• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PANGSA PASAR OPERATOR SELULER DI KALANGAN MAHASISWA WILAYAH SURABAYA DENGAN METODE MARKOV CHAIN DAN SWOT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA PANGSA PASAR OPERATOR SELULER DI KALANGAN MAHASISWA WILAYAH SURABAYA DENGAN METODE MARKOV CHAIN DAN SWOT."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN METODE MARKOV CHAIN DAN SWOT

SKRIPSI

Disusun Oleh :

FRENDIK J AJ A FERNANDA

NPM : 0832010051

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“

J AWA TIMUR

(2)

Assalamu’alikum Wr. Wb.

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikan Tugas Akhir/Skripsi

dengan judul “Pangsa pasar operator seluler di kalangan mahasiswa wilayah

Surabaya Timur dengan metode markov chain dan swot”

Tugas Akhir/Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh

oleh mahasiswa jenjang pendidikan Strata-1 (Sarjana) Jurusan Teknik Industri,

Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur guna meraih gelar kesarjanaan.

Dalam penyusunan Tugas Akhir/Skripsi ini penulis ingin mengucapkan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang meridhoi aku dalam menjalankan segala sesuatunya.

2. Kedua orang tua dan seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan, doa, semangat dan dorongan moril maupun materiil.

3. Bapak Prof. Dr. H. R. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

UPN “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak DR. Ir. Minto Waluyo, MM selaku Ketua Jurusan Teknik Indutri

UPN “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak Drs. Pailan, MPd selaku Sekretaris Jurusan Teknik Indutri

(3)

9. Bapak Hari, bapak Sukma, Bapak Joumil dan Bapak Anang selaku Dosen

Penguji Seminar I dan 2 serta ibu Iriani dan Ibu Nisa selaku penguji lisan.

10. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama

masa perkuliahan.

11. Segenap Pimpinan dari perusahaan operator Axis Surabaya yang telah

memberikan bimbingan dan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan

skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat tercinta Leefah, Ria, Dwi, Nuel, Herdi, Bima, paralel B,

pengurus HMTI baik yang masih menjabat maupun senior dan seluruh

sodaraku yang menjadi warga Teknik Industri serta Bay yang sabar

menghadapi aku dan senantiasa membantuku.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir/Skripsi ini terdapat

kesalahan dan kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu sebagai penulis,

kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

kesempurnaan Tugas Akhir/Skripsi ini. Akhir kata, semoga Tugas Akhir/Skripsi

ini bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 22 Februari 2012

(4)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI……….. iii

DAFTAR TABEL…...……….……….... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN………. xi

ABSTRAK………. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………...………...………... 1

1.2 Perumusan Masalah………... 2

1.3 Batasan Masalah………...…… 3

1.4 Asumsi - asumsi………...…... 3

1.5 Tujuan Penelitian………...……….. 3

1.6 ManfaatPenelitian………...………. 4

1.7 SistematikaPenulisan………...……… 4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Manajemen Pemasaran...….……….... 6

2.1.1 Kebijakan Produk..………... 6

2.1.2 Kebijakan Harga...……….… 7

2.1.3 Kebijakan Promosi... 7

2.2 Pangsa Pasar...……...………. 8

2.3 Perilaku Konsumen...………..…………... 8

(5)

2.5.2 Sasaran Pasar... 15

2.5.3 Penentuan Posisi Pasar... 17

2.5.4 Targeting... 19

2.6 Merek...……….. 20

2.6.1 Syarat Untuk Memilih Merek....…...………...…….... 20

2.6.2 Pentingnya Merek ...………...………... 21

2.6.3 Kebijakan Dan Strategi Merek...………...………. 21

2.7 Metode Rantai Markov.........…... 22

2.7.1 Prosedur Model Rantai Markov... 23

2.8 Analisa Strength Weaknes Opportunities Threats... 28

2.8.1 Matrik Faktor Strategi Eksternal... 30

2.8.2 Matrik Faktor Strategi Internal... 32

2.8.3 Matrik Internal Eksternal... 33

2.8.4 Matrik SWOT... 34

2.9 Populasi, Sample, Teknik Sampling, Menentukan Ukuran Sampling ... 35

2.9.1 Populasi ... 35

2.9.2 Sample ... 35

2.9.3 Teknik Sampling ... 36

2.9.4 Menentukan Ukuran Sampling ... 39

(6)

3.2 Identifikasi Variabel dan Atribut ...………. 41

3.3 Populasi dan Teknil pengambilan Sampel……….. 42

3.4 Metode Pengumpulan Data...……….. 43

3.5 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah……….. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data...………….………...……….. 49

4.2 Pengolahan Data...………. 49

4.2.1 Uji Kecukupan Data... 49

4.2.2 Perhitunan Markov Chain ... 51

4.2.2.1 Menyusun Matriks Probabilitas Transisi……….. 51

4.2.2.2 Menghitung Kemungkinan Market Share…….... 56

4.2.2.3 Menentukan Kondisi-kondisi Equilibrium... 59

4.3 Perencanaan Strategi Pemasaran...………... 60

4.3.1 Faktor Strategi Eksternal... 61

4.3.2 Faktor Strategi Internal…... 62

4.3.3 Matriks Internal – Eksternal……….. 64

4.3.4 Matriks SWOT……… 66

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian...……….. 67

4.4.1 Prediksi Pangsa Pasar dengan Marcov Chain... 67

(7)

5.2 Saran……… 70

(8)

Tabel 2.1 Pertukaran – Pertukaran Pelanggan Untuk Satu Tahun... 24

Tabel 2.2 Pergantian Merek – Mendapatkan dan Kehilangan ... 25

Tabel 2.3 Kemantapan Pasar ( Kondisi Equilibrium ) ... 27

Tabel 2.4 Kerangka Formulasi Strategis ... 30

Tabel 4.1 Rekapitulasi Kuisioner Pergantian Merek Operator Seluler... 51

Tabel 4.2 Pergantian Merek Operator Seluler – Mendapatkan dan Kehilangan ... 54

Tabel 4.3 Perhitungan Matriks Probabilitas Transisi ... 55

Tabel 4.4 Prediksi Pangsa Pasar Hingga Kondisi Equilibrium... 59

Tabel 4.5 Tabel EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary).... 62

(9)

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian... 9

Gambar 2.2 Struktur Pasar Hipotesis ... 13

Gambar 2.3 Matriks Probabilitas Transisi ... 25

Gambar 2.4 Diagram SWOT ... 29

Gambar 2.5 Model Untuk Strategi Korporat ... 33

Gambar 2.6 Matrik SWOT ... 34

Gambar 3.1 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah ... 44

Gambar 4.1 Matriks Probabilitas Transisi ...…….. .55

Gambar 4.2 Perhitungan Pembobotan SWOT – Faktor Eksternal... 61

Gambar 4.3 Perhitungan Pembobotan SWOT – Faktor Internal…………...63

Gambar 4.4 Matriks Internal – Eksternal………... 65

(10)

Lampiran A Format Kuisioner Responden Operator Seluler

Lampiran B Format dan Hasil Kuisioner Pembobotan SWOT Untuk

Perusahaan

Lampiran C Tabel Rekapitulasi Pergantian Merek Operator Seluler

Lampiran D Print out WinQSB Prediksi Pangsa Pasar Hingga Kondisi

Equilibrium

Lampiran E Print out Expert Choice Pembobotan SWOT

Lampiran F Perhitungan Pembobotan SWOT Untuk Faktor Eksternal dan

(11)

In line with the development of today's economy is increasingly dynamic, as

a result of competition between firms are becoming increasingly stringent.

Therefore companies need to periodically monitor the position of its products

against competitors products in order to analyze its product market share and

market share of changes that occur. One of the competing product is a GSM

mobile operators for mobile phones.

In Indonesia there are different kinds of GSM mobile operators for mobile

phones that many people used them IM3, XL, Sympathy and Axis. These

moments are the problems faced by manufacturers of GSM mobile cellular

operators are the percentage of sales this product progressively declined compared

to previous years. This decline occurred because many emerging mobile operators

for a variety of products the new GSM phones.

Given these problems then conducted research using Marcov Chain method

to predict the transition of each product and the GSM mobile cellular operators

using the SWOT analysis to determine appropriate marketing strategies in hopes

of mobile operator GSM phone manufacturers.

In the first period to period to 11 percent market share of mobile operators

to brand IM3 is 43%, 44%, 44.6%, 44.9%, 45%, 45.1%, 45.2%, 45.2%, 45.3%,

45.3%, 45.3%; brand Sympathy at 27%, 27%, 27.2%, 27.4%, 27.6%, 27.7%,

27.8%, 27 , 9%, 27.9%, 27.9%, 28%; brand XL is 19%, 19%, 18.9%, 18.8%,

18.7%, 18.6%, 18.5% , 18.5%, 18.4%, 18.4%, 18.4%; Axis brand that is 11%,

10%, 9.3%, 9%, 8.7%, 8.6%, 8, 5%, 8.4%, 8.4%, 8.4%, 8.4%. Based on

internal-external matrix in SWOT analysis, Axis is in cell 5 is GROWTH (concentration

through horizontal integration) and Stability (No change in profit strategy) based

on the SWOT Matrix, among others, provide the main services to consumers from

shifting to other products and expansion of marketing networks.

(12)

Memasuki era globalisasi ini, teknologi pun telah merambat secara luas ke

bidang komunikasi. Munculnya telepon pada tahun silam menjadi pemacu

kreativitas teknologi untuk terus menghadirkan teknologi baru di bidang

komunikasi. Pesawat telepon yang umumnya terpasang di tiap rumah memiliki

kendala utama yaitu penggunaanya yang tidak fleksibel.

Operator seluler GSM di Indonesia saat ini terdapat 4 jenis operator seluler

GSM yang dominan, yaitu Indosat, Telkomsel, XL dan Axis. Ketatnya persaingan

membuat setiap operator terus mencari dan mempertahankan keunggulan

kompetitifnya sehingga mereka tidak kehilangan pangsa pasarnya dan sesekali

mampu merebut pangsa pasar yang lebih besar.

Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian dengan

menggunakan metode Marcov Chain untuk memprediksi peralihan

masing-masing produk operator seluler ponsel GSM dan menggunakan analisa SWOT

untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat dengan harapan produsen

operator seluler ponsel GSM.

Pada periode pertama hingga periode ke 11 prosentase pangsa pasar

operator seluler untuk merek IM3 yaitu 43%, 44%, 44,6%, 44,9%, 45%, 45,1%,

45,2%, 45,2%, 45,3%, 45,3%, 45,3% ; merek Simpati yaitu 27%, 27%, 27,2%,

27,4%, 27,6%, 27,7%, 27,8%, 27,9%, 27,9%, 27,9%, 28% ; merek XL yaitu 19%,

19%, 18,9%, 18,8%, 18,7%, 18,6%, 18,5%, 18,5%, 18,4%, 18,4%, 18,4% ; merek

Axis yaitu 11%, 10%, 9,3%, 9%, 8,7%, 8,6%, 8,5%, 8,4%, 8,4%, 8,4%, 8,4%.

Berdasarkan matrik internal-eksternal dalam analisa SWOT, Axis berada pada sel

5 yaitu GROWTH (Konsentrasi melalui integrasi horizontal) dan STABILITY (Tidak ada perubahan profit strategi) berdasarkan Matrik SWOT antara lain memberikan pelayanan yang utama terhadap konsumen agar tidak berpindah ke produk yang

lain dan perluasan jaringan pemasaran.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belaka ng

Memasuki era globalisasi ini, teknologi pun telah merambat secara luas ke

bidang komunikasi. Munculnya telepon pada tahun silam menjadi pemacu

kreativitas teknologi untuk terus menghadirkan teknologi baru di bidang

komunikasi. Namun seperti yang telah diketahui, pesawat telepon yang umumnya

terpasang di tiap rumah memiliki kendala utama yaitu penggunaanya yang tidak

fleksibel dalam arti hanya dapat digunakan di lokasi pemasangannya saja.

Hadirnya telepon seluler memberikan gaya hidup baru bagi masyarakat

terutama dalam berkomunikasi. Masyarakat merasakan betul manfaat yang

mereka peroleh dari penggunaan telepon seluler ini. Mereka menilai biaya yang

dikeluarkan untuk penggunaan telepon seluler adalah sebanding dengan nilai yang

diberikannya, hal itu terbukti dari permintaan atas telepon seluler yang meningkat

secara signifikan dalam beberapa tahun belakangan ini.

Operator seluler GSM di Indonesia saat ini memiliki jumlah paling besar,

setidaknya terdapat 4 jenis operator seluler GSM yang dominan di Indonesia,

yaitu Indosat, Telkomsel, XL dan Axis. Ketatnya persaingan membuat setiap

operator terus mencari dan mempertahankan keunggulan kompetitifnya sehingga

mereka tidak kehilangan pangsa pasarnya dan sesekali mampu merebut pangsa

pasar yang lebih besar.

Industri itu ditandai dengan kekuatan tawar pelanggan yang amat tinggu,

(14)

dari satu operator seluler ke operator seluler lainnya. Hal itu memaksa setiap

operator di satu sisi harus berupaya keras untuk terus mempertahankan para

pelanggannya dan sisi lain harus mampu merebut hati pelanggan barunya.

Keadaan tersebut membuat setiap operator seluler sulit untuk mengetahui pangsa

pasar masing-masing, ditambah lagi perpindahan operator seluler yang dilakukan

pelanggan akan menambah kerumitan dalam pengukuran.

Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian dengan

menggunakan metode Marcov Chain untuk memprediksi peralihan

masing-masing produk provider operator seluler ponsel GSM dan menggunakan analisa

SWOT untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat dengan harapan produsen

provider operator seluler ponsel GSM dapat mempertahankan dan meningkatkan

volume penjualan produknya sehingga mampu meraih pangsa pasar yang

diinginkan dan melebihi target.

1.2 Per umusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Berapa prosentase pangsa pasar

yang diraih oleh masing-masing produk provider operator seluler untuk ponsel

GSM di kalangan mahasiwa dan apa strategi pemasaran yang tepat dengan

harapan produsen provider operator seluler ponsel GSM dapat mempertahankan

dan meningkatkan volume penjualan produknya sehingga mampu meraih pangsa

(15)

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan menjadi sederhana, maka penelitian ini dibatasai sebagai

berikut :

1. Objek penelitian dilakukan pada operator seluler merek Indosat, XL,

Telkomsel dan Axis.

2. Penelitian dilakukan di universitas yang berada diwilayah Surabaya Timur

diantara di UPN, STIKOM, ITATS, NAROTAMA dan ITS.

1.4 Asumsi-asumsi

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam membantu memecahkan

permasalahan yang berkaitan dengan pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Harga tiap provider operator seluler tidak ada perubahan selama dilakukan

penelitian.

2. Mahasiswa aktif yang berada dalam lingkungan penelitian yang

menggunakan provider operator seluler.

3. Data yang diperoleh dari kuisioner yang disebarkan dianggap dapat

mewakili perilaku konsumen provider operator seluler.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Untuk mengetahui prosentase pangsa pasar produk operator seluler

diantaranya yaitu Indosat, Telkomsel, XL dan Axis.

2. Menentukan strategi pemasaran yang tepat bagi provider operator seluler

(16)

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh faktor-faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli operator seluler serta strategi

yang tepat untuk perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Untuk memberikan masukan kepada perusahaan dengan harapan hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar kebijakan lebih lanjut dalam

menentukan strategi pemasaran di masa sekarang ataupun untuk masa yang

akan datang.

3. Bagi Universitas

Sebagai perbendaharaan perpustakaan dan diharapkan dapat bermanfaat

bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian dengan permasalahan serupa,

serta untuk penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menerangkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi, manfaat penelitian, dan

(17)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menerangkan studi kepustakaan yang berhubungan dengan

penelitian dan dijadikan sebagai acuan untuk pengerjaan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menerangkan tentang penggambaran langkah-langkah

yang harus ditempuh dalam proses penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menerangkan tentang analisa kesetiaan konsumen terhadap

suatu produk operator seluler serta pembahasan berdasarkan hasil

pengolahan data dan cara penentuan strategi pemasaran yang sesuai dan

dapat digunakan untuk merebut pangsa pasar agar produr tersebut tetap

bisa kompetitif di pasaran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menerangkan kesimpulan dari hasil analisa dan saran-saran

yang sesuai dengan tingkat kesetiaan konsumen terhadap suatu produk

sehingga konsumen tidak akan beralih merek dan cara penentuan

strategi pemasaran yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

(18)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Manajemen Pemasar an

Pasar atau Market, menurut Kotler (2000:9) yaitu pasar adalah sekumpulan

pembeli dan penjual uang melakukan transaksi sebuah produk atau kelompok

produk tertentu.

Pemasaran yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain.

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa

untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan

organisasi. (Fajar Laksana, 2008)

2.1.1 Kebijakan Pr oduk

Produk dapat berbentuk fisik atau jasa (layanan). Produk adalah segala

sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan pada

konsumen untuk memenuhi keinginan dan kenutuhannya. Berdasakan tujuan atau

pemakainnya, produk / barang dibagi menjadi dua yaitu barang konsumsi dan

barang industri dimana barang konsumsi adalah barang yang dipergunakan oleh

(19)

barang industri adalah barang-barang yang diproduksi untuk membuat barang lain

atau menjalankan suatu organisasi dan suatu usaha bisnis.

2.1.2 Kebijakan Har ga

Pengertian harga dapat didefinisikan sebagai alat tukar, hal ini seperti yang

dikemukakan oleh William J. Stanton terjemahan Y. Yamanto (1989:308) bahwa

“Harga adalah jumlah uang (kemungkina ditambah beberapa barang) yang

dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan

yang menyertainya”.

Berdasarkan definisi tersebut maka harga merupakan jumlah uang yang

diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian

maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/

atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa,

hal ini seperti yang dikemukakan oleh E. Jerome MC. Charty terjemahan

Gunawan H. (1985:414) bahwa harga adalah “Apa yang dibebankan untuk

sesuatu. Setiap transaksi dagang dapat dianggap sebagai suatu pertukaran uang,

uang adalah harga untuk sesuatu”.

2.1.3 Kebijakan Pr omosi

Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal

dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku

pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi

pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Berdasarkan pengertian ini maka

(20)

Informasi yang tepat merupakan rujukan bagi suatu keberhasilan komunikasi,

seorang pemasar akan berhasil dalam komunikasinya jika mampu memberikan

informasi benar, dengan demikian maka informasi merupakan informasi yang

disampaikan dalam komunikasi dengan bahasa yang dimengerti.

2.2 Pangsa Pasar

Pangsa pasar merupakan suatu proporsi atau perbandingan antara penjualan

industri keseluruhan (total) yang dibuat suatu perusahaan dalam suatu industri.

Pangsa pasar ( Market Share ) dapat dihitung dengan satuan unit atau

moneter.

Jumlah penjualan / unit perusahaan

Jumlah penjualan / unit industri

Data pangsa pasar terutama digunakan untuk mengevaluasi kemampuan

pemasaran perusahaan. Kenaikan suatu jumlah penjualan juga harus

memperhatikan jumlah penjualan industri. Sebagai misal, penjualan perusahaan

meningkat 5% tetapi kenaikan penjualan industri 10%, maka bukan berarti bahwa

pangsa pasar perusahaan meningkat. (Husein Umar, 2000)

2.3 Per ilaku Konsumen

Pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap

tidakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan,

mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan

yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Hal yang hampir sama

diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa perilaku konsumen

(21)

merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan

membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha)

untuk menda[atkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.

Merujuk pada beberapa pengertian tentang perilaku konsumen. Maka

terlihat bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu pekerjaan yang

mudah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan

variabel-variabel tersebut saling berinteraksi. Perilaku konsumen merupakan proses yang

kompleks dan multi dimensional.

Pemahaman terhadap perilaku konsumen ini sangat bermanfaat untuk

kepentingan penyusunan strategi maupun bauran pemasaran. Manfaat lain dari

mempelajari perilaku konsumen bagi perusahaan adalah memungkinkan

perusahaan memahami dengan tepat kebutuhan dan keinginan pelanggannya

sehingga dapat membantunya untuk memuaskan pelanggan, menerapkan konsep

pemasaran dan memperluas legitimasi ke masyarakat. (Tatik Suryani, 2008)

Terdapat lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu

pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian, dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses

pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian.

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian

(Sumber: Kottler, 2000)

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan Pembelian

(22)

a. Pengenalan Masalah (Need recognition)

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan.

Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang

diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal

maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar

bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah produk yang

diketahui akan memuaskan dorongan ini.

b. Pencarian informasi (Information search)

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau mungkin

juga tidak akan mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen

kuat dan produk itu berada di dekatnya mungkin konsumen akan

membelinya. Jika tidak, kebutuhan konsumen ini hanya menjadi ingatan

saja.

Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatannya. Yang

pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian

informasi yang sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif

yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.

c. Evaluasi alternatif(Evaluation of alternative)

Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat

keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai

kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya

melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang

berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya.

(23)

kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu

bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut

tingkat alternatif tiap ciri. Dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap ke

arah alternatif merek melalui prosedur tertentu.

d. Keputusan Pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan

pilihan serta membentuk niat pembelian. Biasanya ia akan membeli merek

yang disukai. Tetapi ada pula faktor yang mempengaruhi seperti sikap orang

lain dan faktor-faktor keadaan yang tidak terduga.

e. Perilaku Sesudah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami

beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. (Bilson Simamora, 2004)

2.4 Str ategi Pemasar an

Dalam merancang strategi pemasaran, harus disesuaikan bukan saja dengan

konsumen sasaran tetapi juga dengan startegi-strategi para pesaing yang juga

melayani konsumen sasaran yang sama. Menurut Arthur D. Little yang dikutip

oleh Husein Umar, suatu perusahaan akan menempati satu dari enam posisi

kompetitif di pasar sasaran yaitu :

a. Dominan

Perusahaan ini mengontrol tindakan pesaing lain dan memiliki banyak

(24)

b. Kuat

Perusahaan dapat melakukan tindakan sendiri tanpa membahayakan posisi

jangka panjang dan dapat mempertahankan posisinya dari apapun yang

dilakukan pesaingnya.

c. Menguntungkan

Perusahaan memiliki keunggulan yang dapat digunakan untuk strategi

tertentu dan peluangnya cukup baik untuk meningkatkan perusahaannya.

d. Lumayan

Untuk kerja perusahaan cukup memuaskan untuk bertahan dalam bisnis,

namun tertekan oleh perusahaan dominan dan peluangnya kurang untuk

meningkatkan posisinya.

e. Lemah

Untuk kerja perusahaan tidak memuaskan namun masih ada peluang untuk

perbaikan, sehingga perusahaan harus berubah/keluar dari pasar.

f. Tidak Layak

Untuk kerja perusahaan tidak memuaskan dan tidak ada peluang untuk

perbaikan.

Gambaran lain dapat diperoleh bila strategi pemasaran diklasifikasikan atas

dasar posisi kompetitif perusahaan yang berbeda yang dapat dikelompokkan

dalam :

a. Market Leader (pemimpin pasar), yaitu bila pangasa pasar yang dikuasainya

diatas 30% hingga 40% atau lebih.

b. Market Challenger (penantang pasar), yaitu bila pangasa pasar yang

(25)

c. Market Follower (pengikut pasar), yaitu bila pangsa pasar yang dikuasainya

10% hingga 20%.

d. Market Nicheirs (perelung pasar), yaitu nilai pangsa pasarnya hanya sampai

10% atau kurang.

40% 30% 20% 10%

Pemimpin Penantang Pengikut Perelung Pasar pasar pasar pasar

Gambar 2.2 Struktur Pasar Hipotesis

(Sumber:, Kottler, 1997)

2.5 Segmentation Targeting Positioning (STP)

Dalam mendesain suatu pemasaran, hal terpenting yang perlu dilakukan

oleh pemasar adalah penerapan konsep STP ( Segmentasi, Targeting, and

Positioning ). Konsep ini saling terkait satu sama lainnya dan perlu dicermati

secara sistematis mulai dari segmentasi, kemudian targeting, dan akhirnya

positioning. (Strategic Marketing Plan, C.M. Lingga Purnama, MM., 2004)

Penentuan sasaran menghasilkan pemasaran melalui tiga langkah utama, yaitu :

a. Segmentation (segmentasi pasar), yaitu mengidentifikasi dan membentuk

kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin meminta produk

dan / atau bauran pemasaran sendiri.

b. Targeting (penetapan posisi pasar), yaitu membentuk dan

mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk dalam pasar.

c. Positioning (penetapan sasaran), yaitu memilih satu atau lebih segmen pasar

(26)

2.5.1 Segmentasi Pasar (Market Segmentation)

Segmentasi pasar adalah usaha untuk meningkatkan ketepatan sasaran dari

suatu perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa tingkatakan yaitu

pemasaran segmen, pemasaran ceruk (niche), dan pemasaran individual.

a. Pemasaran Segmen

Segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasi dalam

sebuah pasar. Perusahaan yang menerapkan pemasaran segmen menyadari

bahwa pembeli berbeda-beda dalam keiinginan, daya beli, lokasi geografis,

perilaku pembelian, dan kebiasaan membeli mereka sehingga perusahaan

berusaha memisahkan berberapa segmen yang cukup luas tersebut.

b. Pemasaran Ceruk (Niche)

Ceruk adalah kelompok yang diidentifikasi secara lebih sempit

dibandingkan segmen pasar khususnya pasar kecil yang kebutuhannya

sedang tidak terlayani atau terlayani tidak dengan baik.

c. Pemasaran Individual

Tingkat segmentasi yang paling terperinci mengarah pada pemasaran secara

individual atau sesuai dengan pesanan. Pemasar konsumen kini melakukan

eksperimen dengan sistem baru yang menyediakan produk yang dibuat

sesuai dengan pesanan dalam bidang-bidang tertentu.

Konsep segmentasi dapat dibagi menjadi dua yaitu segmentasi a-priori dan

segmentasi post-hoc. Segmentasi a-priori adalah segmentasi yang dilakukan

sebelum suatu produk diluncurkan ke pasar. Segmentasi post-hoc adalah

(27)

Tidak terdapat prosedur resmi dalam mengidentifikasi segmen utama suatu

pasar, namun dapat dilakukan pendekatan umum tiga langkah yang biasanya

digunakan oleh perusahaan riset pemasaran.

a. Tahap Survey

Periset menyelenggarakan wawancara untuk mencari penjelasan dan

kelompok pengaman untuk mendapatkan pemahaman atas motivasi, sikap

dan perilaku konsumen.

b. Tahap Analisi

Periset menerapkan analisis faktor terhadap data tersebut untuk membuang

variabel yang berkorelasi tinggi. Kemudian periset menerapkan analisis

kelompok untuk menghasilkan jumlah segmen yang berbeda secara umum.

c. Tahap Pembentukan

Masing-masing kelomppok dibentuk berdasarkan perbedaan sikap, perilaku,

demografis, psikografis, dan pola media. Masing-masing segmen dapat

diberi nama berdasarkan perbedaan sifat-sifat dominan yang

membedakannya.

2.5.2 Sasar an Pasar (Market Targeting)

Dalam membidik konsumen, pemasar harus dapat membedakan pasarnya

antara jangka pendek dan pasar masa depan serta pasar primer dan pasar sekunder.

a. Pasar sasaran jangka pendek dan masa depan

Pasar sasaran jangka pendek adalah pasar yang ditekuni hari ini yang

direncanakan akan dijangkau dalam waktu dekat. Pasar inilah yang

(28)

tiga atau lima tahun dari sekarang. Mungkin perusahaan bisa mengubah

produk, mengubah pasar sasaran, menambah, atau mengurangi.

b. Pasar sasaran primer dan sekunder

Pasar primer adalah sasaran utama produk perusahaan. Mereka terdiri dari

konsumen-konsumen yang sangat penting bagi kelangsungan hidup

perusahaan. Pasar sekunder adalah pasar yang terdiri dari pasar

konsumen-konsumen yang sering tidak dianggap penting tapi jumlahnya cukup besar

Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus

memperhatikan dua faktor yaitu daya tarik segmen secara keseluruhan dan tujuan

serta sumber daya perusahaan. Pertama perusahaan menanyakan apakah suatu

segmen potensial memiliki karateristik yang secara umum membuatnya menarik,

seperti ukuran, pertumuhan, profitabilitas, skala ekonomis, resiko yang rendah dan

sebagainya.

Kedua perusahaan harus mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam

segmen tersebut masuk akal dengan memperhatikan tujuan dan sumber daya

perusahaan. Beberapa segmen yang menarik mungkin dilepaskan karena tidak

berkaitan dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Bahkan jika segmen tersebut

sesuai dengan tujuan perusahaan, perusahaan harus mempertimbangkan apakah ia

memiliki keahlian dan sumber daya yang diperlukannya untuk berhasil dalam

segmen itu. Segmen tersebut harus dilepas jika perusahaan kekurangan satu atau

lebih kompetensi yang dibutuhkan dan tidak dalam posisi untuk mendapatkannya,

namun jika perusahaan memiliki kompetensi yang dipersyaratkan ia perlu

mengembangkan beberapa keunggulan superior dan memasuki hanya segmen

(29)

Strategi penentuan pasar sasaran membantu organisasi untuk memfokuskan

usahanya pada satu kelompok pembeli dengan kebutuahan yang sama. Target

segmen tunggal cocok untuk perusahaan kecil dengan sumber daya terbatas.

Perusahaan dapat mengarahkan seluruh kemampuannya untuk pembeli dalam

segmen yang dipilih. Penentuan pasar sasaran segmen tunggal akan menimbulkan

keunggulan bersaing yang lebih mudah dibandingkan dalam sasaran segmen

ganda secara bersamaan.

Kerugian target segmen tunggal adalah adanya ketergantungan pada satu

kelompok konsumen. Penentuan target segmen tunggal segmen tunggal harus

berusaha mencapai segmen yang memiliki daya tarik dan peluang yang

menguntungkan bagi organisasi dalam rangka mendapatkan keunggulan bersaing.

Sedangkan sasaran ganda memperbanyak peluang pasar dan menghilangkan

ketergantungan pada target segmen tunggal

2.5.3 Penentua n Posisi Pasar (Market Positioning)

Penentuan posisi merupakan tindakan untuk merancang penawaran dan citra

perusahaan agar menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda

dalam benak pelanggan sasarannya. Hal ini akan membantu konsumen mengenali

perbedaan yang pasti di antara produk yang bersaing sehingga mereka dapat

memilih satu yang paling bernilai diantara produk tersebut. Penentuan posisi pasar

menunjukkan bagaimana produk atau merek dibedakan dari para pesaingnya.

Sebuah perusahaan baik yang menghasilkan barang maupun jasa, perlu

mengidentifikasi cara-cara spesifik untuk mendeferensikan produknya agar dapat

(30)

satu set (rangkaian) perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran

perusahaan dari penawaran pesaing. Untuk melakukan melakukan diferensiasi

tersebut pemasar perlu memperhatikan atribut diferensiasi utama dalam produk

yang dihasilkan perusahaan.

a. Diferensiasi produk

Diferensiasi produk fisik menyerupai suatu garis, diujung yang satu kita

menemukan produk yang sangat terstandarisasi dimana hanya

memungkinkan adanya sedikit variasi.

b. Diferensiasi pelayanan

Selain mendefinisikan produk fisik, perusahaan juga dapat

mendeferensiasikan pelayanannya. Jika produk fisiknya tidak mudah

dideferensiasikan, kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak pada

penambahan pelayanan yang dapat meningkatkan nilai serta kualitasnya.

c. Diferensiasi personel

Perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang kuatdengan

memperkerjakan dan melatih orang-orang yang lebih baik dari pada pesaing

mereka.

d. Diferensiasi saluran

Perusahaan dapat mencapai diferensiasi melalui cara mereka membentuk

saluran distribusi terutama jangkauan, keahlian, dan kinerja saluran-saluran

tersebut.

e. Diferensiasi citra

Bahkan dalam penawaran bersaing yang kelihatannya sama, pembeli

(31)

yang satu dengan yang lainnya. Citra yang efektif melakukan tiga hal bagi

perusahaan yaitu menyampaikan pesan tunggal yang memantapkan karakter

produk dan usulan nilai.

2.5.4 Targeting

Setelah mengidentifikasi peluang segmentasi, langkah yang selanjutnya

adalah mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak dan

segmen mana yang akan dibidik. Ada dua faktor yang harus diperlakukan dalam

mengevaluasi segmen pasar yang berbeda :

a. Daya tarik segmen secara keseluruhan, perusahaan harus menanyakan

apakah segmen potensial memiliki karakteristik yang secara umum

membuatnya menarik, seperti pertumbuhan profitabilitas, resiko yang

rendah dan lain-lain.

b. Tujuan dan sumber daya perusahaan harus mempertimbangkan apakah

berkompetisi dalam segmen tersebut masuk akal dengan memperhatikan

tujuan sumber daya perusahaan. Baberapa segmen yang menarik mungkin di

lepas karena mereka tidak berkesesuaian dengan tujuan jangka panjang

perusahaan. Bahkan jika segmen tersebut sesuai dengan tujuan perusahaan,

perusahaan harus memperhitungkan apakah dia mempunyai keahlian dan

(32)

2.6 Merek

Suatu merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan dari

keempatnya, yang mengidentifikasi produk para penjual dan membedakannya dari

produk pesaing. Sehingga masalah merek sebenarnya tidak lepas dari

keanekaragaman produk, kualitas, desain, produk, bentuk produk, kemasan,

ukuran dan pelayanan yang dimiliki perusahaan yang perlu memiliki merek

tertentu untuk dapat membedakan dengan produk lain. Selanjutnya merek

sebenarnya merupakan janji penjual secara konsisten memberikan feature,

manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli / konsumen.

Dengan ditetapkannya merek yang jelas dari setiap produk yang dihasilkan

untuk kualitas yang berbeda, desain berbeda, dan bentuk yang berbeda dengan

merek-merek yang berbeda pula, akan menentukan posisi masing-masing dalam

pasar dan sekaligus akan menentukan pula tingkat loyalitas terhadap merek dari

konsumen yang berbeda-beda pula.

Melalui merek yang diketahui dan dikenalkan atas produk yang

diinginkan, maka konsumen tidak akan sulit untuk mendapatkan produk tersebut

dalam setiap jaringan distribusi yang dimiliki perusahaan.

2.6.1 Syar at untuk memilih mer ek (Brand)

Bagaimanapun merek yang tealh dipilih mempunyai pengaruh terhadap

kelancaran penjualan atas produk yang dihasilkan sehingga setiap perusahaan

hendaknya mampu memilih dan menetapkan secara jelas merek yang dapat

(33)

Satu hal yang paling penting untuk diperhatikan bahwa merek yang dimiliki

harus dapat dilindungi untuk digunakan secara ekslusif oleh pemeliknya kapanpun

dan dimanapun, dimana merek yang ditetapkan memiliki makna tertentu yang bisa

disampaikan kepada para konsumen.

2.6.2 Pentingnya Mer ek (Brand)

Bagi perusahaan mencantumkan merek pada setiap produk yang dihasilkan

akan memiliki fungsi dan kegunaan antara lain:

a. Untuk mempermudah konsumen dalam mengidentifikasi produk atau jasa

yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan.

b. Merek juga dapat membantu membuat pembeli lebih yakin dan percaya

akan memperoleh kulaitas produk yang sama jika mereka membeli ulang.

c. Merek secara tidak langsung membantu perusahaan mengendalikan pasar,

karena pada dasarnya pembeli atau konsumen tidak mau dibandingkan oleh

produk yang satu dengan produk yang lain.

d. Mengurangi perbandingan harga dari dua macam barang dengan merek

yang berbeda.

2.6.3 Kebijakan dan Str ategi Mer ek

Pada dasarnya setiap perusahaan / produsen memiliki sejumlah kebijakan

dan strategi dalam memilih dan memnetukan merek dari setiap produk yang

dihasilkan yakni :

(34)

b. Menjual produk dengan memakai merek dari para pialangnya (distributor

dan pelanggan besar) yang akan membeli dan menjual kembali produk yang

dihasilkan.

2.7 Metode Rantai Markov

Rantai Markov adalah suatu teknik matematik yang biasa digunakan untuk

melakukan pembuatan model bermacam-macam sistem dan proses bisnis. Teknik

ini dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan-perubahan di waktu yang

akan datang dalam variabel-variabel dinamis atas dasar perubahan-perubahan dari

variabel-variabel dinamis tersebut di masa lalu. Teknik ini juga dapat menganalisa

kejadian-kejadian di waktu mendatang secara matematis.

Model rantai Markov dikembangkan oleh seorang ahli Rusia A.A Markov

pada tahun 1906. Penerapan rantai Markov mula-mula adalah pada ilmu-ilmu

pengetahuan phisik dan meteorologi. Teknik ini mula-mula digunakan untuk

menganalisa dan memperkirakan perilaku partikel-partikel gas dalam suatu wadah

tertutup serta meramal keadaan cuaca.

Sebagai suatu peralatan riset operasi dalam pengambilan keputusan

manajerial, rantai Markov telah banyak diterapkan untuk menganalisa tentang

perpindahan merek dalam pemasaran, perhitungan rekening, jasa persewaan

mobil, perencanaan penjualan, masalah persediaan, pemeliharaan mesin, antrian,

perubahan harga pasar saham dan administrasi rumah sakit. (Penelitian

(35)

2.7.1 Pr osedur Model Rantai Mar cov

Langkah-langkah atau prosedur proses model rantai Markov ini adalah

sebagai berikut :

a. Menyusun matriks Probabilitas Transisi

Untuk menggambarkan proses Markov, akan disajikan suatu contoh

masalah tentang kegiatan-kegiatan pemilihan merk dan peramalan

probabilitas transisi yang kemungkinan dilakukan para konsumen, yaitu

pergantian dari satu merek ke merek lain. Anggapan bahwa sampel

konsumen terdiri dari kombinasi 1000 responden yang tersebar pada 4

merek yaitu merek A, B, C, dan D. angapan selanjutnya adalah bahwa

sampel tersebut telah mewakili keseluruhan kelompok dalam kesetiannya

terhadap suatu merek dan pola pergantian dari satu merek ke merek lain.

Konsumen berpindah dari satu merek ke merek lain dapat karena

pengiklanan, promosi khusus, harga, ketidakpuasan, dan lain-lain.

Dalam Tabel 2.1, sebagian besar pelanggan yang mula-mula membeli merek

A, tetap memilih merek tersebut pada periode kedua. Meskipun demikian

ada 50 konsumen tambahan dibanding 45 konsumen yang berpindah dari

merek A ke merek-merek yang lain. Tabel 2.1 tidak menjelaskan informasi

yang lengkap, sehingga suatu analisa yang lebih perinci dibutuhkan untuk

mengkuantifikasikan tingkat “mendapatkan” dan “kehilangan” bersih

diantara empat merek. Tanpa tipe analisa ini, tidak akan diketahui berapa

diantara 45 pelanggan yang meninggalkan merek A berpindah ke B, C atau

D, dan sebaliknya tambahan 50 pelanggan ke merek A berasal dari merek B,

(36)

Tabel 2.1 Pertukaran-pertukaran Pelanggan Untuk Satu Tahun

Merek Periode Pertama Jumlah Pelanggan

Perubahan Selama Periode Periode Kedua Jumlah Pelanggan Mendapatkan Kehilangan

A 220 50 45 225

B 300 60 70 290

C 230 25 25 230

D 250 40 35 255

1000 175 175 1000

(Sumber, Anny Ariyani, 2010)

Atas dasar suatu survei konsumen telah diketahui informasi pola-pola

perpindahan merek seperti dalam Tabel 2.2. Diantara 220 pembeli merek A,

175 pembeli adalah loyal, 20 pembeli berpindah ke merek B, 10 pembeli

berpindah ke merek C dan 15 pembeli berpindah ke merek D. begitu juga,

dari 300 pembeli merek B, 230 tetap setia pada merek B, sedangkan 40

pembeli berpindah ke merek A, 5 pembeli berpindah ke merek C dan 25

pembeli berpindah ke merek D. ini berlaku juga untuk para pembeli merek

C dan D.

Dalam tabel 2.2 diuraikan pula, selain informasi tentang jumlah

“kehilangan” ke merek para pesaing juga informasi jumlah “mendapatkan”

langganan dari merek-merek saingan. Sebagai contoh, merek A kehilangan

45 langganannya, tetapi secara bersamaan mendapatkan 50 langganan dari

merek-merek lain (40 langganan dari merek B dan 10 langganan dari merek

D), sehingga merek A memperoleh tambahan bersih 5 langganan, dan

seterunya. Meskipun kita mempunyai informasi pola perpindahan merek

langganan dalam tabel 2.2 tersebut, tetapi tidak ada perubahan dalam jumlah

merek dan langganan total. Hal ini merupakan karakteristik proses-proses

(37)

Tabel 2.2 Pergantian Merek – Mendapatkan dan Kehilangan

Mendapatkan dari Kehilangan ke Periode Kedua

(Sumber: Anny Ariyani, 2010)

Mendapatkan dari

Gambar 2.3 Matriks Probabilitas Transisi

Dari data di Tabel 2.2, langkah selanjutnya merubah pergantian merek yang

dilakukan para langganan agar seluruh “mendapatkan” dan “kehilangan”

menjadi bentuk probabilitas transisi. Perhitungan secara matematis adalah

dengan menggunakan matriks probabilitas transisi seperti yang terlihat

dalam Gambar 2.3.

(38)

Data ini dapat meramalkan tingkat dimana suatu merek akan mendapatkan

atau kehilangan market sharenya di waktu yang akan datang sehingga

menajemen dapat mengarahkan usaha-usaha promosinya.

b. Menghitung kemungkinan Market Share di waktu yang akan datang.

Kembali ke contoh, market share untuk merek A, B, C dan D sekarang

adalah 22, 30, 23 dan 25 persen untuk periode pertama. Mnajemen akan

memperoleh manfaat bila mereka mengetahui berapa market sharenya di

periobe waktu yang akan datang. Perhitungan market share yang mungkin

untuk merek A, B, C dan D dalam periode kedua dapat diperoleh dengan

mengalikan matriks probabilitas transisi dengan market share pada periode

pertama:

kelima dan seterusnya dengan demikian maka perubahan yang terjadi dari

(39)

c. Menentukan kondisi-kondisi equilibrium

kondisi equilibrium tercapai bila tidak ada pesaing yang mengubah matriks

probabilitas transisi. Dalam keadaan equilibrium pertukaran para pelanggan

berkenaan dengan retention “mendapatkan” dan “kehilangan” akan statik.

Beberapa prediksi prosentase pasar untuk beberapa periode sampai kondisi

kemantapan pasar (equilibrium) :

Tabel 2.3 Kemantapan Pasar (Kondisi equilibrium)

(40)

Tabel Lanjutan Kemantapan Pasar (Kondisi equilibrium)

(Sumber: Anny Ariyani, 2010)

Dari tabel 2.3 diperlihatkan bahwa kondisi kemantapanpasar (equilibrium)

tercapai pada periode ke-51 dimana kondisi kemantapan pasar untuk merek

A sebesar 22,8%, merek B sebesar 26,8%, merek C sebesar 23,6% dan

merek D sebesar 26,8%. Dengan mengetahui kondisi kemantapan pasar

tersebut maka masing-masing merek dapat menentukan strategi pemasaran

yang akan dijalankan saat ini.

2.8 Analisa Strength Weakness Opportunities Threats (SWOT)

Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman

eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi

strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Hal ini bertujuan untuk melihat

secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal sehingga perusahaan dapat

(41)

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan (Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus

Bisnis, Rangkuti, 2004). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunities) namun secara

bersamaan meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Car a membuat analisis SWOT :

Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi

faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dengan

analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal yaitu strength

(kekuatan) dan weakness (kelemahan) serta lingkungan eksternal yaitu

opportunities (peluang)dan threats (ancaman)yang dihadapi dunia bisnis.

3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi turn around agresif

4. Mendukung strategi 2. Mendukung strategi

defensif diversifikasi

Gambar 2.4 Diagram SWOT

(Sumber: Rangkuti, 2004)

Kuadran I

Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki

peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

Berbagai peluang

Kelemahan internal

Berbagai ancaman

(42)

Kuadran II

Meskipun menghadapi berbagai ancaman perusahaan memiliki kekuatan dari segi

internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan kekuatan jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.

Kuadran III

Perusahaan menghadapi berbagai ancaman yang sangat besar, tetapi di lain pihak

ia menghadapi kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini

adalah meminimalkan masalah internal perusahaan merebut peluang pasar yang

lebih baik.

Kuadran IV

Ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan, perusahaan tersebut

menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Tabel 2.4 Kerangka Formulasi Strategis

1. TAHAP PENGUMPULAN DATA Evaluasi Faktor

Eksternal

Evaluasi Faktor Internal

Matrik Profit Kompetitif 2. TAHAP ANALISIS

MATRIK TOWS

MATRIK BCG

MATRIK INTERNAL EKSTERNAL

MATRIK SPACE

MATRIK GRAND STRATEGI 3. TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif

(Sumber : Rangkuti, 2004)

2.8.1 Matr ik Faktor Str ategi Ek ster nal

Sebelum membuat matrik strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih

dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini cara-cara penentuan faktor

strategi eksternal (EFAS) :

(43)

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2 nilai 1,0 (sangat penting)

sampai dengan 0 (sangat tidak penting). Kemungkinan dapat memberikan

dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor skala nilai dari

4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor

tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai

rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar

diberi rating 4, tetapi bila peluangnya kecil diberi nilai 1). Pemberian nilai

rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya jika nilai ancaman sangat

besar, rating-nya adalah 1. Sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit rating

-nya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4, hasilnya berupa skor/nilai pembobotan

untuk masing-masing faktor.

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan faktor-faktor

tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor

bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana

perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.

Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini

(44)

2.8.2 Matr ik Faktor Str ategi Inter nal

Setelah faktor-faktor strategis internal perusahaan diidentifikasikan suatu

tabel IFAS (Internal Strategy Factors Analysis Summary) disusun untuk

merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka Strength dan

Weakness perusahaan. Tahapnya adalah :

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan

dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala nilai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (sangat tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.

c. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala nilai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang termasuk

kategori kekuatan) diberi nilai +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan

membandingkan dengan rata-rata industri atau pesaing utama. Sedangkan

variabel yang bersifat negatif adalah kebalikannya.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh

faktor pembobotan pada kolom 4, hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor.

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentara atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor

bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana

(45)

Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini

dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

2.8.3 Matr ik Inter nal Ek ster nal

Matrik ini dikembangkan dari model General Electric (GE Model).

Parameter yang digunakan meliputi parameter-parameter kekuatan internal

perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan model ini adalah untuk

memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.

Tinggi rata – rata lemah

Gambar 2.5 Model Untuk Strategi Korporat

(Sumber : Rangkuti, 2004)

Diagram tersebut dapat mengidentifikasi sembilan sel strategi perusahaan,

tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga DAYA TARIK

INDUSTRI Tinggi

Sedang

Rendah

(46)

1. Growth strategi yang merupakan pertumbuhan perubahan itu sendiri (sel 1,

2, 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

2. Stabilitas strategi adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah

strategi yang telah diterapkan.

3. Retrenchement strategi (sel 3, 6, 9) adalah usaha memperkecil atau

mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

2.8.4 Matr ik SWOT

IFAS

EFAS

Strength (S) Tentukan 5 – 10 faktor kekuatan internal

Weakness Cipakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Str ategi WO Ciptakan strategi yang

meminimalkan Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Str ategi WT Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Gambar 2.6 Matrik SWOT

(Sumber : Rangkuti, 2004)

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

2. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

(47)

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindar ancaman.

2.9 Populasi, Sample, Teknik Sampling, Menentukan Ukuran Sampling

Dalam penelitian ini dikenal istilah populasi, sample, teknik sampling dan

cara menentukan ukuran sampling. Berikut penjelasan dari ketiga hal tersebut.

2.9.1 Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek

(satuan-satuan/individu) yang karakteristiknya hendak diduga. Satuan-satuan atau

individu-individu ini disebut unit analisa, misalnya orang, rumah tangga, tanah pertanian,

perusahaan dan lain-lain dalam bentuk biasa dipakai dalam survey.

2.9.2 Sample

Sample adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlah lebih sedikit

(48)

2.9.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian. Sedangkan sampel itu sendiri adalah sebagian yang diambil dari

populasi cara-cara tertentu. Macam-macam sampling antara lain :

1. Pengambilan sampel secara acak (Probability sampling)

Adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dimana setiap anggota

populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota

sampel.

Teknik ini meliputi :

a. Pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple random sampling)

Cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut

dan dilakukan apabila sampel tersebut homogen agar dapat diperoleh

sampel yang representatif.

b. Pengambilan sampel sistematis (Systematic sampling)

Dalam metode ini setiap anggota populasi diberikan nomor dan diurut,

kemudian ditarik secara random satu nomor yang merupakan nomor awal

anggota sampel. Selanjutnya dilakukan penarikan sampel pada jarak

interval tertentu (k) dari susunan populasi.

c. Pengambilan sampel acak distratifikasi (Stratified random sampling)

Dalam kenyataannya tidak selalu anggota-anggota sebuah populasi adalah

homogen. Sering dijumpai bahwa terdapat anggota-anggota sebuah

populasi yang bersifat heterogen, sehingga harus dibagi menjadi beberapa

(49)

simple random sampling dari masing-masing strata di dalam suatu

populasi.

d. Pengambilan sampel gugus sederhana (Simple cluster sampling)

Dalam metode ini populai dibagi menjadi beberapa kelompok yang

disebut dengan cluster. Pembagian ini didasarkan pada wilayah, atau

batas-batas alam. Masing-masing cluster mempunyai sifat homogen

sehingga cluster-cluster yang ada dipilih salah satu. Dari cluster yang

telah dipilih ditarik sampel berdasarkan simple random sampling.

2. Pengambilan sampel secara tidak acak (Non probability sampling)

Adalah teknik sampling yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel karena

penentuan ukuran sampel didasarkan pada pertimbangan atau penilaian yang

bersifat subyektif dan tidak berdasarkan teori probabilitas. Macam-macam

sampling ini adalah :

a. Quota sampling

Adalah teknik penarikan sampel penarikan sampel yang mempunyai

ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Tujuannya adalah

memastikan bahwa berbagai sub kelompok dari suatu populasi akan

terwakili pada karakteristik sampel yang relevan dalam jumlah yang

diharapkan peneliti.

b. Purposive sampling

Adalah teknik penarikan sampel yang menyeleksi responden-responden

berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel sehingga

(50)

c. Snowball sampling

Adalah teknik penarikan sampling yang awalnya responden dipilih secara

acak dengan metode probabilitas. Disini responden yang terpilih akan

diminta memberikan informasi tentang responden lainnya sehingga

diperoleh tambahan responden. Semakin banyak responden diibaratkan

seperti bola salju yang jika menggelinding akan semakin besar.

Ada empat parameter yang dianggap menentukan apakah sampel cukup

representatif, yaitu (Metodologi Penelitian, M.T. Safirin, 2002):

1. Variabilitas populasi

Parameter ini memberikan tidak seperti parameter yang lain tidak dapat diatur

dan dimanipulasi oleh peneliti, selain itu variabilitas populasi menunjukkan

tingkat keragaman (heterogenitas atau variabilitas) individu yang merupakan

anggota populasi.

2. Ukuran sampel

Makin besar ukuran sampel makin representatif sampel itu sebagai wakil

populasi dan semakin homogen suatu populasi maka sampel yang berukuran

kecil pun sudah cukup representatif.

3. Teknik penentuan sampel

Jika populasi tidak homogen sempurna maka semakin acak sampel dan sampel

itu makin representatif sebagai wakil populasi, karena itu teknik penentuan

sampel perlu dipilih sedemikian rupa sehingga memperoleh sampel dengan

(51)

4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi

Semakin lengkap ciri-ciri populasi yang dimasukkan dalam sampel maka

semakin representatif sampel tersebut.

2.9.4 Menentukan Ukuran Sampling

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel, dengan

menggunakan perhitungan untuk populasi yang belum diketahui jumlah

populasinya digunakan rumus :

n = (Zα / 2)2 .p.q

e2

Dimana : n = jumlah sampel minimum

α = tingkat ketelitian

Z = nilai tabel distribusi normal

e = tingkat kesalahan

p = proporsi jumlah kuisioner yang dianggap benar

q = proporsi jumlah kuisioner yang dianggap salah

2.10 Peneliti Ter dahulu

Penelitian sebelumnya ditulis oleh Haryadi Sarjono dengan judul “Model

Rantai Markov Pangsa Pasar Operator Seluler di Universitas Bina Nusantara

Jakarta Barat”

Penelitian yang dilakukan adalah meneliti bagaimanakah pangsa pasar

provider seluler GSM yang ada di Indonesia dengan sampel sebanyak 296 yaitu

(52)

Pada penelitian periode pertama terdapat 15 orang menggunakan AS, 41

menggunakan IM3, 29 menggunakan Mentari, 64 orang menggunakan Simpati

dan 146 orang menggunakan XL. Untuk presentase tiap-tiap provider yaitu jumlah

banyaknya orang yang menggunakan provider dibagi dengan jumlah sampel yang

disebarkan. Sehingga didapat presentase untuk AS (5%), IM3 (14%), Mentari

(10%), Simpati (22%), dan XL (49%).

Untuk periode berikutnya dapat ditunjukkan dengan probabilitas transisi,

berdasarkan data sebelumnya didapat :

Sehingga kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penelitian adalah

perkiraan pangsa pasar dari kelima operator GSM di Indonesia di masa datang

diperkirakan AS akan mengusai 13,2% pasar, IM3 menguasai 19,6% pasar,

Mentari menguasai 22% pasar, Simpati menguasai 18,4% pasar, dan XL

menguasai 26,8% pasar. Analisis menggunakan rantai markov hanya dapat

dipakai untuk melihat perubahan atau perpindahan untuk jangka pendek, kecuali

melihat hasil akhirnya perpindahanya tidak terlalu signifikan maka perlu

(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan untuk penyusunan tugas akhir ini berada di

universitas yang berada diwilayah Surabaya Timur dengan obyek penelitian

adalah mahasiswa pengguna operator seluler. Waktu penelitian dilakukan selama

satu bulan yaitu pada bulan November - Desember 2011.

3.2 Identifikasi Var iabel dan Atr ibut

Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui prosentase pangsa pasar

masing-masing operator seluler dan menentukan strategi pemasaran yang tepat

dalam merebut pangsa pasar konsumen. Namun sebelum menentukan strategi

pemasarannya tersebut perlu dicari terlebih dahulu pembagian pasar

masing-masing merek. Untuk mengetahui pembagian pasar tersebut perlu diketahui oleh

konsumen atau pelanggan operator seluler yang berpindah dari satu merek ke

merek yang lain, serta konsumen atau pelanggan yang tetap setia pada merek

operator seluler tertentu, dimana kejadian ini biasanya disebut dengan peralihan

konsumen terhadap merek.

Jadi dalam penelitian ini terdapat variabel tergantung dan variabel bebas.

Var iabel ter gantung adalah variabel yang kondisinya dipengaruhi oleh

variabel yang lain (variabel bebas/independen), dalam hal ini prosentase pasar,

yaitu peluang suatu merek untuk menguasai bagian pasar hasil dari perhitungan

(54)

Var iabel bebas adalah variabel yang yang dipelajari pengaruhnya

terhadap variabel yang lain (variabel dependen), dalam hal ini peralihan

konsumen terhadap merek, yaitu jumlah konsumen yang menggunakan suatu

operator seluler pada periode pertama yang kemudian berganti merek pada

periode kedua dan juga jumlah konsumen yang menggunakan suatu operator

selluler pada periode pertama dan tidak berganti merek pada periode kedua.

Adapun atribut yang dimunculkan untuk menilai performance

merek-merek oparator seluler yang beredar di pasaran adalah :

- Harga

- Promosi / iklan

- Kehormatan / kewibawaan perusahaan

- Kemudahan untuk memperoleh produk

- Tarif telepon

- Tarif sms

- Tarif internet

- Masa aktif

3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini populasi dan teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah sebagai berikut:

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan seluruh obyek/elemen yang diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah para konsumen yang menggunakan atau

(55)

2. Teknik pengambilan sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Dengan ketentuan

setiap anggota populasi yang dijadikan sampel ketika pada saat

diwawancarai mengaku pernah membeli dan menggunakan produk sabun

mandi merek tertentu yang merupakan obyek dalam penelitian ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam kegiatan penelitian ini pengambilan data berasal dari data primer.

Data primer merupakan data yang langsung diambil berdasarkan penelitian

lapangan. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data tersebut:

1. Pengamatan (observasi)

Observasi ini bertujuan untuk mengamati objek penelitian dan populasi ini

karena peneliti menganggap masih banyak hal yang harus dipahami terlebih

dahulu.

2. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan langkah dari penelitian yang berupa penggunaan

proses komunikasi verbal untuk mengumpulkan informasi dari seseorang

untuk mengetahui variabel atau atribut yang diperlukan dalam penelitian ini.

3. Daftar pertanyaan (kuisioner)

Penelitian ini menggunakan kuisioner dengan close question, yaitu teknik

pengambilan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan berupa

Gambar

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian
Tabel 2.1 Pertukaran-pertukaran Pelanggan Untuk Satu Tahun
Tabel 2.2 Pergantian Merek – Mendapatkan dan Kehilangan
Tabel 2.3 Kemantapan Pasar (Kondisi equilibrium)
+7

Referensi

Dokumen terkait

EVALUASI PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA MAKANAN PASIEN RAWAT INAP DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT X KOTA SEMARANG TAHUN 2016.. CCLI

Bisa jadi yang dimaksud perahu yang menyertai Yesus adalah perahu para murid karena perahu yang ditumpangi Yesus bukan perahu besar yang bisa memuat 13

pertimbangan, setelah qur’an dan hadis t dan ijma dalam menetapkan hukum suatu hal dengan perbandingan atau persamaan dengan hal yang telah terjadi, seperti wajib

Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai

belajar agar dapat mencapai hasil yang optimal. Bagi Kepala SD Negeri 3 Rejoagung Kedungwaru Tulungagung. Untuk perkembangan kualitas sekolah secara

education. Fun activities created by researcher named „Fun English Grammar‟. The further information will be explained as follows. Figure 1.1 Fun English Grammar.. Fun

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, hasilnya menunjukkan bahwa secara simultan variabel produk, saluran distribusi, promosi, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan yang dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang