EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
PASAL 38 UU No.1 Tahun 1974 MENGENAI PUTUSNYA SUATU PERKAWINAN KARENA PERCERAIAN SERTA AKIBATNYA
(STUDI KASUS Di KANTOR PENGADILAN AGAMA LUBUK PAKAM KELAS IB)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Rohdearnita Saragih NIM. 309311042
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Rohdearnita Saragih, Nim 309311042. (“Efektifitas Pelaksanaan Pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 Mengenai Putusnya Suatu Perkawinan Karena Perceraian Serta Akibatnya Di Kantor Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas I B”.) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 mengenai putusnya suatu perkawinan serta akibatnya di Kantor Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas I-B.
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu dengan mengunakan metode deskriptif kualitatif. teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan angket secara langsung dengan Staf Pegawai Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas IB. Angket merupakan alat pengumpul data yang berisi pertanyaan tertulis (questioner) yang akan diisi oleh responden (sampel) dan wawancara, dengan pengambilan data mengenai kasus putusnya suatu perkawinan karena perceraian serta akibatnya, mengambil sumber informasi yang relevan dan melakukan interpretasi (menyusun hasil-hasil penelitian berdasarkan fakta) sebagai tahapan terakhir.
Sedangkan sampel yang digunakan adalah kurang dari 100 dari jumlah populasi, yaitu jumlah keseluruhan Pegawai Pengadilan Agama sebanyak 25 orang yang disebarkan secara acak sederhana. Adapun rumus yang digunakan dalam pengelolahan data adalah teknik analisis tabel frekuensi.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Kerangka Teori ... 6
1. Pengertian Efektivitas ... 6
2. Hukum Perkawinan di Indonesia ... 6
3. Hak Dan Kewajiban Dalam Perkawinan ... 10
4. Putusnya Suatu Perkawinan Karena Perceraian ... 11
5. Tata Cara Perceraian ... 20
6. Akibat Yang Terjadi Setelah Perceraian……… ... 23
7. Kedudukan Anak Setelah Perceraian... 26
B. Kerangka Berpikir ... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31
A. Lokasi Penelitian ... 32
B. Populasi dan Sampel ... 32
C. Variabel dan Operasional ... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ... 33
E. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 36
B. Desripsi Data Hasil Penelitian ... 39
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 59
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Masa Kerja Staf Pegawai Pengadilan Agama Kelas IB Lubuk
Pakam……… 39
Tabel 2 Masyarakat Yang Sudah Mengetahui Undang-Undang
Perkawinan……… 40
Tabel 3 Pengetahuan Bapak/Ibu Tentang Tujuan Diberlakunya Undang-Undang
Perkawinan No.1 Tahun 1974………... 41
Tabel 4 Kasus Perceraian Dalam 1 Tahun Yang Ditangani Oleh Pengadilan
Agama Lubuk Pakam Kelas IB……… 42
Tabel 5 Bapak/Ibu Pegawai Dalam Menangani Setiap Kasus Perceraian
Tersebut……… 43
Tabel 6 Adakah Terlebih Dahulu Bapak/Ibu Pegawai Mnjalankan Prosedur Dalam
Menangani Kasus Perceraian Agar Terjadi Efektivitas Pasal
Undang-Undang Perkawinan………... 44
Tabel 7 Faktor-Faktor Yang Banyak Menyebabkan Suami Isteri Memutuskan
Untuk Bercerai………... 45
Tabel 8 Pentingnya Alasan-Alasan Suami Isteri Untuk Menguatkan Proses
Terjadinya Perceraian Sebelum Dijatuhkanya Putusan Pengadilan
Agama……… 46
Tabel 9 Penetapan Waktu Mengadakan Sidang Pemerikasaan Gugatan Perceraian
Agar Terjadi Efektivitas Pasal 38 Undang-Undang Perkawinan Sebelum
Diputuskan Oleh Pengadilan………. 47
Tabel 10 Keluhan Suami Isteri Yang Berselisih Berpendapat Dalam Rumah
Tangga Merupakn Pemicu Retaknya Hubungan Keluarga…………. 48
Tabel 11 Apakah Ada Alasan Yang Dapat Digunakan Untuk Mengajukan
Gugatan Perceraian Dalam 38 Undang-Undang No.1 Tahun
1974……… 49
Tabel 12 Usaha Yang Diberikan Pengadilan Agama Kepada Suami Isteri Agar
Tidak Terjadi Perceraian……… 50
Tabel 13 Proses Mediasi Yang Dilakukan, Agar Tidak Terjadinya
Perceraian……….. 51
Tabel 14 Mengenai Gugatan Perceraian Yang Gugur Apabila Suami Isteri
Meninggal Dunia Sebelum Adanya Putusan Pengadialn………….. 52
Tabel 15 Apakah Ada Batasan-Batasan Yang Diatur Dalam Undang-Undang
Perkawinan N0.1 Tentang Memelihara Dan Mendidik Anak Akibat
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Keadaan Pegawai Pengadilan Agama Lubuk Pakam Tahun 2013
Lampiran II : Angket Penelitian
Lampiran III : Wawancara
Lampiran IV : Nota Tugas
Lampiran V : Surat Izin Penelitian Dari Jurusan
Lampiran VI : Surat Izin Mengadakan Penelitian Dari Fakultas
Lampiran VII : Surat Penelitian Dari Tempat Penelitian
Lampiran VIII : Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PPKn
Lampiran IX : Surat Keterangan Perpustakaan Unimed
Lampiran X : Kartu Bimbingan Skripsi Jurusan PPKn
Lampiran XI : Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Mahasiswa Jurusan PPKn
Lampiran XII : Pernyataan Keaslian Tulisan
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Keluarga merupakan lembaga sosial bersifat universal, terdapat di semua
lapisan dan kelompok masyarakat di dunia. Keluarga adalah miniatur masyarakat,
bangsa dan negara. Keluarga terbentuk melalui perkawinan, ikatan antara kedua
orang berlainan jenis dengan tujuan membentuk keluarga. Ikatan suami istri yang
didasari niat ibadah diharapkan tumbuh berkembang menjadi keluarga (rumah
tangga) bahagia kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan dapat menjadi
masyarakat yang beriman, bertakwa, berilmu pengetahuan, teknologi dan
berwawasan nusantara.
Telah lama umat Islam di Indonesia ingin memiliki hukum perkawinan
tertulis.Keinginan ini sudah muncul pada masa penjajahan Belanda, masa
penjajahan Jepang, dan seterusnya sampai pada masa kemerdekaan. Harapan
memiliki hukum perkawinan tertulis tersebut baru dapat terwujud pada awal tahun
1974, dengan disahkannya Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan.
Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 pasal 1 Perkawinan adalah
2
dengan Undang- Undang Dasar 1945. Sedangkan Pasal 3 ayat (1) dikatakan pada
asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang
istri, seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami. Oleh karena itu bagi
siapa yang hendak melangsungkan perkawinan haruslah benar-benar siap mental
dan siap fisik. Siap mental adalah dapat menerima kenyataan hidup yang dihadapi
saling mengerti, saling menghormati, dan saling mencintai, sedangkan yang
dimaksud dengan sikap fisik adalah keadaan tubuh dan jasmani yang mencakup
usia. Dan dalam pelaksanaannya juga merupakan suatu hal yang sakral dalam
hukum dan dimata agama. Dalam konteks kehidupan yang semestinya dijalani
untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani.
Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan
suami, baik dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan masyarakat,
sehingga dengan demikian segala sesuatu dalam keluarga dapat dirundingkan dan
diputuskan bersama-sama oleh suami istri. Dalam pasal 33 menyatakan suami istri
wajib saling cinta mencintai hormat-menghormati, setia dan memberi bantuan
lahir bathin yang satu pada yang lain. Dan menurut pasal 34 ayat (3) jika suami
istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada
pengadilan.
Karena tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan
kekal, maka dari itu perceraian sejauh mungkin dihindarkan dan hanya dapat
dilakukan dalam hal-hal yang sangat terpaksa. Peceraian hanya dapat dilakukan
apabila ada alasan-alasan tertentu sebagai mana dinyatakan dalam peraturan
perundang-undangan. Jika dalam menjalin suatu hubungan rumah tangga, maka
3
lihur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan
masyarakat pasal 30.
Sehubungan dengan adanya pasal 30 maka, pasal 34 ayat (3) yaitu jika
suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan
gugatan kepada pengadilan, dengan menimbang segala keputusan-keputusan yang
ada suami istri juga tidak boleh meninggalkan hak dan kewajiban mereka sebagai
orang tua. Apabila akaibat putusnya perkawinan karena perceraian. Mendidik dan
memelihara anak-anaknya sebagaimana mereka masih bertanggung jawab dalam
setiap urusan dan biaya keperluan hidup anaknya. Dalam pasal 35 ayat (1) yaitu
harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. Dan dalam
pasal 37 bila perkawinan itu putus karena perceraian, harta bersama diatur
menurut hukumnya masing-masing.
Untuk melakukan perceraian tersebut harus ada cukup alasan, bahwa
antara suami-istri tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri. Gugatan untuk
melangsungkan perceraian tersebut dapat diajukan kepada pengadilan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahas
kedalam sebuah skripsi yang berjudul Efektivitas Pelaksanaan Pasal 38 Undang –
Undang No. 1 Tahun 1974 Mengenai Putusnya Suatu Perkawinan Karena
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Efektivitas Pelaksanaan Pasal 38 UU No. 1 tahun 1974 Mengenai putusnya
suatu perkawinan karena perceraian.
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian
3. Akibat setelah terjadinya perceraian
4. Kedudukan anak setelah perceraian
5. Harta gono gini setelah perceraian.
C.Batasan Masalah
Pembatasan penelitian mutlak dilakukan dalam setiap penelitian agar lebih
terarah dan tidak luas. Karena dengan memberi pembatasan masalah akan
mempermudah sasaran yang dicapai.
Dengan demikian mengingat begitu luasnya ketentuan dalam perkawinan
maka penulis memberi pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu efektivitas
pelaksanaan pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 mengenai putusnya suatu perkawinan
karena perceraian serta akibatnya.
D.Rumusan Masalah
Mengingat begitu luasnya pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai
ruang lingkup masalah yang akan diteliti maka penulis membatasi masalah yang
akan diteliti yaitu bagaimana pelaksanaan pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974
5
E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah untuk
mengetahui efektivitas pelaksanaan pasal 38 UU. No 1 Tahun 1974 mengenai
putusnya suatu perkawinan karena perceraian serta akibatnya.
F. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
penulis tentang penelitian sosial.
2. Penelitian diharapkan dapat menjadi masukan sumbangan bagi pembaca
terutama bagi masyarakat tentang efektivitas pelaksanaan pasal 38 UU No.1
Tahun 1974 Mengenai Putusnya Suatu Perkawinan karena perceraian.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk dijadikan
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Dari pembahasan bab IV, maka disini penulis mencoba menarik suatu
kesimpulan. Adapun yang menjadi kesimpulan sehubungan dengan temuan
penelitian sebagai berikut :
Keberadaan Undang-Undangn Perkawinan No.1 Tahun 1974 khusus
mengenai perceraian sudah diterima keberadaanya. Hal ini terlihat bahwa hampir
seluruh masyarakat kabupaten Deli Serdang sudah mengetahui Undang-Undang
tentang Perkawinan. Sehingga dalam melaksanakan proses perceraian masyarakat
menyerahkan seluruhnya kepada Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas I-B yang
terletak di Jalan Negara Km.27 Komplek Perguruan Al-Wasliyah Deli Serdang.
Dalam setiap menangani kasus perceraian di Pengadilan Agama Lubuk
Pakam, para staf pegawai tidak pernah mengalami kendala dalam menangani
kasus perceraian. Ini terlihat pada para staf pegawai yang sudah paham betul
mengenai tujuan diberlakukanya Undang-Undang Perkawianan No.1 Tahun 1974
mengenai perceraian. Mereka memahami dengan baik dalam menangani kasus
perceraian tersebut dengan fungsi dan wewenang jabatan yang meraka pegang
selama menjadi Staf pegawai Pengadilan Agama dalam menyelesaikan masalah
perceraian.
Begitu juga akibat hukum yang muncul ketika putus ikatan perkawinan
antara seorang suami dengan seorang istri dapat dilihat beberapa garis hukum,
57
baik yang tercantum dalam Undang-Undang Perkawinan maupun hukum yang
tertulis dalam
Adapun faktor yang paling banyak menyebabkan perceraian itu terjadi di
Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas I-B adalah faktor ekonomi, merupakan
faktor utama dalam ikatan suatu perkawinan. Yaitu mengenai keluhan tentang
biaya hidup yang kurang dalam memberi nafkah yang tidak berkecukupan pemicu
retaknya hubungan suatu ikatan perkawinan dalam rumah tangga. Walaupun
merupakan faktor utama, faktor-faktor lainya juga sering terjadi menjadi alasan
untuk mengakhiri perkawinan jika upaya-upaya dalam mempertahankan
hubungan rumah tangga tidak bisa lagi dipersatukan.
B.Saran
Dengan demikian, Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis
memberikan saran atas penelitian ini :
1. Walaupun dalam menentukan keputusan pengadilan mengenai perceraian,
sudah cukup baik, tidak ada salahnya Pengadilan Agama Lubuk Pakam
meningkatkan kinerjanya lagi dalam menangani setiap kasus perceraian.
Karena peradilan agama merupakan penegak hukum dan keadilan
58
kekeluargaan juga tidak bisa dipertahankan kembali makadengan jalan
satu-satunya yang terbaik adalah mengakhiri perkawinan di Pengadilan
Agama, demi kebaikan masing-masing kedua belah pihak.
3. Bagi para mahasiswa atau peneliti yang ingin meneliti dalam hal ataupun
masalah yang sama dengan skripsi ini maka hendaklah dapat
menjabarkannya lebih luas lagi sehingga penelitian ini dapat lebih baik dan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Himpunan Peraturan Perundang-undangan. 2009. Undang-Undang Perkawinan Indonesia, Jakarta : Wacana Intelektual.
Jehani, Libertus, 2008. Perkawinan Apa Resiko Hukumnya, Jakarta Barat : Forum Sahabat.
Manan, Abdul, 2005. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan
Agama. Jakarta: Prenada Media.
Nazir, Moh, 2009. Metode Penelitian. JakartaSelatan :Ghalia Indonesia.
Rasjid, Sulaiman. 1992. Fiqih Islam. Hukum Fiqih Lengkap. Jakarta : Penerbit Sinar Baru Bandung.
Rasyid, Roihan. 2010. Hukum Acara Peradilan Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Subekti.1998. Perkawinan Dalam Syariat Islam. Jakarta : Rineka Cipta.
Subekti.R, Tjitrosudibio.R, 2009. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Tim Penyusun Skripsi Jurusa PPKn FIS Unimed, 2007, Pedoman Penulisan Skripsi, Medan : PPKn FIS Unimed.
Usman, Rachmadi, 2006, Aspek-Aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika.
http://www.dishidros.go.id/buletin/umum/221-dampak-perceraian-bagi-perkembangan-psikologis-anak.html. di aksesRabu Tgl 12/3/2013.
http://ikwan93multiply.com/journal/item/2. di akses Rabu Tgl 12/3/2013.
http://syaichuhamid.blogspot.com/2012/10/putusnya-perkawinan-karena-perceraian.html. di akses Sabtu Tgl 30/3/2013.
http://indahlestari111000407.blogspot.com/2012/09/putus-perkawinan-tata-cara-perceraian.html. di akses Sabtu Tgl 30/3/2013.
http://www.alkhoirot.net/2012/10/perceraian-dan-talak.html. Diposkan oleh Ade
Supriyatna di 21.03.di akses senin Tgl 6/4/2013.
http://kabartop.com/dampak-negatif-yang-sering-terjadi-pasca-perceraian./
di akses 12/3/2013