5
BAB II
DASAR TEORI
2. 1 Konsep dan Definisi Konsep
2.1.1 Konsep Dasar Sistem
1. Sistem adalah kumpulan/group dari bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.(Azhar
Susanto: 24 : 2004)
2.1.2 Konsep Dasar Sistem Akuntansi
1. Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan.(Mulyadi:3:2001)
2. Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklarifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan. (Warren, Reeve, Fees: 234:2005)
2.1.3 Konsep Dasar Persediaan
6 2.1.4 Sistem Akuntansi Persediaan
Sistem Akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari : persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan dijual kembali. (Mulyadi: 555:2001)
2. 2 Metode Pencatatan Persediaan
Menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi (558 : 2001), terdapat dua metode pencatatan persediaan:
1. Metode mutasi persediaan (perpetual inventory method)
Dalam metode ini, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan, sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui. Untuk mengetahui harga pokok persediaan yang dipakai yaitu dengan menambah harga pokok persediaan awal dengan yang dibeli selama periode kemudian dikurangi harga pokok persediaan pada akhir periode.
2. Metode persediaan fisik (physical inventory method)
7 2. 3 Prosedur Sistem Akuntansi Persediaan
Menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi (562: 2001), Sistem Akuntansi Persediaan terdiri dari jaringan prosedur antara lain:
1. Prosedur pencatatan produk jadi.
2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual.
3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli.
4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok
persediaan produk dalam proses.
5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.
6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pernasok.
7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang.
9. Sistem perhitungan fisik persediaan.
2.4 Fungsi–fungsi dalam Sistem Akuntansi Persediaan
Menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi (581-582:2001), Fungsi-fungsi yang terkait dengan Sistem Akuntansi Persedian Bahan Baku sebagai berikut :
1. Fungsi Akuntansi
8
mencatat adjusment data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
2. Fungsi Gudang
Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung jawab untuk
melakukan adjusment data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang
berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
3. Fungsi Panitia Penghitungan Fisik Persediaan
Panitia ini berfungsi untuk melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan
meyerahkan hasil perhitungan tersebut kepada Bagian Kartu Persediaan untuk
digunakan sebagai dasar adjustment terhadap catatan persediaan dalam kartu
persediaan. Seperti telah disebutkan diatas, panitian penghitungan fisik persediaan
terdiri dari pemegang kartu penghitungan fisik, penghitung dan pengecek. Pemegang
kartu penghitungan fisik kepada para penghitung, melakukan pembandingan hasil
penghitungan fisik persediaan yang telah dilaksanakan oleh penghitung dengan
pengecek, dan mencatat hasil penghitungan fisik persediaan dalam daftar hasil
penghitungan fisik. Penghitung bertugas melakukan penghitungan pertama terhadap
persediaan, dan mencatata hasil penghitungan tersebut ke dalam bagian ke-3 kartu
penghitungan fisik, serta menyobek bagian kartu tersebut untuk diserahkan kepada
pemegang kartu penghitungan fisik. Pengecek bertugas melakukan penghitungan kedua
terhadap persediaan yang telah dihitung oleh penghitung dan mencatat hasil
penghitungannya ke dalam bagian ke-2 kartu penghitungan fisik serta menyobek bagian
9
2.5 Dokumen-dokumen dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku
Menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi (579-580: 2001),Dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku sebagai berikut:
1. Kartu Penghitungan Fisik (Inventory Tag)
Dokumen ini digunakan untuk merekam hasil penghitungan fisik persediaan.Dalam
penghitungan fisik persediaan setiap jenis persediaan dihitung dua kali secara
independen oleh penghitung (counter) dan pengecek (checker).
2Daftar Hasil Penghitungan Fisik (Inventory Summary Sheet)
Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam bagian ke-2
kartu penghitungan fisik. Data yang disalin dari bagian ke-2 kartu penghitungan fisik
kedalam daftar ini adalah: Nomor kartu penghitungan fisik, nomor kode persediaan,
nama persediaan, kuantitas dan satuan.
3Bukti Memorial
Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunakan untuk membukukan
adjusment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik kedalam
jurnal umum.
2.6 Catatan–catatan dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku
10 1. Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat adjusment terhadap data persediaan
(kuantitas) yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang,
berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
2. Kartu Gudang
Catatan ini digunakan untuk mencatat adjusment terhadap data persediaan (kuantitas) yang
tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang, berdasarkan hasil
penghitungan fisik persediaan.
3. Jurnal Umum
Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, jurnal adjusment rekening persediaan karena
adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo
menurut penghitungan fisik.
2.7 Sistem Pengendalian Internal dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku
Menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi (583-586 : 2001)Unsur pokok sistem pengendalian internal terdiri dari pengendalian organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat sebagai berikut :
1. Organisasi
a. Perhitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang terdiri dari fungsi pemegang kartu perhitungan fisik, fungsi penghitung, dan fungsi pengecek. b. Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan, karena karyawan di kedua fungsi inilah yang justru dievaluasi tanggung jawabnya atas persediaan.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur pencatatan
11
b. Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu perhitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu penghitungan fisik. c. Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan.
d. Adjusment terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi (kuantitas maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar penghitungan fisik.
3. Praktik yang sehat
a. Kartu penghitungan fisik bernomor urut tercetak dan penggunaannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik.
b. Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara independen, pertama kali oleh penghitung dan kedua kali oleh pengecek.
c. Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam bagian ke-3 dan bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicocokkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik sebelum data yang tercantum dalam bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil penghitungan fisik.