• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Hasil Perawatan Maloklusi Klas I Dengan Pencabutan dan Tanpa Pencabutan Menggunakan Grading System ABO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Hasil Perawatan Maloklusi Klas I Dengan Pencabutan dan Tanpa Pencabutan Menggunakan Grading System ABO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maloklusi merupakan suatu kondisi yang menyimpang dari relasi normal gigi terhadap gigi lainnya dalam satu lengkung dan terhadap gigi pada lengkung rahang lawannya.1,2,3 Dewanto (2004) mengatakan bahwa maloklusi adalah oklusi gigi geligi yang menyimpang dari ideal dan penyimpangan tersebut merupakan ciri-ciri maloklusi yang sangat bervariasi baik pada individu maupun kelompok populasi.4 Pemeriksaan klinis dan penunjang penting dilakukan dalam mengidentifikasi masalah maloklusi yang diderita, sehingga diagnosis dapat ditegakkan dan rencana perawatan ortodonti dapat disusun secara tepat.5,6

(2)

tidak beraturan seperti gigi berjejal, spacing, rotasi gigi, protrusif, deep over

bite, open bite, dan crossbite.5,6 Selain berdasarkan hubungan dental, maloklusi

juga dapat dilihat berdasarkan hubungan skeletalnya. Hubungan skeletal Klas I yaitu maloklusi yang terjadi murni pada gigi, dimana tulang wajah dan rahang berada pada posisi yang harmonis.3

(3)

Perawatan maloklusi Klas I dapat dilakukan dengan atau tanpa pencabutan gigi. Kontroversi dalam melakukan pencabutan gigi telah berlangsung pada awal abad ke 20. Angle (1907) merupakan pelopor dalam menggambarkan oklusi normal dan mengklasifikasikan maloklusi.13,14 Beliau dipengaruhi oleh konsep biologis pada masanya, dimana kesempurnaan manusia ditekankan sehingga manusia dianggap mampu memiliki gigi secara utuh, oleh karena itu tidak perlu dilakukan pencabutan gigi dalam perawatan ortodonti .13

Pada tahun 1940, Tweed melakukan perawatan kembali pada kasus-kasus tanpa pencabutan dan mendapatkan hasil oklusi yang lebih stabil setelah pencabutan empat gigi premolar. Sejak saat itu kasus pencabutan dilakukan hampir pada 70 % pasien dan mencapai puncaknya pada tahun 1960.13 Akan tetapi penolakan dalam pencabutan gigi masih terjadi. Baumrind dkk., melaporkan terdapat 34 % inter-klinisi tidak memperoleh persetujuan dalam memutuskan perawatan dengan pencabutan atau tanpa pencabutan.15 Dalam rangka untuk mencapai keputusan perawatan antara pencabutan atau tanpa pencabutan, beberapa aspek seperti stabilitas oklusi, karakteristik lengkung gigi, dan estetik wajah harus dipertimbangkan serta efek pada kompleksitas dentofasial harus dijelaskan.16,17

(4)

menghasilkan kedudukan gigi yang stabil setelah perawatan.5,7 Perawatan ortodonti dapat dilakukan dengan piranti lepasan, cekat maupun kombinasi. Perawatan ortodonti dengan hasil yang lebih baik dapat dicapai dengan penggunaan piranti cekat. Keunggulan piranti cekat antara lain : 1) mampu menggerakkan gigi dalam 3 dimensi yaitu arah bukolingual, mesiodistal dan oklusoapikal, 2) memberikan retensi dan stabilisasi yang baik, 3) dapat digunakan pada kasus yang sulit serta untuk gerakan tipping, bodily dan torque.2,7,18

Perawatan ortodonti dengan piranti cekat dapat dilakukan dengan berbagai teknik. Beberapa teknik yang sering digunakan oleh klinisi di antaranya adalah teknik Edgewise, Straight Wire, Begg, dan Self ligating.6 Teknik Edgewise diperkenalkan oleh Angle pada tahun 1928. Braket Edgewise telah banyak digunakan selama bertahun-tahun dan memberikan hasil yang baik. Dalam periode tersebut banyak klinisi yang mulai menciptakan modifikasi piranti. Pada tahun 1970 Andrews menciptakan sistem straight wire dengan menggunakan braket Preadjusted.19,20

(5)

dengan menggunakan suatu indeks maloklusi yang dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan maloklusi dan tingkat keberhasilan perawatan secara obyektif.21,22

Menurut Hickham (1975), indeks keberhasilan perawatan ortodonti memiliki tujuan meningkatkan kualitas hasil perawatan operator dan dapat juga menjadi perangkat evaluasi ortodontis dalam meningkatkan kualitas perawatan.23 Terdapat tiga indeks hasil perawatan yang biasa digunakan yaitu

Grading system dari American Board of Orthodontics, PAR (Peer Assessment

Rating), dan ICON ( Index of Complexity, Outcome, and Need). Grading system

merupakan parameter keberhasilan perawatan ortodonti yang dikemukakan oleh

America Board Of Orthodonti (ABO) pada tahun 1999. Parameter ini

melakukan penilaian keberhasilan perawatan terhadap model studi dan radiografi panoramik.24,25 Fox dkk menyatakan bahwa ABO memiliki penilaian hasil perawatan yang lebih seksama. Terdapat delapan kriteria yang harus dinilai dalam parameter ini yaitu, alignment, tepi marginal, inklinasi bukolingual, relasi oklusal, kontak oklusal, overjet, kontak interproksimal, dan angulasi akar. Grading system oleh ABO memiliki piranti pengukur yang dinamakan ABO measuring gauge.24,25,26

(6)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil perawatan ortodonti maloklusi Klas I dengan pencabutan menggunakan Grading system dari ABO.

2. Bagaimana hasil perawatan ortodonti maloklusi Klas I tanpa pencabutan menggunakan Grading system dari ABO.

3. Bagaimana perbandingan hasil perawatan ortodonti maloklusi Klas I dengan pencabutan dan tanpa pencabutan menggunakan Grading system dari ABO.

1.3Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui hasil perawatan ortodonti maloklusi Klas I dengan pencabutan menggunakan Grading system dari ABO.

2. Mengetahui hasil perawatan ortodonti maloklusi Klas I tanpa pencabutan menggunakan Grading system dari ABO.

(7)

1.4 Manfaat penelitian

Secara keilmuan manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan informasi sebagai berikut :

1. Mengenai hasil perawatan ortodonti maloklusi Klas I dengan pencabutan menggunakan Grading system dari ABO.

2. Mengenai hasil perawatan ortodonti maloklusi Klas I tanpa pencabutan menggunakan Grading system dari ABO.

3. Mengenai perbandingan hasil perawatan ortodonti maloklusi Klas I dengan pencabutan dan tanpa pencabutan menggunakan Grading system dari ABO.

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ortodontis sebagai informasi tambahan dalam membantu penyusunan rencana perawatan ortodonti pada kasus maloklusi Klas I, mengevaluasi hasil perawatannya dengan menggunakan indeks keberhasilan perawatan Grading

system dari ABO, serta sebagai standarisasi untuk menentukan suatu kasus telah

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui manfaat dari protein spesifik yang ditemukan pada susu kambing, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan informasi yang sudah ada sebelumnya untuk

menyapu dalam rangka menggagalkan serangan atau permainan lawan. Ditinjau dalam perkenaan bagian kaki terhadap bola ,maka menendang dapat.. dibedakan menjadi 4

Simpulan penelitian ini yaitu metode role playing efektif diterapkan pada pembelajaran PKn materi keputusan bersama yang ditunjukkan dengan hasil belajar siswa kelas eksperimen

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui pendekatan pembelajaran eksperiensial tidak hanya semata melakukan pembelajaran dengan praktik (learning by doing)

Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas (negara) sampai ke wilayah

Indonesia merupakan negara hukum, serta pernyataan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka, mengandung spirit untuk tidak menjadikan hukum sebagai alat

Beberapa contoh pemanfaatan benda-benda atau alat-alat yang dapat digunakan sebagai sumber belajar disekolah. a) Barang bekas, sering kali luput dari perhatian kita

Berdasarkan hasil uji homogenitas berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar merah terhadap antosianin agar-agar untuk uji intensitas warna kuning (b+) diketahui