• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Permainan dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Divergen Siswa Kelas VII B SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 20162017 T1 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Permainan dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Divergen Siswa Kelas VII B SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 20162017 T1 BAB III"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

Penelitian eksperimen merupakan metode penilitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan.

3.2.Subjek Penelitian

Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIB

SMP Pangudi Luhur Salatiga. Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah

siswa kelas VII B dengan jumlah 24 siswa. Jumlah siswa dalam kelas yang

berjumlah 24 siswa akan dibagi menjadi 2 kelompok secara random, yaitu 12

anak dalam kelompok eksperimen dan 12 anak dalam kelompok kontrol.

3.3.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen Design. Quasi

Eksperimen Design adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok

kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2009).

Sebelum diberikan perlakuan melalui bermain, kedua kelompok,

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, diberikan pretes dengan

menggunakan tes berpikir divergen, dengan maksud untuk mengetahui

kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan

bermain. Setelah kondisi dapat diketahui dengan jelas, maka subjek diberikan

treatment sebanyak 6 kali, kemudian akan diukur keberhasilannya melalui

(2)

20 3.4.Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek atau apapun yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis

variabel yaitu :

a) Variabel Bebas

Variabel bebas adalah suatu kondisi yang mempengaruhi suatu gejala

atau merupakan variabel yang mempengaruhi yang disebut variabel

penyebab atau disebut juga variabel X. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah Permainan.

b) Variabel Terikat

Variabel terikat (Y) adalah variabel yang tergantung atau variabel

yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau disebut variabel dependent.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kemampuan Berpikir

Divergen.

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data

yang menentukan adanya peningkatan atau tidaknya tindakan yang diberikan

kepada kelompok eksperimen. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah

tes berpikir divergen. Tes ini terdiri dari 6 subtes, yang dikembangkan dari tes

berpikir divergen yang diadaptasi dari Budiningrum (2002) berdasar pada

teori Guilford. Seluruh subtes berbentuk verbal dan masing-masing subtes

mengukur aspek yang berbeda dari berpikir divergen. Subtes I, II, III, dan IV

mengukur kelancaran berpikir. Subtes V mengukur aspek kelenturan berpikir

dan orisinalitas berpikir. Subtes VI mengukur aspek keterperincian berpikir.

Tes berpikir divergen yang diadaptasi dari Budiningrum (2002) ini

berdasar pada teori Guilford merupakan bagian dari serangkaian tes mengenai

struktur intelek. Tes berpikir divergen tersebut memuat lebih dari 20 subtes,

dalam tes ini dikembangkan hanya enam subtes sebagai alat penelitian dengan

pertimbangan keenam subtes ini mewakili seluruh aspek berpikir divergen.

(3)

21

ini sudah pernah digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir divergen

siswa kelas VII B di SMP Negeri 8 Salatiga yang dilakukan oleh Faulia

(2013).

Tes divergen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data mengenai

kemampuan berpikir divergen siswa adalah sebagai berikut :

a) Permulaan kata

Permulaan kata merupakan subtes untuk mengukur aspek kelancaran

berpikir (fluency of thinking). Ada empat item dari subtes ini, tiap item

memuat permulaan kata tertentu. Siswa diminta untuk menuliskan

sebanyak mungkin kata yang diawali dengan permulaan kata yang tertulis

pada tiap item. Nama negara, nama kota, nama sungai, atau nama gunung

boleh digunakan, tetapi tidak boleh menuliskan nama orang. Permulaan

kata yang dimaksud yaitu ko, sa, yi, pu. Waktu pengerjaan tiap item adalah

2 menit.

b) Menyusun kata

Subtes ini mengukur aspek kelancaran berpikir. Terdapat empat item

dalam subtes ini. Siswa diminta untuk menyusun sebanyak mungkin

kata-kata yang memakai huruf-huruf dari kata-kata yang ada terdapat pada setiap

item, atau huruf yang diberikan. Setiap huruf dari kata yang tersedia hanya

boleh dipakai satu kali untuk menyusun satu kata baru. Contoh kata yang

harus disusun dalam tes ini yaitu proklamasi, waktu pengerjaan setiap item

adalah 2 menit.

c) Menyusun kalimat tiga kata

Subtes ini mengukur aspek kelancaran berpikir. Tiap item memuat huruf

awal dari satu kata. Siswa diminta menyusun kalimat sebanyak mungkin

kalimat yang masing-masing terdiri dari tiga kata. Huruf awal setiap kata

tertulis pada satu item. Urutan penggunaan ketiga kata boleh diubah-ubah.

Tiap kata hanya boleh digunakan dua kali, masing-masing dalam kalimat

yang berbeda. Boleh menggunakan nama orang. Contoh item dalam subtes

ini adalah a-m-p. Waktu pengerjaan setiap item adalah 3 menit.

(4)

22

Subtes ini juga mengukur kelancaran berpikir. Disini siswa diinta untuk

menuliskan sebanyak mungkin benda (hidup atau mati) yang memiliki

sifat yng sama yang dituliskan pada item. Contoh item dalam subtes ini

adalah bulat dan keras. Waktu pengerjaan setiap item adalah 2 menit.

e) Penggunaan luar biasa

Aspek yang diukur dalam subtes ini adalah kelenturan berpikir (flexibility

of thinking). Ada empat item dalam subtes ini. Siswa diminta menuliskan

macam-macam penggunaan yang tidak lazim (tidak biasa) dari benda yang

tertulis pada tiap item. Penggunaan yang tidak lazim ini sudah pernah

dilihat atau dialami sendiri atau yang dapat siswa bayangkan. Siswa tidak

boleh menuliskan untuk apa benda itu pada umumnya atau biasanya.

Contoh item yaitu surat kabar. Waktu pengerjaan setiap item adalah 2

menit.

f) Apa akibatnya

Aspek yang diukur dalam subtes ini adalah keterperincian berpikir

(elaboration of thinking). Ada empat item dalam tes ini. Tiap item

menggambarkan keadaan yang belum pernah atau tidak bisa terjadi. Siswa

diminta menuliskan sebanyak mungkin akibat yang dapat muncul jika hal

itu terjadi. Contoh item yang dimaksud adalah apa akibatnya, jika setiap

orang dapat mengetahui pikiran orang lain. Waktu pengerjaan tiap item

adalah 5 menit.

3.6.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif adalah yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008).

Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan Mann Whitney dan Wilcoxon dengan bantuan SPSS versi 20.0

(5)

23

tingkat kreativitas dari masing-masing siswa serta mengetahui peningkatan

kemampuan berpikir divergen siswa, apakah terjadi peningkatan atau tidak

setelah diberikan tindakan atau treatment.

1. Pemberian skor

Pemberian skor dan perhitungan skor dapat diperoleh tiap siswa adalah

berdasarkan aspek kelancaran berpikir (permulaan kata, menyusun kata,

membentuk kalimat, sifat-sifat yang sama), aspek kelenturan berpikir dan

orisinalitas berpikir (macam-macam penggunaan) dan aspek

keterperincian berpikir (apa akibatnya). Pemberian skor dan perhitungan

skor yang dimaksud yaitu :

a. Aspek kelancara berpikir dari subtes I, II, III, dan IV

Skor untuk aspek ini diperoleh dari gabungan skor subtes “permulaan kat”, “menyusun kata”, “membentuk kalimat”, dan “sifat-sifat yang sama”. Skor masing-masing dari subtes adalah jawaban yang tepat mendapatkan skor 1 (satu). Total skor adalah jumlah seluruh skor

subtes dan dicari SS (standar skor) nya sesuai dengan usia anak.

b. Aspek kelenturan berpikir dari subtes V

Skor untuk aspek ini diperoleh dari skor subtes “macam-macam” penggunaan cara. Pemberian skor subtes ini yaitu setiap jawaban yang

memenuhi syarat mendapatkan skor 1 (satu). Skor total adalah jumlah

seluruh skor yang diperoleh dan dicari SS (standar skor) sesuai usia

anak.

c. Aspek orisinalitas berpikir

Skor untuk aspek ini juga diperoleh dari skor subtes “macam-macam penggunaan”. Perhitungan pada aspek ini adalah dengan memberikan skor 1 (satu) jika jawaban yang ditulis siswa adalah jawaban yang

orisinal. Skor totl adalah jumlah seluruh skor yang diperoleh dan dicari

SS (standar skor) sesuai dengan usia anak.

d. Aspek keterperincian berpikir dari subtes VI

(6)

24

skor 1 (satu). Skor total adaldh jumlah dari keseluruhan skor yang

diperoleh dicari SS (standar skor) sesuai dengan usia anak.

Hasil akhir dari tes berpikir divergen akan didapatkan Standar Skor

(SS) kemudian diequivalenkan menjadi Creativity Quotient (CQ). Dimana

Standar Skor (SS) merupakan penjumlahan dari aspek yang terukur dalam tes

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran konstruktivistik dan berbasis pengalaman ( Experiental Learning ) dalam Meningkatkan kemandirian belajar peserta didik pada

To make it architectural, meaning that to speak language with space and gatra , with line and plane, with a material and lace atmosphere, it is natural that individual

tivitas termal bahan Masonite ini dilakukan pengujian dengan alat Stim Generator TD-8556, pengujian ini bertujuan untuk mengukur konduktivitas termal bahan/material

1.) Analisis organisasi pada hakikatnya menyangkut pada pertanyaan-pertanyaan dimana atau bagaimana didalam institusi ada personil yang membutuhkan pelatihan. Setelah itu,

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan campuran Piperazine-DEA terhadap solubilitas CO 2 dalam larutan 30% berat K 2 CO 3 untuk berbagai variabel

Pengaruh Penambahan Tepung Daging Ikan Sapu-sapu (Lyposarcus pardalis) Pada Pakan Komersil Terhadap Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius sp.), yang merupakan salah satu syarat

Tidak lama kemudian, banjirlah ilmuan- ilmuan tafsir yang mencoba menyusun kitab tafsir sekaligus menjadikannya sebagai disiplin ilmu independen, yang asal mulanya