• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengan Hidup pada Pasien dengan End Colostomy di Kota Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengan Hidup pada Pasien dengan End Colostomy di Kota Medan Chapter III V"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain fenomenologi deskriptif. Fenomenologi adalah suatu ilmu yang memiliki tujuan untuk menjelaskan fenomena, penampilan dari sesuatu yang khusus, misalnya pengalaman hidup. Fokus utama dari studi fenomenologi adalah bagaimana orang mengalami suatu pengalaman hidup dan menginterpretasikan pengalamannya (Polit & Beck, 2012) sehingga dari pendekatan fenomenologi ini diharapkan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman hidup pada pasien dengan end colostomy di kota medan. Fenomenologi deskriptif adalah yang dibuat secara hati-hati berdasarkan pengalaman sehari-hari, mendeskripsikan bagaimana pengalaman seseorang, hal ini termasuk yang didengar, yang dilihat, yang dipercaya, yang dirasakan, yang diingat, yang diterima, yang dikeluhkan, dan yang dilakukan (Polit & Beck, 2012).

3.2 Partisipan

(2)

Jumlah partisipan pada penelitian ini berjumlah 10 orang. Pengambilan sampel pada penelitian kualitatif tidak diarahkan pada jumlah tetapi berdasarkan pada asas kesesuaian dan kecukupan informasi sampai mencapai saturasi data (Polit & Beck, 2012). Pada penelitian ini sudah terjadi saturasi data saat partisipan kesepuluh.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Tempat Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan di beberapa Rumah Sakit di Kota Medan, tetapi penelitiannya dilakukan di rumah pasien sesuai data pasien yang didapat dari Rumah Sakit di Kota Medan. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan sebagai berikut : (a) pengambilan data diambil dari Rumah Sakit di Kota Medan, (b) wawancara dilakukan di rumah pasien agar mempermudah konsentrasi pasien.

3.3.2 Waktu Penelitian

Pengumpulan data dimulai dari bulan Februari 2016 sampai dengan bulan April 2016, yaitu mulai pengumpulan data sampai dengan selesai pengumpulan data.

3.4 Pertimbangan Etik

(3)

selanjutnya peneliti mencari partisipan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Setelah terbina hubungan saling percaya antara peneliti dan partisipan, peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon partisipan bersedia berpatisipasi dalam penelitian, maka partisipan dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.

Peneliti tidak memaksa jika partisipan menolak untuk diwawancarai dan menghormati hak-haknya sebagai partisipan dalam penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan maka peneliti tidak mencantumkan nama dari partisipan (anonymity). Nama partisipan dibuat dengan inisial. Selanjutnya identitas partisipan juga dirahasiakan (confidentiality) dimana hanya informasi yang diperlukan saja yang akan dituliskan dan dicantumkan dalam penelitian. Peneliti juga tidak merugikan partisipan baik dalam hal fisik maupun psikologis (nonmaleficiency).

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua bagian. Pertama merupakan Kuesioner Data Demografi (KDD) yang berisi pernyataan mengenai data umum partisipan meliputi inisial, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan dan suku.

(4)

yang diajukan seputar pengalaman hidup pada pasien dengan stoma kolostomi di kota medan.

3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan memperoleh ethical clearance. Selanjutnya peneliti meminta izin dari rumah sakit untuk mengambil data pasien stoma melalui rekam medik dari RSUP Haji Adam Malik Medan untuk memperoleh data calon partisipan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Setelah mendapatkan data partisipan yang dibutuhkan maka peneliti langsung meenguhubungi partisipan untuk menanyakan apakah partisipan menyetujui untuk dilakukannya wawancara. Setelah partisipan menyetujui lalu peneliti melakukan kontrak waktu untuk melakukan wawancara. Selanjutnya peneliti melakukan Pilot study. Pilot study atau uji coba instrumen penelitian dilakukan pada pengumpulan partisipan pertama. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut cukup handal atau tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya. Pilot study dilakukan dengan cara mewawancarai seorang partisipan dam membuat transkip serta dibuat hingga analisa data dan diskusi kepada pembimbing untuk melihat hasil dari pilot study tersebut. Setelah mendapatkan persetujuan pembimbing, kemudian peneliti melanjutkan wawancara kepada partisipan berikutnya.

(5)

study dibuat dalam bentuk transkrip. Selanjutnya dikonsultasikan dengan pembimbing. Setelah mendapat persetujuan pembimbing, kemudian peneliti melanjutkan wawancara kepada partisipan berikutnya (Polit & Beck, 2012).

Setelah pilot study dilakukan, peneliti melakukan wawancara kepada partisipan. Proses wawancara dimulai dengan melakukan prolonged engagement yaitu dengan cara mengadakan 1 kali pertemuan dengan partisipan di rumahnya saat peneliti berkunjung kerumah partisipan. Dengan demikian, antara peneliti dan partisipan tumbuh hubungan saling percaya dan memiliki keterkaitan sehingga akan semakin akrab, semakin terbuka dalam memberikan informasi dan informasi yang diperoleh akan lebih lengkap. Pada tahap ini, peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan maksud, tujuan dan pengumpulan data yang dilakukan terhadap partisipan (Polit & Beck, 2012).

(6)

wawancara yang telah dibuat untuk memandu peneliti mengumpulkan informasi. Pada metode ini peneliti dan partisipan bertemu secara langsung untuk mendapatkan informasi secara jelas dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian, dalam hal ini wawancara dilakukan di rumah pasien.

3.7 Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Polit & Beck, 2012).

(7)

perekam beberapa waktu mendapatkan rasa keakraban terhadap makna ekspresi dan untuk kepekaan peneliti terhadap cara setiap partisipan berbicara.

2. Meninjau setiap transkip dan menarik pernyataan yang signifikan. Dalam langkah ini, frase dan kalimat signifikan yang menyinggung tentang pengalaman pasien kolostomi dalam perawatan luka stoma di rumah.

3. Menguraikan arti dari setiap pernyataan yang signifikan. Dalam langkah ini, pernyataan yang signifikan dipelajari untuk diambil pengertiannya.

4. Mengelompokkan makna-makna tersebut kedalam kelompok-kelompok tema. Dalam langkah ini, penelitian mengidentifikasi tema dari makna yang di formulasikan kedalam kelompok sub tema dan kategori.

5. Mengintegrasikan hasil kedalam bentuk deskripsi. Dalam analisis ini, deskripsi mendalam tentang pengalaman pasien stoma dalam perawatan luka stoma di rumah diperoleh, yaitu integrasi narasi dari semua tema, sub tema dan kategori. 6. Memformulasikan deskripsi lengkap dari fenomena yang diteliti sebagai identifikasi pernyataan setegas mungkin.

7. Memvalidasi apa yang telah ditemukan kepada partisipan sebagai tahap validasi akhir. Dari hasil validasi, partisipan menyatakan hasil yang didapat pada penelitian ini sudah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh partisipan.

3.8 Tingkat Kepercayaan Data

(8)

Credibility merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Peneliti harus memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit & Beck, 2012).

Confirmability pada penelitian ini dilakukan dengan memeriksa seluruh transkip wawancara dari tabel analisis tema kepada ahli di kualitatif. Dalam hal ini dilakukan oleh pembimbing yang merupakan pakar penelitian kualitatif. Kemudian peneliti menentukan tema dari hasil penelitian dalam bentuk matriks tema (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit & Beck, 2012).

Dependability merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai kualitas dari proses yang peneliti lakukan. Dalam penelitian ini, beberapa catatan yang dapat digunakan untuk menilai kualitas dari proses penelitian adalah data mentah yang diperoleh melalui pengumpulan transkip-transkip wawancara, hasil analisa data, membuat koding-koding (pengkodean), dan draft hasil laporan penelitian untuk menunjukkan adanya kesimpulan yang ditarik pada akhir penelitian (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit & Beck, 2012).

Transferability mengacu pada sejauh mana hasil penelitian dapat diterapkan dalam situasi atau kelompok yang lain. Kriteria ini digunakan untuk melihat bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks (setting) tertentu dapat ditransfer ke subjek lain yang memiliki karakteristik yang sama (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit & Beck, 2012).

(9)
(10)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan hasil penelitian dengan literatur yang berhubungan dengan pengalaman hidup pada pasien dengan end colostomy di kota medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup pada pasien dengan end colostomy di kota medan. Hasil penelitian ini memunculkan tiga tema yang memberi suatu gambaran atau fenomena pengalaman hidup pada pasien dengan end colostomy di kota medan. Hasil penelitian yang dibahas adalah karakteristik partisipan dan tema hasil analisa data penelitian.

4.2 Karakteristik Partisipan

(11)

Tabel 4.1.

Karakteristik Partisipan

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

(12)

4.3 Hasil wawancara pengalaman hidup pada pasien dengan end colostomy

di kota Medan

Hasil penelitian ini mendapatkan 3 tema terkait pengalaman hidup pada pasien dengan stoma kolostomi di kota medan. Keempat tema tersebut meliputi (1) perawatan end colostomy (2) respon negatif psikologis (3) hambatan dalam merawat end colostomy.

4.3.1 Perawatan end colostomy

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap kesepuluh partisipan didapatkan bahwa pasien melakukan perawatan untuk end colostomi maka menghasilkan 3 sub tema yaitu melakukan perawatan di rumah sakit, melakukan perawatan mandiri, melakukan perawatan dengan bantuan keluarga.

1. Melakukan perawatan di rumah sakit

Sepuluh partisipan mengatakan bahwa melakukan perawatan di rumah sakit karena mereka percaya akan pengobatan yang dilakukan oleh tim medis hal ini dilakukan oleh pasien karena penyakit yang dialami oleh partisipan adalah penyakit medis yang seharusnya di bawa ke pelayanan kesehatan. Partisipan menyatakan bahwa mereka melakukan perawatan di rumah sakit yaitu melakukan kemotheraphy dan mendapatkan obat-obatan. Berikut pernyataan partisipan:

“…Insyallah gak ada sama sekali karna saya yakin obat yang di kasih sama dokter itu udah cukup bagus untuk kesehatan saya…” (P2)

(13)

“…belum belum pernah gak ada juga kayak gitu karna dari rumah sakit aja kan cukup kakak rasa walaupun belum sembuh total kali tapi setidaknya gak ada berobat tempat yang lain karna ini aja susah sembuhnya apalagi mau berobat tempat lain yang ada rusak nanti semuanya yang ada tambah parah…” (P8) “…Selama ini dari rumah sakit aja lah dek karna banyak kali kita dengar dari orang entah apa apa obat ini obat itu yang ada gak sembuh nanti jadi 1 suara aja kakak dengarkan yaudah lah rumah sakit udah cukup…” (P10)

2. Melakukan perawatan mandiri

Sepuluh partisipan mengatakan bahwa mengganti kantong stoma dan membersihkan keseluruhan area end colostomy hingga end colostomi bersih. Berikut pernyataan partisipan:

“…Cemanalah pula dibilang ya, gak ada kesulitan lah, biasa aja kakek rasa kalau membersihkannya ya kakek bersihkan biasalah ala kadarnya aja paling pake air terus kakek keringkan udah kayak gitu ajalah kakek buat…” (P1) “…Ya abang bersihkanlah pakai air pas abang mandi abang cuci bersih bagian dalam, luar abang sabuni pelan pelan…” (P5)

“…Ya diambilkan abang ku lah air sama tisu nya terus aku bersihkan lah dek bagian dalam dan luarnya terus di lap lah kering pake tisu baru di bungkus lagi lah udah gitu aja…” (P7)

“…Ya dibersihkan lah pakai air dek dalam sama luarnya semua lah kalau bisa kalau udah bersih nampak ya di lap lah pakai kain yang lembut atau pakai tisu yang lembut sampai kering paling gitu aja lah…” (P9)

3. Melakukan perawatan dengan bantuan keluarga

(14)

kantong end colostomy sendiri untuk melakukan penghematan. Berikut pernyataan partisipan:

“…Sekarang udah aku bikin sendiri karena gak sangguplah beli terus karna saya permanen kan…” (P3)

“…Tapi setelah di fikir fikir kan kemaren saya beli 1 6000 kalau saya beli sampai sekarang pasti biaya hidup semakin tinggi jadi kalau ada yang lebih hemat kenapa harus yang mahal jadi di olah sendiri lah…” (P4)

“…buat lah dek ngeri kali biaya nya pula kalau beli terus jadi abang buat aja lebih hemat dan terjamin lagi kualitasnya…” (P5)

Enam dari sepuluh partisipan mendapatkan bantuan dari keluarga dalam membersihkan end colostomy. Mulai dari menyediakan peralatan kebersihan sampai membuat kantong stoma. Hal ini di sesuai dengan pernyataan partisipan. “…Siapalah paling nenekmu lah yang rawat bantu sikit itupun kalau kakek gak bisa sendiri tapi selama bisa sendiri mana mau kakek minta bantuan sama nenekmu…” (P1)

“…Yang ngerawat saya sama mamak lah kak tapi saya yang bersihkan mamak yang siapi semua kayak air dan tisunya sama kantongnya tapi sekarang saya juga udah berusaha kok kak untuk mengerjakannya sendiri kan udah besar juga…” (P 6)

“…Paling suami lah awalnya aja kalau sekarang udah gak ada lagi lah karna sendiri juga bisa dek merawatnya…” (P9)

4.3.2 Respon Negatif Psikologis

(15)

1. Merasa cemas saat dipasang end colostomy

Dua dari sepuluh orang pasien dengan end colostomy mengatakan cemas saat di pasang end colostomy dan cemas karena biaya. Berikut pernyataan partisipan:

“…Rasanya ya apalah, apa namanya ada juga cemas pas dipasang kolostomi pas dipasang kolostomi…” (P1)

“…Ya gimana cemas karena biaya…” (P2)

2. Merasa sedih dengan kondisi saat ini

Empat dari sepuluh pasien mengatakan sedih karena dipasang end colostomy. Berikut pernyataan partisipan:

“…Sedihlah awalnya malu sama tetangga, pasti di omongin tetangga entah apa-apa, belum lagi nanti bakalan gak bisa apa-apa kakek…” (P1)

“…Sedih lah karna gak bisa operasi lagi udah seumur abang ini…” (P2)

“…Sedih pastilah cemas pun ada juga tapi mau gimana lagi dibuat udah takdirku lah namanya juga udah tua…” (P3)

“…Sedih lah cemas kesal semualah dek terasa kalau udah kayak gini karna bukan kesalahan kakak juga kan kakak kayak gini karna ulah dokternya operasi sembarangan…” (P8)

4.3.3 Hambatan dalam merawat end colostomy 1. Kesalahan perawatan

(16)

“…Kalau gatal gatal ada tapi kalau dia merah atau apa gak tau kakek karna gak pernah kakek perhatikan kali…” (P1)

“…Paling kalau sakit ya duh sakit pisan atuh sakit banget deh pokoknya kadang mau gak tertahankan Cuma saya gak manja manjakan ini penyakit…” (P2)

“…Kendalanya ya banyak cemana lah ya aaaa udaah apanya apa stoma nya mau terkadang sakit, bengkak…” (P3)

“…Ada kak sakit yang saya rasakan di stomanya ini terus gatal di bagian stomanya…” (P6)

“…Ada lah dek gatal juga dia terasa…” (P7)

“…Ada sekali waktu itu gak dibersihkan dia gatal terasa karna kan jorok taik pula dibiarkan disitu seungguk ungguk…” (P8)

“…Ada juga lah kadang kalau udah sering kali dibersihkan merah merah dia tapi merahnya beda dia numpuk gitu merahnya di satu tempat…” (P5)

“…Merah lah dia kak dibagian stomanya merah kali pun kadang merah disekelilingnya…” (P6)

(17)

Tabel 4.1.2 Matriks Tema

Pengalaman Hidup pada Pasien dengan End Colostomy di Kota Medan

Tema 1: Perawatan End Colostomy Sub Tema:

a. Mengganti kantong stoma

b. Membersihkan area end colostomy a. Menyediakan peralatan kebersihan b. Membuat kantong stoma

Tema 2: Respon Negatif Psikologis Sub Tema:

1. Merasa cemas terhadap kondisi end colostomy 2. Merasa sedih dengan kondisi saat ini

Tema 3: Hambatan dalam Merawat End Colostomy Sub Tema:

1. Kesalahan perawatan

Kategori:

(18)

4.4 Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan diuraikan teori-teori ataupun evidence based yang terkait dengan pengalaman hidup pada pasien end colostomy di kota medan. Dalam bagian ini akan dibahas mengenai 3 tema yang telah ditemukan meliputi : (1) perawatan end colostomy (2) respon negatif psikologis (3) hambatan dalam merawat end colostomy.

4.4.1 Perawatan end colostomy

Singkatnya masa perawatan (2-4 minggu), menyebabkan pasien belum dapat sepenuhnya terlatih dalam teknik perawatan stoma sebelum pasien diizinkan pulang. Oleh sebab itu perawatan stoma harus diajarkan pada pasien dan keluarga bersamaan dengan bagaimana menerapkan drainase kantung dan melaksanakan irigasi (Smeltzer & Bare, 2002). Namun, pada penelitian ini ditemukan bahwa partisipan masih melakukan perawatan untuk end colostomy di pelayanan kesehatan untuk membersihkan seluruh area end colostomy meskipun telah diizinkan untuk pulang. Diketahui juga bahwa pasien tetap mengkonsumsi makanan yang sesuai untuk membantu proses penyembuhan end colostomy.

1. Melakukan perawatan di rumah sakit

(19)

drainase kantung dan melaksanakan irigasi kantong stoma (Brunner dan suddarth, 2000). Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan bahwa, partisipan tetap melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan, karena mereka percaya bahwa pengobatan harus dilakukan oleh tim medis karena penyakit yang dialami oleh partisipan merupakan penyakit medis yang seharusnya di tangani oleh tim medis di pelayanan kesehatan.

2. Melakukan perawatan mandiri

Partisipan dalam penelitian ini membersihkan end colostomy dengan menggunakan air dan mengganti kantong stoma secara rutin. Sebahagian partisipan melakukan penggantian kantong stoma setiap buang air besar. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Truven Health Anaytics, 2012 bahwa penggantian kantong stoma harus disertai dengan membersihkan stoma. Stoma cukup dibersihkan dengan air dan hindari penggunaan sabun karena dapat mengiritasi.

3. Melakukan perawatan dengan bantuan keluarga

(20)

Partisipan dalam penelitian ini menyampaikan bahwa upaya penghematan dalam pengeluaran untuk biaya perawatan dapat dilakukan dengan membuat sendiri kantong stoma dengan menggunakan plastic gula berukuran ½kg atau 1kg yang dilubangi sesuai dengan ukuran stoma partisipan dan menggunakan double tipe sebagai perekat kantong stoma. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari setryoni, 2007 yang menyatakan bahwa bagi pasien yang tidak mampu, kantong stomanya dapat dimodifikasi / dipilihkan dengan cara menggunakan kantong plastik gula yang ditempel menggunakan double tape atau bisa juga plastik tersebut hanya dilubangi sesuai lebarnya diameter stoma pada salah satu sisi bagian tengah atas, kemudian bagian sisi kiri & kanannya diberi tali untuk ikat pinggang.

4.4.2 Respon Negatif Psikologis

Pasien yang dipasang untuk seumur hidup, kemungkinan besar akan berdampak pada aspek-aspek kehidupan dari pasien tersebut baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Dengan kata lain, hal tersebut juga akan berdampak pada kepuasan, kebahagiaan, dan pengalaman pasien (Suratum & Lusiana, 2010). Seperti analisa data yang didapat dari penelitian ini bahwa partisipan mengalami masalah fisik dan psikologis.

(21)

tubuhnya (pratiwi, 2014). Sama halnya pada penelitian ini ditemukan bahwa partisipan merasakan cemas serta malu terhadap lingkungan karena menggunakan end colostomy di awal pemasangan. Partisipan mencemaskan keterbatasan fisik yang akan dialaminya setelah penggunaan end colostomy. Partisipan merasa pemasangan end colostomy akan membatasi ruang gerak fisiknya karena partisipan harus membawa kantong end colostomy kemanapun ia pergi sebab partisipan harus segera mengganti kantong end colostomy setelah buang air besar. Terlambatnya penggantian kantong end colostomy akan menimbulkan aroma yang kurang sedap dari kotoran pada kantong end colostomy, hal ini lah yang membuat partisipan selalu merasa cemas dan malu saat berinteraksi dengan lingkungannya. Namun rasa cemas dan malu tersebut hanya dirasakan oleh partisipan pada awal pemasangan kantong end colostomy saja karena setelah terbiasa partisipan akan lebih cepat dan tanggap untuk mengganti kantong end colostomy.

4.4.3 Hambatan dalam Merawat End Colostomy

(22)
(23)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap sepuluh partisipan, maka penelitian ini menemukan ada 3 tema terkait pengalaman hidup pada pasien dengan end colostomy di kota medan, yaitu : (1) perawatan end colostomy (2) respon negatif psikologis (3) hambatan dalam merawat end colostomy.

Dari hasil penelitian ini peneliti berharap partisipan bisa mendapatkan informasi tentang 10 hak ostomate. Dengan demikian diharapkan banyak orang yang tahu dan faham hak-hak ostomate, sebagai salah satu bentuk kepedulian kita

terhadap mereka, tidak hanya ostomate saja yang tahu tapi kita semua, baik tenaga

kesehatan: dokter, perawat, keluarga bahkan masyarakat umum diharapkan

mengetahui sehingga dapat menjadi pengawal untuk para ostomete sehingga

mendapatkan hak-haknya tersebut.

Dan yang mesti diingat oleh kita semua bahwasanya ostomate juga manusia

biasa namun mempunyai kelebihan yag tidak dimiliki oleh manusia lain yaitu

memiliki stoma dan itu adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa sehingga kita harus

(24)

5.2Saran

5.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan, khususnya bidang keperawatan Medikal bedah dan jiwa tentang pengalaman pasien end colostomy.

5.2.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan bagi pelayanan keperawatan untuk memberikan informasi yang jelas mengenai 10 hak ostomate agar pasien dapat lebih memahami hak-hak mereka sebagai pasien end colostomy.

5.2.3 Bagi pelayanan kesehatan

Disarankan bagi pihak rumah sakit untuk memfasilitasi dokter, perawat dan tim kesehatan lainnya khususnya pada perawat stoma untuk mengikuti pelatihan mengenai 10 hak ostomate agar perawat atau pelayanan kesehatan lainnya dapat menjelaskan secara lengkap mengenai 10 hak ostomate agar para ostomate faham atas hak hak yang harus diperoleh oleh mereka.

5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Gambar

Tabel 4.1.
Tabel 4.1.2

Referensi

Dokumen terkait

1) Bagi sekolah, sebagai bahan informasi guna mengetahui hubungan antara kebiasaan bermain game online dengan motivasi belajar siswa.. 2) Bagi guru, penelitian ini dapat

Dalam skripsi ini penulis mencoba mendeskripsikan kesenian wayang sebagai media perkembangan budaya Islam ruang lingkup penelitian pada Perkumpulan Langen Suara

Akibatnya, lebar muatan tidak tercakup berkurang dan halangan berkurang, yakni energi halangannya (Gambar 5.5). Besarnya pengurangan energi halangan diberikan oleh eV, di

Huruf : Berdasarkan pada kemampuan berbahasa anak usia pra sekolah yang baru mengenal dan belajar huruf, angka, membaca serta menulis dari segi tipografi, digunakan jenis

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dari TIM delegasi Universitas Halu Oleo dapat kembali dari kegiatan

“ Upaya Meningkatkan Kesiapan Menghadapi Ulangan Harian Praktek Kejuruan melalui Layanan Penguasaan Konten dengan teknik relaxation training Siswa kelas XI B TKJ

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian ini adalah “Apakah Cost Income

berjumlah 63 siswa, teknik samplingnya adalah sampling jenuh, sampelnya adalah siswa kelas VIII A dan VIII B,variabel bebas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair