MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Program Pemantapan Kaderisasi Mahasiswa, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Siliwangi
Oleh
YULI KURNIATI 172154050
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
Yuli Kurniati
Karya tulis ini disahkan pada hari, Kamis tanggal 12 Oktober 2017
Oleh
Diketahui Pembimbing,
Novelia Ayu Andrini NPM 162154013
Disahkan Ketua HIMAPBIO,
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi maupun tempat lain dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam pustaka.
Tasikmalaya, 12 Oktober 2017
Talaran dalam Proses Pembelajaran terhadap Kinerja Otak Kiri dan Kanan” ini dapat tersusun hingga selesai.
Makalah ini penulis susun dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh metode talaran pada peserta didik terhadap kinerja otak kiri dan kanan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang ikut berkontribusi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Suharsono, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi;
2. Asep Nurpadila Fajar selaku ketua himpunan mahasiswa biologi Program Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi;
3. Narendra Aji Wijaya sebagai ketua pelaksana P2KM Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi;
4. Novelia Ayu Andrini selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini;
5. orang tua dan rekan-rekan yang telah memberikan do’a, dukungan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tasikmalaya, 12 Oktober 2017 Penulis
LEMBAR PERNYATAAN... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Makalah... 3
D. Manfaat Makalah... 4
BAB II ISI A. Tinjauan Pustaka... 5
1. Cara Kinerja Otak Kiri dan Kanan... 5
2. Cara Meningkatkan Kemampuan Daya Ingat dan Keseimbangan Otak Kiri dan Kanan... 7
3. Pengaruh Metode Talaran Terhadap Kinerja Otak Kiri dan Kanan... 11
B. Kerangka Berpikir... 13
BAB III PENUTUP A. Simpulan... 18
B. Saran... 19
DAFTAR PUSTAKA... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung didalam sekolah saja tetapi merupakan suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Secara umum pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar, terencana, mempunyai visi dan misi yang jelas yang diturunkan melalui berbagai aktivitas yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga memiliki kemampuan dan pemahaman dari berbagai aspek, baik itu dalam bidang keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat yang dilaksanakan melalui lembaga pendidikan formal dan pendidikan non-formal atau yang kita kenal dengan pendidikan berbasis masyarakat.
Kualitas pendidikan Indonesia yang tergolong rendah ini diantaranya disebabkan oleh metode mengajar guru yang kurang baik yang mempengaruhi belajar peserta didik yang tidak baik pula dan guru biasanya mengajar dengan metode ceramah saja, sehingga peserta didik menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja (Slameto, 2003:65). Hal itu menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran yang telah diajarkan. Untuk itu, guru harus melakukan metode yang berbeda agar peserta lebih mudah memahami konsep pembelajaran seperti menggunakan metode talaran yang lebih menekankan peserta didik untuk menghafalkan materi-materi yang telah diajarkan. Metode talaran ini juga akan meningkatkan kemampuan berpikir dan meningkatkan daya ingat peserta didik.
Meningkatnya daya ingat dapat membuat seseorang mampu belajar banyak dalam tempo yang lebih singkat. Meningkatnya daya ingat ini sejalan dengan meningkatnya daya tangkap. Orang yang mempunyai daya ingat tinggi mempunyai pengertian dan mengingat lebih banyak daripada orang yang memiliki daya ingat rendah. Peningkatan daya ingat ini berhubungan langsung dengan semakin meluasnya jaringan pada sel otak seseorang.
umum, satu neuron bisa memiliki 15.000 cabang yang menjangkau 15.000 neuron di sekitarnya.
Di dunia pendidikan, daya ingat tinggi sangat diperlukan oleh peserta didik untuk lebih cepat memahami pembelajaran yang berlangsung didalam kelas ataupun diluar kelas. Untungnya, daya ingat bisa diperkuat atau dipertajam, yaitu dengan cara merangsang daya tangkap atau melatih kemampuan menghafal dengan metode talaran sehingga peserta didik mampu mengingat materi lebih lama dan lebih baik karena sejatinya setiap orangtua pasti menginginkan anaknya cerdas dan dapat memahami proses pembelajaran dengan baik melebihi generasi sebelumnya.
Sebagai calon seorang pendidik saya ingin meningkatkan kualitas kemampuan belajar para peserta didik dengan meningkatkan daya ingatnya. Oleh karena itu, saya tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “PENGARUH METODE TALARAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA OTAK KIRI DAN KANAN”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara kinerja otak kiri dan kanan?
2. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan daya ingat dan keseimbangan otak kiri dan kanan?
3. Bagaimana pengaruh metode talaran terhadap kinerja otak kiri dan kanan?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan:
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan kemampuan daya ingat dan keseimbangan otak kiri dan kanan.
3. Untuk mengetahui pengaruh metode talaran terhadap kinerja otak kiri dan kanan.
D. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep metode talaran dalam pembalajaran terhadap kinerja otak kiri dan otak kanan.
Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai media wahana pembelajaran untuk memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca tentang pengaruh metode talaran terhadap otak kiri dan otak kanan.
BAB II
ISI
A. Tinjauan Pustaka1. Kinerja Otak Kiri dan Kanan
Otak manusia adalah massa protoplasma yang paling kompleks yang pernah dikenal semesta ini. Otak manusia memberi kemampuan daya pikir dan komunikasi melalui lisan dan tulisan. Otak menjadi satu-satunya organ yang sangat berkembang sehingga dia bahkan dapat mempelajari dirinya sendiri. Otak manusia mengalami perkembangan secara terus menerus sesuai dengan bertambahnya usia seseorang. (Rosalin, Elin, 2008: 4).
Menurut Baharuddin, Taufik, dalam Elin Rosalin (2008: 4) mengatakan,
bahwa otak manusia terbagi atas cerebral cortex disebut neo cortex, basal ganglia, sistem limbik, otak tengah, batang otak, dan otak kecil. Neo cortex disebut juga "the thinking cap" atau otak berfikir atau otak rasional yang sekaligus menjadi bagian otak luar yang menutupi bagian otak yang ada di dalam yaitu sistem limbik. Neo cortex meliputi 80 persen dari seluruh volume otak manusia. Neo cortex pada otak manusia memberikan kemampuan untuk berfikir, berpersepsi, berbicara berperilaku dan sebagainya.
Menurut Rosalin, Elin (2008:5) menyatakan,
Neo cortex atau cerebral cortex terbagi menjadi dua hemisfer: a) Otak Kiri, pengendali IQ (Intelligence Quotient)
b) Otak Kanan, pengendali EQ (Emotional Quotient)
Masing-masing kedua belahan ini bertanggungjawab terhadap cara berpikir dan masing-masing memiliki spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu.
Karakteristik otak kiri antara lain:
a) Lebih banyak berperan pada hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas berbahasa, misalnya menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan.
b) Berperan pada saat seseorang berhitung.
c) Berperan saat seseorang menggunakan logika untuk memecahkan masalah.
d) Memiliki sifat memori jangka pendek. (Syarif, Chaterine, 2010: 86).
“Otak kanan berkaitan dengan irama, rima, musik, gambar dan imajinasi atau yang disebut sebagai otak berkaitan dengan aktivitas kreatif”. (Rosalin, Elin, 2008: 5).
Karakteristik otak kanan antara lain:
a) Lebih berperan dalam hal-hal yang berkaitan dengan seni, seperti saat seseorang menikmati pemandangan, musik, dan sebagainya. b) Berperan dalam hal-hal yang melibatkan perasaan, misalnya
marah, senang, terharu, dan sebagainya.
e) Memiliki sifat memori jangka panjang. Oleh karena itu, tidak heran jika sebagian besar orang lebih bisa mengingat wajah seseorang daripada namanya. (Syarif, Chaterine, 2010: 86-87).
Menurut Jeannette, Gordon D dalam Elin Rosalin (2008: 5) “Kedua belahan otak ini dihubungkan oleh Corpus Collosum yang secara konstan menyeimbangkan pesan-pesan yang datang dan menggabungkan gambar yang abstrak dan holistik dengan pesan kongkret dan logis”.
Menurut Rosalin, Elin, (2008: 5-6) menyatakan,
akan diubah dan diolah dalam bentuk ingatan. Oleh karena itu, otak kiri mendapatkan beban terlalu banyak. Inilah yang sering menjadi penyebab pelajar tidak dapat mempertahankan ingatan tersebut dalam jangka waktu yang lama dan penyebab stres pada pelajar dalam hubungannya dengan kegiatan akademik. Hal itu disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara kedua belahan otak yang akhirnya dapat menimbulkan terganggunya kesehatan fisik dan mental seseorang. Oleh karena itu, sistem pembelajaran seharusnya mengacu pada perkembangan kedua belahan otak kiri dan kanan. Kedua-duanya sangat penting, karena itu keduanya harus dikembangkan secara seimbang agar fungsi masing-masing belahan berjalan seimbang dan saling menguatkan.
Menurut Rosalin, Elin, (2008: 6) menyatakan,
Jika hanya terfokus pada salah satu belahan maka belahan yang kurang berkembang akan terhambat dalam menjalankan fungsinya. Seseorang menjadi miskin kreativitas bila ia lebih banyak dirangsang untuk menggunakan belahan otak kirinya. Sebaliknya jika fungsi belahan otak kanannya yang lebih kerap digunakan, nantinya orang tersebut malah lambat dalam berpikir logis, linier dan teratur yang juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Keseimbangan Otak Kiri dan Kanan
Menurut Sangkanparan, Hartono, (2010: 14) “Manusia diciptakan dengan dua bagian otak besar, yakni otak besar kiri dan kanan. Otak kiri dan kanan ini diciptakan untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Namun, perkembangan kebudayaan manusia lebih cenderung untuk mempergunakan hanya salah satu dari bagian otak tersebut”.
Menurut Sangkanparan, Hartono, (2010: 32) menyatakan,
Otak kanan atau otak kiri. Cara sederhana berikut dapat dipergunakan untuk mengetahui secara kasar otak mana yang dominan. Kepalkan kedua tangan menjadi satu. Lalu selipkan jari-jari tangan kanan ke jari-jari-jari-jari tangan kiri. Lihat ibu jari-jari mana yang paling dekat dengan tubuh (ibu jari berada diluar). Jika ibu jari kanan, kemungkinan besar dominan otak kiri. Demikian, sebaliknya.
jika ada penjahat yang dominan otak kanan, dia akan menjadi penjahat besar. Seseorang dengan keseimbangan otak kanan dan kiri akan menjadi orang yang baik hati dan mengasihi orang lain
Menurut Yurisaldi S, Arman, (2010: 144) menyatakan,
Latihan menulis huruf Jawa dapat mengaktifkan otak kiri dan kanan secara seimbang. Jaminan otak kanan akan aktif terletak pada unsur perasaan seni yang sangat diperlukan karena menulis huruf Jawa bak seseorang yang sedang membatik, sangat dekoratif (seluruh lapangan pandang terisi ornamen) dan terdapat keserasian dalam satu huruf juga keserasian antar huruf.
Menurut Yurisaldi S, Arman, (2010: 144) menyatakan,
Hal ini bisa dibuktikan. Sebagai contoh suku-suku primitif pedalaman di Afrika yang bar-bar dan tidak berperasaan, berbicara selalu dengan nada tinggi dan blak-blakkan dan ini berarti tidak ada perangsangan kegiatan yang melibatkan otak kanan, dapat dilihat otak kanan mereka juga tidak kreatif dalam berkarya. Lihatlah bangunan rumah suku-suku Afrika yang terlalu sederhana tanpa ukiran, bila ada ukiran sangat sederhana dan kurang kompleks, karya masakan yang tidak variatif dan tidak ada prestasi yang dapat dibanggakan sepanjang sejarah peradaban.
Menurut Sangkanparan, Hartono, (2010: 17) menyatakan,
Jika otak kiri dan otak kanan bekerja bersama-sama, kapasitas otak secara umum akan meningkat drastis. Kedua otak tersebut akan bekerja secara sinergis, menghasilkan kekuatan otak yang lebih besar daripada jika kedua otak tersebut bekerja secara terpisah. Keseimbangan otak kiri dan otak kanan akan meningkatkan daya ingat. Meningkatkan daya ingat dapat membuat seseorang mampu belajar banyak dalam tempo yang lebih singkat.
Menurut Nirmalasari, Marintan, (2011: 181) menyatakan,
Jadi meningkatnya daya ingat sejalan dengan meningkatnya daya tangkap, karena secara biologis hal tersebut terjadi ketika kita menangkap sesuatu hal yang baru, dibuatlah suatu hubungan antarneuron di otak. Semakin banyak tangan neuron, maka semakin mudahlah kita menangkap atau mengerti hal-hal baru. Oleh karena itu, ada beberapa keuntungan disaat memberdayakan kemampuan memori dalam mengelola informasi, antara lain adalah: merekam lebih mudah dan retensi lebih baik; menjadi mampu mengingat apa yang dibutuhkan; mengurangi stress dan kecemasan; dan membangun pengetahuan yang tahan lama.
“Cara mudah untuk mengingat sesuatu adalah dengan membuatnya menjadi baru, berbeda dan segar. Oleh karena itu, biasanya kita mengingat hal-hal yang bersifat menyenangkan atau penting menurut kita”. (Jensen, 2007).
“Saat kita merasa nyaman dengan konteks maka kita akan lebih mudah mengingat, itu sebabnya mengingat hal – hal yang kita setujui akan jauh lebih mudah daripada mengingat hal – hal yang tidak disetujui”. (James, 1996).
“Jika memori tidak berfungsi, maka fungsi kognitif seperti persepsi, penalaran belajar, bahasa dan pemecahan masalah tidak akan mungkin terjadi”. (Bjork dan Robert, 1996).
Menurut Nirmalasari, Marintan, (2011: 181) menyatakan,
Oleh karena itu, memori berperan dalam fungsi kognitif. Perkembangan memori pada saat anak-anak hanya memberikan reaksi secara verbal, kemudian berkembang pada masa pertengahan dan akhir anak-anak disebutkan empat macam strategi memori yaitu rehearsal (pengulangan), organization (organisasi), imagery (perbandingan), dan retieval (pemunculan kembali), sedangkan perkembangan memori dimasa dewasa dan tua mengalami penurunan dalam daya ingat.
otak kanan dan otak kiri. Contoh dari gerakan ini adalah tangan kanan membuat gerakan melingkar dan tangan kiri membuat gerakan membentuk bujur sangkar. Setelah beberapa waktu gerakan tangan kanan dan kiri ditukar. (Sangkanparan, Hartono, 2010: 121).
b)Meningkatkan konsentrasi belajar.
c) Latihan menghafal dan mengelaborasi materi yang telah diajarkan.
4. Hubungan Metode Talaran atau Menghafal dan Kinerja Otak Kiri dan Kanan
a) Pengertian Metode Talaran/Menghafal
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat awalan me- menjadi menghafal yang artinya berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Kata menghafal dapat disebut juga sebagai memori. Dimana apabila mempelajarinya maka membawa seseorang pada psikologi kognitif, terutama bagi manusia sebagai pengolah informasi. Secara singkat memori melewati tiga proses yaitu perekaman, penyimpanan dan pemanggilan.
Metode berasal dari kata method dalam bahasa Inggris yang berarti cara. Metode adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu. Selain itu Zuhairi juga mengungkapkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani (Greeka) yaitu dari kata “metha” dan “hodos”.
Metha berarti melalui atau melewati, sedangkan kata hodos berarti jalan atau cara yang harus dilalui atau dilewati untuk mencapai tujuan tertentu.
bidang pelajaran dengan menerapkan menghafal yakni mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain dalam pengajaran tersebut.
b) Tujuan Metode Talaran/Menghafal
Tujuan metode ini adalah agar peserta didik mampu mengingat pelajaran yang diketahui serta melatih daya kognisi dan imajinasi. Selain itu, ingatan yang dihasilkan pun memiliki memori yang panjang sehingga jangka waktu nya bertahan lama.
c) Teknik Menerapkan Metode Talaran
Dalam menerapkan metode menghafal diperlukan teknik. Ada 4 macam teknik menghafal, yaitu:
1) Teknik memahami kata atau kalimat, dengan cara memahami materi yang akan dihafalkan, dibaca berkali-kali, berusaha menghafal dengan menutup buku, menyetorkan hafalan kepada guru.
2) Teknik mengulang, yaitu dengan membaca berulang-ulang dan menghafalnya.
3) Teknik mendengar sebelum menghafal, yaitu dengan cara materi yang akan dihafalkan didengarkan dulu dari rekaman (CD/DVD) secara berulang-ulang secara konsentrasi, kemudian dihafalkan.
4) Teknik menulis sebelum menghafal, dilakukan dengan cara menulis dahulu materi yang akan dihafal di buku, lampiran atau sobekan kertas, kemudian dihafalkan.
d) Pengaruh Metode Talaran/Menghafal Terhadap Kinerja Otak Kiri dan Kanan
Apabila peserta didik telah mampu menerapkan metode talaran dengan baik, maka akan menimbulkan pengaruh terhadap kinerja otak kiri dan kanan antara lain:
Memiliki memori fotografis, yaitu kemampuan merekam suatu gambar atau tulisan di dalam otak. Lalu, dapat dilihat atau dibaca ulang tulisan atau gambar tersebut dari otak (Sangkanparan, Hartono, 2010: 124).
Kreatif dan inovatif berkembang dengan baik.
Karakter lebih stabil karena otak kanan dan kiri yang seimbang.
Prestasi di sekolah meningkat.
Pengetahuan yang diperoleh tidak akan mudah hilang dari ingatan.
e) Cara Mengajar Agar Peserta Didik Tetap Ingat
Menurut Sprenger, Marilee, (2011: 8-11) langkah-langkah mengajar agar peserta didik menyimpan informasi dengan lebih permanen antara lain:
1) Reach (Menjangkau), yaitu seorang pendidik harus ikut terlibat dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) Reflect (Merefleksikan), yaitu memberikan waktu untuk menyerap pelajaran secara perlahan-lahan agar membuat koneksi dari materi baru ke materi sebelumnya.
3) Recode (Mengkodekan ulang), yaitu peserta didik harus memperoleh informasi dan menjadikannya informasi mereka sendiri yang diolah sendiri agar mudah diingat kembali.
4) Reinforce (Menguatkan), yaitu pendidik berkesempatan untuk menangkap persepsi yang keliru dari peserta didik sebelum menjadi memori jangka panjang yang sulit diubah.
5) Rehearse (Berlatih), yaitu latihan menghafal ataupun elaborasi agar membangun informasi menjadi memori yang bersifat jangka panjang dan menetap.
6) Review (Menguji kembali), yaitu memberikan kesempatan untuk mendapatkan kembali informasi tersebut dan memanipulasinya dalam sistem kerja memori.
7) Retrieve (Pemanggilan kembali), yaitu melakukan sejenis penilaian untuk memanggil kembali informasi yang telah tersimpan.
B. Kerangka Berpikir
1. Kinerja Otak Kiri dan Kanan
Otak merupakan organ yang paling kompleks yang memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Kita berpikir, mengingat, membaca dan lainnya dipengaruhi oleh otak. Kinerja otak kiri dan kanan akan berubah sejalan dengan bertambahnya usia seseorang.
Secara umum, otak terbagi menjadi dua bagian besar yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berperan penting dalam logika, perhitungan, berbicara, menulis dan analisis. Sedangkan otak kanan berperan penting dalam kepribadian, kreativitas dan seni.
Dalam proses pembelajaran, peserta didik dituntut untuk mempergunakan otak kirinya ketika menerima materi pelajaran. Sebab kegiatan ini berkaitan dengan logika dan kemampuan lain yang diharuskan otak kiri yang bekerja secara maksimal agar mendapatkan hasil yang maksimal pula.
Namun, bukan berarti otak kanan tidak digunakan, keduanya harus digunakan secara seimbang. Karena untuk meningkatkan daya ingat dalam jangka waktu yang lama membutuhkan kinerja otak kiri dan kanan yang seimbang. Jika hanya salah satunya yang digunakan maka akan menghambat kemampuan, miskin berkreativitas dan lambat dalam berpikir.
2. Keseimbangan Otak Kiri dan Kanan
Otak manusia terdiri dari dua bagian besar yaitu bagian otak kiri dan bagian otak kanan. Kebanyakan masyarakat Indonesia hanya salah satu bagian otak yang dominan dan berkembang. Otak kiri atau otak kanan.
seimbang, dia akan cenderung memiliki sifat baik hati dan mengasihi orang lain.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan adalah dengan latihan menulis huruf Jawa. Bukti bahwa keseimbangan otak kiri dan otak kanan berpengaruh terhadap perilaku dan pola pikir salah satunya suku-suku primitif di Afrika yang bar-bar dan tidak berperasaan, kurang kreatif dan inovatif, berbicara dengan nada tinggi serta tidak ada yang bisa dibanggakan sepanjang sejarah peradaban.
Jika otak kanan dan otak kiri bekerja secara bersama-sama, maka otak akan bekerja lebih sinergis sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih besar daripada otak bekerja secara terpisah. Untuk memiliki tingkat konsentrasi dan memori yang baik, seharusnya seseorang dapat menyeimbangkan otak kiri dan kanannya. Kedua otak tersebut akan bekerja secara maksimal jika digunakan bersama-sama. Keseimbangan otak kiri dan kanan akan meningkatkan daya ingat yang akan membuat seseorang mampu belajar banyak dalam waktu yang sebentar.
3. Meningkatkan Daya Ingat
Mengingat adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memasukkan suatu informasi kedalam otak. Ada orang dapat mengingat dengan cepat namun ingatan tersebut tidak dapat bertahan lama. Hal itu disebabkan karena kurangnya pemberdayaan memori. Selain itu, proses mengingat juga dipengaruhi oleh daya tangkap seseorang, jika sesorang lambat dalam menangkap suatu informasi maka daya ingat nya pun lambat pula. karena secara biologis hal tersebut terjadi ketika kita menangkap sesuatu hal yang baru, dibuatlah suatu hubungan antarneuron di otak. Semakin banyak tangan neuron, maka semakin mudahlah kita menangkap atau mengerti hal-hal baru.
lebih baru dan menarik, melakukan senam otak, latihan berkonsentrasi, dan membiasakan menggunakan metode talaran/hafalan dalam proses pembelajaran.
4. Hubungan Metode Talaran/Menghafal dan Kinerja Otak Kiri dan Kanan
a) Pengertian Metode Talaran/Menghafal
Metode berasal dari kata method dalam bahasa Inggris yang berarti cara. Metode berasal dari kata “metha” dan ”hodos” Metha
berarti melalui atau melewati, sedangkan kata hodos berarti jalan atau cara yang harus dilalui atau dilewati untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut KBBI menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Jadi, menghafal adalah ketika kita bisa mengingat tentang sesuatu tanpa melihat sumber catatan.
Metode talaran/hafalan adalah suatu cara efektif dalam pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengingat dalam jangka waktu yang lama dengan menerapkan menghafal pelajaran diluar kepala tanpa melihat buku atau catatan. Metode talaran/menghafal berpengaruh terhadap kinerja otak kiri dan kanan, seperti meningkatkan kemampuan daya ingat, meningkatkan konsentrasi, otak kiri dan kanan menjadi stabil, serta menjadikan diri kreatf dan inovatif.
b) Tujuan Metode Talaran/Menghafal
Metode talaran atau menghafal bertujuan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan mengingat yang baik dan ingatan tersebut bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
Dalam menerapkan metode menghafal diperlukan teknik. Ada 4 macam teknik menghafal, yaitu:
1) Teknik memahami kata atau kalimat, yaitu dengan cara dipahami terlebih dahulu kata atau kalimat yang akan dihafalkan.
2) Teknik mengulang, yaitu dengan cara materi yang akan dihafalkan dibaca terus-menerus atau berulang-ulang.
3) Teknik mendengar sebelum menghafal, yaitu dengan cara sebelum dihafalkan materi yang akan dihafalkan didengarkan dulu dari rekaman (CD/DVD) secara berulang-ulang.
4) Teknik menulis sebelum menghafal, yaitu dengan cara materi yang akan dihafalkan ditulis terlebih dahulu dalam catatan kecil.
d) Pengaruh Metode Talaran/Menghafal Terhadap Kinerja Otak Kiri dan Kanan
Apabila peserta didik telah mampu menerapkan metode talaran dengan baik, maka akan menimbulkan pengaruh terhadap kinerja otak kiri dan kanan antara lain:
Memiliki kemampuan yang baik dalam berpikir serta memiliki mental
yang bagus.
Memiliki memori fotografis.
Mempunyai sikap yang kreatif dan inovatif.
Mempunyai karakter yang stabil.
Mempunyai prestasi yang baik di sekolah.
Mempunyai ingatan yang baik dalam meningat pengetahuan.
e) Cara Mengajar Agar Peserta Didik Tetap Ingat
Langkah-langkah mengajar agar peserta didik menyimpan informasi dengan lebih permanen antara lain:
2) Reflect (Merefleksikan), yaitu diberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyerap pelajaran yang telah diajarkan.
3) Recode (Mengkodekan ulang), yaitu guru mempersilahkan siswa untuk mongolah informasi yang telah didapat berdasarkan bahasa sendiri.
4) Reinforce (Menguatkan), yaitu guru meluruskan persepsi yang keliru apabila pada tahap recode ada pendapat siswa yang kurang sesuai. 5) Rehearse (Berlatih), yaitu siswa harus menghafalkan informasi yang
telah didapat agat bertahan dalam memori dalamjangka waktu yang lama.
6) Review (Menguji kembali), yaitu siswa diuji oleh guru mengenai informasi yang telah didapatkan.
7) Retrieve (Pemanggilan kembali), yaitu guru melakukan sejenis penilaian atau ulangan agar siswa dapat memanggil kembali informasi yang telah didapat.
BAB III
PENUTUP
A. SimpulanOtak merupakan organ tubuh yang paling penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Otak mengendalikan kegiatan-kegiatan manusia seperti berbicara, mendengar, berpikir, mengingat, berhitung dan lain-lain. Kegiatan ini akan berlangsung dengan baik apabila otak bekerja secara maksimal. Salah satu caranya adalah dengan menyeimbangkan kinerja otak kiri dan kanan. Otak kiri dan kanan yang seimbang akan memberikan keuntungan yang lebih dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk dapat mengingat dan menghafal materi yang telah diajarkan dalam waktu yang terbatas. Namun, mengingat materi bukan hal yang mudah untuk dilakukan apabila belum dijadikan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya orang yang sulit mengingat adalah orang yang kurang memberdayakan memorinya. Untuk memberdayakan memorinya, maka para siswa harus meningkatkan daya ingatnya.
Metode hafalan dapat dijadikan jalan untuk mempermudah melatih proses meningkatkan daya ingat. Metode ini saling berkaitan satu sama lain dengan kinerja otak kiri dan kanan. Dengan menghafal para siswa dapat mengingat lebih banyak materi yang bertahan lama pula. Siswa yang sudah menerapkan metode hafalan akan memiliki kemampuan berpikir yang baik, ingatan yang kuat, karakter yang bagus, serta mempunyai sikap kreatif dan inovatif.
B. Saran
Kita hendaknya sering melatih keseimbangan otak kiri dan kanan kita dengan cara meningkatkan daya ingat kita. Kita harus bisa melatih otak kita agar mampu menerima banyak materi yang bertahan dalam waktu yang lama. Latihan tersebut harus dilakukan secara istiqomah. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan daya ingat adalah dengan sering membaca buku secara berulang-ulang, sering menghafal pelajaran yang telah diajarkan, dan sering berlatih konsentrasi.
Jika kita sering berlatih, lama-kelamaan latihan tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan. Sehingga ketika kita disuguhkan pada hafalan yang banyak, otak kita tidak kesulitan untuk melakukannya karena sudah menjadi kebiasaan. Kita harus bisa menyerap semua materi yang telah diberikan oleh para pendidik agar materi tersebut dapat kita pergunakan dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Catatan tidak akan berarti jika kita tidak menghafalnya.
Terlebih lagi kita sebagai tonggak generasi bangsa Indonesia karena nantinya yang akan memegang pemerintahan adalah generasi kita. Kita harus mampu memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Maka dari itu, kita harus belajar dengan sungguh-sungguh.
Setidaknya kita harus mampu mengingat materi yang telah diajarkan agar bisa kita wariskan ilmu yang telah kita miliki kepada anak cucu kita nantinya. Sehingga ilmu tersebut menjadi ilmu yang berguna dan bermanfaat.
Untuk itu, mulailah merubah kebiasaan-kebiasaan buruk dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Seperti merubah sikap malas membaca menjadi rajin membaca, sikap malas menghafal menjadi sikap rajin menghafal. Mulailah untuk mengaplikasikan dan mengamalkan semua ilmu yang telah didapatkan kepada orang-orang dan alam yang ada disekitar kita. Mulailah untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Marilah kita niatkan semua ini kita lakukan demi kemajuan pendidikan bangsa kita. Bangsa Indonesia yang kita cintai dan kita banggakan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nirmalasari, Marintan. (2011). Pengembangan Model Memorization Learning dalam Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik Pada Pelajaran Kimia SMA. Portal Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. Edisi Khusus No. 2: 178-190. Tersedia: http://repository.upi.edu/id/eprint/10639. [Agustus 2011].
Perretta, Lorraine. (2005). Makanan untuk Otak. Jakarta: Erlangga.
Rosalin, Elin. (2008). Guru dalam Meningkatkan Daya Pikir Siswa. Jurnal Ilmiah Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidika, [Online], vol 4 (1) halaman 16. Tersedia: http://journal.uny.ac.id/index.php/jmp/article. [April 2008].
Sangkanparan, Hartono. (2010). Dahsyatnya Otak Tengah: Jadikan Anak Anda Cerdas Saat Ini Juga. Jakarta: Visimedia.
Sprenger, Marilee. (2011). Cara Mengajar Agar Siswa Tetap Ingat. Jakarta: Erlangga.
Syarif, Chaterine. (2010). Menjadi Pintar dengan Otak Tengah. Jakarta: Starbooks.
LAMPIRAN
Lampiran 1.1. Daftar Riwayat Hidup
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Yuli Kurniati
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Jurusan : Pendidikan Biologi
4. NPM : 172154050
5. TTL : Garut, 20 Juni 1999
6. E-mail : [email protected] 7. Nomor Telpon/Hp : 08986772294
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Cigedug
05 MTs Babussalam SMAN 16 Garut
Jurusan - - IPA
Tahun
Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam Program Pemantapan Kaderisasi Mahasiswa (P2KM).
Tasikmalaya, 12 Oktober 2017 Penulis,