• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Interpersonal Lady Companion dalam Melayani Pengunjung di Kawasan Karaoke: Studi pada Karaoke Mini 2 Sarirejo Kecamatan Sidorejo Salatiga T1 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Interpersonal Lady Companion dalam Melayani Pengunjung di Kawasan Karaoke: Studi pada Karaoke Mini 2 Sarirejo Kecamatan Sidorejo Salatiga T1 BAB V"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

32

BAB V

STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

LADY

COMPANION

MINI 2 DALAM MELAYANI PENGUNJUNG

Pada bab ini peneliti memaparkan analisis data berdasarkan konsep pada bab-bab sebelumnya. Dari analisis ini dimunculkan temuan penelitian yang dapat disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan dan motif yang muncul dari data, di samping dapat juga berupa penyajian kategori, sistem, klasifikasi yang tentunya mengacu pada fokus penelitian. Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, catatan lapangan, dokumen dan data lain yang mendukung dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisis dengan analisis induktif.

5.1. Kegiatan Karaoke di Mini 2

Karaoke Mini 2 memiliki lima ruang (room) dari jenis Very Important Person (VIP) dan tipe small. Tampilan karaoke tersedia dalam

tampilan Layar Proyektor (Wall Screen) dengan ukuran 178cm × 178cm yang terbuat dari bahan Metal Hexagon Housing Powder Coat (MH2PC), selain itu bahan permukaan layar juga berkualitas tinggi yang terbuat dari Matte White Gain (WMG). Melalui kontrol perangkat komputer disediakan

pilihan lagu-lagu dari Indonesia, Inggris dan Mandarin. Mini 2 selalu memberikan pelayanan maksimal bagi pengunjung untuk bersenang-senang menghabiskan waktu, minum dan bernyanyi di ruang karaoke.

(2)

33

makanan dan minuman bersama serta dapat pula menjadi sexy dancers (jika terdapat kesepakatan interpersonal dengan tamu). Kegiatan di dalam ruang karaoke jauh dari kesan formal, aktivitas yang dilakukan tamu dan Lady Companion sangat santai. Dari observasi peneliti, Lady Companion di Mini

2 sangat menonjolkan penampilan fisiknya, mulai dari cara berpakaian hingga make-up. Pakaian yang digunakan mulai dari jenis tank top, gaun malam berbelahan V hingga sack dress.

Wawancara pada tanggal 29 Juli 2017 dengan salah seorang konsumen bernisial HK yang merupakan karyawan swasta, berasal dari Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang mengungkapkan penilaiannya tentang perbedaan Lady Companion Mini 2 dengan karaoke lain di kawasan Sarirejo:

“Ya disini tu lebih asik sih sebenarnya bang, masalahnya gini untuk LC disini, khususnya disini itu perhatiannya lebih bang

terus ya tau lah kalau disana -sana biasanya dipegang agak

gimana gitu kan, dirangkul, dipeluk begitu kan emang agak

canggung, tapi kalau disini ya gitu deh.”

(3)

34

Gambar 5.1

Ruang Karaoke di Mini 2

Jam operasional karaoke Mini 2 dibuka pada pukul 14:00 hingga 02:00 WIB. Selain menyewa ruangan (room) dan LC (Lady Companion) pengunjung juga biasanya dapat membeli minuman beralkohol seperti

Mansion House jenis Vodka dan Whiskey dengan harga berkisar Rp. 80.000

rupiah per botol. Dijual pula minuman lokal seperti CongYang (CY) yang merupakan minuman khas Semarang. CongYang merupakan hasil fermentasi beras dan gula pasir, sepirit dan perasa kopi moka. Cong Yang tergolong dalam alkohol tipe B. Meski termasuk minuman keras, namun pada tahun 2010, CongYang dilegalkan sebagai produk komoditi. Di Mini 2 CongYang dijual pada kisaran harga Rp. 60.000 rupiah per botol. Ada pula

(4)

35

Karaoke Mini 2 tidak terlepas dari kebijakan kerjasama yang dilibatkan oleh seluruh usaha serupa di Kawasan Sarirejo Salatiga. Antara pengelola tempat hiburan yang satu dengan yang lainnya saling bekerja sama, memberikan kontribusi. Hal ini seperti diungkapkan oleh IJA, pengelola Mini 2 kepada peneliti pada tanggal 19 Juli 2017 di kediaman pribadinya:

“LC kami, kami sediakan fasilitas seperti mess, tidak ada aturan khusus untuk yang lainnya. Di Sarirejo setiap kita

kekurangan LC, kita dapat meminjam dari Cafe lain.

Kontribusi Mini 2 untuk Sarirejo ada seperti pajak dan untuk

sewa keamanan sendiri dari Sarirejo itu ditanggung oleh

pemilik Cafe.”

Pada hari Sabtu-Minggu biasanya pengunjung mulai banyak dan ramai. Tanggung jawab kegiatan di room diserahkan kepada tamu dan LC masing-masing, pengelola hanya menghimbau melalui tulisan di room bahwa dilarang membawa obat-obatan terlarang, berjudi, telanjang, berhubungan seksual dan kekerasan di dalam ruangan.

Gambar 5.2 Lady Companion Mini 2

(5)

36

yang digunakan sebagai sarana terutama untuk mayoritas anak berusia muda untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Tingginya minat masyarakat untuk berkaraoke terlihat dari menjamurnya rumah-rumah karaoke di Kawasan Sarirejo, sehingga hal ini membuat persaingan bisnis menjadi lebih intensif. Beberapa daya tarik yang membuat calon pelanggan menjatuhkan pilihan di tempat karaoke tertentu antara lain: kenyamanan, harga dan tentunya ketersediaan Lady Companion yang berkualitas.

AF, Lady Companion yang telah lima tahun bekerja di Mini 2, berdasarkan wawancara dengan penulis pada tanggal 19 April 2017, mengutarakan gambaran kegiatannya di dalam ruangan bersama dengan tamu:

“Ya paling misal ada minuman di dalam saya yang nuangin,

terus misalkan dia minta dimanjain ya saya manjain

misalkan contohnya biasanya tamu-tamu kan manja ya,

rokok aja mau minta dinyalain, ya itu mas saya nyalain, kaya

gitu mas. Jadi misal tamu uda mau selesai, misalkan paling

kita bilang jangan lupa kesini lagi ya mas, terus kita kasih

tau kapan mau datang lagi, paling gitu mas.”

Berdasarkan hasil penelitian, pekerjaan utama Lady Companion di Mini 2 adalah: menemani tamu minum, berbincang dan bernyanyi. Paling tidak ketiga hal itu adalah kemampuan soft skill wajib yang dimiliki LC di Mini 2. Selain ketiga kegiatan tersebut sebenarnya tidak ada lagi penawaran ekstra yang lainnya, jika ada aktivitas lain antara Lady Companion di luar kegiatan tersebut merupakan kesepakatan dan urusan pribadi Lady Companion dengan masing-masing tamunya.

(6)

37

mayoritas pengunjung di Mini 2 selalu menggunakan Lady Companion meskipun fasilitas tersebut adalah menu pilihan.

5.2. Strategi Komunikasi yang Diterapkan oleh Lady Companion (LC) di

Mini 2

Umumnya strategi komunikasi non verbal dilakukan sebagai pembuka dalam upaya menjalin hubungan dengan tamu yang datang. Komunikasi non verbal tersebut tampak dari penampilan Lady Companion secara kasat mata. Sexy dresses, sepatu highheels, cara bernyanyi dan menari adalah cara yang digunakan para Lady Companion untuk menghibur para tamunya. Berdasarkan teori dari Arifin 1994 pada bukunya yang berjudul strategi komunikasi, dijelaskan bahwa terdapat dua tahapan umum seseorang yang hendak berkomunikasi kepada sesama agar efektif yaitu: penyusunan pesan komunikasi dan penetapan teknik komunikasi.

5.2.1. Pesan Komunikasi yang Disampaikan Lady Companion di Mini 2

Pesan (message) dalam proses komunikasi, tidak bisa lepas dari simbol dan kode yang tersirat, karena pesan dikirim oleh Lady Companion kepada tamu terdiri atas rangkaian maksud dan tujuan

tertentu. Menurut Cangara (2004:95) bahwa pesan adalah suatu proses komunikasi yang dipengaruhi oleh kondisi sosial yang berkembang. Sebagai makhluk sosial dan makhluk komunikasi, seseorang dalam kehidupannya diliputi oleh berbagai bentuk pesan-pesan tersirat, baik yang diciptakan sendiri itu maupun yang bersifat alami. Secara umum, jenis pesan yang dianalisis pada strategi komunikasi oleh Lady Companion terbagi menjadi dua, yakni:

1. Pesan Verbal

Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. CT merupakan salah satu Lady Companion di Mini 2 yang baru berusia 18 tahun

(7)

38

2017, mengungkapkan bagaimana jalinan komunikasi dengan pelanggan terutama pada tamu yang baru:

“Ya kalau sama pelanggan baru sih ya biasa mas kaya sok kenal gitu tapi ya dalam sok kenal itu biar

blak-blakan, biar ngobrolnya nyaman gitu lo mas,

seperti kaya uda kenal lama, jadi kaya ngerasa

senang aja pelanggan itu sama kita, jadi kan

percaya sama kita gitu.”

Pesan verbal yang digunakan oleh Lady Companion di Mini 2 dibentuk dari kalimat-kalimat yang mengandung arti bahwa seorang Lady Companion maupun tamu dalam waktu yang relatif singkat berusaha saling memahami sikap, perilaku dan pandangannya terhadap kegiatan yang hendak mereka lakukan. Secara singkat komunikasi verbal yang digunakan oleh Lady

Companion bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang

membangun suasana agar tercapai kepuasan bersama antara tamu, Lady Companion dan layanan dari Mini 2.

2. Pesan Non Verbal

Pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima dalam hal ini pelanggan karaoke berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, atau ekspresi Lady Companion. Pada pesan non-verbal mengandalkan indera

penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul. Dalam komunikasi non verbal antar pribadi (interpersonal), Lady Companion cenderung lebih ekspresif, gerak tubuhnya yang

(8)

39

penampilan menjadi andalan Lady Companion di Mini 2 dalam berkomunikasi dengan pelanggannya.

5.2.2. Teknik Komunikasi yang Digunakan Lady Companion di Mini 2

Berdasarkan teori dari Anwar Arifin (1994:73) bentuk-bentuk strategi komunikasi. Peneliti menganalisis enam bentuk teknik komunikasi yang digunakan oleh Lady Companion dalam melayani pelanggannya di Karaoke Mini 2:

1. Teknik Redundancy

Teknik redundancy pertama kali dikemukakan oleh Shannon dan Weaver (1949) dalam bukunya yang berjudul The

Mathematical Theory of Communication. Teknik redundancy

pada penelitian ini mengacu pada keseimbangan yang diperlukan dalam suatu komunikasi agar komunikasi tersebut effisien. IJA, pengelola Mini 2 kepada peneliti pada tanggal 19 Juli 2017 di kediaman pribadinya mengungkapakan bagaimana pihak pengelola mencoba mengakomodasi antara tamu dengan Lady Companion:

“Untuk makanan dan minuman yang kami

sediakan itu seperti soft drink, makanannya seperti

jajan snack, chiky seperti itu. Saya mengajarkan

kepada LC supaya melayani tamu dengan sopan,

berbicara dengan baik. Kalau komunikasi secara

khusus tidak ada, jika pelayanan kurang baik

paling kita cuma melakukan briefing saja”

(9)

40

komunikasi baik verbal maupun non verbal diantara keduanya berjalan dengan antusias.

2. Teknik Canalizing

Metode canalizing yaitu mempengaruhi pelanggan untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang dikehendaki. AH salah seorang pelanggan Mini 2 yang notabene juga adalah mahasiswa di Kota Salatiga berdasarkan wawancara dengan peneliti pada tanggal 29 Juli 2017 mengutarakan:

“Karena menurut saya bernyanyi dengan LC itu adalah pilihan yang sangat bagus karena itu

menjadi penyemangat saya dalam hiburan saya

terus yang kedua saya memilih dari faktor fisik

yang pasti ya mas, bukannya munafik, sebagai

cowok juga munkin sama saja mas. Jadi menurut

saya fisik untuk badan dan lain-lain, muka juga

berpengaruh. Di Mini 2 pelayanannya sangat

ramah ya mas ya jadi kadang kan banyak LC yang

cuek terhadap terhadap konsumen, tapi LC disini

tu lebih respon banget. Jadi responnya sangat baik

pada kami, kepada tamu itu sangat baik, jadi

sangat akrab. Pengertiannya itu dapat banget mas,

seperti kalau ngasi minum itu dituangin, disiapin

macam-macamnya, jadi kita sebagai konsumen

sangat puas terhadap pelayanan tersebut mas.”

(10)

41

membuat konsumen menjadi antusias dengan pelayanan yang telah diberikan.

3. Teknik Informatif

Komunikasi informatif adalah komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi, dalam hal ini informasi yang berkaitan dengan pelayanan di Mini 2 maupun informasi-informasi yang seperlunya dapat diperoleh pelanggan dari pesan yang disampaikan oleh Lady Companion. AH konsumen sekaligus mahasiswa, awalnya menceritakan bagaimana tanggapan pertama kali terhadap pelayan Lady Companion di Mini 2:

“Yang pertama itu kan recommended dari temen saya, terus sistem promosinya itu juga menyeluruh

sih mas, jadi saya penasaran dan ingin mencoba

disitu. Untuk LC nya sendiri, saya mempunyai

pandangan tersendiri ya mas ya dari pengalaman

saya di tempat-tempat lain. Menurut saya LC di

sini itu friendly mas, jadi gak cuma datang, dia

nyanyi duduk seperti itu saja tetapi untuk

perkenalan dan lebih dalamnya itu lebih akrab

sama konsumen mas. Komunikasinya juga lebih

baik jadi saya sebagai konsumen yang datang

kesitu lebih enjoy lah mas untuk menikmati

hiburan saya disitu.”

Tujuan teknik informatif yang digunakan oleh Lady Companion di Mini 2 terbilang efektif. Hal ini dapat dilihat dari

pengakuan AH yang termasuk konsumen baru di Mini 2. AH dapat membedakan bagaimana perbandingan pelayanan Lady Companion dengan tempat karaoke lainnya. Jika teknik informatif

(11)

42

satu bentuk promosi tersendiri melalui mulut ke mulut, sehingga calon pelanggan yang akan datang diharapkan dapat meningkat.

4. Teknik Persuasif

Teknik komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku pelanggan sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan kemampuan komunikasi persuasif yang tinggi maka Lady Companion dapat dengan mudah menghadapi segala tantangan dalam pekerjaannya sehari-hari. CT salah seorang Lady Companion berdasarkan wawawancara dengan peneliti pada tanggal 21 Juli 2017 mengungkapkan bagaimana ia memperlakukan pelanggan:

“Kalau aku sendiri sih ga ngebeda-bedain mas ya. Toh juga misalkan mau tukang parkir mau yang

apa gitu, misalkan mereka disini nyanyi kan juga

misalkan mereka booking kan mereka juga bayar

sama-sama. Harganya juga sama jadi ya harus

melayani sama-sama. Maksudnya dalam arti aku

juga harus melayani pelanggan dengan sama gitu

soalnya aku juga dibayar dengan harga yang sama

meskipun pekerjaan mereka beda gitu kan.”

(12)

43

5. Teknik Edukatif

Komunikasi edukatif adalah komunikasi yang bersifat mendidik. Meskipun interaksi yang dibangun antara pelanggan dengan Lady Companion berisiko terjadinya tindakan menyimpang namun Lady Companion selalu bersikap professional dengan pengalamannya tetap dapat menilai bagaimana tamu yang baik maupun berniat kurang baik terhadap mereka. VN, Lady Companion asal Klaten yang telah tiga tahun bekerja di Mini 2 berdasarkan data wawancara yang diberikan kepada penulis memberikan penjelasan:

“Biasanya sih kalau lagi sama mereka kan saya ngasi tau nomor hape saya atau pin BB saya, nah

mereka pasti save kan. Nah nanti, kalau udah

selesai dari ruangan itu kan mereka pasti

hubungin saya nih. Hubungin saya kalau udah

jam-jam diluar jam kerja. Nah saya juga

nanggapin mereka sih ya kan karena saya ga ada

kerjaan juga kan. Terus kadang-kadang juga asik

aja sih mereka.”

Salah satu strategi edukatif yang dilakukan Lady Companion di Mini 2 adalah dengan memberikan kontak mereka.

(13)

44

6. Teknik Koersif

Teknik komunikasi secara koersif (coersive communication) adalah teknik komunikasi yang memaksa

seseorang untuk mengubah sikap, opini dan perilakunya. Komunikasi koersif dapat dilakukan Lady Companion di Mini 2 secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung pesan komunikasi yang diberikan oleh Lady Companion di Mini 2. Ketika di ruang karaoke dapat membuat pelanggan yang awalnya biasa saja menjadi terbuai dan bahkan menjadi sangat tertarik dengan LC yang menemani. Apalagi jika dalam kondisi mabuk, maka ada dua kemungkinan, LC dapat menolak tamu dengan cara yang halus atau LC dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk menjadi lebih dekat dengan pelanggan.

Namun semua itu secara keseluruhan di bawah kontrol LC, hal ini dikarenakan LC lebih berpengalaman karena sehari-hari terbiasa dengan situasi. Jarang ditemukan LC lebih mabuk atau LC kehilangan kontrolnya terhadap tamu. LC di Mini 2 pun memiliki etika bahwa seorang LC juga harus menenangkan keadaan di dalam ruangan agar tidak mengganggu aktivitas lain di Mini 2 secara keseluruhan. HK karyawan swasta berdasarkan wawancara dengan penulis pada tanggal 29 Juli 2017 memberikan penilaiannya tentang Lady Companion di Mini 2:

“Ya kalau pribadinya sih disini kan. Ya saya kan juga ga sama LC itu-itu aja sih. Kalau overall sih

ya sebenarnya baik sih kalau kepribadiannya.

Cuma kan, biasanya kan ya kalau faktor kepepet

gitu aja sih bang. Kalau menurut saya kalau

overall secara pribadi baik sih.’

(14)

45

tamunya. Selain mereka memiliki banyak tamu lain, tentu posisi mereka sebagai seorang wanita juga rentan lebih rentan. Sehingga teknik komunikasi koersif yang diterapkan oleh Lady Companion di Mini 2 lebih mengarah ke hal positif, seperti bagaimana menghindarkan, mengalihkan dan menghibur tamu agar mereka tetap menghabiskan waktu hiburannya di Mini 2 sesuai ketentuan yang berlaku.

5.3. Analisis Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Lady Companion (LC)

di Mini 2

Pada analisis komunikasi interpersonal dibahas tentang aspek keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif dan sikap kesetaraan yang dibangun oleh Lady Companion di Mini 2 berdasarkan strategi komunikasi yang telah mereka bangun.

5.3.1. Keterbukaan Komunikasi Lady Companion (LC) di Mini 2

Dalam sebuah jasa pelayanan diperlukan suatu strategi komunikasi yang baik dan keterbukaan antara Lady Companion dengan pelanggan. Semakin tingginya tingkat keterbukaan dalam berkomunikasi, maka dapat mengantisipasi potensi ketidakpuasan pelanggan terhadap jasa pelayanan yang telah diberikan. Keterbukaan dalam komunikasi juga diharapkan menumbuhkan sikap saling percaya pelanggan ditengah persepsi negatif tentang Lady Companion. IJA, pengelola Mini 2 kepada peneliti pada

tanggal 19 Juli 2017 di kediaman pribadinya memberikan informasi tentang latar belakang usia Lady Companion di Mini 2, hal ini tentu dapat menjadi tantatangan tersendiri dalam berkomunikasi.

“Untuk strategi utama dalam cafe yang pertama itu LC nya mas, karena kan LC buat jadi daya tarik

pengunjung gitu. Jadi batas maksimal umur untuk LC

nya itu sendiri 25 tahun tapi untuk LC yang sekarang

(15)

46

Meskipun berusia relatif muda (rata-rata 20 tahun), namun Lady Companion di Mini 2 memiliki tantangan bahwa mereka sering

bertemu dengan laki-laki yang memiliki usia jauh diatasnya. Strategi komunikasi interpersonal dalam aspek keterbukaan mereka adalah dengan cara mengambil topik komunikasi yang ringan dan tidak terikat dengan analisis yang rumit, hal ini mereka maksudkan untuk menghindari konflik yang tidak perlu,

5.3.2. Sikap Empati Lady Companion (LC) di Mini 2

Empati dalam strategi komunikasi interpersonal adalah kemampuan untuk memproyeksikan diri pada kondisi dan perasaan orang lain. Agar komunikasi menjadi efisien dan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan maka aspek empati menjadi sangat penting. Lady Companion di Mini 2 perlu membangun empati untuk dapat ikut merasakan dan terlibat secara psikologis, perasaan dan kondisi pelanggan yang bersamanya. HK salah seorang konsumen Mini 2 yang berasal dari Kabupaten Semarang, berdasarkan wawancara dengan peneliti pada tanggal 29 Juli 2017 menceritakan bagaimana gambaran empati yang didapatkan konsumen pada saat kondisi tertentu di ruangan:

“Yang pertama sih nyaman pastilah, ya selebihnya asik kalau dibandingin RT, GY, SR, RJ itu lebih asik

sih mas sih untuk LC nya. Ya kita sih kalau untuk

bikin nyaman kita ga ada ritual khusus ya bang. Tapi

kan gini, misalkan kita karaoke kan biasanya kan

kalau di ruangan saya kan ya bikin nyaman kan,

biasanya kita mabuk tinggi terus kita seenak-enaknya

sama LC. Disini kita yang bikin nyaman ya itu tadi,

kita kasih tip, biar dia semangat lah, biar dikira kita

(16)

47

Beberapa tantangan yang dihadapi LC untuk terus bersabar dengan menunjukkan empatinya kepada pelanggan adalah ketika pelanggan itu mabuk, berbicara keras, pusing, muntah dan hal-hal lainnya. Berdasarkan penuturan dari salah seorang konsumen seperti HK, LC akan lebih menunjukkan empati jika ia mendapatkan tip (uang tambahan) dari konsumen. Namun peneliti tidak dapat memperoleh informasi berapa banyak jumlah uang tip yang biasanya dikeluarkan oleh pelanggan. Namun dari gambaran observasi, jenis uang tip bisa berbeda-beda tergantung apakah itu pelanggan baru atau lama dan ataukah pelanggan itu merasa sangat tertarik dengan Lady Companion yang mereka pilih atau merasa biasa saja.

5.3.3. Sikap Dukungan Lady Companion (LC) di Mini 2

Dalam komunikasi interpersonal diperlukan sikap memberi dukungan dari Lady Companion agar pelanggan mau berpartisipasi dalam komunikasi yang nyaman, sehingga dengan adanya dukungan dalam situasi tersebut, komunikasi interpersonal akan bertahan lama karena tercipta suasana yang mendukung. Lady Companion Mini 2 yaitu VN pada pertemuannya dengan penulis di daerah sekitar Jalan Lingkar Salatiga (JLS) memberikan gambaran bagaimana cara memperlakukan pelanggan:

“Biasanya kalau mereka menggunakan jasa saya sih. Yang pasti saya baik-baikin mereka ya, bikin happy

mereka, bikin seneng mereka, pokoknya yang bikin

mereka nyaman sama saya. Kalau soal itu sih

biasanya kalau mereka pada datang terus saya itu

ngasi tau ke mereka disini itu bukanya jam berapa,

fasilitasnya apa, terus apa yang mereka dapat,

gitu-gitu sih.”

(17)

48

sikap dukungan dari Lady Companion terlihat pula dari sikapnya yang mudah tersenyum, antusias, sering balik bertanya dan bahkan meminta nomor telepon.

5.3.4. Sikap Positif Lady Companion (LC) di Mini 2

Sikap positif dapat mudah diterapkan oleh Lady Companion di Mini 2. Jika pelanggan tidak respect (antusias) terhadap komunikasi yang dibangun artinya komunikasi dapat menjadi negatif. Komunikasi yang negatif dapat menimbukan kebosanan dan asumsi yang kurang baik pelanggan terhadap Lady Companion itu sendiri. Jika Lady Companion di Mini 2 mampu membangun sikap positif, maka LC dan pelanggan dapat membangun sinergi yang positif agar keduanya memperoleh keuntungan yang sama dan tidak ada yang dirugikan. AF, berdasarkan wawancara dengan penulis pada tanggal 19 April 2017 di salah satu cafe di Sarirejo mengutarakan:

“Ya mau tamu lama tamu baru ya dia nyewa kita ya kita mesti percaya sama mereka mas. Kita terbuka ga

ada yang ditutup-tutupi sama mereka, supaya saya

gak canggung sama mereka dan mereka gak

canggung sama kita gitu mas.”

Dapat dikatakan bahwa strategi komunikasi interpersonal dengan pendekatan sikap positif merupakan salah satu bagian dari aspek empati yang sebelumnya telah diberikan oleh Lady Companion. Setelah empati dan didukung dengan sikap positif maka

(18)

49

5.3.5. Sikap Kesetaraan Lady Companion (LC) di Mini 2

Sikap kesetaraan (equality) dalam komunikasi interpersonal adalah sikap pengakuan yang diberikan secara tidak langsung oleh

Lady Companion dalam bentuk menghargai pelanggan. Lady

Companion dapat memposisikan dirinya memiliki perasaan yang

sama akan kebutuhan hiburan dari pelanggan. Secara singkat Lady Companion tidak membedakan pelanggan berdasarkan latar

belakang dan sikapnya terhadap orang lain. AF, Lady Companion yang telah cukup lama bekerja di Mini 2, berdasarkan wawancara dengan penulis pada tanggal 19 April 2017, mengutarakan bagaimana ia menanggapi keluhan pelanggan tentang masalah pribadi:

“Itu banyak banget itu mas, kadang dia tujuannya datang kesini kan mau senang-senang ya mas. Di

awalnya doang mas senang-senang terus

pertengahan pasti mereka ada sedikit-sedikit curhat.

Jadi kan ya kalau saya sih mas ya saya ladenin.

Jadi mereka curhat tentang apa, saya jawab, tapi

setelah dia selesai curhat, saya ajak senang-senang

lagi supaya dia itu lupa sama masalah mereka.”

(19)

50

5.4. Refleksi Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini dikemukakan bagaimana gambaran kegiatan karaoke di Mini 2 dan strategi komunikasi interpesonal para Lady Companion. Persepsi masyarakat tentang kegiatan Karaoke di Sarirejo yang

berhubungan erat dengan kegiatan prostitusi sebenarnya kurang tepat. Tempat-tempat karaoke di Sarirejo memberikan pelayanan sewa ruangan, makanan minuman dan jasa Lady Companion. Hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan antara pelanggan dan Lady Companion sepenuhnya merupakan kesepakatan dan tanggung jawab pribadi antara pelanggan dengan Lady Companion tanpa melibatkan pihak Mini 2. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Rohmawati (2016), bahwa dari sisi psikoterapi, hanya sebagian kecil Lady Companion yang menggunakan superegonya. Lady Companion tidak menggunakan ego pribadinya namun masih berorientasi

pada kepuasan pelanggan, selama pelanggan tidak memiliki niat dan menghargai profesi Lady Companion maka jalinan tujuan hiburan dapat tercapai dengan baik.

Dalam sisi strategi komunikasi verbal Lady Companion cenderung menggunakan kemampuan komunikasinya untuk lebih cepat mengakrabkan diri meskipun pelanggan tersebut baru. Lady Companion di Mini 2 lebih antusias menyapa, bertanya dan mendominasi pembicaraan dengan pelanggan. Dari bentuk pesan non verbal, Lady Companion secara kasat mata menonjolkan bagaimana penampilan mereka agar lebih dapat disukai oleh tamu yang notabene mayoritas laki-laki.

(20)

51

Tabel 5.1

Gambaran Umum Strategi Komunikasi yang Digunakan oleh Lady Companion di Mini 2

Strategi Komunikasi Penyusunan Pesan

Teknik yang Digunakan Bentuk

Verbal Non Verbal Redundancy Memanfaatkan sarana minuman, rokok, makanan untuk menunjukkan kepeduliannya pada pelanggan

Mendominasi percakapan, seolah-olah telah lama kenal agar pelanggan tetap nyaman

Menggunakan strategi penampilan

(pakaian, make up dan gerak tubuh)

Canalizing Tetap berusaha agar pelanggan fokus pada lagu, bernyanyi dan tidak memiliki niat lainnya

Informatif Tidak ragu-ragu, terbuka tentang fasilitas di Mini 2 dan memberikan informasi tentang kehidupan pribadinya Persuasif Tetap sabar jika ada pelanggan yang bertindak di luar

kewajaran, seperti mabuk, berbicara keras dan lainnya

Edukatif

Meskipun keadaan di dalam ruangan berpotensi pada hal-hal yang mengarah pada tindakan negatif, namun LC sebagai seorang wanita tetap memberikan pengetahuan dan arahan bahwa ia harus dihargai sebagaimana mestinya

Koersif

(21)

52 Tabel 5.2

Perbedaan Teknik Komunikasi yang Digunakan oleh Lady Companion Lama dan Baru di Mini 2

No. Teknik yang

Digunakan LC Lama ( > 5 Tahun ) LC Baru ( < 3 Bulan )

1. Redundancy Lebih mengetahui kebutuhan dan keinginan tamu Kurang peka jika ada pelanggan yang tertarik

atau menyukai

2. Canalizing Mengajak dan menawarkan tamu untuk

menggunakan jasa plus - plus Terlalu fokus bernyanyi saja 3. Informatif Lebih tertutup dengan latar belakang kehidupan

pribadi

Lebih terbuka dengan latar belakang kehidupan pribadi

4. Persuasif

Berpengalaman dan dapat mengatur suasana di dalam ruangan jika ada pelanggan yang mabuk atau

menyentuh bagian tubuh

Menjaga jarak dan kurang nyaman jika pelanggan menyentuh bagian tubuh

5. Edukatif Tidak begitu menjaga privasinya sebagai seorang wanita (lebih terbuka)

Masih merasa ingin dihargai sebagaimana mestinya

6. Koersif Jika pelanggan menghendaki, tidak sungkan untuk mengatur waktu pertemuan di luar Cafe

(22)

53

Dari observasi yang dilakukan peneliti, uang tip jasa sangat berpengaruh pada pelayanan yang didapatkan oleh tamu. Harga jasa Lady

Companion yang ditawarkan oleh Mini 2 memang flat (tidak bertambah atau

berkurang). Beberapa tamu memang kurang respect dan peka sehingga sampai kegiatan berkaraoke selesai tidak ada uang tambahan yang diberikan kepada Lady Companion. Tentu saja Lady Companion sangat menyukai, mengharapkan dan membutuhkan uang tip dari tamu. Jumlahnya bervariasi dari mulai 20 ribu hingga ratusan ribu. Wujud dari timbal balik yang diberikan oleh Lady Companion dapat dilihat dari semangat menari, membawakan lagu bahkan dengan uang tip tersebut tamu dapat bebas memegang bagian tubuh dari Lady Companion.

AF Lady Companion di Mini 2 mengungkapkan bagaimana gambaran transaksi seksual adalah hal yang biasa dilakukan Lady Companion. Transaksi seksual disepakati oleh masing – masing pihak dan dilakukan di luar Sarirejo.

“Ya gimana mas ya pelanggan tu kadang suka abis selesai misalkan dia udah nyewa kita ya mas. Pelanggan tu kadang suka banget ngajak minta yang lebih lebih contohnya ya mas saya mah jujur aja. Jadi kaya mereka minta ditemanin tidur. Jadi saya mau ga mau nego negoan sama mereka mas. Kadang kalau saya lagi butuh uang banget ya mas ya iya saya mau diajak tidur. Tapi sebaliknya juga kan, saya minta imbalan ke dia mas. Jadi kalau kamu udah ngajak saya tidur, saya minta dibayar selesai itu. Tapi kalau sana ga minta kadang saya nawarin diri mas. Kan saya ga munafik ya mas, namanya juga kaya gini mas, kerjaan saya udah kaya gini. Jadi mau ga mau saya lakuin mas.”

Istilah yang sering digunakan adalah SK (Sewa Kamar) ada pilihan yang ditawarkan yaitu short time atau long time. Short time adalah rentang waktu kencan dihitung per jam, sedangkan long time, tarif kencan dihitung dari malam hingga pagi. Penginapan atau sewa kamar dapat digunakan di area sekitar Salatiga.

(23)

54

yang ditunjukan oleh Lady Companion di Mini 2 sangat tinggi. Hal ini bukan saja dinilai dari bagaimana cara Lady Companion sangat antusias pada komunikasi interpersonal, namun juga tanggapan dari pelanggan yang mengaku sangat puas dan senang dengan Lady Companion. Tantangan komunikasi interpersonal Lady Companion di Mini 2 terletak pada budaya dan persepsi masyarakat bahwa seorang Lady Companion adalah wanita penghibur biasa yang hanya mengedapankan penampilan fisik, padahal ketika kegiatan karaoke berjalan banyak waktu dihabiskan pula untuk berbicara, jika seorang Lady Companion tidak memiliki kemampuan speaking interpersonal yang baik dan mampu menyesuaikan tamu dengan segala latar belakangnya dapat menyebabkan suasana hiburan menjadi cenderung kaku.

Dari analisis data primer didapatkan bahwa tujuan komunikasi interpersonal seperti pada teori DeVito yang dikutip oleh Effendy (2003:30) bahwa dampak kemampuan komunikasi interpersonal adalah peluang responden untuk memberikan umpan balik dengan segera. Dari kemampuan komunikasi interpersonal Lady Companion di Mini 2 memberikan dampak konkrit yang diberikan oleh pelanggan seperti: penambahan jam sewa room, penambahan makanan dan minuman serta banyak pelanggan baru yang kemudian menjadi pelanggan yang sering berkunjung di Mini 2.

Gambar

Gambar 5.1 Ruang Karaoke di Mini 2
Tabel 5.1 Gambaran Umum Strategi Komunikasi yang Digunakan oleh
Tabel 5.2 Perbedaan Teknik Komunikasi yang Digunakan oleh

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengalaman-pengalaman tersebut, siswa diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah sehingga tingkat metakognisi yang dimiliki tinggi

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan

Pelaku usaha air minum isi ulang yang akan menjalankan kegiatan usahanya harus memperhatikan legalitas bentuk usaha yang berfungsi untuk dapat menjalankan kegiatan usaha,

Rancangan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pada siswa kelas VIII-B MTsN Karangrejo tahun ajaran 2011/2012.. diberikan tes tulis dan melakukan

Faktor masyarakat dan faktor kebudayaan, yakni disarankan kepada masyarakat menjalin koordinasi dan komunikasi dengan kepolisian dan kepolisian untuk melakukan

Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui siswa 8a. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

Sistem Penghemat Tarif Telephone ini bekerja dengan mengalihkan panggilan telephone dengan nomer awal 0 ke jaringan yang dikelola oleh Perusahaan tsb.. Ten tunya

Dari kasus berkedok jual beli online tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang proses penyidikannya, karena dalam pemahaman tentang