• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Perencanaan Pembangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Panduan Perencanaan Pembangunan"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012-2013

MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI PENINGKATAN

DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(3)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional

Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2012-2013: Memperkuat

Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

© Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional, Republik Indonesia

Foto cover

: Pras Widjojo

Desain cover

: Ivan W. Sjafary

Diterbitkan oleh:

(4)

KATA SAMBUTAN

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan terbitnya Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah untuk tahun 2012-2013. Buku pegangan ini mengambil tema mengenai: Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat, sebagai rujukan dalam merencanakan berbagai strategi, program, dan kegiatan pembangunan di seluruh Wilayah Nusantara.

Momentum pertumbuhan ekonomi perlu tetap dijaga agar peningkatan kesejahteraan rakyat terutama pengentasan kemiskinan dan penurunan pengangguran dapat dipercepat. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pun perlu dilakukan tanpa mengesampingkan persoalan lingkungan. Sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahunan, pelaksanaan pembangunan di pusat dan di daerah perlu dilaksanakan melalui empat jalur strategi, yaitu pertumbuhan (pro-growth), kesempatan kerja (pro-job), pengentasan kemiskinan (pro-poor) dan pelestarian lingkungan hidup (pro-environment).

Di tengah kondisi persaingan ekonomi global yang masih tidak menentu, penguatan ekonomi domestik menjadi syarat mutlak agar Indonesia dapat tetap menjaga pertumbuhan yang berkualitas. Sinergi antara pusat dan daerah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas pertumbuhan merupakan aspek prioritas yang perlu kita lakukan bersama-sama. Keberhasilan pembangunan nasional merupakan agregasi dari keberhasilan pembangunan daerah. Oleh karena itu, penguatan ekonomi nasional adalah hasil akumulasi dari penguatan ekonomi di daerah. Dengan demikian, komunikasi, koordinasi dan sinergi kebijakan antara pusat dan daerah harus terus dipertahankan untuk menjaga momentum pembangunan. Konsistensi kebijakan antara pusat dan daerah akan tercapai jika dijembatani oleh sinergi pusat-daerah oleh berbagai pemangku kepentingan. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di Daerah memiliki tugas dan fungsi yang penting untuk mengkoordinasikan kebijakan pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya dan menjaga konsistensi kebijakan antara pusat dan daerah.

(5)

2

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

konsep dan faktor-faktor penentu penguatan perekonomian domestik bagi peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat, segenap jajaran Pemerintah Pusat dan Daerah serta pemangku kepentingan lainnya dapat bersama-sama menyamakan langkah untuk menyusun strategi yang terintegrasi dalam mendorong dan menjaga ekonomi domestik yang lebih berdaya tahan tinggi.

Dengan terbitnya Buku Pegangan Tahun 2012-2013 ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas yang telah bekerja dengan itikad dan dedikasi yang baik dalam menyusunnya.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kemudahan dan bimbingan Nya dalam setiap upaya untuk menguatkan perekonomian nasional, agar pembangunan ekonomi Indonesia dapat lebih cepat dan lebih luas demi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Terima Kasih.

Jakarta, 6 Agustus 2012

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(6)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

i

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyusunan Buku Pegangan (Handbook) Perencanaan Pembangunan Daerah ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan tentang pentingnya peran perencanaan dan strategi pembangunan daerah untuk mendukung penguatan perekonomian domestik bagi peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat, serta memberikan panduan bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah tahun 2012 – 2013 dalam menentukan strategi-strategi yang dapat memberikan kontribusi terhadap penguatan ekonomi domestik.

Kondisi ekonomi global di tahun 2012 diperkirakan masih belum membaik, karena masih rentannya proses pemulihan negara-negara Eropa yang terlilit krisis utang dan terjadinya perlambatan ekonomi negara maju dan emerging market. Krisis yang dialami negara-negara Eropa terkait utang dan defisit fiskal masih belum teratasi dengan baik sehingga kondisi ekonomi global akan masih diliputi oleh ketidakpastian, sementara pemulihan ekonomi AS masih rentan terhadap guncangan.

Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat menjadi 3,5 persen pada tahun 2012 dan 3,9 persen pada tahun 2013 (IMF, World Economic Outlook, Juli 2012) disebabkan oleh proses pemulihan AS yang rentan, keberlanjutan krisis keuangan Eropa, serta kemampuan ekonomi Asia yang menurun. Negara maju diperkirakan hanya tumbuh sebesar 1,4 persen pada tahun 2012 dan 1,9 persen pada tahun 2013. Bahkan ekonomi di beberapa negara Eropa, seperti: Italia, Spanyol dan Yunani, diproyeksi tumbuh negatif pada tahun 2012.

(7)

ii

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, perekonomian domestik harus tetap terjaga dengan fundamental ekonomi yang tetap kokoh dan daya saing yang lebih baik. Kondisi ini tentunya akan menjadi suatu keharusan bagi Indonesia dan masing-masing daerah untuk terus bekerja keras dan bersaing dengan negara lain. Langkah ini dapat dilakukan dengan meningkatkan daya saing bangsa, memperbaiki kinerja ekonomi nasional yang didukung struktur ekonomi yang kuat, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan yang tersebar di seluruh Wilayah Nusantara dan meningkatkan pembangunan wilayah tertinggal dan wilayah perbatasan.

Momentum pertumbuhan ekonomi perlu tetap dijaga agar peningkatan kesejahteraan rakyat terutama pengentasan kemiskinan dan penurunan pengangguran dapat dipercepat. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pun perlu dilakukan tanpa mengesampingkan persoalan lingkungan. Sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahunan, pelaksanaan pembangunan di pusat dan di daerah perlu dilaksanakan melalui empat jalur strategi, yaitu pertumbuhan (pro-growth), kesempatan kerja (pro-job), pengentasan kemiskinan (pro-poor) dan pelestarian lingkungan hidup (pro-environment).

Dengan berbagai tantangan yang ada, sasaran pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 adalah sebesar 6,5 persen. Sementara itu, pada tahun 2013, diharapkan perekonomian dapat lebih baik lagi dengan sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 7,0 persen. Investasi dan konsumsi masyarakat pada tahun 2012 dan 2013 diharapkan akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, dengan target pertumbuhan untuk investasi adalah sebesar 10,9 persen pada tahun 2012 dan 12,1 persen pada tahun 2013.

Pemerintah melalui mekanisme perencanaannya telah menyusun langkah-langkah pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP), baik yang sedang berjalan yaitu RKP 2012 maupun perencanaan tahun depan dalam RKP 2013. Hal ini demi mencapai sasaran pembangunan 5 (lima) tahun dalam RPJMN 2010-2014 yaitu Me ujudka I do esia ya g De okratis, “ejahtera da Berkeadila . Adapu te a dari ‘KP, ditu jukka pada Ga ar berikut.

Tema Pembangunan Yang Tertuang Dalam RKP

2010 •Pemulihan Perekonomian Nasional Dan Pemeliharaan Kesejahteraan Rakyat

2011

•Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkeadilan Didukung Oleh Pemantapan Tatakelola Dan Sinergi Pusat Dan Daerah

2012

•Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas, Inklusif dan Berkeadilan Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

2013

(8)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

iii

Kebijakan pemerintah dalam rangka perkuatan ekonomi domestik yang pada RKP 2013 difokuskan pada empat aspek, yang merupakan komponen penting untuk mendukung penguatan ekonomi domestik, seperti yang tercantum dalam gambar berikut.

Faktor Pendukung Penguatan Ekonomi Domestik

Peningkatan daya saing untuk mendukung penguatan ekonomi domestik akan dititikberatkan kepada isu strategis: Peningkatan Iklim Investasi dan Usaha, Percepatan Pembangunan Infrastruktur, Peningkatan Pembangunan Industri di Berbagai Koridor Ekonomi

dan

Penciptaan Kesempatan Kerja khususnya Tenaga Kerja Muda. Adapun Peningkatan Daya Tahan Ekonomi akan dititikberatkan pada isu strategis: Peningkatan Ketahanan Pangan Menuju Pencapaian Surplus Beras 10 juta Ton dan Peningkatan Rasio Elektrifikasi dan Konversi Energi. Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat akan dititikberatkan pada isu strategis: Peningkatan Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Percepatan Pengurangan Kemiskinan – Sinergi Klaster 1-4. Sedangkan, Pemantapan Stabilitas Sosial Politik akan dititikberatkan pada isu strategis: Persiapan Pemilu 2014, Perbaikan Kinerja Birokrasi dan Pemberantasan Korupsi dan Percepatan Pembangunan Minimum Essential Force.

Masing-masing faktor pendukung penguatan ekonomi tersebut memiliki kerangka dan jalur keterkaitan yang berbeda-beda untuk menghasilkan ekonomi domestik yang lebih berdaya saing dan lebih berdaya tahan. Untuk itu, kerangka keterkaitan isu strategis dengan penguatan ekonomi domestik telah dijabarkan secara rinci di dalam Bab IV dan dapat dijadikan sebagai referensi dalam memahami arti pentingnya isu strategis terhadap pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Dengan memahami kerangka keterkaitan ini, diharapkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memiliki pemahaman yang sama,

PENGUATAN EKONOMI DOMESTIK

Peningkatan Daya Saing

Peningkatan Daya Tahan Ekonomi

Pemantapan Stabilitas Politik

Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan

(9)

iv

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

sehingga dapat secara bersama-sama mensinergikan pembangunan di pusat dan di daerah dalam rangka memperkuat ekonomi domestik di tengah-tengah kondisi global yang masih belum menentu.

Kemudian, di dalam Bab V telah dijabarkan secara rinci strategi yang perlu dilakukan dalam setiap isu strategis serta peran Pemerintah Daerah yang perlu dilaksanakan, agar proses dan upaya penguatan perekonomian domestik serta peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat di pusat dan di daerah dapat lebih sinergi sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Sebagai contoh, dalam upaya meningkatkan daya saing nasional diperlukan langkah-langkah konkrit untuk melakukan harmonisasi kebijakan dan peraturan di tingkat pusat dan daerah, serta melakukan sinergi peraturan dan kebijakan antara pusat dan daerah. Untuk itu diperlukan upaya di setiap kementerian/lembaga dan daerah untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik dan melakukan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Sementara itu, sinergi kebijakan pembangunan antara pusat dan daerah dan antar daerah, khususnya dalam kerangka perencanaan kebijakan dapat dilakukan melalui:

1. Memperkuat koordinasi antar pelaku pembangunan di pusat dan daerah;

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; 3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan;

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat di semua tingkatan pemerintahan; serta 5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan

dan berkelanjutan.

Sedangkan upaya bersama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Sinergi berbagai dokumen perencanaan pembangunan (RPJPN dan RPJPD, RPJM dan RPJMD, RKP dan RKPD);

2. Sinergi dalam penetapan target pembangunan;

3. Standarisasi indikator pembangunan yang digunakan oleh kementerian/lembaga dan satuan perangkat kerja daerah;

4. Pengembangan database dan sistem informasi pembangunan yang lengkap dan akurat;

5. Sinergi dalam kebijakan perijinan investasi di daerah; dan 6. Sinergi dalam kebijakan pengendalian tingkat inflasi.

(10)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

v

keterbatasan dana yang dimiliki menjadikan peran bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan swasta perlu disinergikan dengan baik. Koordinasi dan sinergi yang dilaksanakan dalam keterhubungan antar wilayah (domestic connectivity) mencakup pembagian peran dan kewenangan, pengembangan kerangka kerja bersama dan pembagian tugas dan tanggungjawab termasuk pembiayaan.

Di sisi peningkatan daya tahan ekonomi, masyarakat dan pemerintah daerah memiliki peranan penting dalam membangun ketahanan pangan dimulai dari proses produksi, distribusi, pengolahan pangan dan pemasaran. Sementara peran pemerintah juga sangat penting dalam pemberian insentif untuk tetap menjaga ketahanan pangan melalui regulasi, penciptaan iklim investasi dan pembangunan fasilitas/prasarana publik. Untuk itu, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah perlu memiliki strategi bersama, dengan memainkan peran masing-masing dalam menjalankan strategi tersebut. Sebagai contoh, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah secara bersama-sama memiliki peran untuk peningkatan perluasan areal tanam, kemudian peran Pemerintah Daerah dan Petani sangat diperlukan dalam menerapkan System of Rice Intensification, menjalankan Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi secara intensifikasi, pengamanan pasca panen, penguatan penyuluhan dan lain-lain.

Pengembangan SDM menjadi salah satu isu sentral pembangunan daerah untuk mendukung upaya meningkatkan dan memperluas kesejahteraan rakyat, dimana pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus memastikan bahwa layanan pendidikan tersedia secara memadai dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi harus dapat mengakomodasi setiap anak usia sekolah yang memerlukan layanan pendidikan. Bahkan, layanan pendidikan harus dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, yang bermukim di daerah tertinggal, kepulauan, terpencil dan perbatasan. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib membangun infrastruktur pendidikan untuk mendukung peningkatan layanan pendidikan yang bermutu bagi masyarakat di wilayah tersebut. Untuk itu, pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota harus bersinergi dalam memberikan layanan pendidikan agar kinerja pendidikan di setiap daerah makin meningkat.

(11)

vi

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

memperluas kesempatan kerja secara nasional. Selanjutnya, secara makro pemerintah pusat dan pemerintah daerah berperan dalam menjaga agar tingkat konsumsi masyarakat tidak jatuh melalui upaya mempertahankan kestabilan harga bahan pangan pokok. Harga bahan pangan pokok yang stabil merupakan kunci dalam pengendalian tingkat inflasi. Oleh karena itu diperlukan koordinasi yang lebih intensif antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam upaya menjaga dan mengamankan ketersediaan stok bahan pangan pokok serta pengamanan distribusi bahan pangan pokok.

Dalam rangka pemantapan stabilitas politik, langkah utama yang diperlukan dan sangat mendesak dilakukan adalah memberikan fasilitasi dan dukungan sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Pemilu dalam melaksanakan amanat perundang-undangan untuk menyelenggarakan Pemilu 2014. Hal ini dengan mengingat amanat Pasal 126 UU No 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu yang mewajibkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah memberikan bantuan dan fasilitas kepada Penyelenggara Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sementara itu, perbaikan kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi merupakan hal penting yang juga perlu mendapatkan perhatian Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yang salah satunya adalah melalui penerapan e-procurement atau Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di seluruh instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Strategi perencanaan dan penganggaran untuk menguatkan perekonomian domestik dapat dicapai dengan adanya sinergi antar pusat-daerah yang baik. Sinergi dalam kerangka kebijakan pembangunan Pusat-Daerah dan antar daerah diperlukan untuk menjamin: (1) koordinasi antar pelaku pembangunan di pusat dan daerah; (2) terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; (3) keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; (4) optimalnya partisipasi masyarakat di semua tingkatan pemerintahan; dan (5) tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

Langkah-langkah yang diperlukan pemerintah daerah melalui sinergi pusat-daerah adalah: (i) melakukan sinkronisasi RPJMD dan RKPD dengan prioritas nasional yang tercantum dalam RPJMN 2010 – 2014 dan RKP; (ii) menitikberatkan penganggaran pada peningkatan belanja modal, terutama untuk meningkatkan daya saing daerah; dan (iii) memonitor pelaksanaan rencana pembangunan dan realisasi anggaran, terutama yang terkait dengan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, menjaga iklim investasi, meningkatkan hubungan kerjasama antar daerah dan kemitraan pemerintah-swasta, serta meningkatkan akses terhadap sarana dan prasarana fisik pendukung ekonomi daerah.

(12)

Foto: Humas Bappenas

(13)
(14)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

ix

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN

RINGKASAN EKSEKUTIF ... i

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 2

1.1 Latar Belakang 2

1.1.1 Perkembangan Kondisi Ekonomi Global 2

1.1.2 Perkembangan Ekonomi Regional 3

1.1.3 Perkembangan Ekonomi Nasional dan Pentingnya Peningkatan Ekonomi

Domestik Untuk Meredam Dampak Krisis Global 4

1.2 Maksud dan Tujuan 5

BAB II KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2013 ... 8

2.1 Target Pertumbuhan Ekonomi 8

2.2 Tujuh Arahan Presiden 9

2.3 Tema dan Prioritas RKP 2013 9

2.4 Isu Strategis 2013 11

BAB III KONDISI TERKINI DAERAH ... 22

3.1 Kondisi Ekonomi Nasional 22

3.1.1 Pertumbuhan Ekonomi 22

3.1.2 Tingkat Kemiskinan 23

3.1.3 Tingkat Pengangguran Terbuka 26

3.2 Kondisi Ekonomi Daerah 27

3.2.1 Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Daerah 27

3.2.2 Tingkat Kemiskinan Per Provinsi 28

3.2.3 Tingkat Pengangguran Per Provinsi 30

3.3 Kondisi Daya Beli Masyarakat 32

3.3.1 Pertumbuhan Konsumsi Masyarakat 32

(15)

x

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

3.4 Kondisi Perdagangan dan Investasi 34

3.4.1 Kontribusi Ekspor Daerah Terhadap Nasional 34

3.4.2 Investasi (PMTB) Per Provinsi 35

3.5 Kondisi Infrastruktur Daerah 37

3.5.1 Infrastruktur Jalan 37

3.5.2 Infrastruktur Udara 40

3.5.3 Infrastruktur Laut 41

3.5.4 Infrastruktur Listrik 45

3.5.5 Infrastruktur Telekomunikasi 46

3.6 Kondisi Produksi dan Konsumsi Beras 47

3.7 Kondisi Sumber Daya Manusia 50

3.7.1 Pendidikan 50

3.7.2 Kesehatan 55

3.8 Kondisi Ketenagakerjaan 61

3.8.1 Tenaga Kerja Per Provinsi 61

3.8.2 Upah Minimum Regional Per Provinsi 63

3.8.3 Produktivitas Tenaga Kerja 65

3.9 Perkembangan Reformasi Birokrasi dan Politik 67

3.9.1 Kualitas SDM Aparatur 68

3.9.2 LPSE dan E-Procurement 69

3.9.3 Opini LKPD 71

3.9.4 Implementasi SAKIP 72

3.9.5 Perkembangan Politik 74

3.10 Pelaksanaan Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia (MP3EI) 82

3.10.1 Pelaksanaan MP3EI Tahun 2011 dan 2012 82

3.10.2 Rencana MP3EI Tahun 2013 84

3.11 Postur Pendapatan dan Belanja Daerah 87

3.11.1 Postur Pendapatan Daerah 87

(16)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

xi

BAB IV KERANGKA PENGUATAN PEREKONOMIAN DOMESTIK SERTA PENINGKATAN DAN

PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT ... 96

4.1 Pengantar Penguatan Ekonomi Domestik 96

4.2 Aspek Peningkatan Daya Saing 97

4.2.1 Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha 97

4.2.2 Percepatan Pembangunan Infrastruktur 99

4.2.3 Peningkatan Pembangunan Industri di 6 Koridor Ekonomi 101

4.3 Aspek Peningkatan Daya Tahan Ekonomi (Food Security dan Energy Security) 105

4.3.1 Peningkatan Ketahanan Pangan 105

4.3.2 Peningkatan Rasio Elektrifikasi Dan Konversi Energi 109

4.4 Aspek Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat 110

4.4.1 Peningkatan Pembangunan Sumber Daya Manusia 110

4.4.2 Percepatan Pengurangan Kemiskinan 111

4.5 Aspek Pemantapan Stabilitas Politik 113

4.5.1 Persiapan Pemilu 2014 113

4.5.2 Perbaikan Kinerja Birokrasi dan Pemberantasan Korupsi 114

BAB V LANGKAH-LANGKAH PENGUATAN EKONOMI DOMESTIK SERTA PENINGKATAN DAN

PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT ... 120

5.1 Peningkatan Daya Saing 120

5.1.1 Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha 121

5.1.2 Percepatan Pembangunan Infrastruktur 127

5.1.3 Peningkatan Pembangunan Industri di 6 Koridor Ekonomi 132

5.1.4 Penciptaan Kesempatan Kerja Khususnya Tenaga Kerja Muda 134

5.2 Peningkatan Daya Tahan Ekonomi 137

5.2.1 Peningkatan Ketahanan Pangan 137

5.2.2 Peningkatan Rasio Elektifikasi dan Konversi Energi 142

5.3 Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat 143

5.3.1 Peningkatan Pembangunan Sumber Daya Manusia 143

(17)

xii

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

5.4 Pemantapan Stabilitas Politik 147

5.4.1 Persiapan Pemilu 2014 dan Pilkada 147

5.4.2 Perbaikan Kinerja Birokrasi dan Pemberantasan Korupsi 148

5.5 Pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia (MP3EI) 154

5.5.1 Regulasi 154

5.5.2 Konektivitas 155

5.5.3 Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 156

5.6 Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah Untuk Mendukung Penguatan

Ekonomi Domestik 158

BAB VI PENUTUP ... 176

(18)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012 – 2013 8

Tabel 2.2 Sasaran Pokok Isu Strategis Peningkatan Daya Saing 13

Tabel 2.3 Sasaran Pokok Isu Strategis Peningkatan Daya Tahan Ekonomi 14

Tabel 2.4 Sasaran Pokok Isu Strategis Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat 15 Tabel 2.5 Sasaran Pokok Isu Strategis Pemantapan Stabilitas Sosial dan Politik 17

Tabel 3.1 Gambaran Ekonomi Makro Tahun 2010 – 2012 23

Tabel 3.2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Kawasan 24

Tabel 3.3 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Wilayah (Maret 2012) 25 Tabel 3.4 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Menurut Kawasan 26

Tabel 3.5 Kabupaten/Kota Dengan Persentase Penduduk Miskin Tertinggi dan

Terendah Per Provinsi Tahun 2010 29

Tabel 3.6 Kondisi Mantap Jalan Tahun 2010 37

Tabel 3.7 Kondisi Jalan Nasional Pada Tahun 2005 dan 2011 38

Tabel 3.8 Kondisi Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten/Kota Tahun 2010 39

Tabel 3.9 Jumlah Bandara Per Provinsi Tahun 2010 40

Tabel 3.10 Jumlah Pelabuhan di Indonesia Berdasarkan Jenisnya Tahun 2004 41 Tabel 3.11 Pertumbuhan Produksi Padi Menurut Kawasan (Ribu Ton) Tahun 2009-2011 47 Tabel 3.12 Pertumbuhan Produksi Beras Menurut Kawasan (Ribu Ton) Tahun 2009-2011 47

Tabel 3.13 Alasan Tidak/Belum Bersekolah Tahun 2010 53

Tabel 3.14 Peringkat Indonesia Dalam Pilar Daya Saing Efisiensi Pasar Tenaga Kerja

(Dari 142 Negara) Tahun 2008 – 2011 63

Tabel 3.15 Persentase Perubahan UMP Dibandingkan Dengan Laju Inflasi di Provinsi

Unggulan Industri Tahun 2000 – 2012 63

Tabel 3.16 Peta Sebaran Daerah Dengan LPSE Tahun 2012 69

Tabel 3.17 Peta Sebaran Daerah Yang Sudah Menerapkan E-Proc Tahun 2012 70

Tabel 3.18 Pengkategorian Penilaian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 73

Tabel 3.19 Pencapaian Skor LAKIP di Level Provinsi Tahun 2011 74

Tabel 3.20 Rekapitulasi Kegiatan MP3EI Yang Telah Groundbreaking (Sampai Akhir

Desember 2011) 82

Tabel 3.21 Status Penyempurnaan Regulasi (per April 2012) 84

Tabel 3.22 Alokasi dan Kebutuhan Tambahan Konektivitas Tahun 2013 (Miliar Rupiah) 85

Tabel 3.23 Daerah Dengan Postur APBD Yang Baik 93

Tabel 5.1 Pemetaan Untuk Kegiatan-Kegiatan Ekonomi Utama Dari

Masing-Masing Koridor 132

Tabel 5.2 Capaian dan Target Produksi Padi Tahun 2010 -2014 138

(19)

xiv

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tema Pembangunan Yang Tertuang Dalam RKP 10

Gambar 2.2 Prioritas Pembangunan Nasional RPJMN 2010-2014 11

Gambar 2.3 Isu Strategis Pembangunan Nasional Dalam RKP 2013 12

Gambar 3.1 Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin

Tahun 2006 - 2012 24

Gambar 3.2 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tahun 2008 – 2012 26

Gambar 3.3 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010 27

Gambar 3.4 Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin Per Provinsi

Tahun 2011 28

Gambar 3.5 Tingkat Pengangguran Terbuka Per Provinsi (%) Tahun 2010 - 2011 30 Gambar 3.6 Jumlah Penganggur Berdasarkan Perkotaan dan Perdesaan (Ribu Orang) 31 Gambar 3.7 Pertumbuhan Konsumsi dan Konsumsi per Kapita Menurut Provinsi

Tahun 2009 32

Gambar 3.8 Rata-rata Peran Konsumsi Rumah Tangga Dalam Sumber Pertumbuhan

PDRB Tahun 2006 - 2009 33

Gambar 3.9 Kontribusi Ekspor Daerah Terhadap Nasional Tahun 2011 34

Gambar 3.10 PMTB dan Jumlah Penduduk Tahun 2005 – 2009 35

Gambar 3.11 PMTB dan Kepadatan Penduduk Tahun 2005 – 2009 35

Gambar 3.12 Share Industri Pengolahan Dalam PDRB 36

Gambar 3.13 Rasio Kerapatan Jalan (km/km2) Tahun 2011 37

Gambar 3.14 Rasio Kapasitas Jalan (km/unit) Tahun 2011 38

Gambar 3.15 Perbandingan Kondisi Jalan Nasional dan Daerah (%) 39

Gambar 3.16 Jumlah Penumpang Pesawat Udara Per Provinsi Tahun 2010 41

Gambar 3.17 Persentase Tingkat Utiliasi Penggunaan Dermaga Pelabuhan

Tahun 2010 dan 2011 42

Gambar 3.18 Persentase Tingkat Utiliasi Penggunaan Gudang Pelabuhan

Tahun 2010 dan 2011 44

Gambar 3.19 Persentase Tingkat Utiliasi Penggunaan Lapangan Penumpukan

Pelabuhan Tahun 2010 dan 2011 45

Gambar 3.20 Rasio Elektrifikasi Tahun 2011 46

Gambar 3.21 Persentase Kota/Kabupaten yang Dijangkau Layanan Broadband

Tahun 2011 46

Gambar 3.22 Kontribusi Kawasan Per Pulau Terhadap Total Produksi Beras Tahun 2011 48

Gambar 3.23 Produksi Padi di Indonesia Tahun 2009 – 2011 48

Gambar 3.24 Konsumsi Beras Langsung di Rumah Tangga (Kg/Kapita/Tahun)

Pada Tahun 2008-2010 49

(20)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

xv

Gambar 3.26 Rata-Rata Lama Sekolah (Usia Penduduk >15 Tahun) Tahun 2010 51 Gambar 3.27 Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi Sekolah Tahun 2010 52 Gambar 3.28 Persentase Jenjang Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan

Oleh Penduduk Berusia 10 Tahun Ke Atas Tahun 2010 52

Gambar 3.29 Angka Melek Aksara Penduduk (Berusia > 15 Tahun) Tahun 2010 54

Gambar 3.30 Persentase Guru Belum Berkualifikasi S1/D4 Tahun 2011 55

Gambar 3.31 Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih

Menurut Provinsi Tahun 2010 56

Gambar 3.32 Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) Tahun 2010 57

Gambar 3.33 Persentase Bayi Usia 0-11 Bulan Yang Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap

Tahun 2010 58

Gambar 3.34 Persentase Bayi Yang Melakukan Kunjungan Neonatus 6-48 Jam (KN1)

Tahun 2010 58

Gambar 3.35 Prevalensi Pendek (TB/U) Pada Anak 0-59 Bulan Tahun 2010 59

Gambar 3.36 Keragaman Angka Kejadian Malaria Tahun 2010 60

Gambar 3.37 Perkembangan Jumlah Puskesmas Perawatan dan Non-Perawatan

Tahun 2010 61

Gambar 3.38 Perkembangan Rasio Tempat Tidur RS per 100.000 Penduduk

Tahun 2010 61

Gambar 3.39 Persentase Serta Pertumbuhan Pekerja Sektor Formal dan Informal

Tahun 2005 – 2011 62

Gambar 3.40 Komposisi Pekerja Formal dan Informal di Setiap Provinsi

Tahun 2008 dan 2011 62

Gambar 3.41 UMP Wilayah Sumatera 64

Gambar 3.42 UMP Wilayah Jawa-Bali-Nusa Tenggara 64

Gambar 3.43 UMP Wilayah Kalimantan dan Sulawesi 64

Gambar 3.44 UMP Wilayah Gorontalo-Maluku-Papua 64

Gambar 3.45 Pertumbuhan Produktivitas Untuk Tiga Sektor Tahun 2006 – 2011 65 Gambar 3.46 Produktivitas per Tenaga Kerja Tahun 2005 dan 2010 (Menurut

Harga Konstan 2000) 66

Gambar 3.47 Persentase Pekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011 67

Gambar 3.48 Persentase Pekerja Profesional/Semi Skill Terhadap Jumlah Pekerja

Tahun 2011 67

Gambar 3.49 Persentase Pegawai Negeri Sipil (PNS) Berdasarkan Pendidikan

(per Januari 2012) 68

Gambar 3.50 Peta Kepatuhan Penyampaian LKPD Tahun 2010 71

Gambar 3.51 Pencapaian Opini BPK Atas Laporan Keuangan Pemda Tahun 2012 72

Gambar 3.52 Indeks Demokrasi Indonesia Tahun 2009 dan 2010 74

Gambar 3.53 Indeks Demokrasi Indonesia Berdasarkan Provinsi Tahun 2010 75

(21)

xvi

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

Gambar 3.55 Jumlah Kabupaten/Kota dan Jumlah Pemilih Pada Pemilu

Anggota DPR, DPD dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009 77

Gambar 3.56 Tingkat Partisipasi Politik dalam Pemilu Tahun 1971 – 2009 78

Gambar 3.57 Tingkat Partisipasi Politik Pada Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD dan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009 79

Gambar 3.58 Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pilpres di Berbagai Wilayah Tahun 2009 80 Gambar 3.59 Tingkat Partisipasi Politik pada Pemilukada Tahun 2010-2011 81 Gambar 3.60 Jumlah dan Nilai Program Bidang SDM di setiap Koridor Ekonomi

Tahun 2012 83

Gambar 3.61 Jumlah dan Nilai Program Bidang IPTEK di setiap Koridor Ekonomi 83 Gambar 3.62 Rekapitulasi Alokasi Indikatif Kegiatan Konektivitas Tahun 2013

Menurut Kementerian/Lembaga (Miliar Rupiah) 85

Gambar 3.63 Komposisi Pendapatan Daerah Tahun 2007 – 2011 88

Gambar 3.64 Rasio Pendapatan Daerah Menurut Wilayah Tahun 2011 88

Gambar 3.65 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan Kabupaten Dan Kota Se-Provinsi

Tahun 2011 89

Gambar 3.66 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan Provinsi Tahun 2011 89

Gambar 3.67 Komposisi Belanja Daerah Tahun 2007 – 2011 90

Gambar 3.68 Rasio Belanja Daerah Menurut Wilayah Tahun 2011 90

Gambar 3.69 Rasio Belanja Pegawai Kabupaten/Kota Terhadap Total Belanja

Menurut Provinsi Tahun 2008 dan 2011 91

Gambar 3.70 Rasio Belanja Pegawai Provinsi Terhadap Total Belanja

Tahun 2008 dan 2011 91

Gambar 3.71 Komposisi Belanja Kabupaten/Kota Menurut Fungsi dan Provinsi 92

Gambar 3.72 Komposisi Belanja Provinsi Menurut Fungsi 92

Gambar 4.1 Faktor Pendukung Penguatan Ekonomi Domestik 96

Gambar 4.2 Kerangka Peningkatan Iklim Investasi dan Usaha dalam Rangka

Peningkatan Ekonomi Domestik 98

Gambar 4.3 Kerangka Pembangunan Infrastruktur dalam Rangka

Peningkatan Ekonomi Domestik 99

Gambar 4.4 Kerangka Pengembangan Koridor Ekonomi 102

Gambar 4.5 Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia 104

Gambar 4.6 Sistem Ketahanan Pangan 106

Gambar 4.7 Skema Pencapaian Surplus Beras 10 Juta Ton 108

Gambar 4.8 Kerangka Pembangunan Ketenagalistrikan Terhadap Peningkatan

Perekonomian Domestik 109

Gambar 4.9 Kerangka Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Yang

Berkualitas 111

Gambar 4.10 Kerangka Penguatan Ekonomi Domestik Melalui Upaya Percepatan

(22)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

xvii

Gambar 4.11 Skema Pencapaian Stabilitas Politik 114

Gambar 4.12 Kerangka Peningkatan Kinerja Birokrasi Terhadap Peningkatan

Kesejahteraan Rakyat 115

Gambar 5.1 Peran Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) 122

Gambar 5.2 Mekanisme Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Melalui Skema

Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) 128

Gambar 5.3 Tahapan Penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD

Tahun 2014 148

(23)
(24)

BAB I

(25)

2

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Perkembangan Kondisi Ekonomi Global

Kondisi ekonomi global di tahun 2012 diperkirakan masih belum membaik, karena masih rentannya proses pemulihan negara-negara Eropa yang terlilit krisis utang dan terjadinya perlambatan ekonomi negara maju dan emerging market. Krisis yang dialami negara-negara Eropa terkait utang dan defisit fiskal masih belum teratasi dengan baik sehingga kondisi ekonomi global akan masih diliputi oleh ketidakpastian. Sementara itu, pemulihan ekonomi AS masih rentan terhadap guncangan. Spanyol yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar keempat di Eropa diprediksi akan menjadi anggota keempat Uni Eropa yang membutuhkan da a tala ga . Uta g egara “pa yol e apai €7 9 iliar atau sekitar kali ju lah uta g gabungan tiga negara yang mendapat dana talangan sebelumnya (Yunani, Irlandia dan Portugal), sehingga dana talangan untuk menyelamatkan perekonomian Spanyol akan menjadi beban yang berat bagi zona Eropa. Namun demikian, dampak krisis Eropa maupun AS terhadap ekonomi Indonesia ini secara keseluruhan relatif terkendali hingga saat ini.

Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat menjadi 3,5 persen pada tahun 2012 dan 3,9 persen pada tahun 2013 (IMF, World Economic Outlook, Juli 2012) disebabkan oleh proses pemulihan AS yang rentan, keberlanjutan krisis keuangan Eropa, serta kemampuan ekonomi Asia yang menurun. Negara maju diperkirakan hanya tumbuh sebesar 1,4 persen pada tahun 2012 dan 1,9 persen pada tahun 2013. Bahkan ekonomi di beberapa negara Eropa, seperti: Italia, Spanyol dan Yunani, diproyeksi tumbuh negatif pada tahun 2012.

Sementara itu, negara berkembang Asia akan menjadi penopang pertumbuhan dunia ditengah krisis global, yang diperkirakan tumbuh mencapai 7,1 persen pada tahun 2012. China dan India sebagai negara emerging diperkirakan tumbuh masing-masing sebesar 8,0 persen dan 6,1 persen pada tahun 2012. ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina) diproyeksi mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen pada tahun 2012.

(26)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

3

1.1.2 Perkembangan Ekonomi Regional

Pergeseran geopolitik dan geoekonomi dunia yang ditandai dengan menguatnya peran Asia sebagai pusat kekuatan ekonomi global telah terjadi dalam satu dekade terakhir. Beberapa negara di Asia, seperti Jepang dan Korea Selatan, telah lebih dulu maju dengan mengandalkan perkembangan sektor industrinya. Selanjutnya, China dan India menyusul sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi regional dengan statusnya sebagai negara emerging dengan populasi terbesar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sementara itu, Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya yang memiliki total jumlah penduduk sekitar 598 juta jiwa dan nilai PDB mencapai US$ 1,85 triliun atau sekitar tiga persen dari PDB dunia menjadi kawasan strategis dalam tatanan ekonomi global.

Dalam rangka mewujudkan ASEAN sebagai kawasan yang stabil, makmur, serta memiliki daya saing yang ditandai dengan kemampuan menjalankan perdagangan barang, jasa, investasi dan modal yang bebas, para kepala negara ASEAN telah mencanangkan ASEAN VISION 2020. Sasaran akhir ASEAN VISION 2020 adalah kerjasama dalam bidang politik dan keamanan, ekonomi, serta sosial budaya yang tertuang dalam perwujudan Masyarakat ASEAN tahun 2020 dengan berlandaskan pada tiga pilar yaitu: (i) Masyarakat Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community); (ii) Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community); dan (iii) Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community). Pada Pertemuan 12th ASEAN Summit di Cebu, Filipina, bulan Januari 2007 dideklarasikan Percepatan untuk Membangun Masyarakat Bersama ASEAN (ASEAN Community) dari tahun 2020 menjadi tahun 2015 (Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina), 2020 (Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam) dan 2010 (Singapura dan Brunei Darussalam). Kemudian pada Pertemuan 13th ASEAN Summit di Singapura bulan November 2007 ditandatangani ASEAN Charter danCetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC Blueprint) yang merupakan momentum perkuatan komitmen bersama dari negara-negara ASEAN yang mengikat secara hukum bagi terwujudnya AEC. Dalam perkembangannya, pelaksanaan AEC berjalan relatif lebih cepat dibandingkan dengan kerjasama di bidang politik-keamanan dan sosial budaya.

(27)

4

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

ekonomi nasional yang didukung struktur ekonomi yang kuat, pelaku ekonomi yang berdaya saing tinggi, berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan yang tersebar di seluruh Wilayah Nusantara dan meratanya pembangunan wilayah tertinggal dan wilayah perbatasan. Dengan demikian, diharapkan Indonesia akan dapat menarik manfaat dari integrasi ekonomi kawasan yang berdaya saing tinggi dan terintegrasi dalam ekonomi global, sehingga pada gilirannya akan memberikan manfaat ekonomi secara luas bagi seluruh rakyat Indonesia.

1.1.3 Perkembangan Ekonomi Nasional dan Pentingnya Peningkatan Ekonomi

Domestik Untuk Meredam Dampak Krisis Global

Saat ini, tingkat persaingan di antara negara-negara berkembang semakin tinggi. Era globalisasi dan kesepakatan perdagangan bebas telah menyebabkan tipisnya batas antar negara, rendahnya hambatan perdagangan barang dan jasa, serta semakin mudahnya arus masuk dan keluar investasi dari suatu negara. Globalisasi telah mendorong semangat persaingan antar negara, sehingga setiap negara dituntut untuk meningkatkan daya saingnya dengan cara lebih produktif dan efisien. Hal ini menyebabkan produk barang dan jasa domestik akan mengalami tingkat persaingan yang cenderung semakin tinggi, baik di pasar global maupun di pasar domestik. Persaingan yang semakin ketat ini tidak hanya dirasakan di tingkat nasional, tetapi juga akan sangat terasa di tingkat daerah.

Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, perekonomian domestik harus tetap terjaga dengan fundamental ekonomi yang tetap kokoh dan daya saing yang lebih baik. Kondisi ini tentunya akan menjadi suatu keharusan bagi Indonesia dan masing-masing daerah untuk terus bekerja keras dan bersaing dengan negara lain. Langkah ini dapat dilakukan dengan meningkatkan daya saing bangsa, memperbaiki kinerja ekonomi nasional yang didukung struktur ekonomi yang kuat, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan yang tersebar di seluruh Wilayah Nusantara dan meningkatkan pembangunan wilayah tertinggal dan wilayah perbatasan.

Momentum pertumbuhan ekonomi perlu tetap dijaga agar peningkatan kesejahteraan rakyat terutama pengentasan kemiskinan dan penurunan pengangguran dapat dipercepat. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pun perlu dilakukan tanpa mengesampingkan persoalan lingkungan. Sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahunan, pelaksanaan pembangunan di pusat dan di daerah perlu dilaksanakan melalui empat jalur strategi, yaitu pertumbuhan (pro-growth), kesempatan kerja (pro-job), pengentasan kemiskinan (pro-poor) dan pelestarian lingkungan hidup (pro-environment).

(28)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

5

menjadi ujung tombak daya saing nasional, yang akan menjadi faktor terpenting untuk Indonesia dalam bersaing di tingkat global (PPSK Bank Indonesia dan LP3E FE-UNPAD, 2008). Peningkatan daya tahan ekonomi, peningkatan kesejahteraan rakyat serta pemantapan stabilitas sosial politik tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga menjadi tanggung jawab daerah.

Peningkatan perekonomian domestik, baik oleh daerah dan nasional akan menjadi modal utama untuk menjaga momentum pembangunan dan melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi untuk menuju ke arah transformasi ekonomi menjadi negara maju dan berdaya saing. Oleh sebab itu, peran daerah untuk meningkatkan daya saing daerahnya akan sangat bergantung kepada kemampuan daerah untuk melakukan identifikasi faktor penentu daya saing dan strategi untuk meningkatkan daya saing.

Sementara itu untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi, Pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk mendorong implementasi dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Keberhasilan pelaksanaan berbagai kebijakan tersebut sangat ditentukan oleh peran aktif Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, bersama-sama dengan Pemerintah Pusat. Oleh sebab itu, penguatan sinergi dan koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota menjadi sangat penting untuk mendorong peningkatan daya saing dan penguatan ekonomi domestik.

1.2 Maksud dan Tujuan

Buku Pegangan (Handbook) Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan tentang pentingnya peran perencanaan daerah untuk mendukung penguatan perekonomian domestik, serta memberikan panduan bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah tahun 2012 – 2013 dalam menentukan strategi-strategi yang dapat memberikan kontribusi terhadap penguatan perekonomian domestik bagi peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat.

Secara rinci, tujuan penyusunan Buku Pegangan (Handbook) Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah Tahun 2012 – 2013 adalah sebagai berikut:

1. Membangun kesepahaman tentang pentingnya dukungan daerah dalam mendorong dan meningkatkan penguatan perekonomian domestik bagi peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat;

(29)
(30)

BAB II

KEBIJAKAN

(31)

8

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

BAB II

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2013

2.1 Target Pertumbuhan Ekonomi

Dengan berbagai tantangan yang ada, sasaran pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 adalah sekitar 6,5 persen. Sementara itu, pada tahun 2013, diharapkan perekonomian dapat lebih baik lagi dengan sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 - 7,2 persen. Investasi dan konsumsi masyarakat pada tahun 2012 dan 2013 diharapkan akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, dengan target pertumbuhan untuk investasi adalah sebesar 10,9 persen pada tahun 2012 dan 11,9 - 12,3 persen pada tahun 2013.

Tabel 2.1

Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012 – 2013

2012 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI ( persen) 6,5 6,8 - 7,2

Sisi Pengeluaran

Konsumsi Masyarakat 4,9 4,8 - 5,2

Konsumsi Pemerintah 6,8 6,7 - 7,1

PMTB 10,9 11,9 - 12,3

Ekspor Barang dan Jasa 9,9 11,7 - 12,1

Impor Barang dan Jasa 11,4 13,5 - 13,9

Sisi Produksi

Pertanian 3,5 3,7 - 4,1

Pertambangan 2,0 2,8 - 3,2

Industri Pengolahan 6,1 6,5 - 6,9

Listrik, Gas dan Air Bersih 6,2 6,6 - 7,0

Bangunan 7,0 7,5 - 7,9

Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,9 8,9 - 9,3

Pengangkutan dan Komunikasi 11,2 12,1 - 12,5

Keuangan, Persewaan, Jasa Usaha 6,3 6,1 - 6,5

Jasa-jasa 6,2 6,0 - 6,4

LAJU INFLASI ( persen) 6,8 4,5 - 5,5 PENGANGGURAN TERBUKA ( persen) 6,4-6,6 5,8 - 6,1 PENDUDUK MISKIN ( persen) 10,5-11,5 9,5 - 10,5

Sumber: Bappenas (RKP 2013 )

(32)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

9

2.2 Tujuh Arahan Presiden

Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional yang tinggi, ditengah berbagai tantangan yang ada, pemerintah perlu melakukan upaya-upaya khusus. Untuk itu pada Sidang Kabinet Paripurna 24 April 2012, Presiden memberikan 7 (tujuh) arahan pokok dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi 2012 sebesar 6,5 persen. Adapun arahan tersebut adalah:

1. Mendorong percepatan belanja pemerintah sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi, termasuk didalamnya menyelesaikan perubahan Peraturan Presiden (Perpres) No 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa - Pemerintah;

2. Menjaga tingkat daya beli masyarakat dengan menjaga laju inflasi pada tingkat yang rendah;

3. Mengoptimalkan program perlindungan sosial antara lain Jamkesmas, Program Keluarga Harapan, PNPM, BOS dan Raskin;

4. Menerbitkan kebijakan yang mendorong pertumbuhan investasi;

5. Peningkatan daya saing ekspor, terutama produk ekspor non migas melalui diversifikasi tujuan ekspor dengan meningkatkan keberagaman dan kualitas produk; 6. Penguatan perdagangan dalam negeri untuk menjaga kestabilan harga, kelancaran

barang serta menciptakan iklim usaha yang sehat;

7. Mengendalikan impor produk-produk yang berpotensi menurunkan daya saing produk domestik di pasar dalam negeri.

2.3 Tema dan Prioritas RKP 2013

Dengan berbagai kondisi perkembangan ekonomi terkini tersebut, pemerintah melalui mekanisme perencanaannya telah menyusun langkah-langkah pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP), baik yang sedang berjalan yaitu RKP 2012 maupun perencanaan tahun depan dalam RKP 2013. Hal ini demi mencapai sasaran pembangunan 5 (lima) tahun dalam RPJMN 2010- yaitu Me ujudka I do esia ya g De okratis, “ejahtera da Berkeadila . Adapu te a dari ‘KP, ditu jukka pada Ga ar . .

(33)

10

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

lapangan kerja yang lebih banyak dan pada gilirannya mempercepat pengurangan kemiskinan.

Gambar 2.1

Tema Pembangunan Yang Tertuang Dalam RKP

Pada tahu , te a pe a gu a ya g ditua gka dala ‘KP adalah: Me perkuat Pereko o ia Do estik Bagi Pe i gkata da Perluasa Kesejahteraa ‘akyat . Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi, perlu didorong dengan kemampuan pemerataan pembangunan yang lebih luas. Dalam kaitan dengan itu, potensi perekonomian domestik yang besar akan ditumbuhkembangkan guna menghadapi berbagai tantangan eksternal perlambatan perekonomian dunia. Daya tahan perekonomian terus diperkuat, dengan peningkatan daya saing nasional terutama di sektor-sektor produksi, yaitu industri, pertanian dan pariwisata. Semua ini perlu didorong dengan pembangunan infrastruktur, penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta penyelesaian berbagai hambatan perekenomian terutama melalui reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi.

Sebagai penjabaran RPJMN 2010-2014, pembangunan nasional dalam RKP 2012 dan RKP 2013 dituangkan ke dalam 11 Prioritas Nasional dan 3 Prioritas Lainnya, termasuk di dalamnya prakarsa-prakarsa baru yang terintegrasi dengan RPJMN dan RKP untuk menanggapi situasi kekinian dan menjaga momentum positif yang telah dicapai sebagai hasil pembangunan selama ini. Prakarsa-prakarsa baru tersebut menunjukkan bahwa Indonesia selalu siap dalam mengantisipasi dan merespon berbagai perkembangan yang terjadi serta melakukan perubahan untuk mencapai kemajuan dan hasil pembangunan yang lebih baik. Selanjutnya, 11 Proritas Nasional dan 3 Prioritas Lainnya ditunjukkan pada Gambar 2.2.

2010 •Pemulihan Perekonomian Nasional Dan Pemeliharaan Kesejahteraan Rakyat

2011

•Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkeadilan Didukung Oleh Pemantapan Tatakelola Dan Sinergi Pusat Dan Daerah

2012

•Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas, Inklusif dan Berkeadilan Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

2013

MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

(34)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

11

Gambar 2.2

Prioritas Pembangunan Nasional RPJMN 2010-2014

Sumber: RKP 2013, Bappenas

2.4 Isu Strategis 2013

Dalam tahun 2013, perekonomian domestik akan lebih ditingkatkan guna menghadapi perekonomian dunia yang masih beresiko dan persaingan yang semakin ketat. Potensi perekonomian domestik yang besar akan lebih didorong untuk berkembang. Investasi akan terus didorong, baik investasi yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri, yang akan didukung oleh pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi. Pembangunan infrastruktur dibangun untuk memperkuat national connectivity dan ketahanan energi, melalui pembiayaan pemerintah, dunia usaha dan kerjasama pemerintah dan swasta. Untuk itu hambatan perekonomian, terutama inefisiensi/hambatan-hambatan birokrasi, korupsi dan pelayanan perijinan akan ditangani secara serius agar tercipta iklim investasi dan usaha yang lebih baik. Pembangunan infrastruktur, penguatan kelembagaan, serta peningkatan kesehatan dan pendidikan sangat penting untuk mendorong produktivitas ekonomi.

Kebijakan pemerintah dalam perkuatan ekonomi domestik telah dituangkan pada RKP 2013, dimana terdapat empat isu strategis yang menjadi fokus pemerintah. Isu strategis tersebut adalah peningkatan daya saing nasional, peningkatan daya tahan ekonomi, peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat dan pemantapan stabilitas sosial politik. Isu strategis yang menjadi fokus pemerintah pada tahun 2013 ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pendidikan

Kesehatan

Penanggulangan Kemiskinan Ketahanan Pangan Infrastruktur

Iklim Investasi dan Iklim Usaha Energi

Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Bidang Perekonomian

(35)

12

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013 Gambar 2.3

Isu Strategis Pembangunan Nasional Dalam RKP 2013

Sumber: RKP 2013 (diolah)

Peningkatan Daya Saing

Peningkatan daya saing nasional perlu ditingkatkan pada sektor-sektor produksi, utamanya industri, pertanian dan pariwisata. Pembangunan industri didorong untuk meningkatkan nilai tambah berbagai komoditi unggulan di berbagai Wilayah Indonesia, khususnya koridor-koridor ekonomi dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Namun demikian, daya saing nasional dapat meningkat, jika daya saing daerah lebih baik. Peningkatan daya saing nasional tidak dapat lepas dari kemampuan daerah untuk meningkatkan daya saingnya. Oleh sebab itu, peningkatan daya saing nasional perlu dilakukan melalui peningkatan daya saing daerah secara merata dan terintegrasi.

Dalam rangka peningkatan daya saing, iklim investasi akan terus diperbaiki, dengan indikator pencapaiannya adalah target pertumbuhan investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB) sebesar 10,9 persen pada tahun 2012 dan 12,1 persen pada tahun 2013. Selain itu, untuk peningkatan daya saing nasional akan dilakukan juga peningkatan iklim usaha, dimana sasarannya adalah membaiknya indikator-indikator kemudahan berusaha yang ada pada Ease of Doing Business. Target perbaikan iklim usaha pada tahun 2013 adalah: (1) waktu memulai usaha turun menjadi 20 hari; (2) waktu perijinan mendirikan bangunan yang turun menjadi 137 hari; (3) waktu perolehan akses listrik menjadi 90 hari; serta (4) waktu pendaftaran properti menjadi 20 hari.

Sementara itu, langkah-langkah pemerintah untuk mencapai hal tersebut dituangkan pada Prioritas Nasional 7, dengan upaya yang difokuskan pada: (1) penyederhanaan prosedur investasi dan prosedur berusaha; (2) peningkatan efisiensi logistik nasional; (3)

Peningkatan Daya Saing

Peningkatan Iklim Investasi dan Usaha;

Percepatan Pembangunan Infrastruktur;

Peningkatan Pembangunan Industri di Berbagai Koridor Ekonomi;

Persiapan Pemilu 2014;

Perbaikan Kinerja Birokrasi dan Pemberantasan Korupsi;

Percepatan Pembangunan

(36)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

13

pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK); dan (4) harmonisasi kebijakan ketenagakerjaan.

Percepatan pembangunan infrastruktur dilakukan untuk mendukung penguatan konektivitas di dalam wilayah maupun antar wilayah. Selama ini telah diketahui bahwa arus barang di Indonesia harus mengeluarkan biaya transportasi yang relatif tinggi sehingga tidak mampu bersaing dengan komoditas impor. Melalui penguataan konektivitas antar wilayah dan di dalam wilayah itu sendiri diharapkan akan menurunkan biaya transportasi barang dan jasa khususnya ke daerah-daerah yang berada jauh dari lokus produksi barang yang nantinya akan menguntungkan para pelaku usaha (produsen), masyarakat (konsumen) dan pemerintah. Sasaran yang akan dicapai dalam percepatan pembangunan infrastruktur adalah kondisi mantap jalan nasional yang mencapai 92,5 persen pada tahun 2013 dan pangsa angkutan laut ekspor impor yang mencapai 12 persen.

Tabel 2.2

Sasaran Pokok Isu Strategis Peningkatan Daya Saing

ISU STRATEGIS 2011 2012 2013 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Usaha

a. Peningkatan Investasi (%) 8,8 10,9 11,1

b. Tingkat Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business)1:

Waktu untuk memulai usaha (hari) 45 36 20

Perijinan mendirikan bangunan (hari) 158 145 137

Perolehan akses listrik (hari) 108 108 90

Pendaftaran properti (hari) 22 22 20

2. Percepatan Pembangunan Infrastruktur: Domestic Connectivity

a. Kondisi Mantap Jalan Nasional (%) 88,50 90,50 92,50

b. Pangsa Angkutan Laut Ekspor Impor (%) 11 11,5 12

c. Pangsa Angkutan KA Barang (%) 1 2 3

d. Pangsa Angkutan KA Penumpang terhadap Total Angkutan Umum (%)

6 8 10

e. Pertumbuhan Penumpang Angkutan Udara Dalam Negeri (%/tahun)

9,78 10,50 11,50

f. Pertumbuhan Penumpang Angkutan Udara Luar Negeri (%/tahun)

12,30 12,50 13,00

g. Ibukota Babupaten/Kota yang dilayani Jaringan Broadband (%)

66 76 83

3. Peningkatan Pembangunan Industri di Berbagai Koridor Ekonomi

a. Peningkatan Industri Pengolahan (%) 6,2 6,1 6,7

b. Peningkatan Industri Pengolahan Nonmigas (%) 6,8 6,6 7,2

4. Penciptaan Kesempatan Kerja khususnya Tenaga Kerja Muda

— Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6,6 6,4-6,6 6,0-6,4

 Peningkatan Keahlian untuk Bekerja (orang) 449.099 395.434 502.880

 Peningkatan Kualitas Pemagangan Berdasarkan Kebutuhan Industri (orang)

34.150 58.500 34.750

 Peningkatan Akses Berusaha dan Berwirausaha bagi Tenaga Kerja Muda (orang)

40.367 32.530 52.080

Sumber: RKP 2013, Bappenas

1

(37)

14

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

Peningkatan pembangunan industri di berbagai koridor ekonomi pada tahun 2013 akan dilakukan dengan sasaran peningkatan industri pengolahan sebesar 6,7 persen dan peningkatan industri pengolahan non migas sebesar 7,2 persen. Selain itu, peningkatan daya saing ditargetkan pula dengan menurunnya tingkat pengangguran terbuka menjadi 6,0-6,4 persen pada tahun 2013.

Peningkatan Daya Tahan Ekonomi

Kebutuhan penyediaan pangan terus meningkat baik jumlah maupun kualitasnya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahun dan peningkatan pendapatan masyarakat. Penyediaan pangan pokok seperti beras tidak bisa mengandalkan dari luar negeri, oleh karena itu produksi dalam negeri harus ditingkatkan. Ketahanan pangan yang kuat akan menjadi salah satu pendorong dalam menciptakan perekonomian yang berdaya tahan. Dalam hal ini, beberapa langkah yang akan dilakukan pemerintah yang dimasukkan dalam isu strategis ketahanan pangan adalah: (1) peningkatan produksi pangan, termasuk upaya menuju surplus beras 10 juta ton per tahun mulai tahun 2014 serta pencapaian produksi perikanan 22,39 juta ton pada tahun 2014; (2) pengembangan diversifikasi pangan; (3) stabilisasi harga bahan pangan dalam negeri; dan (4) peningkatan kesejahteraan petani. Selain itu, tersedianya energi juga merupakan salah satu faktor pendukung daya tahan ekonomi nasional. Ketersediaan listrik di seluruh wilayah Indonesia merupakan suatu keharusan, untuk itu pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi (RE) sebesar 77,6 persen. Konversi energi dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM, mengurangi subsidi energi, meningkatkan aksesibilitas terhadap infrastruktur energi dan meningkatkan pasokan energi domestik juga menjadi fokus pemerintah. Dalam kaitan itu, pemerintah akan terus melanjutkan pembangunan infrastruktur energi dalam bentuk gas serta jaringan distribusinya.

Tabel 2.3

Sasaran Pokok Isu Strategis Peningkatan Daya Tahan Ekonomi

ISU STRATEGIS 2011 2012 2013 1. Peningkatan Ketahanan Pangan: Menuju Pencapaian Surplus

Beras 10 juta ton

a.Produksi Padi (juta ton GKG) 65,7 67,8 72,1

b.PenurunanKonsumsi Beras (%/tahun) 1,5 1,5 1,5

c. Pencetakan Sawah Baru (ribu ha) 62,1 100 100

2. Peningkatan Rasio Elektrifikasi dan Konversi Energi

Peningkatan Rasio Elektrifikasi

a.Rasio Elektrifikasi (%) 72,95 73,60 77,60

b.Rasio Desa Berlistrik (%) 96,02 96,70 97,80

c. Kapasitas Pembangkit (MW) 37.353 43.653 48.555

Pelaksanaan Konversi Gas

a.Pembangunan Jaringan Distribusi Gas untuk Rumah Tangga (kota)

5 5 4

b.Sambungan Gas ke Rumah Tangga 17.939 16.000 16.000

(38)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

15

Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

Perekonomian domestik yang kuat tentunya ditujukan untuk peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini perlu didorong dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu berpendidikan dan sehat. Layanan pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan dan efisien menjadi kebutuhan mendasar dalam menciptakan SDM yang cerdas, terampil, produktif, mandiri, berbudi pekerti luhur, serta memiliki karakter bangsa yang kuat. Isu strategis pendidikan diarahkan untuk pemenuhan layanan pendidikan dasar, menengah, tinggi yang berkualitas, berdaya saing dan selaras dengan kebutuhan pembangunan.

Sementara itu, peningkatan kualitas SDM yang sehat juga perlu diraih dengan peningkatan akses dan layanan kesehatan yang berkualitas, merata, terjangkau dan terlindungi bagi penduduk Indonesia. Antara lain dengan: (1) peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak; (2) peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan; (3) peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata; (4) peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan; (5) peningkatan ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri; (6) peningkatan akses pelayanan KB berkualitas yang merata.

Peningkatan dan perluasan kesejahteraan masyarakat perlu didukung dengan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. Saat ini pemerintah sedang menyusun dokumen Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) 2011-2025. MP3KI diarahkan untuk mendorong perwujudan pembangunan yang lebih inklusif dan berkeadilan, khususnya bagi masyarakat miskin dan marjinal sehingga dapat terlibat langsung dan menerima manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi. MP3KI merupakan kebijakan afirmatif dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi yang growth, poor, pro-job dan pro-environment.

Tabel 2.4

Sasaran Pokok Isu Strategis Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

ISU STRATEGIS 2011 2012 2013 1. Peningkatan Pembangunan Sumber Daya Manusia

Pendidikan

a. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas (tahun)

7,75 7,85 8,25

b. Angka Buta Aksara Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas (%) 5,17 4,8 4,40

c. APM SD/SDLB/MI/Paket A (%) 95,3 95,7 95,80

d. APM SMP/SMPLB/MTs/Paket B (%) 74,7 75,4 76,00

e. APK SD/SDLB/MI/Paket A (%) 117,6 118,2 118,6

f. APK SMP/SMPLB/MTs/Paket B (%) 101,5 103,9 106,8

g. APK SMA/SMK/MA/Paket C (%) 76,0 79,0 82,0

h. APK PT usia 19-23 Tahun (%) 26,1 27,4 28,24

i. APS Penduduk Usia 7-12 Tahun (%) 98,1 98,7 99,0

(39)

16

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

ISU STRATEGIS 2011 2012 2013 Kesehatan

a. Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan dan Gizi yang Berkualitas bagi Ibu dan Anak

 Persentase Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terlatih (cakupan PN)

86,3 88 89

 Persentase Bayi Usia 0-11 Bulan yang Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap

84,7 85 88

 Persentase Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S) 71,4 75 80

 Jumlah Puskesmas yang Mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan

8.608 9.236 9.323 b. Peningkatan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

serta Penyehatan Lingkungan

 Persentase Kasus Baru TB Paru (BTA positif) yang Disembuhkan

86,2 87 87

 Angka Penemuan Kasus Malaria per 1.000 Penduduk 1,75 1,5 1,25

 Persentase Provinsi yang memiliki Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

63,6 80 90

 Jumlah Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

6.235 11.000 16.000 c. Peningkatan Profesionalisme dan PendayagunaanTenaga

Kesehatan yang Merata

 Persentase Pemenuhan Kebutuhan SDM Aparatur (PNS dan PTT)

62,2 80 85

 Jumlah Tenaga Kesehatan yang Didayagunakan dan Diberi Insentif di DTPK dan di DBK

1.376 3.820 5.320 d. Peningkatan Jaminan Pembiayaan Kesehatan

 Jumlah TT Kelas III RS yang Digunakan untuk Pelayanan Kesehatan (new initiave)

- - 9.600

 Jumlah Puskesmas yang Memberikan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi Penduduk Miskin

9.125 9.236 9.323 e. Peningkatan Ketersediaan, Pemerataan, Keterjangkauan, Jaminan

Keamanan, Khasiat/Manfaat dan Mutu Obat, Alat Kesehatan dan Makanan, serta Daya Saing Produk Dalam Negeri

 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin 87 90 95

f. Peningkatan Akses Pelayanan KB Berkualitas yang Merata

 Jumlah Peserta KB baru dari Keluarga Miskin (KPS dan KS-I) yang Mendapatkan Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi (juta akseptor)

4,29 3,89 3,97

 Jumlah Klinik KB Pemerintah dan Swasta yang Mendapatkan Dukungan Sarana dan Prasarana Pelayanan KB

4.700 4.700 4.700

 Jumlah Klinik KB Pemerintah dan Swasta yang Mendapat Dukungan Penggerakan Pelayanan KB

23.500 23.500 23.500

 Persentase Komplikasi Berat dan Kegagalan KB yang Dilayani 0,11 0,11 0,11

 Jumlah PPLKB, PLKB/PKB dan IMP yang Mendapatkan Dukungan Operasional dan Mekanisme Operasional Lapangan

- 501.593 745.491

 Jumlah Peserta KB yang Berasal dari Anggota Kelompok BKB yang Mendapatkan Penggerakan Rintisan BKB dan Penguatan Kelembagaan BKB (New Inisiative)

- -

- Kelompok Rintisan 702

- Kelompok Paripurna 444

 Jumlah provinsi sebagai model manajemen pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (program KB Kencana) (New Inisiative)

(40)

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

17

ISU STRATEGIS 2011 2012 2013 2. Percepatan Pengurangan Kemiskinan: Sinergi klaster 1-4

a. Penurunan Angka Kemiskinan (%) 12,5 10,5-11,5 9,5-10,5

 Klaster I

i. SD/MI s/d SMA/MA/SMK (ribu siswa) 4.950,5 7.698,6 14.068,0

ii. PT Umum dan Islam (ribu mahasiswa) 239,5 303,9 186,0

 Klaster II

- PNPM Perdesaan (Kecamatan) 5.020 5.100 5.230

- PNPM Perkotaan (Desa/Kelurahan) 10.948 10.948 10.922

 Klaster III

- Perluasan Kredit Usaha Rakyat

i. Jumlah Provinsi 33 33 33

ii. Jumlah UMKM 27.520 27.520

 Klaster IV

- Pembangunan Perumahan Swadaya/Rumah Sangat Murah (ribu unit)

60 298,25 Sumber: RKP 2013, Bappenas

Pemantapan Stabilitas Sosial dan Politik

Perekonomian domestik yang kuat perlu didukung oleh kemantapan stabilitas sosial dan politik. Dalam rangka hal tersebut, reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan perlu terus ditingkatkan baik di pusat dan daerah. Reformasi birokrasi di daerah harus sejalan dengan pemantapan penataan otonomi daerah agar kapasitas penyelenggaraan pemerintahan daerah makin meningkat, khususnya dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan.

Sementara itu, kondisi sosial dan politik menuju pemilu 2014 juga perlu terus dijaga. Tantangan penyelenggaraan pemilu sangat besar dan masyarakat menaruh harapan luar biasa pada penyelenggaraan pemilu agar dapat berlangsung secara jujur, adil, demokratis dan aman.

Tabel 2.5

Sasaran Pokok Isu Strategis Pemantapan Stabilitas Sosial dan Politik

ISU STRATEGIS 2011 2012 2013 1. Persiapan Pemilu 2014

— Tingkat Partisipasi Politik Tahun 2014 (%) 751)

2. Perbaikan Kinerja Birokrasi dan Pemberantasan Korupsi

a. Indeks Persepsi Korupsi 3,0 3,2 4,0

b. Opini WTP atas Laporan Keuangan (%)

(41)

18

Buku Pegangan

Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 – 2013

ISU STRATEGIS 2011 2012 2013

c. Integritas Pelayanan Publik (Pusat) 7,07 7,25 7,5

d. Integritas Pelayanan Publik (Daerah) 6,00 6,5 7,0

e. Jumlah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Daerah (%) 85 90 100 f. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (%)

 Kementerian/Lembaga 21 80 100

 Provinsi - 100 100

 Kabupaten/Kota - 15 40

g. Instansi Pemerintah yang Akuntabel (%)

 Kementerian/Lembaga 82,93 85 90

 Provinsi 63,33 65 70

 Kabupaten/Kota 12,78 30 50

3. Percepatan Pembangunan Minimum Essential Force

Peningkatan Alutsista (%)

a. Matra Darat 17 30 37

b. Matra Laut 15 19 21

c. Matra Udara 22 24 31

(42)
(43)
(44)

BAB III

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.5
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Prosedur Penyusunan Belanja Langsung Pada Badan Perencanaan Pembangunan. Daerah (Bappeda) Provinsi Sumatera Barat

Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionallKepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER.004/M.PPN/09/2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Anggaran dan

Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Perangkat Daerah

’’Perencanaan Pembangunan Daerah: Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah’’.. Gramedia

Dengan mengacu pada tahapan kegiatan penyusunan rencana Puskesmas dari buku Panduan Melaksanakan Sinergi Perencanaan dalam Perencanaan Puskesmas (Buku 2.A.2), gunakan tabel berikut

Dengan mengacu pada tahapan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan sekolah dari buku Bagaimana Melaksanakan Tahapan Sinergi Perencanaan di Sekolah (Buku 2.A.3), gunakan tabel

Teknik Perencanaan ini menjadi populer karena dia dapat menghasilkan suatu strategi pembangunan yang lebih terarah sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah, peran pemerintah diperlukan yaitu dalam pembuatan strategi dan perencanaan pembangunan daerah, dengan memperhatikan