BAB II
SEKILAS TENTANG COSPLAY JEPANG
2.1Pengertian Cosplay
Cosplay merupakan salah satu budaya pop dari negara Jepang yang
mendunia selain harajuku style. Istilah cosplay (コスプレdalam bahasa Jepang)
merupakan singkatan dari katacostume“kostum” dan play “bermain”. Yaitu satu
tipe hobi berupa kegiatan para penggemar anime dan manga yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dengan membuat serta mengenakan kostum dan
berdandan meniru karakter tertentu dari anime manga ( literatur, idol group, film
populer,atau ikon) dengan tujuan untuk tampil di depan publik dan melakukan
pemotretan ( Ahn: 2008,55 ).
Pelaku-pelaku ataupun peserta-peserta cosplay tersebut disebut
cosplayer“orang yang menggunakan kostum”. Banyak peserta cosplay yang
melekatkan diri mereka sendiri secara fiksi dan emosional kepada identitas
karakter-karakter yang mereka pilih. Karakter tersebut sering kali diangkat dari
fiksi ppuler di Jepang, namun pada tren belakangan ini, karakter yang diangkat
juga termasuk karakter-karakter dari barat seperti film fiksi dan kartun.
Sumber-sumber yang banyak digemari adalah seperti manga, komik, novel bergambar,
video game, dan film fiksi. Sering kali kita melihat bahwa peserta cosplay ini
melakukan pertukaran peran seperti wanita yang memerankan karakter pria. Hal
ini sering dilakukan bukan karena mereka suka pada peran itu namun karena
melakukan apa saja. Seperti melakukan penurunan berat badan(diet), mewarnai
rambut secara terus-menurus dengan warna yang berganti-ganti, serta
memaksimalkan costum untuk menutupi bagian tubuh yang terlihat berlipat.
Kostum “cosplay” yang dipakai oleh para cosplayer tersebut membutuhkan dana
yang lumayan besar untuk mendapatkan bahan dasar kain sesuai karakter yang
akan diperankan. Selain itu, dalam ber-cosplay para cosplayer juga bahkan
merubah nada bicaranya dan berusaha sama dengan tokoh yang diperankannya.
Memang para cosplayer ini sangat menginginkanperan yang dibawakan itu
sempurna. Mereka akan sangat bangga dan merasa berhasil apabila sudah
sempurna. Namun terlepas dari semua itu, apabila kita memasuki dunia cosplay,
kita akan mendapat manfaat yang dapat menguntungkan juga. Seperti kita akan
dapat banyak teman, dan bahkan akan menemukan banyak koneksi sampai keluar
negeri.
Apabila ditelusuri lebih dalam para cosplayer ini mempunyai banyak para
penggemar yang datang dari berbagai kalangan. Dikalangan penggemar para
cosplayer tersebut sering juga disingkat dengan coser ataupun layer. Para
pengemar dan peserta cosplay sudah tersebar keseluruh dunia. Seperti di Amerika,
2.2 Sejarah Cosplay
Paris adalah kota yang sangat terkenal sebagai pusat mode di negara
prancis bahkan didunia. Selain Paris Tokyo yang merupakan ibukota Jepang
sering disebut sebagai Parisnya Asia. Karena fashion yang dimiliki oleh orang
Jepang sendiri sangat terkenal di berbagai kalangan.
Pada tahun 1960 banyak penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di
Amerika Serikat sering mengadakan konfensifikasi ilmiah. Para peserta banyak
yang mengenakan kostum-kostum tokoh fiksi yang mereka sukai. Amerika
Serikat telah mengenal beberapa pesta topeng dalam acara Hallowen maupun
paskah. Pada tahun1970 an berita tersebut sampai ke negara Jepang dalam
peragaan busana (costume show).
Di Jepang peragaancosplay pertama kali di adakan pada tahun 1978 di
Ashiniko, Prefektur Kanagawa dalam pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon
SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi ilmiah
Jepang tersebut dengan mengenakan kostumseperti tokoh dalam gambar sampul
cerita “ A Fighting Man of Mars” karya “Edgar Rice Burroughs”.
Pada waktu itu, banyak orang-orang yang menghadirikonvensi ilmiah
tersebut yang menyangka bahwa Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga
Tritonof The Sea karya Osamu Tezuka. Sehingga media massa sering
menyebutkan kostum tokoh manga Triton Of The Sea sebagai kostum cosplay
yang pertama di Jepang. Setelah itu kontes cosplay dijadikan sebagai acara yang
seperti, kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shoojo
dan film Virus. Selain dari acara konvensi fiksi ilmiah tersebut, cosplay semakin
sering diadakan dalam berbagai acara pameran dojinshi dan pertemuan
penggemar fiksi di Jepang.
Seiring dengan berjalannya waktu, majalah-majalahanime Jepang
perlahan-lahan mulai memuat edisi berita tentang acara cosplay tersebut pada
pameran dan penjualan terbitan doujinshi. Muatan edisi beritacosplay secara
besar-besaran pertama kali dilakukanoleh majalah Fanroad edisi perdana tahun
1980. Dalam edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya sekelompok
anak muda yang disebut“Tominoko-Zoku” yang menggunakan cosplay Gundam
di kawasan Harajuku. Istilah “Tominoko-Zoku” sendiri diambil dari nama
sutradara fiilm animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino dan sekaligus merupakan
parodi dari istilah Zoku”. Sebenarnya artikel tentang
“Tominoko-Zoku” hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, tetapi artikel tersebut berhasil
menciptakan kata “cosplay” sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.
Penggemar cosplay itu sendiri sering disebut dengan sebutan “cosu”.
Sebelum istilah cosplay digunakan dimedia massa elektronik, asisten
penyiar Minky Yasu sudah sering melakukancosplay. Kostum tokoh Minky Yasu
dalam acara temu darat mami no RSDI-karu communication yang disiarkan antara
lain oleh Radio Tokai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai
mengadakankontes cosplay. Dari tahun 1989 sampai dengan tahun 1995, tv
Asashi menayangkan rangking kostum cosplay yang sedang popular dalam acara
Sekitar tahun 1985, hobi cosplay mulai seakin meluas di Jepang karena
cosplay telah menjadi sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Pada waktu
itukebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaos
T-shirt pemain sepak bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa dikatakan dalam
kategori ber-cosplay. Sekitar tahun 1986 kegiatan cosplay ini telah dikabarkan
menjadi kegiatan yang berkelompok ataupun kegiatan yang berbentuk komunitas.
Komunitas cosplay ini, apabila kita perhatikan dengan seksama memiliki ikatan
hunbungan yang sangat kuat di dalam berbagai pertunjukan. Sejak saat itulah
mulai bermunculan fotografer-fotografer yang tergolong amatir (disebut
kamera-kozo) yang sangat senang dalam memotret kegiatancosplay.
2.3 Perkembangan Cosplay di Indonesia
Di Indonesia sendiri cosplay ini mulai dikenal pada tahun 1994. Pada
waktu itu untuk pertama sekalinya Himpunan Javanologi Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia mengadakan event gelar Jepang UI.
Dan event yang diadakan oleh Universitas Indonesia ini masih tetap digelar
hingga pada saat ini. Pada event ini belum terlalu banyak yang meminati cosplay.
Sejak acara Gelar Jepang UI itu diadakan, banyak pemuda-pemudi
bandung mengikutsertakan cosplay dalam berbagai acara lomba maupun hanya
sekedar mengisi suatu acara saja. Dan pada tahun 2012 cosplayer asal Bandung
yang bernama Rizki Karismana (Zhuge Kamiya) dan Yesaya Marito (Konnichi
Kurenai) mendapatkan juara III dalam perlombaan cosplay seluruh dunia,
inipun sangat membanggakan bagi negara Indonesia. Sejak saat itu cosplaypun
semakin berkembang ke berbagai kota yang ada di Indonesia ini seperti: Padang,
Malang, Palembang, hingga Medan.
Di Medan sendiri cosplay itu mlai dikenal dan mulai berkembang pada
tahun 2008. Pada saat itu mahasiswa/i Jurusan Program Studi Bahasa Jepang
danmahasiswa/i Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara mengadakan event Bunkasai. Dalam event terseb4ut diadakan