GLB DAN
GLBB
KELOMPOK I
•
ANDHIKA PURWANTARA
(1301154097)
•
M.IKDHAR ISNAN (1301150083)
•
IRFAN MULIA T (1301150069)
•
NORMA ROSITA (1301150433)
TUJUAN
ALAT DAN BAHAN
DASAR TEORI
MOMEN INERSIA
PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN
TUJUAN
Mempelajari Gerak Lurus Beraturan
(GLB) dan Gerak Lurus Berubah
Beraturan
(GLBB)
menggunakan
pesawat attwood
Menentukan Momen Inersia roda
ALAT DAN BAHAN
1.
Pesawat attwood
lengkap
2. Jangka sorong
3. Stopwatch
DASAR TEORI
Hukum 1 newton menyatakan bahwa, jika resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem (benda) sama dengan nol, maka sistem dalam keadaan setimbang, artinya benda tersebut akan bergerak lurus beraturan (GLB). Pada hukum II Newton, disimpulkan bahwa :
1. Arah percepatan benda sama dengan arah resultan gaya yang bekerja pada benda
2. Besarnya percepatan sebanding gayanya
3. Bila ada gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan, sebaliknya bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya.
Untuk percepatan (a) yang tetap/konstan, maka berlaku persamaan gerak yang disebut sebagai gerak lurus beraturan sebagai berikut :
X = + t + dengan A
=
Jadi, GLB adalah Gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap tanpa ada percepatan dan GLBB adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan percepatan atau perlambatan tetap.
Grafik GLB
Grafik GLBB
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya. Momen inersia (I) suatu benda
terhadap poros tertentu besarnya sebanding dengan massa benda tersebut dan sebanding dengan kuadrat dari jarak benda terhadap poros.
I ~ m I ~ r2
Untuk katrol dengan beban seperti pada gambar 1 maka berlaku persamaan :
∑ sehingga
Dengan :
a = percepatan gerak beban (m/s2)
m = massa beban (kg)
I = momen inersia katrol (m) g = percepatan gravitasi (m/s2)
•
Keterangan gambar :
P = penjepit
A = kedudukan awal
B = celah penyangkut
C = landasan akhir
m
1= m
2Pada gambar : m1 dijepit di P, sementara m2 dan
m3 di A. jika m1 dilepas maka (m2 + m3) akan
turun dari A ke B dengan gerak dipercepat. Pada
saat melalui celah B, m3 akan tertinggal, maka
gerak dari B ke C merupakan gerak lurus
beraturan karena m1=m2 (m1<(m2+m3)).
PENGOLAHAN DATA
GLBB : Gerak Lurus Berubah Beraturan
NO
Dengan 1 beban dengan 2 beban Jarak AB TAB Jarak AB TAB
PENGOLAHAN DATA
Dengan 1 Beban Tambahan
•
3 3.6481 0,25 13.3086 0,06250.912025 4 4.2025 0,3 17.6610 0,09 1.26075
13.11
94 0,9 45.05968 0,215 3.111015
No. X1 Y1 X2 Y2 X1Y1 3 3.6481 0,25 13.3086 0,06250.912025 4 4.2025 0,3 17.6610 0,09 1.26075
13.11
94 0,9 45.05968 0,215 3.111015
a
1= () 2
=( )2 =
X2
=
0.156796 m/s
2Untuk beban 1 Tambahan, a = b =
0.156796 m/s
2b=
y = ]
y = ]
PENGOLAHAN DATA
Dengan 2 Beban Tambahan
a
1= () 2
=( )2 =
X2
=
0.260612m/s
2Untuk beban 2 Tambahan, a = b =
0.260612 m/s
2b=
y = ]
y = ]
HASIL PENGAMATAN GLB
“GLB” Gerak Lurus Beraturan
y = ]
= ]
y = ]
y = ]
y = = =
•
y = 0.2757
Maka b=0.02757
0.02757
= 0.02757
= 0.02757 x 4.34099 = 0,11968m/s
b
=0,11968m/s
MAKA V = {00.11968} m/s
Tingkat ketelitian = (1- %
Analisa Data Momen Inersia
I
1=[ - (m
1+ m
2+ m
3)] r
2I
2=[ - (m
1+ m
2+ m
3+ m
4)] r
2= =
0.156796
= =
0.260612
Dari massa beban dan jari-jari katrol :
m
1± m
1= (0.0784 ± 0,005) kg
m
2± m
2= (0.0784 ± 0,005) kg
m
3± m
3= (0.0036 ± 0,005) kg. (bebantambahan 1)
m
4± m
4= (0.0056 ± 0,005) kg. (bebantambahan 2)
R ± R =(0.065 ± 0,0025) m
I
1=[ -
(0.0784+ 0.0784+0.0036)kg) ] (0.0650)2 m2I
1= [ (0.1604)] (0.004225 m)
I
1= 0.004225 m
2= 0,06415kg . 0.004225 m
2= 0.00027103 kg m
2I
2=[ -
0.0784+0.0784+0.0036+0.0056)KG) ] (0.0650)2 m2I
2= [ - 0.166kg] (0.004225 m)
I
2= (0.004225 m
2= 0.17925 kg x 0.004225 m
2= 0.0007573 kg m
2I
| |
=