• Tidak ada hasil yang ditemukan

HANAMI DI JEPANG NIHON NO HANAMI KERTAS KARYA. Dikerjakan ADE ANDRIANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HANAMI DI JEPANG NIHON NO HANAMI KERTAS KARYA. Dikerjakan ADE ANDRIANI"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

HANAMI DI JEPANG

NIHON NO HANAMI

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

ADE ANDRIANI

132203056

PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

2016

HANAMI DI JEPANG NIHON NO HANAMI

KERTAS KARYA

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian program pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan Diploma III dalam bidang Bahasa Jepang.

Dikerjakan

OLEH:

ADE ANDRIANI NIM:132203056

Pembimbing, Pembaca

Zulnaidi, S.S., M.Hum Drs. Nandi S

NIP. 196708072004011001

NIP.196008221988031002

PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

Disetujui oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi DIII Bahasa Jepang Ketua Program

Studi

Zulnaidi S.S, M.Hum

NIP. 196708072005011001

Medan, Juni 2016

(4)

PENGESAHAN Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.S.

Nip 196008051987031001

Panitia Ujian : No. Nama

1. Zulnaidi, S.S, M.Hum. ( )

2. Zulnaidi, S.S, M.Hum. ( ) 3. Drs. Nandi S ( )

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini sebagai syarat untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya dengan gelar Ahli Madya pada Universitas Sumatera Utara. Adapun kertas karya ini berjudul “HANAMI DI JEPANG”.

Dalam kertas karya ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan maupun pengarahan, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi S.S, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Zulnaidi S.S, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

4. Bapak Drs.Nandi S, selaku Dosen Pembaca yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

(6)

5. Bapak dan Ibu Dosen Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di Jurusan Bahasa Jepang.

6. Kedua orang tua saya Bapak Darto dan Ibu Sri Hartati, kakak saya Evi, Eli, Winda dan abang saya Andi yang senantiasa memberi semangat, doa, moril maupun material untuk meraih cita-cita setinggi-tingginya.

7. Kepada teman-teman saya yang telah banyak membantu dalam penyelesaian kertas karya ini. Friska RR, Intan AA, Yunita, Ila dan semua teman-teman mahasiswa Bahasa Jepang 2013 yang tidak mungkin satu persatu disebutkan namanya. Terima kasih banyak telah menemani dalam suka maupun duka, semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

8. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat saya tuliskan namanya satu-persatu, terima kasih telah membantu dan memberi semangat dalam menyelesaikan kertas karya ini.

Harapan penulis semoga Tuhan selalu melindungi kita dan semoga kertas karya ini bermanfaat bagi semua orang. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan kertas karya ini.

Medan, 2016

(7)

Penulis

Ade Andriani NIM 132203056

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Metode Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG HANAMI ... 4

2.1 Sejarah Hanami di Jepang ... 4

2.2 Waktu-Waktu Hanami ... 6

2.3 Makna Hanami Bagi Masyarakat Jepang ... 9

BAB III HANAMI DI JEPANG ... 12

3.1 Cara Masyarakat Jepang Merayakan Hanami ... 12

3.2 Tempat-Tempat Terkenal Hanami di Jepang ... 17

3.3 Perlengkapan yang Dibawa Ketika Hanami ... 22

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 24

4.1 Kesimpulan ... 24

4.2 Saran ... 25 DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Jepang (日本 / Nihon ) adalah negara kepulauan yang pulaunya berjumlah kira-kira 4000 buah pulau besar dan kecil, luas wilayahnya sekitar 370.000 km.

Kepulauan Jepang terletak disebelah utara belahan bumi, yang membujur dari selatan yaitu mulai dari daerah kepulauan Okinawa yang berbatasan dengan kepulauan Rusia. Kemudian disebelah barat adalah laut Cina dan di sebelah timur adalah lautan Pasifik.

Penulis akan membahas tentang kebudayaan yang ada di negara Jepang.

Sama halnya dengan Indonesia, Jepang pun memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang menarik. Di dalam masyarakat Jepang ada banyak perayaan- perayaan. Perayaan itu dibagi menjadi dua bagian yaitu perayaan tahunan dan perayaan daur hidup. Perayaan tahunan adalah perayaan yang dilakukan dalam musim tertentu. Misalnya, perayaan musim semi, perayaan musim panas, perayaan musim gugur, dan perayaan musim dingin. Sedangkan perayaan daur hidup adalah perayaan yang dilakukan untuk memasuki tahap baru dalam kehidupan.

Jepang merupakan negara yang di juluki Negara Matahari dan Negara Bunga Sakura. Ini dikarenakan di Jepang mayoritas beragama Shinto yang menyembah matahari sehingga disebut Negara Matahari, sedangkan julukan

(10)

Negara Bunga Sakura di berikan karena banyak bunga sakura yang tumbuh di tanah Jepang. Walaupun sebenarnya bunga Sakura berasal dari Cina, akan tetapi bunga Sakura lebih terkenal di Jepang. Ini dikarenakan bangsa Jepang telah berhasil mengembangkan beberapa jenis bunga Sakura dengan menyilangkan nya dengan bunga Sakura jenis lain sejak zaman Edo. Sehingga muncul lah bunga Sakura jenis baru dengan bentuk yang sangat indah dan kaya akan warna-warna yang lembut seperti warna putih, merah dan merah muda.

Jepang adalah negara yang mempunyai 4 musim selama 1 tahun, yaitu musim semi (Haru) pada bulan Maret, April, Mei, musim panas (Natsu) dari bulan Juni, Juli, Agustus, musim gugur (Aki) bulan September, Oktober, November dan disusul oleh musim dingin (Fuyu) bulan Desember, Januari, Februari yang juga memiliki kebiasaan merayakan musim-musim tersebut dengan mengadakan acara-acara ataupun festival. Musim bunga sakura mekar atau cherry blossom di Jepang adalah fenomena alam yang sangat indah. Masyarakat Jepang

menyambut dengan penuh keceriaan dan menafsirkan bahwa musim semi telah tiba. Seiring mencairnya salju di Jepang, bunga sakura pun mulai bermunculan menjadi pertanda datangnya musim semi. Taman dan kebun yang tadinya dipenuhi salju kini tampak menghangat dengan munculnya kuncup-kuncup pink dan putih bunga sakura. Disaat seperti inilah masyarakat Jepang memanfaatkannya untuk melakukan hanami.

Hanami (花見 ) atau Ohanami adalah tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Perayaan hanami merupakan satu dari beberapa perayaan tahunan di negara Jepang yang diselenggarakan pada musim

(11)

semi. Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim semi. Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar untuk pesta makan-makan dibawah pohon sakura. Keindahan bunga sakura telah memikat hati masyarakat Jepang sejak dahulu kala melalui tradisi atau kebiasaan menikmati mekarnya bunga sakura sambil berkumpul dengan kerabat serta keluarga dengan membawa kotak makan siang ataupun minuman alkohol dan dinikmati dibawah pohon sakura yang sedang bermekaran. Kegiatan ini disebut hanami, kegiatan tahunan masyarakat Jepang yang selalu ditunggu-tunggu. Oleh

karena itu penulis tertarik untuk membahas lebih dalam dan menjadikan

“HANAMI DI JEPANG” sebagai judul dari Kertas Karya ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulis mengangkat judul Hanami di Jepang sebagai judul kertas karya adalah:

1. Mengetahui salah satu kebudayaan dan tradisi di Jepang pada musim semi yaitu hanami

2. Menambah pengetahuan tentang hanami di jepang

3. Untuk mengetahui cara masyarakat Jepang merayakan Hanami

1.3 Batasan Masalah

Pada kertas karya ini penulis bertujuan untuk memberikan informasi dan menjelaskan tentang Hanami di Jepang. Mencakup di dalamnya adalah sejarah

(12)

hanami, waktu-waktu hanami, cara masyarakat Jepang berhanami, tempat-tempat terkenal melakukan hanami dan perlengkapan yang dibawa ketika hanami.

1.4 Metode Penulisan

Dalam menyusun kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan (Library research) yakni mengumpulkan data atau informasi dengan membaca buku sebagai referensi yang berkaitan dengan masalah. Selain itu penulis juga menggunakan teknologi internet sebagai referensi tambahan. Data yang diperoleh dari buku-buku dan referensi tersebut kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dan saran.

(13)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG HANAMI

2.1 Sejarah Hanami di Jepang

Secara harfiah hanami berarti “mengamati bunga”, khususnya bunga sakura (cherry blossom) (Kodansha, 1994: 497). Di beberapa kota seperti Kyoto dan Osaka, pohon-pohon sakura sengaja ditanam oleh pemerintah daerah di sepanjang sungai dan taman-taman, sehingga pada musim berbunga kota-kota itu menjadi sangat semarak, dan sudah tentu dapat menarik kedatangan para turis baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pada saat itu penduduk kedua kota itu akan berdarmawisata ke daerah-daerah tersebut.

Mekarnya bunga sakura setiap tahun merupakan sebuah acara yang luar bisa di negara Jepang, kelihatannya merupakan tradisi para warga. Tanggal untuk dapat menikmati mekarnya bunga sakura bervariasi setiap tahunnya tergantung cuaca, tetapi pertama kali dapat dilihat biasanya pada akhir Maret atau awal April.

Musim mekarnya bunga sakura akan menjadi berita di halaman-halaman utama setiap tahun diseluruh pertunjukan televisi yang didedikasikan untuk segmen

“Menonton Sakura” pada awal musim semi. Lokasi titik mulai mekarnya bunga sakura adalah dari bagian Selatan negara karena cuaca yang mulai memanas dan pelan-pelan menjalar menuju ibu kota.

Tradisi hanami sebenarnya bukan asli dari Jepang, melainkan diadopsi dari masyarakat Cina yang memiliki kebiasaan melihat mekarnya bunga plum di

(14)

musim semi. Di Jepang, kebiasaan itu diadopsi sejak ratusan tahun lalu. Banyak yang mengatakan tradisi hanami dimulai sejak periode Nara (710-784SM).

Menurut kisah sejarah, kebiasaan hanami dipengaruhi oleh raja-raja Cina yang gemar menanam pohon plum di sekitar istana mereka. Di Jepang para bangsawan pun kemudian mulai menikmati bunga Ume (plum). Bunga plum mekar lebih awal dari bunga sakura. Perayaan menikmati bunga plum disebut umemi. Umemi biasanya dihadiri oleh orang-orang berusia tua, karena itu perayaan ini tidak begitu ramai. Namun pada periode Heian (794-1185), obyek bunga yang dinikmati bergeser ke bunga sakura. Hanami pada awalnya terbatas hanya untuk kalangan orang elit kerajaan tetapi kemudian menyebar ke kalangan samurai. Tapi sejak zaman Edo, masyarakat Jepang biasa dapat mengikuti hanami. Tokugawa Yoshimune kemudian menanam banyak pohon sakura untuk mendukung kebiasaan hanami ini. Saat itu orang Jepang percaya bahwa di dalam setiap pohon sakura bersemayam dewa-dewa. Saat musim dingin, para dewa pergi ke gunung.

Merekahnya bunga sakura diartikan bahwa dewa-dewa telah turun dari gunung dan membawa angin musim semi. Saat itulah, para petani bersiap mulai menanam padi di sawah.

Dikisahkan pula bahwa Raja Saga di era Jepang dahulu gemar menyelenggarakan pesta hanami di taman Shinsenen di Kyoto. Penghuni istana mengadakan hanami sambil minum sake dan mengadakan pesta di bawah pohon sakura. Kemudian puisi akan ditulis untuk mengggambarkan keindahan bunga sakura. Siklus bunga sakura dianggap sebagai cerminan hidup manusia, dimana dilihat indah dan bercahaya namun hanya sekilas atau singkat. Para petani masa itu melakukannya dengan mendaki gunung terdekat di awal musim semi untuk

(15)

menikmati bunga sakura yang tumbuh disana sambil tidak lupa membawa bekal untuk makan siang. Masyarakat Jepang kemudian berkumpul dibawah pohon sakura, dan menawarkan berbagai jenis sajian bagi para dewa. Mereka juga makan dan minum bersama sebagai bagian dari upacara tersebut.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa “kue lebih menarik daripada bunga”

(hana yori dango). Pepatah ini menggambarkan bahwa orang Jepang lebih fokus pada makanan dan pesta yang diadakan daripada menikmati bunga itu sendiri.

Perayaan hanami ini merupakan perayaan turun temurun di masyarakat Jepang.

Tercatat semenjak sekitar tahun 794, para petinggi atau aristokrat mengadakan pesta menyambut mekarnya bunga sakura. Tradisi itu menjadi acara ritual keagamaan di Jepang. Biasa diadakan upacara doa sebelum musim tanam, dengan harapan para petani mendapat sukses besar pada musim panen raya nanti.

Hingga kini hanami menjadi kebiasaan yang mengakar di seluruh masyarakat Jepang dan telah di terima sebagai salah satu kekhasan bangsanya.

2.2 Waktu-Waktu Untuk Menikmati Hanami

Negeri Jepang mempunyai empat musim yang jelas batasnya. Dua dari pemandangan yang paling indah di Jepang adalah ketika bunga sakura bermekaran di musim semi dan dedaunan berubah menjadi warna-warni merah, jingga, dan kuning yang mempesonakan pada musim gugur. Masyarakat Jepang menikmati pertanda-pertanda perubahan musim dan mengamati perkembangannya dengan memperhatikan laporan cuaca, yang menampilkan peta dimana sakura sedang bermekaran pada musim semi. Ketika musim semi tiba,

(16)

suhu dingin mulai beranjak menghangat, lalu bunga-bunga pun mulai bermekaran indah, mulai dari ume, sakura, hingga tulip akan mewarnai penjuru-penjuru Jepang dengan warna-warninya.

Ketika sudah memasuki bulan April berarti sudah saatnya untuk melakukan hanami. Namun berbeda dengan kegiatan-kegiatan budaya lainnya, hanami dilakukan tidak serentak di seluruh Jepang. Pada bulan ini warna putih

dan merah muda dari bunga sakura tampak mendominasi seluruh negeri Jepang.

Masyarakat Jepang memenuhi taman-taman di sekitar kota untuk menikmati keindahan bunga sakura. Setiap tahun selalu diumumkan perkiraan mekarnya sakura di seluruh wilayah Jepang. Pada masa kini, untuk keperluan itu radio dan televisi Jepang setiap hari akan melaporkan ditempat mana bunga mulai berkembang. Bagi masyarakat Jepang, peristiwa mekarnya bunga sakura di Jepang adalah hal atau momen yang sangat ditunggu tunggu oleh mereka.

Peristiwa ini terjadi sekali dalam setahun. Tepatnya, dengan jangka waktu sekitar 2 mingguan bunga sakura mekar setiap tahunnya.

Setelah musim dingin berangsur-angsur berakhir, suhu mulai sedikit demi sedikit menghangat. Sinar matahari terasa hangat di musim semi. Dalam cuaca yang relatif hangat terhampar tikar-tikar berwarna biru di taman-taman.

Diatasnya orang duduk bercakap-cakap sambil makan kotak bekalnya yang dibawa dan minum sake. Walaupun cuaca belum sepenuhnya hangat, acara ini tetap mengasyikkan, lebih-lebih bagi orang asing yang pertama kali datang ke Jepang.

(17)

Hanami bagaikan virus yang menyebar ke seluruh Jepang. Tradisi tersebut

sudah berlangsung berabad-abad lamanya, kurang lebih berasal dari abad ke XII.

Biasanya masyarakat Jepang akan melakukan perayaan hanami yang artinya menikmati keindahan mekarnya bunga sakura. Mereka akan melakukan piknik bersama keluarga atau dengan teman-teman. Bunga sakura ini hanya mekar selama tujuh sampai sepuluh hari saja. Proses ini bisa lebih cepat bila turun hujan.

Secara umum bunga sakura akan mulai bermekaran secara bertahap. Mekarnya bunga sakura dimulai dari daerah Selatan yang berudara lebih hangat, yaitu di pulau Okinawa. Selanjutnya, mekarnya bunga sakura akan merambat ke bagian Utara yang berakhir di Hokkaido. Dengan demikian memandang dan menikmati bunga sakura juga berlainan waktunya dari satu daerah ke daerah lain. Tetapi dengan tidak serentaknya bunga sakura mekar, memungkinkan seseorang yang maniak terhadap bunga sakura akan mengelilingi Jepang dari Selatan hingga Utara. Prakiraan pergerakan mekarnya bunga sakura disebut sakurazensen.

Prakiraan ini dikeluarkan oleh Direktorat Meteorologi dan berbagai badan yang berurusan dengan cuaca. Oleh karena hanami hanya satu kali dalam setahun, rasanya sangat sayang sekali bila dilewatkan.

Berikut adalah waktu dan beberapa tempat mekarnya bunga sakura :

Waktu Nama Tempat

Akhir bulan Maret – akhir bulan April - Shinjuku Gyoen (Tokyo)

- Taman Ueno Onshi

(18)

(Tokyo)

- Taman Okazawa (Aichi)

Akhir bulan Maret sampai pertengahan April - Taman Oomura (Nagasaki)

Awal April - Kumagaya

Sakurazutsumi (Saitama)

- Taman Takaoka Kojo (Tomiya)

- Taman Kenroku (Ishikawa)

- Arashiyama (Kyoto) Awal April sampai pertengahan April - Taman Shimizu (

Chiba)

- Taman Utsubuki (Tottori)

Awal April sampai akhir April - Yoshino Yama (Nara) Pertengahan April sampai akhir April - Miharataki Zakura

(Fukushima) - Zoheikyokusakura

(Osaka)

- Taman Takatojoshi (Nagano)

(19)

Akhir April sampai awal Mei - Taman Hirosaki (Aomori)

- Bukeyashiki (Akita)

Bulan Maret dan April merupakan waktu wisuda dan awal masuk ke perguruan tinggi dan masuk ke perusahaan, sehingga musim semi disebut dengan sebutan ‘wakare to de ai no kisetsu (musim perpisahan dan pertemuan)’.

2.3 Makna Hanami Bagi Masyarakat Jepang

Ada kenikmatan khusus dalam menyambut setiap musim dengan perayaan tradisional dan perubahan gaya hidup. Sama halnya dengan bunga sakura yang menandakan datangnya perayaan musim semi di Jepang. Bunga sakura awalnya digunakan untuk menandakan hari panen tahunan dan menandakan musim tanam padi. Pohon sakura banyak tumbuh di negara Jepang, dapat dikatakan hampir seluruh pelosok Jepang pasti dapat di jumpai pohon sakura. Beberapa pohon berumur lebih dari seribu tahun, dan beberapa diantaranya baru saja cukup umur untuk berbunga pada pertama kalinya.

Bunga sakura sangat penting bagi orang jepang, selain bunganya yang hanya mekar setahun sekali, bunga sakura juga banyak melahirkan cerita-cerita serta legenda didalam kehidupan masyarakat Jepang itu sendiri. Mekarnya bunga sakura juga dijadikan sebagai ritual keagamaan dan digunakan sebagai tanda akhir tahun serta dimulainya musim bercocok tanam. Karena itu, banyak orang Jepang yang berdoa di kuil atau berada di bawah pohon sakura.

(20)

Keindahan dan kecantikan dari bunga sakura sering diumpamakan bagi wanita Jepang yang mempunyai wajah yang cantik, putih, mulus dan segar. Bunga sakura hanya disebut hana, yang berarti bunga. Kelihatannya tidak perlu lagi mengatakan bunga jenis apa, dan hal ini menunjukkan bagaimana senangnya orang Jepang terhadap pohon sakura dan menganggap bunganya sebagai milik mereka. Perpaduan warna dan keharuman nya memang layak untuk dinikmati.

Keindahan bunga sakura telah memikat hati masyarakat Jepang sejak dahulu kala melalui tradisi atau kebiasaan menikmati mekarnya bunga sakura sambil berkumpul dengan kerabat serta keluarga dengan membawa kotak makan siang maupun minuman beralkohol sake.

Hanami merupakan perayaan yang diselenggarakan secara sederhana akan tetapi dengan kesederhanaannya itu perayaan hanami justru menjadi kesenangan terbesar bagi orang-orang Jepang dalam setahun kehidupan mereka. Pada zaman sekarang perayaan hanami sedikit demi sedikit mulai berubah tujuannya. Dari merayakannya untuk ritual agama, menjadi bagian dari gaya hidup para samurai dan kemudian menjadi alat untuk memperkuat kekuasaan, sekarang hanami lebih kepada acara pribadi dan merupakan kesempatan untuk berkumpul dan bersenang- senang.

Mekarnya bunga sakura pada musim semi ditunggu-tunggu karena kebiasaan di Jepang pada saat sakura mekar dibulan April adalah penerimaan siswa baru disekolah dan penerimaan pegawai dikantor, dimana langkah awal yang penuh harapan serta masa depan yang cerah dikaitkan erat dengan simbol bunga sakura. Bagi masyarakat Jepang pelaksanaan hanami memiliki arti yang sangat penting dan khusus yaitu, yang pertama adalah selesainya musim dingin

(21)

yang benar-benar berat. Yang kedua, masyarakat Jepang merayakan datang nya musim semi yang hangat. Yang ketiga, hanami bisa dikatakan adalah salah satu saat untuk bersilaturrahmi yang tepat dengan keluarga atau rekan yang jarang bertemu. Hanya di Jepang, alam dapat menjadi penyebab untuk sebuah perayaan.

Di Jepang bunga sakura dianggap sebagai perlambang spring, bunga ini merepresentasikan musim semi yang kerap di asosiasikan dengan momentum cinta, ungkapan kasih sayang dan nasib baik. Selain itu berdasarkan kemunculan bunganya yang selalu mekar serentak dan bergerombol, sakura diumpakan sebagai awan yang sarat dengan ideologi kita bahwa kehidupan (mekar) yang hanya sekitar 2 minggu hanyalah berupa tanda bahwa hidup itu tidak kekal.

Melihat bunga sakura mekar memberikan alasan bagi Jepang untuk menghapus semua kelas masyarakat dan membuatnya sama rata.

Bagi orang Jepang, keindahan sakura tidak cukup hanya dinikmati secara nyata. Karena itu, banyak orang Jepang yang menuangkan keindahan bunga sakura dalam berbagai bentuk yang bernuansa sakura misalnya bros tanda pengenal yang biasanya digunakan untuk murid-murid TK di Jepang, Sakura-yu (teh bunga sakura) yang biasanya disuguhkan ketika ada perayaan-perayaan besar, Sakura Mochi yaitu makanan yang dibuat dari tepung yang diwarnai merah jambu, yang didalam nya di isi dengan anko (bubur kacang merah) dan kemudian dibungkus dengan daun sakura. Mochi ini hanya ada pada bulan Maret dan April untuk merayakan musim semi.

(22)

BAB III

HANAMI DI JEPANG

3.1 Cara Masyarakat Jepang Merayakan Hanami

Hanami (hana wo miru) adalah melihat bunga sakura pada musim semi

dan merupakan salah satu kebudayaan tradisional Jepang yang sudah dilakukan dari zaman dulu (Periode Nara). Sakura yang mekar di Kepulauan Okinawa sampai Hokkaido dianggap sebagai lambang pemersatu Jepang.

Musim Cherry Blossom atau bunga sakura di Jepang merupakan momen istimewa dimana banyak orang dari segala usia dan dari seluruh negeri berkumpul menyambut awal musim semi. Hanami, tradisi menyaksikan indahnya bunga sakura yang sedang mekar, adalah tradisi yang sudah berumur ratusan tahun dan masih populer hingga saat ini. Ketika bulan Maret akan berakhir, masyarakat Jepang menyambut April dengan penuh sukacita. Musim dimana ketika bunga mungil, bunga kehidupan itu bermekaran. Kebun dan taman yang sebelumnya putih tertutup salju berganti pink dan putih serta menghangat seiring datangnya musim semi. Keindahan yang berubah bagai gula yang akan didatangi semut.

Keindahan yang membuat hati bergetar dan ingin segera ke taman untuk menikmatinya. Keindahan yang menyatukan banyak sahabat dan para kerabat yang berjanji bersantai di bawah pohon yang daunnya telah berganti dengan sekumpulan bunga-bunga kecil nan indah.

(23)

Yang menarik dari tanaman sakura adalah hampir sepanjang tahun kecuali musim semi, identitasnya tidak tampak. Sebab tanaman ini hanya berdaun setelah berbunga, dan sejak musim gugur semua daunnya tanggal sehingga yang tertinggal hanya cabang-cabang nya yang bagaikan rangka-rangka pohon mati.

Tetapi begitu mendekati bulan April tiba-tiba pohon sakura mengeluarkan kuncup-kuncup bunga yang pada pertengahan bulan April akan meledak menjadi warna putih, merah muda, dan merah tua bagaikan kembang api. Dan bagaikan kembang api pula, waktu berbunga nya pun singkat, karena dalam beberapa hari kelopak-kelopak bunga nya pun akan rontok. Ribuan helai bunga sakura yang berguguran terlihat seperti salju yang menutupi permukaan tanah. Angin musim semi yang sering menerbangkan helaian bunga sakura ini semakin menambah indah pemandangan. Orang Jepang menyebutnya sebagai hanafubuki (badai salju sakura). Bunga ini melambangkan kesederhanaan dan kesucian. Bunga ini memperingatkan kepada kita bahwa kecantikan itu sementara saja sifatnya.

Hanami umumnya dilakukan berkelompok. Setiap kantor, perusahaan,

sekolah-sekolah sudah menjadwalkan kapan dan di mana akan melakukan hanami pada tahun tersebut. Hanami akan dikoordinir oleh panitia yang telah dibentuk sebelumnya. Panitia ini bertugas menyiapkan makanan dan minuman saat hanami, serta menyiapkan tempat yang strategis. Hanami dilakukan dengan cara membentangkan tikar atau tenda berwarna biru di bawah pohon sakura yang sedang mekar. Mereka melakukan berbagai kegiatan seperti bermain musik, karaoke, dan membuat permainan-permainan sederhana yang membuat suasana hanami semakin meriah. Ada pula yang hanya sekedar bercengkerama dengan teman-teman lainnya. Mereka menikmati hanami sambil minum dan makan.

(24)

Minuman yang tidak pernah absen adalah Bir. Bahkan sponsor dari hanami banyak didominasi oleh perusahaan Bir. Meskipun hanami memiliki makna melihat bunga sakaura, tetapi dari beberapa pengamatan penyelenggaraan hanami bertujuan untuk menjalin silaturrahmi, membangun komunikasi di antara rekan, kolega dan sebagainya.

Musim semi merupakan sebuah musim yang menjadi simbol datangnya masa depan cerah dan penuh harapan. Bunga Sakura memang cantik dimanapun berada. Sejak mulai berbunga, rasanya tidak bosan untuk selalu menikmatinya.

Mekarnya bunga sakura begitu dinanti-nanti dan dinikmati karena keelokannya tidak berumur panjang, yaitu hanya sekitar satu minggu, setelah itu bunga akan layu, rontok, berguguran dan berganti dengan munculnya tunas daun hijau.

Mekarnya bunga sakura menandakan musim semi dan bertepatan dengan tahun ajaran baru sekolah dan perguruan tinggi, serta masa penerimaan karyawan baru atau perpindahan karyawan (mutasi).

Hanami menjadi momen yang tepat untuk menyambut datang nya orang-

orang baru di kantor, sekolah, klub, organisasi, dan segala jenis perkumpulan.

Tidak heran kalau banyak orang rela begadang semalaman demi mendapatkan kavling yang pemandangan nya bagus. Kegiatan hanami juga akan menggiatkan perekonomian masyarakat. Berbagai event akan dilaksanakan dengan tajuk hanami. Taman-taman akan selalu ramai terutama pada saat akhir pekan. Di toko-

toko banyak dijual makanan-makanan yang bertemakan hanami atau sakura.

Pohon sakura berbunga setahun sekali, di pulau Honshu kuncup bunga sakura jenis Someiyoshino mulai terlihat di akhir musim dingin dan bunga nya

(25)

mekar di akhir bulan Maret sampai awal bulan April di saat cuaca mulai hangat.

Di Jepang mekarnya bunga sakura jenis Someiyoshino dimulai dari Okinawa di bulan Februari, dilanjutkan di pulau Honshu bagian sebelah barat, sampai di Tokyo, Osaka, Kyoto pada sekitar bulan Maret sampai awal April. Lalu bergerak sedikit demi sedikit ke Utara, dan berakhir di Hokkaido di saat liburan Golden Week. Setiap tahunnya pengamat sakura mengeluarkan peta pergerakan mekarnya

bunga sakura yang disebut dengan sakurazensen. Di Jepang terdapat standar untuk menyampaikan informasi tingkat mekarnya bunga sakura, mulai dari terbukanya kuncup bunga (kaika), mekarnya 10% dari kuncup bunga yang ada di pohon (ichibuzaki), sampai bunga mekar dengan sempurna (mankai). Bunga yang rontok segera berganti dengan keluarnya daun-daun muda.

Bunga sakura banyak ditanam dan dijumpai di sekeliling sekolah, perkantoran, pinggir-pinggir jalan raya, dan yang terindah untuk dinikmati adalah di taman-taman di tengah kota. Masyarakat Jepang biasanya berkumpul di taman yang penuh dengan sakura yang bermekaran dan mengadakan pesta hingga larut malam. Masyarakat Jepang merayakan hanami secara berkelompok dengan makan dan minum, menari, mendengarkan lagu dan sambil bercanda. Orang- orang berhias dengan memakai pakaian yang bagus-bagus dan duduk-duduk sambil menikmati teh. Selain teh disajikan pula sajian-sajian khusus yang biasa disiapkan untuk perayaan hanami seperti bentou, dango dan sake. Bahkan bentou yang dibawa pada saat musim semi juga spesial yaitu biasa disebut dengan Hanami bentou.

Hanami bentou dapat dipersiapkan sendiri dari rumah ataupun dapat juga dibeli dari toko-toko yang khusus menjualnya. Hanami bentou ini memiliki

(26)

tampilan yang menarik dan berwarna-warni melambangkan bunga sakura dan datangnya musim semi. Makanan yang terdapat dalam hanami bentou biasanya dibuat tidak terlalu berbumbu atau rasanya tidak dibuat terlalu kuat namun akan menjadi sangat lezat ketika dimakan sebagai makanan pengiring sambil minum sake di bawah pohon sakura. Warna dari makanan yang terdapat dalam hanami bentou sangat bervariasi dan membuatnya sangat menarik. Namun selain itu,

warna-warna tersebut juga memiliki makna nya sendiri. Warna merah yang melambangkan kegembiraan, warna merah muda melambangkan warna bunga sakura yang biasa dijumpai ketika musim semi di Jepang. Warna ungu muda juga merupakan gradiasi dari warna bunga sakura dan warna hijau melambangkan kesegaran dan kehidupan. Hal ini sesuai dengan perasaan orang-orang yang melakukan hanami, dimana mereka bersantai dan berusaha mencari ketenangan sambil menikmati bunga sakura yang sedang bermekaran. Sake yang dinikmati ketika hanami juga spesial yaitu biasa disebut hanamizake. Selain sake, sajian khusus yang tidak boleh ketinggalan pada saat hanami yaitu mochi atau sakura mochi.

Masyarakat Jepang biasanya mengunjungi taman dimana banyak pohon sakura dan mulai menunggui tempat dari pagi atau 12 jam sebelum melakukan hanami, nongkrong dibawah pohon sakura dari pagi dan menggelar tikar

berwarna biru atau terpal yang berfungsi untuk menandai bahwasannya tempat telah di pesan. Tidak hanya keluarga atau kelompok anak muda yang menikmati hanami, grup sejawat kantoran pun banyak yang menikmati bunga sakura sebagai bagian dari acara kebersamaan kantor untuk menghilangkan rasa jenuh. Biasanya pegawai baru disuruh untuk menunggu tempat dari pagi. Masyarakat Jepang

(27)

melepas alas kakinya sebelum menginjak tikar tersebut. Ketika hanami berlangsung, tidak aneh jika menemukan banyak festival makanan yang diadakan di pinggir jalan kota. Banyak juga menemukan jenis makanan atau jajanan tradisional Jepang pada saat hanami.

Mendekati siang, taman-taman berpohon sakura mulai dipenuhi orang yang mulai melakukan berbagai kegiatan. Ada yang berkaraoke, berdansa, makan siang, minum sake atau berjalan keliling, suatu proses untuk membangkitkan semangat. Makanan yang disantap biasanya dibawa dari rumah atau bisa juga dibeli disekitaran taman-taman karena banyak warung yang menjual makanan.

Selain berpiknik dibawah bunga sakura, banyak juga masyarakat Jepang yang berbarbeque di taman dengan membawa peralatan lengkap. Piknik ini bisa berlangsung hingga larut malam dan biasa disebut dengan yozakura. Lampion- lampion kertas dipasang sebagai penerangan di taman untuk siapa saja yang melakukan yozakura (yo berarti malam dan zakura berarti sakura). Hanami malam atau yozakura tidak kalah indah nya dengan hanami siang, lentera-lentera yang menerangi taman menambah indah bunga sakura di malam hari. Ketika berhanami pun, banyak para remaja putri menggunakan kesempatan ini untuk mengenakan kimono baru disepanjang perayaan.

Perayaan hanami ini dilakukan dengan menyusuri taman sambil melakukan renungan serta menikmati berbagai hidangan di bawah keindahan pohon yang berbunga cantik ini. Bunga sakura memang terlampau istimewa karena hanya mekar setahun sekali. Hal inilah yang tak ingin dilewatkan begitu saja. Kehadirannya seolah bagai sapaan dengan senyuman manis yang mensiratkan kebahagiaan dan keberuntungan bagi yang melihatnya. Kedatangan

(28)

nya memberikan nilai kesakralan yang akan menghuni hati setiap orang yang melihatnya. Itulah mengapa, tak ada setiap orang pun yang merelakan dirinya tidak melihat kehadiran sekumpulan bunga berwarna merah muda dan putih ini.

Dengan sekuat tenaga mereka akan meluangkan waktu bersantai walau sejenak di bawah pohon sakura. Seolah tak ada kebahagiaan lain selain berada di dekat sang bunga kehidupan ketika musim semi.

3.2 Tempat-Tempat Terkenal Hanami di Jepang

Bunga sakura adalah khas ikon negeri Jepang. Mekarnya bunga sakura menjadi tanda hadirnya musim semi. Hadirnya musim semi ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat Jepang setelah menjalani kehidupan yang berat dalam musim dingin. Musim semi adalah salah satu musim yang paling indah di Jepang, karena seluruh Jepang dihiasi dengan mekarnya bunga sakura. Tempat-tempat terindah di musim semi adalah taman-taman, daerah sepanjang tepi sungai, dan objek-objek wisata. Berikut adalah 10 tempat- tempat terkenal untuk berhanami di Jepang :

1. Ueno Park

Ueno Park adalah sebuah taman bersejarah yang berada di daerah Ueno, distrik Taito-ku, Tokyo. Taman Ueno juga dikenal karena luasnya yang mencapai 530 ribu meter persegi. Taman Ueno memiliki sekitar 800 pohon sakura, yang sebagian besar berjejer di sisi jalan utama melalui taman. Taman yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum di Tokyo sangat ramai dipenuhi para wisatawan yang ingin berhanami. Sejak zaman Edo hingga zaman modern, kawasan sakura

(29)

ini dikenal sebagai “Gunung Ueno”. Bisa juga mendayung perahu di danau yang terletak di tengah-tengah taman sambil mengagumi kecantikan sakura. Ruang hijau ini sangat populer selama musim hanami dan selalu menarik ratusan ribu pengunjung setiap hari. Ketika hari mulai gelap, pohon-pohon ini akan diterangi cahaya lampu lentera sehingga menjadi pemandangan yang menakjubkan, yakni dari jam setengah 6 petang hingga jam 8 malam.

2. Taman Maruyama, Kota Kyoto

Taman ini adalah taman tertua di Kota Kyoto yang dibangun pada tahun 1886. Di taman bergaya khas Jepang ini terdapat air mancur dan bunga wisteria.

Pada setiap musimnya taman ini akan memberikan pemandangan yang berbeda- beda. Di taman ini ada restoran khas Jepang dan ada tempat pertunjukan musik terbuka yang mampu menampung sekitar 3.000 orang. Yang paling terkenal disini adalah bunga sakura “Shidare Zakura” yang disebut “Pemandangan Sakura Malam Hari Gion”. Sosok indah yang diterangi cahaya lampu ini bisa dikatakan sebagai salah satu pemandangan sakura yang khas di Jepang.

3. Shinjuku Gyoen

Taman ini luasnya sekitar 58,3 hektar. Mulanya Shinjuku Gyoen adalah taman pribadi, namun akhirnya dibuat untuk publik sehingga semua orang dapat menikmati 20.000 pohon termasuk 1.500 pohon sakura dengan 12 spesies yang berbeda. Variasi berbagai jenis pohon sakura yang bunga nya mekar dari bulan Maret sampai akhir April, membuat lokasi ini begitu populer. Awal April adalah waktu yang pas untuk bersantai bersama keluarga maupun rekan kerja melihat

(30)

bunga sakura mekar. Ditaman ini bisa juga melihat sakura gantung, maksudnya yaitu pohon sakura yang dahannya menjuntai ke bawah seperti tergantung.

4. Yoyogi Park

Taman ini merupakan kawasan terbesar di 23 bangsal khusus di Tokyo.

Taman ini memiliki sekitar 600 pohon sakura. Diawali dari dataran rumput yang terletak di pusat bundaran, ada banyak rumput yang bisa dinikmati untuk bersantai sambil memandang bunga sakura. Bisa juga menikmati suasana khas sakura yang bermekaran di sekitar bundaran dan air mancur. Karena kawasan ini dekat dengan Shibuya dan Harajuku, wajar jika ada banyak anak muda yang berkumpul di taman ini.

5. Barisan Pohon Sakura di Sungai Okawa, Kota Osaka

Sungai Okawa mengalir di sepanjang daerah Kecamatan Miyakojima dan Kecamatan Kita di Kota Osaka. Di daerah ini ada tempat yang terkenal akan bunga sakura nya yaitu “Kema Sakuranomiya Koen” di Kecamatan Miyakojima dan “Zoheikyoku” di Jembatan Tenma yang ada di Kecamatan Kita. Ada sekitar 4.800 batang pohon sakura yang bermekaran dari jembatan Tenma hingga Jembatan Sakuranomiya. Tempat ini ramai oleh para pengunjung yang melakukan hanami bahkan hingga larut malam. Tepat di tepi sungai Okawa banyak berjejer

pedagang jajanan makanan tradisional. Kema Sakuranomiya Koen adalah taman dengan luas sekitar 4,2 kilometer dan terbentang di kedua sisi Sungai Okawa. Di sepanjang sisi kanan sungai berjajar bangunan Zaman Meiji awal seperti

(31)

Zoheikyoku dan Senpukan. Selain bisa melihat pemandangan indah sungai dan deretan pohon sakura berwarna merah muda, salah satu daya tarik lainnya adalah bisa menikmati hanami sambil berlayar di sungai.

6. Yoshino-Yama (Gunung Yoshino), Nara

Ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, gunung Yoshino di daerah administrasi Nara telah dianggap sebagai salah satu lokasi terbaik untuk hanami selama beberapa abad. Di Yoshino-Yama terdapat sekitar 30.000 pohon

sakura. Dari beraneka varietas yang berbeda, tersebar di jalur 8 km sepanjang gunung bersejarah ini. Semua nya ditanam pada ketinggian yang berbeda dan mengarah ke arah kuil yang berada di puncak gunung. Beberapa tahun silam, orang-orang Jepang memiliki tradisi untuk memberikan tunas pohon sakura ke Balai Zao-do di Kuil Kinpusen-ji. Pohon tersebut kemudian ditanam kembali di

gunung yang terletak di dekat kuil. Pada awal April, bunga sakura (kebanyakan jenis Shiroyama-zakura) mulai bermekaran dari bagian Shimo-senbon (kaki gunung) hingga Naka-senbon (bagian setengah ke bawah gunung), Kami-senbon (bagian setengah ke atas), dan akhirnya ke Oku-senbon (puncak gunung), pemandangan indah ini dapat berlangsung hingga sebulan lama nya. Di Yoshino- Yama ini juga terdapat Kuil Yoshimuzu yang berumur sekitar 1300 tahun dan Kuil Yoshino Mikumari, tempat pemujaan Dewi Ameno Mikumari yang memberkati para wanita dengan kesuburan dan keselamatan dalam melahirkan.

(32)

7. Goryokaku Fort, Hokkaido

Tempat ini adalah sebuah benteng berbentuk bintang yang telah ditetapkan sebagai situs bersejarah. Benteng ini selesai dibangun 150 tahun yang lalu pada masa Edo. Bekas benteng ini kemudian disulap menjadi taman sakura yang indah.

Dimana sebanyak 1.600 pohon sakura ditanam dipinggiran danau buatan yang menjadikan Goryokaku menjadi tempat terbaik menyaksikan mekarnya bunga sakura di Hokkaido saat musim semi.

8. Taman Kastil Hirosaki

Sakura di taman ini mulai bermekaran diperkirakan pada akhir April hingga akhir Mei. Untuk pengalaman hanami terbaik, dapat berjalan di sekitar parit pada bagian sebelah Barat kastil untuk menikmati pemandangan jembatan merah Shunyo, sakura yang berwarna pink pucat, dan gunung Iwaki yang ditutupi salju. Festival Sakura Hirosaki diselenggarakan mulai dari tanggal 23 April hingga 5 Mei setiap tahunnya. Jadwal bisa berubah tergantung kapan sakura bermekaran di Kastil Hirosaki ini. Taman Kastil Hirosaki yang seluas 49,2 hektar ini memiliki sekitar 2,600 pohon dengan 50 jenis sakura, paling banyak pohon sakura jenis Somei-yoshino. pada tahun 1715, 25 pohon ditanam di “Nishi-no- Kurawa”, diantara pohon-pohon tersebut, kanzan dan Kazumi-zakura masih

mekar hingga sekarang. Sakura Somei-yoshino yang berumur 120 tahun ini sangat populer dan katanya merupakan pohon sakura tertua di Jepang. Taman ini juga terang benderang di malam hari dan pengunjung yang datang tidak dipungut

(33)

biaya. Taman Hirosaki telah ditetapkan oleh masyarakat Jepang sebagai salah satu tempat terbaik untuk berhanami.

9. Sungai Meguro

Sungai Meguro membentang dari Ohashi hingga kawasan Daikobashi.

Panjangnya sekitar 3,8 km dan terdapat sekitar 800 pohon sakura yang berjajar dipinggir sungai Meguro. Pohon-pohon ini terlihat begitu indah pada malam hari karena dihiasi oleh penerangan yang romantis. Tetapi di daerah ini tidak banyak terdapat tempat untuk mengadakan pesta. Tempat ini cocok untuk jalan-jalan.

Terdapat juga beberapa cafe, toko dan juga restoran di taman ini.

10. Taman Matsumae di Matsumae

Di taman ini terdapat 10.000 pohon yang terdiri dari 250 jenis pohon sakura. Ditempat ini bisa menikmati bunga sakura mekar hingga 1 bulan lamanya karena waktu yang diperlukan bunga sakura untuk mekar sempurna berbeda tergantung jenisnya. Pada saat musim semi digelar “Festival Sakura Matsumae”.

Dalam festival tersebut menyuguhkan parade kesatria, tari-tarian dan berbagai pertunjukan lainnya.

3.3 Perlengkapan yang Dibawa Ketika Hanami

Hanami adalah sebuah kegiatan atau tradisi melihat bunga sakura mekar yang tidak boleh di lewatkan. Orang-orang berkelompok dan asyik berbincang,

(34)

pasangan suami istri dan pasangan kekasih juga turut serta dalam acara tersebut.

Agar hanami lebih menyenangkan, masyarakat Jepang biasanya membawa perlengkapan praktis dan nyaman yang dibutuhkan saat hanami yaitu :

1. Bir dan Makanan

Bir dan makanan merupakan makanan dan minuman yang wajib dibawa pada saat berhanami. Biasanya orang Jepang menikmati bunga sakura dengan duduk dibawah pohon sakura sambil minum bir atau sake, dan sambil makan makanan yang telah disiapkan dari rumah seperti obento, kue mochi, atau bisa juga membeli makanan ringan (snack) di supermarket untuk dibawa ketika berhanami. Dapat juga membawa kotak pendingin untuk menyimpan bir dan menjaga bir tetap dingin sebelum dinikmati.

2. Alas duduk

Masyarakat Jepang akan membawa atau mempersiapkan alas duduk ketika hanami berupa tikar atau tenda berwarna biru. Oarang Jepang akan membawa

sebanyak mungkin alas duduk karena kondisi tanah yang keras, berlereng, dan berlubang-lubang. Terpal yang dibawa biasanya tahan air sehingga bisa tenang melakukan hanami.

3. Kursi lipat

Hanami tidak hanya dinikmati oleh kaum muda tetapi ada juga wanita hamil dan orang tua yang turut serta dalam hanami. Kursi lipat ini akan sangat berguna bagi orang tua yang lemah dan sakit-sakitan ketika duduk di tanah.

(35)

4. Papan penanda

Ada banyak perusahaan dan organisasi yang ingin melakukan Hanami.

Orang-orang yang datang terlambat dan orang yang kembali dari toilet mungkin akan mudah menemukan kelompok mereka jika ada papan penanda.

5. Kantong sampah

Masyarakat Jepang ketika hanami banyak membawa makanan dan minuman. Jadi agar tidak berserakan dimana mana, sebaiknya sampah makanan dimasukkan dalam kantong sampah. Banyak juga disediakan tempat-tempat sampah yang terdapat diberbagai tempat atau taman yang lagi ramai dikunjungi untuk berhanami. Namun biar lebih praktis masing-masing membawa kantong sampah sendiri lalu membuangnya di tempat sampah besar yang disediakan.

(36)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Jepang yang mempunyai kebudayaan unik membuat Negara bunga sakura ini banyak dikenal masyarakat dunia salah satunya adalah Indonesia. Kebudayaan Jepang yang sampai saat ini masih dilakukan dalam berbagai kesempatan yaitu hanami. Hanami adalah kegiatan yang dilakukan untuk melihat dan menikmati

bunga sakura pada saat musim semi yang dilakukan secara besar-besaran baik itu oleh masyarakat lokal maupun oleh para turis asing. Secara umum bunga sakura bermekaran dimulai dari daerah Selatan yang berudara lebih hangat, yaitu di pulau Okinawa, kemudian merambat ke Utara dan berakhir di Hokkaido. Kegiatan yang terjadi sekali dalam setahun ini membuat masyarakat Jepang sangat antusias.

Dalam merayakan hanami, tidak hanya semata melihat keindahan mekarnya bunga sakura, melainkan terdapat suatu kegiatan lain yang selalu dipadukan yaitu bertamasya sambil menikmati sajian makanan dan minuman bersama keluarga, teman sekolah dan kolega kerja. Lazimnya, saat musim semi tiba menggantikan musim dingin, masyarakat Jepang akan berbondong-bondong mengunjungi taman atau tempat yang dipenuhi dengan bunga sakura yang sedang mekar.

Hanami merupakan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan dari

masyarakat Jepang. Ini dikarenakan masyarakat Jepang yang begitu mencintai bunga sakura. Hanami ini tidak bisa dianggap sebagai perayaan yang biasa, karena meskipun sekedar menyaksikan mekarnya bunga sakura, hanami

(37)

membawa banyak makna bagi masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang bangga dengan sesuatu yang khas dan akan terus mengembangkan serta melestarikannya sehingga menjadi budaya yang sangat dikenal dan dihargai oleh bangsa-bangsa lain di dunia, dan menginspirasi negara lain untuk menghargai budaya nya.

Hanami seperti sebuah rehat singkat dari sibuknya kehidupan orang-orang

Jepang. Hanami juga merupakan pembelajaran bagi anak tentang alam dan tradisi. Perayaan semacam ini mungkin tidak bisa kita jumpai di negara-negara lain, yang menakjubkan adalah masyarakat Jepang tetap melestarikan budaya hanami, meskipun di era modern ini banyak pilihan tempat untuk bersantai

bersama keluarga, misalnya dengan pergi ke tempat karaoke. Masyarakat Jepang tetap memilih berkumpul dan bersantai bersama keluarga, teman sekolah maupun rekan kerja di bawah pohon sakura sambil menikmati keindahan bunga sakura.

4.2 Saran

Untuk tetap melestarikan salah satu kebudayaan yang ada di Jepang hendaknya masyarakat Jepang merayakan hanami setiap tahun. Tetapi sebaiknya apabila merayakan hanami masyarakat Jepang lebih peduli akan kebersihan karena ketika merayakan hanami masyarakat Jepang membawa banyak makanan dan minuman. Selain itu juga sebaiknya tidak minum bir atau sake berlebihan agar menghindari hal-hal yang tidak di inginkan seperti mabuk dan perkelahian.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Situmorang, Hamzon and Uli Rospita. 2013. Minzoku Gaku (Ethnologi) Jepang.

Medan: USU Press.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hanami http://S262-Budayakuliner.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream.pdf

http://nihongo-benkyoushimasu.blogspot.com/p/hanami.html http://accan.wordpress.com/2009/04/22/perayaan-hanami/

http://jrs0048.com/2014/03/hanami-menikmati-indahnya-bunga-sakura.html http://ali-mansyar.blogspot.com/2014/04/hanami.html

(39)

ABSTRAK

Jepang mempunyai kebudayaan unik yang membuat Negara bunga sakura ini banyak dikenal masyarakat dunia salah satunya adalah Indonesia.

Kebudayaan Jepang yang sampai saat ini masih dilakukan dalam berbagai kesempatan yaitu hanami. Hanami (花見) atau Ohanami adalah tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Perayaan hanami merupakan satu dari beberapa perayaan tahunan di negara Jepang yang diselenggarakan pada musim semi. Musim bunga sakura mekar atau cherry blossom di Jepang adalah fenomena alam yang sangat indah. Masyarakat Jepang

menyambut dengan penuh keceriaan. Seiring mencairnya salju di Jepang, bunga sakura pun mulai bermunculan menjadi pertanda datangnya musim semi. Taman dan kebun yang tadinya dipenuhi salju kini tampak menghangat dengan munculnya kuncup-kuncup pink dan putih bunga sakura.

Ketika sudah memasuki bulan April berarti sudah saatnya untuk melakukan hanami. Setiap tahun selalu diumumkan perkiraan mekarnya sakura di seluruh wilayah Jepang. Pada masa kini, untuk keperluan itu radio dan televisi Jepang setiap hari akan melaporkan ditempat mana bunga mulai berkembang.

Bunga sakura ini hanya mekar selama tujuh sampai sepuluh hari saja. Proses ini bisa lebih cepat bila turun hujan. Secara umum bunga sakura akan mulai bermekaran dimulai dari daerah Selatan yang berudara lebih hangat, yaitu di pulau Okinawa. Selanjutnya, mekarnya bunga sakura akan merambat ke bagian Utara yang berakhir di Hokkaido. Dengan demikian memandang dan menikmati bunga

(40)

sakura juga berlainan waktunya dari satu daerah ke daerah lain. Prakiraan pergerakan mekarnya bunga sakura disebut sakurazensen.

Bagi masyarakat Jepang pelaksanaan hanami memiliki arti yang sangat penting yaitu, yang pertama adalah selesainya musim dingin yang benar-benar berat. Yang kedua, masyarakat Jepang merayakan datang nya musim semi yang hangat. Yang ketiga, hanami bisa dikatakan adalah salah satu saat untuk bersilaturrahmi yang tepat dengan keluarga atau rekan yang jarang bertemu.

Hanami umumnya dilakukan berkelompok. Setiap kantor, perusahaan, sekolah-

sekolah sudah menjadwalkan kapan dan di mana akan melakukan hanami.

Masyarakat Jepang merayakan hanami dengan makan dan minum, menari, mendengarkan lagu dan sambil bercanda. Sajian-sajian khusus yang biasa disiapkan untuk hanami yaitu bentou, dango dan sake. Selain itu, banyak juga masyarakat Jepang yang berbarbeque di taman dengan membawa peralatan lengkap. Piknik ini bisa berlangsung hingga larut malam yang disebut dengan yozakura. Lampion-lampion kertas dipasang sebagai penerangan di taman untuk

siapa saja yang melakukan yozakura. Hanami malam atau yozakura tidak kalah indah nya dengan hanami siang, lentera-lentera yang menerangi taman menambah indah bunga sakura di malam hari.

(41)
(42)
(43)
(44)
(45)

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, pada atribut tingkat kepuasan nasabah secara keseluruhan, untuk atribut “kejelasan AO dalam menyampaikan term & condition” terdapat pengaruh yang signifikan

Kepandaian mengolah ikan yag telah diawetkan seperti Bodara (ikan Cod kering) dan Migakinishin (ikan Hering kering) hingga menjadi hidangan yang enak merupakan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpukan bahwa Jepang merupakan negara maju ke-2 di dunia dalam bidang sains dan teknologi. Teknologi tersebut tentunya berasal dari

a) Bunshici : Dengan garis berat dan tebal, wajah maskulin, kepala ini juga menunjukkan kecemasan atau kesedihan tersembunyi, dan digunakan untuk pahlawan

Fungsi CMC dalam pembuatan pasta ini adalah sebagai bahan penstabil yang dapat menjadikan pasta tetap bertekstur kental sehingga pasta tidak mudah mencair pada

Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) No. 5 Tahun 2009 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Zat Radioaktif untuk Well Logging, menyatakan bahwa

dalam suatu lingkungan sub unit kerja.. b) Surat kuasa adalah surat yang memuat pelimpahan wewenang atau penugasan dari pejabat yang mempunyai kewenangan menandatangani surat

bentuk sikap kerja yang tidak alamiah, misalnya badan selalu membungkuk, kepala lebih banyak menoleh kesamping daripada ke depan. 2) Mencegah tangan atau lengan terlalu