• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) dan Sulfur Dioksida (SO2) dari Sumber Transportasi di Jalan S.Parman Medan Menggunakan Box Model “Street Canyon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) dan Sulfur Dioksida (SO2) dari Sumber Transportasi di Jalan S.Parman Medan Menggunakan Box Model “Street Canyon"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Udara merupakan fakor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya

pembangunan kota dan industri serta bertambahnya jumlah kendaraan bermotor

menyebabkan kualitas udara berubah. Keadaan ini apabila tidak ditanggulangi akan

membahayakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan serta mengubah

keseimbangan lingkungan.

Kualitas udara akan mempengaruhi tingkat kesehatan, sehingga efektivitas setiap

kegiatan juga akan dipengaruhi oleh kondisi udara setempat. Pencemaran udara

merupakan kerusakan pada komponen udara kerana adanya kepadatan dan emisi udara

yang tinggi oleh kegiatan industri atau kegiatan transportasi yang mengganggu

keseimbangan ekologi dan berpengaruh negatif dalam kehidupan manusia (Demir,

2015).

Menurut Chandra (2006), udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam

memberikan kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen, udara juga

berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda-benda

panas dan dapat menjadi media penyebaran penyakit pada manusia

Di dalam udara terdiri dari beberapa macam campuran gas yang komposisinya tidak

tetap tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara, dan keadaan lingkungan

sekitarnya. Dalam udara normal terdapat berbagai campuran gas diantaranya nitrogen

(N2) : 78%, oksigen (O2) : 20%, argon (Ar) : 0,93%, karbon dioksida (CO2) : 0,03%

dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), helium (He), metan (CH4) dan hidrogen (H2).

Gas-gas tersebut dapat berubah komposisi apabila terjadi penambahan Gas-gas-Gas-gas lain yang

dapat melewati batas nilai yang sudah ditetapkan, maka dapat dikatakan udara tersebut

(2)

Jenis parameter pencemar udara menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun

1999, meliputi sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2),

oksidan (O3), hidro karbon (HC), PM10, PM2,5, TSP (debu), Pb (Timah Hitam), Dustfall

(debu jatuh).

Pertumbuhan jumlah kendaraan di kota besar hampir mencapai 15% pertahun . Dengan

proyeksi 6-8%, maka penggunaan bahan bakar di Indonesia diperkirakan meningkat

sebesar 2,1 kali dari konsumsi tahun 1990 pada tahun 1998, dan sebesar 4,6 kali pada

tahun 2008 dan 9,0 kali pada tahun 2018 (Sengkey, 2011).

Berdasarkan data DNPI (2010), emisi dari sektor transportasi di Indonesia diperkirakan

meningkat dua kali lipat dalam waktu 10 tahun kedepan, karena permintaan transportasi

global meningkat 2% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor transportasi

merupakan sumber pencemar utama yang sangat berpengaruh terhadap kualitas udara.

Menurut Yazdi, et al. (2015), penyumbang pencemaran udara terbesar pada daerah

perkotaan terletak pada sektor transportasi. Menurut Zhang et al. (2013), transportasi

darat merupakan sumber terbesar gas rumah kaca yang menyumbang 77% dari total

emisi transportasi yang sebagian besar berasal dari kendaraan mobil pribadi. Mobil

pribadi menghasilkan emisi sebesar 80% dari total kendaraan lalu lintas (Ferreira et al.,

2015).

Dalam penelitian Satria (2006), menyebutkan bahwa kendaraan bermotor berbahan

bakar bensin akan mengemisikan CO dan NOx yang lebih besar dibandingkan

kendaraan dengan bahan bakar solar, tetapi kendaraan yang berbahan bakar solar akan

mengemisikan SO2 dan partikulat yang lebih besar.

Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga

tidak berasa ( Fardiaz, 1992). Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan

bakar fosil dengan udara, berupa gas buangan yang sangat beracun (Mobbs, 1995). Kota

besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO

dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan.

Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan CO yang utama yakni sekitar 59,2% .

(3)

kendaraan berbahan bakar solar (Bardeschi dkk,1991). Konsentrasi CO di udara pada

tempat tertentu dipengaruhi oleh kecepatan emisi (pelepasan) CO di udara dan

kecepatan dispersi dan pembersihan CO di udara.

Menurut Soemarwoto (1992) sekitar 50% SO2 yang ada dalam atmosfer di seluruh

dunia adalah alamiah, dan 50% lainnya adalah antropogenik, yaitu berasal dari kegiatan

manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil (BBF).

Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, Medan memiliki jumlah penduduk

mencapai 2,2 juta jiwa pada tahun 2015 (BPS, 2017), dan mengalami kenaikan sekitar

0,88% dari tahun sebelumnya. Berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penduduk

tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah kendaraan. Berdasarkan Dirlantas

Polda Sumut (2014), jumlah kendaraan yang ada di Kota Medan mencapai 5.531.777,

dari jumlah itu, kendaraan yang tertinggi yakni sepeda motor yang mencapai 86,29%,

mobil penumpang 7,91%, mobil barang 4,50% dan bus mencapai 1,3%.

Tidak seimbangnya pertambahan jumlah kendaraan dengan sarana jalan yang tersedia

mengakibatkan pada beberapa ruas jalan di Kota Medan mengalami kemacetan. Salah

satu jalan utama Kota Medan yang sering terjadi kemacetan yaitu Jalan S.Parman. Jalan

ini merupakan area yang terdapat banyak institusi maupun kegiatan komersil, sehingga

terjadi arus lalu lintas yang tinggi dan menyebabkan kemacetan terutama pada jam

sibuk.

Jalan S.Parman memiliki rasio V/C sebesar 1,5 (Dishub Kota Medan, 2017). Menurut

Yanti (2014) jika rasio V/C lebih besar dari 1, berarti keadaan ruas jalan yang macet,

kecepatan rendah, volume kendaraan lebih besar dari kapasitas jalan yang ada,

kendaraan banyak yang mengambil bahu jalan, antrian panjang dan terjadi hambatan

yang besar, karena volume per kapasitas atau V/C ratio di Jalan S.Parman sebesar 1,5

sehingga terjadi kemacetan dan arus lalu lintas menjadi terhambat.

Dalam penelitian Boediningsih (2011), menyebutkan bahwa kemacetan lalu lintas

terjadi pada jam-jam sibuk, yaitu 07.00 WIB dan 16.00 WIB. Menurutnya kemacetan

lalu lintas tidak dapat dihindari karena para warga melakukan berbagai aktivitas di

antaranya berangkat kerja, berangkat sekolah, dan keperluan lainnya pada pukul 07.00

(4)

aktivitas akan kembali memadati arus lalu lintas. Rutinitas ini menimbulkan kemacetan

lalu lintas dan pencemaran udara akibat pembuangan asap melalui knalpot kendaraan

bermotor.

Ada beberapa model atau metode yang dapat digunakan untuk memprediksi kualitas

udara ambien roadside. Beberapa model tersebut seperti gaussian model, sumber garis

tidak terbatas (infinite line source), sumber garis terhingga (finite line source) dan box

model.

Box-model untuk street canyon merupakan model paling sederhana namun telah banyak

digunakan untuk memprediksi konsentrasi polutan inert di jalan yang pada kedua

sisinya berdiri gedung-gedung tinggi dan memiliki hasil yang baik. Seperti prediksi

yang dilakukan oleh Hasan dan Crowther tahun 1979 hasil perhitungannya dibuat grafik

perbandingan dengan hasil observasi dan memiliki hasil yang baik (Hassan dan

Crowther, 1998).

Dalam penelitian Rigby (2012) menggunakan dua model sederhana untuk memprediksi

konsentrasi polutan di kota London menunjukkan bahwa box model memiliki hasil yang

lebih baik daripada model dispersi Gaussian.

Kondisi-kondisi tersebut diatas, melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian

tentang Analisa Konsentrasi karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2) dari

Sumber Transportasi di Jalan S.Parman Medan menggunakan Box-Model “Street

Canyon”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa konsentrasi karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2) yang

dihasilkan dari sumber transportasi pada Jalan S.Parman Medan ?

2. Bagaimana perbandingan hasil perhitungan konsentrasi karbon monoksida (CO)

dan sulfur dioksida (SO2) dengan menggunakan model BOX-MODEL “STREET

CANYON” terhadap konsentrasi karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2)

(5)

3. Bagaimana validasi dari hasil perhitungan konsentrasi karbon monoksida (CO) dan

sulfur dioksida (SO2) dengan menggunakan model BOX-MODEL “STREET

CANYON” terhadap konsentrasi karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2)

yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengukur konsentrasi karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2) yang

dihasilkan dari sumber transportasi di Jalan S.Parman Medan.

2. Menganalisis perbandingan hasil perhitungan konsentrasi karbon monoksida (CO)

dan sulfur dioksida (SO2) dengan menggunakan model BOX-MODEL “STREET

CANYON” terhadap konsentrasi karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2)

yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan.

3. Menguji validasi dari hasil perhitungan konsentrasi karbon monoksida (CO) dan

sulfur dioksida (SO2) dengan menggunakan model BOX-MODEL “STREET

CANYON” terhadap konsentrasi karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2)

yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan.

1.4Ruang Lingkup Penelitian

Adapun batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan adalah Box-Model “Street Canyon”.

2. Sumber polutan berasal dari kegiatan transportasi di Jalan S.Parman Medan.

3. Pengambilan sampel kualitas udara roadside dilakukan di Jalan S.Parman Medan.

4. Data meteorologi (kecepatan angin, arah angin dan intensitas matahari) yang

digunakan di dalam penelitian ini adalah data 5 tahun terakhir yang diperoleh dari

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun terdekat.

5. Data rasio V/C jalan di Kota Medan diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota

Medan.

6. Data lebar jalan dan panjang jalan di Jalan S.Parman yang di peroleh dari Dinas

(6)

7. Data volume kendaraan di Jalan S.Parman Medan diperoleh dari pengamatan

langsung.

8. Titik sampling kualitas udara ambien di Jalan S.Parman berjumlah 3 titik.

9. Parameter yang diuji adalah karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2).

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat:

1. Memberikan hasil penelitian kepada pihak pemerintah tentang konsentrasi karbon

monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2) dari sumber transportasi di jalan

S.Parman Medan sehingga dapat digunakan sebagai evaluasi dan diterapkan dalam

rangka upaya penyempurnaan pengelolaan kualitas udara pada pihak pemerintah.

2. Menjadi acuan pada penelitian selanjutnya tentang memprediksi kualitas udara dari

sumber transportasi dengan metode Box-Model “Street Canyon”.

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan

(7)

Tabel 1.1 Studi Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Metode Hasil

1. Fabio Murena,2012 Monitoring and Modelling

carbon monoxide (CO)

concentrations in a deep street canyon: application of a two-box model

Menggunakan twobox-model. Pemantuan

berlangsung 5 hari pada 11-15 Juli 2011. Energi kinetik turbulen di rooftop dan arus lalu lintas juga diukur pada periode yang sama

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi karbon monoksida (CO) di deep street canyon dapat secara efektif dimodelkan dengan asumsi two box-model. Diperoleh korelasi yang baik dari data real dan data hasil pemodelan.

2. Matthew Rigby,2012 London Air Pollution

Climatology : Indirect

Evidence for Urban Boundary Layer Beight and Wind Speed Enhancement

Menggunakan dua model sederhana : box model dan model dispersi Gaussian untuk menggambarkan dampak dari polutan di daerah perkotaan. Model menggunakan data batas tinggi lapisan dan kecepatan angin yang diambil langsung dari analisis ECMWF. Konsentrasi yang dimodelkan dibandingkan dengan pengukuran kualitas udara di London yang memiliki jaringan pemantau polusi yang baik.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa box model

memiliki hasil yang lebih baik daripada model dispersi Gaussian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polusi klimatologi dapat digunakan untuk menyimpulkan efek perkotaan pada mixing height dan kecepatan angin

3. Sathe Yogesh V.,2012 Air Quality Modeling in Street

Canyons of Kolhapur City, Maharashtra, India

Menggunakan dua model street canyon

yaitu STREET dan STREET box. Hasil pemodelan didasarkan pada volume lalu lintas,geometri daerah penelitian dan kondisi meteorologi daerah penelitian.

Diperoleh bahwa konsentrasi polutan tergantung pada volume lalu lintas, arah angin dan kecepatan angin.

(8)

Konsentrasi background didapat dari Stasiun Pemantauan Ambient Kualitas Udara Nasional di Kolhapur.

Menggunakan metode Operational Street Pollution Model (OSPM). Lokasi penelitian dilakukan di beberapa jalan dengan tingkat lalu lintas yang tinggi di Selangor Malaysia

Analisa yang dihasilkan mengungkapkan bahwa kendaraan yang bergerak berpengaruh signifikan terhadap kualitas udara dilokasi tertentu. Didapat korelasi yang baik antara data yang diukur dengan data yang dimodelkan. Dampak dari angin,sinar matahari dan suhu harus dieksplorasi lebih lanjut

5. Pham Ngoc Ho,2013 Applying Fixed Box Model to

Calculate the Temporal

Variance of the Concentration

of PM10 in Thanh Xuan

District, Hanoi (Vietnam)

Menggunakan metode fixed box model

untuk menghitung variasi temporal pada PM10 di Thanh Xuan District, Hanoi

(Vietnam). Parameter input (area kapasitas sumber PM10, kecepatan angin, tinggi

pencampuran, ukuran sumber area).

Sumber termasuk: sumber jalan, sumber kendaraan, sumber pembangunan, sumber industri dan sumber domestik rumah tangga di Thanh District Xuan, Hanoi, Vietnam

1.Konsentrasi PM10 C(t) adalah berbanding terbalik

dengan kecepatan angin (U) dan pencampuran tinggi (H) pada panjang fixed box (L) dan kapasitas sumber daerah (Ms)

2.Grafik menggambarkan variasi temporal terhadap konsentrasi PM10 memiliki fungsi eksponensial,

meningkat bertahap sampai keadaan jenuh

3.Hasil verifikasi data fixed box model dengan data asli memiliki akurasi yang tinggi .

4.Ada waktu konstan tertentu τ untuk polutan dalam

(9)

setiap kasus

6. Shilpa B. S.,2013 Air Quality Modeling of

Santhepet Street Canyon of

Mysore City UsingFLUENT

Pemodelan kualitas udara pada Street

Canyon di Mysore City India

menggunakan Computational Fluid

Dynamics (CFD) dengan metode FLUENT.

Polutan Suspended Particulate Matter (SPM), SO2

dan konsentrasi NO2 di stasiun pengambilan sampel 1

(10)

No Penulis Judul Metode Hasil

7. Yannawar

Vyankatesh B,2014

Prediction of Air Pollution Concentration Using a Fixed Box Model

Menggunakan metode fixed box model untuk menghitung konsentrasi PM2,5 di Nanded City

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi polutan udara secara signifikan dapat menyimpang, hasil verifikasi dari fixed box model dengan data asli mendapatkan akurasi yang tinggi

8. Reza Darma Al

Fariz, 2017

Analisis Konsentrasi Karbon Monksida (CO) dan Sulfur Dioksida (SO2) daari Sumber

Transportasi di Jalan S.Parman

Medan menggunakan

Box-Model “Street Canyon”

Menggunakan box model “street canyon”

untuk menganalisis tingkat konsentrasi CO dan SO2 di Jalan S.Parman Medan

Membandingkan hasil konsentrasi CO dan SO2 yang diukur dilapangan dengan hasil

perhitungan menggunakan model box-model

“street canyon”

Mengetahui validasi hasil perhitungan

menggunakan model box-model “street

canyon”dengan Membandingkan hasil

konsentrasi CO dan SO2 yang diukur

dilapangan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian masker alami untuk mengurangi kerutan pada kulit wajah dan untuk mendapatkan formulasi masker pasta yang tepat

Dari pengujian DMRT diperoleh bahwa diameter puli pada alat pemeras santan sistem screw press memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat dan

Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran menggunakan model aspek penggunaan

Dari pengujian DMRT diperoleh bahwa diameter puli pada alat pemeras santan sistem screw press memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat dan

Populasi yang diteliti adalah semua anak usia 2 – 4 tahun di Posyandu Ngronggo Wilayah Kerja Puskesmas Wilayah Selatan Kota Kediri dengan menggunakan metode purposive sampling

pada alat pemeras santan sistem screw press terhadap kapasitas efektif, rendemen dan persentase bahan tertinggal di alat.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa: (1) Penerapan media Mind Mapping dengan menggunakan pembelajaran

Latihan Fitness iv.. Dokum