• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga (Studi Kasus Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga (Studi Kasus Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI : PENUTUP

Bab ini beriskan Kesimpulan dan Saran dari hasil

penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga pada umumnya adalah kelompok primer yang terpenting dalam

masyarakat. Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang

merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama

pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain,

keluarga tetaplah merupakan bagian dari masyarakat total yang lahir dan berada di

dalamnya, yang secara berangsur-angsur akan melepaskan cirri-ciri tersebut

karena tumbuhnya mereka kearah pendewasaan.

Menurut Horton dan Hunt (1987) istilah keluarga umumnya digunakan

untuk menunjuk beberapa pengertian sebagai berikut: (1) suatu kelompok yang

memiliki nenek moyang yang sama, (2) suatu kelompok kekerabatan yang

disatukan oleh darah dan perkawinan, (3) pasangan perkawinan dengan atau tanpa

anak, (4) pasangan nikah yang mempunyai anak dan (5) satu orang baik duda

(2)

Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan

oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum : meningkatkan fisik, mental, emosional,

dan sosial dari tiap anggotanya (Harmoko,2012 : 11).

Menurut Burgess (1962) Keluarga terdiri atas kelompok orang yang

mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi,

anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan

berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang

berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri (Harmoko, 2012 :

8).

2.1.2ciri-ciri keluarga

Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari

suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan

dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Walaupun sulit untuk menentukan

atau mencari persamaan-persamaan dan cirri-ciri pada semua keluarga, paling

tidak terdapat ciri-ciri keluarga secara umum dan khusus, yang akan terdapat pada

keluarga dalam bentuk dan tipe apapun.

a. Ciri- ciri Umum

Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Mac

Iver dan Page dalam Khairudin (1997 : 6) :

(3)

2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan

dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.

3. Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan.

4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota

kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap

kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk

mempunyai keturuna dan membesarkan anak.

5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang

walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap

kelompok keluarga.

Terdapat 4 kharakteristik keluarga yang terdapat pada semua keluarga dan

juga untuk membedakan keluarga dari kelompok-kelompok sosial lainnya yaitu

Burgess dan Locke dalam Khairuddin (1997 : 6) :

1. Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan

perkawinan, darah, atau adopsi. Pertalian antara suami dan isteri adalah

perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah

darah dan kadang kala adopsi.

2. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama dibawah satu

atap dan merupakan susunan suatu rumah tangga.

3. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan

berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi suami isteri,

ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan.

(4)

4. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama yang diperoleh

pada hakekatnya dari kebudayaan umuum, tetapi dalam suatu masyarakat

yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang

berlainan dengan keluarga lainnya.

b. Ciri-ciri khusus

Organisasi keluarga dalam beberapa hal tidaklah sama dengan asosiasi

lainnya, disamping memiliki cirri-ciri umum sebagai suatu organisasi lazimnya,

keluarga juga memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut :

1. Kebersamaan : keluarga merupakan bentuk yang hampir paling

universal diantara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya. Dia dapat

ditemui dalam semua masyarakat, pada semua tingkat perkembangan

sosial, dan terdapat pada tingkatan manusia yang paling rendah

sekalipun.

2. Dasar-dasar emosional : hal ini didasarkan pada suatu kompleks

dorongan-dorongan yang sangat mendalam dari sifat organis kita,

seperti perkawinan, menjadi ayah, kesetiaan akan maternal, dan

perhatian orang tua. Ini dibentengi oleh pria dengan arti yang

mendalam dan ikatan kelompok yang erat tentang emosi-emosi

sekunder, dari cinta romantic sampai pada kebanggaan akan rasa dan

kasih sayang perkawinan sampai pada keinginan untuk menjaga

perekonomian rumah tangga dari kec emburuan yang dimiliki individu

sampai kepada hasrat untuk hidup abadi yang sangat menyusahkan.

(5)

manusia, dan pengaruh perkembangan yang paling besar dalam

kesadaran hidup yang mana merupakan sumbernya. Pada khususnya

hal ini membentuk kharakter individu lewat pengaruh

kebiasaan-kebiasaan organis maupun mental.

4. Ukuran yang terbatas : keluarga merupakan kelompok yang terbatas

ukurannya, yang dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak

dapat lebih tanpa kehilangan identitasnya. Oleh sebab itu keluarga

merupakan skala yang paling kecil dari semua organisasi formal yang

merupakan struktur sosial, dan khususnya dalam masyarakatyang

sudah beradab dimana keluarga secara utuh terpisah dari kelompok

kekerabatan.

5. Posisi inti dalam struktur sosial : keluarga merupakan inti dari

organisasi sosial lainnya, kerap di dalam masyarakat yang masih

sederhana, maupun dalam masyarakat yang lebih maju. Struktur sosial

secara keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan keluarga.

6. Tanggung jawab para anggota : keluarga memiliki tuntutan-tuntutan

yang lebih besar dan kontinyu daripada yang biasa dilakukan oleh

asosiasi-asosiasi lainnya. Keluargamengarahkan laki-laki dan

perempuan juga untuk memperlihatkan kepada yang lain baha diri

mereka sendiri mempunyai suatu tugas-tugas yang sukar dan suatu

tanggung jawab yang berat.

7. Aturan kemasyarakatan : perjanjian perkawinan antara laki-laki dan

perempuan, pada masyarakat keluarga merupakan salah satu asosiasi

(6)

tidak bebas untuk meninggalkan atau membubarkannya, walaupun

dengan persetujuan bersama.

8. Sifat kekekalan dan kesementaraannya : sebagai institusi, keluarga

merupakan sesuatu yang demikian permanen dan universal, dan

sebagai asosiasi merupakan organisasi yang paling bersifat sementara

dan yang paling mudah berubah dari seluruh organisasi-organisasi

penting lainnya dalam masyarakat.

Jadi keluarga dapat didefenisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang

yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan

susunan rumah tangga sendiri , berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain

yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri,ayah dan ibu, putra

dan putri, saudara laki-laki dan perempuan, dan merupakan pemelihara

kebudayaan bersama.

2.1.3 Fungsi Keluarga

Setelah sebuah keluarga terbentuk, anggota keluarga yang ada di dalamnya

memiliki tugas masing – masing. Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam

kehidupan keluarga inilah yang disebut fungsi. Jadi fungsi keluarga adalah suatu

pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau di luar keluarga. Fungsi

disini mengacu pada peran individu dalam mengetahui, yang pada akhirnya

mewujudkan hak dan kewajiban. Mengetahui fungsi keluarga sangat penting

sebab dari sinilah terukur dan terbaca sosok keluarga yang ideal dan harmonis.

Munculnya krisis dalam rumah tangga dapat juga sebagai akibat tidak

(7)

Fungsi pokok keluarga menurut Khairuddin (1985: 59-60) antara lain ”fungsi biologik, fungsi afeksi, dan fungsi sosialisasi”.

1) Fungsi Biologik

Keluarga merupakan tempat lahir dan tumbuh kembang anak sehingga

merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun seiring dengan

perkembangan zaman, fungsi ini berubah karena sekarang kebanyakan keluarga

cenderung memiliki anak yang sedikit hal ini dipengaruhi oleh faktor–faktor,

perubahan tempat tinggal dari desa ke kota, makin sulit fasilitas perumahan,

banyak anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai sukses material

keluarga, banyak anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai kemesraaan

keluarga, meningkatnya taraf pendidikan wanita mengakibatkan berkurangnya

fertilitanya, berubah dorongan dari agama agar keluarga memiliki banyak anak,

semakin banyak orang tua bekerja di luar rumah dan makin meluas pengetahuan

dan penggunaan alat kontrasepsi

2) Fungsi Afeksi

Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan

dan afeksi yang tumbuh akibat hubungan cinta kasih atas dasar perkawinan. Dari

hubungan ini terjalinlah hubungan yang didasari kasih sayang, persaudaran,

persahabatan, persamaan pandangan mengenai nilai–nilai yang merupakan faktor

penting dalam

perkembangan pribadi anak, dalam menghadapi perkembangan zaman. Suasana

kasih sayang ini tidak terdapat pada institusi lain.

(8)

Peran keluarga adalah dalam membentuk kepribadian anak melalui interaksi sosial

dalam keluarga. Anak–anak mempelajari pola tingkah laku, sikap, keyakinan,

cita–cita dan nilai–nilai dalam masyarakat melalui keluarga dalam perkembangan

pribadinya. Keluarga adalah agen sosialisasi yang penting bagi anak-anak karena

dengan mengajarkan kepada anggotanya mengenai aturan hidup dan menjadi

seseorang yang memiliki tingkah laku baik sesuai dengan harapan masyarakat.

Didalam sebuah keluarga bagi anggotanya selain memberikan asuhan,

perlindungan dan perawatan, kasih sayang yang terbaik, mengajarkan kepada

anak-anak tentang pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, norma-norma dalam

masyarakat dan kebudayaan. Fungsi sosialisasi ini berlaku dari sejak anak lahir

dengan melakukan imitasi terhadap orang tua sampai ia dewasa dan memiliki

karakter yang khas, selain keluarga didukung oleh agen sosialisasi yanglain yaitu

lembaga pendidikan, teman sebaya dan media.

2.2 Orang tua Tunggal

2.2.1 Pengertian Orang tua Tunggal

Orang tua tunggal atau adalah proses pengasuhan anak, hanya ada salah

satunya, ayah atau ibu. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan

anak-anak. Ayah dan ibu berperan sebagai orangtua bagi anak-anaknya. Namun, dalam

kehidupan nyata sering dijumpai keluarga dimana salah satu orang tuanya tidak

ada lagi. Keadaan ini menimbulkan apa yang disebut dengan keluarga dengan

single parent. (http://www.psychologymania.com, diakses pada 14 November

2015 pukul 18.00 WIB )

(9)

dapat terjadi pada lahirnya seorang anak tanpa ikatan perkawinan yang sah dan

pemeliharaannya menjadi tanggung jawab ibu. Keluarga orang tua tunggal dapat

diakibatkan oleh perceraian, kematian, orang tua angkat, dan orang tua yang

berpisah tempat tinggalnya.Suhendi dan Wahyu (2001:401).

2.2.2 Penyebab Orang tua Tunggal

Goode, William. J (2007: 184), keluarga single parent atau keluarga

dengan orang tua tunggal, adalah “keluarga yang mengalami kekacauan keluarga

yakni pecahnya suatu unit keluarga, terputus atau retaknya struktur peran sosial

apabila salah satu atau beberapa anggota gagal menjalankan kewajiban peran

secukupnya“. Terjadinya kekacauan dalam keluarga disebabkan sebagai berikut:

a) Ketidaksahan

Ketidakasahan merupakan unit keluarga tidak lengkap, hal ini diakibatkan karena

ayah atau ibu tidak ada, seperti terjadinya kehamilan diluar nikah atau fenomena

bagi seorang wanita atau laki-laki yang tidak mau menikah kemudian mengadopsi

anak. Oleh karena itu tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan peranannya.

b) Pembatalan, perpisahan, perceraian dan meninggalkan

Terputusnya keluarga akibat salah satu atau pasangan baik dari ayah atau ibu

memutuskan untuk berpisah atau bercerai dengan alasan tidak ada lagi kecocokan,

kekerasan dalam rumah tangga, adanya konfik atau pertengkaran yang

berkepanjangan . Sehingga untuk selanjutnya salah satu pasangan tidak

melaksanakan kewajiban perannya lagi.

c) “Keluarga selaput kosong“

Dalam hal ini keluarga tetap tinggal bersama tetapi tidak saling menyapa, tidak

(10)

keluarga dianggap gagal dalam memberikan dukungan emosional antar anggota

keluarga.

d) Ketiadaan seorang dari pasangan karena hal yang tidak diinginkan

Keadaan keluarga yang terpecah atau tidak utuh disebabkan karena ayah atau ibu

meninggal, dipenjara, dalam peperangan, dalam bencana dll, hal ini akan

menimbulkan kehilangan dan kesedihan yang mendalam bagi anggota keluarga.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam keluarga yang mengakibatkan

seseorang menjadi orang tua tunggal yang berarti akan membawa seseorang untuk

beradapatasi dengan kondisi yang baru yakni penambahan peran dan serangkaian

tugas-tugas ganda yang harus dilakukan. Orang tua tunggal yang disebabkab

karena adanya hubungan diluar nikah atau bagi seorang wanita atau laki-laki yang

tidak mau menikah kemudian mengadopsi anak pada kasus ini dibutuhkan

motivasi dan dukungan yang lebih dari keluarganya karena perlu kesiapan yang

matang baik secara mental maupun finansial untuk menjadi orang tua tunggal.

Sedang orang tua tunggal yang karena adanya kematian dan sakit dirasa kondisi

tersebut seseorang dianggap memiliki tingkat kematangan yang tinggi sehingga

diharapkan mampu mengatasi segala perubahan yang terjadi.

2.2.3 Akibat Orang tua Tunggal

Setiap status dan peranan yang dimiliki oleh seseorang memiliki akibat,

termasuk juga status wanita yang menjadi orang tua tunggal, berikut beberapa

akibat yang ditimbulkan karena perubahan status menjadi orang tua tunggal:

1.Peran Ganda

Wanita yang menjadi orang tua tunggal menurut terdapat proses

(11)

suami-istri dan memperoleh peran baru, salah satu contoh penyesuaian yang dimaksud

adalah dalam hal ekonomi, seperti diketahui bahwa masalah makin meningkatnya

kebutuhan hidup akan lebih berat jika dialami oleh wanita yang sebelumnya

menggantungkan hidup pada seorang suami atau memilih tidak bekerja. Banyak

wanita yang setelah menikah dilarang bekerja oleh suaminya untuk mengurus

keluarga. Pada saat ditinggalkan oleh suaminya (meninggal atau bercerai), tidak

ada kestabilan secara ekonomi. Saat mencoba mencari pekerjaan, tingkat

penghasilan tidak terlalu besar karena faktor pengalaman kerja yang masih minim.

Belum lagi belum terbiasa dalam mengurus keluarga sekaligus mencari

nafkah,sehingga hal ini menambah hal persoalan ekonomi.

Keadaan akan menjadi sulit apabila jika anak tidak mempunyai ayah yang

syah, atau ayah yang “salah” kewajiban peran orang tua terhadap anak menjadi

kacau atau tidak dijalankan, atau bertentangan dengan kewajiban-kewajiban yang

telah ditetapkan, misalkan saja anak yang orang tuanya tidak menikah tidak diakui

oleh keluarga ayahnya, dan baik ayah maupun keluarganya hanya mempunyai

sedikit kewajiban hukum terhadap si anak, dan tentu saja ini merugikan bagi ibu

sebagai orang tua tunggal yang membesarkan sendiri anaknya.

Pentingnya sebuah pernikahan orang tua bagi anak yang lahir diluar

pernikahan membuat anak tersebut memiliki ikatan secara hukum dengan

orangtuanya, sehingga ketiadaan bapak yang syah akan lebih menyulitkan.

2.Krisis Percaya Diri

Masalah utama orang tua tunggal adalah masalah kepercayaan diri orang tua

tunggal di tengah masyarakat, wanita orang tua tunggal karena bercerai

(12)

dikucilkan sama sekali, begitu juga dengan Wanita orang tua tunggal yang hidup

pada masyarakat yang memegang nilai-nilai ketimuran, diharapkan untuk tidak

lansung menikah pasca suaminya meninggal, apabila wanita tersebut tidak

memenuhi harapan tersebut maka wanita tersebut akan menjadi bahan gunjingan

masyarakat, yang tentu saja menurunkan kepercayaan diri wanita tersebut.

3. Kenakalan Remaja

Rumah tangga yang mengalami disorganisasi dikarnakan perceraian

umumnya berdampak pada timbulnya kenakalan pada remaja, khususnya angka

kenakalan remaja lebih tinggi pada remaja yang mengalami disorganisasi

keluarga karena orangtuanya bercerai daripada yang disebabkan oleh kematian

salah satu orangtuanya, kenakalan remaja ini timbul karena ketiadaan model peran

yang yang memuaskan bagi anak untuk dijadikan contoh bagi anak untuk

melakukan penyesuaian terhadap peraturan-peraturan sosial (Goode,

1991:201-202).

2.3Strategi Bertahan Hidup

2.3.1 Pengertian strategi Bertahan Hidup (Coping Strategies)

Strategi bertahan hidup menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman

bagaimana Ibu sebagai orang tua tunggal mengelola dan memanfaatkan aset

sumber daya dan modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Edi

Suhartono seorang pengamat masalah kemiskinan dari IPB menyatakan bahwa

defenisi dari strategi bertahan hidup (coping strategies) sebagai kemampuan

seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagi

permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Strategi penanganan masalah ini

(13)

mengelola segenap aset yang dimilikinya. (Suhartono. 2007. http://www.policy.hu

diakses pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 15.00 WIB)

Berdasarkan konsepsi ini, Mosser membuat kerangka analisis yang

disebut “The Aset Vulnerability Framework”. Kerangka ini meliputi berbagai

pengelolaan aset yang dapat digunakan untuk melakukan penyesuaian atau

pengembangan strategi dalam mempertahankan kelangsungan hidup:

1. Aset tenaga kerja

Misalnya meningkatkan keterlibatan wanita dan anak dalam bekerja untuk

membantu ekonomi rumah tangga

2.Aset modal manusia

Misalnya memanfaatkan status kesehatan yang dapat menentukan kapasitas

seseorang atau bekerja atau ketrampilan dan pendidikan yang menentukan umpan

balik atau hasil kerja terhadap tenaga yang dikeluarkannya.

3.Aset produktif

Misalnya menggunakan rumah, sawah, ternak, tanaman untuk keperluan hidupnya.

4.Aset relasi rumah tangga atau keluarga

Misalnya memanfaatkan jaringan dan dukungan dari sistem keluarga besar dan

kelompok etnis.

5.Aset modal sosial

Misalnya memanfaatkan lembaga-lembaga sosial lokal, arisan dan pemberi kredit

dalam proses dan sistem perekonomian keluarga.

Rumah tangga Ibu sebagai orang tua tunggal yang menerapkan strategi

bertahan hidup pada umumnya berada pada garis kemiskinan yang dicirikan oleh

(14)

diandalkan pada curahan tenaga dan keterampilan yang terbatas pula. Pekerjaan

atau status sosialnya relatif lebih rendah dari pekerjaan formal. Rumah tangga Ibu

orang tua tunggal umumnya memaksimalkan penggunaan tenaga kemudian aset

atau sumber daya yang terbatas. Rumah tangga orang tua tunggal wanita yang

menerapkan strategi bertahan hidup biasanya identik dengan pengeluaran rumah

tangga didominasi oleh pengeluaran kebutuhan pangan, memiliki anggota rumah

tangga yang besar, dalam acara kegiatan sosial seperti pernikahan atau kerja bakti,

rumah tangga dengan strategi bertahan hidup biasanya menyumbang tenaga

karena tidak mampu memberi sumbangan berupa uang, rumah tangga dengan

strategi bertahan hidup memiliki rumah yang sederhana dan kecil, umumnya Ibu

sebagai orang tua tunggal yang menerapkan strategi bertahan hidup banyak pula

yang terpaksa menjadi buruh tani, buruh cuci dan bekerja secara serabutan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi bertahan hidup

orang tua tunggal wanita adalah suatu tindakan atau cara orang tua tunggal wanita

yang tergolong miskin untuk tetap bisa bertahan hidup di tengah keterbatasan

yang mereka miliki. Setiap keluarga orang tua tunggal biasanya menerapkan

berbagai macam strategi untuk bertahan hidup.

Selanjutnya Edi Suhartono menyatakan strategi bertahan hidup dalam

mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai

strategi. Strategi bertahan hidup dapat digolongkan menjadi 3 kategori yaitu

srategi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan. (Suhartono. 2007.

http://www.policy.hu diakses pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 15.00 WIB)

Berikut akan dijelaskan secara lebih rinci strategi-strategi bertahan hidup

(15)

1. Strategi Aktif

Strategi aktif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan

cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Strategi aktif merupakan strategi

yang dilakukan keluarga miskin dengan cara mengoptimalkan segala potensi

keluarga (misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja dan

melakukan apapun demi menambah penghasilannya).

Strategi aktif yang biasanya dilakukan Ibu sebagai orang tua tunggal

adalah dengan memaksimalkan penghasilan atau mencari penghasilan tambahan

dengan cara melakukan pekerjaan sampingan. Andrianti (dalam Kusnadi,

2000:192) salah satu strategi yang digunakan oleh rumah tangga untuk mengatasi

kesulitan ekonomi adalah dengan mendorong para isteri untuk ikut mencari

nafkah. Bagi masyarakat yang tegolong miskin mencari nafkah bukan hanya

menjadi tanggungjawab suami semata tetapi menjadi tanggungjawab semua

anggota keluarga sehingga pada keluarga yang tergolong miskin isteri juga ikut

bekerja demi membantu menambah penghasilan dan mencukupi kebutuhan

keluarganya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

strategi aktif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan seseorang atau

keluarga dengan cara memaksimalkan segala sumber daya dan potensi yang

dimiliki keluarga mereka.

2 . Strategi Pasif

Strategi pasif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan

cara meminimalisir pengeluaran keluarga. Strategi pasif adalah strategi bertahan

(16)

sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya). Strategi pasif yang biasanya

dilakukan oleh Ibu sebagai orang tua tunggal adalah dengan membiasakan hidup

hemat. Hemat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sikap

berhati-hati, cermat, tidak boros dalam membelanjakan uang. Sikap hemat

merupakan budaya yang telah dilakukan oleh masyarakat desa terutama

masyarakat desa yang tergolong dalam orang tua tunggal miskin.

Menurut Kusnadi (2000:8) strategi pasif adalah strategi dimana individu

berusaha meminimalisir pengeluaran uang, strategi ini merupakan salah satu cara

masyarakat miskin untuk bertahan hidup. Pekerjaan yang umumnya dilakukan

oleh Ibu tunggal di Desa Namo Bintang pendapatan mereka relatif kecil dan tidak

menentu sehingga Ibu tunggal di Desa Namo Bintang lebih memprioritaskan

kebutuhan pokok seperti kebutuhan pangan daripada kebutuhan lainnya. Pola

hidup hemat dilakukan Ibu tunggal agar penghasilan yang mereka terima bisa

untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarga mereka. Ibu sebagai orang tua

tunggal biasanya menerapkan hidup hemat dengan cara berhati-hati dalam

membelanjakan uang mereka. Sikap hemat terlihat pada kebiasaan keluarga Ibu

tunggal yang membiasakan untuk makan dengan lauk seadanya dan hanya

membeli daging ketika hari besar seperti hari raya idul fitri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

strategi pasif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan Ibu sebagai orang tua

tunggal dengan cara selektif, tidak boros dalam mengatur pengeluaran keluarga.

3.Strategi Jaringan

Strategi jaringan adalah strategi yang dilakukan dengan cara

(17)

hidup yang dilakukan dengan cara menjalin relasi, baik formal maupun dengan

lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan (misalnya meminjam uang

kepada tetangga, mengutang di warung atau toko, memanfaatkan program

kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya). Menurut

Kusnadi (2000:146) strategi jaringan terjadi akibat adanya interaksi sosial yang

terjadi dalam masyarakat, jaringan sosial dapat membantu keluarga miskin ketika

membutuhkan uang secara mendesak. Secara umum strategi jaringan sering

dilakukan oleh masyarakat pedesaan yang tergolong miskin adalah dengan

meminta bantuan pada kerabat atau tetangga dengan cara meminjam uang.

Budaya meminjam atau hutang merupakan hal yang wajar bagi masyarakat desa

karena budaya gotong royong dan kekeluargaan masih sangat kental dikalangan

masyarakat desa. Strategi jaringan yang biasanya dilakukan Ibu sebagai orang tua

tunggal adalah memanfaatkan jaringan sosial yang dimiliki dengan cara

meminjam uang pada kerabat, bank dan memanfaatkan bantuan sosial lainnya.

Bantuan sosial yang diterima Ibu tunggal merupakan modal sosial yang sangat

berperan sebagai penyelamat ketika keluarga Ibu tunggal yang tergolong miskin

membutuhkan bantuan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

strategi jaringan adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara

meminta bantuan kepada kerabat, tetangga dan relasi lainnya baik secara formal

maupun informal ketika dalam kesulitan, seperti meminjam uang ketika

memerlukan uang secara mendadak.

(18)

Berikut ini akan peneliti deskripsikan beberapa hasil penelitian yang berkaitan

dengan strategi coping yang telah ditulis oleh peneliti terdahulu.

Pertama, penelitian Artanto Ridho Laksono. Tahun 2008. Dengan judul

”Pemecahan masalah pada wanita sebagai orang tua tunggal”. Orang tua tunggal

adalah seseorang yang memegang tanggung jawab untuk melindungi,

membimbing dan merawat anaknya seorang diri atau mengadopsi anak sendirian

atau individu yang membimbing anak atau anak-anaknya sendirian, tanpa adanya

pasangan, untuk jangka waktu yang lama dan relatif permanen. Keluarga dengan

orang tua tunggal dideskripsikan sebagai satu orang tua, orang tua yang sendiri,

atau keluarga dengan orang tua solo (Weinraub &Gringlas dalam Susman,

Steinmetz & Peterson, 1993).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa alasan pemecahan masalah wanita

sebagai orang tua tunggal adalah mereka berusaha mengidentifikasi masalah yang

timbul kemudian mencari alternatif pemecahan masalah yang paling sesuai

dengan kondisi yang dialami selanjutnya memilih atau menetukan salah satu

alternatif yang paling sesuai dengan kondisi yang dialami dan berusaha

mewujudkan alternatif yang dipilih dengan tindakan nyata, pemecahan masalah

pada wanita sebagai orang tua tunggal digolongkan menjadi 5 (lima) bentuk, yaitu

(1) membutuhkan bantuan orang lain, (2) berserah diri, (3) berpikir positif, (4)

berusaha, (5) berdoa.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi wanita sebagai orang tua

tunggal dalam memecahkan masalah, yaitu (1) tingkat pendidikan, (2) usia, (3)

(19)

Kedua, penelitian kedua dilakukan oleh Kristina Sembiring mahasiswa

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan

Kesejahteraan Sosial tahun 2005 dengan judul “ Kondisi Kehidupan Sosial

Ekonomi Buruh Harian Lepas (ARON) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan

Kaban Jahe Kabupaten Karo. Hasil penelitian ini adalah pendapatan para buruh

harian lepas (aron) yang tinggal di kelurahan Padang Mas masih sangat rendah

sehingga mereka harus berusaha memenuhi kebutuhan keluarga dengan

melakukan strategi seperti mencari pekerjaan sampingan. Kondisi pangan pada

umumnya hanya seadanya dan kurang memenuhi standar gizi, walaupun mereka

bekerja di sektor pertanian tetapi sebagian besar dari mereka masih membeli

bahan makanan. Kondisi perumahan pada umumnya menyewa dengan kondisi

fisik semi permanen dan papan serta hanya memiliki satu kamar tidur. Apabila

keluarga menderita sakit biasanya hanya dibawa ke puskesmas atau membeli obat

di warung karena lebih efektif, sedangkan anak dalam keluarga hanya sebagian

kecil yang dapat melanjutkan sekolah sampai ke tingkat Perguruan Tinggi, tamat

SMA saja mereka sudah sangat bersyukur. Karena pendapatan yang minim maka

para buruh harian lepas ini memerlukan strategi bertahan yaitu dengan

meningkatkan asset yang ada seperti mencari pekerjaan sampingan baik itu

memulung barang bekas atau menggarap lahan sewaan. Selain itu mengubah pola

konsumsi juga bisa dilakukan misalnya dengan membeli barang-barang murah

dan pengubahan komposisi keluarga juga dapat dilakukan dengan menitipkan

anak pada keluarga lain untuk mengurangi beban tanggungan keluarga.

Ketiga, Penelitian ketiga dilakukan oleh Yusfredy Ariswandha mahasiswa

(20)

tahun 2010 dengan judul “Bentuk-bentuk Strategi Bertahan Hidup Nelayan

Tradisional dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga: Studi Deskriptif pada Nelayan

Tradisional di Pantai Pulau Santan Kelurahan Karangrejo Kecamatan Banyuwangi

Kabupaten Banyuwangi”. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk-bentuk strategi

bertahan hidup nelayan tradisional dalam memenuhi kebutuhan keluarga di Pantai

Pulau Santan Kelurahan Karangrejo Kecamatan Banyuwangi Kabupaten

Banyuwangi antara lain: (1) mencari pekerjaan sampingan baik disektor kelautan

maupun disektor lain. Pekerjaan sampingan yang dilakukan nelayan tradisonal

antara lain bekerja sebagai servis jaring tarik dan servis perahu sampan. Di luar

sektor kelautan biasanya nelayan bekerja sebagai kuli bangunan atau batu di luar

desa, tukang becak, membuka usaha kecil seperti warung (2) mengatur pola

konsumsi keluarga (3) memanfaatkan jaringan sosial seperti meminjam uang

kepada saudara atau tetangga.

Dari penjelasan penelitian terdahulu di atas, maka dapat diketahui bahwa

terdapat perbedaan yang mendasar seperti subyek penelitian, lokasi penelitian,

hasil penelitian dsb, meskipun terdapat kesamaan dalam bidang kajian yaitu

strategi bertahan hidup. Sebagai bahan perbandingan, disini peneliti mengambil

judul “Strategi Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan

Keluarga”.

Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti strategi pada Ibu

sebagai orang tua tunggal. Karena, kondisi ini dimungkinkan banyak

permasalahan yang menarik untuk diteliti. Selain itu, penelitian ini diharapkan

bisa memberikan masukan atau sumbang pemikiran pada keilmuan kesejahteraan

(21)

terdahulu, menjadi referensi peneliti. Tapi peneliti yakin nantinya, hasil dari

penelitian ini mempunyai perbedaan dengan penelitian terdahulu. Karena ditinjau

dari judul, subyek penelitian dan lokasi penelitian sudah dapat dilihat perbedaan.

2.4 Kebutuhan Keluarga

Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang diperlukan manusia, kebutuhan

yang wajib dipenuhi manusia adalah kebutuhan hidup. Menurut Gilarso (2002:19)

kebutuhan hidup adalah kebutuhan yang minimal harus dipenuhi untuk hidup

layaknya manusia. Menurut Mangkunegara (2002:5) kebutuhan muncul akibat

adanya dorongan dalam diri manusia dan kenyataan bahwa manusia memerlukan

sesuatu untuk tetap bisa bertahan hidup.

Setiap keluarga memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda dan

beranekaragam. Perbedaan tingkat kebutuhan keluarga juga terlihat pada keluarga

orang tua tunggal di Desa Namo Bintang yang disebabkan oleh perbedaan tingkat

pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga orang tua tunggal. Semakin besar

pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga orang tua tunggal maka semakin

beragam pula kebutuhan yang harus dipenuhi oleh keluarga orang tua tunggal

begitupun sebaliknya.

Maslow (dalam Mangkunegara, 2002:6-7) membagi kebutuhan manusia

dalam beberapa tingkatan yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar atau tingkat terendah yang

diperlukan seorang manusia seperti: kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian,

dan sebagainya.

(22)

Kebutuhan rasa aman merupakan kebutuhan yang diperlukan seseorang agar tetap

merasa aman dari ancaman, bahaya, pertentangan dan sebagainya.

c. Kebutuhan untuk merasa memiliki

Kebutuhan untuk merasa memiliki merupakan kebutuhan yang diperlukan

seseorang untuk diterima oleh kelompok seperti berinteraksi dan kebutuhan untuk

mencintai dan dicintai.

d. Kebutuhan akan harga diri

Kebutuhan akan harga diri merupakan kebutuhan manusia untuk dihormati dan

dihargai oleh orang lain.

e. Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri

Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk menggunakan

potensi dan skill yang dimiliki, kebutuhan untuk berpendapat, menentukan

penilaian terhadap sesuatu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kebutuhan keluarga adalah segala sesuatu yang dibutuhkan keluarga baik

untuk tetap hidup maupun sebagai penunjang hidup. Pada penelitian ini peneliti

hanya memfokuskan pada kebutuhan keluarga Ibu sebagai orang tua tunggal yang

bersifat fisiologis atau kebutuhan pokok keluarga yang harus dipenuhi keluarga

orang tua tunggal.

Menurut Gilarso (2002:19) unsur kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi

oleh setiap masyarakat termasuk orang tua tunggal antara lain: kebutuhan pangan,

sandang atau pakaian, perumahan, kesehatan dan pendidikan. Berdasarkan uraian

di atas secara rinci kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi keluarga Ibu tunggal

(23)

1. Kebutuhan Pangan

Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan yang sangat dasar dan wajib

dipenuhi karena kebutuhan pangan adalah kebutuhan yang diperlukan manusia

untuk tetap hidup. Kekurangan kebutuhan pangan dapat berakibat negatif bagi

tubuh seseorang sebagaimana pendapat yang dikemukaan Tejasari (2005:1) yang

menyatakan bahwa kebutuhan pangan sangat dibutuhkan manusia untuk bartahan

hidup, karena didalam makanan mengandung senyawa kimia yang dibutuhkan

oleh tubuh manusia. Senyawa kimia dalam makanan yang mutlak diperlukan

manusia adalah zat gizi karena jika tubuh manusia kekurangan zat tersebut maka

fungsi organ akan terganggu yang mengakibatkan penyakit.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

kebutuhan pangan adalah kebutuhan manusia akan makanan dan minuman yang

diperlukan oleh tubuh manusia kebutuhan pangan wajib dipenuhi oleh manusia

untuk tetap bisa hidup.

2. Kebutuhan Sandang

Kebutuhan yang perlu dipenuhi setelah kebutuhan pangan adalah

kebutuhan sandang. Sandang adalah pakaian yang diperlukan oleh manusia

sebagai makhluk berbudaya. Pada zaman dahulu manusia membuat pakaian dari

kulit kayu dan kulit binatang yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari cuaca.

Kemudian manusia mengembangkan teknologi pemintal kapas menjadi benang

untuk ditenun menjadi bahan pakaian. Kemajuan teknologi membuat fungsi

pakaian bukan hanya sebagai pelindung tubuh saja tetapi untuk memberi

(24)

rumah, pakaian untuk tidur dll. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan_primer

diakses pada tanggal 19 Januari 2016).

Seiring berjalannya waktu fungsi pakaian tidak hanya digunakan sebagai

pelindung tubuh tetapi pakaian juga digunakan untuk menunjukkan kelas sosial

seseorang. Seseorang yang memiliki kedudukan tinggi atau berada pada kelas

sosial atas akan memilih pakaian dengan merk terkenal walaupun dengan harga

mahal sedangkan untuk seseorang dengan kelas sosial menengah kebawah akan

membeli pakaian sesuai kebutuhan tanpa melihat merk dengan harga relative

murah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumardi dan

Evers (2004) yang menyatakan bahwa pakaian bagi seseorang dapat

mencerminkan keadaan atau kelas sosial keluarganya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan sandang

atau pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan yang berfungsi

untuk melindungi tubuh dari panas dan dingin serta untuk menjaga nilai

kesopanan manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Model dan kualitas pakaian

bukanlah hal yang penting bagi keluarga orang tua tunggal yang tergolong miskin,

tetapi yang terpenting bagi mereka adalah pakaian yang mereka pakai bisa

menutupi anggota badan dan melindungi mereka dari cuaca.

3. Kebutuhan Papan

Kebutuhan rumah atau papan menduduki tingkat ke tiga dalam tangga

kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh suatu rumah tangga. Menurut

(Sardjono, 2004:1) rumah atau papan dalam tingkat kebutuhan manusia

menempati tingkat utama atau primer bersama dengan makanan (pangan) dan

(25)

tidak seperti kebutuhan pangan dan sandang yang mudah dipenuhi. Rumah tinggal

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Setiap keluarga membutuhkan rumah untuk kelangsungan hidupnya serta

sebagai wadah kegiatan keluarga dalam membentuk kebahagiaan dan

kesejahteraan manusia sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Pendapat

Sardjono sesuai dengan pendapat Sedayu (2010:89) yang mengatakan bahwa

rumah merupakan kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi oleh manusia

karena rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan melangsungkan

keturunan. Sedangkan menurut Maslow (dalam Sastra dan Marlina, 2006:2)

sesudah manusia terpenuhi kebutuhan jasmaninya, yaitu pangan sandang dan

kesehatan, kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu

motivasi untuk mengembangkan kehidupan yang lebih tinggi. Menurut Sastra dan

Marlina (2006:2) rumah dapat didefinisikan sebagai tempat dimana manusia

bernaung dan tinggal dalam kehidupannya. Bagi manusia tempat tinggal

merupakan kebutuhan dasar (basic need), disamping kebutuhan akan pangan dan

sandang.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

kebutuhan papan atau rumah adalah kebutuhan manusia akan tempat tinggal yang

digunakan untuk berlindung dari cuaca, beristirahat, dan sebagai tempat

berkumpulnya anggota keluarga. Bagi Ibu tunggal yang tergolong miskin yang

terpenting bukanlah luas dan model suatu rumah tapi yang terpenting bagi mereka

adalah rumah yang mereka tempati bisa digunakan untuk berteduh dan

melindungi mereka dari cuaca.

(26)

Sehat merupakan suatu syarat bagi seseorang untuk tetap produktif karena

seseorang tidak bisa menjalankan fungsinya secara maksimal dalam keadaan

sakit. Menurut World Healt Organization (WHO) kesehatan adalah keadaan yang

meliputi kesehatan badan, rohani, dan bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan

kelemahan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

kebutuhan kesehatan adalah kebutuhan manusia akan kesejahteraan badan, jiwa

dan sosial agar bisa produktif secara sosial maupun secara ekonomi. Bagi Ibu

sebagai orang tua tunggal yang tergolong miskin ketika dalam kondisi sakit

mereka akan lebih memilih membeli obat di warung atau berobat ke puskesmas

karena lebih murah dibanding harus periksa ke klinik dokter.

5. Kebutuhan Pendidikan

Proses pendidikan merupakan proses yang penting bagi perkembangan

seorang anak karena pendidikan merupakan proses pembentukan karakter seorang

anak. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi seorang anak karena

orang tua adalah orang pertama yang berinteraksi dan membentuk karakter awal

seorang anak. Menurut Purwadaminta (dalam Tatang, 2012:13) pendidikan

merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha

mendewasakan manusia dengan pengajaran dan latihan. Sedangkan menurut Basri

(dalam Tatang, 2012:14) pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara

sengaja dan secara sistematis untuk memotivasi membina, membantu, dan

membimbing seseorang untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki

sehingga ia bisa mencapai kualitas diri yang lebih baik.

Selain pendidikan keluarga, pendidikan formal merupakan pendidikan

(27)

belajar dan mengasah keterampilannya sebagai bekal seorang anak untuk bekerja

sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Tirtarahardja dan La Sulo

(2005:165) yang menyatakan bahwa pendidikan formal berfungsi mengajarkan

pengetahuan umum dan pengetahuan yang bersifat khusus dalam rangka

mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu. Pendidikan formal

terdiri dari beberapa jenjang pendidikan. Menurut Tirtarahardja dan La Sulo

(2005:268) jenjang pendidikan yang termasuk dalam pendidikan formal adalah

SD, SMP, SMA dan Universitas. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang

melibatkan instansi pendidikan sehingga diperlukan biaya untuk menempuh

pendidikan ini. Menurut Suseno (2001: 131) indikator pengeluaran rata-rata untuk

keperluan sekolah adalah uang saku, iuran sekolah, alat tulis dan buku.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

kebutuhan pendidikan adalah kebutuhan untuk mengembangkan potensi di dalam

diri seseorang agar menjadi lebih cerdas dan terampil. Berdasarkan observasi awal

yang dilakukan peneliti tingkat pendidikan tertinggi anak dari orang tua tunggal

miskin di Desa Namo Bintang sampai jenjang perguruan tinggi namun ada

sebagian anak orang tua tunggal yang terpaksa berhenti sekolah hanya sampai

pada jenjang SMP .

2.5 Sosial Ekonomi

2.5.1 Pengertian Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi

sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,

pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi,

(28)

dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan peragulan,

prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber

daya.

Sosial ekonomi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan atau

kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi

tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat

hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sipembawa status misalnya, pendapatan,

dan pekerjaan. Status sosial ekonomi orangtua sangat berdampak bagi pemenuhan

kebutuhan keluarga dalam mencapai standar hidup yang sejahtera dan mencapai

kesehatan yang maksimal. Status adalah keadaan atau kedudukan seseorang,

sedangkan pengertian sosial sangat berhubungan dengan kehidupan

bermasyarakat di lingkungan sekitar. Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat

pembeda posisi atau kedudukan seseorang maupun kelompok di dalam struktur

sosial tertentu. Perbedaan kedudukan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal

dengan stilah lapisan sosial. Lapisan sosial merupakan sesuatu yang selalu ada

dan menjadi ciri yang umum di dalam kehidupan manusia. Sorokin dalam

Soekanto (2004) menyatakan bahwa lapisan sosial adalah perbedaan penduduk

atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hirakri).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian

kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah latar belakang ekonomi

keluarga atau orang tua yang diukur dengan tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis pekerjaan.

(29)

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya sosial

ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, sandang,

pangan, kesehatan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan

tempat tingal, dan pemilikan kekayaan.

1. Tingkat Pendidikan

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pada dasarnya jenjang

pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang

dikembangkan. Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didika secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktivitas

dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi

pribadinya, yaitu rokhani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca

indera dan keterampilan-keterampilan).

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Pendidikan bertujuan untuk

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan

(30)

pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur pendidikan sekolah

(pendidikan formal) terdapat jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan

sekolah pada dasarnya terdiri dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Dalam penelitian ini tingkat pendidikan orang tua dilihat dari jenjang

pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh orang tua tunggal, selain itu juga

pendidikan informal yang pernah diikuti berupa kursus dan lain-lain. Karena

tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kerja dan tentunya juga

pendapatan yang diperoleh.

2. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga maupun

anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang.

Sumardi (1982) mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk

akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya. Dengan pendidikan

yang tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar.

Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan

dengan pendapatan yang kecil.

Biro Pusat statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut:

a) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya

regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya

berasal dari:

(31)

2. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan

dari kerajinan rumah.

3. Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.

Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik.

b) Pendapatan yang berupa barang yaitu : Pembayaran upah dan gaji yang

ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan kreasi.

Berdasarkan penggolongannya, BPS membedakan pendapatan penduduk

menjadi 4 golongan yaitu :

Berdasarkan penggolongannya, BPS membedakan pendapatan penduduk menjadi

4 golongan yaitu :

1) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari

Rp. 3.500.000,00 per bulan

2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.

2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan

3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata dibawh antara

Rp. 1.500.000 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan

4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp.

1.500.000,00 per bulan.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendapatan orang tua adalah

penghasilan yang di terima orang tua dalam bentuk uang dari hasil kerja baik

secara formal maupun informal . Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa

pendapatan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat ekonomi seseorang. Apabila

(32)

tingkat ekonominya tinggi juga. Disamping memiliki penghasilan pokok setiap

Keluarga biasanya memiliki penghasilan lain yang meliputi penghasilan tambahan

dan penghasilan insidentil.

3. Perumahan

Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan

membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung

keluarga dan menyimpan barang berharga dan rumah juga sebagai status lambang

sosial (Mukono, 2000 : 25). Menurut WHO (World Health Organization), rumah

adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan

berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk

kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO mengenai kesehatan dan

lingkungan , 2001).

4. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas

Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk

barang-barang dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya.

Fasilitas atau kekayaan itu antara lain:

1) Barang-barang berharga

Menurut Abdulsyani (1994), bahwa pemilikan kekayaan yang bernilai ekonomis

dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas dan lain-lain

dapat menunjukkan adanya pelapisan dalam masyarakat.

2) Jenis-jenis kendaraan pribadi.

Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya tingkat

(33)

lebih tinggi tingkat taraf ekonominya dari pada orang yang mempunyai sepeda

motor.

Dalam penelitian ini, kepemilikan kekayaan yaitu harta benda yang

dimiliki oleh orang tua tunggal berupa harta yang bergerak berupa mobil,

kendaraan bermotor dan harta yang tidak bergerak seperti tanah, sawah, rumah

dll.

5. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja

segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai

ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan

imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya.

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu

bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja

mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang tua tunggal untuk

mencari nafkah. Pekerjaan yang ditekuni oleh setiap orang berbeda-beda,

perbedaan itu akan menyebabkan perbedaan tingkat penghasilanyang rendah

sampai pada tingkat penghasilan yang tinggi, tergantung pada pekerjaan yang

ditekuninya. Contoh pekerjaan berstatus sosioekonomi rendah adalah pekerja

pabrik, buruh manual, penerima dana kesejahteraan, dan pekerja pemeliharaan

Santrock (2007: 282)

Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan,

(34)

a. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis,

pemimpin ketata laksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta,

tenaga administrasi tata usaha.

b. Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan jasa.

c. pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut/bengkel.

6. Kesehatan

Berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Pasal 1 Kesehatan adalah

keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara kesehatan yang

dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.

7.Sandang dan Pangan

Sandang adalah pakaian manusia. Pakaian menjadi kebutuhan primer

utama walaupun manusia bisa hidup tanpa pakaian, tetapi karena manusia adalah

makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat sehingga pakaian adalah hal yang

paling penting. Sedangkan pangan adalah sumber makanan bagi manusia dan

merupakan kebutuhan primer. Pangan meliputi pekerjaan dan hal-hal yang

dilakukan yang tujuannya menghasilkan pangan bagi kehidupan. Manusia hidup

dalam masyarakat dan membutuhkan pekerjaan dalam menghasilkan

(35)

2.6 Kerangka Pemikiran

Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing. Fungsi

dan peran ibu rumah tangga akan berbeda dengan fungsi dan peran ibu yang

bekerja di luar rumah. Peran orang tua baik ayah dan ibu adalah mengasuh anak,

memelihara, membimbing dan mengarahkan anak-anak dalam perkembangan

kepribadian, emosi, moral, sikap maupun perilaku. Keluarga dibedakan menjadi

dua bentuk yaitu keluarga lengkap atau utuh yang terdiri dari ibu, ayah dan anak–

anak. Sedang keluarga tunggal atau keluarga tidak utuh adalah keluarga yang

terdiri dari satu orang tua, ayah atau ibu saja dan anak–anak.

Pertumbuhan keluarga yang berorang tua tunggal saat ini merupakan

fenomena yang berlangsung terus. Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur

Batu Kabupaten Deli Serdang terjadinya orang tua tunggal wanita dikarenakan

kematian suami. Perjuangan hidup orang tua tunggal sangatlah berarti bagi

keluarganya. Ibu sebagai orang tua tunggal yang harus berjuang untuk

menghidupi keluarga, baik kebutuhan sehari-hari maupun biaya sekolah anaknya.

Ibu sebagai orang tua tunggal menjalani pekerjaannya tanpa rasa lelah dan

mengeluh. Karena seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal tidak ingin melihat

anak-anaknya terlantar dan menjadi putus asa karena tidak memiliki seorang ayah.

Ibu tunggal dan anak-anaknya harus memiliki kemampuan untuk

beradaptasi dengan hal yang baru, menjadi suatu hal penting bagi

keberlangsungan hidup mereka. Untuk dapat melewati situasi sulit sebagai ibu

(36)

mengikhlaskan kepergian pasangan, menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan

diri bahwa dapat melewati kehidupan sebagai Ibu tunggal, serta berpikir apa yang

akan dilakukan bagi kehidupannya yaitu dengan bekerja sebagai upaya

mempertahankan dan memastikan kondisi ekonomi keluarga dalam keadaan baik

dan bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar dengan baik.

Kemandirian dalam jiwa Ibu tunggal sangat dibutuhkan untuk

menjalankan peran ganda di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan rumah

tangga seperti memasak, mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah,

menyiapkan makanan untuk keluarga, merawat, membesarkan dan mendidik

anak-anaknya dan di sektor publik yaitu bertugas secara ekonomi agar kebutuhan

tetap terpenuhi yaitu dengan mencari nafkah bagi keluarganya dan secara sosial

yaitu bersosialisasi dengan masyarakat. Keseimbangan peran domestik dan publik

perlu dicapai dengan usaha ekstra, hal demikian melalui proses kesabaran, ilmu,

dan konsistensi untuk menjalankannya. Sebagai seorang Ibu tunggal untuk bekerja

mencari nafkah tentunya dengan banyak yang harus dipertimbangkan mulai dari

sumber penghasilan yang relatif, waktu yang efisien agar tetap dapat menjalankan

tugas utama sebagai seorang Ibu tunggal tanpa mengesampingkan tugas-tugas

rumah tangga.

Walaupun demikian Ibu sebagai orang tua tunggal masih mempunyai

kemampuan untuk bertahan dalam berbagai kondisi. Mereka telah mempunyai

strategi yang handal dalam menghadapi goncanagan, walaupun di satu sisi strategi

yang dibangun berdampak hal yang lain misalnya anak yang tidak mampu

disekolahkan atau berdampak pada keterlantaran anak. Edi Suhartono seorang

(37)

bertahan hidup (coping strategies) dapat didefinisikan sebagai kemampuan

seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagi

permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Strategi penanganan masalah ini

pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam

mengelola segenap aset yang dimilikinya.

Menghadapi masalah ekonomi yang dialami keluarganya, orang tua

tunggal di Desa Namo Bintang juga sebenarnya sudah melakukan beberapa

strategi seperti bekerja, berhemat, mencari pinjaman, dan berdoa. Ibu sebagai

Orang tua tunggal sudah bekerja giat setiap hari namun menurut mereka

pendapatannya masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan

keluarganya. Pada bentuk usaha seperti berhemat dan mencari pinjaman justru

menimbulkan masalah baru bagi Ibu sebagai orang tua tunggal seperti perasaan

tidak tega melihat anak, perasaan bersalah, sulit menerima kenyataan, atau

kesulitan melunasi utang.

Dalam penelitian ini tujuan peneliti untuk mengetahui bagaimana strategi

yang dilakukan Ibu sebagai oranga tua tunggal dalam memenuhi kebutuhan

keluarganya. Seperti dengan cara bekerja, tidak berdiam diri, berhemat dan juga

(38)

Bagan Alur Pikir

Strategi Orang Tua Tunggal

1. Mengoptimalkan sumber daya

yang dimiliki

2. Hidup hemat

3. Memanfaatkan jaringan sosial

Kebutuhan Keluarga

1. Pangan 2. Sandang 3. Papan 4. Kesehatan 5. Pendidikan.

Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

- Baik

- Kurang Baik

(39)

2.7 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah khusus yang digunakan para ahli dalam

menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Makna

konsep-konsep yang akan dijadikan objek peneliti harus menegaskan dan membatasi

konsep yang diteliti. Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian

menunjukkan bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang

diteliti. Defenisi konsep adalah pengertian terbatas dari suatu konsep yang dianut

dalam suatu penelitian (Siagian, 2011 : 136).

Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang akan digunakan

dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah

pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian. Pengertian mengenai

konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang

digunakan sebagai berikut:

1. Strategi bertahan hidup orang tua tunggal wanita adalah suatu tindakan

atau cara orang tua tunggal wanita yang tergolong miskin untuk tetap bisa

bertahan hidup di tengah keterbatasan yang mereka miliki. Strategi

bertahan hidup dapat digolongkan menjadi 3 kategori yaitu srategi aktif,

strategi pasif dan strategi jaringan.

- Strategi Aktif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan Ibu

tunggal di Desa Namo Bintang dengan cara memaksimalkan segala

(40)

- Strategi Pasif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan Ibu

tunggal di Desa Namo Bintang dengan cara selektif, tidak boros dalam

mengatur pengeluaran keluarga.

- Strategi Jaringan adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan Ibu

tunggal di Desa Namo Bintang dengan cara meminta bantuan kepada

kerabat, tetangga dan relasi lainnya baik secara formal maupun

informal ketika dalam kesulitan, seperti meminjam uang ketika

memerlukan uang secara mendadak.

2. Ibu sebagai orang tua tunggal dalam penelitian ini adalah seorang wanita

yang telah menikah dan memilki anak, namun berpisah dengan suami

karena kematian, yang dalam kesehariannya menjalankan peran sebagai

kepala keluarga dengan bekerja mencari nafkah dan mengurus urusan

rumah tangga sendiri.

3. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di bawah satu

atap dalam keadaan saling ketergantungan.

4. Kebutuhan keluarga adalah segala sesuatu yang dibutuhkan keluarga baik

untuk tetap hidup maupun sebagai penunjang hidup. Pada penelitian ini

peneliti hanya memfokuskan pada kebutuhan keluarga orang tua tunggal

yang bersifat fisiologis atau kebutuhan pokok keluarga yang harus

dipenuhi keluarga orang tua tunggal.

5. Sosial ekonomi adalah kemampuan untuk mampu menempatkan diri

dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas

(41)

usaha dan berhasil mencukupinya. Sosial ekonomi keluarga berkaitan

dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya yang ditentukan oleh

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya unsur-unsur tersebut diterapkan dalam tatanan masa berdasarkan hirarki keruangan pada Candi Prambanan dan Rumah Tradisional Jawa, pengolahan tata ruang dan bentuk

disajikan. Untuk meningkatkan interaksi belajar mahasiswa, materi dapat. dikemas dalam bentuk kuis, pertanyaan terbuka, ringkasan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan konstribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya dan dengan metode mengajar yang tepat dapat

Pembuatan website Alex Fitnes Center ini dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL Dalam hal ini penulis menggunakan program macromedia dreamweaver mx untuk

Data aktivitas untuk penghitungan emisi dari perubahan penggunaan lahan adalah luas suatu penutupan hutan dan lahan yang dalam periode analisis tidak mengalami perubahan

Pembuatan situs ini digunakan untuk menyebarluaskan soal-soal psikotes yang umumnya diberikan saat tes penerimaan calon pegawai, agar dapat diketahui oleh banyak orang dan

Pengolahan berupa : (1) Retouch wajah dari foto asli yang menunjukan noda jerawat, sampai wjah menjadi bersih, (2) Pembuatan sketsa hitam putih, (3) Retouch warna kulit menjadi

Unilateral and supported NAMAs will be integrated into national and provincial development reports. In accordance with Government Regulation No. 10 year 2011 on the Mechanism