• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Output Generator Induksi dengan Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaturan Output Generator Induksi dengan Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti

bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

banyak variasi rating (mulai dari kW sampai MW), mudah untuk dihubungkan ke

grid yang ada, lahan turbinnya dapat digunakan untuk fungsi yang lain (seperti

areal sawah, ladang, rumah tempat tinggal), tidak membutuhkan bahan bakar [2].

Sistem dasar Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang mengkonversi tenaga

angin menjadi tenaga mekanik yang kemudian energi mekanik dikonversi menjadi

energi listrik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1Sistem dasar pembangkit listrik tenaga angin

Pemodelan turbin angin dijabarkan dalam beberapa karakteristik seperti ukuran

turbin, radius kipas, daya nominal, shaft, rugi-rugi dan rasio gearbox[2]. Daya

mekanik yang dihasilkan oleh turbin angin adalah [2]:

= 12 (, ) . (2.1)

= . . (2.2)

Dimana adalah kerapatan udara, adalah luas area pemutar turbin,

(2)

(, )

)

c

(3)

)

(4)

Turbin angin horizontal lebih banyak digunakan pada sistem pembangkit. Desain

dari turbin ini banyak dan tersedia dalam banyak rating (Mulai dari 50 kW sampai

1,8 MW).

II.1.3 Turbin Angin Kecepatan Tetap (Fix Speed Wind Turbine/ FSWT)

Pada kasus turbin angin kecepatan tetap, kecepatan turbin angin ditetapkan

pada suatu besaran yang tetap (fix) melalui frekuensi dari grid. Generator yang

terhubung ke grid hanya mengijinkan error kecepatan yang kecil dari nilai

nominal. Kecepatan sangat berpengaruh ke fluktuasi kecepatan angin[4]. Turbin

angin dikopel melalui sebuah gearbox ke generator induksi. Turbin angin ini

berputar relatif pada kecepatan rendah. Gearbox digunakan untuk meningkatkan

kecepatan rotor mesin agar sesuai dengan kecepatan sinkron mesin. Pada turbin

angin kecepatan tetap, generator induksi dihubungkan langsung ke grid. Frekuensi

dari generator tergantung pada frekuensi grid. Sebuah generator induksi

memerlukan daya reaktif sehingga sistem turbin angin dengan kecepatan tetap

dilengkapi dengan kapasitor kompensasi shunt. Gambar berikut menunjukkan

pembangkitan turbin angin kecepatan tetap [12]:

Gambar 2.5Skematik diagram pembangkit tenaga angin kecepatan tetap

Pembangkitan tenaga angin kecepatan tetap secara struktur mudah dan

sederhana. Akan tetapi, agar kecepatan rotor konstan, fluktuasi kecepatan angin

dan daya turbin langsung ditransfer ke mesin induksi dan menghasilkan output

daya dan tegangan yang fluktuatif. Hal ini merupakan subyek dari mesin dan drive

trainnya untuk mengatasi tekanan mekanik dan listrik yang berlebihan. Apalagi

jika grid tidak memadai seperti pada instalasi sistem tenaga angin jarak jauh,

fluktuasi akan menyebabkan perubahan tegangan. Sebuah kekurangan yang juga

(5)

terlihat dari sistem tenaga angin kecepatan tetap adalah kemampuan menangkap

energi yang relatif sedikit dan faktor kapasitas yang rendah

II.1.4 Turbin Angin Kecepatan Berubah (Variable Speed Wind Turbine/

VSWT)

Turbin angin kecepatan berubah tidak langsung dihubungkan ke grid.

Perangkat Elektronika Daya digunakan sebagai penghubung (interface) antara

turbin dan grid. Output pembangkit tenaga angin dapat berupa tegangan dan

frekuensi yang berubah-ubah (Variable Voltage Variable Frequency) yang tidak

sesuai dengan sistem grid. Operasi kecepatan berubah ubah (variable speed)

menghasilkan peningkatan penangkapan energi dengan mempertahankan rasio

kecepatan sudu terhadap kecepatan angin mendekati nilai optimum[4]. Berikut ini

jenis-jenis pembangkitan tenaga angin variable speed dengan menggunakan mesin

(6)

Gambar 2.6 Skematik diagram pembangkit tenaga angin variable speed dengan (a) generator induksi rotor sangkar, (b) generator induksi rotor belitan, (c)permanent magnet synchronous motor

Pada gambar 2.6 a frekuensi mesin dan kecepatan rotor diatur oleh sistem

power electronic converter yang juga memampukan aliran daya aktif dari mesin

variable frequency ke grid constant frequency. Pada gambar 2.6 b power

electronic converter mengatur frekuensi dan eksitasi dari rangkaian rotor mesin.

Stator mesin langsung dihubungkan ke grid sehingga frekuensi sinkron langsung

dipengaruhi frekuensi grid. Akan tetapi kecepatan rotor dapat divariasikan

tergantung pengaturan dari frekuensi rotor. Pada gambar 2.6 c, prinsip kerjanya

sama dengan gambar 2.6 a, sistem power elektronic converter mengatur frekuensi

rangkaian eksitasi stator untuk mengijinkan variable speed rotor. Perbedaan

gambar 2.6 a dan c ialah pada gambar 2.6 c gearbox dapat dieliminasi jika

digunakan mesin sinkron kecepatan rendah. Mesin sinkron dapat berupa tipe

pengontrolan medan atau tipe magnet permanent.

• Perbedaan Pembangkitan tenaga angin kecepatan tetap dan kecepatan berubah

Perbedaan diantara constant speed dan variable speed pembangkitan tenaga angin

dapat dijelaskan melalui (). Pada kecepatan tetap (constant speed), tidak ada

kontrol  ketika tidak dapat divariasikan. Akibatnyamerupakan fungsi

kecepatan angin dan () tidak dapat diatur sampai nilai maksimum. Hasilnya,

turbin tidak optimal menghasilkan daya (nonoptimum) pada rentang kecepatan

angin yang bervariasi. Akan tetapi jika diatur pada proporsinya terhadap

kecepatan angin ,  dapat dijaga konstan sampai menujuoptimum untuk

memaksimalkan . Maka pada setiap kecepatan angin berbeda, daya turbin

(7)

II.2 Generator Induksi

Generator induksi merupakan alat untuk mengkonversi energi mekanik

menjadi energi listrik dalam bentuk ggl (gaya gerak listrik) yang menerapkan

prinsip motor induksi (induksi elektromagnet). Besarnya ggl yang dihasilkan

diberikan dalam persamaan:

= . . (2.3)

Dimana merupakan ggl yang dihasilkan, merupakan konstanta, merupakan

kecepatan putar generator, merupakan besarnya fluks magnet yang dihasilkan.

Dari perumusan diatas dapat dilihat bahwa putaran generator berpengaruh

terhadap ggl yang dihasilkannya.

II.2.1 Prinsip Kerja Generator Induksi

Generator induksi bekerja dengan menerapkan prinsip medan putar pada

belitan stator maupun rotornya. Medan putar rotor menginduksi stator sehingga

pada stator timbul ggl induksi. Timbulnya medan putar dilakukan dengan

menghubungkan tegangan 3 phasa pada belitan stator. Kecepatan medan putar

stator diberikan dalam persamaan berikut [13]:

=120 . . (2.4)

Dimana merupakan kecepatan putar stator, adalah frekuensi jala-jala, P adalah jumlah kutub. Medan putar stator akan memotong batang konduktor rotor

sehingga pada kumparan rotor (medan) timbul tegangan induksi (gaya gerak

listrik) sebesar:

= 4,44. . . . (2.5)

Dimana merupakan tegangan induksi pada saat rotor berputar, adalah

frekuensi putaran rotor, ialah jumlah lilitan rotor, merupakan fluksi yang

menginduksi rotor. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka

ggl akan menghasilkan arus. Adanya arus dalam medan magnet menimbulkan

(8)

rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan

medan putar stator. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa syarat timbulnya

tegangan induksi haruslah ada perbedaan kecepatan relatif (slip) antara kecepatan

medan putar stator (Ns) dan kecepatan putar rotor (Nr) [13]. Slip dapat

dirumuskan sebagai berikut:

=

………(2.6)

Dimana Ns adalah kecepatan putaran stator dan Nr adalah kecepatan putaran

rotor. Sebagai catatan bahwa rotor berputar pada kecepatan sinkron pada slip = 0

dan rotor pada keadaan stationary (seimbang /tetap/ belum berjalan) pada slip = 1.

Semua motor dalam kecepatan normal/ bekerja dalam keadaan normal, slipnya

berada pada kedua limit tersebut.

Jika rotor diputar lebih cepat dari stator (slip bernilai negatif) maka arah

induksi akan berubah. Induksi akan terjadi dari rotor ke stator sehingga pada stator

timbul ggl induksi. Dengan demikian mesin induksi telah berfungsi sebagai

generator karena menghasilkan ggl pada statornya.

II.2.2 Karakteristik Mesin Induksi

Berdasarkan karakteristik torsi mesin induksi, motor induksi dapat

difungsikan sebagai generator induksi. Berikut gambar dari karakteristik torsi

mesin induksi:

Gambar 2.7Karakteristik mesin induksi pada grafik torsi vs speed/ torsi vs slip

(9)

Dari gambar diatas, sebuah motor induksi yang diputar melebihi kecepatan

sinkronnya oleh prime mover eksternal, menyebabkan arah torsi induksi berbalik

dan motor ini berfungsi sebagai generator. Sebagai sebuah generator, sebuah

mesin induksi memiliki keterbatasan. Karena tidak memiliki rangkaian

pembangkit medan (eksitasi), generator induksi tidak dapat menghasilkan daya

reaktif. Pada prakteknya, generator ini membutuhkan daya reaktif dan sebuah

sumber daya reaktif eksternal harus dihubungkan untuk pembangkitan medan

magnet stator. Sumber daya reaktif eksternal juga harus mengontrol tegangan

terminal generator. Keuntungan dari generator induksi ialah konstruksinya

sederahana, ekonomis (biaya perawatan murah), rating kilowatt (rating output)

tersedia dalam skala kecil dan tidak harus diputar pada kecepatan tetap [3] dan[8].

Selama kecepatan rotor lebih besar dari kecepatan stator pada system tenaga

dimana mesin ini terhubung, mesin akan berfungsi sebagai generator. Hal ini

menyebabkan generator induksi sesuai dan banyak dipakai pada pembangkit

energy terbarukan seperti tenaga angin dan tenaga mikrohidro. Karena tidak ada

pengaturan pada generator, maka power factor correction (koreksi factor daya)

disediakan oleh kapasitor dan tegangan terminal generator dikontrol oleh system

control eksternal. [3]

Untuk menghasilkan tegangan pada terminal generator, eksitasi harus

disediakan. Oleh sebab itu generator induksi dapat bekerja pada dua sistem yakni

sistem grid (PLN) dan sistem terisolasi. Pada sistem grid, generator akan

mengambil daya reaktif dari grid sedangkan pada sistem terisolasi, harus ada

eksitasi untuk generator seperti kapasitor bank. Sistem generator dengan kapasitor

eksitasi disebut sebagai generator induksi penguatan sendiri.Berikut ini gambar

dari generator induksi penguat sendiri:

(10)

II.2.3 Generator Induksi Masukan Ganda (Double Fed Induction

Generator/DFIG)

Generator induksi masukan ganda adalah generator induksi rotor belitan

dimana rangkaian rotor terhubung ke grid melalui device elektronika daya.

Kemampuan untuk mensuplai/ menyerap daya ke/ dari rotor menyebabkan

generator beroperasi pada kecepatan sub synchronous dan super synchronous

sementara tegangan dan frekuensi pada terminal stator dijaga konstan[14]. Oleh

sebab itu DFIG sering digunakan pada pembangkitan frekuensi konstan,

kecepatan variabel. Berikut ini rangkaian ekivalennya:

Vs Vr/s

Rs Rr/s

Rm

jXm

Is Ir

Io Er

Gambar 2.9Rangkaian ekivalen generator induksi masukan ganda

Pada rangkaian ekivalen diatas Vs adalah tegangan stator [V], Vr adalah tegangan

rotor [V], Er adalah emf (electric motive force) atau gaya gerak listrik (ggl) [V], Is

adalah arus stator [A], Ir adalah arus rotor [A], Rs adalah tahanan stator [Ω ], Rr

adalah tahanan rotor [Ω }, Xs adalah reaktansi stator [Ω ], Xs adalah reaktansi rotor

[Ω ], Rm adalah rugi rugi pemagnetan [Ω ], Xm ialah reaktansi pemagnetan [Ω ], s

adalah slip generator.

Dengan menerapkan hukum tegangan Kirchhoff untuk rangkaian diatas

dapat dirumuskan persamaan sebagai berikut:

= + (2.7)

= + . . (2.8)

(11)

= + (2.10)

Rangkaian ekuivalen ini, berdasarkan perhitungan tegangan dan arus, hanya dapat

diaplikasikan pada analisis steady state DFIG (double fed induction generator).

Prinsip Kerja

Untuk sebuah generator induksi rotor belitan dimana rotornya dihubung

singkat, tegangan pada rotor adalah nol, hubungan antara torsi elektromagnetik

dan arus rotor dapat diberikan dalam persamaan[14]:

= . . (2.11)

Dimana T adalah torsi elektromagnetik [Nm], adalah koefisien torsi, fluks

magnetik celah udara per phasa [Wb], arus aktif rotor. Arus aktif pada rotor

dapat dihitung melalui persamaan berikut [14]:

=

+ ( ) . + ( )

=

+ ( ) . (2.12)

Dimana s adalah slip generator. Berdasarkan persamaan (2.11) agar tegangan

stator generator induksi dan torsi beban dijaga konstan, arus aktif pada rangkaian

rotor dijaga pada nilai konstan[14]:

= . (2.13)

Ketika tegangan eksternal diberikan pada rangkaian rotor, arus aktif pada

rangkaian rotor menjadi[14]:

= + = . (2.14)

(12)

Oleh sebab itu, adalah mungkin untuk mengontrol kecepatan generator dengan

mengatur besar tegangan yang diberikan pada rotor, sementara torsi

elektromagnetik dijaga tetap konstan.

Tidak seperti generator induksi rotor sangkar, dimana rotornya dihubung

singkat, DFIG memiliki terminal pada rotornya. Rotor diberi masukan variabel

frekuensi ( ) dan variabel tegangan tiga phasa yang dibangkitkan oleh konverter

PWM. Tegangan AC pada rotor akan membangkitkan flux dengan frekuensi

selama rotor belum berputar (standing still). Ketika rotor diputar oleh kecepatan

medan putar rotor dengan tegangan yang diinjeksikan pada rotor akan

memiliki frekuensi + . Ketika kecepatan angin berubah, kecepatan rotor akan berubah dan untuk menghasilkan frekuensi 50 Hz, frekuensi injeksi ke

rotor juga harus dirubah[16].

II.3 Static Synchronous Compensator

Static Synchronous Compensator adalah sebuah shunt controller yang

digunakan untuk meregulasi tegangan dengan membangkitkan/ menyerap daya

reaktif[11]. Schematic diagram dari sebuah STATCOM dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 2.10Skematik diagram dari STATCOM

Pada sistem transmisi, STATCOM digunakan untuk meningkatkan kapasitas

transmisi daya, untuk mengatur tegangan/ sudut stabilitas, atau untuk meredam

mode osilasi. Pada sistem distribusi, STATCOM terutama digunakan untuk

pengaturan tegangan, akan tetapi dapat juga digunakan untuk mensuplai daya aktif

ke beban pada kasus blackout jika dilengkapi dengan sistem penyimpan energi

seperti baterai. STATCOM dapat juga digunakan untuk penyeimbang jaringan

distribusi dengan mengkompensasi beban tak seimbang. Pada tugas akhir ini,

(13)

STATCOM dilengkapi dengan sistem kontrol daya aktif dan reaktif untuk

mengatur output generator induksi[11].

II.3.1 Prinsip Operasi Dasar STATCOM

Ketika sistem tegangan turun, STATCOM membangkitkan daya reaktif

(STATCOM kapasitif). Ketika sistem tegangan naik, STATCOM menyerap daya

reaktif (STATCOM induktif). Variasi dari daya reaktif dilakukan oleh VSC

(Voltage Source Converter) yang terhubung ke sekunder trafo. VSC

menggunakan devais elektronika daya untuk mengatur tegangan V2 dari sumber

tegangan DC. Prinsip kerja STATCOM dijelaskan oleh gambar (2.11)

menunjukkan transfer daya aktif dan reaktif antara sumber V1 dan sumber V2.

Pada operasi kondisi steady state, tegangan V2 yang dibangkitkan VSC adalah

pada fasa yang sama dengan V1 (beda fasa = 0), agar hanya daya reaktif yang

mengalir (P=0). Jika V2 lebih rendah dari V1, Q mengalir dari V1 ke V2

(STATCOM menyerap daya reaktif). Sebaliknya, apabila V2 lebih tinggi dari V1,

Q mengalir dari V2 ke V1 (STATCOM menghasilkan daya reaktif) [11].

Power System

Gambar 2.11Skematik sistem kerja STATCOM

= sin . (2.15)

= ( cos ) . (2.16)

II.3.2 VSC (Voltage Source Converter)

Turbin angin kecepatan berubah (Variable Speed wind turbine) dengan konverter

elektronika daya mampu mengontrol output daya aktif dan daya reaktif [7].

(14)
(15)
(16)

II.5 Skematik Total Sistem

(17)

II.6 Diagram Alir Sistem Kontrol STATCOM

Gambar

Gambar 2.1 Sistem dasar pembangkit listrik tenaga angin
Gambar 2.5 Skematik diagram pembangkit tenaga angin kecepatan tetap
Gambar 2.7 Karakteristik  mesin induksi pada grafik torsi vs speed/ torsi vs slip
Gambar 2.8 Skema generator induksi penguat sendiri (SEIG), Self Excited
+6

Referensi

Dokumen terkait

Renstra ini secara garis besar mengupas tentang Visi, Misi, Tujuan Strategis, serta Sasaran dan Target Strategis dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten

These results, together with those obtained with the hyperspectral data, confirm that spectral information from the SWIR region improves species discrimination in the

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Repeatedly conducted photogrammetric evaluation of forest stands and the data from FMP could bring a new approach for the forest growth analysis and could be one

Bahwa dengan adanya kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang bersifat strategis, maka Arah dan Kebijakan Umum APBD serta Strategi dan Prioritas APBD telah

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2001 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 5

(2) Dilarang membuang sampah dan menumpuk kotoran/ sampah, di jalan, di jalur hijau, taman dan tempat umum, kecuali tempat-tempat yang telah ditentukan dan diizinkan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B4, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech