• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Group Cognitive Behavioral Therapy Dalam Meningkatkan Abstinence Self Efficacy Pecandu Pada Masa Pemulihan di Pusat Rehabilitasi X Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Group Cognitive Behavioral Therapy Dalam Meningkatkan Abstinence Self Efficacy Pecandu Pada Masa Pemulihan di Pusat Rehabilitasi X Kota Medan"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 1. Data Mentah Uji Coba BSCQ

No. Nama Item Total

1 2 3 4 5 6 7 8

1 H1 4 3 2 3 4 4 3 4 27

2 J2 1 2 3 2 1 3 1 3 16

3 B3 5 6 6 6 5 6 6 6 46

4 W4 2 3 2 2 3 3 2 2 19

5 A5 2 2 3 1 2 3 2 4 19

6 W6 3 4 4 5 4 3 3 5 31

7 Z7 6 5 4 6 6 5 6 5 43

8 P8 2 3 6 1 6 6 6 6 36

9 F9 5 4 4 3 3 3 3 2 27

10 A10 4 1 3 2 1 2 1 1 15

11 M11 6 3 4 1 2 3 4 4 27

12 M12 5 6 6 5 6 6 6 5 45

13 M13 6 6 6 5 6 6 6 6 47

14 L14 5 4 2 4 5 4 2 1 27

15 E15 6 6 6 6 6 6 6 6 48

16 A16 5 6 5 1 2 6 1 1 27

17 B17 4 5 5 4 4 4 4 4 34

18 H18 5 5 5 6 6 6 6 6 45

19 F19 2 3 5 4 5 5 5 6 35

20 A20 4 6 5 6 6 6 6 4 43

21 D21 2 1 1 6 6 2 1 1 20

22 A22 4 5 2 5 5 5 5 2 33

23 A23 2 3 4 5 5 5 6 5 35

24 A24 4 5 5 5 4 5 5 5 38

25 B25 2 5 5 1 6 6 5 6 36

26 H26 2 3 3 2 5 2 5 2 24

27 A27 3 5 5 4 3 4 2 2 28

28 Z28 2 4 5 5 3 2 5 5 31

29 M29 6 6 6 5 6 6 5 6 46

30 I30 6 6 6 6 6 6 6 6 48

31 A31 5 6 6 3 3 5 2 2 32

(3)

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Konstruk Alat Ukur BSCQ KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,780 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 168,441

Df 28

Sig. ,000

Anti-image Matrices VAR00 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Total Variance Explained Component

Initial Eigenvalues

Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings

Extraction Method: Principal Component Analysis. Communalities

Initial Extraction VAR00001 1,000 ,717 VAR00002 1,000 ,879 VAR00003 1,000 ,680 VAR00004 1,000 ,433 VAR00005 1,000 ,740 VAR00006 1,000 ,770 VAR00007 1,000 ,865 VAR00008 1,000 ,726 Extraction Method: Principal

(4)

Component Matrixa Component

1 2

VAR00001 ,573 ,623 VAR00002 ,829 ,439 VAR00003 ,793 ,227 VAR00004 ,633 -,180 VAR00005 ,754 -,415 VAR00006 ,862 ,166 VAR00007 ,854 -,367 VAR00008 ,751 -,403

Rotated Component Matrixa Component

1 2

VAR00001 ,029 ,846 VAR00002 ,342 ,873 VAR00003 ,453 ,689 VAR00004 ,598 ,276 VAR00005 ,842 ,177 VAR00006 ,546 ,688 VAR00007 ,887 ,278 VAR00008 ,832 ,184 Extraction Method: Principal

Component Analysis.

(5)

Lampiran 3. Uji Reliabilitas dan Uji Daya Beda Item

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 32 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 32 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

,892 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3,8438 1,58845 32

VAR00002 4,1875 1,59510 32

VAR00003 4,2188 1,58082 32

VAR00004 3,8125 1,82169 32

VAR00005 4,3125 1,63505 32

VAR00006 4,3438 1,57827 32

VAR00007 4,0000 1,88372 32

VAR00008 3,9375 1,83052 32

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 28,8125 88,093 ,472 ,896

VAR00002 28,4688 80,580 ,753 ,871

VAR00003 28,4375 82,190 ,698 ,876

VAR00004 28,8438 83,168 ,548 ,891

VAR00005 28,3438 81,910 ,679 ,878

VAR00006 28,3125 80,028 ,785 ,868

VAR00007 28,6563 75,201 ,794 ,866

(6)

Lampiran 4. Hasil Uji Statistik

Descriptives

Gain Score

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper

Bound

restrukturisasi 5 15,8000 3,11448 1,39284 11,9329 19,6671 11,00 19,00

coping skil 5 17,6000 4,50555 2,01494 12,0056 23,1944 13,00 24,00

restrukturisasi

+ coping

5 25,8000 1,92354 ,86023 23,4116 28,1884 23,00 28,00

kontrol 5 2,2000 1,09545 ,48990 ,8398 3,5602 1,00 4,00

Total 20 15,3500 9,10913 2,03686 11,0868 19,6132 1,00 28,00

Test of Homogeneity of Variances

Gain Score

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,908 3 16 ,067

ANOVA

Gain Score

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1436,950 3 478,983 54,898 ,000

Within Groups 139,600 16 8,725

(7)

 

Multiple Comparisons

Dependent Variable:Gain Score

(I) GROUP (J) GROUP

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

LSD restrukturisasi coping skil -1,80000 1,86815 ,350 -5,7603 2,1603

restrukturisasi +

coping

-10,00000* 1,86815 ,000 -13,9603 -6,0397

Kontrol 13,60000* 1,86815 ,000 9,6397 17,5603

coping skil Restrukturisasi 1,80000 1,86815 ,350 -2,1603 5,7603

restrukturisasi +

coping

-8,20000* 1,86815 ,000 -12,1603 -4,2397

Kontrol 15,40000* 1,86815 ,000 11,4397 19,3603

restrukturisasi +

coping

Restrukturisasi 10,00000* 1,86815 ,000 6,0397 13,9603

coping skil 8,20000* 1,86815 ,000 4,2397 12,1603

Kontrol 23,60000* 1,86815 ,000 19,6397 27,5603

kontrol Restrukturisasi -13,60000* 1,86815 ,000 -17,5603 -9,6397

coping skil -15,40000* 1,86815 ,000 -19,3603 -11,4397

restrukturisasi +

coping

-23,60000* 1,86815 ,000 -27,5603 -19,6397

Bonferroni restrukturisasi coping skil -1,80000 1,86815 1,000 -7,4200 3,8200

restrukturisasi +

coping

-10,00000* 1,86815 ,000 -15,6200 -4,3800

Kontrol 13,60000* 1,86815 ,000 7,9800 19,2200

coping skil Restrukturisasi 1,80000 1,86815 1,000 -3,8200 7,4200

restrukturisasi +

coping

-8,20000* 1,86815 ,003 -13,8200 -2,5800

Kontrol 15,40000* 1,86815 ,000 9,7800 21,0200

restrukturisasi +

coping

Restrukturisasi 10,00000* 1,86815 ,000 4,3800 15,6200

coping skil 8,20000* 1,86815 ,003 2,5800 13,8200

Kontrol 23,60000* 1,86815 ,000 17,9800 29,2200

kontrol Restrukturisasi -13,60000* 1,86815 ,000 -19,2200 -7,9800

coping skil -15,40000* 1,86815 ,000 -21,0200 -9,7800

restrukturisasi +

coping

-23,60000* 1,86815 ,000 -29,2200 -17,9800

(8)

Lampiran 5. Resume Hasil SORC dan skala BSCQ

Kelompok Eksperimen 1 (Tehnik Restrukturisasi) 1. HI

Score Pre Test

SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief

Perasaan Perilaku Rational Belief

Perasaan Perilaku

15 Karena ada jadi bantuan untuk mendapatkan tenaga lebih dengan beristirahat atau makan dan minum yang berprotein tinggi, atau vitamin

Semangat Memakai narkoba

Menimbukan masalah dan

tidak

menyelesaikan masalah

Senang, sudah tahu

apa diri kepada

Tuhan, supaya saya tidak pedulu dengan adanya peraturan dan saya tidak patuhi dan memakai orang lain menganggap gila

(9)

2. JH

Score Pre Test

SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief

Perasaan Perilaku Rational Belief

Perasaan Perilaku

14 Merokok Buat melamun “enak ne merokok”, terus teringat masalah

Bingung Bisa jadi memakai narkoba lagi

Orangtua jadi sakit, dimarahi dan supaya tidak berlalu berpikir ke masalah

Memakai narkoba

Mencari alternative kegiatan untuk menenangkan diri

Merasa lebih tenang dan masalah bisa selesai tanpa narkoba

Menutupi waktu dengan hal-hal yang lebih positif

33 ingat, jadi pakai ajalah biar tenang

(10)

3. DN

Score Pre Test

SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief

Perasaan Perilaku Rational Belief

Perasaan Perilaku

20 Hilang yang membuat kita tidak ada waktu untk melamun, tapi kalau gak ada kerjaan juga ya jadi make lagilah biar gak suntuk

Gak enak

Kena marah sama istri

Jumping to conclution

Dapat ketenangan

Memakai narkoba

Shabu tidak menyelesaikan masalah, hanya buat cek cok sama istri. Kalau kerjaan tidak ada harus dicari, karna kalau pake narkoba kerjaan gak datang sendiri

Menyesal dan semakin semangat untuk bisa pulih

Mengikuti aturan yang ada di rehabilitasi, memperbaiki pola kehidupan seperti jam makan, tidur yang teratur, dan ibadah sholat lima waktu kenapa ada cek cok, tetapi kadang tetap disalahkan istri, jadi mau menyelesaikan gak tau jadi makai shabu aja

Gak nyaman, serba salah

Pergi dari rumah dan dengan istri

Rindu sama keluarga

Berpikir untuk melakukan handle feeling

Sedih shabu lagi

(11)

4. YA

Score Pre Test

SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief

Perasaan Perilaku Rational Belief

Perasaan Perilaku

21 Ada peredaran narkoba

Berpikir untuk menjumpai teman untuk ajak memakai karena dan reaksi orang sekitar biasa saja

Jumping

Pake narkoba tindakan kriminal bukan masalah gaul atau tidak Menambah masalah (putus kuliah)

Tidak nyaman, bersalah sama orangtua yang sudah

biayain

Mau ikut rehabilitasi biar mampu menghadapi

Jumpa dengan teman yang memakai karena kalau gak make nanti dibilang gak gaul jadi mikirnya gitu

Senang Makek bareng-kongko dan mendapatkan

SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief

Perasaan Perilaku Rational Belief

Perasaan Perilaku

16 Tidak ada kecocokan antara ayah dan ibu

Pakai narkoba agar masalah selesai

Diasingkan Jumping to

Narkoba buat keluarga saya makin hancur dan hanya pelarian saja, pelarian buat masalah bertambah, jadi masalah harus dihadapi, tanpa narkoba hidup lebih baik tekan biar gak pake narkoba

Besok saya akan rawat jalan dan akan datang konsultasi setidaknya tiga kali seminggu, dan minta support biar kuat menahan diri untuk tidak memakai narkoba.

34

Disalahkan orang lain

Marah, stel gila

Sedih Memakai zat lagi

(12)

Kelompok Eksperimen 2 (Kelompok Coping Skill)

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi

16 Memakai sabu-sabu untuk mencari pekerjaan

Dengan memakai narkoba, saya menjadi tidak kaku dan dapat berbicara saat menghadapi klien

Perasaan saya mencari untuk hari seterusnya

Memakai zat tersebut

Keluarga khawatir dan tidak senang. Kalau orang lain membenci saya

- Self Talk

Menekankanpada diri sendiri bahwa narkoba harus dihindari karena akan menambah masalah

- Escape

Menjauhi lingkungan tidak baik ke lingkungan yang lebih baik agar tidak tergoda untuk memakai narkoba

- Avoid

Menghindari teman-teman yang masih memakai narkoba agar tidak tergoda untuk memakai lagi

36

Susahnya mengendalikan situasi berada disini karena banyak petunjuk dan instruksi dan peraturan

Selama berada disini saya tidak mengikuti peratuaran yang ada karena saya tidak terima, Sampai saat ini saya selalu berbuat bodoh di dalam kamar

Saya beradaa disini hanya diam-diam saja, namun bukan berarti saya bodoh

Sampai saat ini belum sampai mencoba untuk berbuat yang terbaik

Sikap manusia pasti akan berubaah

Masalah medis dan

komplikasi

Masalah saya sebagai pemakai narkoba, dan zat-zat narkoba yang ada di dalam tubuh

Saya masih teringat dan merindukan memakai narkoba

Perancangan sayapun untuk memikirkan masa depan anak saya dan keluarga hidup tentram

(13)

2. EF

Score Pre Test

SORC Coping Plan Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi

21 Ditawarkan teman

Tidak jamin bisa kuat karena kepikiran enaknya

Tidak nyaman

Bisa jadi memakai lagi

Dipecat dari keluarga

- Escape

Menjauhi lingkungan yang pakai narkoba agar tidak kembali memakai lagi

- Distract

Mengalihkan keinginan pakai narkoba agar tidak mengingat-ingat lagi

- Avoid

Menghindari orang-orang yang menggoda memakai narkoba agar tidak kembali memakai lagi

- Self Talk

Mengatakan pada diri sendiri supaya harus benar-benar jauh dari narkoba

34

Lembur Biar kuat jadi pakai

Bingung mau bagaimana

Bisa jadi memakai lagi

(14)

3. PL

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi

15 Tidak mau teman

mengikuti peraturan yang ada

Saya tetap konsekuensi dengan peraturan itu dan berfikir untuk menegur teman

Tidak nyaman kadang kalo tidak nyaman terpikir juga untuk memakai shabu

Mengajak teman untuk melakukan sama-sama aai sebagai contoh untuk mereka

Ada yang kurang senang

- Escape

Menghindar dari lingkungan pecandu

- Distract

Mengalihkan ke kegiatan yang lebih positif agar melupakan narkoba

- Avoid

Menghindari narkoba dengan pindah ke lingkungan yang lebih baik

32

Selalu banyak nasehat yang prasarananya fakta yang mereka kurang

Tidak terima dalam hati dan teringat lagi suasana waktu memakai shabu kadang stel gila aja, pake shabu buat semuanya lebih gampang

Saya akan selalu untuk menghindar keluar dari situasi itu

Merasa tidak puas dan masih tidka nyaman

Banyak teman yang menggoda

Tidak enak kalau menolaknya

Saya merasa tidak masalah karena saya orangnya berteman, kalau orang berteman itu ya gak apa apa ikut mereka memakai lagi

Saya akan menghargainya

(15)

4. MS

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi

17 Main dipasar, ada relasi yang pakai narkoba

Namanya cari relasi, gak enak nolak, cara apapun ditempuh

Senang jadi relasi

Memakai shabu

Orangtua sudah tahu, dan membawa ke rehabilitasi

Orangtua menilai saya tidak baik

- Escape

Menghindari narkoba dengan mencari kegiatan-kegiatan yang lebih positf

- Avoid

Tidak bergaul dengan teman-teman yang masih menggunakan narkoba

31

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi

11 Didekat rumah banyak bandar

Mendekatinya karena penasaran

Enak, tidak jauh lagi membelinya

Memakainya Orang mengatakan saya nakal

- Avoid

Menjauhi teman-teman yang mengajak memakai narkoba

- Escape

Menghindar dengan lebih dekat dengan Tuhan dan mencari pekerjaan lain

- Endure

Lebih baik tidak bergaul dari pada memakai narkoba lagi

35

Selama direhab memikirkan orangtua, adik, dan kakak

Rindu dengan keluarga, selama diluar rehab tidak pernah merasa rindu

Sedih Menghayal Merasa kasihan kepada saya

Melihat teman memakai narkoba, jadi

suggest dan merasakan lagi

(16)

Kelompok Eksperimen 3 (Tehnik Restrukturisasi + Coping Skill) 1. LS

Score Pre Test

SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Coping Plan Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief

Perasaan Perilaku Rational Belief

Perasaan Perilaku

17 Ditawar

Menyesal Memakai lagi

Merasa hebat, tidak peduli sama keluarga Keluarga menyuruh agar di rehabilitasi

Jumping to conclution

Menyesal Memakai narkoba

Saya mencari cara untuk menghindari narkoba dengan cara mencari kesibukan, bekerja, atau bermain game (refreshing)

- Avoid

Saya menjauhkan diri dari narkoba dengan pindah ke lingkungan yang baru

- Escape

Saya menghindari narkoba dengan cara menjauh dari komunitas yang dulu ataupun menjauhi teman yang memakai narkoba

45

Menyesal Memakai lagi

Merasa hebat, tidak peduli sama keluarga

Menyesal Memakai lagi

(17)

2. DS Score

Pre Test

SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Coping Plan Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief

Perasaan Perilaku Rational Belief

Perasaan Perilaku

20 Ada makai lagi

Dijauhi keluarga

Jumping to conclution

Mesara tidak nyaman karena memilih hal yang tidak baik

Memakai narkoba

Memang nikmat akan tetapi hanya saat dan membuat hidup kita tidak berimbang

Kawan sudah merried/ nikah, saya belum. Kawan sudah punya pekerjaan tetapi saya belum,

Menghindar, supaya tidak timbul rasa sugesti

- Distract

Mengalihkan, agar tidak ingat lebih baik fly

Suntuk Kumpul sama kawan dan makai sama-sama

(18)

3. RI

Score Pre Test

SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Coping Plan Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief

Perasaan Perilaku Rational Belief

Perasaan Perilaku

18 Pekerjaan yang tenaga lebih dengan beristirahat atau makan dan minum yang berprotein tinggi atau vitamin

Merasa tidak berdaya dan tertekan

Lari dari tanggung jawab dengan tidak masuk kerja, atau mencari cara untuk dapakan uang untuk beli narkoba

Menjadi jauh, merasa dan menganggap saya anah atau gila. Menjauhi saya

Jumping

Bekerja secara normal ternyata lebih bisa konsentrasi dan rasional. Masalah tenaga ekstra bisa digantikan dengan pola hidup sehat

Masalah patah hati akan tambah rumit dikarenakan pasanagn kita memakai juga

Rasa ingin bisa kita gantikan dengan kesenagan yang lain yang bisa

menimbulkan endorfin di otak kita. Contoh jalan-jalan, makan dan yang paling membantu dekat dengan tuhan.

Merasa bisa bekerja diri sendiri

Menikmati hidup dengan dekat dengan Tuhan

Meningkatkan kesehatan Lebih baik dan sopan santun & sosialisasi

Menghadapi masalah yang ada

Bersyukur dan tidak orang yang masih terlibat dengan narkoba

- Escape

Memilih untuk menjauh dari lingkungan/aj

Patah hati atau putus cinta dan narkoba atau berhura-hura agar

menghilangkan rasa dendam dan sakit itu

Ingin memakai narkoba sebanyak-banyaknya, dan ingin melampiaskan rasa cinta itu dengan Narkoba. Dengan narkoba saya merasa fly dan senang

Menjadi tidak peduli dan berbuat suka-suka atau selalu murung dan bersedih kalau tidak memakai narkoba

Menjadi jauh, merasa dan menganggap saya anah atau gila. Menjauhi saya

Rasa suka memakai narkoba

Dengan memakai narkoba saya baru bisa merasa hidup dan beraktifitas

Memberontak dan berbuat apa saja agar bisa memakai narkoba. Narkoba yang paling penting dalam hidup

Melakukan hal-hal yang tidak baik dan tidak peduli dengan lain. Memberonta k sehingga dapat perhatian

(19)

4. AR

Score Pre Test

SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Coping Plan Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief

Perasaan Perilaku Rational Belief

Perasaan Perilaku

16 Disekitar rumah

Nyaman dan pergi mencari uang lagi biar bisa membeli barang dan diam –diam biar orang lain tidak tahu

Jumping to conclution

Senang karena bisa akrab an masalah sudah membuat orang tua susah pada hal keadaan fisiknya tidak baik Ibu kanker payudara kalau ayah asam urat masa depan

- Escape

Menjauh, untuk menghindari dari memakai narkoba

- Distract

Mengalihkan pikiran dengan mencari kesibukan

43

Biar fisik kita kuat

Tenang dan fly zat karena itu bisa benci tapi rindu, nyesal

Memakai zat

(20)

5. RA

Score Pre Test

SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Coping Plan Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief

Perasaan Perilaku Rational Belief

Perasaan Perilaku

18 Banyak

Biasa saja, tenang,

Jumping to conclution

Tidak senang

Merasa biasa saja dan nyaman

Flash back kebelakang apa akibat dari

Berhati-hati Belajar melakukan

Saat ingin pakai narkoba saya mengalihkan pikiran dengan mencari pekerjaan

- Avoid

Saya berusaha menghindari teman-teman lama saya yang masih pakai narkoba

44 untuk beli

Ingin beli Memakai narkoba

(21)

Kelompok Kontrol 1. SW

Score Pre Test

SORC Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi

17 Ikut teman, faktor lingkungan

Jangan dekat sama teman tersebut tapi Pengen tahu dan coba lagi

Bingung Ikut teman dan memakai lagi

Merasa enak dan dijauhi

13

2. SA

Score Pre Test

SORC Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi

16 Teman mengajak untuk memakai lagi

“Tidak apa-apa memakai sedikit”

“Biar enjoy pakai saja”

Menyesal, uang habis

(22)

3. RZ

Score Pre Test

SORC Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi

12 Banyak libur, kumpul-kumpul dengan teman yang membawa shabu

Penasaran, dan berfikir tidak masalah jika memakai sedikit

Biasa saja, tenang, santai

Memakai zat Orangtua marah 14

Ditawarkan teman Pergaualan, menunjukkan solidaritas

Nyaman, senang Memakai zat Diciduk, dibawa ke rehabilitasi

Banyak duit ( > Rp. 50.000)

Terfikir untuk beli Ingin beli Memakai narkoba

Kena marah

4. XX

Score Pre Test

SORC Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi

14 Kalau kagi suges Gak mungkin bisa ditahan, kalau lagi perasaan kita gelisah tandanya minta

Gelisah Mau make lagi Menyesal dan orang lain biasa saja

(23)

5. AB

Score Pre Test

SORC Score

Post Test

Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi

13 Kalau kagi suges

Kalau kagi suges

Gak mungkin bisa ditahan, kalau lagi perasaan kita gelisah tandanya minta

Gelisah Mau make lagi Menyesal dan orang lain biasa saja

15

Gak mungkin bisa ditahan, kalau lagi perasaan kita gelisah tandanya minta

(24)

Lampiran 6. Skala BSCQ

RAHASIA

Brief Situational Confidence Questionnaire

(BSCQ)

 

                                         

(25)

Be rikut ini te rse d ia d e la p a n je nis situa si ya ng p a d a umumnya te rja d i

p a d a p e c a nd u. Se ka ra ng b a ya ng ka n d iri a nd a b e ra d a d a la m d e la p a n

situa si te rse b ut. Be rika nla h ta nd a sila ng p a d a ska la ya ng te rse d ia untuk

me ng ind ika sika n se b e ra p a ya kin a nd a sa a t ini untuk ma mp u me na ha n

ke ing ina n untuk tid a k me ng ko nsumsi na rko b a . Ska la ya ng d ib e rika n b e rg e ra k

d a ri 0%, 20%, 40%, 60%, 80% hing g a 100% d e ng a n ke te ra ng a n se b a g a i

b e rikut

0% = sa ng a t tid a k ya kin 20% = tid a k ya kin

40% = a g a k tid a k ya kin 60% = a g a k ya kin 80% = ya kin 100% = sa ng a t ya kin

C o nto h:

Sa ya ya kin a ka n ke ma mp ua n sa ya a p a b ila

1. Pa d a sa a t me la ksa na ka n tug a s ke b e rsiha n d i re ha b ilita si,

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sa ng a t tid a k Ya kin

Tid a k Ya kin

Ag a k Tid a k Ya kin

Ag a k Ya kin

(26)

Be rila h ta nd a sila ng p a d a ting ka t ke ya kina n ya ng p a ling se sua i d e ng a n d iri a nd a . Sa a t ini sa ya ya kin a ka n ke ma mp ua n sa ya untuk me no la k p e ng g una a n na rko b a d a la m situa si....

1. EMO SI YA NG TIDA K MENYENA NG KA N (Misa lnya m e ra sa te rte ka n te nta ng b a nya k ha l; se m ua nya te rke sa n tid a k m e nye na ng ka n). Sa ya m e ra sa …

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sa ng a t tid a k Ya kin

Tid a k Ya kin

Ag a k Tid a k Ya kin

Ag a k Ya kin

Ya kin Sa ng a t Ya kin

2. KETIDA KNYA MA NA N SEC A RA FISIK (m isa lnya ; a p a b ila ke sulita n tid ur, a p a b ila g e lisa h, g ug up , a ta u te g a ng se c a ra fisik). Sa ya m e ra sa

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sa ng a t tid a k Ya kin

Tid a k Ya kin

Ag a k Tid a k Ya kin

Ag a k Ya kin

Ya kin Sa ng a t Ya kin

3. EMO SI YA NG MENYENA NG KA N (Misa lnya a p a b ila se sua tu ya ng

m e nye na ng ka n te rja d i d a n m e ra sa p e rlu untuk m e ra ya ka nnya ; a p a b ila se m ua ke a d a a n te rke sa n b a ik- b a ik sa ja ).

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sa ng a t tid a k Ya kin

Tid a k Ya kin

Ag a k Tid a k Ya kin

Ag a k Ya kin

(27)
(28)

8. WA KTU YA NG MENYENA NG KA N DENG A N O RA NG LA IN (Misa lnya a p a b ila ing in m e ra ya ka n p e sta d e ng a n te m a n d a n te rse d ia na rko b a ).

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sa ng a t tid a k Ya kin

Tid a k Ya kin

Ag a k Tid a k Ya kin

Ag a k Ya kin

Ya kin Sa ng a t Ya kin

(29)

Lampiran 7. Modul Intervensi Coping Skill

MODUL INTERVENSI

COGNITIVE COPING SKILL

TERHADAP PECANDU DALAM MASA REHABILITASI

OLEH :

(Yustian Sinaga/127029017)

Program Magister Profesi Psikologi

Fakultas Psikologi UniversitasSumatera Utara

(30)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

I. Pengantar ... 1

II.Tujuan Intervensi ... 3

III. Aktivitas Intervensi Kelompok. ... 4

IV. Rancangan Jadwal Pelaksanaan Intervensi Kelompok . ... 11

Daftar Pustakan

(31)

Modul Intervensi Coping Skill

I. Pengantar

Pendekatan yang digunakan dalam program intervensi ini adalah Cognitive behavioral therapy (CBT). CBT terdiri dari dua model yaitu cognitive restructuringtherapy

dan cognitive behavioral Coping Skills therapy. Kedua metode ini memiliki perbedaan ditinjau dari fokus terapi, tujuan, dan jenis terapinya, berikut perbedaannya:

No Aspek Model

Cognitive restructring Cognitive behavioral Coping Skills

1 Fokus terapi

Malladaptive Cognitions

Adaptive cognition yang defisit

2 Tujuan terapi

Melakukan substitusi terhadap malladaptive cognition

Menggunakan cognitive behavioral Coping Skill

3 Contoh terapi

Thought stopping, Rational emotive behavior therapy, Cognitive therapy

Self instructional training, Problem solving therapy / training,

Stress inoculation training,

Cognitive behavioral couple therapy

Berdasarkan pada perspektif ini maka intervensi yang digunakan adalah cognitive behavioral Coping Skill yang diberikan meliputi dua sesi. Pertama membantu klien untuk mengidentifikasi situasi pemicu untuk menggunakan narkoba, kemudian mengembangkan

Coping Skill untuk mengatasi hal tersebut. Pada intervensi ini akan digunakan form personal trigger (lampiran 1) untuk membantu peserta untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memicu mereka untuk memiliki keinginan yang kuat untuk menggunakan narkoba hingga kemudian menggunakannya. Peserta akan diinstruksikan menuliskan high risk situation yang memicu craving hingga terjadi relapse.

(32)

setelah diberikan materi Coping Skill ini, setiap peserta diberikan form Coping Plan untuk melihat sejauhmana pemahaman mereka akan materi dan kemampuan mereka untuk menggunakan teknik tersebut. semakin kurang mampu seseorang untuk melakukan Coping Skill terhadap pemicu (trigger) maka akan semakin besar pula kemungkinan ia ingin menggunakan narkoba.

Menurut Lazarus & Folkman (dalam Sarafino, 2006) menambahkan bahwa coping

adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengatur kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut. Menurut Taylor (2009) coping didefenisikan sebagai pikiran dan perilaku yang digunakan untuk mengatur tuntutan internal maupun eksternal dari situasi yang menekan. Teknik Coping yang digunakan oleh peserta berkaitan dengan pemicu eksternal adalah sebagai berikut:

a. Avoid: menjauhkan diri atau mengurangi intensitas untuk berhadapan dengan high risk situation misalnya : tidak menyediakan narkoba ataupun benda-benda yang berkaitan dengan narkoba di dalam rumah, menghindari pesta minuman keras/narkoba/bar, mengurangi kontak dengan teman lama yang sebelumnya sangat sering bersama-sama menggunakan narkoba atau situasi lain seperti banyak uang, adanya waktu libur namun tidak memiliki kegiatan yang jelas, tinggal sendiri di rumah dll)

b. Escape: mencari jalan untuk keluar dari situasi high risk misalnya seorang individu yang memilih untuk keluar dan tidak bergabung pada saat melihat temannya sedang berpesta dan menggunakan shabu dll

c. Endure : Klien menghadapi langsung dan memutuskan untuk tidak memakai/menggunakannya. Misalkan : berbicara langsung kepada teman yang dapat memberikan dukungan untuk tidak menggunakan narkoba, menunggu (craving

sifatnya sementara), membawa perlindungan pada saat berada pada situasi yang beresiko tinggi misalnya bersama teman atau pendamping yang tidak menggunakan narkoba.

(33)

e. Distract : Mengalihkan perhatian kepada hal lain yang dapat semakin mengurangi dorongan untuk kembali menggunakan narkoba.

II. Tujuan Intervensi Kelompok

Tujuan cognitive behavioral Coping Skills therapy dalam intervensi kelompok ini adalah agar setiap peserta dapat meningkatkan kemampuan untuk menggunakan teknik

coping yang efektif dalam menghadapi high risk situation. Pada proses pelaksanaannya setiap peserta pertama sekali dibantu untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengenali faktor-faktor yang dapat menjadi pemicu craving yang selanjutnya semakin meningkatkan

awareness terhadap trigger tersebut. Hingga akhirnya mereka dapat menentukan teknik

coping yang sesuai untuk mengelolanya.

III. Aktifitas Intervensi Kelompok

Intervensi kelompok ini dilaksanakan sebanyak tiga sesi. Sesi pertama yaitu mengenali pemicu (trigger) dan craving, sesi kedua adalah metode coping untuk mengatasi

craving dan sesi selanjutnya adalah Coping Plan

Sesi I : Mengenali high risk situation dan Craving

a. Ice Breaking

Metode kegiatan : Permainan

Tujuan : Membuat suasana lebih ceria dan memecah kekakuaan antar anggota kelompok dan fasilitator

Perlengkapan : -

Langkah-langkah :

• Setiap peserta dinstruksikan untuk berdiri

• Fasilitator memberikan instruksi bahwa jari telunjuk tangan kanan diletakkan

di atas telapak tangan kiri teman yang disebelahnya. Kemudian setia kali fasilitator mengucapkan kata “kijang” maka telapak tangan harus menangkap telunjuk dan telunjuk harus berusaha tidak tertangkap telapak tangan temannya.

(34)

b. Aktifitas 1 : Identifikasi High risk situation

Deskripsi : Dengan mampunya klien melakukan identifikasi high risk situation, maka ia semakin paham jembatan antara faktor lingkungan dan

craving. Pemicu ini dapat berasal dari lingkungan (berada pada lingkungan pengguna narkoba, mencium aroma, melihat teman yang menggunakan narkoba, berada pada waktu/jam yang sebelumnya adalah waktu untuk menggunakan narkoba seperti akhir minggu, libur panang dll, ataupun berhadapan dengan stimulus-stimulus yang berkaitan dengan penggunaan narkoba seperti asap, gelas, pipa, jarum suntik, botol obat-obatan, pil dan lain-lain).

Metode kegiatan : Diskusi kelompok

Tujuan : Membantu klien mengenali high risk situation dan menarik hubungan/link antara pemicu tersebut dengan craving.

Perlengkapan : Spidol, whiteboard, alat tulis, Personal Trigger Worksheet (lampiran 1). Personal Trigger Worksheet ini diberikan kepada peserta dengan cara memberikan instruksi untuk menuliskan faktor lingkungan yang memicu mereka untuk memiliki keinginan kembali memakai narkoba dalam 1 minggu terakhir. Hal ini bertujuan untuk membantu klien semakin memahami faktor-faktor pemicu dan memahami hubungan atau kaitan antara pemicu tersebut dengan craving.

Langkah-langkah :

• Memberikan penjelasan mengenai high risk situation

• Menjelaskan hubungan antara pemicu tersebut dengan craving

• Memberikan Personal Trigger Worksheet kepada setiap peserta

• Memberikan instruksi agar menuliskan high risk situation selama 1 minggu

terakhir dalam Personal Trigger Worksheet.

• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling

memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.

(35)

menggabungkan pengalaman peserta akan trigger dengan materi yang baru saja disampaikan serta fenomenanya dalam kehidupan selama di rehabilitasi. Kemudian fasilitator kembali bertanya kepada peserta mengenai hal-hal yang belum jelas atau perlu mereka pertanyakan.

c. Aktifitas 2 : Pengalaman berkaitan dengan high risk situation dan reaksi yang muncul

Deskripsi : Pada saat berhadapan dengan high risk situation maka dapat muncul

craving yang merupakan pengalaman yang umum terjadi pada pengguna narkoba yang berhenti menggunakannya. Dalam materi ini penting untuk membantu klien dalam memahami bahwa

craving/dorongan yang kuat untuk kembali menggunakan narkoba merupakan halyang dapat diprediksi dan dikontrol yang kemudian dapat dikelola sendiri oleh peserta/klien. Semakin klien mampu untuk mengenali pengalamannya akan craving maka akan semakin mahir pula ia untuk mengidentifikasi pemicu craving tersebut.

Metode kegiatan : Diskusi kelompok

Tujuan :

• Membantu klien memahami bahwa craving adalah hal yang wajar terjadi pada mereka

• Klien mampu mengidentifikasi pemicu craving sehingga dapat mengontrolnya.

• Memahami bahwa craving dapat diprediksi dan memiliki pemicu yang dapat

dipahami

• Membantu klien memahami tanda-tanda munculnya craving seperti sensasi fisik, pikiran, ekspektansi positif akan penggunaan narkoba, emosi dan perilaku

(36)

Tanda-tanda munculnya craving dapat berupa sensasi fisik (berkeringat, detak jantung meningkat, sakit perut), pikiran (misalnya “gak masalah jika mencoba lagi”, ‘sepertinya seru jika kembali memakai narkoba bersama teman-teman”), ekspektasi positif (saya akan merasa lebih baik jika memakai sedikit shabu saja), emosi (cemas, mudah tersinggung, depresi) dan perilaku (pergi bertemu teman lama yang sebelumnya pernah bersama-sama memakai shabu)

Langkah-langkah :

• Memberikan penjelasan mengenai definisi craving

• Menjelaskan pemicu craving

• Memberikan penjelasan mengenai sensasi/reaksi yang terjadi apabila terjadi

craving

• Menjelaskan bahwa sensasi atau reaksi tersebut dapat dikelola

• Memberikan Form Craving kepada setiap peserta

• Memberikan instruksi agar menuliskan sensasi/reaksi yang mereka alami pada

saat craving muncul selama 1 minggu terahir.

• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling

memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.

• Diskusi yang dilakukan meliputi saling berbagi mengenai pengalaman masing-masing peserta mengenai craving.

e. Penutup sesi I

Pada akhir sesi diberikan kembali kesimpulan berkaitan dengan materi yang telah diberikan dan memberikan evaluasi berkaitan dengan tugas tugas yang telah diberikan yaitu

Personal Trigger Worksheet, Craving Form. Fasilitator juga diskusi mengenai tanggapan setiap peserta mengenai sesi yang baru saja selesai.

Sesi II : Coping terhadap High risk situation

a. Ice Breaking

Metode kegiatan : Permainan “tangkap masalah”

(37)

Perlengkapan : Tidak ada

Langkah-langkah :

• Setiap peserta dinstruksikan untuk berdiri dan meletakkan jari telunjuk diatas

telapak tangan kiri teman disebelahnya.

• Fasilitator memberikan instruksi bahwa setiap kali kata “masalah”

diungkapkan maka setiap peserta harus menangkap jari telunjuk teman yang ada di telapak tangan kirinya

• Setiap peserta yang berhasil menangkap jari telunjuk temannya maka ia dapat menepuk undak rekannya sambil mengatakan “kita pasti bisa sahabat”

• Setelah peserta paham akan instruksi, maka fasilitator bercerita dan sesekali

mengungkapkan kata “masalah”

b. Aktifitas 1 : Coping terhadap high risk situation

Deskripsi : Teknik Coping yang digunakan oleh peserta adalah sebagai berikut:

Avoid, escape, distract, endure, self-talk

Metode kegiatan : Diskusi kelompok

Tujuan :

• Membantu klien memahami teknik coping terhadap high risk situation

• Klien mampu mengidentifikasi teknik coping yang paling efektif untuk

menghadapi high risk situation.

Perlengkapan : Laptop, in-focus dan alat tulis. Langkah-langkah :

• Memberikan penjelasan mengenai teknik Coping

• Memberikan instruksi kepada peserta untuk bercerita mengenai teknik coping

yang sudah pernah ia lakukan dan hasil dari teknik coping tersebut

• Mengajak peserta untuk memilih teknik yang sesuai dengan dirinya beserta

alasannya

• Meminta pendapat peserta lainnya dan memberikan dukungan sosial berupa kata-kata penguat satu sama lain.

• Diskusi sesama peserta mengenai teknik coping yang mereka pilih dan alasan

(38)

• Fasilitator kemudian menginstruksikan peserta untuk memberikan kesimpulan dan mengaitkannya dengan kehidupan di rehabilitasi. Fasilitator memberikan tambahan dan beberapa hal lain yang perlu diinformasikan sesuai dengan materi yang telah diberikan.

c. Aktivitas 2 : Coping Plan

Deskripsi : Pada materi ini setiap peserta akan diinstruksikan untuk menyusun teknik coping yang akan ia gunakan untuk selanjutnya dan alasan penggunaan teknik tersebut dalam form Coping Plan.

Metode kegiatan : Aktifitas Individu

Tujuan :

• Membantu klien semakin memahami teknik coping yang paling sesuai dengan dirinya

• Klien mampu mengidentifikasi teknik Coping sesuai dengan situasi atau kondisi

yang mereka alami

• Perlengkapan : Alat tulis dan Coping Plan worksheet. Coping Plan worksheet

ini dikerjakan dengan cara memberikan instruksi kepada peserta untuk menuliskan teknik yang paling sesuai dengan dirinya beserta alasannya

Langkah-langkah :

• Membagikan Coping Plan worksheet kepada setiap peserta.

• Memberikan instruksi kepada peserta untuk memilih kemudian menuliskan

teknik yang paling sesuai dengan dirinya beserta alasannya

• Meminta pendapat peserta lainnya dan memberikan tanggapan satu sama lain.

• Menggunakan Coping Plan worksheet sebagai reminder kepada setiap peserta

apabila ia mengalami craving dengan menempelkannya pada dinding kamar mereka atau menjadikannya catatan kecil yang selalu dapat dibawa-bawa dan diharapkan pada akhirnya dapat semakin terbiasa untuk melakukannya.

d. Penutup sesi II

Pada akhir sesi diberikan kembali kesimpulan berkaitan dengan materi yang telah diberikan dan memberikan evaluasi berkaitan dengan tugas tugas yang telah diberikan yaitu

(39)

diberikan dan melakukan diskusi mengenai tanggapan setiap peserta mengenai sesi yang baru saja selesai.

IV. Jadwal Pelaksanaan Intervensi Kelompok

Tanggal Waktu Materi Aktivitas DURASI

Pra intervensi

Data baseline pada intervensi ini, menggunakan data baseline yang sebelumnya sudah di ambil untuk kelompok yang mendapatkan intervensi Coping Skill dan gabungan restrukturisasi kognitif dan

Coping Skill pada tanggal 11-20 Nopember 2014.

Intervensi

Senin

15-12-14

10.00–10:30 WIB Pembukaan dan

Pretest

a. Pembukaan oleh Pihak PABM

5 Menit

b. Pretest BSCQ “Brief situational confidence questionaire

15 menit

c. Ice Breaking 5 menit

10:30–11:30 WIB sesi 1 identifikasi high risk

situation

a. Briefing mengenai

pengalaman berkaitan dengan

high risk situation

10 menit

b. Mengisi form personal

trigger

20 menit

c. Diskusi mengenai form yang telah diisi (debriefing)

30 menit

d. Tugas : menuliskan high risk situation selama berada di rehabilitasi dalam formhigh risk situation

Jumat

19-12-14

10:00–10:30 WIB Membahas tugas pada aktifitas 1

a. Setiap peserta membacakan tugasnya dalam kelompok

10 menit

b. Peserta lain saling memberikan tanggapan dan masukan

20 menit

10:30–11:30 WIB Sesi 2: Craving a. Briefing mengenai Craving

yang muncul pada saat berhadapan dengan high risk situation

5 menit

b. Setiap peserta menyampaikan pengalaman berkaitan dengan

Craving

(40)

c. Briefing mengenai sensasi fisik yang terjadi pada saat mengalami Craving

5 menit

d. Setiap peserta mengisi

Craving form kemudian menceritakannya dalam kelompok

20 Menit

e. Kesimpulan pertemuan 10 Menit

Selasa

23-12-14

10:00–11:00 WIB sesi 3: Coping Skill

a. Ice breaking 5 Menit

b. Briefing teknik coping

terhadap high risk situation

10 Menit

c. Peserta menceritakan pengalamannya berkaitan dengan teknik coping yang pernah ia lakukan

15 Menit

d. Peserta menuliskan teknik

coping yang ia pilih untuk ia gunakan dan memberikan alasan

5 Menit

e. Menceritakan teknik coping

yang dipilih kepada peserta lainnya dan saling memberikan masukan

25 Menit

13:00-13:35WIB Sesi 4: Coping

Plan

f. Setiap peserta menuliskan

Coping Plan dalam Coping Plan worksheet

5 Menit

g. Peserta saling berbagi cerita mengenai Coping Plan

20 Menit

h. Memberikan kesimpulan mengenai aktifitas pada sesi dua dan setiap pesera memberikan tanggapan mengenai sesi dua

10 Menit

13:35-13:50 WIB Posttest dan terminasi

Posttest 5 Menit

(41)

Daftar Pustaka

APA, 2004. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 4th Edition Text Revision. Donneley & son company: USA

Baizanis. Nikolaos. Cognitive Behavioral Therapy in Chronic Schizophrenia: Enchepalos : Athens

Corey, Gerald, 2009. Konseling dan Psikoterapi (Edisi Terjemahan). PT Refika Aditama: Bandung

Martin & Pear, 2007, Bahavior Modification 8th ed. Pearson Prentice Hall : USA

Nolen, Susan, 2007. Abnormal Psychology 4th Edition. McGraw-Hill companies: New York Othmer & Othmer, 1994. The Clinical Interview Vol 1. American Psychiatric press:

Washington

(42)

PERSONAL TRIGGER 

(43)

C

OPING

P

LAN

W

ORK SHEET

(44)

AM I CRAVING

?

(45)

Lampiran 8. Modul Intervensi Cognitive Restructuring

MODUL INTERVENSI

COGNITIVE RESTRUCTURING

TERHADAP PECANDU DALAM MASA REHABILITASI

OLEH :

(Yustian Sinaga/127029017)

Program Magister Profesi Psikologi

Fakultas Psikologi UniversitasSumatera Utara

(46)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

I. Pengantar ... 1

II.Tujuan Intervensi ... 1

III.Teknik Intervensi ... 2

IV. Aktivitas Intervensi Kelompok. ... 3

IV. Rancangan Jadwal Pelaksanaan Intervensi Kelompok . ... 9

Daftar Pustaka

(47)

Modul Intervensi Restrukturisasi Kognitif

I. Pengantar

Teknik restrukturisasi kognitif adalah suatu metode terapi kognitif untuk membantu

individu mengidentifikasikan pemikiran-pemikiran atau keyakinan yang negatif/irrasional kemudian menggantinya dengan pemikiran-pemikiran yang positif/rasional dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang lebih realistis. Teknik restrukturisasi kognitif dapat mengubah pola-pola kognitif, asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan dan penilaian-pe-nilaian yang irasional merusak dan mengalahkan diri sendiri. Restrukturisasi kognitif memberikan tantangan langsung terhadap keyakinan, asumsi, dan harapan individu. Individu diminta untuk mengevaluasi pemikiran-pemikiran yang muncul, apakah benar-benar masuk akal, membantunya atau menghibur. Namun dengan berpikir yang lebih realistis dan adaptif

individu dapat melihat situasi yang ditakuti atau dicemaskan. Teknik-teknik ini harus didukung dan dilengkapi sehingga dapat terjadi perubahan dalam pemikiran individu bahwa pemikiran negatif individu belum tentu terjadi dan tidak benar. Restrukturisasi kognitif mengajarkan individu untuk berpikir positif/logis tentang pengalaman mereka.

II. Tujuan Intervensi

Tujuan Intervensi yang diberikan terdiri dari beberapa bagian yaitu :

• Peserta memahami pikirannya yang maladaptif/irrational belief

• Peserta dapat mengganti pola pikirnya yang irrasional menjadi rasional

III. Teknik Intervensi

Teknik intervensi yang digunakan dalam rancangan ini adalah Cognitive Therapy

yang diperkenalkan oleh Beck. Intervensi kognitif yang berdasarkan pada terapi ini menekankan pada aspek cognitive restructuring. Cognitive restructuring berperan untuk mengubah kognitif klien secara langsung. Klien selanjutnya akan diinstruksikan untuk mencatat automatic thought mereka yang meliputi situasi yang memunculkan pikiran tersebut, emosi, logika yang salah, dan respon yang irrasional dalam situasi tersebut.

(48)

Tabel 1. Tabel tiga kolom untuk mengidentifikasi irrational belief

Situasi Automatic Thoughts Logical Error

Melalui proses mencatat Automatic thoughts oleh Subjek, selanjutnya dilakukan modifikasi terhadap pikirannya yang maladaptif. Modifikasi ini juga disertai dengan sekumpulan keterampilan yang dapat memampukannya untuk berpikir secara lebih adaptif. Fasilitator selanjutnya akan memberikan instruksi kepada untuk memandang Automatic Thought yang ia miliki sebagai sebuah hipotesa. Hipotesa ini akan diuji oleh Subjek melalui sekumpulan tugas yang sebelumnya telah disepakati antara Subjek dengan Fasilitator. Proses ini disebut dengan Collaborative Empiricism.

IV. Aktivitas Intervensi

Sesi I: Identifikasi High risk Situation

Deskripsi : Dengan mampunya klien melakukan identifikasi high risk situation, maka ia semakin paham jembatan antara faktor lingkungan dan

craving. Pemicu ini dapat berasal dari lingkungan (berada pada lingkungan pengguna narkoba, mencium aroma, melihat teman yang menggunakan narkoba, berada pada waktu/jam yang sebelumnya adalah waktu untuk menggunakan narkoba seperti akhir minggu, libur panang dll, ataupun berhadapan dengan stimulus-stimulus yang berkaitan dengan penggunaan narkoba seperti asap, gelas, pipa, jarum suntik, botol obat-obatan, pil dan lain-lain).

Metode kegiatan : Diskusi kelompok

Tujuan : Membantu klien mengenali high risk situation

(49)

memicu mereka untuk memiliki keinginan kembali memakai narkoba dalam 1 minggu terakhir. Hal ini bertujuan untuk membantu klien semakin memahami faktor-faktor pemicu dan memahami hubungan atau kaitan antara pemicu tersebut dengan craving.

Langkah-langkah :

• Memberikan penjelasan mengenai high risk situation

• Menjelaskan hubungan antara pemicu tersebut dengan craving

• Memberikan Personal Trigger Worksheet kepada setiap peserta

• Memberikan instruksi agar menuliskan high risk situation selama 1 minggu

terakhir dalam Personal Trigger Worksheet.

• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling

memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.

Sesi II: Identifikasi Irrational Belief

Deskripsi : Irrational Beliefs adalah pikiran, ide,

gagasan, persepsi negatif yang digunakan individu memandang, menilai, merespon, menanggapi

suatu peristiwa, kejadian atau situasi yang dialami. Irrational beliefs

bersifat mutlak dan tanpa syarat, mengandung suatu keharusan, tuntutan dan perintah (should, ought, must, demands and command) (Corey, 2009). “Harus” dan“ Seharusnya” merupakan suatu istilah yang digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan atau rekomendasi yang kuat. Irrational beliefs juga merupakan pandangan yang tidak logis, tidak didukung oleh realitas, tidak dapat diuji kebenarannya, tidak mempunyai bukti yang cukup, cenderung merusak diri, menghalangi orang mencapai tujuan.

Metode kegiatan : Diskusi kelompok

Tujuan : Membantu klien mengenali iraational belief

(50)

Langkah-langkah :

• Memberikan penjelasan mengenai irrational belief

• Memberikan form tabel tiga kolom

• Memberikan instruksi agar menuliskan high risk situation selama 1 minggu terakhir kemudian pikiran yang muncul dalam situasi tersebut

• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling

memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.

Sesi III : Memahami hubungan irrational belief dengan perasaan

Metode kegiatan : Diskusi kelompok

Tujuan : Membantu klien mengenali hubungan irrational belief dengan keadaan perasaannya

Perlengkapan : Spidol, whiteboard, alat tulis,Form tabel dua kolom

Langkah-langkah :

• Memberikan penjelasan mengenai irrational belief dan perasaan yang muncul akibat pikiran tersebut

• Memberikan form tabel dua kolom

• Memberikan instruksi agar kembali menuliskan irrational belief kemudian

perasaan yang muncul pada saat adanya pikiran yang irrational tersebut

• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.

Sesi IV : Memahami hubungan irrational belief , perasaan dan relapse

Metode kegiatan : Diskusi kelompok

Tujuan : Membantu klien mengenali hubungan irrational belief, keadaan perasaannya dengan relapse

(51)

Langkah-langkah :

• Memberikan penjelasan mengenai keterkaitan irrational belief, perasaan dan

relapse

• Memberikan form “why relapse?”

• Memberikan instruksi agar kembali menuliskan irrational belief kemudian perasaan yang muncul dan perilaku yang ia lakukan selanjutnya

• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling

memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.

Sesi V : Mencari alternatif pikiran yang irrasional menjadi rasional

Deskripsi : Mendiskusikan hasil dan mengajarkan peserta untuk mencari dan menggantikan pemikiran negatif tersebut dengan pemikiran-pemikiran yang lebih rasional. Pastikan bahwa pemikiran-pemikiran rasional dapat dan telah diyakini oleh peserta. untuk mencari alternatif-alternatif pemikiran yang lebih positif dan rasional. Kemudian melakukan evaluasi dan menunjukkan kepada peserta betapa jauh lebih baik dirasakan jika berpikiran lebih positif dan realistis.

Metode kegiatan : Diskusi kelompok

Tujuan : Membantu klien mengganti pikiran yang irrasional menjadi

irrasional

Perlengkapan : Spidol, whiteboard, alat tulis, rational thought form

Langkah-langkah :

• Diskusi kepada para peserta bahwa mereka memiliki pikiran yang irrasional

yang selanjutnya dapat membuat mereka tidak yakin akan kemampuannya hingga akhirnya mengalami relapse

• Mengajak peserta untuk memikirkan alternatif pikirn yang rasional pada saat

berhadapan dengan high risk situation

(52)

• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.

Sesi VI: Collaborative empirism

Deskripsi : Dalam menemukan cara berpikir logis Individu dapat diajak untuk membuktikan kebenaran pikirannya atau disebut juga dengan

collaborative empiricm. Berpikir logis tidak terlepas dari dasar realitas. Berpikir rasional adalah berbicara dengan dirinya sendiri dalam batin, yaitu mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti sesuatu jalan pikiran, dan mencari bagaimana berbabagai hal itu dengan tepat, teliti, dan teratur sehingga diperoleh kebenaran secara rasional

Metode kegiatan : Diskusi kelompok dan tugas individual

Tujuan : Membantu klien untuk membuktikan bahwa pikiran yang rasional dapat mengurangi intensitas craving yang dapat mencegah relapse.

Perlengkapan : Spidol, whiteboard, alat tulis, self monitoring form

Langkah-langkah :

• Diskusi kepada para peserta bahwa mereka dapat membuktikan pikiran yang

rasional yang telah mereka pilih sebelumnya selama di rehabilitasi

• Memberikan form self monitoring

• Memberikan tugas selama dua hari kepada peserta untuk mengisi self monitoring form yang terdiri dari situasi, pikiran rasional dan kolom konsekuensi yang terdiri dari perasaan dan perilaku

Sesi VII: Evaluasi + Posttest

Metode kegiatan : Diskusi kelompok

Tujuan : Dalam evaluasi ini diharapkan para peserta telah memahami manfaat dari pikiran rasional dan semakin mampu menerapkannya

(53)

Langkah-langkah :

• Peserta menceritakan pengalamannya masing-masing berkaitan dengan self

monitoring form

• Peserta lainnya saling memberikan tanggapan dan masukan.

• Memberikan kesimpulan

(54)

V. Jadwal Intervensi

Hari Pukul Materi Aktivitas Durasi

Pra-Intervensi/Baseline

a. Menjelaskan mengenai SORC

15 Menit

b. Mengisi tabel SORC 60 Menit c. Penutup dan tanya

jawab

a. Menjelaskan mengenai SORC

15 Menit

b. Mengisi tabel SORC 60 Menit c. Penutup dan tanya

jawab

a. Menjelaskan mengenai SORC

15 Menit

b. Mengisi tabel SORC 60 Menit c. Penutup dan tanya

jawab

a. Menjelaskan mengenai BSCQ

5 Menit

b.Mengerjakan BSCQ 15 Menit

c. Tanya jawab 15 Menit

Intervensi

Selasa

25-11-2014

10:00 – 11:20 WIB Identifikasi high risk situation

a. Pembukaan 5 Menit

b. Ice breaking 5 Menit

c. Briefing mengenai pengalaman berkaitan dengan high risk situation

10 menit

d. Mengisi form personal

trigger

10 menit

e. Diskusi mengenai form

yang telah diisi (debriefing)

30 menit

Sabtu

29-11-2014

08:00 – 09:30 WIB Identifikasi

Irrasional belief

a. Pembahasan tugas dan briefing mengenai

irrasional belief

30 Menit

b. Mengerjakan form tiga kolom

20 Menit

c. Diskusi kelompok 40 Menit

Selasa

02-12-2014

08:00 – 09:40 WIB Memahami hubungan

irrasional belief

a. Briefing hubungan

irrasional belief dengan

feeling/perasaan

(55)

dengan perasaan

b. Berbagi pengalaman mengenai perasaan yang muncul pada saat

memiliki pikiran irasional

15 menit

c. Mengerjakan form dua kolom

5 menit

d. Diskusi dan saling memberikan masukan

20 Menit

Memahami hubungan

irrasional belief

, perasaan dan

relapse

e. Memberikan penjelasan mengenai keterkaitan

irrasional belief, perasaan dan relapse

5 Menit

f. Mengerjakan formwhy relapse?”

20 Menit

g. Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling memberikan tanggapan

30 Menit

Sabtu

6-11-14

09:00 – 10:30 WIB Mencari alternatif pikiran yang irasional menjadi rasional

a. Diskusi dampak pikiran yang irasional terhadap

relapse

30 Menit

b. Mencari alternatif pikiran yang rasional pada saat berhadapan dengan

high risk situation

15 menit

c. Mengerjakan rasional

thought form

10 Menit

d. Diskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.

35 Menit

Rabu

10-12-14

08:00 – 09:00 WIB Collaborative empirism

a. Diskusi mengenai pembuktian bahwa pikiran yang rasional yang telah mereka pilih sebelumnya selama di rehabilitasi

45 Menit

b. Memberikan formself monitoring

(56)

Memberikan tugas selama dua hari kepada peserta untuk mengisinya

Jumat

12-12-14

08:00 – 09:00 WIB Evaluasi dan

Posttest

a.Peserta menceritakan pengalamannya masing-masing berkaitan dengan

self monitoring form

40 Menit

b. Diskusi Kelompok 35 Menit

(57)

Daftar Pustaka

APA, 2004. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 4th Edition Text Revision. Donneley & son company: USA

Baizanis. Nikolaos. Cognitive Behavioral Therapy in Chronic Schizophrenia: Enchepalos : Athens

Corey, Gerald, 2009. Konseling dan Psikoterapi (Edisi Terjemahan). PT Refika Aditama: Bandung

Martin & Pear, 2007, Bahavior Modification 8th ed. Pearson Prentice Hall : USA

Nolen, Susan, 2007. Abnormal Psychology 4th Edition. McGraw-Hill companies: New York

(58)

(59)

FORM TIGA KOLOM

Situasi Pikiran yang

segera muncul

(60)

FORM DUA KOLOM

(61)

Why Relapse

Irrational Belief 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

Perilaku 

Feeling 

 

 

 

 

(62)

R

ATIONAL

 

T

HOUGHT

 

F

ORM

 

 

(63)

Self Monitoring Form

(64)

Lampiran 9. Tabulasi Pre-Test dan Post-Test skala BSCQ

No Kelompok Nama

Skor Pretest Skor Postest Total

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 Pretest Posttest

1 Resturkturisasi Kognitif HI 2 2 2 2 2 3 1 1 4 4 5 4 3 4 4 3 1 5 3 1

2 Resturkturisasi Kognitif JH 1 3 2 2 3 1 1 1 4 4 5 4 4 5 4 3 1 4 3 3

3 Resturkturisasi Kognitif DN 3 2 4 2 3 2 2 2 3 4 4 4 5 3 4 4 2 0 3 1

4 Resturkturisasi Kognitif YA 3 2 1 4 3 4 2 2 4 5 5 5 4 4 4 5 2 1 3 6

5 Resturkturisasi Kognitif BF 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 5 3 4 4 5 4 1 6 3 4

6 Coping Skill AW 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 4 4 4 5 5 1 6 3 6

7 Coping Skill E F 1 2 3 5 3 3 2 2 4 4 4 5 4 4 5 4 2 1 3 4

8 Coping Skill P L 1 2 1 1 2 2 3 3 4 5 4 4 4 4 3 4 1 5 3 2

9 Coping Skill M S 2 2 2 2 3 4 1 1 3 4 4 4 4 3 4 5 1 7 3 1

10 Coping Skill H A 2 1 1 1 1 1 1 3 4 5 4 5 4 4 5 4 1 1 3 5

11

Resturkturisasi Kognitif +

Coping Skill L S 1 2 2 3 3 3 2 1 6 6 6 5 6 6 4 6 1 7 4 5

12

Resturkturisasi Kognitif +

Coping Skill D S 1 4 3 2 3 2 2 3 6 5 6 5 6 6 5 6 2 0 4 5

13

Resturkturisasi Kognitif +

Coping Skill RI 2 3 4 1 1 2 2 3 5 6 5 5 4 6 5 5 1 8 4 1

14

Resturkturisasi Kognitif +

Coping Skill A R 3 3 2 2 1 2 2 1 5 6 5 6 5 6 5 5 1 6 4 3

15

Resturkturisasi Kognitif +

Coping Skill R A 2 2 2 2 2 5 1 2 6 6 5 6 6 5 5 5 1 8 4 4

16 Control SW 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 7 1 3

17 Control S A 2 1 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 6 1 4

18 Control R Z 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 3 1 2 1 4

19 Control X X 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 4 1 5

(65)

Lampiran 10. Verbatim Data Awal

Verbatim Pertemuan Pertama Dengan Konselor Berinisial I (9 Oktober 2014)

Iter/Itee Verbatim

Drag Selamat sore bang

I Sore juga

(I.001, 9 Oktober 2014)

Drag Bang maaf ne mengganggu waktunya, lagi sibuk kah?

I Oh enggak, ne lagi duduk saja. Ntar lagi baru ada kegiatan bersama residen

(I.002, 9 Oktober 2014)

Drag Oke bang, ini bang mau nanya. Apakah klien yang ada di rehab ini memiliki data berkaitan dengan riwayat apakah ia sudah pernah rehab atau tidak?

I Kalau melihat klien kami disini, ada juga yang bolak balik kemari. Disini sering juga menerima klien yang udah pernah keluar masuk tempat rehabilitasi lain. Ada klien yang kalau direhab ini baru pertama kali tapi si klien sebelumnya udah pernah masuk rehabilitasi di tempat lain gitu bang

(I.003, 9 Oktober 2014)

Drag Oh berarti klien disini ada yang pernah mendapatkan rehabilitasi di tempat lain ya bang?

I Iya bang

(I.004, 9 Oktober 2014)

Drag Ohh.... bagaimana dengan klien yang dirawat disini bang?

I Kalau klien kami sendiri yang udah keluar dari pemulihan ada juga yang kembali ke mari. Sering juga ada kembali kemari karena alasan udah “goyang” dan tergoda untuk make narkoba lagi jadi daripada tambah parah kleinnya minta di rehab lagi

(I.005, 9 Oktober 2014)

Drag Hmmm bagus juga ya bang kalau pecandunya memiliki kesadaran

begitu... apakah semuanya memiliki kesadaran begitu bang?

I Kadang ada juga yang lari dari rehab karena tidak tahan tidak memakai barang dan pas udah keluar dia udah make narkoba lagi, dan dengan bantuan keluarga dan pihak aparat bisa tertangkap lagi”

(I.006, 9 Oktober 2014)

Drag Hmmm sampai melibatkan aparat ya bang.... wah bagus juga begitu... okelah bang itu saja yang mau saya tanya terimakasih ya bang.. kalau ada lagi beberpa hal yang mau saya tanya mohon kesediaannya.

I Oke bang

(I.007, 9 Oktober 2014)

Drag Oke makasih....

(66)

Verbatim Pertemuan Kedua Terhadap Konselor Berinisial I (16 September 2014)

Iter/Itee Verbatim

Drag Selamat siang bang

I Ya bang siang juga

(I.009, 16 September 2014)

Drag Bang maaf ne ganggu lagi, lagi sibuk? I Oh enggak, ne lagi waktu istrahat kok.

(I.010, 16 September 2014)

Drag Oke bang, ini bang mau nanya lagi. Disini apa saja pembekalan yang mereka dapat bang selama di rehabilitasi?

I Oh disini mereka dapat materi tentang narkoba dan bahayanya, dapat juga materi Coping Skill dan daily activitylah misalnya kebersihan, terus kegiatan rohani kristen dan muslim

(I.011, 16 September 2014)

Drag Kalau menurut abang sebagai konselor disini.... materi apa yang kepenting untuk mereka peroleh?

I Mereka ini penting sekali mendapat pembekalan tentang cara mengontrol pikirannya biar percaya diri, biar nanti dia kuat kalau kembali ke luar, jadi memang harus di bekali dengan kemampuan untuk mampu mengatakan “tidak” untuk menggunakan NARKOBA”

(I.012, 16 September 2014)

Drag Mengapa demikian bang?

I Sebahagian besar pecandu ini memang selalu mudah goyang dan gak percaya diri dengan kemampuannya, ada takut takut kalau nanti berhadapan dengan masalah. Kalau selalu tidak percaya diri akan kemampuannya bagaiamana dia bisa kuat menghadapi tantangan di luar sana. Ujung-ujunngnya ya relapse lagi”

(I.013, 16 September 2014)

Drag Di rehab ini apakah metode itu ada diterapkan?

I Kalau menurut aku kurang.... karena untuk materi itukan harus yang ahli seperti abang yang bisa....

(I.014, 16 September 2014)

Drag Gak jugalah bang.... oh begitu ya bang... okelah bang makasih infonya ntar aku tanya-tanya lagi. Makasih ya bang...

I Ya bang sama-sama.

Gambar

Tabel 1. Tabel tiga kolom untuk mengidentifikasi irrational belief

Referensi

Dokumen terkait

1) Memilih topik bacaan yang menarik perhatian siswa seperti membaca biografi, komik, atau bacaan yang dapat mengembangkan nilai-nilai karakter siswa. 2) Memberi tugas

Berdasarkan proses yang dikembangkan dalam penelitian ini maka masalah penelitian yang diajukan dan telah mendapat justifikasi melalui pengujian dengan Structural Equation Model

Write a procedure CountCycles(f) that will take as input a list of length n that is the second line of the 2-line form of a permutation and will output the number of cycles that

Seandainya pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya siap dan bersedia dituntut sesuai ketentuan yang berlaku. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat sesuai

Dengan ini menyatakan bahwa saya sebagai Calon Penerima Beasiswa tidak sedang menerima beasiswa lain dari pemerintah Kabupaten Bengkalis. Seandainya pernyataan yang saya

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi

Sang Putu Adhi Sudewa L UNUD dr.. Imran Porkas Lubis L

Jika zaman dahulu orang masih dapat menggunakan sumber air yang berasal dari kali atau sungai tanpa mensterilkan terlebih dahulu untuk kebutuhan sehari-hari, maka pada jaman