• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inkorporasi Vitamin E 50% dan 70% Padamatriks Galaktomanan Kolang-Kaling Ikat Silang Fosfat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Inkorporasi Vitamin E 50% dan 70% Padamatriks Galaktomanan Kolang-Kaling Ikat Silang Fosfat"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Polisakarida dialam telah digunakan secara luas sebagai pengental pada produk makanan, obat-obatan dan matriks pelepasan obat-obatan yang dikonsumsi secara oral. Akhir-akhir ini polisakarida yang terbiodegradasi, seperti pektin, dekstran, dan galaktomanan dapat digunakan sebagai pembawa obat kedalam usus manusia jika dimodifikasi sebagaimanan mestinya (misalnya : ikat silang untuk membentuk hidrogel)untuk mengurangi sifat kelarutan/mengembangnya dalam air (Gliko-Kabir et al.,1998).

Peneliti sebelumnya telah meneliti penurunan sifat mengembang galaktomanan guar gum yakni guar gum terikat silang gluteraldehida (Gliko-Kabir et al.,1998), guar gum (GG) dengan 1-etil 3-(3-dimetil amino propil) (Banegas et al.,2013), guar gum dengan Trinatrium trimetafosfat (Gliko-kabir et al.,2000a,b) guar gum dengan borak (Kesavan et al.,1992).Penguraian sifat mengembang sangat dibutuhkan untuk mencegah obat yang terperangkap tidak dilepas lebih awal sebelum sampai ke tujuan setelah dikonsumsi secara oral (Gliko Kabir et al., 1998).Novalia, 2015 telah melakukan modifikasi galaktomanan kolang kaling (GKK) melalui proses ikat silang dengan trinatriumtrimetafosfat, hasil indeks swelling galaktomanan ikat silang didalam larutan NaCl 0,9% dan air suling masih terlalu besar.

Vitamin E umumnya dikenal sebagai tokoferol dan tokotrienol, merupakan antioksidan alami larut dalam lemak yang dapat mencegah terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh pada produk makanan (Nasaretman et al., 2008).Vitamin E memainkan peranan penting untuk mencegah terjadinya reaksi radikal bebas yang menyebabkan penyakit seperti jantung koroner dan kanker (Rimm et al., 1993), namun demikian antioksidan alami sukar larut dalam air dan secara biologi tidak stabil, karena sensitif terhadap faktor lingkungan ataupun pada saat pengolahan seperti cahaya, oksigen, dan suhu (Evans et al., 2002).Untuk menanggulangi kelemahan tersebut maka vitamin E sebaiknya diinkorporasi kedalam suatu matriks.

Salah satu matriks yang dapat digunakan adalah galaktomanan kolang kaling ikat silang fosfat. Galaktomanan kolang kaling diperoleh dari endosperm biji aren yang berumur setengah matang (Sunanto, 1993) dan pemanfaatan kolang kaling ini juga masih terbatas.

Peneliti sebelumnya telah menggunakan beberapa matriks sebagai pembawa pembawa tokoferol antara lain calsium alginat (Yoo et al., 2006), calsium pektinat (Song et al.,2009),oktenil suksinat anhidrida (Hategekimana,2015), xantan (Anca et al.,2009). Namun demikian galaktomanan ikat silang fosfat belum digunakan sebagai matriks pembawa vitamin E.Dorli, 2015 telah melakukan penelitian tentang variasi perbandingan antara galaktomanan : trinatrium trimetafosfat dimana pada perbandingan 1:2 dan 1:3 diperoleh nilai viskositas yang tinggi. Semakin tinggi viskositas daripada metriks maka kemampuan film untuk mentrap vitamin E akan semakin baik. Oesrima, 2015 telah melakukan penelitian tentang inkorporasi vitamin E dengan menggunakan perbandingan antara galaktomanan

(2)

dengan TMP dimana pada perbandingan 1:2 dan 1:3 banyak vitamin yang terperangkap dalam matriks.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk membuat inkorporasi vitamin E dari matriks galaktomanan kolang kaling yang terikat silang dengan fosfat dengan variasi berat vitamin E 0,05 gram, 0,1 gram, dan 0.15 gram dengan perbandingan galaktomanan dan TMP 1:2 dan 1:3, agar semakin efektifnya vitamin E yang terperangkap pada GIFVE. Vitamin E yang telah terperangkap pada matriks dianalisis dengan SEM (Scanning Electron Microscopic), Spektrofotometer FT-IR, selanjutnya ditentukan vitamin E yang tidak terperangkap dengan spektrofotometer UV-Visibel dan HPLC dari hasil cucian matriks.

1.2Permasalahan

Bagaimanakah efisiensi vitamin E 50% dan 70% yang terperangkap kedalam matriks galaktomanan kolang kaling (Arengapinnata) yang diikat silang dengan trinatrium trimetafosfat pada perbandingan 1:2 dan 1:3.

1.3Pembatasan Masalah

1. Vitamin yang digunakan adalah vitamin E 50% dan 70%

2. Variasi perbandingan galaktomanan dan trinatrium trimetaposfat yang digunakan adalah 1:2 dan 1:3

3. Digunakan variasi berat vitamin 0,05, 0,1, dan 0,15 pada masing-masing konsentrasi vitamin E 50% dan 70%

4. Efisiensi vitamin yang tidak terperangkap diuji dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dan juga HPLC.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efisiensi vitamin E 50% dan 70% yang terperangkap kedalam matriks galaktomanan kolang kaling (Arengapinnata) yang diikat silang dengan trinatrium trimetafosfat pada perbandingan 1:2 dan 1:3.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang efisiensi penggunaan vitamin E yang diikat silang fosfat melalui matriks galaktomanan kolang kaling (Arengapinnata).

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Organik FMIPA-USU Medan. Proses sentrifugasi, analisa spektrofotometri UV-Vis, dan analisis HPLC dilakukan di Laboratorium SFD PT Musimmas.Analisa SEM dilakukan di Institut Teknologi Bandung, analisis FT-IR diLaboratorium Penelitian Farmasi USU.

(3)

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium dimana pada tahap pertama dilakukan ekstraksi galaktomanan pada kondisi netral menggunakan pelarut air suling dengan perbandingan kolang-kaling dan air suling 1:10, kemudian disentrifugasi pada kecepatan 8500 rpm selama 50 menit. Supernatanditambahkan dengan etanol dengan perbandingan 1:2, kemudian disaring dan endapan ditambahkan dengan pelarut etanol p.a sampai terendam kemudian disaring residu, dimasukkan kedalam desikator. Pada tahap berikutnya, galaktomanan yang diperoleh diikat silang dengan menggunakan trinatrium trimetafosfat dalam kondisi pH 12, kemudian dilarutkan 0,05 gram vitamin E 70% dan 50% dalam beaker glass yang berbeda pada 20 ml etanol p.a dan ditambahkam 0,5 gram twin 20 kedalam beaker glass. Matriks galaktomanan ikat silang fosfat dikeringkan, dicuci dengan air suling dan dikeringkan kembali. Air cucian diekstrak dengan n-heksan dan ditentukan kadar vitamin E difase n-n-heksan dengan spektrofotometer UV-VIS dan HPLC. Matriks dianalisis dengan FT-IR dan sifat morfologi permukaan dengan SEM. Dilakukan percobaan yang sama dengan variasi berat vitamin E 0,1 dan 0,15 gram pada vitamin E 70% dan 50% pada perbandingan 1:2 dan 1:3 antara galaktomanan dengan Trinatrium trimetafosfat.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pembuatan hidrogel galaktomanan kolang-kaling yang diikat silang dengan senyawa borat yang berasal

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pembuatan hidrogel galaktomanan kolang-kaling yang diikat silang dengan senyawa borat yang berasal

Film hidrogel galaktomanan ikat silang borat telah dibuat dari galaktomanan kolang- kaling (Arenga pinnata) yang diikat silang dengan asam borat (H 3 BO 3

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pembuatan hidrogel galaktomanan kolang-kaling yang diikat silang dengan senyawa borat yang berasal

Hasil pengukuran derajat swelling galaktomanan ikat silang glutaraldehida yang diperoleh, yaitu semakin banyak glutaraldehida, maka indeks swelling semakin kecil, dari nilai

Film hasil ikat silang dari pengikat silang glutaraldehida dapat di uji dengan cara merendam film hasil ikat silang tersebut dalam larutan sodium bisulfit selama 2 jam

Vitamin E yang terperangkap merupakan hasil dari selisih antara jumlah vitamin E yang ditambahkan dikurangkan dengan jumlah vitamin E yang tidak terperangkap atau

Hasil uji kuat tarik yang diperoleh sebesar 0,268-9,714 MPa, kemuluran yang diperoleh sebesar 0,751 - 14,35 %, hasil pengukuran derajat swelling galaktomanan ikat silang fosfat