• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN ISLAM DI JEPANG NIHON NO DE OKERU ISLAM NO SHINCHOKU. Dikerjakan PUTRI AYUDIA NASUTION NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERKEMBANGAN ISLAM DI JEPANG NIHON NO DE OKERU ISLAM NO SHINCHOKU. Dikerjakan PUTRI AYUDIA NASUTION NIM :"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN ISLAM DI JEPANG NIHON NO DE OKERU ISLAM NO SHINCHOKU

Dikerjakan O L E H

PUTRI AYUDIA NASUTION NIM :142203007

PROGRAM STUDI D-III BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)
(3)

Disetujui Oleh :

PROGRAM STUDI D-III BAHASA JEPANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

Medan, Agustus 2017 Ketua

Dr. Diah Syafitri Handayani, M.Litt NIP: 197212281999032001

(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal :

Hari :

Program Studi D-III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.S NIP: 196008051987031001 Panitia Tugas Akhir :

No. Nama Tanda Tangan

1. ( )

2. ( )

3. ( )

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, sebagai syarat untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara. Kertas Karya ini berjudul “PERKEMBANGAN ISLAM DI JEPANG”.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa apa yang telah tertulis dalam Kertas Karya ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi dan pembahasan masalah. Demi kesempurnaan, penulis sangat mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk kearah perbaikan.

Dalam kertas karya ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang cukup bernilai harganya. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara.

2. Ibu Dr. Diah Syafitri Handayani, M.Litt Selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara.

3. Bapak Drs. Nandi S, selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan juga arahan kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

(6)

4. Seluruh staf pengajar pada program studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara atas didikannya selama masa perkuliahan.

5. Dari semuanya, yang teristimewa untuk orang tua, Ayahanda Mohd. Alinafiah NST dan Ibunda tercinta Azizah Lubis, Abang M.

Fachrurrozi NST, Kakak Lia Anggreini NST, Kakak Kiky Ayu Chairunnisa NST yang telah memberikan materi, semangat, dukungan, doa, serta kasih sayang yang begitu besar kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik.

6. Untuk sahababat-sahabat angkatan 2014 yang telah membuat penulis selalu semangat dalam menjalani hidup ini dan terima kasih sudah banyak membantu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kerta karya ini, sehingga kritik dan saran diharapkan oleh penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga kertas karya ini dapat berguna bagi kita dikemudian hari.

Medan, Agustus 2017

Penulis

PUTRI AYUDIA NASUTION

NIM : 142203007

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Metode Penulisan 4 BAB II : GAMBARAN UMUM 5 2.1 Pengertian Islam ... 5

2.2 Sejarah Islam di Jepang ... 6

BAB III : PERKEMBANGAN ISLAM DI JEPANG ... 8

3.1 Masuknya Islam ke Jepang ... 8

3.2 Perkembangan Islam Sebelum dan Sesudah Perang Dunia II ... 9

3.2.1 Sebelum Perang Dunia II ... 9

3.2.2 Sesudah Perang Dunia II ... 10

3.3 Fasilitas Islam Di Jepang ... 11

3.3.1 Tempat Ibadah ... 11

3.3.2 Restoran Halal di Jepang ... 14

3.4 Pakaian Muslim di Jepang ... 18

(8)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 19 4.1 Kesimpulan ... 19 4.2 Saran ... 20 DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Secara umum perkembangan memiliki banyak arti yang mana memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Namun secara khusus, perkembangan adalah peningkatan atas apa yang kita miliki, suatu perubahan yang menjadikan semua itu jauh lebih baik.

Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan.

Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus kedunia oleh Allah.

Islam di Jepang terbilang masih sangat baru. Dibanding negara Asia lain, Islam dikenal paling akhir di negeri matahari terbit tersebut. Baru pada sekitar akhir abad ke-19, Jepang bersentuhan dengan agama Islam. Dari dulu Jepang dikenal sebagai negara penganut agama Shinto dan Buddha. Perkembangan Islam di Jepang mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.

(10)

Titik awal dikenalnya Islam di Jepang, yaitu Kobe. Seperti namanya, yang berarti Gerbang Tuhan, Kobe menjadi gerbang awal masuknya Islam di Asia Timur tersebut. Selain menjadi kota terbesar kelima di Jepang, Kobe memiliki posisi yang strategis. Berada di kawasan Kansai, Perfektur Hyogo, Kobe di masa lalu menjadi tempat berkumpulnya para pedagang.

Pakaian bagi umat Muslim adalah pakaian yang menutup tubuhnya dan tidak memperlihatkan lekuk bentuk tubuhnya. Menutup kepalanya dengan kerudung, berpakain dengan sopan dan tidak ketat di tubuh. Semakin berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan tentang fashion, pakaian Muslim pun dapat di padu padankan dan menjadi trend fashion dunia. Negara Jepang memang merupakan negara yang selalu menampilkan sesuatu yang unik dan menarik

Banyak orang Jepang yang mayoritas tidak beragama mulai mempelajari Agama Islam. Selain itu, di Jepang sudah semakin banyak masjid yang dibangun.

Di jepang juga menyediakan fasilitas ruang ibadah untuk umat muslim seperti di stasiun kereta, pusat perbelajaan, dan bandara. Di jepang juga mempunyai restoran halal dan makanan yang dapat di makan oleh umat muslim.

Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempelancar suatu pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kshidupan masyarakat juga mengenal fasilitas sosial. Fasilitas sosial adalah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah atau swasta untuk masyarakat seperti, tempat ibadah. Bandara-bandara Internasional di Jepang berusaha menjadi lebih ramah kepada umat islam dengan menyediakan fasilitas dan ruang ibadah. Dengan adanya fasilitas tersebut

(11)

memungkinkan masyarakat muslim di Jepang menjadi lebih terbantu dalam beribadah dan memilih makanan yang halal.

Masjid memiliki peran besar dalam kehidupan umat Muslim Jepang, mengingat masjid telah memudahkan mereka dalam melaksanakan tugas-tugas agama mereka. Di Jepang, masjid merupakan bangunan yang akan sangat jarang ditemui, jika dihitung jumlahnya masjid di Jepang tidak sampai ratusan. Namun, dibandingkan dengan luas wilayah Jepang sangatlah sedikit. Perlu disebutkan pula bahwa sekitar 100 tahun lalu, di Jepang hanya ada dua masjid yang kini jumlahnya mencapai 40 bangunan.

Hal ini yang membuat penulis tertarik membahas tentang perkembangan Islam di Jepang dan fasilitas untuk masyarakat muslim di Jepang yang sekaligus menjadi judul untuk kertas karya ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah masuknya Islam ke Jepang 2. Untuk mengetahui fasilitas bagi umat muslim di Jepang 3. Untuk mengetahui tempat makanan halal di Jepang 1.3 Batasan Masalah

Dalam kertas karya ini penulis hanya membahas yaitu tentang masuknya Islam ke Jepang, fasilitas tempat ibadah, makanan halal dan pakaian Muslim umat Muslim di Jepang.

(12)

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan (library research), yakni dengan cara mengumpulkan sumber- sumber bacaan yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang di bahas. Penulis juga menggunakan media internet dalam mengumpulkan data sebagai referensitambahan agar data yang di dapatkan menjadi lebih akurat dan lebih jelas.

Kemudian data yang telah dikumpulkan dirangkum untuk kemudian dideskripsikan ke dalam karya tulis ini.

(13)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Pengertian Islam

Islam secara harfiah artinya damai , selamat, tunduk dan bersih. Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Islam memiliki arti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul. Meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang di utus oleh Allah. Umat Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti

“seorang yang tunduk kepada Tuhan”. Bagi laki-laki Islam disebut Muslimin dan bagi perempuan Islam disebut Muslimat.

Islam berasal dari kata Arab “aslama-yuslimu-islaman” yang secara kebahasaan berarti “menyelamatkan”. Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Umat muslim harus menunjukkannya dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari atau menjauhi larangan-Nya

Rumah ibadah umat muslim disebut Masjid atau Musholla. Ibadah yang dilakukan di masjid antara lain sholat berjamaah, ceramah agama, perayaan hari besar, diskusi agama, belajar mengaji (membaca Al-Qur’an) dan lain sebagainya.

Umat muslim tersebar ke seluruh dunia, seperti Arab, Afrika, Asia Tenggara, Asia Selatan. Populasi muslim juga dapat ditemukan di Asia Timur yaitu Jepang. Dari dulu Jepang dikenal sebagai negara penganut agama Shinto dan Buddha.

(14)

Perkembangan Islam di Jepang mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Banyak orang Jepang yang mayoritas tidak beragama mulai mempelajari Agama Islam.

2.2 Sejarah Islam Di Jepang

Sebelum tahun 1900, hanya ada dua negara di Asia yang menikmati kemerdekaan penuh, yaitu Kekaisaran Ottoman di Turki dan Kekaisaran Jepang.

Karena keduanya berada di bawah tekanan negara-negara Barat, mereka memutuskan untuk membangun hubungan persahabatan. Sultan Abdul Hamid II, yang memerintah Turki di era 1876-1909, mengutus laksamana Uthman Pasha untuk melakukan kunjungan resmi ke Jepang pada tahun 1890. Setelah Uthman Pasha selesai mengadakan pertemuan dengan Kaisar Jepang, dia dan 600 anak buahnya bersiap untuk pulang, meskipun saat itu cuaca sedang tidak bersahabat.

Belum jauh kapal Ertugrul berlayar, badai besar menghantamnya sehingga menyebabkan lebih dari 550 awak kapal meninggal termasuk sang kapten.

Layaknya sahabat yang baik, pihak Jepang lalu mengirim dua kapal untuk membawa para korban yang selamat untuk pulang ke Istanbul. Seorang wartawan muda Jepang yang bernama Shotaro Noda ( ada yang menyebutnya Torajiro Yamada) juga ikut dalam perjalanan itu. Dia adalah orang yang telah mengumpulkan uang sumbangan dari warga Jepang untuk diberikan kepada keluarga korban yang meninggal.

Setelah sampai di Istanbul dan menyerahkan uang sumbanga, Shotaro bertemu langsung dengan Sultan Abdul Hamid yang kemudian memintanya untuk tinggal di Istanbul dan mengajarkan Bahasa Jepang ke para pejabatnya, tanpa

(15)

berpikir panjang, Shotaro pun setuju. Selama tinggal di Istanbul, dia berkenalan dengan Abdullah Guillaume, seorang muslim yang berasal dari Liverpool, Ingris.

Dialah orang memperkenalkan Shotaro kepada Islam.

Akhirnya Shotaro pun memeluk agama Islam dan memilih untuk diberi nama Halim Noda (ada yang menyebutnya Abdul Khalil), yang diyakini dunia sebagai orang Jepang pertama yang beragama Islam.

(16)

BAB III

PERKEMBANGAN ISLAM DI JEPANG

3.1 Masuknya Islam ke Jepang

Awal mula masuknya Islam ke Jepang yaitu melalui perdangangan atau niaga. Banyak orang asing yang beragama Islam mulai berdatangan ke Jepang sudah sejak awal berdirinya negara. Muslim pertama sebagian besar adalah pelaut Melayu yang melayani kapal Belanda atau kapal Inggris. Sejak saat itu Islam mulai ada di Jepang. Etnis Jepang sendiri mulai masuk Islam pada awal abad 20.

(All About Japan : 158)

Selain Tokyo, ada kota lain yang menjadi titik awal dikenalnya Islam di Jepang, yaitu Kobe. Seperti namanya, yang berarti Gerbang Tuhan, Kobe menjadi gerbang awal masuknya Islam di Asia Timur tersebut. Selain menjadi kota terbesar kelima di Jepang, Kobe memiliki posisi yang strategis. Berada di kawasan Kansai, Perfektur Hyogo, Kobe di masa lalu menjadi tempat berkumpulnya para pedagang.

Saat ini pun, Kobe menjadi salah satu metropolitan Jepang bersama Kyoto dan Osaka. Kobe menjadi saksi sejarah panjang Jepang, termasuk sejarah awal mula masuknya komunitas Muslim di Jepang. Muslimin Kobe bermula dari para imigran Turki-Tartar yang tiba di Jepang di tengah berkecamuknya Perang Dunia I. Mereka hijrah dari Rusia yang diguncsng revolusi Bolshevik dengan pimpinan Stalin yang komunis dan atheis di Jepang.

(17)

Turki-Tartar adalah imigran yang berasal dari Kazan, Tatarstan dan Bashkirstan. Mereka tiba di Kobe dan Tokyo pada 1972. Kemudian membentuk Muslim pertama di Negeri Sakura. Datanglah para pedagang India dan Arab yang sukses menjalankan bisnis di Kobe. Dari komunitas Muslim India dan Arab inilah, Islam kemudian berkembang pesat di Kobe. Mereka bergabung dengan imigran Muslim dari Turki-Tartar dan hidup damai di Kobe. Hari demi hari, makin banyak jumlah umat Islam di Kobe. Keinginan untuk membangun masjid pun muncul.

Saat itu, seorang saudagar kaya raya asal Kalkuta, India, Ferozuddin, menyumbang dana besar untuk membangun masjid. Kemudian, berdirilah Masjid Muslim Kobe pada tahun 1935 sekaligus menjadi masjid pertama di Jepang.

Berdirinya masjid ini berdampak sangat positif bagi perkembangan Islam di Kobe.

Syiar Islam semakin gencar. Tak sedikit warga setempat kemudian memeluk agama Islam. Alhasil, jumlah Muslimin di kota semakin bertambah.

3.2 Perkembangan Islam Sebelum dan Sesudah Perang Dunia II 3.2.1 Sebelum Perang Dunia II

Islam masuk pertama kali ke Jepang sekitar tahun 1877 hampir bersamaan dengan kehadiran agama Nasrani dari barat ke negara tersebut. Pada sekitar tahun itu, kehidupan Nabi Muhammad diterjemahkan dalam Bahasa Jepang. Ini membantu agama Islam menempatkan diri dalam pemikiran intelek orang Jepang, tetapi hanya sebagai satu pengetahuan dan pemikiran.

Dua orang Jepang Muslim pertama yang diketahui ialah Mitsutaro Takaoka yang memeluk agama Islam pada tahun 1909 dan mengambil nama Omar Yamaoka setelah menunaikan ibadah Haji di Mekkah. Bumpachiro Ariga

(18)

pergi ke India untuk berdagang dan kemudian memeluk Islam pada tahun 1946 dan mengambil nama Ahmad Ariga.

Orang-orang Muslim ini yang diberikan perlindungan di Jepang menetap di beberapa pelabuhan utama di sekitar Jepang dan mendirikan komunitas- komunitas Islam. Dengan pembentukan komunitas-komunitas Muslim ini, beberapa buah masjid telah didirikan.

3.2.3 Setelah Perang Dunia II

Saat Perang Dunia II, kelompok militer di Jepang melalui pendirian pusat- pusat studi untuk mengkaji Islam dan Dunia Muslim. Pilot-pilot tempur Jepang yang pergi ke negara-negara Asia Tenggara sebagai tentara semasa Perang Dunia II diajarkan untuk mengucapkan “La ilaha illa Allah” digunakan ketika pesawat- pesawat mereka ditembak jatuh di kawasan-kawasan ini supaya mereka tidak dibunuh. Sebuah pesawat Jepang telah dikatakan ditembak jatuh dan pilotnya diamankan oleh penduduk setempat.

Bagaimanapun, pusat-pusat pengkajian ini sama sekali tidak diketuai atau diurus oleh orang-orang Muslim dan tujuannya bukan untuk penyebaran Islam.

Tujuan sebenarnya adalah unutk menambah wawasan militer dengan pengetahuan yang diperlukan mengenai Islam. Oleh karena itu, dengan berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945, pusat-pusat pengkajian ini menghilang.

Setelah krisis minyak tahun 1973, media massa Jepang telah memberi penerbitan yang besar tentang Dunia Muslim dan khusunya kepada Dunia Arab akan petingnya negara-negara ini terhadap ekonomi Jepang. Dengan penerbitan ini, banyak orang Jepang yang tidak mengetahui pengetahuan tentang Islam

(19)

mempunyai peluang untuk ibadah Haji di Mekkah serta mendengar Adzan (panggilan islam untuk melaksanakan shalat) dan membaca Al-Qur’an. Selain itu banyak orang Jepang yang memeluk agama Islam secara terang-terangan. Ketika itu, banyak terdapat upacara Islamisasi massal yang diikuti dari berpuluh-puluh ribu orang.

3.3 Fasilitas Islam di Jepang

Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempelancar suatu pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kehidupan masyarakat juga mengenal fasilitas sosial. Fasilitas sosial adalah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah atau swasta untuk masyarakat seperti tempat ibadah. Bandara-bandara Internasional di Jepang berusaha menjadi lebih ramah kepada umat islam dengan menyediakan fasilitas dan ruang ibadah.

3.3.1 Tempat Ibadah

Tempat ibadah adalah suatu tempat yang digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut ajaran agama atau kepercayaan mereka masing-masing.

Tempat ibadah bagi umat Muslim adalah masjid atau Musholla. Masjid sendiri memiliki beberapa fungsi, selain untuk shalat berjamaah, juga menjadi tempat untuk aktivitas keagamaan, sosial, pertemuan bahkan tempat untuk membahas perekonomian.

Masjid memiliki peran besar dalam kehidupan masyarakat Muslim di Jepang, mengingat masjid telah memudahkan mereka dalam melaksanakan tugas- tugas agama. Di Jepang, masjid merupakan bangunan yang akan sangat jarang ditemui, jika dihitung jumlahnya masjid di Jepang tidak sampai ratusan. Bahkan,

(20)

100 tahun yang lalu, di Jepang hanya ada dua masjid yang kini jumlahnya mencapai 40 bangunan.

a. Masjid Kobe

Masjid kobe juga dikenal sebagai Maasjid Muslim Kobe. Masjid kobe didirikan pada bulan Oktober 1935 di Kobe dan merupakan masjid pertama di Jepang. Pembangunannya didanai oleh sumbangan dari Komite Islam Kobe dan dimulai sejak tahun 1928 hingga dibuka pada tahun 1935. Masjid ini sempat ditutup oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada tahun 1943, tetapi sekarang sudah aktif dipakai kembali sebagai masjid. Karena memiliki ruang bawah tanah dan struktur bangunan yang kuat, masjid ini selamat dari bencana gempa bumi besar Hanshin pada tahun 1995. Masjid ini terletak di distrik Kitano di Kobe.

b. Masjid Tokyo Camii

Masjid Tokyo Camii terletak di pusat distrik di Shibuya. Alamat : 1-19 Oyama-cho,Shibuya-ku. Masjid Tokyo Camii dibangun pada tahun 1938, pada tahun 1990 mengalami renovasi.

Lokasi yang strategis membuatnya

(21)

mudah diakses dari banyak tempat wisata terutama di sekitar pusat Tokyo, seperti Shibuya, Harajuku, Shimokitazawa. Masjid Tokyo Camii memiliki layanan sebagai pusat budaya Turki. Masjid Tokyo Camii bukan hanya masjid terbesar tetapi juga masjid paling cantik di Jepang.

c. Masjid Darul Arqam

Masjid ini dibangun pada tahun 1998 sebagai bagian dari proyek pembangunan masjid yang dilakukan oleh Islamic Circlr of Japan, salah satu organisasi Islam terkenal di Jepang. Alamat : 1 Chome-9-12, Higashi Asakusa, Taito-ku, Tokyo-to.

Asakusa adalah salah satu daerah wisata paling populer di Tokyo, bahkan bagi kalangan pengunjung Muslim. Hal tersebut tidaklah aneh, karena daerah Asakusa mencakup beberapa tempat wisata paling terkenal di Jepang, seperti Kuil Sensoji Asakusa dan Tokyo Skytree, menara ternama yang dapat terlihat dari Asakusa. Masjid 4 tingkat ini memiliki perpustakaan di lantai dasar yang berfungsi sebagai pusat komunikasi Muslim di wilayah Asakusa.

(22)

d. Masjid Hiroo

Masjid Hiroo terletak di daerah Roppongi Hills, Minato.

Ini adalah bagian dari Gedung Arabic Islamic Institute, sebuah

bangunan budaya Islam yang terletak di distrik paling beragam dan global di Tokyo. Bukan hanya sekedar pembentukan agama, Arabic Islamic Institute Tokyo adalah pusat kebudayaan Arab di Tokyo. Selain

memenuhi kebutuhan ruang Ibadah melalaui pembentukan Masjid Hiroo bagi komunitas Muslim, masjid ini juga berperan dalam menyebarkan pemahaman budaya Arab di Tokyo.

3.3.2 Restoran Halal di Jepang

Halal adalah segala sesuatu atau kegiatan yang diizinkan untuk digunakan atau dilaksanakan dalam agama Islam. Halal dipakai oleh umat muslim untuk menunjukkan, makanan atau minuman yang diizinkan untuk dikonsumsi menurut Islam dan cara memperolehnya. Tidak mudah menjadi seorang Muslim.

Masyarakat Muslim mempunyai cobaan dan rintangan dalam menjalani kewajibannya. Yang sering terjadi adalah masyarakat Muslim tidak tahu dimana harus mencari atau membeli makanan dan tempat makan yang halal.

Memang tidak mudah mencari restoran yag bisa dinikmati masyarakat Muslim dengan tenang. Tetapi, sekarang Jepang sudah mempunyai banyak

(23)

restoran yang mempunyai sertifikat halal dan dapat dinikmati oleh masyarakat Jepang.

a. Sumiyaki-ya di Roppongi

Jepang dikenal sebagai negara dengan kulinernya yang beragam.

Namun, dari keberagaman itu, hidangan halal bagi para muslim yang berkunjung ke Negeri Sakura ini terbilang jarang dan masih cukup asing. Untuk menjawab kekhawatiran tersebut, kini telah hadir sebuah kedai Yakiniku bersertifikat halal Islam bernama “Sumiyaki-Ya”. Kedai ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar delapan menit dari Stasiun Roppongi

Yakiniku adalah masakan berupa daging sapi yang

dibakar dengan gaya ala Jepang. Olahan daging sapi ini sangat empuk dan lezat. Biasanya yakiniku disajikan dengan saus kental dan salah satu kuliner yang sangat populer diantara para wisatawan asing.

Walaupun daging sapi tergolong daging yang halal bagi Muslim, namun masih ada hal-hal yang mengkhawatirkan bagi mereka seperti ketika masakan itu tercampur dengan bahan ataupun proses olahannya yang menggunakan alat yang tidak halal.

(24)

b. Tanden di Yoyogi

Alamat :Livin lt.1, 5 chome-21-12 Yoyogi Sendagaya Shibuya-ku Tokyo-to. Kedai

“Tanden” cabang Yoyogi dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 2 menit dari stasiun Yoyogi. Kedai yang dibuka dengan misi “menyajikan masakan daging sapi Kagoshima agar pelanggan lebih bersemangat” ini menyajikan daging sapi berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Daging sapi Kuroge-Wagyu dari Kagoshima terasa meleleh di lidah. Tidak hanya itu, di kedai yang dapat menampung hingga 80 orang pelanggan ini, umat muslim dapat menikmati masakan dengan tenang karena daging sapinya halal.

c. Hanasaka-Jisan di Shibuya

Kedai “Hanasaka-Jisan” cabang Sakuragaoka, hanya berjarak 1 menit dari stasiun Shibuya. Di seluruh Tokyo, hanya di sini lah bisa menikmati daging sapi shabushabu yang halal. Kedai ini sangat populer di kalangan wisatawan muslim. Daging sapi yang digunakan di sini adalah daging sapi dari prefektur Miyazaki dan telah

(25)

mendapatkan sertifikat halal dari perusahaan Malaysia, MHC.

Bumbu-bumbu yang digunakan juga tidak mengandung alkohol sehingga aman dikonsumsi oleh umat Muslim. Yang paling populer di kalangan pelanggan muslim adalah paket “Halal Gozen” seharga 4.500 yen. Paket ini berisi daging sapi shabushabu, sashimi, dan tempura. Dalam satu paket, dapat menikmati beberapa macam hidangan sekaligus. Alamat : Gedung Sakuraya lt. B1F, 3 chome-22, Sakuragaoka-cho, Shibuya-ku, Tokyo-to.

d. Nakahora-Bokujo di Ginza

Nakahora Bokujo, terletak di lantai basement 1 Matsuya Ginza.

Toko yang mengantongi sertifikat halal ini menjual berbagai produk susu dan olahan lainnya. Oleh karena itu umat muslim dapat berbelanja dan mencicipi aneka produk seperti susu dan yoghurt tanpa perlu khawatir. Apalagi toko ini juga pernah memenangkan penghargaan tertinggi dalam kontes “Grand prix susu lokal”.

Produk susu dan olahan yang dijual di Nakahora Bokujo berasal dari sapi yang diternakkan dan dibesarkan secara alami sehingga aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan juga anak-anak.

Nakahora Bokujo telah mendapatkan kepercayaan tinggi dari

(26)

pelanggan.Alamat : 3 chome-6-1 Ginza Chuo-ku Tokyo, Matsuya Ginza Honten, lt. basement 1.

3.4 Pakaian Muslim di Jepang

Pakaian bagi umat Muslim adalah pakaian yang menutup tubuhnya dan tidak memperlihatkan lekuk bentuk tubuhnya. Menutup kepalanya dengan kerudung, berpakain dengan sopan dan tidak ketat di tubuh. Semakin berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan tentang fashion, pakaian Muslim pun dapat di padu padankan dan menjadi trend fashion dunia. Negara Jepang memang merupakan negara yang selalu menampilkan sesuatu yang unik dan menarik. Saat ini ada trend terbaru dari Negeri Sakura ini yang mana hal tersebut terkait mengenai cara berpakaian yang disebut dengan Lolita.

Trend berpakaian yang disebut dengan sebutan Lolita ini adalah perpaduan antara pakaian imut ala Jepang dengan busana Muslim atau Hijab. Sampai saat ini busana Lolita makin marak dan semakin menjadi trend hal ini dibuktikan dengan banyaknya foto - foto yang beredar di sosial media dengan gaya berpakaian Hijab Lolita. Di jepang juga sudah ada yang menjual pakaian Muslim melalui online ataupun internet. Dengan cara seperti ini masyarakat Muslim di Jepang akan sangat terbantu.

(27)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari semua pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Awal mula masuknya Islam ke Jepang yaitu melalui perdangangan

atau niaga. Banyak orang asing yang beragama Islam mulai berdatangan ke Jepang sudah sejak awal berdirinya negara. Jepang sendiri mulai masuk Islam pada awal abad 20.

2. Tempat ibadah bagi umat Muslim adalah Masjid atau Musholla.

Masjid memiliki beberapa fungsi, yaitu untuk shalat berjamaah, tempat aktivitas keagamaan, perayaan hari besar dan mengaji (membaca Al-Qur’an). Tempat ibadah di Jepang, yaitu Masjid Tokyo Camii, Masjid Kobe, Masjid Darul Arqam dan Masjid Hiro.

3. Restoran halal di Jepang, yaitu Sumiyaki-ya di Roppongi, Tanden di Yoyogi, Hanasaka Jisan di Shibuya dan Nakahora Bokujo di Ginza.

4. Islam masuk pertama kali ke Jepang sekitar tahun 1877 hampir bersamaan dengan kehadiran agama Nasrani dari barat ke negara tersebut. Pada sekitar tahun itu, kehidupan Nabi Muhammad diterjemahkan dalam Bahasa Jepang. Ini membantu agama Islam menempatkan diri dalam pemikiran intelek orang Jepang, tetapi hanya sebagai satu pengetahuan dan pemikiran.

(28)

5. Setelah krisis minyak tahun 1973, media massa Jepang telah memberi penerbitan yang besar tentang Dunia Muslim dan khusunya kepada Dunia Arab akan pentingnya negara-negara ini terhadap ekonomi Jepang. Dengan penerbitan ini, banyak orang Jepang yang tidak mengetahui pengetahuan tentang Islam mempunyai peluang untuk ibadah Haji di Mekkah serta mendengar Adzan (panggilan islam untuk melaksanakan shalat) dan membaca Al-Qur’an. Selain itu banyak orang Jepang yang memeluk agama Islam secara terang-terangan.

Ketika itu, banyak terdapat upacara Islamisasi massal yang diikuti dari berpuluh-puluh ribu orang.

4.2 Saran

1. Penulis berharap kertas karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.dan dapat membantu pembaca untuk mengetahui perkembangan Islam di Jepang.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Haryanti, Pitri. 2013. All About Japan: Yogyakarta: Andi Offset Sumber internet :

Blogspot. 2013. Sejarah Islam di Jepang. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2017 dari http://kota-islam.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-islam-di-jepang.html JepangNet. 2012. Sejarah Islam di Jepang. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2017

dari http://www.jepang.net/2012/08/sejarah-islam-di-jepang.html

Khazanah. 2016. Kobe Gerbang Awal Masuknya Islam ke Jepang. Diakses pada tanggal 7 Agustus 2017 dari http://www.jepang.net/2012/08/sejarah-islam- di-jepang.html

Liputan6. 2016. Hijab lolita gaya berbusana muslim ala jepang. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2017 dari

http://citizen6.liputan6.com/read/2287442/hijab-lolita-gaya-berbusana- muslim-ala-jepang

Matcha. 2016. Panduan untuk Muslim di Tokyo. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2017 dari https://matcha-jp.com/id/2217

Matcha. 2017. Restoran halal di Jepang. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2017 dari https://matcha-jp.com/id/815

Wikipedia. Halal. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2017 dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Halal

Wikipedia. 2017. Islam. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2017 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Islam

Wikipedia. 2017. Masjid Kobe. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2017 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Kobe

(30)

ABSTRAK

Secara umum perkembangan memiliki banyak arti yang mana memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Namun secara khusus, perkembangan adalah peningkatan atas apa yang kita miliki, suatu perubahan yang menjadikan semua itu lebih baik.

Islam di Jepang terbilang masih sangat baru. Dibanding negara Asia lain, Islam dikenal paling akhir di negeri matahari terbit tersebut. Sekitar akhir abad ke- 19, Jepang bersentuhan dengan agama Islam.

Dari dulu Jepang dikenal sebagai negara penganut agama Shinto dan Buddha. Perkembangan Islam di Jepang mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Jumlah Muslim di Jepang mencapai 100 ribu orang dan mereka memiliki 40 masjid untuk menunaikan ibadah dan keagamaan mereka disana.

Awal mula Islam masuk ke Jepang yaitu melalui perdagangan dan niaga.

Banyak orang asing yang beragama Islam mulai berdatangan ke Jepang sudah sejak awal berdirinya negara. Muslim pertama sebagian besar adalah pelaut Melayu yang melayani kapal Belanda dan kapal Ingris.

Saat ini pun Kobe menjadi salah satu metropolitan Jepang bersama Kyoto dan Osaka. Kobe menjadi saksi sejarah panjang Jepang, termasuk sejarah awal ,mula masuknya komunitas Muslim di Jepang. Muslimin Kobe bermula dari para Imigran Turki-Tartar yang tiba di Jepang di tengah berkecamuknya Perang

(31)

Dunia I. Mereka hijrah dari Rusia yang diguncang revolusi Bolshevik dengan pimpinan Stalin yang komunis dan atheis ke Jepang.

Islam masuk pertama kali ke Jepang sekitar tahun 1877 hampir bersamaan dengan kehadiran agama Nasrani dari barat ke negara tersebut. Pada sekitar tahun itu, kehidupan Nabi Muhammad diterjemahkan dalam Bahasa Jepang. Ini membantu agama Islam menempatkan diri dalam pemikiran intelek orang Jepang, tetapi hanya sebagai satu pengetahuan dan pemikiran.

Setelah krisis minyak tahun 1973, media massa Jepang telah memberi penerbitan yang besar tentang Dunia Muslim dan khusunya kepada Dunia Arab akan pentingnya negara-negara ini terhadap ekonomi Jepang. Dengan penerbitan ini, banyak orang Jepang yang tidak mengetahui pengetahuan tentang Islam mempunyai peluang untuk ibadah Haji di Mekkah serta mendengar Adzan (panggilan islam untuk melaksanakan shalat) dan membaca Al-Qur’an. Selain itu banyak orang Jepang yang memeluk agama Islam secara terang-terangan. Ketika itu, banyak terdapat upacara Islamisasi massal yang diikuti dari berpuluh-puluh ribu orang.

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Referensi

Dokumen terkait

Tentu dengan tidak adanya tulang dalam masakan India yang satu ini dan tekstur daging yang ada di makanan khas India ini membuat para penikmatnya merasakan