• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber PT. Hilon Felt T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber PT. Hilon Felt T1 BAB II"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1.

Konsep dan Definisi Konsep

1. Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

(Mulyadi, 2010 : 3).

2. Sistem Akuntansi Persediaan

Sistem Akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis

persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem

penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian,

dan sistem akuntansi biaya produksi. Dalam perusahaan manufaktur,

persediaan terdiri dari : persediaan produk jadi, persediaan produk dalam

proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan

bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan

dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang

dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan dijual kembali.

(2)

2.2.

Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi (556 : 2010),terdapat dua metode

pencatatan persediaan:

1. Metode mutasi persediaan

(perpetual inventory method)

Dalam metode ini, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan,

sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui. Untuk mengetahui

harga pokok persediaan yang dipakai yaitu dengan menambah harga pokok

persediaan awal dengan yang dibeli selama periode kemudian dikurangi harga

pokok persediaan pada akhir periode.

2. Metode persediaan fisik

(physicl inventory method)

Dalam metode ini, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja yang dicatat.

Sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat

dalam kartu persediaan.

a.

Jaringan Prosedur Sistem Persediaan Bahan Baku

Formulir dan dokumen yang digunakan dalam Sistem Persediaan Bahan Baku

(Mulyadi, 2010:580):

1

Prosedur Penghitungan Fisik

Dalam Prosedur ini tiap jenis persediaan di gudang dihitung oleh penghitung dan

pengecek secara independen yang hasilnya dicatat dalam kartu penghitungan

fisik.

(3)

Dalam prosedur ini pemegang kartu penghitungan fisik melakukan perbandingan

data yang dicatat dalam bagian ke-3 dan bagian ke-2 kartu penghitungan fisik

serta melakukan pencatatan data yang tercantum dalam bagian ke-2 kartu

penghitungan fisik ke dalam daftar penghitungan fisik.

3. Prosedur

Adjusment

Dalam prosedur ini Bagian Kartu Persediaan melakukan

adjusment

terhadap

data persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan berdasarkan data hasil

penghitungan fisik persediaan. Dalam prosedur ini pula Bagian Gudang

melakukan

adjusment

terhadap data kuantitas persediaan yang tercatat dalam

kartu gudang.

2.3.

Fungsi–fungsi dalam Sistem Persediaan Bahan Baku

Fungsi-fungsi yang terkait dengan Sistem Persedian Bahan Baku sebagai

berikut (Mulyadi, 2010:579-580):

1.

Fungsi Akuntansi

Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi ini bertanggung jawab

untuk mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam

daftar hasil penghitungan fisik, mengalikan kuantitas dan harga pokok per

satuan yang tercantum dalam daftar hasil penghitungan fisik, mencantumkan

harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisik, melakukan

adjusment

terhadap kartu persediaan berdasar data hasil penghitungan fisik persediaan,

membuat bukti memorial untuk mencatat

adjusment

data persediaan dalam

(4)

2.

Fungsi Gudang

Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung jawab

untuk melakukan

adjusment

data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu

gudang berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.

2.4.

Formulir dalam Sistem Persediaan Bahan Baku

2.4.1.

Dokumen-dokumen dalam Sistem Persediaan Bahan Baku

Dokumen yang digunakan dalam Sistem Persediaan Bahan Baku sebagai

berikut (Mulyadi, 2010:576):

1.

Kartu Penghitungan Fisik (

Inventory Tag

)

Dokumen ini digunakan untuk merekam hasil penghitungan fisik persediaan.

Dalam penghitungan fisik persediaan setiap jenis persediaan dihitung dua kali

secara independen oleh penghitung (

counter

) dan pengecek (

checker

).

2

Daftar Hasil Penghitungan Fisik (

Inventory Summary Sheet

)

Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam bagian

ke-2 kartu penghitungan fisik. Data yang disalin dari bagian ke-2 kartu

penghitungan fisik kedalam daftar ini adalah: Nomor kartu penghitungan fisik,

nomor kode persediaan, nama persediaan, kuantitas dan satuan.

3

Bukti Memorial

Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunakan untuk membukukan

adjusment

rekening persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik

(5)

2.4.2.

Catatan–catatan dalam Sistem Persediaan Bahan Baku

Catatan yang digunakan dalam Sistem Persediaan Bahan Baku sebagai berikut

(Mulyadi, 2010:558-579):

1.

Kartu Persediaan

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat

adjusment

terhadap data

persediaan (kuantitas) yang tercantum dalam kartu gudang yang

diselenggarakan oleh Bagian Gudang, berdasarkan hasil penghitungan fisik

persediaan.

2.

Kartu Gudang

Catatan ini digunakan untuk mencatat

adjusment

terhadap data persediaan

(kuantitas) yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh

bagian gudang, berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.

3.

Jurnal Umum

Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, jurnal

adjusment

rekening

persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam rekening

persediaan dengan saldo menurut penghitungan fisik.

2.5.

Sistem Pengendalian Internal dalam Sistem Persediaan Bahan Baku

Sistem Pengendalian Internal meliputi struktur organisasi, metode,

ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

(6)

pengendalian internal tersebut berlaku baik dalam perusahaan yang

memperoleh informasinya secara manual, dengan sistem pembukuan maupun

dengan komputer (Mulyadi, 2010:163).

Tujuan Sistem Pengendalian Internal menurut definisi tersebut adalah

(Mulyadi, 2010:163) :

1. Menjaga kekayaan organisasi.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

3. Mendorong efisiensi.

4. Mendorong dipatuhinya kebijkan manajemen.

Unsur pokok sistem pengendalian internal adalah (Mulyadi,2010:164 -172) :

Struktur organisasi memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi merupakan kerangka

(framework)

pembagian

tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan , utang, pendapatan, dan biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas otorisasi dari pejabat

yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.

Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur

pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

(7)

Pembagian tanggungjawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur

pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak

diciptakan cara–cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam

pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh untuk boleh

perusahaan untuk menciptakan praktik yang sehat adalah:

Menggunakan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus

dipertanggung jawabkan oleh pihak yang berwenang.

Pemeriksaan mendadak (

Surprised Audit

).

Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu

orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit

organisasi lain.

Perputaran jabatan

( job rotation

).

Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

Secara periodik diadakan pencocokkan fisik kekayaan dengan pencatatannya.

Pembentukkan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas

unsur – unsur sistem pengenadalian internal yang lain.

Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.

Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur

pencatatan, serta berbagai cara diciptakan untuk mendorong praktik yang

sehat, semuanya sangat tergantung pada manusia yang melaksanakannya.

Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian internal yang

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen Gudang Bahan Baku / Gudang Barang Dalam Proses / Gudang Barang Jadi – Laporan Kartu Persediaan

Pada saat stock opname, auditor akan bersama- sama dengan pihak akuntansi dan gudang dari pihak perusahaan ABC melakukan perhitungan fisik terhadap persediaan

Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam bagian ke-3 dan bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicocokan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik sebelum

Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil penghitungan

 Sebaiknya bagian gudang melakukan pengecekan yang lebih rutin, sehingga bisa mengurangi terjadinya selisih antara kartu stock dan fisik barang.  Sebaiknya setiap permintaan

Diharapkan dari sistem ini dapat dikembangkan secara online sehingga dapat mengetahui stock bahan baku melalui internet dan bagian inventori bisa memantau persediaan

Tabel, adalah sekumpulan dari record-record yang memiliki kesamaan entity dalam dunia nyata.Kumpulan dari tabel adalah database,wujud fisik sebuah database adalah

inventori on-hand yang menunjukkan kuantitas dari item yang secara fisik ada dalam stockroom yaitu dalam hal ini adalah stock akhir bahan baku pada bulan September