• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PAKET KEBIJAKAN EKONOMI JILID 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PAKET KEBIJAKAN EKONOMI JILID 1"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PAKET KEBIJAKAN EKONOMI JILID 1

OLEH :

Noval Agra Smastama 130810101021

Muhammad Ilyas 130810101046

Muhammad Munif 130810101157

Fatchur Rozi 130810101173

Muhammad Bagus Prasetyo 130810101219

(2)

2015

Background:

Paket Kebijakan Ekonomi I disampaikan pada 9 September 2015. Fokusnya terletak pada tiga hal, yakni meningkatkan daya saing industri, mempercepat proyek-proyek strategis nasional, dan mendorong investasi di sektor properti. Untuk mendorong daya saing industri, Presiden menyebutkan bahwa terdapat 89 dari 154 peraturan penghambat daya saing industri yang akan dirombak. Kebijakan deregulasi ini diharapkan Presiden dapat menghilangkan tumpang tindih antaraturan dan duplikasi kebijakan. Terkait percepatan proyek strategis nasional, Jokowi memastikan pemerintah akan menghilangkan berbagai hal yang selama ini menyumbat pelaksanaannya.

Hal yang dilakukan antara lain adalah penyederhanaan izin, penyelesaian masalah tata ruang, percepatan pengadaan barang dan jasa, serta pemberian diskresi yang menyangkut hambatan hukum Mengenai fokus yang ketiga, Pemerintah akan mendorong pembangunan rumah bagi masyarakat berpendapatan rendah. Selain itu, peluang investasi yang lebih besar di sektor properti juga akan dibuka.Hal ini dilakukan untuk menggerakkan sektor riil yang merupakan pondasi kemajuan perekonomian negara.

Analisis:

Paket Kebijakan Ekonomi jilid I disampaikan pada 9 September 2015. Adapun kebijakan ekonomi jilid I tersebut terfokus pada tiga hal, yakni meningkatkan daya saing industri, mempercepat proyek-proyek strategis nasional, dan mendorong investasi di sektor properti. Untuk mendorong daya saing industri,

(3)

terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.

Sehingga menurut Kuznets sektor industri yang bergerak dalam penyediaan barang ekonomi sangat diperlukan dalam mebentuk pertumbuhan ekonomi yang kuat dalam jangka panjang sehingga dengan begitu pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkesinambungan akan dapat tercapai. Simon Kuznets juga menyinggung masalah teknologi, dalam penyediaan barang ekonomi tersebut. Teknologi mmerupakan hal atau bagian yang sangat penting dalam meningkatakan efektitivitas dan efisiensi ekonomi karena dengan teknologi juga akan menciptakan produktivitas yang tinggi. Masalah teknologi dan perluasan penggunaan teknologi merupakan salah satu kendala terbesar yang dihadapi oleh sektor industri di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah dalam rangka meningkatkan ouput di sektor industri juga harus di dukung melalui penggunaan dan teknologi yang luas. Langkah ini dapat ditempuh melalui kebijakan insentif dan pelatihan bagi para pelaku sektor industri terutama sektor industri UMKM yang dinilai kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah itu sendiri.

Selain perombakan kebijaka berupa insentif permodalan Kebijakan berupa birokasi deregulasi juga diharpkan mampu menghilangkan tumpang tindih antar aturan dan duplikasi kebijakan. Langkah ini dapat dilakukan melalui penyederhanaan izin sektor industri , penyelesaian masalah tata ruang, percepatan pengadaan barang dan jasa, serta pemberian kelonggaran yang menyangkut hambatan hukum

Terkait percepatan proyek strategis nasional, Presiden Jokowi dan pemerintah perlu menghilangkan berbagai hal yang selama ini menyumbat pelaksanaannya. Hal yang dilakukan salah satunya melalui kebijakan kemudahan birokrasi. Mengenai fokus yang ketiga, Pemerintah juga perlu mendorong pembangunan rumah bagi masyarakat berpendapatan rendah. Selain itu, peluang investasi yang lebih besar di sektor properti juga perlu dibuka. Hal ini dilakukan untuk menggerakkan sektor riil yang merupakan pondasi lompatan kemajuan perekonomian negara.

(4)

prasarana publik dalam mendukung daya dukung investasi di sektor swasta. Sedangkan untuk penyediaan investasi di sektor properti pemerintah perlu menjalin hubungan dengan sektor swasta.

Dari data yang kami himpun dari APBN 2015 menunjukkan bahwa bila dibandingkan dengan negara Malaysia dan Thailand, Indonesia masih jauh tertinggal dalam anggaran untuk fungsi ekonomi. Malaysia dan Thailand sudah di atas 20 persen dari total anggaran belanja, sementara di Indonesia masih berkisar 8-9 persen. Anggaran untuk fungsi ekonomi ini tercermin dari belanja modal, salah satunya untuk infrastruktur. Dari data yang dipublikasikan dalam APBNP menunjukkan secara periodik sebenarnya anggaran untuk sektor infrastruktur bertambah, tetapi proporsi peningkatan kegiatan untuk pengeluaran tersebut perlu ditingkatkan lagi.

Sumber: APBNP 2015, Departemen Anggaran Kemenkeu.

(5)

meningkatkan daya saing, dan kapasitas produksi. Sehingga, pemerintah perlu memperkuat program-program menyangkut pelayanan dasar masyarakat dan penguatan kapasitas

ekonomi melalui penyediaan infrastruktur darat, laut, udara, listrik, dan energi.

Sumber: APBNP 2015, Departemen Anggaran Kemenkeu

Adapun langkah kongkrit yang perlu dilakukan oleh pemerintahan saat ini terhadap tiga poin kebijakan adalah sebagai berikut:

1. Mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokrasi serta penegakkan hukum dan kepastian usaha seperti yang telah dibahas sebelumnya.

2. Mempercepat proyek strategis nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan antara lain melalui:

(6)

 Penyelesaian tata ruang dan lahan dengan menerapkan kebijakan pembangunan berkelanjutan yang berkelanjutan agar pembangunan proyek tersebut ramah lingkungan dan memiliki dampak eksteraniltas positif bagi lingkungan.

 Percepatan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Salah satunya dengan pemberian insentif atau subsidi untuk sektor-sektor yang produktif..

 Mendukung kepala daerah melaksanakan percepatan strategis nasional. Langkah ini dapat dilakukan melalui menjalin hubungan yang kuat antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, terkait dengan arah dan kebijakan pembangunan ekonomi yang akan diambil.

(7)

Sebenarnya kami melihat inti dari tujuan dari pemberlakuannya kebijakan ekonomi jilid 1 dapat diproksi menjadi beberapa pont penting yaitu :

1. Menggerakan kembali sektor riil perekonomian Indonesia sperti peningkatan investasi di sektor konstruksi dan properti sebagi bagian dari proyek strategi nasional.

2. Meningkatkan daya saing industri nasional untuk menghadapi dinamika ekonomi global

3. Mengembangkan koperasi dan usaha kecil menengah

4. Memperlancar distribusi dan perdagangan barang antar daerah dengan menerapkan rantai pasokan yang efisien.

5. Menggairahkan sektor pariwisata sebagai salah satu kebijakan yang strategis dalam meningkatan pendapatan nasional dan daerah mengingat sektor pariwisata masih belum maksimal.

Penjelasan masing-masing kebijakan ekonomi tersebut dapat dijelaskan melalui analisis dibawah ini.

Menggerakan kembali sektor riil perekonomian Indonesia seperti peningkatan investasi di sektor konstruksi dan properti sebagi bagian dari proyek strategi nasional.

(8)

APBNP 2015 menunjukkan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi yang terjadi di tahun 2015 hanya sebesar 5,7 persen dari target awal dalam APBN 2015 yang mencapai 5,8 persen

Hal tersebutlah yang perlu diwaspadai, karena sampai saat ini semua kegiatan ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada kondisi perekonomian dunia terutama tentang kebutuhan akan modal asing yang masih sangat diperlukan, maka dari itu apabila perekonomian dunia sedang mengalami kondisi yang tidak baik maka akan sangat berpengaruh kepada perekonomian Indonesia saat ini.

Adapun pemerintahan Joko Widodo perlu menerapkan tiga langkah dalam mengatasi ekonomi dunia yang sedang lesu tersebut, yaitu melalui :

1. Stabilisasi ekonomi makro melalui langkah kebijakan fiskal dan moneter berkoordinasi bersama BI dan OJK. Kebijakan yang dapat dilakukan oleh otoritas moneter untuk mendorong sektor riil salah satunya adalah dengan menjalankan kebijakan moneter ekspansif yaitu penurunan BI rate. Dengan adanya penurunan BI Rate diharpkan bunga kredit akan semakin kompetitif, sehingga sektor investasi atau sektor riil dapat berkembang. Saat ini, kebijakan ini sudah direspon oleh BI dengan menurunkan tingkat suku bunga acuannya pada tingkat 7 persen dari semula yang mencapai 7,5 persen.

2. Menggerakan ekonomi riil dengan langkah deregulasi dan debitokratisasi.

Tujuan diadakannya deregulasi adalah:

a. Memulihkan dan meningkatkan kegitatan industri, menghilangkan distorsi industri yang membebani konsumen, beban regulasi dan birokrasi dihilangkan.

b. Menghilangkan gap daya saing industri (sistem pengupahan, penurunan harga gas, BBG untuk nelayan, percepatan izin investasi listrik, angkutan, trade financing, logistic center).

c. Industri nasional bertahan di pasar domestik dan berekspansi ke pasar ekspor. Bentuk deregulasi dapat berupa:

a. Merasionalisasi peraturan dengan menghilangkan duplikasi. b. Menyelaraskan perarturan.

(9)

Implementasi dari deregulai tersebut akan dilaksana melalui sebanyak 98 peraturan akan direvisi dan diterbitkan (17 RPP, 11 Rancangan Perpres, 2 Rancangan Inpres, 63 Rancangan Permen dan 5 aturan lainnya). Aturan yang akan direvisi maupun diterbitkan misalnya: fasilitas investasi, penyederhanaan izin impor bahan baku (gula, garam, hortikultura, kertas kemasan), pengurangan pemeriksaan fisik bahan baku impor dan produk ekspor, mengurangi hambatan distribusi antar pulau.

Debirokratisasi dilakukan dengan cara menyederhanakan dan memudahkan perizinan, mengoptimalkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), pelayanan perizinan melalui sistem elektronik. Penegakan hukum dan kepastian usaha juga dilakukan melalui penyelesaian permasalahan regulasi dan birokrasi, pemberantasan pungutan liar, sanksi yang tegas dan tuntas.

.Adapun dalam menggerakan ekonomi riil di Indonesia pemerintah juga perlu menjalankan berbagai kebijakan diantaranya, yaitu:

a. Meningkatkan daya saing industri nasional dengan efiisiensi pengadaan bahan baku, mengurangi beban industri nasional serta membuat ekspor lebih lancar.

b. Menjamin kepastian usaha dan pengembangan investasi dengan melakukan deregulasi sistem pengupahan dana ketenagakerjaan, pengadaan lahan, mempermudah investasi disektor kelistrikan dan debirokratisasi.

c. Kebijakan peningkatan kunjungan wisatawan melalui kebijakan bebas visa.

d. Deregulasi sektor energi dengan pembangunan kilang, kelancaaran pasokan sera diversifikasi

Meningkatkan daya saing industri nasional untuk menghadapi dinamika ekonomi global Gejolak ekonomi global dan kawasan sejak terjadinya krisi moneter tahun 1997/1998 berlanjut dengan krisis keuangan global tahun 2008 yang berpengaruh kepada kelesuan ekonomi dunia yang sampai sekarang belum pulih, ditambah ketidaksiplinan dalam manfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan, keterlambatan dalam membangun sumber daya manusia yang unggul dan berintegritas, dan ketidakhati-hatian kita dalam memilih mitra modal dan teknologi menyebabkan sektor industri kurang begitu berkembang.

(10)

sumber-sumber daya yang efisien, membuat industri nasional tidak optimal dalam memproduksi barang-barang yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen masyarakat dan barang-barang world class di pasar ekspor.

Solusi yang dapat dilakukan atau respon kebijakanya berupa, yaitu dengan memulihkan industri agar tidak menimbulkan PHK yang banyak, meningkatkan daya saing industri yang sejajar dengan industri yang efisien di negara-negara lain, sehingga menjadi daya tarik investasi dan memberikan inisiatif baru untuk membangun keunggulan industri nasional. Deregulasi dilakukan untuk membangkitkan kinerja industri dengan menghilangkan berbagai peraturan, perizinan, dan birokrasi di berbagai kementrian dan lembaga yang menjadi beban waktu dan biaya produksi menjadi kendala bagi masuknya investasi masyarakat, menjadi penghambat kelancaran perdagangan dan menjadi mahalnya penyerapan bahan baku terutama dari hasil pertanian, perikanan dan pertambangan. Peraturan-peraturan mengenai sistem pengupahan, penurunan harga gas, pengelolaan sumber daya air, dan memberi insentif bagi pelayan jasa angkut dan pelabuhan akan menambah daya saing industri tersebut.

Peraturan yang mendukung pengawasan kawasan industri yang atraktif, pusat logistik berikat yang menyediakan yang menyediakan barang-barang kebutuhan industri dan penyangga ekspor serta fasilitas yang mendukung pengembangan industri subtitusi impor barang FTA, tentu menjadi tambahan keunggulan bagi industri.

Manfaat bagi semua itu tentu industri nasional menjadi tahan dan kuat menghadapi dinamika ekonomi global segingga industri akan bekerja efisien dengan tingkat utilisasi yang penuh dan produktifitas yang tinggi untuk menghasilkan barang-barang yang dapat bersaing dengan barang-barang impor serta mampu melakukan diversifikasi produk dan pasar ekspor.

Pemberdayaan Koperasi dan UMKM

(11)

Dibidang UMKM, usaha skala mikro kecil dan menengah yang sangat lambat untuk meningkatkan skala usahanya karena berbagai masalah konvensional yang tidak terselesaikan secara tuntas seperti masalah kapasitas SDM. Kepemilikan, pembiayaan, pemasaran dan sebagainya. Sehingga dapat dikatan koprasi dan UMKM tidak siap menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN

Untuk mengatasi masalah dibidang Koperasi dan UMKM tersebut pemerintah perlu memangkas beban regulasi dan birokrasi untuk memperkuat fungsi koperasi sebgai lembaga ekonomi, dan meningkatkan peran usaha mikro kecil dan menengah dalam berbagai kegiatan ekonomi masyarakat serta menangkap peluang-peluang baru dalam kerjasama ekonomi kawasan. Langkah selanjutnya adalah dengan mengeluarkan peraturan yang memperkuat kelembagaan koperasi didaerah, memperluas kepemilikan dan permodalan, pengembangan kerjasama usaha, pembiayaan syariah serta tetap peningkatan kapasitas dan kredibilitas.Mengeluarkan peraturan yang menyediakan fasilitas kemudahan impor bagi koperasi dan UMKM untuk mengembangkan produk-produk tujuan ekspor.

Dari implementasi kebijakan tersebut diharapkan UMKM mampu berkembang secara luas disemua daerah untuk memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat dan ekspor termasuk produk-produk ekonomi kreatif yang menjadi produk hasil usaha kopreasi dan UMKM. Sehingga Koperasi dan UMKM mampu bersaing dengan produk impor dan merambah pasar ASEAN.

Memperlancar distribusi dan perdagangan barang antar daerah dengan menerapkan rantai pasokan yang efisien.

Masalah akses terhadap sarana transportasi dan komunikasi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh negara kita, ditambah dengan kondisi geografis yang memiliki banyak pulau, tentu menjadi salah satu tantangan tersendiri dalam menerapkan rantai pasokan yang efisien dalam memperlancar distribusi dan perdagangan barang atau jasa antar daerah.

(12)

 Sejak dahulu porsi peranan perdagangan kita baik volume perdagangan maupun ekspor dan impor tidak lebih dari satu persen nilai perdangangan dunia, bahkan sampai saat ini Indonesia belum banyak mensuplai jenis produk yang dikonsumsi dunia.

 Komposisi produk ekspor kita masih berkisar pada produk primer dan yang bernilai tambah rendah. Sebaliknya produk-produk yang kita impor terus berkembang baik jenis, volume maupun kecanggihan teknologinya.

 Beban regulasi dan birokrasi menjadi kendala utama efisiensi perdaganagan dalam memenuhi kebutuhan industri, konsumsi dan ekspor.

 Untuk ekspor terdapat 53 peratiran yang mencakup 2.278 jenis barang. Sedangkan untuk impor terdapat 79 peraturan yang mengatur 11.534 jenis barang sehingga sangat besar intervensi regulasi dan birokrasi dalam kelancaraan perdagangan.

 Begitu banyak identitas sebagai pelaku ekspor maupun impor serta begitu beragam perizinan, rekomendasi, pemeriksaan dan persyaratan dokumen yang diwajibkan untuk melakukan kegiatan ekspor dan impor.

 Kemampuan bersaing dipasar global bukan semata dari faktor eksternal dan kapasitas sumber daya manusia, melainkan beban regulasi dan birokrasi yang memperlambat perebutan peluang bisnis.

Kemudian pemerintah diharpkan memberikan solusi dari permasalahan yang sudah dipaparkan diatas salah satunya melalui,

 Memangkas peraturan, menyederhanakan berbagai perizinan dan mengurangi persyaratan yang tidak relevan serta menghilangkan pemeriksaan yang tidak diperlukan yang selama ini ditetapkan oleh 15 kementerian/lembaga atau 18 unit penerbit perizinan.

(13)

 c suatu pelayanan loket eloktronik tunggal dalam penyelesaian proses ekspor impor yang menerapkan prinsip single submission, single processing dan single synchronous decision making yang juga akan berlaku dalam kegiatan ekspor impor kawasan ASEAN.

Manfaat dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terhadapm permaslahan perdagangan di Indonesia :

 Efisiensi supply chain akan menyelesaikan kelangkaan barang diberbagai daerah, menurunkan disparitas harga barang dan menurunkan inflasi serta akan membuka peluang kerja yang lebih banyak.

Sektor Pariwisata

Masalah :

a. Indonesia memiliki berbagai daya tarik wisata yang bertujuan untuk menyenangkan mata (pemandangan), telinga (musik tradisional). Hidung (aroma bunga-bunga), lidah (kuliner), dan kenyamanan lainnya(ekowisata, wisata religi, wisata bahari). Tetapi potensi tersebut belum mampu digarap dengan maksimal.

b. Angka kunjungan wisata mancanegara di Indonesia masih lebih rendah di bawah Singapura yang hanya memiliki wisata belanja sebagai atraksi, Paris yang menjual fashion dari Eiffel Tower, bahkan Budapest yang hanya terkenal atas kerajinan bordirnya c. Indonesia yang memiliki sungai dan laut yang luas disertai dengan pesona biodiversity,

marine sport dan shore, sand, dan sun di berbagai wilayah, tetapi tidak banyak kunjungan wisata bahari, jauh dibandingkan dengan Thailand, Malaysia bahkan Singapura, apalagi dengan wilayah great barrier reef.

d. Berbagai regulasi dan birokrasi menjadi kendala utama dalam pengembangan destinasi wisata dan menarik pelancong bahari yang terkenal sebagai big spender tourist.

(14)

Kebijakan :

Salah satu kebijakan strategis yang dapat dilakukan adalah dengan mengeluarkan peraturan yang menambah negara bebas visa, serta menghilangkan persyaratan yang menghambat dan memperlambat kunjungan wisata.

Manfaat :

a. Jika kebijakan tersebut dapat dijalankan secara konsekuen target kunjungan wisata mancanegara yang mencapai 20 juta pada tahun 2019 seperti yang dicanangkan pemerintah bukan tidak mungkin akan tercapai. Dengan begitu akan berdampak langsung terhadap penerimaan devisa, industri kreatif, penignkatan kapasitas dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat pesisir untuk sektor pariwisata bahari.

b. Penyerapan tenaga kerja langsung maupun tidak langsung akan meningkat di sektor wisata terutama tenaga kerja instruktur diving dan snorkling, pemandu wisata, spa, kuliner, dan sebagainya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini mencerminkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan akan semakin besar nilai pinjaman yang diberikan kepada pihak berelasi karena memiliki nilai aset yang lebih

Hasil penelitian dan pembahasan tentang ”Peningkatan Penguasaan Materi Kependudukan melalui Model Jigsaw pada Peserta Didik Kelas VIII F di SMP Negeri 3 Teras Boyolali Semester

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis brodifakum LD 50 dan LD 100 .Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah gambaran Histopatologi usus halus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil rancangan dan realisasi Pengembangan E -Modul Berbasis Model Pembelajaran Projet Based Learning pada Mata Pelajaran

Pemrograman berorientasi objek (Object Oriented Programing) adalah suatu pendekatan yang memungkinkan suatu kode yang digunakan untuk menyusun program menjadi lebih

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, diperoleh kesimpulan yakni : implementasi arsitektur basis data terdistribusi dengan konsep Homogenous Distributed Database

Banyak dan beragamnya produk seni dan tradisi budaya yang hidup di masyarakat Banyuwangi tersebut tentu bagi pemimpin pemerintahan dipandang sebagai sesuatu yang

Disajikan gambar benda yang terapung dalam air, siswa mampu menentukan massa jenis benda tersebut sesuai dengan hukum Archimedes dengan benar.. Diberikan data volume