• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Perlawanan terhadap Indomart: Studi Gerakan Sosial Pedagang Pasar Tradisional Cengek Kelurahan Tingkir Lor Kota Salatiga T1 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Perlawanan terhadap Indomart: Studi Gerakan Sosial Pedagang Pasar Tradisional Cengek Kelurahan Tingkir Lor Kota Salatiga T1 BAB V"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

45

BAB V

BENTUK GERAKAN PERLAWANAN PEDAGANG PASAR

TRADISIONAL CENGEK TERHADAP INDOMART

5.1 Kesadaran Kolektif Pedagang

Kesadaran kolektif suatu komunitas masyarakat dalam menyikapi sebuah persoalan di dalam lingkungannya merupakan embrio lahirnya gerakan sosial. Hal

ini dikarenakan gerakan sosial mempunyai dimensi dasar yang memungkinkan suatu gerakan lahir dari kolektifitas-kolektifitas kelompok yang berkonsesus dalam menentukan pandangan dan sikap terhadap suatu persoalan.

Menurut Triwibowo sebentuk aksi politik dengan orentasi konfliktual yang jelas terhadap lawan sosial dan politik tertentu, dilakukan dalam konteks jejaring lintas kelembagaan yang erat oleh aktor-aktor yang di ikat rasa soliidaritas dan identitias kolektif yang kuat melebihi bentuk-bentuk ikatan dalam koalisi dan gerakan bersama merupakan definisi secara umum tentang konsep gerakan sosial (Triwibowo,2006).

Berangkat dari gambaran di atas konsep gerakan sosial tersebut, maka secara jelas dapat di deskripsikan suatu bentuk gerakan akan sangat dipengaruhi oleh motivasi para aktor yang lahir dari kesadaran-kesadaran terhadap realitas rill yang berkembang dalam lingkungan sekitarnya, dimana realitas tersebut diartikan sebagai persoalan atau ketidak sesuain antara idealitas dan kenyataan. Sehingga para aktor akan mengusung beragam bentuk issu yang akan di jadikan sebagai kesadaran bersama (kolektif) dalam menyikapi kondisi ketidaksesuaian di dalam lingkungan komunitas para aktor.

Mengacu pada fenomena gerakan penolakan pedagang pasar tradisional

Cengek Kelurahan Tingkir Lor Kota Salatiga, maka kesadaran bersama atau

collective consciousness yang menjadi acuan awal dalam gerakan perlawanan

(2)

46 Pertimbangan pertama, yang berkaitan dengan jarak antara pasar tradisional Cengek dan Indomart adalah persoalan mendasar yang dilihat oleh sebagaian besar pedagang sebagai satu bentuk persoalan bersama di lingkup pedagang pasar, hal ini karenakan dapat mempunyai potensi mengancam eksistensi pasar tradisional Cengek. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bpk Isna (35) yang beranggapan bahwa

”Selain pembangunan Indomart yang pembangunannya tidak mempertimbangkan jarak antara pasar tradisional “(mereka telah melanggar hukum mas)” kami merasa keuntungan Indomart hanya menghasilkan penghasilan kepada individu dan mengorbankan puluhan pedagang tradisional di pasar Cengek. Hal ini secara otomatis kami rasakan dengan berbagai keunggulan dari fasilitas yang disediakan oleh Indomart yang mampu menggiring pembeli untuk berbelanja ke Indomart dari pada ke pasar tradisional Cengek.1

Keberadaan pasar-pasar moderen yang telah banyak menjamur di Kota Salatiga mempunyai implikasi yang serius, yakni ketakutan akan ketergusuran pasar-pasar tradisional yang kalah bersaing dengan keberadaan pasar-pasar modern yang di dominasi oleh minimarket Indomart dan Alfamart di Kota Salatiga. Berangkat dari asumsi ini pemerintah Kota Salatiga mengeluarkan paket kebijakan berupa peraturan daerah yang bertujuan untuk menciptakan iklim usaha perdagangan yang sehat, saling memerlukan, saling memperkuat dan saling

menguntungkan. Hal tersebut dilakukan dengan beberapa strategi, yakni melalui pengaturan lokasi pendirian, batasan luas lantai, sistem penjualan dan waktu operasional Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan, serta pola Kemitraan dengan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Berkaitan dengan lokasi pendirian Indomart dalam Perda Nomor 03 Tahun 2015 Pasal 23 secara jelas telah mengatur berkaitan dengan jarak antara pasar tradisional dengan pasar modern. Penekanan dalam pasal tersebut yakni, pendirian pasar modern (Indomart) terlebih dahulu harus mempertimbangkan jarak antara pasar tradisional, yakni minimal 500 meter dari jarak antara pasar tradisional dan

1

(3)

47 pasar modern (Indomart). Kondisi ini berbeda halnya dengan apa yang terjadi di Tingkir Tengah, dimana pendirian Indomart yang berkedudukan dalam wilayah administrative Kelurahan Tingkir Tengah cukup dekat dengan keberadaan pasar tradisonal di Kelurahan Tingkir Lor, yakni hanya 230 meter. Mengacu pada pertimbangan jarak tersebut, argumentasi ini di pakai untuk membentuk kesadaran bersama para pedagang untuk melakukan gerakan perlawanan menolak

keberadaan Indomart di Tingkir Tengah, argumentasi ini mengantongi dua pertimbangan yakni,

Kedua, keberadaan Indomart selain mengkhawatirkan akan mengerus

keberadaan pasar tradisional, pertimbangan lainnya juga adalah secara regulasi pihak Indomart tidak menunjukan kepatuhan terhadap konstitusi berupa mengikuti prosedural pembangunan pasar modern (Indomart) yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada Perda Kota Salatiga Nomor 03 tahun 2015 tentang penataan pendirian pasar modern. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Lurah Tingkir Tengah Bapak Otto.

“Gini mas sebenarnya itu kan bukan Indomart, tapi toko amanah cuman sama persis dengan Indomart karena di dalamnya adalah barang-barang dari Indomart, dan kami dalam proses perizinan pendirian tersebut juga dikatakan akan membangun toko klontong (toko amanah). Sehingga izin yang keluar dari Kelurahan adalah toko klontong (toko amanah)”

Persyaratan yang harus di tempuh oleh para pemilik usaha yang berencna

mendirikan badan usah berjenis toko modern, maka prosedural yang harus ditempu adalah memiliki izin usaha toko modern (IUTM). Berdasarkan Pasal 12 dan 13 Perpres 112/2007 jo Pasal 12 Permendag 53/2011, persyaratan izin usaha toko moderen diantaranya:

(4)

48 kesanggupan melaksanakan dan mematuhi ketentuan yang berlaku; dan (i). Studi Kelayakan termasuk analisis mengenai dampak lingkungan, terutama sosial budaya dan dampaknya bagi pelaku perdagangan eceran setempat. Ketiga, berkaitan dengan kondisi pasar tradisional Cengek, dimana mengacu pada kondisi pasar tradisional Cengek yang masuk dalam kategori pasar traadisional dalam tahap berkembang. menurut Pak Muhamad Umam (47)2

Pasar Cengek merupakan salah satu dari 9 pasar yang masuk dalam kategori tidak sehat di Kota Salatiga. untuk dikategorikan pasar tidak sehat itu salah satu indikatornya adalah retribusi atau pendapatan para pedagang minin (tidak memenuhi pencapaian tertentu). Jadi untuk mengcover PNS yang mengawal disini itu minim sekali. Atau sederhananya pasar yang tidak memberikan PAD kepada daerah sesuai dengan targetnya dapat dikategorikan sebagai indicator pasar yang tidak sehat. Maka atas dasar itu kami menolak Indomart karena kami merasa kehadiran Indomart akan mematikan usaha-usaha pedagang kecil disini, karena pasar tradisional Cengek masih dalam kondisi merangkak menuju pada kondisi pasar yang sehat. Dari dua pertimbangan tersebut sehingga kami melakukan perlawanan atas keberadaan Indomart di Cengek. Dan gerakan yang kami lakukan merupakan gerakan yang konstitusional karena kami mengacu pada pelanggaran pihak Indomart terhadap kebijakan yang sudah diatur dalam perda Kota Salatiga Nomor 03 tahun 2015.

Kesadaran akan kondisi pasar tradisional Cengek yang tidak sebaik pasar-pasar tradisonal lain di Kota Salatiga. yang disebabkan oleh daya beli masyarakat yang kurang serta kuantitas pedagang yang aktif berjualan di pasar tradisonal Cengek hanya berjumlah 15 orang. hal ini di perkuat dengan hasil observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti, terlihat beberapa lapak yang tertutup dan tidak pernah di buka selama awal proses penilitian (pengambilan data) sampai dengan selesai proses pengambilan.

2

(5)

49

Gambar 5.1

Kondisi Pasar Tradisional Cengek

Sumber: Dokumentasi Penilitian Pada 04/06/2017

Secara prinsip kondisi yang terjadi pada Indomart di Kelurahan Tingkir Tengah dalam prosedur administrasinya tidak menempuh wilayah prosedur pendirian pasar modern. Proses perizinan yang di kantongi pihak Indomart adalah pendirian Toko Klontong. Sehingga hal ini menjadi salah satu acuan gerakan perlawanan pedagang pasar Cengek dalam rangka menolak keberadaan Indomart.

“Awalnya kami pedagang disini belum mengetahui akan di dirikan Indomart di Kelurahan Tingkir Lor, tapi kita dikagetkan dengan bangunan toko yang sebelumnya informasinya adalah toko klontong (CV Amanah), tapi pada kenyataannya bangun tersebut adalah bangunan Indomart”3

Keberadaan Indomart Tingkir Tengah yang belum memiliki proses perizinan pendirian toko modern turut diperkuat dengan melihat bangunan fisik Indomart yang tidak seperti bangunan Indomart pada umumnya, yakni dengan keindetikan warna dan mempunyai plang atau papan nama yang secara jelas tertulis kata Indomart.

3

(6)

50

Gambar 5.4

Papan nama Indomaret di ganti dengan nama CV.Amanah

Sumber Data: Dokumentasi Penilitian pada 02/07/2017

Gerakan-gerakan perlawanan yang dilakukan para pedagang pasar tradisional Cengek secara sederhana dibentuk oleh kesepemahaman dalam kesadaran kolektif

Gambar 5.2

Indomart pada umumnya

Gambar 5.3

Indomart Tingkir Lor

(7)

51 atas kesamaan objek, yakni pendirian Indomart di Kelurahan Tingkir Tengah. Dalam hal ini Objek Indomart dilihat sebagai keluhan bersama atas sebuah ancaman eksistensi pasar tradisional Cengek.

Berangkat dari persoalan inilah para actor gerakan membentuk kesadaran kolektif pedagang untuk melakukan gerakan perlawanan terhadap pihak Indomart di Tingkir Tengah. Pengelolaan issu-issu tersebut di kemas para aktor gerakan

melalui intensitas diskusi-diskusi singkat bersama para pedagang pasar, serta melakukan pertemuan bersama pedagang pasar untuk membahas keberadaan Indomaret di Tingkir Tengah.

Proses-proses tersebut di lakukan para aktor gerakan guna membentuk pemahaman awal gerakan perlawanan tehadap pihak Indomaret. gerakan-gerakan yang di lakukan oleh para aktor gerakan dengan memobilisasi masa melalui pertemuan dan intensitas diskusi-diskusi informal, merupakan bagian dari membentuk kesepemahaman issu gerakan. Dan keberhasilan dari pembentukan kesepemahan issu tersebut sangat menentukan keberhasilan dari gerakan.

Secara kongkrit pengelolaan issu yang dimainkan para aktor gerakan dalam proses mobilisasi konsensus adalah untuk mencari dukungan dari para pedagang secara kolektif yakni, dengan mengkonstruksikan issu keberadaan indomaret di Tingkir Tengah dan ancaman eksistensi pasar tradisional Cengek dengan mempertimbangkan ketiga faktor di atas.

Aktor-aktor gerakan yang terlibat dalam proses mencari dukungan para pedagang pasar tradisonal di motori oleh 5 orang yang termasuk dalam pedagang pasar tradisional Cengek, yakni Muhammad Umam (kordinator) Isna (anggota), Muhammad Yunus (Anggota) MS (Anggota) Sumiaty (anggota) Ahmad Santoso (Anggota). Kelompok ini menamai wadah gerakan perlawanan mereka terhadap pihak Indomaret di Tingkir Tengah dengan sebutan “Wong Cengek (WC)”.

5.2. Bentuk Mobilisasi Dan Bentuk Gerakan Perlawanan Pedagang Cengek

(8)

52 Setiap gerakan kolektif membutuhkan aspek mobilisasi atau pengarahan kolektif (masyarakat/kelompok). Faktor ini berpengaru pada dukungan massa dalam menjalankan protes-protes kolektif yang berguna mencari dukungan yang besar. aktor-aktor gerakan sosial ini tidak hanya mempergunakan organisasi gerakan sosial yang terstuktur, sumber daya pendanaan formal yang memiliki jaringan sampai kebawa dengan pola rekruitmen yang sistematis dan teratur, tetapi

juga organisasi formal seperti jaringan pertemanan, lingkungan perumahan, etnis dan kekerabatan (kriesi, 1998:152-154).

Mobilisasi dalam gerakan protes kolektif (gerakan sosial) dimaknai sebagai keterlibatan atau kebangkitan dukungan dan pengunduran diri atau keterkikisan. dukungan masing-masing memiliki dua aspek: sikap dan perilaku usaha pembangkitan dukungan sikap-proses yang harus dilalui sebuah oraganisasi untuk mencoba mendapatkan dukungan bagi pandangannya (klander mans, 1894, hlm.586) dalam hal ini gerakan tersebut dinamakan sebagai “mobilisasi konsensus”; sedangkan usahan pembangkitan dukungan perilaku-usaha untuk “menarik” partisifasi orang “(klander mans, 1894, hlm.586) disebut sebagai sebagai “mobilisasi aksi”.

5.2.1 Mobilisasi Konsensus

Mobilisasi konsesnsus menyiratkan usaha “memperjungankan” pikiran orang, Hal itu berkaitan dengan peralihan dari sebagai simpatisan menjadi partisifan aktif. Mobilisasi consensus yang sukses akan menumbuhkan sejumlah pendukung potensial, orang-orang yang bersimpati kepada gerakan yang bersedia mendukung dengan cara terentu dan tidak harus berarti siap untuk berpartisfasi di dalam segala bentuk aksi kolektif.

Berangkat dari definisi di atas, maka secara sederhana mobilitas konsensus

merupakan usaha yang dilakukan aktor-aktor gerakan dalam rangka mencari dukungan dengan menggunakan berbagai macam jaringan pertemanan baik formal maupun informal. Menurut Abdul Wahid Situmorang dalam bukunya

(9)

53 konsensus sebagai kerangka gerakan yakni, alat yang di pergunakan oleh para aktor protes dan gerakan sosial untuk menentukan dan memaknai peristiwa dan situasi yang relevan dengan sejumlah cara sehingga potensi partisifan dan pendukung ikut terlibat di dalam protes, menggugah individu-individu yang hanya bersifat pasif menjadi aktif dan demobilisasi para aktor dan kelompok masyarakat yang sesunguhnya baik secara aktif maupun pasif menentang protes

dan gerakan sosial (Situmorang, 2013).

Sehingga seperti yang sudah di paparkan pada pembahasan sebelumnya, dimana langkah awal yang dilakukan para actor gerakan dalam mengusung gerakan perlawanan, ditempuh melalui aksi mobilisasi konsensus, yakni gerakan doktrinasi-doktrinasi yang dilakukan actor gerakan terhadap para pedagang dalam upaya memperkuat basis gerakan (dukungan) dengan menggunakan tiga issu strategis, yaitu : (a) pertimbangan jarak pasar tradisional dan Indomart, (b) prosedur pendirian Indomart. (c) kondisi pasar tradisional Cengek.

Gerakan mobilisasi konsensus yang di pelopori oleh para aktor gerakan di lakuakan dengan menempuh metode komunikasi face to face dan pertemuan bersama pedagang. Hal ini seperti yang diutarakan oleh MS salah satu aktor gerakan

“penyampain para pedagang pasar terkait dengan keberadaan Indomart dan upaya untuk melakukan perlawanan agar aktifitas jual beli Indomart tidak berlangsung dilakukan ke para pedagang pasar tradisonal Cengek dengan cara face to face, artinya informasi tersebut disampaikan melalui perbincangan-perbincangan ringan dalam sela-sela aktifitas jualan di pasar pada saat aktifitas di pasar berlangsung antara satu pedagang dengan pedagang lain”4.

Di dalam mobilisasi konsensus yang di lakukan para actor gerakan perlawanan pedagang Cengek terhadap Indomaret memiliki maksud agar para pedagang bersimpati penuh untuk bersama-sama mendukung gerakan perlawanan terhadap keberadaan indomaret di Tingkir Tengah. Keberhasilan gerakan protes kolektif yang dilakukan oleh para pedagang pasar tradisional sangat ditentukan

(10)

54 oleh mobilisasi consensus sebagai modal awal dalam melakukan gerakan, hal ini dikarenakan di dalam gerakan mobilisasi konsensus terdapat upaya-upaya doktrinasi melalui penggiringan issu-issu strategis yang di jadikan sebagai bahan/motivasi gerakan.

5.2.2 Mobilisasi Aksi (Gerakan Perlawanan Pedagang Tradisional Cengek)

Mobilisasi aksi berarti usaha “memperjungankan” sumber-sumber daya berupa uang, waktu, keterampilan, kepakaran dan lain sebagainya. mobilisasi aksi yang sukses mampu mengubah sebagian besar simpatisan menjadi partisipan dalam kegiatan-kegiatan dalam gerakan tertentu, maka dengan demikian gerakan mobilisasi aksi berada pada satu level aplikatif di atas gerakan mobilisasi konsesnsus.

Menurut Kladermans mobilisasi aksi disebut juga dengan mobilisasi structural, dimana mobilisasi ini merupakan “sarana kolektif formal maupun informal” digunakan orang untuk mobilisasi dan melibatkan diri dalam aksi kolektif. Teori mobilisasi gerakan terutama melihat struktur sebagai saluran perekrutan, tetapi secara bertahap kemudian menjadi jelas bahwa jaringan-jaringan ini juga memaikan peran di dalam konstruksi makna dan pembentukan identitas (Klandermans: 2005).

Pendekatan mobilisasi aksi yang menekankan structural dalam konteks gerakan penolakan Indomart Cengek adalah pendekatan yang di pakai oleh aktor gerakan yang di proritaskan pada para pedagang pasar tradisional Cengek dengan medote mengkonstruksikan makna, yaitu dengan cara penggiringan wacana “implikasi keberadaan Indomart”, hal ini dilakukan melalui rasionalisai implikasi keberadaa Indomart di Tingkir Tengah yakni, pedagan tradisional Cengek merupakan kelompok yang nantinya paling dekat dan utama terkenal dampak

(11)

55 rugikan” sehingga dari alasan tersebut dukungan yang paling kuat mengalir untuk gerakan perlawanan terhadap keberadaan Indomaret berasal dari pada para pedagang pasar Tradisional Cengek. Bahkan 15 orang pedagang yang menjadi pedagang aktif di pasar tradisional Cengek menyatakan dukungan menolak Indomart di Tingkir Tengah.

Berangkat dari dukungan tersebut para aktor-aktor gerakan melakukan aksi

gerakan melalui dua cara, yakni dengan cara kritik dan diplomasi.

Kami melakukan gerakan perlawanan dengan dua cara, yakni kritik dan diplomasi. Dengan cara kritik kami melakukan aksi-aksi jalanan dengan metode pemasangan spanduk penolakan Indomart di tempat-tempat strategi di Kecamatan Tingkir, sedangkan diplomasi di tempuh dengan pertemuan antara pihak pedagang tradisional cengek dengan pihak indomaret .5

Gerakan perlawanan yang dilakukan oleh para pedagang pasar tradisonal Cengek dengan menggunakan langkah aksi adalah melalui pemasangang spanduk penolakan keberadaan Indomart di Tingkir Lor. Aksi tersebut dilakukan melalui cara mencetak lima spanduk dengan ukuran 1,5 x 4 meter dengan bertuliskan “Tolak Indomart/Alfamart !!!”. spanduk-sapanduk tersebut di sebar di beberapa tempat strategis di Kelurahan Tingkir Lor dan Tingkir Tengah. Antara lain: dua spanduk di pasang di pasar tradisional Cengek, satu spanduk di pasang di jalan utama Kelurahan Tingkir Lor, dan dua spanduk di pasang di depan persis bangunan Indomart Tingkir Tengah. Hal ini sesuai dengan di utarakan oleh Pak Isna

Kami melakukan gerakan protes dengan memasang spanduk penolakan Indomart dibeberapa titik antara lain : pasar tradisional Cengek, jempatan tepatnya depan jalan utama jln Tingkir-suruh, dan depan persis Indomart Tingkir Lor. Selain pemasangan spanduk kita (perwakilan pedagang) juga melakukan beberapa aksi mediasi dengan pihak Indomart yang di fasilitasi oleh pihak Kelurahan Tingkir Lor dan polsek.6

Gambar 5.5

Spanduk Penolakan Indomart

5

Hasil wawanca bersama Pak Umam Kordinator aksi pada 05/03/2017

(12)

56

Pemasangan spanduk penolakan Indomart yang ditemui di pasar tradisional Cengek: sumber (dokumentasi penilitian pada 20/06/2017).

Pemasangan spanduk yang menyerukan gerakan perlawanan dipasang pada beberapa tempat di Kelurahan Tingkir Lor dan Tingkir Tengah, yang di maksudkan agar dapat diketahui oleh pihak Indomart agar segera memberhentikan aktifitas jual beli di Indomart. Hal tersebut secara langsung di sikapi oleh pihak Indomart dengan memberhentikan aktifitas jual beli di Indomart selama beberapa bulan (Juli-Oktober 2016).

Yah..gerakan penolakan pedagang dilakukan dengan memasang spanduk penolakan di beberapa tempat dan didepan Indomart, setelah itu besoknya yang punya saham disini temuni warga (para pedagang untuk menanyakan kira-kira Indomart bisa beropesari disini ndk, karena yang tanam saham disini itu saya (orang Tingkir sendiri), dan Indomart itu hanya onernya. Usaha ini milik saya tapi berlebel Indomart, yang pembagianya 60/40, sehingga bisa dikatakan pemiliknya itu saya (yangg menanam saham), karena warga disini taunya itu kan yang punya Indomart adalah cina dan non muslim,takutnya karena disini kan mayoritasnya kan Islam.7

Selain gerakan pemasangan spanduk para pedagang pasar menempuh cara diplomasi dengan pihak Indomart yang di fasilitasi oleh pihak Kelurahan Tingkir

Tengah dan intelkam polres Kota Salatiga yang di hadiri oleh 3 orang perwakilan dari pedagang (Muhammad Umam, Isna, dan Yunus), pihak Indomart (Muslik), pihak Kelurahan Tingkir Lor (Otto Risang), Toko masyarakat Tingkir Tengah (Muhammad Khalim), Perwakilan DISPERINDAG dan UMKM Kota Salatiga, pihak Polsek Kecamatan Tingkir (Masyuri), Kepala Babimkamtipmas Polres Kota

(13)

57 Salatiga (Didik Budiono), Kasat Intelkam Polres Salatiga (Rohmadi), dan Perwakilan Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Kelurahan Tingkir Tengah (Muji),

Pertemuan tersebut di langsungkan pada Bulan Agustus 2016 bertempat di rumah makan rejolele Kelurahan Tingkir Tengah. Dalam pertemuan tersebut melahirkan beberapa kesepakatan antara pihak pedagang dan pihak Indomart

antara lain: (a) pihak Indomart yang telah terbukti belum mengantongi izin usaha pasar modern sesegera mungkin menyelesaikan administrasi pendirian pasar modern, ketika administrasi telah terselesaikan pihak Indomart dipersilakan untuk membuka kembali aktifitas jual beli, (b) aktifitas Indomart hanya bisa berjalan selama 2 tahun setelah pengembalian modal pemilik Indomart, maka setelah itu Indomart ditutup dengan pertimbangan keberadaan Indomart di Tingkir Tengah akan berpengaruh pada keberlansungan usaha pedagang kecil di pasar tradional Cengek dengan mempertimbangan jarak yang cukup dekat antara pasar tradisional Cengek dengan Indomart (c) para pedagang pasar bersepakat untuk tidak melangsungkan aktifitas gerakan apapun dalam rangka menjaga kondisifitas masyarakat di Kelurahan Tingkir Lor dan Tingkir Tengah8.

Gambar 5.6

Hasil Mediasi Pedagang pasar Cengek dan pihak Indomart

(14)

58

Keteterangan: Pertemuan antara pedagang pasar dan pihak Indomart dalam upaya mediasi (sumber data: dokumentasi Polsek Kecamatan Tingkir).

5.2.3 Implikasi Mobilisasi Aksi dan Konflik Internal Pedagang

Di dalam sebuah dinamika, protes-protes kolektif juga mengalami penurunan. Dengan kata lain, protes-protes kolektif tidak akan terus menerus

berada pada tahap perkembangan. Pada fase tertentu gerakan tersebut mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salaing memiliki keterkaitan.

Salah satu faktor adalah struktur mobilisasi yang tidak bisa lagi di pakai secara maksimal karena partisifan atau konstituen mengalami kelelahan dan terbelahnya para pemimpin protes (aktor gerakan) dalam merespon strategi para pemegang kuasa politik, ekonomi atau sosial. Dan sering kali terjadi fenomena transaksional, dimana satu kelompok yang sebelumnya merupakan tim kolektif dalam gerakan menerimai konpensasi dari pemerintah maupun korporasi, sedangkan kelompok lainya bersikeras menolak karena konsensi yang diberikan “hanya sebagian kecil”. (Situmorang 2013, hlm 43).

(15)

59 yang melahirkan beberapa kesepakatan, dan bentuk kesepakatan antara para pedagang pasar tradisonal Cengek dan pihak Indomart merupakan bentuk gerakan sosial secara persuasive, namun dalam gerakan ini menghasilkan kesepakatan-kesepakan yang hanya bersifat sementara. Hal ini dikarenakan pihak Indomart selama satu bulan pasca kesepakatan disepakati, pihak Indomart kembali membuka Indomart dengan menggunakan kedok nama Indomart di ganti dengan

“Toko CV. Amanah”.

Sebagian besar pedagang (terutama aktor-aktor gerakan) yang semula mempunyai komitmen bersama dengan pihak Indomart merasa kecewa dengan tindakan tidak professional yang dilakukan pihak Indomart, namun gerakan penolakan sudah tidak memungkinkan (mengalami penurunan), hal ini di karenakan secara internal kelompok pedagang pasar yang terdiri dari lima orang aktor gerakan dalam prosesnya mengalami konflik internal.

Pola-pola protes kolektif yang mengalami penurunan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: pola-pola protes kolektif tidak lagi tersebar di beberapa tempat, tetapi hanya di fokuskan pada salah satu lokasi, tuntutan disalurkan pada lembaga formal, mobilisasi massa berkurang dan digantikan dengan protes-protes simbolik (Situmorang, 2013, hal 43). Mengacu pada ketiga ciri tersebut, dalam melihat kondisi kelompok pedagang pasar tradisonal Cengek saat ini, di mana simbol-simbol gerakan perlawanan pedagang pasar tradisonal Cengek terhadap pihak Indomart telah menurun secara drastis, kondisi ini dapat dilihat melalui tidak adanya gerakan perlawanan susulan pasca di bukanya kembali Indomart yang belum mengantongi surat izin pembangunan pasar moderen, pemasangan spanduk yang sebelumnya di pasang melalui beberapa titik telah dilepas, kecuali spanduk yang di pasang di depan pasar tradisonal Cengek.

Berdasarkan hasil wawancara peniliti dengan salah satu dari lima aktor

gerakan tersebut,9 ketika ditanyakan mengenai gerakan lanjutan terhadap pihak

9

(16)

60 Indomart, jawaban dari salah satu actor tersebut adalah telah merasa kecewa dengan tim yang beberapa orang sudah di susupi kepentingan pribadi dengan bergabung bersama pihak Indomart dalam mendukung keberlangsungan aktifitas Indomart di Tingkir Tengah.

Pola-pola yang dilakukan pihak Indomaret dalam upaya pemecahan kekuatan kelompok pedagang pasar tradisonal Cengek di tempuh dengan

pendekatan ekonomi, terutama dilakukan dengan pedekatan para actor-aktor yang mejadi promotor gerakan. Dimana kedua actor gerakan dari lima actor tersebut di dekati pihak Indomaret dan di tawarkan konpensasi tertentu10. Hal ini menimbulkan dinamika konflik internal di dalam kelompok atau tim actor gerakan pedagang pasar cengek, sehingga persoalan ini lah yang pemicu utama gerakan perlawanan pedagang pasar tradisional Cengek terhadap pihak Indomart mengalami penurunan. Langkah-langkah tersebut di tempuh pihak Indomart sebagai upaya melangsungkan usaha Indomaret untuk tetap berjalan tanpa ada gerakan-gerakan susulan dari kelompok pedagang tradisonal Cengek.

5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gerakan Perlawanan Indomart

Di dalam dinamika protes kolektif sudah tentunya terdapat faktor pendukung maupun penghambat dari sebuah gerakan protes kolektif. Besar kecilnya faktor kedua faktor tersebut (pendukung dan penghambat) sangat menentukan output akhir dari suatu dinamika protes-protes kolektif. Sehingga dalam pembahasan ini sangat penting untuk di deskripsikan faktor pendorong dan penghambat dari gerakan protes kolektif yang dilakukan oleh kelompok pedagang pasar tradisional Cengek terhadap pihak indomaret

5.3.1. Faktor Regulasi

Kehadiran Perda Kota Salatiga Nomor 03 Tahun 2015 tentang Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan, dinilai oleh para

kelima actor gerakan tersebut, berpendapat bahwa kedua anggota tim lain telah dibayar pihak Indomart untuk mendukung pihak Indomart

(17)

61 pedagang pasar tradisonal sebagai angin segar dalam membendung kehadiran pasar-pasar modern di Kota Salatiga. hal ini dikarenakan kehadiran pasar-pasar modern yang di dominasi oleh Indomart dan Alfamart telah tumbuh dan berkembang pesat di Kota Salatiga. kekawatiran dari para pedagang pasar tradisional khusunya pedagang pasar tradisional Cengek, dimana ketakutan akan persaingan pasar tradisional dengan pasar modern yang pada akhirnya akan di

menangkan oleh pasar modern dengan berbagai macam kesiapan sumber daya yang dimilikinya.

Hadirnya Perda Nomor 03 Tahun 2015 bertujuan untuk (a) mengatur dan menata keberadaan dan pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan di wilayah tertentu dalam rangka menjaga keseimbangan antara jumlah pasar Rakyat dengan Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan, serta dapat menjadi daya tarik pariwisata; (b) mendorong terselenggaranya kemitraan antara pelaku UMKM, Koperasi dan Pasar Rakyat dengan pelaku usaha Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan berdasarkan prinsip kesamaan dan keadilan; dan (c) mendorong terciptanya partisipasi dan kemitraan publik dan swasta dalam penyelenggaran usaha perpasaran, agar dapat tumbuh berkembang lebih cepat sebagai upaya terwujudnya tataniaga dan pola distribusi nasional yang mantap, lancar, efisien, dan berkelanjutan.

Berangkat dari tujuan tersebut, maka konsekuensi yang harus dijalankan pemerintah adalah menjadi lembaga yang akuntabel dan kredibel serta selektif dalam setiap prosedural pengajuan administrasi yang diajukan oleh perseorangan atau perusahan yang bertujuan untuk membuka usaha pasar modern (minimarket dalam bentuk Indomart).

“Perlu diketahui toko modern itu sepemahaman saya berdasarkan undang-undang adalah toko yang sifat pelayanannya adalah seperti system pelayanan dalam swalayan dan berjaringan, (Indomart, alfamart, super indo dll) makanya dalam proses pendirian toko modern harus menempu prosedur untuk mengantongi surat izin pendirian toko moderen”11

(18)

62 Maka secara jelas pendirian Indomart telah melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam perda tersebut. Berdasarkan kondisi yang terjadi di Kecamatan Tingkir, dimana keberadaan Indomart di Tingkir Lor hanya berjarak 230 meter dari pasar tradisional Cengek di Kelurahan Tingkir Lor. Sedangkan dalam perda nomor 03 tahun 2015 sudah secara jelas diatur baik pada aspek ketentuan pembangunan toko modern yang harus mempertimbangkan pasar rakyat

(pasar tradisional), maupun pada aspek procedural administrasi pendirian pasar modern.

5.3.2 Persaingan Usaha

Pelanggaran-pelanggaran regulasi yang dilakukan oleh pihak Indomart dalam pendirian Indomar di Tingkir Tengah di jadikan bahan atau faktor pendukung para pedagang tradisional Cengek melakukan gerakan perlawanan terhadap pihak Indomart. Pertimbangan sederhana dalam gerakan perlawanan ini adalah ketentuan-ketentuan berkaitan dengan jarak pendirian pasar modern (Indomart) dengan pasar tradisional yang tealah di atur di dalam perda Nomor 03 Tahun 2015 Tentang Penataan Dan Pendirian Pasar Moderen Dan Swalayan. Perda tersebut merupakan ketentuan ideal yang telah menempuh proses pengkajian panjang dan

mendalam, dimana implikasi ketika pertimbangan tersebut tidak dipertimbangkan oleh pihak Indomart, maka yang akan terjadi adalah persaingan

usaha atara Indomart dan pedagang pasar tradisional, yang pada akhirnya akan dimenangkan oleh pihak Indomart, hal ini sudah barang tentu terjadi dikarena kan keunggulan Indomart dari aspek sumber daya, finansial maupun fasilitas yang dimiliki Indomart jauh lebih lengkap, bila dibandingkan dengan pasar tradisional.

Mengacu pada persoalan tersebut, maka sangat akan merugikan para pedagang pasar tradisional Cengek, mengingat fungsi kontrol dari pemerintah Kota Salatiga cukup minim dalam melihat persoalan antara pedagang pasar

(19)

63

5.3.3 Kecurigaan/ Kekwatiran Terhadap Etnis Tertentu

Selain kedua faktor pendukung Gerakan di atas yakni, faktor regulasi dan faktor pertimbangan persaingan usaha, salah satu faktor pendukung lainya yang sebelumnya dijadikan sebagai argumentasi dalam melakukan gerakan protes kolektif terhadap pihak Indomart adalah “kecurigaan” para pedagang terhadap konsep kapitalisasi cina yang mencoba memonopoli usaha dengan mendirikan

Indomart .

Gerakan protes kolektif yang di lakukan oleh pedagang pasar Cengek menganggap wilayah Kecamatan Tingkir adalah wilayah “hijau”12

Kota Salatiga, artinya pusat-pusat pendidikan Islam di Kota Salatiga berada pada Kecamatan Tingkir, salah satunya pada Kelurahan Tingkir Tengah dan Tingkir Lor. Kehadiran Indomart yang dimiliki oleh etnis Cina (sesuai dengan pemahaman mereka) sangat meresahkan. Selain dapat memberikan dampak negative bagi pedagang pasar tradisional di Cengek, monopoli usaha yang dilakukan oleh Cina merupakan kapitalisme usaha yang menggurita dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyanya, yang bagi pemahaman para pedagang sudah seharusnya di lawan.

5.4 Faktor Penghambat Gerakan (Ketidakstabilan Konstruksi Makna dan

Identitas dalam gerakan Protes Kolektif Pedagang)

Konstruksi makna dan identitas dalam gerakan protes-protes kolektif merupakan hal penting dalam suatu gerakan protes kolektif. Konstruksi makna mempunyai maksud dimana gerakan harus mampu di kelola melalui issu-issu strategis yang di jadikan sebagai bahan pembentukan dalam pembentukan motivasi gerakan. Secara teoritis momentum konstruksi makna dan identitas

dilakukan pada saat mobilisasi konsensus berlangsung.

Di dalam proses mobilisasi konsensus terdapat issu-issu yang di kelolah para actor gerakan yang mempunyai tujuan mencari dukungan para partisifan aktif

(20)

64 dalam gerakan, serta membentuk kesadaran kolektif (konstruksi identitas) kelompok gerakan. Sehingga, dapat simpulkan bahwa Berkembangnya dan menurunya gerakan protes sangat ditentukan oleh mobilisasi consensus yang di dalamnya terdapat proses konstruksi makna dan identitas.

Berangkat dari hal tersebut dengan melihat hasil akhir dari gerakan protes pedagang terhadap pihak Indomart yang mengalami menurunan, hal ini

berindikasikan pada ketidakstabilan konstruksi makna dan identitas di dalam kelompok pedagang, indicator yang bisa di pakai dalam melihat lemahnya

konstruksi makna dan identitas para pedagang adalah, menurunya aktifitas gerakan yang disebabkan oleh sikap penghianatan beberapa actor gerakan yang keluar dari komitmen awal gerakan dan memilih bergabung untuk turut mendukung keberadaan Indomart di Tingkir Tengah

Gambar

Gambar 5.1 Kondisi Pasar Tradisional Cengek
Gambar 5.4 Papan nama Indomaret di ganti dengan nama CV.Amanah
Gambar 5.6 Hasil Mediasi Pedagang pasar Cengek dan  pihak Indomart

Referensi

Dokumen terkait

Maula Alimudin, “ Pengaruh Metode Pembelajaran SAVI Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung Pada Materi

Praktikum pengukuran daya suka ternak domba atau palatabilitas terhadap beberapa jenis pakan dapat diukur dengan menguji palatabilitas dari domba yang dilakukan untuk mengetahui

langsung dari sumbernya. Data primer pada penelitian ini yaitu nilai hasil belajara. matematika siswa kelas VIII A dan VIII B MTs Assyafi’iyah

adalah bagaimanakah penggunaan alat bantu pendeteksi kebohongan( lie detector ) dalam proses penyidikan dan apakah yang menjadi faktor penghambat penggunaan alat pendeteksi

Kondisi laboratorium Produksi (jumlah peralatan, lantai keramik, sirkulasi udara) 56,00% sesuai dan memadai, di- dukung jendela sepanjang 12m dan exhouse fan dan kipas angin

Lebih lanjut Escobar mengemukakan bahwa masa depan post-development akan banyak dipengaruhi oleh terjadinya gerakan-gerakan sosial yang berkembang sebagai akibat

Dalam melakukan aktiviti pengajaran dan pembelajaran, guru diharap dapat memberi penekanan kepada unsur bernilai tambah, iaitu kemahiran berfikir, kemahiran belajar cara

tidak dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur sector industry dasar dan kimia yang terdaftar di BEI.. Variabel rasio laba