• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keterampilan menyimak berita menggunakan metode kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2011 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keterampilan menyimak berita menggunakan metode kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2011 2012"

Copied!
438
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SISWA KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 WATES TAHUN AJARAN 2012/ 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

ESTRI PRASETYANINGTYAS 081224017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SISWA KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 WATES TAHUN AJARAN 2012/ 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

ESTRI PRASETYANINGTYAS 081224017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Moto

“Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktu-Nya.”

(Pengkotbah 3:11a)

“Dream, believe, and make it happen!”

(Agnes Monica)

“Tuhan menjawab doa kita, terkadang bukan dalam bentuk yang

kita inginkan, tapi Tuhan selalu memberikan yang terbaik pada

saat yang terbaik.”

(Anonim)

(6)

v

Persembahan

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa

memberikan rahmat, kasih sayang, dan rencana indah-Nya

dalam kehidupan peneliti.

Orang tua tercinta, Bapak Benedictus Jiyono dan Ibu

Bibiana Jumi Wahyuni, yang tak henti-hentinya

memberikan kasih sayang, doa, motivasi, dan dukungan baik

moril maupun materiil.

Miss Ika dan Mbak Nitt tersayang, yang selalu

memberikan semangat, nasehat dan doa.

F.X. Sudadi yang telah rela mengorbankan banyak waktu

untuk membantu peneliti selama ini, memberikan nasehat,

dukungan yang tak henti-hentinya.

(7)
(8)
(9)

viii

Prasetyaningtyas, Estri. 2013. Pengembangan Instrumen Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Wates Tahun Ajaran 2012/ 2013. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian pengembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa instrumen penilaian pembelajaran menulis dan menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan dan daya beda butir soal yang dihasilkan. Pendekatan yang digunakan dalam menyusun instrumen penilaian ini adalah pendekatan integratif.

Proses pengembangan untuk menghasilkan instrumen penilaian ini meliputi: (1) melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan analisis dokumen penilaian yang disusun oleh guru pengampu bahasa Indonesia kelas X di SMAN 1 Wates dan wawancara dengan guru bersangkutan, (2) mengolah data dari hasil analisis dokumen dan wawancara, (3) menyusun spesifikasi instrumen, (4) menyusun instrumen penilaian, (5) menguji validitas instrumen penilaian dengan meminta penilaian dan masukan atas produk tersebut kepada para ahli yaitu tiga orang dosen bahasa Indonesia di Universitas Sanata Dharma dan seorang guru pengampu pelajaran bahasa Indonesia di SMAN 1 Wates, (6) melakukan revisi berdasarkan hasil penilaian keempat ahli bahasa Indonesia, (7) uji coba produk instrumen penilaian kepada siswa kelas X semester 1 SMAN 1 Wates, dan (8) melakukan revisi terhadap produk instrumen penilaian berdasarkan evaluasi siswa kelas X dan guru bahasa Indonesia SMAN 1 Wates terhadap uji coba yang telah dilakukan.

Dari hasil validasi yang dilakukan oleh para ahli, dapat diketahui bahwa instrumen penilaian yang dikembangkan oleh peneliti memperoleh nilai sebesar 4 yang dapat diklasifikasikan dalam kategori baik. Hasil analisis penghitungan reliabilitas, tingkat kesulitan, serta daya beda soal-soal yang telah diujicobakan adalah: (1) penghitungan reliabilitas Alpha Cronbach menggunakan SPSS 16.0 menunjukkan bahwa soal yang disusun peneliti memiliki tingkat reliabilitas tinggi dengan skor 0.727, sedangkan penghitungan reliabilitas interrater menunjukkan bahwa soal yang disusun peneliti memiliki tingkat reliabilitas interrater sangat tinggi dengan skor 0.954, (2) penghitungan tingkat kesulitan butir soal uraian menunjukkan bahwa tiga butir soal tergolong sedang (100%), (3) hasil penghitungan tingkat daya beda soal membuktikan bahwa soal yang tergolong sedang berjumlah 2 butir (66,66%), yaitu soal nomor 1 dan 2, dan soal yang tergolong baik berjumlah 1 butir (33,33%), yaitu soal nomor 3. Hasil ini berarti bahwa soal yang dihasilkan oleh peneliti bisa membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

(10)

ix

Prasetyaningtyas, Estri. 2013. The Development of an Integrative Assessment Instruments in Writing Learning for 10th Grade Student of Semester 1 SMA Negeri 1 Wates The Academic Year 2012/2013. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

This research is a development research. The objectives of this research are produce assessment instruments of writing learning and to test the validity, reliability, difficulty level, and discrimination level of test item. The approach that used to arrange this assessment instruments is an integrative approach.

The development process to produce this assessment instrument include: (1) conducting a need analysis by analyze assessment documents prepared by the Indonesian teacher of 10th grade in SMAN 1 Wates and interview with the teacher involved, (2) processing data from the result of documents analysis and interview, (3) arranging an instruments specification, (4) arranging assessment instruments, (5) testing the validity of assessment instruments by requiring assessment and feedback on the products to the experts they are three Indonesian lecturer at Sanata Dharma University and the Indonesian teacher at SMAN 1 Wates, (6) conducting revisions based on the results of the assessments of four Indonesian experts, (7) product testing of assessment instruments to the first semester of 10th grade student of SMAN 1 Wates, and (8) to revising product assessment instruments based on evaluation by 10th grade student and Indonesian teacher of SMAN 1 Wates on product testing that have been conducted.

From the results of the validation by the experts, it can be seen that the assessment instruments developed by the researcher obtained a value of 4 which can be classified in good category. The results of calculation of the reliability analysis, item of difficulty, and item discrimination of tests that researcher produce are: (1) calculating of Cronbach Alpha reliability using SPSS 16.0 indicates that item tests composed by researcher have the high level of reliability with score 0.727, meanwhile the calculation of interrater reliability showed that item tests that composed by researcher have very high levels of interrater reliability with a score of 0.954, (2) the calculation of item difficulty indicates that all items were satisfactory or average (100%), (3) the result of calculating discrimination level of test item proves that the test item proves that the test item includes to satisfactory classification are 2 items (66.66%), those are test items number 1 and 2, and test item that includes to good classification is 1 item (33.33%), that is number 3. It means that the test items produced by the researcher exactly can distinguish between students who are smart and less.

(11)

x

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis Siswa Kelas X

Semester 1 SMA Negeri 1 Wates Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi ini ditulis sebagai syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Peneliti menyadari skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Universitas Sanata Dharma, sekaligus dosen pembimbing I atas pengarahan, bimbingan, dan motivasi yang luar biasa kepada peneliti dalam menyusun skripsi ini.

3. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II atas pengarahan, bimbingan, dan motivasi yang luar biasa kepada peneliti dalam menyusun skripsi ini. 4. Para dosen PBSID, khususnya dosen pembimbing, yang telah membimbing peneliti

selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

5. Dra. Ngatini Kepala SMAN 1 Wates yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di SMAN 1 Wates.

6. Ibu Astri Hanjati, S.Pd., guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMAN 1 Wates yang telah membantu dalam analisis kebutuhan, validasi dan uji coba produk penelitian di SMAN 1 Wates.

7. Ibu Yustina Evinawati, S.Pd., guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMAN 1 Wates yang telah membantu peneliti dalam memberikan evaluasi terhadap produk yang dihasilkan oleh peneliti.

8. Siswa-siswa kelas XA, XB, XC, dan XD SMAN 1 Wates yang telah meluangkan waktu untuk membantu pelaksanaan dan evaluasi uji coba produk.

(12)

xi

menanti kelulusanku dan tidak pernah berhenti dalam memberikan cinta, kasih, semangat, doa, dan dukungan baik moril maupun materiil.

11. Kakak-kakakku tersayang, Ika Natali Dewi, S.Pd. dan Anita Nurhidayati, S.Pd., untuk kata-kata ajaib dan doanya sehingga peneliti memiliki semangat dan motivasi yang besar untuk mengejar ketertinggalan dan segera memperoleh gelar sarjana.

12. Kakak iparku F.X. Sudadi yang telah rela mengorbankan banyak waktu untuk membantu peneliti, memberikan nasehat, dukungan yang tak henti-hentinya, sehingga peneliti mampu sampai pada titik sekarang ini.

13. Stephanus Ari Setiawan, S.Pd., yang telah rela mengorbankan waktu, memberikan perhatian, semangat dan nasehat sehingga peneliti mampu melewati masa-masa sulit selama mengerjakan karya ini.

14. Teman-teman di kost Diva, Mbak Depros, Mbak Titik, Mbak Rida, Mbak Pety, Septi, Mbak Nawang, dan Mbak Febri yang telah memberikan warna dan keceriaan di kost Diva.

15. Sahabat-sahabatku, Tiwi, Lisa, Vindy, Isti, Galih, dan Zusron yang selalu memberikan semangat, canda tawa kepada peneliti selama ini.

16. Teman-teman seperjuangan di PBSID 2008. Meskipun berbeda-beda, yakinlah bahwa semua akan indah pada waktunya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan karya ini. Akhirnya, peneliti berharap agar skripsi ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Peneliti

(13)

xii

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR BAGAN ... xxvi

DAFTAR GRAFIK ... xxvii

DAFTAR GAMBAR ... xxix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 7

1.5 Manfaat Pengembangan ... 8

1.5.1 Manfaat Teoretis ... 8

1.5.2 Manfaat Praktis ... 8

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 9

1.7 Definisi Istilah ... 9

1.8 Sistematika Penyajian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

(14)

xiii

2.2.1 Pengertian Pengembangan ... 14

2.2.2 Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 15

2.2.2.1 Prinsip-prinsip Umum Penilaian ... 16

2.2.3 Kurikulum Pelajaran Bahasa Indonesia ... 19

2.2.4 Hakikat Penilaian Bahasa ... 23

2.2.4.1 Bentuk Penilaian Bahasa ... 25

2.2.5 Model Pengembangan Instrumen Penilaian ... 28

2.2.6 Pendekatan dalam Tes Bahasa ... 34

2.2.6.1 Pendekatan Tes Bahasa Tradisional ... 35

2.2.6.2 Pendekatan Tes Bahasa Diskret ... 35

2.2.6.3 Pendekatan Tes Bahasa Integratif ... 36

2.2.6.4 Pendekatan Tes Bahasa Pragmatik ... 37

2.2.6.5 Pendekatan Tes Bahasa Komunikatif ... 38

2.2.7 Ranah Penilaian menurut Taksonomi Bloom ... 41

2.2.7.1 Ranah Kognitif ... 41

2.2.7.2 Ranah Afektif ... 48

2.2.7.3 Ranah Psikomotorik ... 49

2.2.8 Tes Kompetensi Berbahasa ... 50

2.2.8.1 Tes Kompetensi Berbahasa Reseptif ... 51

2.2.8.2 Tes Kompetensi Berbahasa Produktif ... 54

2.2.9 Tes Kompetensi Bersastra ... 66

2.2.10 Syarat-syarat Tes yang Baik ... 79

2.2.11 Validitas ... 79

2.2.12 Reliabilitas ... 82

2.2.12.1 Reliabilitas Antarpenilai (Interrater Reliability) ... 85

2.2.13 Indeks Tingkat Kesulitan Butir Soal ... 87

2.2.14 Indeks Daya Beda ... 89

2.3 Kerangka Berpikir ... 91

BAB III METODE PENGEMBANGAN ... 96

3.1 Model Pengembangan ... 96

(15)

xiv

3.4 Penilaian Produk dan Uji Coba Produk ... 100

3.5 Desain Uji Coba ... 100

3.6 Subjek Uji Coba ... 101

3.7 Jenis Data ... 101

3.8 Instrumen Pengumpulan Data ... 102

3.9 Teknik Analisis Data ... 110

BAB IV HASIL PEMBAHASAN ... 117

4.1 Paparan Hasil Analisis Kebutuhan ... 117

4.1.1 Analisis Dokumen Penilaian Guru Bahasa Indonesia ... 118

4.1.2 Paparan Hasil Wawancara ... 124

4.2 Paparan Hasil Validasi Isi Produk Pengembangan ... 130

4.2.1 Paparan Hasil Validasi Isi Produk Pengembangan oleh Dosen Ahli ... 130

4.2.2 Paparan Hasil Validasi Isi Produk Pengembangan oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 159

4.3 Hasil Uji Coba Produk Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Menulis . 185 4.3.1 Pelaksanaan Uji Coba Produk Pengembangan ... 185

4.3.2 Analisis Hasil Uji Coba Produk Pengembangan ... 188

4.3.2.1 Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal ... 188

4.3.2.2 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal ... 189

4.3.2.3 Hasil Analisis Reliabilitas Antarpenilai (Interrater Reliability) dalam Penilaian Pekerjaan Siswa oleh Peneliti dan Guru ... 190

4.3.3 Hasil Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Siswa ... 192

4.3.3.1 Hasil Penilaian Kognitif ... 192

4.3.3.2 Hasil Penilaian Afektif ... 195

4.3.3.3 Hasil Penilaian Psikomotorik ... 197

4.4 Umpan Balik Siswa dan Guru terhadap Uji Coba Produk Pengembangan Instrumen Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis ... 199

4.4.1 Hasil Kuesioner Umpan Balik Siswa terhadap Uji Coba Produk Pengembangan ... 200

(16)

xv

Pengembangan ... 213

4.4.4 Hasil Wawancara Umpan Balik Guru terhadap Uji Coba Produk Pengembangan ... 229

4.5 Revisi Produk Pengembangan ... 231

4.5.1 Revisi Produk Pengembangan Berdasarkan Penilaian dan Masukan dari Dosen Pembimbing ... 232

4.5.2 Revisi Produk Pengembangan Berdasarkan Validasi Isi oleh Dosen Ahli dan Guru Bahasa Indonesia ... 243

4.5.3 Revisi Produk Pengembangan Berdasarkan Uji Coba Produk ... 249

4.6 Posisi Hasil Penelitian terhadap Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 251

4.7 Keterkaitan Antara Hasil Penelitian dengan Kajian Teori yang Relevan ... 253

BAB V PENUTUP ... 255

5.1 Kesimpulan ... 255

5.2 Saran untuk Pemanfaatan Produk ... 258

DAFTAR PUSTAKA ... 261

LAMPIRAN ... 264

(17)

xvi

Halaman Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Keterampilan Menulis Kelas X

SMA Semester 1 ... 22

Tabel 2.2 Penjabaran Tingkatan Ranah Kognitif ... 48

Tabel 2.3 Penjabaran Tingkatan Ranah Afektif ... 49

Tabel 2.4 Penjabaran Tingkatan Ranah Psikomotorik ... 50

Tabel 2.5 Rubrik Penilaian Kinerja Pemahaman Menyimak ”Menceritakan Kembali Isi Pesan” secara Tertulis ... 52

Tabel 2.6 Rubrik Penilaian Kinerja Pemahaman Berbicara dengan Rangsang Gambar ... 55

Tabel 2.7 Rubrik Penilaian Kinerja Bercerita Berdasarkan Buku Cerita ... 56

Tabel 2.8 Rubrik Penilaian Kinerja Berdiskusi ... 58

Tabel 2.9 Rubrik Penilaian Menulis Berdasarkan Rangsang Gambar ... 61

Tabel 2.10 Rubrik Penilaian Menulis Laporan Hasil Kerja Proyek ... 64

Tabel 2.11 Rubrik Penilaian Tugas Membuat Parafrase Puisi ... 67

Tabel 2.12 Rubrik Penilaian Tugas Analisis Fiksi/ Puisi ... 69

Tabel 2.13 Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi ... 73

Tabel 2.14 Rubrik Penilaian Tugas Menulis Fiksi ... 75

Tabel 2.15 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 85

Tabel 2.16 Kriteria Penentuan Tingkat Indeks Daya Beda Butir Soal ... 90

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X ... 104

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Produk Pengembangan ... 105

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Umpan Balik Siswa terhadap Uji Coba Produk Pengembangan ... 107

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Umpan Balik Siswa terhadap Uji Coba Produk Pengembangan ... 107

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Umpan Balik Guru terhadap Uji Coba Produk Pengembangan ... 109

(18)

xvii

Tabel 3.8 Kriteria Penentuan Tingkat Indeks Daya Beda Butir Soal ... 115

Tabel 4.1 Rata-rata Validasi Kisi-kisi Pembelajaran Menulis oleh Dosen ... 131

Tabel 4.2 Rata-rata Validasi Soal Pembelajaran Menulis Terintegrasi dengan Membaca dan Berbicara oleh Dosen ... 134

Tabel 4.3 Rata-rata Validasi Soal Pembelajaran Menulis Terintegrasi dengan Mendengarkan oleh Dosen ... 136

Tabel 4.4 Rata-rata Validasi Soal Pembelajaran Menulis Terintegrasi dengan Membaca oleh Dosen ... 138

Tabel 4.5 Hasil Validasi Soal Integratif dalam Pembelajaran Menulis (Tes Tertulis, Kinerja, Portofolio, dan Proyek) oleh Dosen ... 139

Tabel 4.6 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 1 oleh Dosen ... 141

Tabel 4.7 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 2 oleh Dosen ... 142

Tabel 4.8 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 3 oleh Dosen ... 144

Tabel 4.9 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 4 oleh Dosen ... 146

Tabel 4.10 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 5 oleh Dosen ... 147

Tabel 4.11 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 6 oleh Dosen ... 149

Tabel 4.12 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 7 oleh Dosen ... 150

Tabel 4.13 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 8 oleh Dosen ... 152

Tabel 4.14 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 9 oleh Dosen ... 154

Tabel 4.15 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 10 oleh Dosen ... 155

Tabel 4.16 Hasil Validasi Keseluruhan Rubrik Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis oleh Dosen ... 157

Tabel 4.17 Rata-rata Validasi Setiap Instrumen Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis oleh Dosen ... 158

Tabel 4.18 Rata-rata Validasi Kisi-kisi Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis oleh Guru ... 160

Tabel 4.19 Rata-rata Validasi Soal Pembelajaran Menulis Terintegrasi dengan Membaca dan Berbicara oleh Guru ... 162

(19)

xviii

Membaca oleh Guru ... 166

Tabel 4.22 Rata-rata Validasi Soal Integratif dalam Pembelajaran Menulis (Tes Tertulis, Kinerja, Portofolio, dan Proyek) oleh Guru ... 167

Tabel 4.23 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 1 oleh Guru ... 168

Tabel 4.24 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 2 oleh Guru ... 174

Tabel 4.25 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 3 oleh Guru ... 171

Tabel 4.26 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 4 oleh Guru ... 173

Tabel 4.27 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 5 oleh Guru ... 174

Tabel 4.28 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 6 oleh Guru ... 176

Tabel 4.29 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 7 oleh Guru ... 177

Tabel 4.30 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 8 oleh Guru ... 179

Tabel 4.31 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 9 oleh Guru ... 180

Tabel 4.32 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 10 oleh Guru ... 182

Tabel 4.33 Validasi Keseluruhan Rubrik Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis oleh Guru ... 183

Tabel 4.34 Rata-rata Validasi Keseluruhan Instrumen Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis oleh Guru ... 184

Tabel 4.35 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang Diujicobakan ... 186

Tabel 4.36 Hasil Penghitungan Reliabilitas Alpha Cronbach Instrumen Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis ... 188

Tabel 4.37 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal Integratif dalam Pembelajaran Menulis ... 189

Tabel 4.38 Perbandingan antara Hasil Penilaian Pekerjaan Siswa oleh Guru Bahasa Indonesia dan Peneliti ... 191

Tabel 4.39 Reliabilitas Antarpenilai Instrumen Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis ... 191

Tabel 4.40 Tanggapan terhadap Petunjuk Pengerjaan Soal-Soal ... 200

Tabel 4.41 Tanggapan terhadap Rumusan Kalimat Soal-Soal ... 200

(20)

xix

secara Umum ... 201

Tabel 4.44 Tanggapan terhadap Tingkat Kesulitan Soal Nomor 1 ... 202

Tabel 4.45 Tanggapan terhadap Tingkat Kesulitan Soal Nomor 2 ... 202

Tabel 4.46 Tanggapan terhadap Tingkat Kesulitan Soal Nomor 3 ... 203

Tabel 4.47 Tanggapan terhadap Kejelasan Gambar yang Disediakan ... 203

Tabel 4.48 Tanggapan terhadap Kesesuaian Gambar yang Disediakan dengan Materi Soal ... 204

Tabel 4.49 Tanggapan terhadap Kemudahan Gambar yang Disediakan untuk Dipahami ... 204

Tabel 4.50 Tanggapan terhadap Kejelasan Suara Rekaman Pembacaan Pantun ... 205

Tabel 4.51 Tanggapan terhadap Kesesuaian Rekaman Pembacaan Pantun dengan Materi Soal ... 205

Tabel 4.52 Tanggapan terhadap Kemudahan Rekaman Pembacaan Pantun untuk Dipahami ... 206

Tabel 4.53 Tanggapan terhadap Kesesuaian Durasi Rekaman Pembacaan Pantun ... 206

Tabel 4.54 Tanggapan terhadap Kesesuaian Waktu Pengerjaan Soal ... 207

Tabel 4.55 Tanggapan terhadap Kejelasan Komponen Kisi-Kisi Soal ... 214

Tabel 4.56 Tanggapan terhadap Kesesuaian Indikator yang Dirumuskan dengan Prinsip Kepentingan (Urgensi) ... 214

Tabel 4.57 Tanggapan terhadap Kesesuaian Indikator yang Dirumuskan dengan Prinsip Kesinambungan (Kontinuitas) ... 215

Tabel 4.58 Tanggapan terhadap Kesesuaian Jumlah Soal yang Dibuat dengan Prinsip Kepentingan (Urgensi) ... 215

Tabel 4.59 Tanggapan terhadap Relevansi antara Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik ... 216

Tabel 4.60 Tanggapan terhadap Kesesuaian Soal-Soal Dibuat dengan Indikator yang Sudah Ditetapkan ... 217

Tabel 4.61 Tanggapan terhadap Kesesuaian Soal-Soal Dibuat dengan Bentuk Soal yang Sudah Ditetapkan ... 217

(21)

xx

Tabel 4.64 Tanggapan terhadap Kesesuaian Tingkat Kesulitan Soal dengan Kelas

Peserta Didik ... 219

Tabel 4.65 Tanggapan terhadap Kesesuaian Soal dengan Kompetensi Dasar ... 220

Tabel 4.66 Tanggapan terhadap Kesesuaian Soal-Soal dengan Materi Pembelajaran ... 220

Tabel 4.67 Tanggapan terhadap Kesesuaian Isi Materi dengan Tujuan Pengukuran ... 221

Tabel 4.68 Tanggapan terhadap Kejelasan Gambar yang Disediakan ... 221

Tabel 4.69 Tanggapan terhadap Kesesuaian Gambar yang Disediakan dengan Materi Soal ... 222

Tabel 4.70 Tanggapan terhadap Kualitas Gambar yang Disediakan untuk Dipahami ... 222

Tabel 4.71 Tanggapan terhadap Kesesuaian Rekaman Pembacaan Pantun dengan Materi Soal ... 223

Tabel 4.72 Tanggapan terhadap Kualitas Rekaman Pembacaan Pantun ... 224

Tabel 4.73 Tanggapan terhadap Ketepatan Durasi Rekaman Pembacaan Pantun ... 224

Tabel 4.74 Tanggapan terhadap Ketepatan Waktu yang Diberikan untuk Mengerjakan Soal-soal ... 225

Tabel 4.75 Tanggapan terhadap Keefektifan Bahasa yang Digunakan untuk Merumuskan Rubrik ... 225

Tabel 4.76 Tanggapan terhadap Keefektifan Bahasa yang Digunakan untuk Merumuskan Rubrik ... 226

Tabel 4.77 Tanggapan terhadap Kesesuaian Aspek-Aspek Setiap Rubrik dengan Kompetensi yang Harus Dicapai ... 227

Tabel 4.78 Tanggapan terhadap Kejelasan Uraian Kriteria Tiap Aspek ... 227

Tabel 4.79 Tanggapan terhadap Kesesuaian Uraian Kriteria Tiap Aspek dengan Kompetensi yang Harus Dicapai ... 228

Tabel 4.80 Tanggapan terhadap Kesesuaian Pembagian Bobot untuk Setiap Aspek dengan Kompetensi yang Harus Dicapai ... 228

Tabel 4.81 Lembar Telaah Kisi-Kisi Soal Sebelum Revisi ... 233

Tabel 4.82 Lembar Telaah Kisi-Kisi Soal Sesudah Revisi ... 233

Tabel 4.83 Kisi-Kisi Soal Pembelajaran Menulis Sebelum Revisi ... 235

Tabel 4.84 Kisi-Kisi Soal Pembelajaran Menulis Setelah Revisi ... 236

(22)

xxi

Tabel 4.87 Lembar Telaah Penilaian Kisi-Kisi Pembelajaran Menulis secara Integratif

oleh Dosen/Guru Sebelum Revisi ... 244 Tabel 4.88 Lembar Telaah Penilaian Kisi-Kisi Pembelajaran Menulis secara Integratif

(23)

xxii

(24)

xxiii

Halaman Grafik 4.1 Validasi Kisi-kisi Pembelajaran Menulis oleh Dosen ... 131 Grafik 4.2 Validasi Soal Pembelajaran Menulis Terintegrasi dengan Membaca dan

Berbicara oleh Dosen ... 133 Grafik 4.3 Validasi Soal Pembelajaran Menulis Terintegrasi dengan Mendengarkan

oleh Dosen ... 135 Grafik 4.4 Validasi Soal Pembelajaran Menulis Terintegrasi dengan Membaca oleh

Dosen ... 137 Grafik 4.5 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 1 oleh Dosen ... 140 Grafik 4.6 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 2 oleh Dosen ... 142 Grafik 4.7 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 3 oleh Dosen ... 143 Grafik 4.8 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 4 oleh Dosen ... 145 Grafik 4.9 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 5 oleh Dosen ... 146 Grafik 4.10 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 6 oleh Dosen ... 148 Grafik 4.11 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 7 oleh Dosen ... 150 Grafik 4.12 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 8 oleh Dosen ... 151 Grafik 4.13 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 9 oleh Dosen ... 153 Grafik 4.14 Validasi Rubrik Penilaian Soal Nomor 10 oleh Dosen ... 155 Grafik 4.15 Validasi Kisi-kisi Pembelajaran Menulis secara Integratif oleh

Guru ... 159 Grafik 4.16 Validasi Soal Pembelajaran Menulis Terintegrasi dengan Membaca dan

Berbicara oleh Guru ... 161 Grafik 4.17 Validasi Soal Pembelajaran Menulis Terintegrasi dengan Mendengarkan

oleh Guru ... 163 Grafik 4.18 Validasi Soal Pembelajaran Menulis Terintegrasi dengan Membaca oleh

(25)

xxiv

(26)

xxv

(27)

xxvi

Halaman Surat Izin Penelitian untuk SMAN 1 Wates ... 265 Surat Izin Penelitian dari Sekretariat Daerah ... 266 Surat Izin Penelitian dari Kantor Pelayanan Terpadu ... 267 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMAN 1Wates ... 268 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru ... 269 Transkrip Hasil Wawancara Guru SMAN 1 Wates ... 270 Dokumen Penilaian Guru SMAN 1 Wates ... 272 Sampel Lembar Telaah Instrumen Tes Integratif dalam Pembelajaran Menulis Kelas X

Semester 1 ... 282 Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Pengembangan ... 288 Kisi-Kisi Kuesioner Umpan Balik Siswa terhadap Uji Coba Produk Pengembangan ... 305 Lembar Kuesioner Umpan Balik Siswa terhadap Uji Coba Produk Pengembangan ... 306 Sampel Jawaban Kuesioner Umpan Balik Siswa terhadap Uji Coba Produk

Pengembangan ... 307 Persentase Hasil Kuesioner Umpan Balik Siswa terhadap Uji Coba Produk

Pengembangan ... 313 Kisi-Kisi Wawancara Umpan Balik Siswa terhadap Uji Coba Produk Pengembangan ... 316 Hasil Wawancara Umpan Balik Siswa terhadap Uji Coba Produk

Pengembangan ... 317 Kisi-Kisi Kuesioner Respons Guru Bahasa Indonesia terhadap Produk Pengembangan

yang Diujicobakan ... 318 Lembar Kuesioner Respons Guru Bahasa Indonesia terhadap Produk Pengembangan

yang Diujicobakan ... 319 Jawaban Kuesioner Respons Guru Bahasa Indonesia terhadap Produk Pengembangan

(28)

xxvii

yang Diujicobakan ... 329 Sampel Lembar Kerja Siswa ... 330 Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal dengan Aplikasi SPSS 16.0 ... 334 Hasil Analisis Reliabilitas Antarpenilai dengan Aplikasi SPSS 16.0 ... 335 Hasil Analisis Indeks Kesulitan dan Daya Beda Butir Soal Integratif dalam

(29)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari delapan subbab, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan, manfaat pengembangan, batasan pengembangan, batasan istilah, dan sistematika penyajian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penilaian merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Tanpa adanya penilaian, guru tidak akan mengetahui hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Padahal, penting bagi guru untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah berlangsung. Melalui hasil pembelajaran, dapat diketahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang telah disusun. Dari hasil pembelajaran pula guru dapat mengetahui apakah materi, metode, dan media yang ia gunakan dalam pembelajaran telah sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa. Dengan mengetahui hasil penilaian siswa, guru dapat membuat keputusan untuk perlu tidaknya mengadakan perbaikan baik terhadap prestasi siswa maupun proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Dengan kata lain, keberhasilan belajar siswa dan kegiatan pembelajaran di kelas sangat bergantung pada hasil penilaian belajar siswa.

(30)

kemajuan hasil belajar siswa, juga digunakan sebagai tolok ukur bagi guru untuk menyempurnakan perencanaan dan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Nurgiyantoro (2010:15) dalam bukunya juga mengatakan bahwa penilaian bermanfaat untuk menentukan keberhasilan belajar siswa sekaligus menilai pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Karena itulah, sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi, penilaian hasil belajar merupakan hal yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran dan perlu mendapat perhatian dari semua yang berkepentingan dengan pendidikan agar penilaian dapat mencapai tujuannya dengan baik.

Salah satu prinsip dasar penilaian adalah prinsip keseluruhan atau komprehensif. Komprehensif berarti bahwa penilaian yang baik adalah penilaian yang dilaksanakan secara bulat, utuh atau menyeluruh, tidak boleh secara terpisah atau terpotong-potong. Dengan kata lain, penilaian hasil belajar harus mencakup semua aspek yang dapat menggambarkan perkembangan perilaku dan kemampuan siswa. Dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dikatakan komprehensif jika guru tidak hanya mampu menilai tingkat kemampuan berpikir (kognitif) siswa saja, melainkan juga sikap, perasaan (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) siswa (Sudijono, 2011:31-32). Ketiga aspek tersebut sangat penting dalam proses belajar siswa dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan mengetahui kemampuan siswa dari ketiga aspek tersebut, guru dapat membuat keputusan yang tepat sesuai aspek masing-masing sehingga bisa lebih meningkatkan prestasi siswa.

(31)

dengan benar. Sistem penilaian yang diterapkan saat ini sebagian besar masih berat sebelah yaitu didominasi pada aspek kemampuan kognitif siswa saja, sedangkan untuk aspek afektif dan psikomotorik masih belum banyak mendapat perhatian (Nurgiantoro, 2010:58). Padahal, aspek afektif dan psikomotorik tidak kalah pentingnya dengan aspek kognitif .

Aspek afektif merupakan aspek penentu bagi keberhasilan kedua aspek lainnya karena tanpa minat dan sikap yang positif terhadap suatu pelajaran, siswa akan kesulitan dalam menguasai kemampuan kognitif dan psikomotoriknya. Kemampuan psikomotorik juga perlu mendapatkan penekanan penting. Nurgiyantoro (2008:13) menyebutkan bahwa dalam kurikulum yang berlaku saat ini, siswa diharuskan mampu mendemonstrasikan keterampilan atau doing something. Untuk itulah, guru dalam mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar harus menekankan ketiga aspek ini secara seimbang agar seluruh kemampuan siswa dapat berkembang secara maksimal.

(32)

Dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan di SMAN 1 Wates, peneliti menyimpulkan bahwa guru mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih berfokus pada ranah kognitif dalam menyusun instrumen penilaian yang tercermin pada kisi-kisi soal dan rubrik penilaian. Meskipun penilaian afektif dan psikomotorik dilakukan terhadap siswa, guru tidak mempersiapkan secara detail bagaimana rubrik penilaiannya. Keintegrasian antara kemampuan menulis dengan kemampuan berbahasa yang lain juga belum begitu jelas. Guru juga belum begitu memperhatikan pengintegrasian unsur-unsur kebahasaan dalam soal-soal yang disusun.

Berpijak pada uraian-uraian di atas, peneliti melakukan penelitian yang berjudul

Pengembangan Instrumen Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis Kelas X

Semester 1 SMA Negeri 1 Wates Kulon Progo Tahun Ajaran 2012/ 2013. Penelitian untuk mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar dirasa penting karena besarnya peran penilaian terhadap keberhasilan siswa dan proses pembelajaran secara keseluruhan. Pengembangan instrumen penilaian hasil belajar dilakukan secara menyeluruh dimaksudkan untuk membantu mengatasi ketimpangan yang terjadi dalam proses penilaian hasil belajar selama ini karena praktik prinsip komprehensif yang belum maksimal.

(33)

keterampilan menulis agar siswa terbiasa berlatih dengan aktivitas menulis yang sebenarnya. Instrumen penilaian pembelajaran menulis yang dikembangkan oleh peneliti disusun secara integratif dengan menggabungkan beberapa aspek atau kemampuan-kemampuan berbahasa yang lain agar tidak menghilangkan sifat alami bahasa sebagai satu kesatuan yang padu.

Peneliti tertarik untuk memilih siswa kelas X Semester 1 sebagai subjek penelitian karena kelas X semester 1 masih berada dalam tahap transisi dari SMP ke SMA, sehingga membutuhkan soal-soal yang menarik dan banyak melatih keaktifan siswa. Dengan begitu, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dan bersemangat untuk belajar.

SMA Negeri 1 Wates Kulon Progo dipilih sebagai tempat pelaksanaan penelitian ini karena di sekolah ini pelaksanaan penilaian secara komprehensif dan integratif belum begitu maksimal. Pendapat ini didasarkan pada hasil analisis dokumen penilaian guru bahasa Indonesia di SMAN 1 Wates dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru. Selain itu, sepengetahuan peneliti belum ada penelitian tentang pengembangan instrumen penilaian pembelajaran menulis secara integratif di SMA Negeri 1 Wates. Berdasarkan pada alasan-alasan tersebut, peneliti terdorong untuk mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran menulis secara integratif untuk siswa kelas X semester 1 di SMAN 1 Wates yang terdiri dari kisi-kisi soal, butir-butir soal, serta rubrik penilaiannya.

(34)

kemampuannya dalam menyusun instrumen penilaian pembelajaran secara menyeluruh dan integratif, khususnya untuk keterampilan menulis. Dengan mengetahui perkembangan kemampuan siswa dari berbagai aspek (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan diintegrasikan dengan berbagai kemampuan berbahasa, guru dapat menyusun tindakan secara tepat sesuai kebutuhan sehingga dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa maupun proses pembelajaran itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang muncul adalah: (1) Bagaimana pengembangan instrumen penilaian integratif dalam pembelajaran

menulis siswa kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Wates Kulon Progo Tahun Ajaran 2012/ 2013?

(2) Bagaimana validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan soal, dan tingkat daya beda instrumen penilaian integratif dalam pembelajaran menulis siswa kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Wates Kulon Progo Tahun Ajaran 2012/ 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai adalah:

(35)

(2) Menguji dan memaparkan validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan soal, dan tingkat daya beda instrumen penilaian integratif dalam pembelajaran menulis kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Wates Kulon Progo Tahun Ajaran 2012/ 2013.

1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan adalah instrumen penilaian yang terdiri dari kisi-kisi soal, butir-butir soal, rubrik penilaian, dan kriteria penilaian integratif dalam pembelajaran menulis siswa kelas X Semester 1. Instrumen penilaian disusun secara integratif berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti serta melalui penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Butir-butir soal yang dihasilkan berupa butir-butir soal yang dapat menguji indikator pembelajaran yang tidak dapat dinilai dalam ujian akhir semester. Bentuk soal yang disusun adalah soal dengan bentuk tes tertulis, tes kinerja, tes proyek, dan tes portofolio.

(36)

1.5 Manfaat Pengembangan 1.5.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya instrumen penilaian pembelajaran menulis secara integratif. Selain itu, penelitian ini juga dapat memperkuat teori bahwa pengembangan instrumen penilaian integratif dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran menulis sangat penting dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas belajar siswa dan proses pembelajaran.

1.5.2 Manfaat Praktis

(37)

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian pengembangan ini terbatas pada hal-hal berikut ini. (1) Pengembangan instrumen penilaian integratif dalam pembelajaran menulis kelas

X Semester 1 SMA Negeri 1 Wates Kulon Progo Tahun Ajaran 2012/ 2013. (2) Penelitian ini menganalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan soal, dan

tingkat daya beda butir soal integratif dalam pembelajaran menulis.

1.7 Definisi Istilah

Batasan-batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Pengembangan adalah perubahan secara perlahan, pertumbuhan, dan perubahan secara bertahap (Setyosari, 2010: 197).

(2) Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji tingkat keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407).

(3) Instrumen penilaian pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang siswa, baik yang berupa tes maupun nontes (Nurgiyantoro, 2010: 89).

(4) Penilaian pembelajaran adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik (Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan via Haryati, 2010: 9). (5) Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan agar seseorang dapat

(38)

(6) Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka (Tarigan, 2008:3).

(7) Integratif adalah salah satu pendekatan tes bahasa yang mengandalkan penggunaan gabungan berbagai jenis kemampuan dan unsur bahasa dalam pengerjaan tes bahasa itu sehingga menghasilkan beragam gabungan (Djiwandono, 2011: 24).

(8) Penilaian pembelajaran menulis secara integratif adalah penilaian pembelajaran menulis dengan menggabungkan berbagai kemampuan dan unsur bahasa dalam penyusunan soal-soalnya (Djiwandono, 2011: 24).

(9) Validitas mengacu pada kesesuaian antara tes dengan sasaran atau tujuan yang diharapkan (Djiwandono, 2008:191).

(10) Reliabilitas memiliki pengertian bahwa sebuah tes diharapkan dapat menghasilkan hasil pengukuran yang tetap, konsisten, tidak berubah-ubah, dapat dipercaya dan diandalkan (Djiwandono, 2008:170).

(11) Indeks tingkat kesulitan adalah indeks yang menunjukkan seberapa mudah atau sulit suatu butir soal bagipeserta didik yang diuji (Nurgiyantoro, 2010:194). (12) Indeks daya beda butir soal adalah indeks yang menunjukkan seberapa besar

(39)

1.8 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metode Pengembangan, Bab IV Pembahasan, dan Bab V Penutup. Pendahuluan memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan, manfaat pengembangan, asumsi pengembangan, batasan istilah, serta sistematika penyajian. Landasan teori menguraikan tentang kajian penelitian terdahulu yang relevan, kajian teori yang relevan, dan kerangka berpikir.

(40)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini mengkaji tiga hal, yaitu kajian penelitian terdahulu yang relevan, kajian teori yang relevan, dan kerangka berpikir. Kajian penelitian terdahulu yang relevan akan memaparkan tentang metode, proses pengembangan dan hasil dari penelitian yang relevan dengan pengembangan produk ini. Teori-teori yang relevan dengan penelitian pengembangan ini adalah pengertian pengembangan, penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kurikulum pelajaran Bahasa Indonesia, hakikat penilaian bahasa, model pengembangan instrumen penilaian, pendekatan-pendekatan dalam tes bahasa, ranah penilaian menurut taksonomi Bloom, tes kompetensi berbahasa, tes kompetensi bersastra, syarat-syarat tes yang baik, validitas, reliabilitas, indeks tingkat kesulitan butir soal dan indeks daya beda soal. Kerangka berpikir akan menguraikan pentingnya penelitian pengembangan instrumen penilaian serta langkah-langkah yang akan menjadi dasar dalam mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran menulis.

2.1 Kajian Hasil-hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

(41)

Indonesia bagi Penutur Asing (UKBIPA). Perangkat tes yang dihasilkan dalam penelitian ini dikonstruksi dan diujicobakan untuk mengetahui tingkat keterandalan, tingkat ketepercayaan, tingkat kesulitan butir soal, dan tingkat daya pembeda butir soal. Metode penelitian yang digunakan adalah R&D atau Penelitian dan Pengembangan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh model perangkat penilaian yang dapat dikembangkan untuk tes kompetensi membaca BIPA, meliputi materi dan bentuk soal, serta analisis uji coba produk tes. Bentuk soal tes kompetensi membaca ini adalah pilihan ganda dengan empat buah pilihan.

Penelitian kedua yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Oktavia Dara (2011), yang berjudul Pengembangan Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA di Kulon Progo Kelas XI Semester 1 Program IPS

Berdasarkan Pendekatan Student Centered Learning (SCL). Penelitian ini memang menghasilkan produk yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu produk berupa buku ajar untuk Kelas XI Semester 1 Program IPS yang menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL). Namun, secara garis besar prosedur pengembangan yang digunakan oleh Oktavia Dara relevan dengan penelitian ini.

(42)

buku ajar dengan meminta masukan atas produk buku ajar tersebut kepada dua orang ahli yaitu seorang dosen bahasa Indonesia di Universitas Sanata Dharma (pembimbing skripsi) dan oleh seorang guru pengampu pelajaran bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur St. Louis XI Sedayu, Kulon Progo; (6) uji coba produk buku ajar kepada siswa Kelas XI IPS di SMA Pangudi Luhur St. Louis XI Sedayu, Kulon Progo; dan (7) melakukan revisi terhadap produk buku ajar berdasarkan penilaian kedua ahli bahasa Indonesia dan hasil penilaian siswa Semester 1 Kelas XI SMA Pangudi Luhur St. Louis XI Sedayu, Kulon Progo.

Penelitian-penelitian di atas dapat dijadikan acuan bagi peneliti untuk menyusun perangkat instrumen penilaian pembelajaran menulis. Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dari penelitian-penelitian tersebut antara lain teori-teori yang relevan, prosedur pengembangan, dan teknik analisis data.

2.2 Kajian Teori yang Relevan

2.2.1 Pengertian Pengembangan

(43)

prosedur baru, yang selanjutnya diuji coba secara sistematis, dievaluasi, dan diseleksi, hingga ditemukan kriteria keefektifan, kualitas, dan standar yang serupa (2007:589).

Penelitian ini termasuk dalam penelitian pengembangan karena bertujuan untuk menghasilkan suatu produk, menguji tingkat keberhasilan produk tersebut, dan merevisinya hingga menjadi produk yang sesuai dengan standar yang berlaku. Penelitian ini kiranya dapat membantu guru bahasa Indonesia untuk mengembangkan kompetensinya dalam menyusun instrumen penilaian pembelajaran menulis secara integratif.

2.2.2 Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Dalam penelitian pengembangan ini, perangkat penilaian yang disusun harus didasarkan pada kriteria penilaian sesuai kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

(44)

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran (Kemendiknas, 2009:448—455).

2.2.2.1Prinsip-prinsip Umum Penilaian

Dalam mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran menulis, penting bagi peneliti untuk memahami berbagai prinsip dari penilaian secara umum. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan (Kemendiknas, 2009:450), penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah memiliki prinsip sebagai berikut.

1) Sahih

Sahih berarti bahwa penilaian dilakukan berdasarkan data yang memperlihatkan kemampuan yang diukur. Pengembangan instrumen penilaian tidak bisa dilakukan secara sembarangan tanpa ada dasar yang kuat. Landasan yang bisa dijadikan tolok ukur dalam pengembangan instrumen penilaian adalah kurikulum, dalam hal ini Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan.

2) Objektif

(45)

disusun harus bisa menilai kemampuan siswa secara objektif, sesuai kenyataan yang ada, bukan merupakan hasil rekayasa.

3) Adil

Penilaian harus adil, tidak memandang latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Instrumen penilaian yang disusun nantinya harus bisa bersifat adil, tidak berat sebelah pada agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender tertentu.

4) Terpadu

Penilaian merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Karena keterpaduannya dengan proses pembelajaran, penilaian menjadi penting untuk terus dikembangkan secara lebih baik.

5) Terbuka

Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan hendaknya terbuka dan diberitahukan kepada pihak yang berkepentingan. Dalam mengembangkan instrumen penilaian, hendaknya digunakan prinsip keterbukaan agar transparan dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.

6) Menyeluruh dan berkesinambungan

(46)

mencakup seluruh aspek kemampuan siswa dan dilakukan secara terus-menerus atau kontinu.

7) Sistematis

Penilaian harus dilakukan secara sistematis sesuai tahap atau langkah-langkah baku yang direncanakan. Instrumen penilaian yang dikembangkan hendaknya dapat diujicobakan dengan menggunakan langkah-langkah baku secara sistematis.

8) Beracuan kriteria

Penilaian dilakukan berdasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Instrumen penilaian ini dikembangkan berdasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

9) Akuntabel

Penilaian harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi prosedur, teknik, maupun hasilnya. Instrumen penilaian yang dihasilkan harus sudah melalui tahap penelaahan oleh para ahli dan teruji di lapangan sehingga instrumen dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya.

(47)

adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender tertentu. Selain itu, sesuai dengan pendekatan integratif dalam penilaian bahasa dan prinsip penilaian menyeluruh, peneliti menyusun instrumen penilaian yang dapat mencakup dan mengukur seluruh aspek keterampilan berbahasa siswa, yaitu menulis, berbicara, mendengarkan, dan membaca, serta beberapa unsur kebahasaan yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

Agar instrumen penilaian yang peneliti susun dapat dipertanggungjawabkan, peneliti mendasarkan penyusunan instrumen penilaian ini pada model serta kriteria penilaian yang jelas dan dapat dipercaya. Di samping itu, instrumen penilaian yang peneliti hasilkan melalui tehap penelaahan oleh dosen ahli dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia serta diujicobakan dalam kelas nyata di kelas X semester 1 SMAN 1 Wates, sehingga instrumen penilaian yang disusun dapat dipercaya dan layak untuk digunakan.

2.2.3 Kurikulum Pelajaran Bahasa Indonesia

(48)

1) Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, saran, laporan, pidato, seminar, diskusi, wawancara, dan pembacaan karya sastra berbentuk puisi, drama, cerita rakyat, cerita pendek (cerpen), dan novel.

2) Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan informasi dalam kegiatan berkenalan, bercerita, diskusi, pelaporan hasil penelitian, serta mengomentari pementasan drama dan puisi.

3) Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana teks nonsastra berbentuk grafik, artikel, tabel, teks pidato, tajuk rencana, serta teks sastra berbentuk hikayat, novel, puisi, puisi kontemporer, biografi, karya sastra berbagai angkatan dan sastra Melayu klasik.

4) Menulis

Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, informasi, dan perasaan dalam bentuk teks deskripsi, narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, teks pidato, surat dinas, surat dagang, notulen, ringkasan, rangkuman, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra berbentuk cerpen, puisi, kritik, drama, dan esai.

(49)

memadukan keterampilan ini dengan tiga keterampilan berbahasa yang lain sehingga terbentuk instrumen penilaian yang terintegratif. Standar kompetensi lulusan untuk keterampilan menulis yang diuraikan di atas dikhususkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk kelas X semester 1 sesuai ruang lingkup penelitian ini.

Seperti yang telah diuraikan di atas, kompetensi dasar menulis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini diintegrasikan dengan aspek-aspek lain yang setara. Kompetensi dasar yang akan dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari lima aspek. Pengintegrasian kelima aspek tersebut adalah sebagai berikut.

Kompetensi Dasar (4.1) menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif diintegrasikan dengan KD (2.2) Mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku). KD (4.2) menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif diintegrasikan dengan (2.3) menceritakan berbagai pengalaman dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat. KD (4.3) menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif diintegrasikan dengan (2.2) mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku). KD (8.1) menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama, dan rima diintegrasikan dengan KD (5.2) mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman. KD (8.2) menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima diintegrasikan dengan KD (7.1) Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan

(50)

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Keterampilan Menulis Kelas X SMA Semester 1

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Standar

Kompetensi Integratif

4. Menulis

4.1 Menulis gagasan dengan

4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif

4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam

8.1 Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

8.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

(51)

2.2.4 Hakikat Penilaian Bahasa

Selain berlandaskan pada kurikulum pelajaran Bahasa Indonesia, dalam melakukan penelitian pengembangan instrumen penilaian, perlu dipahami pula tentang hakikat penilaian bahasa. Dalam hakikat penilaian ini, peneliti akan menguraikan tentang apa perbedaan antara tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi serta memaparkan bentuk-bentuk penilaian bahasa.

Ada beberapa istilah yang sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik penilaian, yaitu tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Berikut diuraikan pengertian masing-masing istilah tersebut.

(1) Tes merupakan salah satu alat untuk mengukur sesuatu yang bersifat abstrak, tidak kasat mata, serta tidak konkret, seperti kemampuan berpikir, kemampuan mengingat, kemampuan menulis, atau kemampuan bahasa yang lain (Djiwandono, 2008: 12).

(2) Pengukuran merupakan upaya mendeskripsikan sesuatu secara kuantitatif sesuai dengan hakikat dan sifat benda yang diukur (Djiwandono, 2008: 12— 15).

(3) Penilaian merupakan proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang pembelajar dapat mencapai tujuan pendidikan (Nurgiyantoro, 2010: 7).

(52)

dan hasil pembelajaran, melainkan berhubungan pula dengan penyelenggaraan pembelajaran secara keseluruhan (Djiwandono, 2008: 10).

Istilah tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi memang memiliki pengertian yang berbeda. Namun, keempat istilah ini memiliki hubungan yang erat. Evaluasi memiliki cakupan yang paling luas dibandingkan penilaian dan pengukuran. Jika dikaitkan dengan pembelajaran bahasa, evaluasi tidak hanya mengumpulkan informasi tentang seberapa jauh kemampuan pembelajar dalam menguasai bahasa seperti yang dilakukan dalam penilaian, melainkan mencakup pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan, baik tentang kesesuaian bahan ajar yang digunakan, latihan-latihan yang diberikan, metode mengajar dan media yang digunakan guru, penyusunan dan penyelenggaraan tes, serta penskoran dan pemrosesan hasil tes (Djiwandono, 2008:10).

Salah satu cara untuk mengumpulkan informasi dalam evaluasi dan penilaian adalah dengan melakukan pengukuran. Pengukuran menghasilkan deskripsi secara kuantitatif tentang tingkat kemampuan siswa dalam menguasai bahasa yang nantinya menjadi bahan untuk membuat keputusan dalam evaluasi dan penilaian. Adapun salah satu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan pembelajar dalam menguasai bahasa ini adalah tes. Tes menghasilkan skor yang akan ditafsirkan untuk menyusun keputusan dalam proses evaluasi (Djiwandono, 2008:15).

(53)

mengukur seberapa tingkat pencapaian pembelajar secara integratif, bukan menilai keseluruhan pelaksanaan pembelajaran yang menjadi cakupan evaluasi. Produk instrumen penilaian ini terdiri dari kisi-kisi, butir-butir soal, rubrik penilaian dan kriteria penilaian.

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pembahasan pada penilaian bahasa. Sasaran penilaian kemampuan bahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa. Kemampuan bahasa itu meliputi empat jenis kemampuan, yaitu menyimak, kemampuan membaca, kemampuan berbicara, dan kemampuan menulis. Penilaian bahasa juga diarahkan pada penguasaan bahasa yang dalam kajian bahasa, khususnya kajian struktural, ditafsirkan sebagai terdiri dari sejumlah unsur bahasa, yaitu fonologi (bunyi-bunyi bahasa, fonem, tekanan suara dan intonasi), kosakata (makna dan pembentukan kata), dan tata bahasa (penggabungan kata-kata dalam membentuk berbagai bentukan sintaksis sesuai dengan kaidah tata bahasa yang benar) (Djiwandono, 2008: 16).

2.2.4.1 Bentuk Penilaian Bahasa

(54)

informasi juga harus dilakukan sepanjang kegiatan pembelajaran (Nurgiyantoro, 2010: 13).

Penilaian yang dilakukan pada setiap pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa, terbagi menjadi dua macam. Penilaian yang dilakukan di akhir pembelajaran untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa terhadap seluruh kompetensi yang dibelajarkan dalam periode tertentu disebut sebagai penilaian prestasi atau penilaian produk. Di sisi lain, penilaian yang dilakukan sepanjang dan bersamaan dengan

proses pembelajaran disebut sebagai penilaian proses . Penjelasan tentang penilaian produk dan penilaian proses akan dipaparkan sebagai berikut.

(1) Penilaian Produk

Penilaian produk biasanya dilakukan secara formal dalam waktu tertentu yang telah ditetapkan. Teknik pengukuran biasa dilakukan secara tertulis dengan berbagai tes objektif dan esai (uraian) (Nurgiyantoro, 2010: 13). Penilaian produk lebih sesuai dilakukan dengan model penilaian tradisional. Penilaian tradisional lebih tepat untuk ujian akhir yang mengukur hampir semua kompetensi yang dibelajarkan dalam waktu yang singkat seperti ulangan umum dan ujian nasional. (Nurgiyantoro, 2011: 29).

(55)

(2) Penilaian Proses

Penilaian proses dilakukan sepanjang dan bersamaan dengan proses pembelajaran sebagai bagian dari strategi pembelajaran, yang hasilnya sekaligus untuk umpan balik pembelajaran selanjutnya (Nurgiyantoro, 2011: 28). Penilaian proses dapat dilakukan kapan saja dengan memberikan tugas, latihan, tanya jawab, kuis, ulangan harian, tugas di rumah, tugas melakukan kegiatan tertentu, pengamatan, catatan harian, dan lain-lain yang semuanya direncanakan bentuk dan waktunya (Nurgiyantoro, 2010:13). Penilaian proses dapat mengukur pencapaian indikator yang tidak dapat diujikan pada akhir kegiatan. Informasi dari hasil penilaian proses harus dicatat dan dapat dijadikan sebagai bagian tes formatif (Nurgiyantoro, 2010:50)

Penilaian proses ini melibatkan berbagai kinerja yang mencerminkan bagaimana siswa belajar, capaian hasil, motivasi, dan sikap yang berhubungan dengan aktivitas pembelajaran. Penilaian ini berasumsi bahwa ada banyak unjuk kerja yang dapat ditampilkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang semuanya lebih luas dari sekedar ujian tertulis dengan jawaban singkat (Nurgiyantoro, 2011:29).

(56)

Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan model penilaian proses untuk menyusun instrumen penilaian pembelajaran menulis. Hal ini disebabkan penilaian pembelajaran menulis membutuhkan bentuk soal yang menuntut siswa untuk dapat menghasilkan karya tulis yang sebenarnya. Tuntutan untuk dapat menghasilkan sebuah karya tulis tidak dapat terpenuhi hanya dengan menggunakan penilaian tradisional berupa tes objektif atau uraian jawaban. Bentuk tes yang peneliti hasilkan adalah tes tertulis, tes kinerja, tes proyek, dan tes portofolio dengan bentuk tagihan berupa karya tulis seperti cerpen, paragraf ekspositif, pantun, dan puisi baru.

2.2.5 Model Pengembangan Instrumen Penilaian

Berdasarkan pada prinsip sistematis, proses pengembangan instrumen penilaian harus melewati langkah-langkah atau model yang direncanakan. Menurut Nurgiyantoro (2010:14), model yang ideal adalah model yang sederhana dan menyeluruh, dalam arti mencakup semua komponen penilaian berupa prinsip yang harus dilakukan. Dengan adanya model yang diikuti, pengembang penilaian akan mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan dan apa efek yang terjadi jika melakukan penyimpangan.

(57)

model untuk mengembangkan tes hasil belajar terdiri dari sembilan langkah yang akan dijabarkan sebagai berikut.

(1) Menyusun spesifikasi tes

Penyusunan spesifikasi tes terdiri dari langkah-langkah berikut: (a) menentukan tujuan tes, (b) menyusun kisi-kisi tes, (c) memilih bentuk tes, dan (d) menentukan panjang tes. Langkah-langkah ini akan mempermudah penyusunan soal dan siapa saja yang menyusun soal akan menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif sama.

Langkah pertama adalah menentukan tujuan tes. Penentuan tujuan ini dimaksudkan agar tes dapat mencapai sasarannya dengan baik. Dilihat dari tujuannya, ada empat macam tes yang digunakan dalam lembaga pendidikan, yaitu tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengembangkan instrumen penilaian berupa tes formatif.

(58)

Kisi-kisi soal penting dalam perencanaan penilaian hasil belajar karena di dalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen penilaian. Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu: (1) representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai sampel perilaku yang akan dinilai, (2) komponen-komponennya harus terurai/ terperinci, jelas, dan mudah dipahami, (3) soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan (Arifin, 2009:93).

Nurgiyantoro juga mengungkapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyusun kisi-kisi yang baik. Persyaratan tersebut antara lain: (1) perumusan indikator dari kemampuan dasar sesuai dengan prinsip kepentingan (urgensi), kesinambungan (kontinuitas), kesesuaian (relevansi), dan kontekstual, (2) jumlah soal per kompetensi dasar dan per indikator soal sesuai dengan prinsip kepentingan (urgensi), kesinambungan (kontinuitas), kesesuaian (relevansi), dan kontekstual, (3) tingkat kesulitan dan atau kekompleksan soal, yang juga tercermin dalam materi, sesuai dengan kelas peserta didik (Nurgiyantoro, 2010:136).

(59)

Langkah terakhir dalam penyusunan spesifikasi tes adalah menentukan panjang tes. Penentuan panjang tes berdasarkan pada cakupan materi ujian dan kelelahan peserta tes. Sesuai rencana awal peneliti, tes akan dilaksanakan selama 30–45 menit untuk tiap tes tertulis yang dilaksanakan di dalam kelas, sedangkan satu sampai dua minggu untuk tes proyek dan portofolio. Namun, waktu ini dapat berubah bergantung pada situasi dan kondisi saat pelaksanaan uji coba instrumen penilaian.

(2) Menulis soal tes

Dalam tahap ini, pengembang tes menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan penjelasan pada kisi-kisi yang telah dibuat. Dalam hal ini, peneliti menulis soal tes dalam bentuk tes tertulis, kinerja, proyek, dan portofolio berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun. Butir-butir soal yang disusun disertai dengan petunjuk mengerjakan soal yang singkat dan jelas sehingga tidak menimbulkan multitafsir pada pembelajar. Selama menulis soal, peneliti juga menyusun rubrik penilaian atau pedoman penskoran sesuai dengan tujuan yang hendak diukur.

(3) Menelaah soal tes

(60)

Penelaahan soal uraian terdiri dari tiga aspek, yaitu materi, konstruksi, dan bahasa. Aspek materi meliputi kesesuaian soal dengan indikator, kejelasan batasan jawaban dan pertanyaan, kesesuaian isi materi dengan tujuan pengukuran, dan kesesuaian isi materi dengan jenjang sekolah. Aspek konstruksi meliputi rumusan soal yang harus menggunakan kata tanya atau perintah, adanya petunjuk yang jelas untuk mengerjakan soal, adanya pedoman penskoran, kejelasan tabel, gambar, grafik, atau peta yang digunakan. Adapun aspek bahasa meliputi penggunaan kalimat komunikatif dan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penyusunan soal, tidak adanya kata-kata atau kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda, dan tidak adanya penggunaan bahasa daerah yang berlaku setempat (Haryati, 2008:131).

(4) Melakukan uji coba tes

(61)

(5) Menganalisis butir soal

Setelah melalui uji coba, dilakukan analisis butir soal untuk memperoleh data antara lain tentang tingkat kesulitan butir soal, efektivitas pengecoh, dan daya beda soal. Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti juga menganalisis tingkat kesulitan butir soal, efektivitas pengecoh, dan daya beda butir soal.

(6) Memperbaiki tes

Setelah tiap butir soal dianalisis, dilakukan perbaikan terhadap soal-soal yang masih memiliki kekurangan. Perbaikan soal ini antara lain meliputi kesesuaian isi soal dengan materi dan tujuan, kejelasan konstruksi soal, dan kejelasan bahasa. Dalam perbaikan ini, tidak menutup kemungkinan peneliti meminta para ahli untuk memberikan masukan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki dari instrumen penilaian yang telah diujicobakan.

(7) Merakit tes

Setelah semua soal dianalisis dan diperbaiki, langkah selanjutnya adalah merakit soal-soal menjadi sebuah satu kesatuan tes yang padu. Perakitan soal tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena dapat mempengaruhi tingkat validitas soal. Dalam perakitan tes ini peneliti harus memperhatikan nomor urut soal, pengelompokan bentuk soal, dan lay out karena dapat mempengaruhi validitas soal.

(8) Melaksanakan tes

(62)

dengan baik. Penelitian pengembangan ini tidak sampai pada tahap melaksanakan tes yang sesungguhnya di lapangan, hanya sebatas uji coba saja. (9) Menafsirkan hasil tes

Skor yang dihasilkan dari tes kemudian ditafsirkan menjadi nilai, yaitu rendah, menengah, atau tinggi. Tinggi rendahnya nilai dikaitkan dengan acuan penilaian. Ada dua acuan yang digunakan dalam penilaian, yaitu acuan norma dan kriteria. Penafsiran hasil tes yang sesungguhnya tidak dilakukan pada penelitian ini karena peneliti hanya sebatas mengembangkan instrumen penilaian, menelaah, menguji coba, merevisi, dan merakitnya menjadi satu kesatuan tes yang padu.

Langkah-langkah di atas dijadikan pedoman peneliti dalam mengembangkan instrumen penilaian integratif dalam pembelajaran menulis. Peneliti perlu memahami dengan benar setiap langkah-langkah tersebut agar pengembangan instrumen penilaian ini dapat berjalan secara sistematis dan terencana. Dengan mengacu pada langkah-langkah tersebut, peneliti bisa mengantisipasi terjadinya penyimpangan dan kesalahan dalam menyusun instrumen penilaian, sehingga peneliti bisa menghasilkan instrumen penilaian yang sah, dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan baik dari prosedur maupun hasilnya.

2.2.6 Pendekatan dalam Tes Bahasa

(63)

dalam menyelenggarakan pengajaran bahasa, termasuk di dalamnya tes bahasa (Widharyanto, 2000:151). Berikut adalah macam-macam pendekatan dalam tes bahasa dirangkum dari pendapat beberapa ahli bahasa.

2.2.6.1Pendekatan Tes Bahasa Tradisional

Pendekatan tradisional merancang pembelajaran bahasa sekadar untuk memenuhi kebutuhan akan keperluan sesaat, terbatas pada kebutuhan untuk menguasai kemampuan tertentu dengan bahan ajar yang sering banyak dititikberatkan pada tata bahasa. Pembelajaran bahasa secara tradisional banyak di antaranya menekankan pada kemampuan menerjemahkan dari satu bahasa ke dalam bahasa yang lain (Djiwandono, 2008:19).

Dalam penyelenggaraan tes bahasa dengan pendekatan tradisional ini tidak terdapat ketentuan dan rambu-rambu yang baku tentang jenis kemampuan bahasa yang dijadikan sasaran, cara bagaimana tes itu harus diselenggarakan, dan bahkan cara bagaimana pekerjaan peserta tes dinilai. Hal ini menjadikan pendekatan tradisional lemah karena banyak diwarnai dengan berbagai bentuk subjektifitas dalam hal pemilihan kemampuan bahasa yang dijadikan saran, pemilihan dan penetapan bahan dan isi tes, serta cara penilaian pekerjaan peserta tes (Djiwandono, 2008:19).

2.2.6.2Pendekatan Tes Bahasa Diskret

(64)

bahasa merupakan kesatuan padu dari berbagai unsurnya dan tidak dapat dipisahkan dari konteks pemakaiannya (Oller dalam Nurgiyantoro, 2010:285).

Kelemahan dari pendekatan diskret menurut Oller adalah pandangannya yang memecah-mecah unsur kebahasaan dan menghadirkannya dalam keadaan terisolasi. Menurut pandangan komunikatif dan pragmatik, pembelajaran bahasa yang bersifat diskret tidak akan mencapai keberhasilan karena akan sulit belajar bahasa jika hanya berdasarkan pengalaman yang terpecah-pecah dan terlepas dari konteks pragmatik (Oller dalam Nurgiyantoro, 2010:288—289).

2.2.6.3Pendekatan Tes Bahasa Integratif

Instrumen penilaian pembelajaran menulis yang akan dikembangkan oleh peneliti menggunakan pendekatan integratif. Pendekatan integratif dinilai lebih sesuai dalam beberapa hal dengan kebutuhan dan praktik penyelenggaraan tes bahasa. Hal ini dikarenakan bahasa pada dasarnya adalah suatu integrasi dari bagian-bagian terkecil yang membentuk bagian-bagian yang lebih besar, yang pada akhirnya membentuk bagian yang lebih besar, yaitu bahasa (Carroll dalam Widharyanto, 2000:159).

Gambar

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Keterampilan Menulis
Gambar 2.1: Taksonomi Bloom
Tabel 2.2 Penjabaran Tingkatan Ranah Kognitif
Tabel 2.3 Penjabaran Tingkatan Ranah Afektif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki peningkatan keterampilan proses sains siswa SMA setelah dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

akan menghasilkan kemampuan menyerap materi ajar yang rendah.

Dari hasil analisis data dengan taraf signifikasi 5% dipenuhi bahwa: (1) ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan kognitif siswa

Menurut Sumantri (2001: 16), “Metode ceramah atau kuliah mimbar adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan- penjelasan secara lisan

Belajar partisipatorik yaitu siswa belajar dengan melakukan suatu( learning by doing) secara bersama menemukan dan membangun pengetahuan yang menjadi tujuan

mempersiapkan segala instrumen yang akan digunakan serta melakukan beberapa kegiatan pra penelitian antara lain: a) Studi pendahuluan dengan melakukan refleksi terhadap

guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya berupaya untuk menerapkan model Student Team Achievement Division (STAD) pada pembelajaran menulis teks eksposisi

Berdasarkan pengolahan data hasil penelitian ditemukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas guru sebesar 75% pada