Penguji.

Para Kandidat wajib mentaati Tata Tertib Ujian dan pelanggaran atas Tata Tertib Ujian dapat dikenakan sanksi seperti diatur dalam Tata Tertib Ujian.

8. METODA UJIAN

8.1. Ujian dilaksanakan dengan metoda essay untuk semua mata ujian yang harus ditempuh dalam waktu maksimal 180 (seratus delapan puluh) menit.

8.2. Nilai ujian dinyatakan sebagai berikut :

8.2.1. LM (lulus Memuaskan) = Lulus dengan nilai lulus 75 atau lebih 8.2.2. L (Lulus) = Lulus dengan nilai lulus 55 - 74 8.2.3. TL (Tidak Lulus) = Gagal dengan nilai dibawah 55

8.3. Hasil ujian akan diberitahukan melalui perusahaan masing-masing jika kandidat diutus oleh perusahaan, atau secara langsung bagi Kandidat perorangan dan di website AAMAI www.aamai.or.id.

8.4. Keputusan Komisi Penguji mengenai hasil ujian adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.

9. KETENTUAN MENEMPUH UJIAN.

9.1. Mata Ujian Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) dapat ditempuh tanpa memperhatikan urutan mata ujian.

9.2. Mata Ujian Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) dapat ditempuh tanpa memperhatikan urutan mata ujian dengan syarat minimal tinggal menempuh satu mata ujian lagi untuk memperoleh gelar Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) yang dipersyaratkan tetapi satu mata ujian AAAIK yang belum lulus wajib diikuti dan lulus sebelum menyelesaikan semua mata ujian AAIK

(16)

.

10. KEBERATAN ATAS HASIL UJIAN

Kandidat yang merasa tidak puas dengan hasil ujian, dapat mengajukan keberatan kepada Komisi Penguji untuk dilakukan pemeriksaan ulang dengan ketentuan sebagai berikut :

10.1. Pengajuan keberatan atas hasil ujian hanya berlaku bagi penyelenggaraan ujian yang baru saja diselenggarakan dan tidak berlaku bagi penyelenggaraan-penyelenggaraan ujian sebelumnya.

10.2. Perserta yang bersangkutan mengajukan permohonan secara tertulis untuk pemeriksaan ulang kepada Komisi Penguji Sektor Kerugian / Sekretariat AAMAI, serta membayar uang pemeriksaan ulang yang besarnya ditetapkan oleh Dewan Pengurus.

10.3. Pengajuan keberatan harus disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman hasil ujian.

10.4. Komisi Penguji akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil ujian bagi Kandidat yang bersangkutan apabila nilai yang diperoleh oleh kandidat tidak lebih kecil dari 50.

10.5. Hasil pemeriksaan ulang tersebut akan disampaikan kepada Peserta Ujian secara tertulis oleh Komisi Penguji dan bersifat final.

10.6. Keluhan atau permintaan Peserta Ujian yang tidak dapat dilayani adalah : 10.6.1. Permintaan copy lembar jawaban yang telah diberi nilai.

10.6.2. Permintaan ujian susulan dan atau ulangan. 10.6.3. Keluhan berkaitan dengan substansi soal ujian.

10.6.4. Peninjauan ulang atas penolakan Komisi Penguji terhadap permintaan pembebasan mata ujian.

10.6.5. Hilangnya kredit yang telah diperoleh akibat terjadinya perubahan silabus atau diberlakukannya suatu ketentuan baru oleh Komisi Penguji.

11. MASA BERLAKU BUKU PANDUAN 2012

Buku Panduan Ujian 2012 ini mulai berlaku untuk penyelenggaraan ujian bulan September 2012, tanpa masa transisi, sampai dinyatakan ada perubahan lebih lanjut.

(17)

12. PEMBEBASAN MATA UJIAN

Pembebasan Mata Ujian dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut : 12.1. Syarat Pengajuan Pembebasan

12.1.1 Pembebasan mata ujian Sektor Asuransi Kerugian hanya bisa diajukan oleh Peserta Ujian yang telah memiliki Nomor Kandidat. 12.1.2. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh Komisi Penguji dan

mengirimkannya ke Sekretariat AAMAI dengan lampiran :

a. Copy Sertifikat dari Lembaga Pendidikan Akademik / Profesi pemberi gelar yang telah dilegalisasi.

b. Copy Transkrip Nilai dari Lembaga Pendidikan Akademik / Profesi pemberi gelar yang telah dilegalisasi.

c. Surat Keterangan pernyataan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional untuk Lembaga Pendidikan Akademik.

12.1.3. Membayar biaya pembebasan apabila telah mendapat persetujuan dibebaskan dari Komisi Penguji, yang besarnya sama dengan biaya ujian untuk mata ujian tersebut.

12.2. Ketentuan Pembebasan

12.2.1. Mata ujian yang dapat dibebaskan untuk tingkat Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) adalah maksimum 4 (empat) mata ujian dengan ketentuan :

a. 2 (dua) mata ujian dari Lembaga Pendidikan Akademik (kecuali STIMRA dan STMA Trisakti ) untuk mata ujian :

102 : Hukum Asuransi

103 : Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan

b. 2 ( dua ) mata ujian dari Lembaga Profesi yaitu untuk mata ujian: 104 : Asuransi Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat 105 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan Keuangan 106 : Asuransi Pengangkutan

107 : Praktek Underwriting 108 : Praktek Klaim

12.2.2. Mata ujian yang dapat dibebaskan untuk tingkat Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) adalah maksimum 2 (dua) mata ujian. Pembebasan tidak berlaku untuk mata ujian 401 : Manajemen Perusahaan Asuransi.

(18)

12.2.3. Khusus pemegang gelar dari The Chartered Insurance Institute (CII) dan Malaysian Insurance Institute (MII) pengajuan pembebasan bersifat apple to apple sedangkan pembebasan diluar kedua lembaga tersebut diberikan berdasarkan silabus mata ujian yang ekuivalen dengan mata ujian AAMAI.

12.2.4. Bagi pemegang gelar dari Lembaga Pendidikan Akademis diatur sebagai berikut :

No Subject Institusi Gelar Status Contents Recognition

1. Praktek Asuransi

(101)

STIMRA SE.As LANGSUNG

STMA SE.As LANGSUNG

2 Hukum Asuransi (102) Fak. Hukum S T I H P T H Militer SH Negara/ Disamakan/ Ujian Negara Dan Atau Terakreditasi Oleh Ban Semua Jurusan LANGSUNG 3 Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan (103) Fak. Ekonomi SE Negara/ Disamakan/ Ujian Negara Dan Atau Terakreditasi Oleh Ban LANGSUNG STIE SE LANGSUNG STMA, STIMRA SE.As LANGSUNG Non Fak/STI Ekonomi

S1 1. Makro Ekonomi Dan 2. Mikro Ekonomi Dan MIN SKS = 3 NILAI  B Magister S2 1. Pengantar Manajemen, Atau Dasar-Dasar Manajemen, Atau Manajemen Umum 2. 2 (dua) Mata Ujian Manajemen Lainnya

MIN SKS = 2 NILAI  B

S3

13. PENGAKUAN GELAR ( PENYETARAAN )

Dewan Pengurus AAMAI telah menerbitkan ketentuan tentang Pengakuan Kualifikasi Kompetensi bagi pemegang gelar dari institusi pemberi gelar profesi asuransi di luar negeri, yaitu :

 CII : Chartered Insurance Institute, Inggris

 MII : Malaysian Insurance Institute, Malaysia

 ANZIIF : Australia and New Zealand Insurance Institute & Finance, Australia

(19)

 Dan lembaga-lembaga lain yang ditentukan berdasarkan Surat Keputusan

Dewan Pengurus AAMAI.

Petunjuk yang harus diikuti oleh Pemohon Pengakuan Kualifikasi Kompentensi adalah sebagai berikut :

1. Mengisi secara lengkap formulir Permohonan Pengakuan Kualifikasi Kompetensi dan menyertakan semua lampiran-lampiran yang diperlukan (copy ijazah / copy sertifikat, copy akte pengesahan dari negara asal jika ada, transkrip nilai, dan lain-lain).

2. Formulir pada angka 1 (satu) di atas diisi secara lengkap, kemudian disampaikan ke Sekretariat AAMAI disertai pembayaran biaya penyetaraan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Komisi Penguji akan melakukan penilaian atas permohonan pengakuan atau penyetaraan tersebut, dan hasilnya akan diberitahukan secara tertulis kepada Pemohon.

4. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyetaraan : 4.1. Untuk tingkat setara Ajun Ahli Asuransi Kerugian :

4.1.1. Pemohon harus telah memperoleh gelar Associate dalam bidang asuransi kerugian.

4.1.2. Lulus mata ujian yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus, melalui ujian-ujian reguler AAMAI yaitu mata ujian 102 (Hukum Asuransi).

4.2. Untuk tingkat setara Ahli Asuransi Kerugian :

Pemohon harus telah memperoleh gelar minimum Associate/Senior Associate (ANZIIF) atau yang setara dalam bidang asuransi kerugian, dan membuat karya tulis ilmiah dalam bahasa Indonesia minimum 35 (tiga puluh lima) halaman, tidak termasuk lampiran, dan harus dipresentasikan di hadapan Komisi Penguji dan dinyatakan lulus. Karya Tulis atau Skripsi tersebut harus diselesaikan dalam waktu maksimal 3 (tiga) bulan sejak diterimanya permohonan. Karya tulis tersebut harus mencakup materi :

4.2.1. Aspek hukum asuransi di Indonesia, atau

4.2.2. Kajian / analisis dan terapan usaha asuransi di Indonesia berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan bimbingan Pendamping atau Counsellor yang ditetapkan oleh Komisi Penguji.

4.3. Biaya Penyetaraan Gelar Profesi / permohonan Pengakuan Kualifikasi Kompetensi ini ditetapkan oleh Dewan Pengurus, dan pembayarannya dilaksanakan pada saat mengajukan permohonan.

(20)

14. PEDOMAN CARA MENJAWAB SOAL UJIAN

14.1. Bacalah dengan baik semua instruksi yang tertulis dalam lembar soal dan cover depan buku jawaban.

14.2. Pastikan semua pertanyaan Bagian I dijawab dan pilih 4 (empat) dari 6 (enam) pertanyaan Bagian II.

14.3. Apabila pertanyaan Bagian II dijawab lebih dari 4 (empat) soal, maka yang akan dinilai hanyalah jawaban dengan urutan pengerjaan 1 (satu) sampai 4 (empat) tanpa memperhatikan nomor urut soal.

14.4. Bacalah semua soal dengan baik dan kerjakan lebih dahulu soal-soal yang paling dikuasai.

14.5. Untuk menghemat waktu, tidak perlu menulis kembali soal pada buku jawaban.

14.6. Apabila jawaban yang telah ditulis dianggap salah, jawaban tersebut harus dicoret silang.

14.7. Jawaban harus ditulis dengan tinta hitam / biru dan dilarang menulis nama, tanda tangan, kode, tulisan/komentar-komentar yang tidak relevan dengan jawaban atau pewarnaan dalam buku jawaban.

14.8. Tulisan harus jelas dan mudah dibaca.

14.9. Jawaban harus straight forward, tidak berbelit-belit. Jawaban yang berbeli-belit (padding) dapat mengurangi nilai atau tidak mendapatkan nilai tambah karena score maksimal masing-masing pertanyaan telah ditetapkan.

Contoh:

Pertanyaan pada Bagian I yang dimulai dengan intruksi ‘Uraikan’ atau ‘Sebutkan’ hanya mengharapkan jawaban cukup sederhana, sehingga tidak akan mendapat nilai tambah sekalipun dijawab secara sangat komprehensip. Nilai maksimum untuk masing-masing soal Bagian I adalah 1/8 x 25% dari full mark.

14.10. Jawaban yang keluar dari konteks pertanyaan sama sekali tidak mendapatkan nilai.

14.11. Jawaban terhadap soal dengan perhitungan harus dibuat secara rinci dan sistematis atau dengan urutan yang mudah diikuti. Metode perhitungan yang betul akan mendapatkan nilai disamping hasil akhir perhitungan. 14.12. Jawaban yang dilengkapi dengan contoh yang relevan akan mendapatkan

nilai tambah, tapi sebaliknya penggunaan contoh yang salah dapat mengurangi nilai.

(21)

14.13. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Sebutkan’ cukup dijawab dengan memberikan daftar substansi jawaban, tidak perlu dilengkapi dengan uraian, penjelasan atau contoh.

14.14. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Uraikan’ cukup dijawab dengan memberikan definisi atau pengertian umum, bisa dilengkapi dengan contoh sederhana.

14.15. Pertanyaan yang dimulai dengan kata’Jelaskan’ harus dijawab secara komprehensif yaitu mencakup tetapi tidak terbatas pada konsep dasar dari substansi pertanyaan, aplikasinya dalam praktek serta modifikasi yang mungkin diterapkan terhadap konsep tersebut. Pemberian contoh yang relevan juga akan menambah nilai.

14.16. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Diskusikan’ harus dijawab secara komprehensif sebagaimana dengan pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Jelaskan’ tetapi juga diharapkan adanya pendapat dan analisa dari peserta ujian. Penggunaan contoh akan menambah nilai.

(22)

101 : PRAKTEK ASURANSI

SASARAN :

Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang :

1. Prinsip-prinsip dasar asuransi, termasuk prinsip-prinsip hukum berkaitan dengan perjanjian asuransi, prinsip-prinsip peraturan berkaitan dengan usaha perasuransian dan unsur-unsur utamanya untuk melindungi Tertanggung;

2. Peran underwriting termasuk identifikasi, pengkajian dan akseptasi risiko, penetapan premi dan faktor-faktor finansial terkait

RINGKASAN HASIL BELAJAR :

1. Memahami sifat dan fitur pokok risiko dalam konteks asuransi

2. Memahami cara penerapan fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada suatu situasi yang tertentu

3. Memahami fitur pokok asuransi

4. Mengetahui struktur dan fitur pokok pasar asuransi

5. Memahami insurable interest dan posisinya dalam asuransi 6. Memahami prinsip utmost good faith

7. Memahami fakta material berkaitan dengan proses underwriting asuransi

8. Memahami doktrin proximate cause dan penerapannya dalam kasus klaim sederhana

9. Memahami prinsip indemnity dan penerapannya dalam kontrak asuransi

10. Memahami prosedur underwriting berkaitan dengan proses underwriting asuransi 11. Memahami polis asuransi berkaitan dengan proses underwriting asuransi

12. Memahami perpanjangan dan pembatalan polis berkaitan dengan proses

underwriting asuransi

13. Memahami asuransi pribadi berkaitan dengan proses underwriting asuransi 14. Memahami asuransi komersial berkaitan dengan proses underwriting asuransi 15. Memahami pertimbangan underwriting berkaitan dengan proses underwriting

asuransi

16. Memahami prinsip-prinsip dan praktek penetapan premi

17. Memahami faktor-faktor penetapan premi dalam konteks proses underwriting

asuransi

18. Memahami manajemen exposure dalam konteks proses underwriting asuransi SILABUS :

1. Memahami sifat dan fitur pokok risiko dalam konteks asuransi 1.1. Mendeskripsikan konsep risiko dan persepsi risiko

(23)

1.2. Menjelaskan fungsi dan proses manajemen risiko 1.3. Mendeskripsikan berbagai kategori risiko

1.4. Menjelaskan jenis risiko yang dapat diasuransikan dan yang tidak 1.5. Mendeskripsikan komponen risiko

1.6. Menjelaskan hubungan antara frequency dan severity

1.7. Menjelaskan perbedaan antara peril dan hazard dalam kaitan dengan asuransi

2. Memahami cara penerapan fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada suatu situasi yang tertentu

2.1. Menerapkan fitur-fitur pokok risiko dan manajemen risiko pada situasi yang berbeda-beda

3. Memahami fitur pokok asuransi

3.1. Menjelaskan kebutuhan berasuransi

3.2. Menjelaskan dasar asuransi sebagai mekanisme pengalihan risiko

3.3. Menjelaskan manfaat asuransi bagi pemegang polis dan masyarakat umum 3.4. Menjelaskan istilah koasuransi dan penggunaannya dalam dua cara yang

berbeda dalam pasar asuransi

3.5. Mendeskripsikan pengertian koasuransi, pertanggungan rangkap dan self-insurance

3.6. Mendeskripsikan cabang-cabang pokok asuransi; termasuk asuransi harta benda, asuransi kepentingan keuangan, asuransi kendaraan bermotor, asuransi tanggung gugat, asuransi pengangkutan dan aviasi, asuransi kesehatan, polis combined atau package

4. Mengetahui struktur dan fitur pokok pasar asuransi

4.1. Mendeskripsikan struktur pasar asuransi, dan kelompok utama pelakunya 4.2. Mendeskripsikan jenis penanggung berdasarkan kepemilikannya

4.3. Menjelaskan jenis dan layanan perantara dalam pasar asuransi

4.4. Mendeskripsikan kanal distribusi yang digunakan dalam penjualan asuransi 4.5. Menjelaskan tujuan reasuransi

4.6. Mendeskripsikan peranan pokok para profesional di bidang asuransi; termasuk underwriter, petugas klaim, penilai kerugian, surveyor dan penyedia jasa forensik, aktuaris, manajer risiko dan petugas layanan keluhan nasabah

5. Memahami insurable interest dan posisinya dalam asuransi 5.1. Mendefinisikan insurable interest dan fitur-fiturnya 5.2. Menjelaskan saat timbulnya insurable interest 5.3. Menjelaskan cara timbulnya insurable interest

(24)

5.4. Menjelaskan penerapan insurable interest terhadap perjanjian asuransi harta benda dan tanggung gugat

6. Memahami prinsip utmost good faith

6.1. Menjelaskan prinsip utmost good faith dan penerapannya terhadap perjanjian asuransi

6.2. Menjelaskan bagaimana duty of disclosure bekerja pada polis asuransi umum dan cara mengubahnya dalam ketentuan polis

6.3. Mendeskripsikan perbedaan antara polis umum dan jiwa dalam hal duty of disclosure

6.4. Mendefinisikan fakta material

6.5. Mengidentifikasi dan membedakan antara physical hazard dan moral hazard

dalam kaitan dengan surat permohonan penutupan asuransi umum 6.6. Menjelaskan fakta material yang tidak memerlukan disclosure

6.7. Menjelaskan konsekuensi dari non-disclosure atau misrepresentation atas fakta material

7. Memahami fakta material berkaitan dengan proses underwriting asuransi 7.1. Menjelaskan alasan mengapa seorang underwriter perlu untuk

memperhatikan fakta material dalam mengkaji risiko

7.2. Menjelaskan konsep duty of disclosure, pihak yang berkewajiban menerapkannya dan bagaimana kewajiban tersebut dimodifikasi

7.3. Mendefinisikan istilah peril dan hazard sebagaimana digunakan dalam industri asuransi dan hubungan keduanya

7.4. Menjelaskan pentingnya moral hazard dan physical hazard bagi underwriter

dan manifestasinya

7.5. Mendeskripsikan metode yang digunakan underwriter untuk mendapatkan fakta material

8. Memahami doktrin proximate cause dan penerapannya dalam kasus klaim sederhana

8.1. Menjelaskan pengertian proximate cause

8.2. Menerapkan proximate cause pada skenario berkaitan dengan klaim asuransi umum

9. Memahami prinsip indemnity dan penerapannya dalam kontrak asuransi 9.1. Mendefinisikan prinsip indemnity

9.2. Menjelaskan opsi penyelesaian klaim yang tersedia bagi Penanggung yang akan memberikan indemnity yang diperlukan kepada Tertanggung

(25)

9.4. Menjelaskan pengertian polis agreed value, polis first loss dan jaminan new for old

9.5. Menghitung pembayaran klaim sederhana berdasarkan prinsip pro-rata conditions of average

10. Memahami prinsip kontribusidan subrogasi

10.1. Menjelaskan prinsip kontribusi; bilamana dan bagaimana menerapkannya untuk berbagi pembayaran klaim antara para penanggung dalam kasus klaim sederhana asuransi harta benda

10.2. Menjelaskan prinsip subrogasi dan alasan untuk menjalankannya atau tidak dalam situasi sederhana

11. Memahami prosedur underwriting berkaitan dengan proses underwriting

asuransi

11.1. Mendeskripsikan pertanyaan umum dan spesifik pada surat permohonan penutupan asuransi

11.2. Mendeskripsikan prosedur berkaitan dengan surat penawaran penutupan asuransi

11.3. Menjelaskan tujuan surat permohonan penutupan asuransi dan peran hukumnya

11.4. Mendeskripsikan cara-cara yang berbeda dalam penghitungan premi

11.5. Menjelaskan aspek hukum dari prosedur berkaitan dengan penerbitan cover note, polis dan sertifikat asuransi

11.6. Mendeskripsikan relevansi dari pembayaran premi terhadap validitas jaminan

11.7. Mendeskripsikan metode yang digunakan oleh penanggung untuk mengumpulkan premi termasuk fasilitas pembayaran berkala

12. Memahami polis asuransi berkaitan dengan proses underwriting asuransi 12.1. Mendeskripsikan struktur, fungsi dan isi polis, termasuk ikhtisar polis

12.2. Menjelaskan pengertian dan pentingnya pengecualian dan ketentuan polis yang umum

12.3. Menjelaskan penggunaan risiko sendiri dalam bentuk excess, deductible dan

franchise

12.4. Menjelaskan perbedaan antara warranty, condition dan representation

13. Memahami perpanjangan dan pembatalan polis berkaitan dengan proses

underwriting asuransi

13.1. Mendeskripsikan aspek hukum dari prosedur berkaitan dengan perpanjangan polis

(26)

14. Memahami asuransi pribadi berkaitan dengan proses underwriting asuransi 14.1. Mendeskripsikan fitur dasar dan jaminan polis yang tipikal dari asuransi

kendaraan bermotor, asuransi kesehatan, asuransi rumah tinggal, asuransi perjalanan dan extended warranties

15. Memahami asuransi komersial berkaitan dengan proses underwriting

asuransi

15.1. Mendeskripsikan fitur dasar dan jaminan polis yang tipikal dari asuransi harta benda, asuransi kepentingan keuangan dan asuransi tanggung gugat 16. Memahami pertimbangan underwriting berkaitan dengan proses underwriting

asuransi

16.1. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi kendaraan bermotor, asuransi kesehatan dan asuransi diri

16.2. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi harta benda komersial, termasuk asuransi kebakaran dan perluasannya, asuransi pencurian, asuransi kaca dan asuransi uang

16.3. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi kepentingan keuangan, termasuk asuransi biaya hukum dan asuransi gangguan usaha 16.4. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi tanggung

gugat, termasuk asuransi tanggung jawab hukum pemberi kerja, asuransi tanggung gugat umum, asuransi tanggung gugat polusi, asuransi tanggung gugat produk dan asuransi tanggung gugat profesi

16.5. Mendeskripsikan kriteria pokok underwriting dalam asuransi extended warranties

16.6. Mendeskripsikan prosedur yang umum digunakan untuk mencegah pengajuan klaim yang curang

16.7. Mendeskripsikan prosedur yang umum digunakan untuk mendeteksi kecurangan dalam pengajuan klaim

16.8. Menjelaskan konsekuensi pengajuan klaim yang curang bagi penanggung, tertanggung dan pihak yang mengajukan klaim yang curang tersebut

17. Memahami prinsip-prinsip dan praktek penetapan premi

17.1. Mendeskripsikan sumber, ketersediaan dan jenis data yang penting bagi proses underwriting

17.2. Menjelaskan pentingnya informasi klaim terhadap ketentuan underwriting

dan penetapan premi

17.3. Menjelaskan sifat risiko dalam frequency dan severity klaim

17.4. Menjelaskan pentingnya loss ratio klaim terhadap premium dan akseptasi risiko

(27)

17.5. Menjelaskan perbedaan antara tahun underwriting, tahun polis, tahun pembukuan dan tahun kalender

18. Memahami faktor-faktor penetapan premi dalam konteks proses

underwriting asuransi

18.1. Mendefinisikan premi risiko dan fitur pokoknya

18.2. Mendeskripsikan faktor-faktor pelaporan dari biaya, imbal hasil modal, pendapatan investasi dan biaya perantara

19. Memahami manajemen exposure dalam konteks proses underwriting asuransi 19.1. Mendeskripsikan faktor dasar yang mempengaruhi siklus pasar

19.2. Mendeskripsikan prinsip akumulasi risiko

19.3. Mendeskripsikan pertimbangan dasar reasuransi termasuk jenis-jenis reasuransi

KEPUSTAKAAN : Bacaan Utama :

1. Study text IF1 : Insurance, Legal and Regulatory – The Chartered Insurance Institute

2. Study text IF3 : Insurance Underwriting Process – The Chartered Insurance Institute

3. Undang-Undang No.2 tahun 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksananya

4. Naskah polis-polis standar asuransi Indonesia terbitan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia

Bacaan Tambahan :

1. Jurnal AAMAI

2. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang berhubungan dengan praktek asuransi

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

(28)

102 : HUKUM ASURANSI

SASARAN :

Memberikan pengetahuan, pengertian dan pemahaman mengenai hukum yang menjadi dasar perjanjian asuransi dan penyelenggaraan usaha asuransi baik menurut hukum Indonesia maupun hukum Inggris yang sering dipakai sebagai dasar maupun acuan dalam bisnis asuransi.

PENGETAHUAN DASAR

Pengetahuan dasar yang telah dimiliki tidak mungkin ditentukan secara rinci tetapi merupakan bagian dari silabus mata ujian ini dan dapat diujikan. Kandidat diasumsikan sudah menguasai pengetahuan tentang ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercakup dalam IF1- Insurance, Legal and Regulatory dan ketentuan perundang-undangan yang setara yang berlaku di Indonesia yaitu UU No. 2/1992 beserta PP, KMK dan PMK terkait serta OJK No. 21/2011.

SILABUS

1. Hukum dan Sistim Hukum

1.1. Pengertian hukum, klasifikasi hukum, perbedaan antara hukum publik dengan hukum perdata, khususnya hukum perdata dengan hukum pidana. 1.2. Suber hukum Indonesia dan Inggris

1.3. Hierarki perundang-undangan di Indonesia

1.4. Sistim Peradilan di Indonesia; Precedent dan case law dalam sistim hukum Inggris

2. Subyek Hukum

2.1. Subyek Hukum manusia maupun Badan Hukum

2.2. Bentuk-bentuk Badan Usaha di Indonesia PT, Firma, CV; Corporation dan

unincorporation dan partnership dalam hukum Inggris.

2.3. Prosedur pembentukan dan pembubaran dari suatu Perseroan Terbatas khususnya Perseroan Terbatas (PT) dalam bidang perasuransian.

3. Hukum Mengenai Torts dan Perbuatan Melawan Hukum 3.1. Hakekat dan klasifikasi Torts

3.2. Karakteristik Torts

3.3. Pembelaan dalam Torts

3.4. Batas waktu melakukan tuntutan dalam hal Torts

(29)

3.6. Perbuatan Melawan Hukum (PMH) menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerd) Pasal 1365 s/d Pasal 1380 dan akibat hukum dari PMH 4. Hukum Perjanjian/Kontrak

4.1. Asas hukum perjanjian Indonesia

4.2. Pengertian Perjanjian/kontrak, Jenis-jenis Perjanjian 4.3. Syarat-syarat sahnya perjanjian/kontrak

4.4. Akibat tidak dipenuhi syarat sahnya perjanjian

4.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keabsahan perjanjian/kontrak 4.6. Berakhirnya perjanjian/kontrak

4.7. Wanprestasi dalam perjanjian dan hal-hal yang dapat dituntut jika wanprestasi

4.8. Asas personal dari perjanjian/kontrak

4.9. Pengalihan (assignment) hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian/ kontrak

4.10. Pengalihan dalam perjanjian asuransi

4.11. Penafsiran perjanjian/kontrak (construction and interpretation of contract) 5. Keagenan

5.1. Hakekat dari keagenan

5.2. Hubungan antara Prinsipal, Agen dan Pihak Ketiga 5.3. Terbentuknya keagenan

5.4. Perjanjian asuransi yang terjadi melalui agen

5.5. Hak, tanggung jawab, wewenang dan kewajiban Agen dan principal 5.6. Berakhirnya Keagenan dan akibatnya

5.7. Aplikasi hukum Keagenan dalam Asuransi 6. Perjanjian Asuransi

6.1. Prinsip-prinsip umum yang mengatur terbentuknya perjanjian asuransi 6.2. Hakekat kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest) 6.3. Perkembangan hukum mengenai kepentingan yang dapat diasuransikan 6.4. Terciptanya kepentingan yang dapat diasuransikan

6.5. Aplikasi kepentingan yang dapat diasuransikan dalam asuransi Jiwa dan Asuransi Kerugian

7. Itikad Yang Sangat Baik (Utmost Good Faith)

7.1. Pemberian keterangan yang tidak benar (misrepresentation)

7.2. Kewajiban mengungkapkan informasi dan fakta (duty of disclosure)

7.3. Pelanggaran itikad baik (breach of utmost good faith) : Hakekat dan hal-hal yang dapat dituntut

(30)

8. Warranties dan Syarat Serta Kondisi Lainnya Dalam Asuransi 8.1. Hakekat Warranty dan Conditions

8.2. Express dan implied warranties dalam kontrak asuransi 8.3. Conditions dan syarat-syarat lainnya dalam kontrak asuransi 8.4. Pelanggaran warranty atau condition

8.5. Perjanjian asuransi yang batal demi hukum (void) dan yang bertentangan dengan hukum (illegal contract)

8.6. Asuransi wajib dan kaitannya dengan pelanggaran warranty dan conditions

8.7. Joint and composite insurance 9. Pengajuan Klaim Asuransi

9.1. Pihak yang dapat menuntut/mengajukan permohonan ganti rugi atau klaim dalam perjanjian asuransi

9.2. Pemberitahuan/Pelaporan klaim dan bukti kerugian 9.3. Penafsiran kontrak asuransi

9.4. Prinsip proximate cause (Hukum Inggris) 9.5. Prinsip kausalitas (Hukum Indonesia) 10. Penetapan Besarnya Kerugian

10.1. Hakekat/Pengertian indemnitas (ganti kerugian) 10.2. Penetapan indemnitas

10.3. Metode-metode indemnitas 10.4. Salvage dan abandonment

10.5. Pengaruh pembayaran klaim terhadap jaminan polis 11. Subrogasi dan Kontribusi

11.1. Hakekat/Pengertian subrogasi 11.2. Pelaksanaan subrogasi

11.3. Sumber-sumber hak subrogasi 11.4. Modifikasi hak subrogasi

11.5. Hakekat asuransi ganda (double insurance) dan kontribusi

11.6. Terjadinya dan pelaksanaan kontribusi menurut common law dan KHUD 11.7. Pengaruh kondisi-kondisi kontribusi

11.8. Dasar kontribusi : Metode “maximum liability” dan metode “independent liability

11.9. Pengaruh kesepakatan pasa (market agreement) terhadap kontribusi 11.10.Aspek internasional dalam subrogasi dan kontribusi

12. Ketentuan Tindak Pidana Dalam Asuransi Di Indonesia 12.1. Tindak pidana asuransi

(31)

12.3. Pencurian dan penggelapan

13. Hukum Penyelenggaran Usaha Asuransi

13.1. Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 beserta peraturan pelaksanaanya meliputi :

13.1.1. Bidang Usaha dan Jenis Usaha Perasuransian

13.1.2. Penutupan Obyek Asuransi dan Bentuk Hukum Usaha

Perasuransian, Kepemilikan dan Permodalan

13.1.3. Perijinan, Persyaratan Pendirian dan Uji Kelayakan dan Kepatutan

(Fit and Proper Test)

13.1.4. Penyelenggaraan Usaha dan Pengawasan Perasuransian 13.1.5. Tingkat Premi, Penyelesaian Klaim

13.1.6. Ketentuan Tenaga Ahli

13.1.7. Prinsip Mengenal Nasabah (know your customer principle)

13.1.8. Kepailitan dalam Asuransi

13.1.9. Ketentuan Tindak Pidana Asuransi KEPUSTAKAAN :

Bacaan Utama

1. Study text P05: Insurance Law - The Chartered Insurance Institute.

2. Pokok-Pokok Hukum Perdata : Prof. Subekti, SH (Bab VIII, Bab IX, Bab X). 3. Hukum Perjanjian : Prof. Subekti, SH (Bab I s/d Bab XII)

4. Kitab Undang-Undang Huk um Dagang (KUHD) (Bab IX),

5. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Buku Ketiga (Bab I, II, III, IV, VIII, XVI)

6. Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian

7. Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian

8. Peraturan Pemerintah No.63/1999 ; 39/2008 dan 81/2008 ( khusus ketentuan tentang batas kepemilikan pihak asing dan permodalan usaha perasuransian)

9. Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan Dalam Perasuransian sebagai pelaksanaan Undang-Undang No.2/1992

Bacaan Tambahan

1. Pengantar Tata Hukum Indonesia : Hartono Hadisaputro, SH (Bab II, Bab III butir 2,3, Bab IV)

2. Hukum Pertanggungan : Prof. Emmy Pangaribuan, SH (Bab I, II, III)

3. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Hukum Pertanggungan : H.M.N. Purwosutjipto, SH (Bab I)

(32)

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

(33)

103 : PRAKTEK BISNIS ASURANSI DAN KEUANGAN

SASARAN :

Memberikan pengetahuan dan pengertian tentang : 1. Struktur bisnis asuransi

2. Manajemen bisnis asuransi

3. Aspek pokok tentang tata kelola perusahaan 4. Fungsi lainnya didalam organisasi asuransi 5. Prinsip dan Praktek akuntansi pokok

6. Praktek dasar dari pembukuan perusahaan

7. Penggunaan ratio keuangan untuk menganalisa bisnis 8. Kekuatan keuangan perusahaan asuransi

SILABUS

1. Memahami Struktur Bisnis Asuransi 1.1. Struktur Bisnis.

1.1.1. Perbedaan jenis perusahaan; kepemilikan, bersama, captive, takaful. 1.1.2. Perbedaan menjual asuransi dan cara mereka melakukan transaksi

asuransi

1.1.3. Pengaruh pelanggan. Harapan pelanggan dan konsentrasi pelanggan 1.1.4. Pengaruh dari stakeholder lainnya. Ditujukan pada pengaruh dan

kepentingan mereka

1.1.5. Pasar London dan permintaan dari pasar internasional. 1.2. Berkenaan dengan arah dan faktor

1.2.1. Pertumbuhan, merjer dan akuisisi perusahaan. Kecenderungan pokok dan pengendalian

1.2.2. Outsoucing; kelebihan dan kekurangan 1.2.3. Pendelegasian kewenangan underwriting

2. Memahami Pengertian Manajemen Dalam Bisnis Asuransi

2.1. Peran direksi dan senior executive officer dalam menjalankan bisnis

2.2. Peran kunci dan tanggung jawab manajer, supervisor, dan staf non manajerial

2.3. Gaya manajemen umum dan pelaksanaannya

2.4. Peran dari perencanaan dan pengawasan anggaran belanja 2.5. Peran dari perencanaan dan jenis rencana yang digunakan 2.6. Proses pembuatan keputusan

2.7. Sistem informasi manajemen; karakteristik utama, metode koleksi data dan penggunaannya

(34)

2.8. Pengetahuan tentang sistem manajemen; karakteristik utama, fungsi dan penggunaannya

3. Memahami Aspek Utama Dari Tata Kelola Perusahaan

3.1. Peran dari sekretaris perusahaan, direktur keuangan dan aktuaris 3.2. Maksud dan isi dari memorandum dan artikel dari asosiasi

3.3. Tujuan dan bentuk laporan tahunan dan akun/perkiraan 3.4. Peran dari fungsi audit

3.5. Rapat wajib dan tujuannya

3.6. Isi dari agenda dan notulen rapat, termasuk presentasi dan hasil rapat

3.7. Persyaratan untuk tata kelola perusahaan dan ketentuan pokok dari laporan kunci tata kelola

3.8. Informasi rahasia ; karakter pokok, kebutuhan untuk keamanan informasi dan kerahasiaan, prinsip pembuangan dan penyimpanan

4. Memahami Fungsi Umum Lainnya Didalam Perusahaan Asuransi 4.1. Pemasaran

4.1.1. Fungsi pemasaran

4.1.2. Kunci konsep pemasaran; harta benda dan pelayanan, kebutuhan dan keinginan, segmen pasar, bauran pemasaran

4.1.3. Proses penelitian pasar

4.1.4. Proses pengembangan produk termasuk siklus kehidupan produk 4.1.5. Komunikasi dan promosi; metode pokom dan penggunaannya 4.2. Sumber Daya Manusia

4.2.1. Pengembangan dan lingkup dari fungsi manajemen sumber daya manusia

4.2.2. Proses rekrutmen dan seleksi 4.2.3. Sistem penilaian dan balas jasa

4.2.4. Pelatihan dan pengembangan; metode pokok dan manfaatnya 4.2.5. Motivasi dan keyakinan; metode perjanjian dengan karyawan 4.2.6. Kepatuhan karyawan terhadap aturan perundang-undangan 5. Memahami Prinsip Dan Praktek Akuntansi Pokok

5.1. Tujuan dan fungsi akuntansi keuangan

5.2. Perbedaan antara manajemen akuntansi dan keuangan

5.3. Penggunaan informasi keuangan dan keperluan informasinya 5.4. Konsep keuangan dasar dan persamaan akuntansi

5.5. Penerimaan dan pembayaran – sistem untuk pencatatan dan pemantauan 5.6. Penyusunan neraca

5.7. Penyusunan akun laba rugi

5.8. Laporan arus kas; penggunaannya, penyusunan dan penyajiannya 5.9. Tujuan dari aturan perundangan pada laporan

(35)

6. Memahami Praktek Utama Laporan Perusahaan Asuransi

6.1. Standar utama akuntansi yang berpengaruh dalam asuransi secara garis besar 6.2. Pentingnya pencadangan secara tepat

6.3. Terjadi namun belum dilaporkan (IBNR) dan perannya dalam pencatatan perusahaan asuransi – berapa besar kelebihan maupun kekurangan estimasi IBNR berdampak pada hasil laporan keuangan

7. Memahami Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Menganalisa Bisnis 7.1. Penggunaan secara umum dan manfaat rasio keuangan

7.2. Ratio keuangan secara umum 7.2.1. rasio keuntungan 7.2.2. rasio produktifitas 7.2.3. rasio likuiditas

7.2.4. rasio aktivitas (turnover) 7.2.5. gearing rasio

7.3. Rasio asuransi

7.3.1. keamanan termasuk kemampuan membayar utang (solvency) 7.3.2. liquiditas

7.3.3. keuntungan (pengembalian modal, perputaran / gearing, rasio gabungan, rasio komisi)

7.3.4. rasio klaim

8. Memahami Kekuatan Keuangan Perusahaan Asuransi 8.1. Kekuatan keuangan perusahaan asuransi

8.1.1. rating agencies dan ratingnya 8.1.2. proses rating

8.2. Cadangan perusahaan asuransi 8.2.1. metode pencadangan

8.3. Marjin kemampuan membayar utang

8.3.1. keuntungan minimum yang diwajibkan 8.3.2. alasan untuk solvency margin minimum

8.3.3. instruksi solvency dan otoritas layanan keuangan yang dipersyaratkan secara umum.

KEPUSTAKAAN : Bacaan Utama

(36)

Bacaan Tambahan

1. Perundang-undangan yang ada kaitan dengan bisnis asuransi dan keuangan yang dikeluarkan oleh pemerintah

2. Jurnal AAMAI

3. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang berhubungan dengan bisnis dan keuangan asuransi.

Catatan:

Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.

(37)

104 : ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DAN TANGGUNGGUGAT

SASARAN

I. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

Agar kandidat mengetahui dan memahami risiko-risiko dan pertimbangan hukum yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor; luas jaminan asuransi kendaraan bermotor pribadi, sepeda motor dan kendaraan komersial; aspek utama bisnis asuransi kendaraan bermotor; pertimbangan utama underwriting; praktek klaim yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor.

II. ASURANSI TANGGUNGGUGAT

Agar kandidat mengetahui dan memahami risiko-risiko yang berkaitan dengan asuransi tanggunggugat pemberi kerja (employers’ liability), tanggunggugat publik dan produk (public and product liability), professional indemnity dan directors’

and officers’ liability; luas jaminan polis dan market practices yang berkaitan dengan seluruh asuransi tersebut di atas; pengelolaan dan evaluasi risiko tanggunggugat.

PENGETAHUAN DASAR

ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DAN TANGGUNGGUGAT

Diasumsikan bahwa kandidat telah memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip fundamental asuransi yang dicakup dalam IF1 -Insurance, legal and regulatory, dan P05 - Insurance Law, atau ujian-ujian setara serta yang mencakup ketentuan perundangan yang berlaku di Indonesia yaitu undang tentang Usaha Perasuransian, Undang-undang tentang Otoritas Jasa Keuangan berserta peraturan-peraturan pelaksanaannya. RINGKASAN HASIL BELAJAR

I. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

1. Mengetahui hakekat dan faktor-faktor utama yang mempengaruhi asuransi kendaraan bermotor;

2. Memahami luas jaminan yang diberikan untuk kendaraan bermotor pribadi, sepeda motor dan kendaraan komersial serta risiko-risiko kendaraan lainnya; 3. Memahami praktek pasar asuransi kendaraan bermotor, termasuk

dokumentasi;

4. Memahami persepsi risiko, evaluasi dan underwriting asuransi kendaraan bermotor;

(38)

II. ASURANSI TANGGUNGGUGAT

1. Memahami hakekat risiko tanggunggugat pemberi kerja.

2. Memahami jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat pemberi kerja.

3. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek asuransi tanggunggugat publik dan produk.

4. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek professionalindemnity.

5. Memahami risiko-risiko, jaminan dan praktek directors’ and officers’liability. 6. Memahami pengelolaan dan evaluasi risiko tanggunggugat

7. Memahami pertimbangan-pertimbangan utama asuransi tanggunggugat SILABUS

I. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

1. Mengetahui hakekat dan faktor-faktor utama yang mempengaruhi asuransi kendaraan bermotor

1.1. Risiko kendaraan bermotor

1.1.1. Pelbagai jenis risiko kendaraan bermotor – tanggungjawab pihak ketiga, kerugian pihak pertama, terrorisme, riot, risiko perang dan nuklir;

1.1.2. Pelbagai jenis frekuensi dan severitas risiko kendaraan bermotor. 1.2. Legislasi dan faktor-faktor lainnya

1.2.1. Pengaturan pokok dari Road Traffic Acts: ketentuan utama tentang keselamatan jalan; perizinan mengemudi; kasus hukum yang berkaitan;

1.2.2. Asuransi kendaraan bermotor yang wajib – Bagian IV Road Traffic Act dan bagaimana underwriting membantu pengawasan risiko kendaraan bermotor;

1.2.3. Penggunaan kendaraan bermotor dan pembatasan mengemudi;

1.2.4. Motor Insurance Bureau – the Uninsured and Untraced Drivers Agreement, akibat dari Domestic Agreement (Article 75) dan akibatnya atas praktek pasar asuransi;

1.2.5. Pelanggaran asuransi; polis-polis yang batal dan dapat dibatalkan; 1.2.6. Penggunaan yang tidak diasuransikan – implikasi risiko dan

pengawasannya.

2. Memahami luas jaminan asuransi untuk kendaraan bermotor, sepeda motor dan kendaraan komersial serta risiko-risiko kendaraan lainnya;

2.1. Ganti rugi dan pelbagai jenis jaminan utama

(39)

2.1.2. Jaminan tanggungjawab hukum terhadap pihak ketiga – pengecualian dan pembatasan yang berkaitan;

2.1.3. Jaminan untuk kerugian atau kerusakan atas kendaraan bermotor yang dipertanggungkan - pengecualian dan pembatasan yang berkaitan;

2.1.4. Jaminan kecelakaan diri, jaminan untuk personal effects dan biaya pengobatan;

2.1.5. Ketentuan polis dan pengecualian umum;

2.1.6. Jaminan minimum MEE dan perluasan penggunaan di luar negeri; 2.1.7. Klausula hak atas penggantian;

2.1.8. Jaminan kerugian yang tidak dijamin dan biaya-biaya hukum; 2.1.9. Bantuan dalam hal mogok.

2.2. Jaminan untuk sepeda motor dan kendaraan komersial serta risiko-risiko kendaraan lainnya

2.2.1. Sepeda motor;

2.2.2. Kendaraan umum pengangkut barang; 2.2.3. Kendaraan yang disewakan;

2.2.4. Kendaraan umum pengangkut penumpang; 2.2.5. Jenis-jenis khusus;

2.2.6. Kendaraan perkebunan dan kehutanan; 2.2.7. Motortrade.

3. Memahami praktek pasar asuransi kendaraan bermotor, termasuk dokumentasi

3.1. Proses bisnis baru – deklarasi proposal, dokumen polis, schedule dan

Statementsof Fact; sertifikat asuransi dan covernote; 3.2. Perubahan polis dalam periode polis dan dokumentasi;

3.3. Proses perpanjangan, termasuk dokumentasi dan lewat waktu (lapse); 3.4. Masalah hukum dari pembatalan;

3.5. Masalah hukum dari penerbitan dokumentasi melalui perantara;

4. Memahami persepsi risiko, evaluasi dan underwriting asuransi kendaraan bermotor

4.1. Rating dan underwriting kendaraan bermotor dan pemakainya

4.1.1. Penggunaan parameter, rate baku, model rating dan metoda pricing; 4.1.2. Pendekatan pengukuran risiko dan opsi underwriting utama;

4.1.3. Evaluasi proposal – pertimbangan hukum, metode validasi dan fair obtaining notices;

4.1.4. Assessment pengemudi dan pemakai lain;

4.1.5. Assessment kendaraan – pengelompokan, kendaraan modifikasi, performa tinggi dan harga tinggi;

(40)

4.1.7. Faktor-faktor rating dan underwriting lain yang mempengaruhi rasio klaim;

4.1.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi ratio biaya dan operating ratio; 4.1.9. Aplikasi reasuransi pada kendaraan bermotor.

4.2. Jenis-jenis lain dari kendaraan bermotor dan gugus kendaraan

4.2.1. Perbedaan underwriting sepeda motor, kendaraan komersial dan risiko kendaraan bermotor lainnya;

4.2.2. Underwriting risiko kendaraan gugus, contingent liability dan

occasional business use;

4.2.3. Pengelolaan risiko gugus dan keuntungannya dalam underwriting risiko gugus.

4.3. Underwriting dalam periode polis dan perpanjangan polis

4.3.1. Faktor-faktor utama dalam underwriting perubahan dalam periode polis – kewajiban pengungkapan, fakta material dan perubahan risiko;

4.3.2. Faktor-faktor utama dalam underwriting perpanjangan polis; 4.3.3. Pentingnya kerjasama fungsi klaim dan underwriting.

5. Memahami pertimbangan dan prosedur klaim asuransi kendaraan bermotor 5.1. Tujuan dan falsafah pengelolaan klaim;

5.2. Validasi dan evaluasi;

5.3. Upaya-upaya pencegahan kecurangan;

5.4. Prinsip-prinsip umum penanganan klaim yang berlaku untuk asuransi kendaraan bermotor;

5.5. Prosedur khusus penanganan klaim yang berlaku untuk asuransi kendaraan pribadi, kendaraan komersial dan motor trade.

5.6. Peran kepolisian dalam proses klaim;

5.7. Market agreement dan akibatnya: ACPO Agreements atas pelaporan curang, MIB Agreements;

5.8. Peran motor engineers, bengkel rekanan dan pihak lainnya dalam perbaikan dan penggantian kendaraan sendiri dan milik pihak ketiga;

5.9. Prosedur untuk mengukur luka badan, kerusakan akibat kecelakaan, kebakaran dan pencurian dan kerugian-kerugian pihak ketiga;

5.10. Klasifikasi kerugian dan penggunaan penyelesaian tunggal, sementara dan terstruktur;

5.11. Resolusi perselisihan – klausula arbitrase dan proses keluhan internal, Pelayanan Ombudsman Keuangan, Alternative Dispute Resolution.

6. Memahami hakekat risiko tanggunggugat pemberi kerja 6.1. Peraturan-peraturan tempat kerja

6.1.1. Fitur-fitur utama dari Health and Safety at Work Act 1974; 6.1.2. Tugas utama Health and Safety Executive:

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tugas utama LSPP AAMAI adalah menyelenggarakan ujian profesi profisiensi yang mengacu kepada unit kompetensi sertifikasi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Jiwa sesuai Standar

Adapun tugas utama LSPP AAMAI adalah menyelenggarakan ujian profesi profisiensi yang mengacu kepada unit kompetensi sertifikasi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Jiwa sesuai Standar