Lampiran 1. Data Mentah Uji Coba BSCQ
No. Nama Item Total
1 2 3 4 5 6 7 8
1 H1 4 3 2 3 4 4 3 4 27
2 J2 1 2 3 2 1 3 1 3 16
3 B3 5 6 6 6 5 6 6 6 46
4 W4 2 3 2 2 3 3 2 2 19
5 A5 2 2 3 1 2 3 2 4 19
6 W6 3 4 4 5 4 3 3 5 31
7 Z7 6 5 4 6 6 5 6 5 43
8 P8 2 3 6 1 6 6 6 6 36
9 F9 5 4 4 3 3 3 3 2 27
10 A10 4 1 3 2 1 2 1 1 15
11 M11 6 3 4 1 2 3 4 4 27
12 M12 5 6 6 5 6 6 6 5 45
13 M13 6 6 6 5 6 6 6 6 47
14 L14 5 4 2 4 5 4 2 1 27
15 E15 6 6 6 6 6 6 6 6 48
16 A16 5 6 5 1 2 6 1 1 27
17 B17 4 5 5 4 4 4 4 4 34
18 H18 5 5 5 6 6 6 6 6 45
19 F19 2 3 5 4 5 5 5 6 35
20 A20 4 6 5 6 6 6 6 4 43
21 D21 2 1 1 6 6 2 1 1 20
22 A22 4 5 2 5 5 5 5 2 33
23 A23 2 3 4 5 5 5 6 5 35
24 A24 4 5 5 5 4 5 5 5 38
25 B25 2 5 5 1 6 6 5 6 36
26 H26 2 3 3 2 5 2 5 2 24
27 A27 3 5 5 4 3 4 2 2 28
28 Z28 2 4 5 5 3 2 5 5 31
29 M29 6 6 6 5 6 6 5 6 46
30 I30 6 6 6 6 6 6 6 6 48
31 A31 5 6 6 3 3 5 2 2 32
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Konstruk Alat Ukur BSCQ KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,780 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 168,441
Df 28
Sig. ,000
Anti-image Matrices VAR00 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Total Variance Explained Component
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared Loadings
Rotation Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis. Communalities
Initial Extraction VAR00001 1,000 ,717 VAR00002 1,000 ,879 VAR00003 1,000 ,680 VAR00004 1,000 ,433 VAR00005 1,000 ,740 VAR00006 1,000 ,770 VAR00007 1,000 ,865 VAR00008 1,000 ,726 Extraction Method: Principal
Component Matrixa Component
1 2
VAR00001 ,573 ,623 VAR00002 ,829 ,439 VAR00003 ,793 ,227 VAR00004 ,633 -,180 VAR00005 ,754 -,415 VAR00006 ,862 ,166 VAR00007 ,854 -,367 VAR00008 ,751 -,403
Rotated Component Matrixa Component
1 2
VAR00001 ,029 ,846 VAR00002 ,342 ,873 VAR00003 ,453 ,689 VAR00004 ,598 ,276 VAR00005 ,842 ,177 VAR00006 ,546 ,688 VAR00007 ,887 ,278 VAR00008 ,832 ,184 Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Lampiran 3. Uji Reliabilitas dan Uji Daya Beda Item
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 32 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 32 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
,892 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 3,8438 1,58845 32
VAR00002 4,1875 1,59510 32
VAR00003 4,2188 1,58082 32
VAR00004 3,8125 1,82169 32
VAR00005 4,3125 1,63505 32
VAR00006 4,3438 1,57827 32
VAR00007 4,0000 1,88372 32
VAR00008 3,9375 1,83052 32
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 28,8125 88,093 ,472 ,896
VAR00002 28,4688 80,580 ,753 ,871
VAR00003 28,4375 82,190 ,698 ,876
VAR00004 28,8438 83,168 ,548 ,891
VAR00005 28,3438 81,910 ,679 ,878
VAR00006 28,3125 80,028 ,785 ,868
VAR00007 28,6563 75,201 ,794 ,866
Lampiran 4. Hasil Uji Statistik
Descriptives
Gain Score
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper
Bound
restrukturisasi 5 15,8000 3,11448 1,39284 11,9329 19,6671 11,00 19,00
coping skil 5 17,6000 4,50555 2,01494 12,0056 23,1944 13,00 24,00
restrukturisasi
+ coping
5 25,8000 1,92354 ,86023 23,4116 28,1884 23,00 28,00
kontrol 5 2,2000 1,09545 ,48990 ,8398 3,5602 1,00 4,00
Total 20 15,3500 9,10913 2,03686 11,0868 19,6132 1,00 28,00
Test of Homogeneity of Variances
Gain Score
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,908 3 16 ,067
ANOVA
Gain Score
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1436,950 3 478,983 54,898 ,000
Within Groups 139,600 16 8,725
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Gain Score
(I) GROUP (J) GROUP
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
LSD restrukturisasi coping skil -1,80000 1,86815 ,350 -5,7603 2,1603
restrukturisasi +
coping
-10,00000* 1,86815 ,000 -13,9603 -6,0397
Kontrol 13,60000* 1,86815 ,000 9,6397 17,5603
coping skil Restrukturisasi 1,80000 1,86815 ,350 -2,1603 5,7603
restrukturisasi +
coping
-8,20000* 1,86815 ,000 -12,1603 -4,2397
Kontrol 15,40000* 1,86815 ,000 11,4397 19,3603
restrukturisasi +
coping
Restrukturisasi 10,00000* 1,86815 ,000 6,0397 13,9603
coping skil 8,20000* 1,86815 ,000 4,2397 12,1603
Kontrol 23,60000* 1,86815 ,000 19,6397 27,5603
kontrol Restrukturisasi -13,60000* 1,86815 ,000 -17,5603 -9,6397
coping skil -15,40000* 1,86815 ,000 -19,3603 -11,4397
restrukturisasi +
coping
-23,60000* 1,86815 ,000 -27,5603 -19,6397
Bonferroni restrukturisasi coping skil -1,80000 1,86815 1,000 -7,4200 3,8200
restrukturisasi +
coping
-10,00000* 1,86815 ,000 -15,6200 -4,3800
Kontrol 13,60000* 1,86815 ,000 7,9800 19,2200
coping skil Restrukturisasi 1,80000 1,86815 1,000 -3,8200 7,4200
restrukturisasi +
coping
-8,20000* 1,86815 ,003 -13,8200 -2,5800
Kontrol 15,40000* 1,86815 ,000 9,7800 21,0200
restrukturisasi +
coping
Restrukturisasi 10,00000* 1,86815 ,000 4,3800 15,6200
coping skil 8,20000* 1,86815 ,003 2,5800 13,8200
Kontrol 23,60000* 1,86815 ,000 17,9800 29,2200
kontrol Restrukturisasi -13,60000* 1,86815 ,000 -19,2200 -7,9800
coping skil -15,40000* 1,86815 ,000 -21,0200 -9,7800
restrukturisasi +
coping
-23,60000* 1,86815 ,000 -29,2200 -17,9800
Lampiran 5. Resume Hasil SORC dan skala BSCQ
Kelompok Eksperimen 1 (Tehnik Restrukturisasi) 1. HI
Score Pre Test
SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief
Perasaan Perilaku Rational Belief
Perasaan Perilaku
15 Karena ada jadi bantuan untuk mendapatkan tenaga lebih dengan beristirahat atau makan dan minum yang berprotein tinggi, atau vitamin
Semangat Memakai narkoba
Menimbukan masalah dan
tidak
menyelesaikan masalah
Senang, sudah tahu
apa diri kepada
Tuhan, supaya saya tidak pedulu dengan adanya peraturan dan saya tidak patuhi dan memakai orang lain menganggap gila
2. JH
Score Pre Test
SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief
Perasaan Perilaku Rational Belief
Perasaan Perilaku
14 Merokok Buat melamun “enak ne merokok”, terus teringat masalah
Bingung Bisa jadi memakai narkoba lagi
Orangtua jadi sakit, dimarahi dan supaya tidak berlalu berpikir ke masalah
Memakai narkoba
Mencari alternative kegiatan untuk menenangkan diri
Merasa lebih tenang dan masalah bisa selesai tanpa narkoba
Menutupi waktu dengan hal-hal yang lebih positif
33 ingat, jadi pakai ajalah biar tenang
3. DN
Score Pre Test
SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief
Perasaan Perilaku Rational Belief
Perasaan Perilaku
20 Hilang yang membuat kita tidak ada waktu untk melamun, tapi kalau gak ada kerjaan juga ya jadi make lagilah biar gak suntuk
Gak enak
Kena marah sama istri
Jumping to conclution
Dapat ketenangan
Memakai narkoba
Shabu tidak menyelesaikan masalah, hanya buat cek cok sama istri. Kalau kerjaan tidak ada harus dicari, karna kalau pake narkoba kerjaan gak datang sendiri
Menyesal dan semakin semangat untuk bisa pulih
Mengikuti aturan yang ada di rehabilitasi, memperbaiki pola kehidupan seperti jam makan, tidur yang teratur, dan ibadah sholat lima waktu kenapa ada cek cok, tetapi kadang tetap disalahkan istri, jadi mau menyelesaikan gak tau jadi makai shabu aja
Gak nyaman, serba salah
Pergi dari rumah dan dengan istri
Rindu sama keluarga
Berpikir untuk melakukan handle feeling
Sedih shabu lagi
4. YA
Score Pre Test
SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief
Perasaan Perilaku Rational Belief
Perasaan Perilaku
21 Ada peredaran narkoba
Berpikir untuk menjumpai teman untuk ajak memakai karena dan reaksi orang sekitar biasa saja
Jumping
Pake narkoba tindakan kriminal bukan masalah gaul atau tidak Menambah masalah (putus kuliah)
Tidak nyaman, bersalah sama orangtua yang sudah
biayain
Mau ikut rehabilitasi biar mampu menghadapi
Jumpa dengan teman yang memakai karena kalau gak make nanti dibilang gak gaul jadi mikirnya gitu
Senang Makek bareng-kongko dan mendapatkan
SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief
Perasaan Perilaku Rational Belief
Perasaan Perilaku
16 Tidak ada kecocokan antara ayah dan ibu
Pakai narkoba agar masalah selesai
Diasingkan Jumping to
Narkoba buat keluarga saya makin hancur dan hanya pelarian saja, pelarian buat masalah bertambah, jadi masalah harus dihadapi, tanpa narkoba hidup lebih baik tekan biar gak pake narkoba
Besok saya akan rawat jalan dan akan datang konsultasi setidaknya tiga kali seminggu, dan minta support biar kuat menahan diri untuk tidak memakai narkoba.
34
Disalahkan orang lain
Marah, stel gila
Sedih Memakai zat lagi
Kelompok Eksperimen 2 (Kelompok Coping Skill)
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi
16 Memakai sabu-sabu untuk mencari pekerjaan
Dengan memakai narkoba, saya menjadi tidak kaku dan dapat berbicara saat menghadapi klien
Perasaan saya mencari untuk hari seterusnya
Memakai zat tersebut
Keluarga khawatir dan tidak senang. Kalau orang lain membenci saya
- Self Talk
Menekankanpada diri sendiri bahwa narkoba harus dihindari karena akan menambah masalah
- Escape
Menjauhi lingkungan tidak baik ke lingkungan yang lebih baik agar tidak tergoda untuk memakai narkoba
- Avoid
Menghindari teman-teman yang masih memakai narkoba agar tidak tergoda untuk memakai lagi
36
Susahnya mengendalikan situasi berada disini karena banyak petunjuk dan instruksi dan peraturan
Selama berada disini saya tidak mengikuti peratuaran yang ada karena saya tidak terima, Sampai saat ini saya selalu berbuat bodoh di dalam kamar
Saya beradaa disini hanya diam-diam saja, namun bukan berarti saya bodoh
Sampai saat ini belum sampai mencoba untuk berbuat yang terbaik
Sikap manusia pasti akan berubaah
Masalah medis dan
komplikasi
Masalah saya sebagai pemakai narkoba, dan zat-zat narkoba yang ada di dalam tubuh
Saya masih teringat dan merindukan memakai narkoba
Perancangan sayapun untuk memikirkan masa depan anak saya dan keluarga hidup tentram
2. EF
Score Pre Test
SORC Coping Plan Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi
21 Ditawarkan teman
Tidak jamin bisa kuat karena kepikiran enaknya
Tidak nyaman
Bisa jadi memakai lagi
Dipecat dari keluarga
- Escape
Menjauhi lingkungan yang pakai narkoba agar tidak kembali memakai lagi
- Distract
Mengalihkan keinginan pakai narkoba agar tidak mengingat-ingat lagi
- Avoid
Menghindari orang-orang yang menggoda memakai narkoba agar tidak kembali memakai lagi
- Self Talk
Mengatakan pada diri sendiri supaya harus benar-benar jauh dari narkoba
34
Lembur Biar kuat jadi pakai
Bingung mau bagaimana
Bisa jadi memakai lagi
3. PL
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi
15 Tidak mau teman
mengikuti peraturan yang ada
Saya tetap konsekuensi dengan peraturan itu dan berfikir untuk menegur teman
Tidak nyaman kadang kalo tidak nyaman terpikir juga untuk memakai shabu
Mengajak teman untuk melakukan sama-sama aai sebagai contoh untuk mereka
Ada yang kurang senang
- Escape
Menghindar dari lingkungan pecandu
- Distract
Mengalihkan ke kegiatan yang lebih positif agar melupakan narkoba
- Avoid
Menghindari narkoba dengan pindah ke lingkungan yang lebih baik
32
Selalu banyak nasehat yang prasarananya fakta yang mereka kurang
Tidak terima dalam hati dan teringat lagi suasana waktu memakai shabu kadang stel gila aja, pake shabu buat semuanya lebih gampang
Saya akan selalu untuk menghindar keluar dari situasi itu
Merasa tidak puas dan masih tidka nyaman
Banyak teman yang menggoda
Tidak enak kalau menolaknya
Saya merasa tidak masalah karena saya orangnya berteman, kalau orang berteman itu ya gak apa apa ikut mereka memakai lagi
Saya akan menghargainya
4. MS
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi
17 Main dipasar, ada relasi yang pakai narkoba
Namanya cari relasi, gak enak nolak, cara apapun ditempuh
Senang jadi relasi
Memakai shabu
Orangtua sudah tahu, dan membawa ke rehabilitasi
Orangtua menilai saya tidak baik
- Escape
Menghindari narkoba dengan mencari kegiatan-kegiatan yang lebih positf
- Avoid
Tidak bergaul dengan teman-teman yang masih menggunakan narkoba
31
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi
11 Didekat rumah banyak bandar
Mendekatinya karena penasaran
Enak, tidak jauh lagi membelinya
Memakainya Orang mengatakan saya nakal
- Avoid
Menjauhi teman-teman yang mengajak memakai narkoba
- Escape
Menghindar dengan lebih dekat dengan Tuhan dan mencari pekerjaan lain
- Endure
Lebih baik tidak bergaul dari pada memakai narkoba lagi
35
Selama direhab memikirkan orangtua, adik, dan kakak
Rindu dengan keluarga, selama diluar rehab tidak pernah merasa rindu
Sedih Menghayal Merasa kasihan kepada saya
Melihat teman memakai narkoba, jadi
suggest dan merasakan lagi
Kelompok Eksperimen 3 (Tehnik Restrukturisasi + Coping Skill) 1. LS
Score Pre Test
SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Coping Plan Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief
Perasaan Perilaku Rational Belief
Perasaan Perilaku
17 Ditawar
Menyesal Memakai lagi
Merasa hebat, tidak peduli sama keluarga Keluarga menyuruh agar di rehabilitasi
Jumping to conclution
Menyesal Memakai narkoba
Saya mencari cara untuk menghindari narkoba dengan cara mencari kesibukan, bekerja, atau bermain game (refreshing)
- Avoid
Saya menjauhkan diri dari narkoba dengan pindah ke lingkungan yang baru
- Escape
Saya menghindari narkoba dengan cara menjauh dari komunitas yang dulu ataupun menjauhi teman yang memakai narkoba
45
Menyesal Memakai lagi
Merasa hebat, tidak peduli sama keluarga
Menyesal Memakai lagi
2. DS Score
Pre Test
SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Coping Plan Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief
Perasaan Perilaku Rational Belief
Perasaan Perilaku
20 Ada makai lagi
Dijauhi keluarga
Jumping to conclution
Mesara tidak nyaman karena memilih hal yang tidak baik
Memakai narkoba
Memang nikmat akan tetapi hanya saat dan membuat hidup kita tidak berimbang
Kawan sudah merried/ nikah, saya belum. Kawan sudah punya pekerjaan tetapi saya belum,
Menghindar, supaya tidak timbul rasa sugesti
- Distract
Mengalihkan, agar tidak ingat lebih baik fly
Suntuk Kumpul sama kawan dan makai sama-sama
3. RI
Score Pre Test
SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Coping Plan Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief
Perasaan Perilaku Rational Belief
Perasaan Perilaku
18 Pekerjaan yang tenaga lebih dengan beristirahat atau makan dan minum yang berprotein tinggi atau vitamin
Merasa tidak berdaya dan tertekan
Lari dari tanggung jawab dengan tidak masuk kerja, atau mencari cara untuk dapakan uang untuk beli narkoba
Menjadi jauh, merasa dan menganggap saya anah atau gila. Menjauhi saya
Jumping
Bekerja secara normal ternyata lebih bisa konsentrasi dan rasional. Masalah tenaga ekstra bisa digantikan dengan pola hidup sehat
Masalah patah hati akan tambah rumit dikarenakan pasanagn kita memakai juga
Rasa ingin bisa kita gantikan dengan kesenagan yang lain yang bisa
menimbulkan endorfin di otak kita. Contoh jalan-jalan, makan dan yang paling membantu dekat dengan tuhan.
Merasa bisa bekerja diri sendiri
Menikmati hidup dengan dekat dengan Tuhan
Meningkatkan kesehatan Lebih baik dan sopan santun & sosialisasi
Menghadapi masalah yang ada
Bersyukur dan tidak orang yang masih terlibat dengan narkoba
- Escape
Memilih untuk menjauh dari lingkungan/aj
Patah hati atau putus cinta dan narkoba atau berhura-hura agar
menghilangkan rasa dendam dan sakit itu
Ingin memakai narkoba sebanyak-banyaknya, dan ingin melampiaskan rasa cinta itu dengan Narkoba. Dengan narkoba saya merasa fly dan senang
Menjadi tidak peduli dan berbuat suka-suka atau selalu murung dan bersedih kalau tidak memakai narkoba
Menjadi jauh, merasa dan menganggap saya anah atau gila. Menjauhi saya
Rasa suka memakai narkoba
Dengan memakai narkoba saya baru bisa merasa hidup dan beraktifitas
Memberontak dan berbuat apa saja agar bisa memakai narkoba. Narkoba yang paling penting dalam hidup
Melakukan hal-hal yang tidak baik dan tidak peduli dengan lain. Memberonta k sehingga dapat perhatian
4. AR
Score Pre Test
SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Coping Plan Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief
Perasaan Perilaku Rational Belief
Perasaan Perilaku
16 Disekitar rumah
Nyaman dan pergi mencari uang lagi biar bisa membeli barang dan diam –diam biar orang lain tidak tahu
Jumping to conclution
Senang karena bisa akrab an masalah sudah membuat orang tua susah pada hal keadaan fisiknya tidak baik Ibu kanker payudara kalau ayah asam urat masa depan
- Escape
Menjauh, untuk menghindari dari memakai narkoba
- Distract
Mengalihkan pikiran dengan mencari kesibukan
43
Biar fisik kita kuat
Tenang dan fly zat karena itu bisa benci tapi rindu, nyesal
Memakai zat
5. RA
Score Pre Test
SORC Irrational-Perasaan-Perilaku Rational-Perasaan-Perilaku Coping Plan Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi Irrational Belief
Perasaan Perilaku Rational Belief
Perasaan Perilaku
18 Banyak
Biasa saja, tenang,
Jumping to conclution
Tidak senang
Merasa biasa saja dan nyaman
Flash back kebelakang apa akibat dari
Berhati-hati Belajar melakukan
Saat ingin pakai narkoba saya mengalihkan pikiran dengan mencari pekerjaan
- Avoid
Saya berusaha menghindari teman-teman lama saya yang masih pakai narkoba
44 untuk beli
Ingin beli Memakai narkoba
Kelompok Kontrol 1. SW
Score Pre Test
SORC Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi
17 Ikut teman, faktor lingkungan
Jangan dekat sama teman tersebut tapi Pengen tahu dan coba lagi
Bingung Ikut teman dan memakai lagi
Merasa enak dan dijauhi
13
2. SA
Score Pre Test
SORC Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi
16 Teman mengajak untuk memakai lagi
“Tidak apa-apa memakai sedikit”
“Biar enjoy pakai saja”
Menyesal, uang habis
3. RZ
Score Pre Test
SORC Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi
12 Banyak libur, kumpul-kumpul dengan teman yang membawa shabu
Penasaran, dan berfikir tidak masalah jika memakai sedikit
Biasa saja, tenang, santai
Memakai zat Orangtua marah 14
Ditawarkan teman Pergaualan, menunjukkan solidaritas
Nyaman, senang Memakai zat Diciduk, dibawa ke rehabilitasi
Banyak duit ( > Rp. 50.000)
Terfikir untuk beli Ingin beli Memakai narkoba
Kena marah
4. XX
Score Pre Test
SORC Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi
14 Kalau kagi suges Gak mungkin bisa ditahan, kalau lagi perasaan kita gelisah tandanya minta
Gelisah Mau make lagi Menyesal dan orang lain biasa saja
5. AB
Score Pre Test
SORC Score
Post Test
Situasi Pikiran Perasaan Perilaku Konsekuensi
13 Kalau kagi suges
Kalau kagi suges
Gak mungkin bisa ditahan, kalau lagi perasaan kita gelisah tandanya minta
Gelisah Mau make lagi Menyesal dan orang lain biasa saja
15
Gak mungkin bisa ditahan, kalau lagi perasaan kita gelisah tandanya minta
Lampiran 6. Skala BSCQ
RAHASIA
Brief Situational Confidence Questionnaire
(BSCQ)
Be rikut ini te rse d ia d e la p a n je nis situa si ya ng p a d a umumnya te rja d i
p a d a p e c a nd u. Se ka ra ng b a ya ng ka n d iri a nd a b e ra d a d a la m d e la p a n
situa si te rse b ut. Be rika nla h ta nd a sila ng p a d a ska la ya ng te rse d ia untuk
me ng ind ika sika n se b e ra p a ya kin a nd a sa a t ini untuk ma mp u me na ha n
ke ing ina n untuk tid a k me ng ko nsumsi na rko b a . Ska la ya ng d ib e rika n b e rg e ra k
d a ri 0%, 20%, 40%, 60%, 80% hing g a 100% d e ng a n ke te ra ng a n se b a g a i
b e rikut
0% = sa ng a t tid a k ya kin 20% = tid a k ya kin
40% = a g a k tid a k ya kin 60% = a g a k ya kin 80% = ya kin 100% = sa ng a t ya kin
C o nto h:
Sa ya ya kin a ka n ke ma mp ua n sa ya a p a b ila
1. Pa d a sa a t me la ksa na ka n tug a s ke b e rsiha n d i re ha b ilita si,
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Sa ng a t tid a k Ya kin
Tid a k Ya kin
Ag a k Tid a k Ya kin
Ag a k Ya kin
Be rila h ta nd a sila ng p a d a ting ka t ke ya kina n ya ng p a ling se sua i d e ng a n d iri a nd a . Sa a t ini sa ya ya kin a ka n ke ma mp ua n sa ya untuk me no la k p e ng g una a n na rko b a d a la m situa si....
1. EMO SI YA NG TIDA K MENYENA NG KA N (Misa lnya m e ra sa te rte ka n te nta ng b a nya k ha l; se m ua nya te rke sa n tid a k m e nye na ng ka n). Sa ya m e ra sa …
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Sa ng a t tid a k Ya kin
Tid a k Ya kin
Ag a k Tid a k Ya kin
Ag a k Ya kin
Ya kin Sa ng a t Ya kin
2. KETIDA KNYA MA NA N SEC A RA FISIK (m isa lnya ; a p a b ila ke sulita n tid ur, a p a b ila g e lisa h, g ug up , a ta u te g a ng se c a ra fisik). Sa ya m e ra sa
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Sa ng a t tid a k Ya kin
Tid a k Ya kin
Ag a k Tid a k Ya kin
Ag a k Ya kin
Ya kin Sa ng a t Ya kin
3. EMO SI YA NG MENYENA NG KA N (Misa lnya a p a b ila se sua tu ya ng
m e nye na ng ka n te rja d i d a n m e ra sa p e rlu untuk m e ra ya ka nnya ; a p a b ila se m ua ke a d a a n te rke sa n b a ik- b a ik sa ja ).
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Sa ng a t tid a k Ya kin
Tid a k Ya kin
Ag a k Tid a k Ya kin
Ag a k Ya kin
8. WA KTU YA NG MENYENA NG KA N DENG A N O RA NG LA IN (Misa lnya a p a b ila ing in m e ra ya ka n p e sta d e ng a n te m a n d a n te rse d ia na rko b a ).
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Sa ng a t tid a k Ya kin
Tid a k Ya kin
Ag a k Tid a k Ya kin
Ag a k Ya kin
Ya kin Sa ng a t Ya kin
Lampiran 7. Modul Intervensi Coping Skill
MODUL INTERVENSI
COGNITIVE COPING SKILL
TERHADAP PECANDU DALAM MASA REHABILITASI
OLEH :
(Yustian Sinaga/127029017)
Program Magister Profesi Psikologi
Fakultas Psikologi UniversitasSumatera Utara
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
I. Pengantar ... 1
II.Tujuan Intervensi ... 3
III. Aktivitas Intervensi Kelompok. ... 4
IV. Rancangan Jadwal Pelaksanaan Intervensi Kelompok . ... 11
Daftar Pustakan
Modul Intervensi Coping Skill
I. Pengantar
Pendekatan yang digunakan dalam program intervensi ini adalah Cognitive behavioral therapy (CBT). CBT terdiri dari dua model yaitu cognitive restructuringtherapy
dan cognitive behavioral Coping Skills therapy. Kedua metode ini memiliki perbedaan ditinjau dari fokus terapi, tujuan, dan jenis terapinya, berikut perbedaannya:
No Aspek Model
Cognitive restructring Cognitive behavioral Coping Skills
1 Fokus terapi
Malladaptive Cognitions
Adaptive cognition yang defisit
2 Tujuan terapi
Melakukan substitusi terhadap malladaptive cognition
Menggunakan cognitive behavioral Coping Skill
3 Contoh terapi
Thought stopping, Rational emotive behavior therapy, Cognitive therapy
Self instructional training, Problem solving therapy / training,
Stress inoculation training,
Cognitive behavioral couple therapy
Berdasarkan pada perspektif ini maka intervensi yang digunakan adalah cognitive behavioral Coping Skill yang diberikan meliputi dua sesi. Pertama membantu klien untuk mengidentifikasi situasi pemicu untuk menggunakan narkoba, kemudian mengembangkan
Coping Skill untuk mengatasi hal tersebut. Pada intervensi ini akan digunakan form personal trigger (lampiran 1) untuk membantu peserta untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memicu mereka untuk memiliki keinginan yang kuat untuk menggunakan narkoba hingga kemudian menggunakannya. Peserta akan diinstruksikan menuliskan high risk situation yang memicu craving hingga terjadi relapse.
setelah diberikan materi Coping Skill ini, setiap peserta diberikan form Coping Plan untuk melihat sejauhmana pemahaman mereka akan materi dan kemampuan mereka untuk menggunakan teknik tersebut. semakin kurang mampu seseorang untuk melakukan Coping Skill terhadap pemicu (trigger) maka akan semakin besar pula kemungkinan ia ingin menggunakan narkoba.
Menurut Lazarus & Folkman (dalam Sarafino, 2006) menambahkan bahwa coping
adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengatur kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut. Menurut Taylor (2009) coping didefenisikan sebagai pikiran dan perilaku yang digunakan untuk mengatur tuntutan internal maupun eksternal dari situasi yang menekan. Teknik Coping yang digunakan oleh peserta berkaitan dengan pemicu eksternal adalah sebagai berikut:
a. Avoid: menjauhkan diri atau mengurangi intensitas untuk berhadapan dengan high risk situation misalnya : tidak menyediakan narkoba ataupun benda-benda yang berkaitan dengan narkoba di dalam rumah, menghindari pesta minuman keras/narkoba/bar, mengurangi kontak dengan teman lama yang sebelumnya sangat sering bersama-sama menggunakan narkoba atau situasi lain seperti banyak uang, adanya waktu libur namun tidak memiliki kegiatan yang jelas, tinggal sendiri di rumah dll)
b. Escape: mencari jalan untuk keluar dari situasi high risk misalnya seorang individu yang memilih untuk keluar dan tidak bergabung pada saat melihat temannya sedang berpesta dan menggunakan shabu dll
c. Endure : Klien menghadapi langsung dan memutuskan untuk tidak memakai/menggunakannya. Misalkan : berbicara langsung kepada teman yang dapat memberikan dukungan untuk tidak menggunakan narkoba, menunggu (craving
sifatnya sementara), membawa perlindungan pada saat berada pada situasi yang beresiko tinggi misalnya bersama teman atau pendamping yang tidak menggunakan narkoba.
e. Distract : Mengalihkan perhatian kepada hal lain yang dapat semakin mengurangi dorongan untuk kembali menggunakan narkoba.
II. Tujuan Intervensi Kelompok
Tujuan cognitive behavioral Coping Skills therapy dalam intervensi kelompok ini adalah agar setiap peserta dapat meningkatkan kemampuan untuk menggunakan teknik
coping yang efektif dalam menghadapi high risk situation. Pada proses pelaksanaannya setiap peserta pertama sekali dibantu untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengenali faktor-faktor yang dapat menjadi pemicu craving yang selanjutnya semakin meningkatkan
awareness terhadap trigger tersebut. Hingga akhirnya mereka dapat menentukan teknik
coping yang sesuai untuk mengelolanya.
III. Aktifitas Intervensi Kelompok
Intervensi kelompok ini dilaksanakan sebanyak tiga sesi. Sesi pertama yaitu mengenali pemicu (trigger) dan craving, sesi kedua adalah metode coping untuk mengatasi
craving dan sesi selanjutnya adalah Coping Plan
Sesi I : Mengenali high risk situation dan Craving
a. Ice Breaking
Metode kegiatan : Permainan
Tujuan : Membuat suasana lebih ceria dan memecah kekakuaan antar anggota kelompok dan fasilitator
Perlengkapan : -
Langkah-langkah :
• Setiap peserta dinstruksikan untuk berdiri
• Fasilitator memberikan instruksi bahwa jari telunjuk tangan kanan diletakkan
di atas telapak tangan kiri teman yang disebelahnya. Kemudian setia kali fasilitator mengucapkan kata “kijang” maka telapak tangan harus menangkap telunjuk dan telunjuk harus berusaha tidak tertangkap telapak tangan temannya.
b. Aktifitas 1 : Identifikasi High risk situation
Deskripsi : Dengan mampunya klien melakukan identifikasi high risk situation, maka ia semakin paham jembatan antara faktor lingkungan dan
craving. Pemicu ini dapat berasal dari lingkungan (berada pada lingkungan pengguna narkoba, mencium aroma, melihat teman yang menggunakan narkoba, berada pada waktu/jam yang sebelumnya adalah waktu untuk menggunakan narkoba seperti akhir minggu, libur panang dll, ataupun berhadapan dengan stimulus-stimulus yang berkaitan dengan penggunaan narkoba seperti asap, gelas, pipa, jarum suntik, botol obat-obatan, pil dan lain-lain).
Metode kegiatan : Diskusi kelompok
Tujuan : Membantu klien mengenali high risk situation dan menarik hubungan/link antara pemicu tersebut dengan craving.
Perlengkapan : Spidol, whiteboard, alat tulis, Personal Trigger Worksheet (lampiran 1). Personal Trigger Worksheet ini diberikan kepada peserta dengan cara memberikan instruksi untuk menuliskan faktor lingkungan yang memicu mereka untuk memiliki keinginan kembali memakai narkoba dalam 1 minggu terakhir. Hal ini bertujuan untuk membantu klien semakin memahami faktor-faktor pemicu dan memahami hubungan atau kaitan antara pemicu tersebut dengan craving.
Langkah-langkah :
• Memberikan penjelasan mengenai high risk situation
• Menjelaskan hubungan antara pemicu tersebut dengan craving
• Memberikan Personal Trigger Worksheet kepada setiap peserta
• Memberikan instruksi agar menuliskan high risk situation selama 1 minggu
terakhir dalam Personal Trigger Worksheet.
• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling
memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.
menggabungkan pengalaman peserta akan trigger dengan materi yang baru saja disampaikan serta fenomenanya dalam kehidupan selama di rehabilitasi. Kemudian fasilitator kembali bertanya kepada peserta mengenai hal-hal yang belum jelas atau perlu mereka pertanyakan.
c. Aktifitas 2 : Pengalaman berkaitan dengan high risk situation dan reaksi yang muncul
Deskripsi : Pada saat berhadapan dengan high risk situation maka dapat muncul
craving yang merupakan pengalaman yang umum terjadi pada pengguna narkoba yang berhenti menggunakannya. Dalam materi ini penting untuk membantu klien dalam memahami bahwa
craving/dorongan yang kuat untuk kembali menggunakan narkoba merupakan halyang dapat diprediksi dan dikontrol yang kemudian dapat dikelola sendiri oleh peserta/klien. Semakin klien mampu untuk mengenali pengalamannya akan craving maka akan semakin mahir pula ia untuk mengidentifikasi pemicu craving tersebut.
Metode kegiatan : Diskusi kelompok
Tujuan :
• Membantu klien memahami bahwa craving adalah hal yang wajar terjadi pada mereka
• Klien mampu mengidentifikasi pemicu craving sehingga dapat mengontrolnya.
• Memahami bahwa craving dapat diprediksi dan memiliki pemicu yang dapat
dipahami
• Membantu klien memahami tanda-tanda munculnya craving seperti sensasi fisik, pikiran, ekspektansi positif akan penggunaan narkoba, emosi dan perilaku
Tanda-tanda munculnya craving dapat berupa sensasi fisik (berkeringat, detak jantung meningkat, sakit perut), pikiran (misalnya “gak masalah jika mencoba lagi”, ‘sepertinya seru jika kembali memakai narkoba bersama teman-teman”), ekspektasi positif (saya akan merasa lebih baik jika memakai sedikit shabu saja), emosi (cemas, mudah tersinggung, depresi) dan perilaku (pergi bertemu teman lama yang sebelumnya pernah bersama-sama memakai shabu)
Langkah-langkah :
• Memberikan penjelasan mengenai definisi craving
• Menjelaskan pemicu craving
• Memberikan penjelasan mengenai sensasi/reaksi yang terjadi apabila terjadi
craving
• Menjelaskan bahwa sensasi atau reaksi tersebut dapat dikelola
• Memberikan Form Craving kepada setiap peserta
• Memberikan instruksi agar menuliskan sensasi/reaksi yang mereka alami pada
saat craving muncul selama 1 minggu terahir.
• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling
memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.
• Diskusi yang dilakukan meliputi saling berbagi mengenai pengalaman masing-masing peserta mengenai craving.
e. Penutup sesi I
Pada akhir sesi diberikan kembali kesimpulan berkaitan dengan materi yang telah diberikan dan memberikan evaluasi berkaitan dengan tugas tugas yang telah diberikan yaitu
Personal Trigger Worksheet, Craving Form. Fasilitator juga diskusi mengenai tanggapan setiap peserta mengenai sesi yang baru saja selesai.
Sesi II : Coping terhadap High risk situation
a. Ice Breaking
Metode kegiatan : Permainan “tangkap masalah”
Perlengkapan : Tidak ada
Langkah-langkah :
• Setiap peserta dinstruksikan untuk berdiri dan meletakkan jari telunjuk diatas
telapak tangan kiri teman disebelahnya.
• Fasilitator memberikan instruksi bahwa setiap kali kata “masalah”
diungkapkan maka setiap peserta harus menangkap jari telunjuk teman yang ada di telapak tangan kirinya
• Setiap peserta yang berhasil menangkap jari telunjuk temannya maka ia dapat menepuk undak rekannya sambil mengatakan “kita pasti bisa sahabat”
• Setelah peserta paham akan instruksi, maka fasilitator bercerita dan sesekali
mengungkapkan kata “masalah”
b. Aktifitas 1 : Coping terhadap high risk situation
Deskripsi : Teknik Coping yang digunakan oleh peserta adalah sebagai berikut:
Avoid, escape, distract, endure, self-talk
Metode kegiatan : Diskusi kelompok
Tujuan :
• Membantu klien memahami teknik coping terhadap high risk situation
• Klien mampu mengidentifikasi teknik coping yang paling efektif untuk
menghadapi high risk situation.
Perlengkapan : Laptop, in-focus dan alat tulis. Langkah-langkah :
• Memberikan penjelasan mengenai teknik Coping
• Memberikan instruksi kepada peserta untuk bercerita mengenai teknik coping
yang sudah pernah ia lakukan dan hasil dari teknik coping tersebut
• Mengajak peserta untuk memilih teknik yang sesuai dengan dirinya beserta
alasannya
• Meminta pendapat peserta lainnya dan memberikan dukungan sosial berupa kata-kata penguat satu sama lain.
• Diskusi sesama peserta mengenai teknik coping yang mereka pilih dan alasan
• Fasilitator kemudian menginstruksikan peserta untuk memberikan kesimpulan dan mengaitkannya dengan kehidupan di rehabilitasi. Fasilitator memberikan tambahan dan beberapa hal lain yang perlu diinformasikan sesuai dengan materi yang telah diberikan.
c. Aktivitas 2 : Coping Plan
Deskripsi : Pada materi ini setiap peserta akan diinstruksikan untuk menyusun teknik coping yang akan ia gunakan untuk selanjutnya dan alasan penggunaan teknik tersebut dalam form Coping Plan.
Metode kegiatan : Aktifitas Individu
Tujuan :
• Membantu klien semakin memahami teknik coping yang paling sesuai dengan dirinya
• Klien mampu mengidentifikasi teknik Coping sesuai dengan situasi atau kondisi
yang mereka alami
• Perlengkapan : Alat tulis dan Coping Plan worksheet. Coping Plan worksheet
ini dikerjakan dengan cara memberikan instruksi kepada peserta untuk menuliskan teknik yang paling sesuai dengan dirinya beserta alasannya
Langkah-langkah :
• Membagikan Coping Plan worksheet kepada setiap peserta.
• Memberikan instruksi kepada peserta untuk memilih kemudian menuliskan
teknik yang paling sesuai dengan dirinya beserta alasannya
• Meminta pendapat peserta lainnya dan memberikan tanggapan satu sama lain.
• Menggunakan Coping Plan worksheet sebagai reminder kepada setiap peserta
apabila ia mengalami craving dengan menempelkannya pada dinding kamar mereka atau menjadikannya catatan kecil yang selalu dapat dibawa-bawa dan diharapkan pada akhirnya dapat semakin terbiasa untuk melakukannya.
d. Penutup sesi II
Pada akhir sesi diberikan kembali kesimpulan berkaitan dengan materi yang telah diberikan dan memberikan evaluasi berkaitan dengan tugas tugas yang telah diberikan yaitu
diberikan dan melakukan diskusi mengenai tanggapan setiap peserta mengenai sesi yang baru saja selesai.
IV. Jadwal Pelaksanaan Intervensi Kelompok
Tanggal Waktu Materi Aktivitas DURASI
Pra intervensi
Data baseline pada intervensi ini, menggunakan data baseline yang sebelumnya sudah di ambil untuk kelompok yang mendapatkan intervensi Coping Skill dan gabungan restrukturisasi kognitif dan
Coping Skill pada tanggal 11-20 Nopember 2014.
Intervensi
Senin
15-12-14
10.00–10:30 WIB Pembukaan dan
Pretest
a. Pembukaan oleh Pihak PABM
5 Menit
b. Pretest BSCQ “Brief situational confidence questionaire”
15 menit
c. Ice Breaking 5 menit
10:30–11:30 WIB sesi 1 identifikasi high risk
situation
a. Briefing mengenai
pengalaman berkaitan dengan
high risk situation
10 menit
b. Mengisi form personal
trigger
20 menit
c. Diskusi mengenai form yang telah diisi (debriefing)
30 menit
d. Tugas : menuliskan high risk situation selama berada di rehabilitasi dalam formhigh risk situation
Jumat
19-12-14
10:00–10:30 WIB Membahas tugas pada aktifitas 1
a. Setiap peserta membacakan tugasnya dalam kelompok
10 menit
b. Peserta lain saling memberikan tanggapan dan masukan
20 menit
10:30–11:30 WIB Sesi 2: Craving a. Briefing mengenai Craving
yang muncul pada saat berhadapan dengan high risk situation
5 menit
b. Setiap peserta menyampaikan pengalaman berkaitan dengan
Craving
c. Briefing mengenai sensasi fisik yang terjadi pada saat mengalami Craving
5 menit
d. Setiap peserta mengisi
Craving form kemudian menceritakannya dalam kelompok
20 Menit
e. Kesimpulan pertemuan 10 Menit
Selasa
23-12-14
10:00–11:00 WIB sesi 3: Coping Skill
a. Ice breaking 5 Menit
b. Briefing teknik coping
terhadap high risk situation
10 Menit
c. Peserta menceritakan pengalamannya berkaitan dengan teknik coping yang pernah ia lakukan
15 Menit
d. Peserta menuliskan teknik
coping yang ia pilih untuk ia gunakan dan memberikan alasan
5 Menit
e. Menceritakan teknik coping
yang dipilih kepada peserta lainnya dan saling memberikan masukan
25 Menit
13:00-13:35WIB Sesi 4: Coping
Plan
f. Setiap peserta menuliskan
Coping Plan dalam Coping Plan worksheet
5 Menit
g. Peserta saling berbagi cerita mengenai Coping Plan
20 Menit
h. Memberikan kesimpulan mengenai aktifitas pada sesi dua dan setiap pesera memberikan tanggapan mengenai sesi dua
10 Menit
13:35-13:50 WIB Posttest dan terminasi
Posttest 5 Menit
Daftar Pustaka
APA, 2004. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 4th Edition Text Revision. Donneley & son company: USA
Baizanis. Nikolaos. Cognitive Behavioral Therapy in Chronic Schizophrenia: Enchepalos : Athens
Corey, Gerald, 2009. Konseling dan Psikoterapi (Edisi Terjemahan). PT Refika Aditama: Bandung
Martin & Pear, 2007, Bahavior Modification 8th ed. Pearson Prentice Hall : USA
Nolen, Susan, 2007. Abnormal Psychology 4th Edition. McGraw-Hill companies: New York Othmer & Othmer, 1994. The Clinical Interview Vol 1. American Psychiatric press:
Washington
PERSONAL TRIGGER
C
OPING
P
LAN
W
ORK SHEET
AM I CRAVING
?
Lampiran 8. Modul Intervensi Cognitive Restructuring
MODUL INTERVENSI
COGNITIVE RESTRUCTURING
TERHADAP PECANDU DALAM MASA REHABILITASI
OLEH :
(Yustian Sinaga/127029017)
Program Magister Profesi Psikologi
Fakultas Psikologi UniversitasSumatera Utara
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
I. Pengantar ... 1
II.Tujuan Intervensi ... 1
III.Teknik Intervensi ... 2
IV. Aktivitas Intervensi Kelompok. ... 3
IV. Rancangan Jadwal Pelaksanaan Intervensi Kelompok . ... 9
Daftar Pustaka
Modul Intervensi Restrukturisasi Kognitif
I. Pengantar
Teknik restrukturisasi kognitif adalah suatu metode terapi kognitif untuk membantu
individu mengidentifikasikan pemikiran-pemikiran atau keyakinan yang negatif/irrasional kemudian menggantinya dengan pemikiran-pemikiran yang positif/rasional dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang lebih realistis. Teknik restrukturisasi kognitif dapat mengubah pola-pola kognitif, asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan dan penilaian-pe-nilaian yang irasional merusak dan mengalahkan diri sendiri. Restrukturisasi kognitif memberikan tantangan langsung terhadap keyakinan, asumsi, dan harapan individu. Individu diminta untuk mengevaluasi pemikiran-pemikiran yang muncul, apakah benar-benar masuk akal, membantunya atau menghibur. Namun dengan berpikir yang lebih realistis dan adaptif
individu dapat melihat situasi yang ditakuti atau dicemaskan. Teknik-teknik ini harus didukung dan dilengkapi sehingga dapat terjadi perubahan dalam pemikiran individu bahwa pemikiran negatif individu belum tentu terjadi dan tidak benar. Restrukturisasi kognitif mengajarkan individu untuk berpikir positif/logis tentang pengalaman mereka.
II. Tujuan Intervensi
Tujuan Intervensi yang diberikan terdiri dari beberapa bagian yaitu :
• Peserta memahami pikirannya yang maladaptif/irrational belief
• Peserta dapat mengganti pola pikirnya yang irrasional menjadi rasional
III. Teknik Intervensi
Teknik intervensi yang digunakan dalam rancangan ini adalah Cognitive Therapy
yang diperkenalkan oleh Beck. Intervensi kognitif yang berdasarkan pada terapi ini menekankan pada aspek cognitive restructuring. Cognitive restructuring berperan untuk mengubah kognitif klien secara langsung. Klien selanjutnya akan diinstruksikan untuk mencatat automatic thought mereka yang meliputi situasi yang memunculkan pikiran tersebut, emosi, logika yang salah, dan respon yang irrasional dalam situasi tersebut.
Tabel 1. Tabel tiga kolom untuk mengidentifikasi irrational belief
Situasi Automatic Thoughts Logical Error
Melalui proses mencatat Automatic thoughts oleh Subjek, selanjutnya dilakukan modifikasi terhadap pikirannya yang maladaptif. Modifikasi ini juga disertai dengan sekumpulan keterampilan yang dapat memampukannya untuk berpikir secara lebih adaptif. Fasilitator selanjutnya akan memberikan instruksi kepada untuk memandang Automatic Thought yang ia miliki sebagai sebuah hipotesa. Hipotesa ini akan diuji oleh Subjek melalui sekumpulan tugas yang sebelumnya telah disepakati antara Subjek dengan Fasilitator. Proses ini disebut dengan Collaborative Empiricism.
IV. Aktivitas Intervensi
Sesi I: Identifikasi High risk Situation
Deskripsi : Dengan mampunya klien melakukan identifikasi high risk situation, maka ia semakin paham jembatan antara faktor lingkungan dan
craving. Pemicu ini dapat berasal dari lingkungan (berada pada lingkungan pengguna narkoba, mencium aroma, melihat teman yang menggunakan narkoba, berada pada waktu/jam yang sebelumnya adalah waktu untuk menggunakan narkoba seperti akhir minggu, libur panang dll, ataupun berhadapan dengan stimulus-stimulus yang berkaitan dengan penggunaan narkoba seperti asap, gelas, pipa, jarum suntik, botol obat-obatan, pil dan lain-lain).
Metode kegiatan : Diskusi kelompok
Tujuan : Membantu klien mengenali high risk situation
memicu mereka untuk memiliki keinginan kembali memakai narkoba dalam 1 minggu terakhir. Hal ini bertujuan untuk membantu klien semakin memahami faktor-faktor pemicu dan memahami hubungan atau kaitan antara pemicu tersebut dengan craving.
Langkah-langkah :
• Memberikan penjelasan mengenai high risk situation
• Menjelaskan hubungan antara pemicu tersebut dengan craving
• Memberikan Personal Trigger Worksheet kepada setiap peserta
• Memberikan instruksi agar menuliskan high risk situation selama 1 minggu
terakhir dalam Personal Trigger Worksheet.
• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling
memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.
Sesi II: Identifikasi Irrational Belief
Deskripsi : Irrational Beliefs adalah pikiran, ide,
gagasan, persepsi negatif yang digunakan individu memandang, menilai, merespon, menanggapi
suatu peristiwa, kejadian atau situasi yang dialami. Irrational beliefs
bersifat mutlak dan tanpa syarat, mengandung suatu keharusan, tuntutan dan perintah (should, ought, must, demands and command) (Corey, 2009). “Harus” dan“ Seharusnya” merupakan suatu istilah yang digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan atau rekomendasi yang kuat. Irrational beliefs juga merupakan pandangan yang tidak logis, tidak didukung oleh realitas, tidak dapat diuji kebenarannya, tidak mempunyai bukti yang cukup, cenderung merusak diri, menghalangi orang mencapai tujuan.
Metode kegiatan : Diskusi kelompok
Tujuan : Membantu klien mengenali iraational belief
Langkah-langkah :
• Memberikan penjelasan mengenai irrational belief
• Memberikan form tabel tiga kolom
• Memberikan instruksi agar menuliskan high risk situation selama 1 minggu terakhir kemudian pikiran yang muncul dalam situasi tersebut
• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling
memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.
Sesi III : Memahami hubungan irrational belief dengan perasaan
Metode kegiatan : Diskusi kelompok
Tujuan : Membantu klien mengenali hubungan irrational belief dengan keadaan perasaannya
Perlengkapan : Spidol, whiteboard, alat tulis,Form tabel dua kolom
Langkah-langkah :
• Memberikan penjelasan mengenai irrational belief dan perasaan yang muncul akibat pikiran tersebut
• Memberikan form tabel dua kolom
• Memberikan instruksi agar kembali menuliskan irrational belief kemudian
perasaan yang muncul pada saat adanya pikiran yang irrational tersebut
• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.
Sesi IV : Memahami hubungan irrational belief , perasaan dan relapse
Metode kegiatan : Diskusi kelompok
Tujuan : Membantu klien mengenali hubungan irrational belief, keadaan perasaannya dengan relapse
Langkah-langkah :
• Memberikan penjelasan mengenai keterkaitan irrational belief, perasaan dan
relapse
• Memberikan form “why relapse?”
• Memberikan instruksi agar kembali menuliskan irrational belief kemudian perasaan yang muncul dan perilaku yang ia lakukan selanjutnya
• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling
memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.
Sesi V : Mencari alternatif pikiran yang irrasional menjadi rasional
Deskripsi : Mendiskusikan hasil dan mengajarkan peserta untuk mencari dan menggantikan pemikiran negatif tersebut dengan pemikiran-pemikiran yang lebih rasional. Pastikan bahwa pemikiran-pemikiran rasional dapat dan telah diyakini oleh peserta. untuk mencari alternatif-alternatif pemikiran yang lebih positif dan rasional. Kemudian melakukan evaluasi dan menunjukkan kepada peserta betapa jauh lebih baik dirasakan jika berpikiran lebih positif dan realistis.
Metode kegiatan : Diskusi kelompok
Tujuan : Membantu klien mengganti pikiran yang irrasional menjadi
irrasional
Perlengkapan : Spidol, whiteboard, alat tulis, rational thought form
Langkah-langkah :
• Diskusi kepada para peserta bahwa mereka memiliki pikiran yang irrasional
yang selanjutnya dapat membuat mereka tidak yakin akan kemampuannya hingga akhirnya mengalami relapse
• Mengajak peserta untuk memikirkan alternatif pikirn yang rasional pada saat
berhadapan dengan high risk situation
• Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.
Sesi VI: Collaborative empirism
Deskripsi : Dalam menemukan cara berpikir logis Individu dapat diajak untuk membuktikan kebenaran pikirannya atau disebut juga dengan
collaborative empiricm. Berpikir logis tidak terlepas dari dasar realitas. Berpikir rasional adalah berbicara dengan dirinya sendiri dalam batin, yaitu mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti sesuatu jalan pikiran, dan mencari bagaimana berbabagai hal itu dengan tepat, teliti, dan teratur sehingga diperoleh kebenaran secara rasional
Metode kegiatan : Diskusi kelompok dan tugas individual
Tujuan : Membantu klien untuk membuktikan bahwa pikiran yang rasional dapat mengurangi intensitas craving yang dapat mencegah relapse.
Perlengkapan : Spidol, whiteboard, alat tulis, self monitoring form
Langkah-langkah :
• Diskusi kepada para peserta bahwa mereka dapat membuktikan pikiran yang
rasional yang telah mereka pilih sebelumnya selama di rehabilitasi
• Memberikan form self monitoring
• Memberikan tugas selama dua hari kepada peserta untuk mengisi self monitoring form yang terdiri dari situasi, pikiran rasional dan kolom konsekuensi yang terdiri dari perasaan dan perilaku
Sesi VII: Evaluasi + Posttest
Metode kegiatan : Diskusi kelompok
Tujuan : Dalam evaluasi ini diharapkan para peserta telah memahami manfaat dari pikiran rasional dan semakin mampu menerapkannya
Langkah-langkah :
• Peserta menceritakan pengalamannya masing-masing berkaitan dengan self
monitoring form
• Peserta lainnya saling memberikan tanggapan dan masukan.
• Memberikan kesimpulan
V. Jadwal Intervensi
Hari Pukul Materi Aktivitas Durasi
Pra-Intervensi/Baseline
a. Menjelaskan mengenai SORC
15 Menit
b. Mengisi tabel SORC 60 Menit c. Penutup dan tanya
jawab
a. Menjelaskan mengenai SORC
15 Menit
b. Mengisi tabel SORC 60 Menit c. Penutup dan tanya
jawab
a. Menjelaskan mengenai SORC
15 Menit
b. Mengisi tabel SORC 60 Menit c. Penutup dan tanya
jawab
a. Menjelaskan mengenai BSCQ
5 Menit
b.Mengerjakan BSCQ 15 Menit
c. Tanya jawab 15 Menit
Intervensi
Selasa
25-11-2014
10:00 – 11:20 WIB Identifikasi high risk situation
a. Pembukaan 5 Menit
b. Ice breaking 5 Menit
c. Briefing mengenai pengalaman berkaitan dengan high risk situation
10 menit
d. Mengisi form personal
trigger
10 menit
e. Diskusi mengenai form
yang telah diisi (debriefing)
30 menit
Sabtu
29-11-2014
08:00 – 09:30 WIB Identifikasi
Irrasional belief
a. Pembahasan tugas dan briefing mengenai
irrasional belief
30 Menit
b. Mengerjakan form tiga kolom
20 Menit
c. Diskusi kelompok 40 Menit
Selasa
02-12-2014
08:00 – 09:40 WIB Memahami hubungan
irrasional belief
a. Briefing hubungan
irrasional belief dengan
feeling/perasaan
dengan perasaan
b. Berbagi pengalaman mengenai perasaan yang muncul pada saat
memiliki pikiran irasional
15 menit
c. Mengerjakan form dua kolom
5 menit
d. Diskusi dan saling memberikan masukan
20 Menit
Memahami hubungan
irrasional belief
, perasaan dan
relapse
e. Memberikan penjelasan mengenai keterkaitan
irrasional belief, perasaan dan relapse
5 Menit
f. Mengerjakan form “why relapse?”
20 Menit
g. Mendiskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling memberikan tanggapan
30 Menit
Sabtu
6-11-14
09:00 – 10:30 WIB Mencari alternatif pikiran yang irasional menjadi rasional
a. Diskusi dampak pikiran yang irasional terhadap
relapse
30 Menit
b. Mencari alternatif pikiran yang rasional pada saat berhadapan dengan
high risk situation
15 menit
c. Mengerjakan rasional
thought form
10 Menit
d. Diskusikan hasil pengerjaan masing-masing peserta dan saling memberikan tanggapan antar masing-masing peserta.
35 Menit
Rabu
10-12-14
08:00 – 09:00 WIB Collaborative empirism
a. Diskusi mengenai pembuktian bahwa pikiran yang rasional yang telah mereka pilih sebelumnya selama di rehabilitasi
45 Menit
b. Memberikan formself monitoring
Memberikan tugas selama dua hari kepada peserta untuk mengisinya
Jumat
12-12-14
08:00 – 09:00 WIB Evaluasi dan
Posttest
a.Peserta menceritakan pengalamannya masing-masing berkaitan dengan
self monitoring form
40 Menit
b. Diskusi Kelompok 35 Menit
Daftar Pustaka
APA, 2004. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 4th Edition Text Revision. Donneley & son company: USA
Baizanis. Nikolaos. Cognitive Behavioral Therapy in Chronic Schizophrenia: Enchepalos : Athens
Corey, Gerald, 2009. Konseling dan Psikoterapi (Edisi Terjemahan). PT Refika Aditama: Bandung
Martin & Pear, 2007, Bahavior Modification 8th ed. Pearson Prentice Hall : USA
Nolen, Susan, 2007. Abnormal Psychology 4th Edition. McGraw-Hill companies: New York
FORM TIGA KOLOM
Situasi Pikiran yang
segera muncul
FORM DUA KOLOM
Why Relapse
Irrational Belief
Perilaku
Feeling
R
ATIONAL
T
HOUGHT
F
ORM
Self Monitoring Form
Lampiran 9. Tabulasi Pre-Test dan Post-Test skala BSCQ
No Kelompok Nama
Skor Pretest Skor Postest Total
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 Pretest Posttest
1 Resturkturisasi Kognitif HI 2 2 2 2 2 3 1 1 4 4 5 4 3 4 4 3 1 5 3 1
2 Resturkturisasi Kognitif JH 1 3 2 2 3 1 1 1 4 4 5 4 4 5 4 3 1 4 3 3
3 Resturkturisasi Kognitif DN 3 2 4 2 3 2 2 2 3 4 4 4 5 3 4 4 2 0 3 1
4 Resturkturisasi Kognitif YA 3 2 1 4 3 4 2 2 4 5 5 5 4 4 4 5 2 1 3 6
5 Resturkturisasi Kognitif BF 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 5 3 4 4 5 4 1 6 3 4
6 Coping Skill AW 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 4 4 4 5 5 1 6 3 6
7 Coping Skill E F 1 2 3 5 3 3 2 2 4 4 4 5 4 4 5 4 2 1 3 4
8 Coping Skill P L 1 2 1 1 2 2 3 3 4 5 4 4 4 4 3 4 1 5 3 2
9 Coping Skill M S 2 2 2 2 3 4 1 1 3 4 4 4 4 3 4 5 1 7 3 1
10 Coping Skill H A 2 1 1 1 1 1 1 3 4 5 4 5 4 4 5 4 1 1 3 5
11
Resturkturisasi Kognitif +
Coping Skill L S 1 2 2 3 3 3 2 1 6 6 6 5 6 6 4 6 1 7 4 5
12
Resturkturisasi Kognitif +
Coping Skill D S 1 4 3 2 3 2 2 3 6 5 6 5 6 6 5 6 2 0 4 5
13
Resturkturisasi Kognitif +
Coping Skill RI 2 3 4 1 1 2 2 3 5 6 5 5 4 6 5 5 1 8 4 1
14
Resturkturisasi Kognitif +
Coping Skill A R 3 3 2 2 1 2 2 1 5 6 5 6 5 6 5 5 1 6 4 3
15
Resturkturisasi Kognitif +
Coping Skill R A 2 2 2 2 2 5 1 2 6 6 5 6 6 5 5 5 1 8 4 4
16 Control SW 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 7 1 3
17 Control S A 2 1 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 6 1 4
18 Control R Z 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 3 1 2 1 4
19 Control X X 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 4 1 5
Lampiran 10. Verbatim Data Awal
Verbatim Pertemuan Pertama Dengan Konselor Berinisial I (9 Oktober 2014)
Iter/Itee Verbatim
Drag Selamat sore bang
I Sore juga
(I.001, 9 Oktober 2014)
Drag Bang maaf ne mengganggu waktunya, lagi sibuk kah?
I Oh enggak, ne lagi duduk saja. Ntar lagi baru ada kegiatan bersama residen
(I.002, 9 Oktober 2014)
Drag Oke bang, ini bang mau nanya. Apakah klien yang ada di rehab ini memiliki data berkaitan dengan riwayat apakah ia sudah pernah rehab atau tidak?
I Kalau melihat klien kami disini, ada juga yang bolak balik kemari. Disini sering juga menerima klien yang udah pernah keluar masuk tempat rehabilitasi lain. Ada klien yang kalau direhab ini baru pertama kali tapi si klien sebelumnya udah pernah masuk rehabilitasi di tempat lain gitu bang
(I.003, 9 Oktober 2014)
Drag Oh berarti klien disini ada yang pernah mendapatkan rehabilitasi di tempat lain ya bang?
I Iya bang
(I.004, 9 Oktober 2014)
Drag Ohh.... bagaimana dengan klien yang dirawat disini bang?
I Kalau klien kami sendiri yang udah keluar dari pemulihan ada juga yang kembali ke mari. Sering juga ada kembali kemari karena alasan udah “goyang” dan tergoda untuk make narkoba lagi jadi daripada tambah parah kleinnya minta di rehab lagi
(I.005, 9 Oktober 2014)
Drag Hmmm bagus juga ya bang kalau pecandunya memiliki kesadaran
begitu... apakah semuanya memiliki kesadaran begitu bang?
I Kadang ada juga yang lari dari rehab karena tidak tahan tidak memakai barang dan pas udah keluar dia udah make narkoba lagi, dan dengan bantuan keluarga dan pihak aparat bisa tertangkap lagi”
(I.006, 9 Oktober 2014)
Drag Hmmm sampai melibatkan aparat ya bang.... wah bagus juga begitu... okelah bang itu saja yang mau saya tanya terimakasih ya bang.. kalau ada lagi beberpa hal yang mau saya tanya mohon kesediaannya.
I Oke bang
(I.007, 9 Oktober 2014)
Drag Oke makasih....
Verbatim Pertemuan Kedua Terhadap Konselor Berinisial I (16 September 2014)
Iter/Itee Verbatim
Drag Selamat siang bang
I Ya bang siang juga
(I.009, 16 September 2014)
Drag Bang maaf ne ganggu lagi, lagi sibuk? I Oh enggak, ne lagi waktu istrahat kok.
(I.010, 16 September 2014)
Drag Oke bang, ini bang mau nanya lagi. Disini apa saja pembekalan yang mereka dapat bang selama di rehabilitasi?
I Oh disini mereka dapat materi tentang narkoba dan bahayanya, dapat juga materi Coping Skill dan daily activitylah misalnya kebersihan, terus kegiatan rohani kristen dan muslim
(I.011, 16 September 2014)
Drag Kalau menurut abang sebagai konselor disini.... materi apa yang kepenting untuk mereka peroleh?
I Mereka ini penting sekali mendapat pembekalan tentang cara mengontrol pikirannya biar percaya diri, biar nanti dia kuat kalau kembali ke luar, jadi memang harus di bekali dengan kemampuan untuk mampu mengatakan “tidak” untuk menggunakan NARKOBA”
(I.012, 16 September 2014)
Drag Mengapa demikian bang?
I Sebahagian besar pecandu ini memang selalu mudah goyang dan gak percaya diri dengan kemampuannya, ada takut takut kalau nanti berhadapan dengan masalah. Kalau selalu tidak percaya diri akan kemampuannya bagaiamana dia bisa kuat menghadapi tantangan di luar sana. Ujung-ujunngnya ya relapse lagi”
(I.013, 16 September 2014)
Drag Di rehab ini apakah metode itu ada diterapkan?
I Kalau menurut aku kurang.... karena untuk materi itukan harus yang ahli seperti abang yang bisa....
(I.014, 16 September 2014)
Drag Gak jugalah bang.... oh begitu ya bang... okelah bang makasih infonya ntar aku tanya-tanya lagi. Makasih ya bang...
I Ya bang sama-sama.