ABSTRAK
Ardika, Yokhanan. 2015. 111414047.EFEKTIVITAS METODE MNEMONIK DITINJAU DARI DAYA INGAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X TPA SMK N 2 DEPOK SLEMAN. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan : 1) Mengetahui efektivitas penggunaan metode mnemonik yang ditinjau dari daya ingat siswa dalam mengingat rumus-rumus trigonometeri, 2) Mengetahui efektivitas penggunaan metode mnemonik yang ditinjau dari hasil belajar siswa pada materi trigonometri.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK N 2 Depok Sleman sebagai kelas eksperimen. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kefektifan penggunaan metode mnemonik ditinjau dari daya ingat dan hasil belajar siswa.Keefektifan metode mnemonik ditinjau dari daya ingat siswa dilihat dari data kuesioner daya ingat siswa dan keefektifan metode mnemonik yang ditinjau dari hasil belajar siswa dilihat dari data tes akhir hasil belajar siswa. Data observasi digunakan juga untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat kemampuan daya ingat siswa secara keseluruhan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode mnemonik yaitu pada kriteria daya ingat tinggi dan dapat dikatakan efektif dengan jumlah siswa yang masuk pada kriteria sangat tinggi ditambah siswa yang masuk pada kriteria tinggi lebih dari 75% jumlah siswa. Sedangkan hasil belajar siswa secara keseluruhan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode mnemonik dikatakan berhasil dengan baik atau efektif dengan 89,29% dari jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar yaitu 25 siswa dinyatakan tuntas belajar memenuhi nilai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 78, dengan nilai rata-rata kelas yaitu 87,32. Dari hasil penelitian, analisis data dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa metode mnemonik efektif untuk pembelajaran trigonometri yang ditinjau dari daya ingat dan hasil belajar siswa.
ABSTRACT
Ardika, Yokhanan. 2015. 111414047. Effectiveness Mnemonic Method in Terms of Memory and Outcomes of Math of Students in Class 10 Machinning Techniques A SMK N 2 Depok Sleman. Mathematic Education Study Program, Department of Mathematic and Science, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
The aims of this research are: 1) To find out the effectivity of using mnemonic method that observed by the students’ memory on recalling trigonometry formulas, 2) To find out the effectivity of using mnemonic method that observed by the students’ result of trigonometry materials.
This research is a kind of quasi-experiment with descriptive qualitative-quantitative research approach. Te subject of this research is the students of grade X of Machinery Engineering A of SMKN 2 Depok Sleman as class experiment. Whereas the object of this research is the effectivity of using mnemonic method that observed by the students memory and result study. Through questioner data of the students memory to observe the effectivity mnemonic method that observed from the students’ memory and used the students’ final test result to observe the effectivity mnemonic method that observed by the student result. This research is used observation data to see the succeed of learning process.
Based on the result of this research, found that all of the students; memory after followed the learning process using mnemonic method which is on high memory criteria is effective because the students with the high memory can be said effective with the amount of students including to the highest criteria added by the students belong to the higher criteria is more than 75 % of all students. Whereas the students’ learning result after following the learning process using mnemonic method is said to be well success or effective with 89,29% from the amount of all students who belong to the learning result which is 25 students are achieved the KKM that given by the school, 78, by the class average 87,32. The finding of this research, data analysis, and investigation found that the mnemonic method is effective to trigonometry learning process that observed by the memory and the students’ learning result.
EFEKTIVITAS METODE MNEMONIK
DITINJAU DARI DAYA INGAT DAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS X TPA SMK N 2 DEPOK SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Program Pendidikan Matematika
Oleh:
Yokhanan Ardika
NIM : 111414047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
EFEKTIVITAS METODE MNEMONIK
DITINJAU DARI DAYA INGAT DAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS X TPA SMK N 2 DEPOK SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Program Pendidikan Matematika
Oleh:
YokhananArdika NIM : 111414047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSANPENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang
apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur”
Kerena
v
Halaman Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang Maha Pengasih
Bapak, ibu, dan mbak dian, serta semua keluarga yang selalu mendukung dan mendoakanku
Dosen pembimbing skripsi yang terkasih bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd. Seluruh dosen dan staf Program Studi Pendidikan Matematika USD yang
mengajar dan melayani selama kuliah.
Semua teman-teman mahasiswa Program Studi Matematika USD angkatan 2011.
Siswa kelas X Teknik Pemesinan A dan B, serta bapak dan ibu guru SMK N 2 Depok Sleman.
Semua teman-teman dalam satu pelayanan di GKJ Rewulu.
viii ABSTRAK
Ardika, Yokhanan. 2015. 111414047.EFEKTIVITAS METODE MNEMONIK DITINJAU DARI DAYA INGAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X TPA SMK N 2 DEPOK SLEMAN. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan : 1) Mengetahui efektivitas penggunaan metode mnemonik yang ditinjau dari daya ingat siswa dalam mengingat rumus-rumus trigonometeri, 2) Mengetahui efektivitas penggunaan metode mnemonik yang ditinjau dari hasil belajar siswa pada materi trigonometri.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK N 2 Depok Sleman sebagai kelas eksperimen. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kefektifan penggunaan metode mnemonik ditinjau dari daya ingat dan hasil belajar siswa.Keefektifan metode mnemonik ditinjau dari daya ingat siswa dilihat dari data kuesioner daya ingat siswa dan keefektifan metode mnemonik yang ditinjau dari hasil belajar siswa dilihat dari data tes akhir hasil belajar siswa. Data observasi digunakan juga untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat kemampuan daya ingat siswa secara keseluruhan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode mnemonik yaitu pada kriteria daya ingat tinggi dan dapat dikatakan efektif dengan jumlah siswa yang masuk pada kriteria sangat tinggi ditambah siswa yang masuk pada kriteria tinggi lebih dari 75% jumlah siswa. Sedangkan hasil belajar siswa secara keseluruhan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode mnemonik dikatakan berhasil dengan baik atau efektif dengan 89,29% dari jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar yaitu 25 siswa dinyatakan tuntas belajar memenuhi nilai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 78, dengan nilai rata-rata kelas yaitu 87,32. Dari hasil penelitian, analisis data dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa metode mnemonik efektif untuk pembelajaran trigonometri yang ditinjau dari daya ingat dan hasil belajar siswa.
ix ABSTRACT
Ardika, Yokhanan. 2015. 111414047. Effectiveness Mnemonic Method in Terms of Memory and Outcomes of Math of Students in Class 10 Machinning Techniques A SMK N 2 Depok Sleman. Mathematic Education Study Program, Department of Mathematic and Science, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
The aims of this research are: 1) To find out the effectivity of using mnemonic method that observed by the students’ memory on recalling trigonometry formulas, 2) To find out the effectivity of using mnemonic method that observed by the students’ result of trigonometry materials.
This research is a kind of quasi-experiment with descriptive qualitative-quantitative research approach. Te subject of this research is the students of grade X of Machinery Engineering A of SMKN 2 Depok Sleman as class experiment. Whereas the object of this research is the effectivity of using mnemonic method that observed by the students memory and result study. Through questioner data of the students memory to observe the effectivity mnemonic method that observed from the students’ memory and used the students’ final test result to observe the effectivity mnemonic method that observed by the student result. This research is used observation data to see the succeed of learning process.
Based on the result of this research, found that all of the students; memory after followed the learning process using mnemonic method which is on high memory criteria is effective because the students with the high memory can be said effective with the amount of students including to the highest criteria added by the students belong to the higher criteria is more than 75 % of all students. Whereas the students’ learning result after following the learning process using mnemonic method is said to be well success or effective with 89,29% from the amount of all students who belong to the learning result which is 25 students are achieved the KKM that given by the school, 78, by the class average 87,32. The finding of this research, data analysis, and investigation found that the mnemonic method is effective to trigonometry learning process that observed by the memory and the students’ learning result.
x
Kata Pengantar
Puji syukur penulis sampaikan kepada hadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia yang dianugrahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS METODE MNEMONIK DITINJAU
DARI DAYA INGAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS X TPA SMK N 2 DEPOK SLEMAN”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Hongki Julie S.Pd., M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika.
3. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing penulis dengan sabar dan tulus mengarahkan dan memberi saran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Bapak selaku Kepala SMK N 2 Depok Sleman dan Bapak Slamet Wijono M.Pd. selaku guru matematika SMK N 2 Depok Sleman, yang telah memberikan kesempatan, kerjasama, dan dukungan untuk mengadakan penelitian.
5. Segenap guru dan karyawan SMK N 2 Depok Sleman atas penerimaan dan kerjasamanya.
xi
7. Ayahanda Kasidi, Ibunda Suharti, dan seluruh keluarga atas bimbingan, perhatian, kasih sayang, dukungan doa, semangat dan materi yang telah diberikan pada penulis dari kecil hingga saat ini.
8. Semua teman-teman mahasiswa prodi Pendidikan Matematika angkatan 2011 atas semua pengalaman dan pembelajaran yang didapat selama perkuliahan, semoga kita dapat menjadi pendidik yang profesional dan berkualitas.
9. Teman dan sahabat di GKJ Rewulu atas dukungan doa, semangat, dan keceriaannya selama ini.
Harapan penulis semoga skrisi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri untuk terus meningkatkan kemampuan penulis sebagai calon pendidik dan juga semua pihak yang terkait yang membutuhkan.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vii
ABSTRAK... viii
ABSTRAK... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangMasalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 6
C. Pembatasan Masalah... 6
D. RumusanMasalah... 7
E. BatasanIstilah ... 8
F. TujuanPenelitian... 9
G. ManfaatPenilitian... 9
H. Sistematika Penulisan... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13
A. EfektivitasPembelajaran... 13
B. MetodePembelajaran... 14
C. Mnemonik... 16
D. Daya Ingat... 26
E. HasilBelajar... 37
F. Matematika... 37
G. KerangkaBerpikir... 43
H. HipotesisPenelitian... 44
BAB III METODE PENELITIAN... 45
A. Jenis Penelitian ... 45
B. Subjek Penelitian ... 46
xiii
D. Variabel Penelitian ... 47
E. Bentuk Data ... 48
F. Metode Pengumpulan Data ... 49
G. Instrumen Pengumpulan Data ... 51
H. Metode Analisis Data ... 60
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 67
J. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 69
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN... 70
A. Pelaksanaan Penelitian... 70
B. Penyajian Data... 75
C. Analisis Data... 83
D. Pembahasan... 90
E. Kelemahan Penelitian ... 93
BAB V PENUTUP... 95
A. Kesimpulan... 95
B. Saran... 96
DaftarPustaka ...97
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Peta Kuesioner Daya Ingat... 53
Tabel 3.2 Nilai-nilai r Product Moment... 56
Tabel 3.3. Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabilitas... 57
Tabel 3.4. Daftar Aktivitas Guru... 58
Tabel 3.5. Daftar Aktivitas Siswa... 59
Tabel 3.6. Skor Pernyataan dalam Kuesioner... 60
Tabel 3.7. Kriteria Daya Ingat Siswa... 61
Tabel 3.8. Kriteria Daya Ingat Siswa Secara Keseluruhan... 63
Tabel 4.1. Aktivitas Guru di Kelas (Pertemuan Pertama)... 75
Tabel 4.2. Aktivitas Siswa di Kelas (Pertemuan Pertama)... 76
Tabel 4.3. Aktivitas Guru di Kelas (Pertemuan Kedua)... 77
Tabel 4.4. Aktivitas Siswa di Kelas (Pertemuan Kedua)... 78
Tabel 4.5. Hasil Kuesioner Sesuai Kriteria... 87
Tabel 4.6. Presentase Hasil Kueioner Daya Ingat Setiap Kriteria.... 88
Tabel 4.7. Hasil Belajar Siswa dan Ketuntasan... 89
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A... 100
1. RPP... 101
2. LKS ... 124
3. Instrumen Mnemonik... 127
4. Kuesioner Daya Ingat... 129
5. Kisi-kisi Soal... 131
6. Soal Tes... 139
7. Soal Latihan... 140
Lampiran B... 142
1. Sampel Pekerjaan Siswa Uji Coba Soal... 143
2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Coba Soal Tes... 145
3. Sampel Hasil Kuesioner Siswa... 147
4. Sampel Pekerjaan Instrumen Mnemonik Siswa... 151
5. Sampel Pekerjaan Soal Tes Siswa... 159
Lampiran C... 162
1. Dokumetasi Foto-foto Selama Penelitian... 163
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap beberapa siswa kelas X TPA SMK N 2 Depok Sleman mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disukai. Di SMK N 2 Depok Sleman terdiri dari 11 jurusan dan 16 kelas. Kelas X TPA ini dipilih karena kelas ini menjadi salah satu kelas yang digunakan peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah tersebut dan dipandang pula oleh guru pengampu mata pelajaran matematika sebagai kelas yang lebih mengalami kesulitan belajar dibandingkan dengan kelas X Kimia Industri (KI) yang pernah digunakan pula ketika peneliti melaksanakan PPL. Dari hasil pengamatan peneliti yang dilakukan selama PPL, ada empat hal yang menyebabkan matematika menjadi mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa yaitu matematika yang abstrak, memerlukan ketelitian, konsentrasi dan pemahaman, metode belajar yang tidak bervariasi, dan banyak rumus yang harus diingat.
menerima materi dalam matematika. Untuk mencapai tujuan belajar dalam matematika siswa harus teliti dan konsentrasi penuh dalam belajar untuk mencapai pemahaman yang baik. Metode belajar yang kurang bervariasi juga dapat mengakibatkan siswa merasa bosan dengan pelajaran matematika sehigga siswa tidak berkonsentrasi dan tidak dapat fokus pada pelajaran matematika. Selain itu, matematika dianggap sulit juga dikarenakan banyaknya rumus yang ada yang harus diingat dan dalam pengaplikasian rumus-rumus tersebut. Peneliti menemukan banyak siswa yang ketika belajar atau berlatih bersama-sama soal-soal latihan mampu mengerjakan soal-soal dengan baik (dengan melihat buku catatan atau rangkuman materi), namun ketika ujian atau ulangan banyak siswa yang melakukan kesalahan dan tidak bisa menyelesaikan soal dengan baik. Siswa salah dalam menggunakan rumus atau lupa rumus yang harus digunakan. Hal itu terjadi, salah satunya dikarenakan daya ingat yang dimiliki siswa yang masih kurang.
kita tentang dunia tempat kita hidup. Sebuah pengalaman yang telah dialami seseorang menjadi sebuah pengetahuan yang ada dalam setiap individu, disimpan dalam memori atau ingatan yang akan digunakan kembali ketika seseorang akan mendapatkan sebuah pengetahuan yang baru yang berhubungan dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Dalam penggunaan kembali sebuah pengetahuan inilah dibutuhkan sebuah daya ingat untuk mendapatkan sebuah pengetahuan yang baru atau menjawab permasalahan yang berhubungan dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Maka dari itu, selain pemahaman konsep yang penting, daya ingat juga dibutuhkan untuk melihat kembali pengetahuan atau pemahaman konsep yang telah dimiliki untuk mendapatkan sebuah pengetahuan atau pemahaman konsep yang baru.
Dari kesalahan-kesalahan di atas yang dilakukan siswa tersebut, dibutuhkan sebuah cara yang mampu meningkatkan daya ingat siswa sehingga siswa mampu mengingat rumus-rumus yang digunakan dalam matematika dan dapat menggunakannya dengan tepat, atau tidak salah rumus. Upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut salah satunya menggunakan metode mnemonik untuk meningkatkan daya ingat/ingatan siswa. Dalam penelitian karya Kartika Asmarani (2013) di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke juga menunjukkan bahwa metode mnemonik mampu meningkatkan daya ingat siswa.
asosiasi. Contoh dalam hal yang sederhana adalah ketika seorang anak ingin mengingat angka empat, anak tersebut bisa membayangkan bentuk dari kursi sehingga ketika mengingat bentuk kursi maka anak tersebut mengingat angka empat. Imajinasi atau fantasi menurut Abu Ahmadi (2013:29) adalah suatu daya jiwa yang dapat membentuk tanggapan baru berdasarkan tanggapan-tanggapan yang sudah ada (lama) dan asosiasi adalah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain dan saling mereproduksi. Imajinasi berarti dalam proses pengajaran perlu dieksplorasi daya imajinatifnya supaya mampu menghayati betul teori atau materi dalam matematika bahkan untuk rumus-rumus yang perlu diingat, begitu juga dengan asosiasi yang menghubungkan materi atau rumus yang hendak diingat dengan materi atau rumus yang sudah dikenal sebelumnya.
Dengan menggunakan metode mnemonik selain sebagai metode untuk meningkatkan daya ingat/ingatan juga diharapkan mampu membantu meningkatkan hasil belajar. Menurut Sudjana (1992 : 2) hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku siswa yang diperoleh siswa setelah mengalami pengalaman belajar (proses belajar-mengajar) yang sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Dalam penilaian hasil belajar biasanya dinyatakan dalam suatu nilai dengan kriteria tertentu.
Melalui penggunaan metode mnemonik ini diharapkan mampu membantu siswa dalam mengingat rumus-rumus yang ada dalam matematika seperti pada materi Trigonometri yang ada di kelas X terdapat beberapa rumus tentang perbandingan sudut sin, cos, tan, persamaan sudut rangkap dan lain sebagainya sehingga siswa dapat menggunakannya dengan tepat dan mampu meningkatkan daya ingat dan hasil belajar siswa. Tidak hanya di kelas X, materi trigonometri juga terdapat di materi kelas XI, untuk itu dalam pembelajaran matematika pada materi trigonometri di kelas X ini sangat penting bagi siswa untuk nantinya dapat mempelajari trigonometri pada kelas XI dengan baik.
B. Identifikasi Masalah
1. Adanya anggapan siswa, pelajaran matematika adalah pelajaran yang abstrak dan paling sulit sehingga minat dan hasil belajar matematika rendah
2. Siswa kurang konsentrasi dan kurang teliti sehingga siswa sulit memahami materi-materi matematika yang ada.
3. Siswa merasa bosan dengan metode belajar yang tidak bervariasi sehingga siswa tidak tertarik dan tidak fokus dalam pembelajaran. 4. Siswa sering melakukan kesalahan dalam penggunaan rumus-rumus
dalam materi trigonometri dikarenakan kurang memahami rumus yang akan digunakan dan daya ingat tentang rumus-rumus trigonometri yang kurang.
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan diselesaikan adalah seberapa efektif penggunaan metode mnemonik yang ditinjau dari daya ingat dan hasil belajar siswa sehingga bisa membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam penggunaan metode mnemonik pada Mata Pelajaran Matematika. Keefektifan metode mnemoni ditinjau dari hasil belajar dalam hal ini dilihat dari presentase siswa yang nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) setelah dilakukan pembelajaran menggunakan metode mnemonik.
Materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pada Materi Trigonometri kelas X SMK. Trigonometri adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi trigonometri seperti sinus, cosinus, dan tangen. Materi trigonometri dipilih sebagai materi yang diujikan dalam penelitian ini karena dalam materi trigonometri terdapat banyak rumus atau sebuah persamaan atau perbandingan tentang suatu sudut dalam materi trigonometri, maka dari itu, siswa perlu mengingat rumus-rumus atau persamaan sudut yang ada dalam trigonometri, meskipun pemahaman terhadap rumus-rumus tersebut juga penting.
D. Rumusan Masalah
2. Bagaimana efektivitas penggunaan metode mnemonik ditinjau dari hasil belajar siswa pada materi trigonometri?
E. Batasan Istilah
Dalam penelitian ini, peneliti mendefinisikan istilah-istilah sebagai berikut:
1. Efektivitas dalam penelitian ini adalah keberhasilan atau ketercapain secara optimal penggunaan metode mnemonik yang ditinjau dari daya ingat dan hasil belajar siswa.
2. Mnemonik adalah sebuah metode yang digunakan dalam membantu mengoptimalkan daya ingat seseorang dalam mengingat suatu informasi dengan menggunakan otak kiri dan otak kanan sehingga seseorang mampu mengingat hingga beberapa waktu bahkan selama hidupnya.
3. Daya ingat adalah proses penyimpanan dan pemeliharaan informasi yang dilakukan dalam otak manusia yang telah diterima sebelumnya. 4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar dalam waktu tertentu dan bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Dalam penelitian ini hasil belajar dilihat dari ranah kognitif.
Sehingga penelitian yang berjudul “Efektivitas Metode Mnemonik Ditinjau dari Daya Ingat dan Hasil Belajar Matematika Di Kelas X TPA SMK N 2 Depok Sleman” merupakan penelitian mengenai seberapa efektif metode mnemonik ditinjau dari daya ingat dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika. Dalam hal ini penelitian dilakukan di SMK N 2 Depok Sleman.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui efektivitas penggunaan metode mnemonik yang ditinjau dari daya ingat siswa dalam mengingat rumus-rumus trigonomteri, 2. Mengetahui efektivitas penggunaan metode mnemonik yang ditinjau
dari hasil belajar siswa pada materi trigonometri.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut: 1. Manfaat bagi siswa
a. Membantu siswa dalam meningkatkan daya ingat dalam mengingat rumus trigonometri dengan menggunakan metode mnemonik b. Membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dalam materi
2. Manfaat bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memilih metode belajar untuk membantu siswa dalam meningkatkan daya ingat dan hasil belajar siswa.
3. Manfaat Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang baik bagi sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.
4. Bagi Dunia Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya mengenai eksperimen metode mnemonik pada mata pelajaran matematika.
H. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan tugas akhir ini meliputi pendahuluan, landasan teori, metode penlitian, hasil penelitian, pembahasan, dan penutup.
pemahaman, namun menurut teori belajar konstruktivisme dalam proses belajar juga menggunakan pengetahuan sebelumnya yang perlu menggunakan ingatan yang baik untuk mengingat pengetahuan sebeulumnya. Metode mnemonik sebagai metode yang membantu meningkatkan daya ingat melalui latihan-latihan diharapkan mampu meningkatkan daya ingat siswa dan juga meningkatkan hasil belajar matematika siswa yang akan dilihat dari keefektifan penggunaan metode mnemonik yang ditinjau dari daya ingat dan hasil belajar.
BAB II Landasan Teori berisi penjelasan teori, kerangka berpikir dan hipoteis. Landasan teori dalam penelitian ini menjelaskan tentang apa yang dimaksud efektivitas pembelajaran, metode pembelajaran, mnemonik, daya ingat, hasil belajar, dan tentang matematika.
BAB III Metode Penelitian berisi Jenis Penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, waktu dan tempat penelitian, bentuk data penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode analisis data, rencana tahap-tahap penelitian.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang teori-teori yang akan digunakan untuk membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
A. Efektivitas Pembelajaran
Menurut Kartika Budi (2001, dalam Kristanti, 2004:18) efektivitas dalam proses pembelajaran didefinisikan sebagai suatu ukuran keberhasilan penggunaan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Keefektifan pembelajaran menurut Sudjana (1992: 59) berkenaan dengan jalan, upaya, teknik, strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara optimal, cepat, dan tepat. Sedangkan menurut Mulyasa (2007:82), efektifitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Indikator dapat dilihat dari ketepatan penggunaan metode pembelajaran, alat peraga, keterlibatan siswa, waktu dan hasil yang dicapai siswa.
Efektivitas dari proses pembelajaran diukur dari tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilihat dari indikator pembelajaran pada materi trigonometri dan dilihat dari penilaian hasil belajar, serta dalam meningkatkan daya ingat siswa dalam mempelajarai suatu materi. Pembelajaran dikatakan efektif jika siswa dapat memenuhi indikator dalam materi tersebut dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Metode Pembelajaran
Penggunanan metode pembelajaran yang tidak tepat dalam menyampaikan materi pelajaran dapat menyebabkan tidak terjadinya interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran cenderung terjadi hanya satu arah saja.
Dalam proses belajar mengajar, metode memegang kedudukan yang sangat penting. Syaiful dan Aswan (2006:72-74) mengungkapkan kedudukan metode dalam kegiatan belajar-mengajar meliputi :
1) Metode sebagai alat motivasi
Motivasi menurut Sardiman dalam Syaiful dan Aswan (2006:72) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang sehingga metode berfungsi sebagai alat penampung dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Akhirnya dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2) Metode sebagai strategi pengajaran
Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik pengajaran atau biasanya disebut metode mengajar. 3) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh adalah dalam penelitian ini, ketika seorang guru bertujuan ingin meningkatkan daya ingat siswa dikarenakan karakter materi yang akan diberikan membutuhkan daya ingat yang baik seorang guru dapat menggunakan metode mnemonik ini sebagai cara untuk mencapai tujuan. Guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran apabila memanfaatkan secara tepat dan akurat.
C. Mnemonik
1. Definisi Mnemonik
Mnemonik menurut Wojowasito dan Wasito (1980:2) berasal dari kata Mne‟monics yang berarti kepandaian menghapalkan. Inti dari
metode ini adalah imajinasi dan asosiasi. Higbee (2003:4), mendefinisikan mnemonik sebagai metode untuk membantu memori.
tidak langsung mengkoordinasikan antara otak kiri dan otak kanan dalam satu aktivitas belajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan dalam penelitian ini mnemonik adalah sebuah metode yang digunakan dalam membantu mengoptimalkan daya ingat seseorang dalam mengingat suatu informasi dengan menggunakan otak kiri dan otak kanan sehingga seseorang mampu mengingat hingga beberapa waktu bahkan selama hidupnya.
Metode mnemonik cukup efektif membantu seseorang untuk mengingat. Meski begitu metode mnemonik tidak menjamin informasi yang masuk akan tetap diingat, sebab untuk menyimpan informasi ke dalam memori jangka panjang setidaknya butuh banyak pengulangan. Ada beberapa teknik dalam metode mnemonik yang dapat dipakai dengan spesifikasinya masing-masing, yaitu; teknik akronim, akrostik,
peg word, loci, mental imagery, metode hubungan, serta metode
organisasi. Pada trigonometri dapat digunakan teknik akrostik untuk memudahkan mengingat rumus-rumus dalam trigonometri, sebagai contoh yaitu sindemi, cosami, dan tandesa. Perbandingan sudut Sin merupakan perbandingan sudut sisi depan dibagi sisi miring, cos merupakan perbandingan sudut sisi samping dibagi sisi miring, dan tan merupakan perbandingan sudut sisi depan dibagi samping.
dengan menggunakan otak kiri dan otak kanan sehingga seseorang mampu mengingat hingga beberapa waktu bahkan selama hidupnya. 2. Tujuan Mnemonik
Mnemonic memiliki tujuan untuk:
a. Mempermudah orang dalam mengingat pengetahuan baik itu tempat, orang, tanggal, dengan cara menghubungkan dan mengasosiasikannya dengan suatu kejadian yang ada hubungannya atau dekat dengan dirinya.
b. Mempermudah orang dalam mengambil kembali pengetahuan yang sudah lama sehingga dapat diungkap kembali, apabila diperlukan.
c. Mengefektifkan informasi dari short-term memory (memori jangka pendek) menjadi long-term memory (memori jangka panjang) dengan berbagai cara yang terdapat didalamnya.
Mengingat dengan melibatkan otak kanan akan menjadikan ingatan jangka panjang, cara mengingat dengan menggunakan peralatan mnemonic inilah yang merupakan cara mengingat dengan melibatkan otak kanan sehingga informasi akan tersimpan lebih lama dan mudah untuk dipanggil kembali karena tersimpan dalam memori jangka panjang (long term-memory).
3. Tahapan Belajar dalam Mnemonik
Joyce (1980:223) dalam buku Models of Teaching
mengungkapkan beberapa tahap yang dapat meningkatkan daya ingat dalam mnemonic. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
Phase one : Attending to the material
Use techniques of underlining, listing, reflecting Phase two : Developing connections
Make material familiar and develop connection using keyword, subtitutes word and link word system tecniques Phase three : Ekspanding sensori image
Use techniques of redicolus association and exageneration resvise image
Phase four : Practicing recall
Practice recalling the material intil it is completely learned.
daya ingat, teknik yang dapat mempertajam daya ingat, misalnya dengan menggunakan kata-kata yang lucu dan menggelikan atau melebih-lebihkan. Tahap terakhir adalah latihan mengulang, yaitu mengulangi materi sampai benar-benar dipahami.
4. Bentuk-Bentuk Teknik dalam Metode Mnemonik a. Akronim
Akronim adalah suatu gabungan huruf yang disusun membentuk sebuah kata. Teknik ini berguna untuk mengingat kata-kata spesifik, sebagai contoh PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia), TNI (Tentara Nasional Indonesia), dan FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Pendek kata, akronim adalah metode singkatan, selain contoh di atas, metode akronim dapat dipakai untuk menghapal nama tempat seperti menghapal enam danau besar di Amerika yang terdiri dari Huron, Ontario, Michigan, Superior dapat dilakukan dengan cara menyingkatnya menjadi HOMES. Ada beberapa akronim yang telah akrab di telinga kita namun justru membuat nama aslinya terlupakan, seperti akronim laser yang berasal dari
light amplication by simulated of radiation.
b. Akrostik
diingat. Kata lain dari teknik akrostik adalah metode kalimat. Cara teknik ini adalah mengambil beberapa huruf pertama dari kata yang akan dihapal kemudian dirangkaikan menjadi untaian kata yang menarik seperti “MeJiKuHiBiNiU” (Merah, Jingga, Hijau, Biru, Nila, dan Ungu) dan Kings Phil Came Over For The Genes Special (Kingdom, Phylum, Class, Order, Genus, Species). Metode ini dipakai untuk menghapal nama-nama yang berurutan (DePorter dan Hernacki, 2002:45) seperti untuk menghapalkan nama-nama planet yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto dengan cara mengambil satu huruf pertama dari setiap planet kemudian membentuknya menjadi kalimat yang kreatif seperti Memainkan Violin Bisa Memunculkan Jalinan Suara Unik Namun Pasti. Dapat disimpulkan teknik akrostik adalah teknik yang mengambil beberapa huruf pertama dari kata yang akan dihafal kemudian dirangkaikan menjadi untaian kata / kalimat yang menarik sehingga susunan kata bisa sangat mudah diingat.
c. Teknik Loci
satu-satunya orang yang selamat ketika gedung tempat pertunjukan runtuh. Simonider mampu mengenali seluruh mayat dengan mengingat tempat duduk.
Teknik loci ini menurut Buzan (2002:22) erat kaitannya dengan penggunaan cortex bagian kiri dan kanan, dengan kata lain, metode ini menggabungkan kekuatan imajinasi dan sensualitas yang merupakan kekuatan fungsi otak kanan dengan pengurutan tempat yang akurat sebagai fungsi dari kekuatan otak kiri. Penting untuk dicatat. Penting untuk dicatat bahwa tempat yang hendak digunakan untuk teknik loci hendaknya sudah familiar terlebih dahulu.
d. Pancang (Peg Word)
Teknik pancang adalah cara untuk melatih daya ingat dengan cara membuat kata-kata pancang dan membayangkannya secara visual. Teknik ini menurut Turkington (2005:56) dikembangkan oleh Henry Herkson pada tahun 1600 dengan menghubungkan satu digit angka tersebut dengan barang-barang yang menyerupai angka tersebut. Seperti angka satu dengan lilin, angka tiga dengan trisula. Prinsip dari teknik ini adalah menggantungkan fakta yang akan diingat kepada kata pancang yang telah dibuat.
e. Imajery Visual
Teknik ini tampaknya perlu perangkat untuk membangkitkan imajinasi, baik dengan cerita maupun dengan memakai alat peraga yang dapat mendekatkan pada kenyataan. f. Teknik Cerita
Teknik cerita merupakan metode yang menyenangkan untuk menghapalkan informasi yang tidak saling berhubungan ataupun yang berhubungan dengan informasi dalam jumlah yang banyak. Bahkan menurut DePorter dan Hernacki (2002:226) teknik ini cukup baik untuk menghapalkan daftar-daftar istilah atau pola-pola geografis.
g. Kata kunci
Teknik kata kunci adalah salah satu teknik mnemonik. Teknik kata kunci mempunyai berbagai macam variasi aplikasi yang bisa membantu untuk mengingat. Salah satu kemungkinannya yaitu dalam mengajarkan kata-kata baru.
Teknik ini membantu untuk mengingat bahwa barrister adalah kata lain dari lawyer yang memiliki arti yang sama yaitu pengacara, pertama-tama ciptakan kata kunci dari kata asing,
barrister. Kata kunci adalah kata yang terdengar seperti kata baru
[image:43.595.97.517.155.618.2]dalam satu gambar yang terpisah. Ini menyebabkan gambar tidak menarik karena elemen-elemennya tidak saling berinteraksi. Lebih baik jika gambar tersebut adalah gambar beruang yang sedang berakting sebagai pengacara di pengadilan, contohnya; membela kliennya yang tidak bersalah. Cara lain adalah dengan menciptakan gambar dan memperlihatkan di atas proyektor, tetapi bisa juga dilakukan dengan media lainnya. Saat menggunakan teknik ini, harus dipastikan telah memahami semua bagian dengan baik.
h. Organisasi
Kesulitan apa yang dapat dirasakan seseorang jika dihadapkan pada 12 nomer yang harus dihafal seperti 89021299432, dapat dipastikan akan mengalami kesulitan, namun berbeda halnya jika diorganisasi dengan memilahnya kepada beberapa pilihan seperti 890 212 989 432. Teknik organisasi mirip dengan sistem katalog yang ada diperpustakaan, buku-buku disimpan sesuai dengan kategorinya masing-masing.
[image:44.595.102.514.253.611.2]ayam dan sapi, kategori kue terdiri roti dan biskuit, dan yang dapat diurutkan seperti nama-nama kota dan provinsinya.
D. Daya Ingat
1. Memori (Daya Ingat)
Memori berasal dari bahasa Inggris, memory. Menurut Wojowasito dan Wasito (1980:34) memory artinya ingatan, kenang-kenangan. Bruno (Muhibbin Syah, 2004:72) mendefinisikan memori sebagai proses mental yang melibatkan penyandian (encoding), penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval) informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat di otak.
Suharnan (2005:67) berpendapat bahwa ingatan merujuk pada proses penyimpanan dan pemeliharaan informasi sepanjang waktu. Titik tekan dari definisi tersebut terletak pada kemampuan seseorang dalam menyimpan informasi dalam memorinya. Kesulitan dalam mengingat kembali informasi yang telah diingat disebabkan karena informasi tersebut tidak disimpan dan dipelihara dengan baik.
Dilihat dari jangka waktunya, menurut Atkinson dan Shiffrin (Solso, 2008) ingatan terbagi dalam ingatan jangka pendek (short term
memory) dan ingatan jangka panjang (long term memory). Memori
kesulitan untuk mengingatnya. Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang terbatas.
Menurut Endel Tulving (Suharnan, 1989;2005) menunjukkan model ingatan yang membedakannya dalam dua jenis ingatan yaitu ingatan episodik dan ingatan semantik. Ingatan episodik menyimpan informasi mengenai kejadian-kejadian dan hubungan masing-masing kejadian itu. Ingatan episodik berhubungan dengan hal-hal yang bersifat temporer dan perubahan-perubahan peristiwa.
Ingatan semantik merupakan pengetahuan yang terorganisasikan mengenai segala sesuatu yang ada di dalam kehidupan. Ingatan semantik berisikan susunan pengetahuan yang bersifat lebih konstan atau hampir tidak berubah di sepanjang waktu. Suharnan juga menambahkan, ingatan semantik meliputi pengetahuan mengenai kata-kata,misalnya arti kata dari semantik itu sendiri, tetapi juga berisikan segala sesuatu yang kita ketahui yang mungkin tidak dapat diekspresikan dalam bentuk kata-kata.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan daya ingat adalah proses penyimpanan dan pemeliharaan informasi yang dilakukan dalam otak manusia yang telah diterima sebelumnya.
2. Faktor-faktor yang membantu daya ingat
a. Perhatian dan Pemilihan
psikis terhadap suatu objek. Banyak sekali informasi yang berada di sekeliling kita, namun secara alamiah kita memilih informasi yang menarik perhatian kita.
De Porter dan Hernacki (2002:221) memiliki akronim AMBAK untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengingat. AMBAK itu sendiri merupakan akronim dari Apa Manfaatnya BagiKu, dengan kata lain seseorang dapat memusatkan perhatiannya secara maksimal bila yang menjadi objek perhatian itu dapat memberi keuntungan.
b. Emosi
Keadaan emosi juga dapat mempengaruhi ingatan seseorang. Pertama, menurut Suharnan (2005: 81) dalam mengingat kata-kata maka orang cenderung mengingat lebih baik pada kata-kata yang menyenangkan daripada kata-kata yang menyedihkan atau netral. Fenomena ini disebut “pollyanna principles”, yaitu satuan informasi yang secara emosi menyenangkan biasanya diproses lebih efisien dan tepat daripada informasi yang mengandung kesedihan
seseorang yang dalam suasana hati sedih dapat belajar lebih baik pada bahan pelajaran yang mengandung kesedihan.
Faktor emosi yang ketiga ialah ketergantungan dengan suasana hati (state depdendence). Ketergantungan ini terjadi apabila seseorang mengingat informasi lebih baik dalam suasana hati sekarang yang sesuai dengan susasana hati pada saat bahan itu pertama kali dipelajari atau diterima.
c. Asosiasi
d. Kebermaknaan
Materi yang bisa kita pahami maknanya akan lebih mudah diingat dibandingkan materi yang tidak dipahami maknanya, oleh sebab itu tulisan yang gramatikalnya tidak benar akan lebih sulit dipahami dibandingkan dengan tulisan yang gramatikalnya benar.
3. Faktor-faktor yang menghambat daya ingat
Ada beberapa faktor yang dapat membuat siswa mengalami kesulitan dalam menghapal. Menurut Adi W. (2003:32), faktor tersebut meliputi beberapa hal, yaitu:
a. Informasi Tersebut Tidak Penting
Pada prinsipnya otak akan menyimpan informasi penting saja, oleh karena itu, informasi yang dianggap kurang penting akan membuat otak menyimpan informasi tersebut dalam memori jangka pendek.
b. Interferensi atau Gangguan
c. Tidak Fokus dan Tidak Konsentrasi
Konsentrasi merupakan pintu utama belajar. Otak akan mengalami kesulitan jika dua aktivitas dilakukan pada saat yang sama. Misalnya pada saat belajar diiringi dengan khayalan.
d. Stress
Kondisi pikiran yang penuh beban dan tekanan akan mengganggu otak untuk bekerja, bayangkan jika pada saat belajar matematika sementara dapur tetangga kebakaran, tentu saja pikiran belajar akan beralih kepada pikiran untuk memadamkan api.
e. Fisik yang Lelah
Fisik yang lelah biasanya disebabkan oleh kerja fisik yang berat. Jika fisik sudah lelah biasanya seseorang mudah mengantuk dan tidur, sebab oksigen yang masuk ke dalam otak berkurang. Belajar dalam jangka waktu yang lama alam membuat fisik menjadi mudah lelah. Solusi untuk memperkuat ketahanan fisik adalah olahraga, sebab dengan olahraga akan mendorong jantung memompa dan otot bergerak.
f. Pengaruh Zat Kimia
Kebiasaan mengkonsumsi minuman yang beralkohol, merokok merupakan kebiasaan yang dapat merusak otak. Bahkan beberapa zat psikotropika akan membunuh beberapa sel otak, lebih jauh dari itu bisa juga menghambat proses generatif pertumbuhan otak, akibatnya otak tidak dapat memperbaharui diri lagi (generatif).
g. Gaya Hidup
Gaya hidup yang tidak teratur juga dapat mempengaruhi ketajaman otak. Asupan makanan, jadwal tidur, spiritualitas, olahraga dan cara pandang yang positif dapat mendorong otak untuk bekerja lebih optimal.
4. Proses Mengingat
Daya ingat bukan kemampuan untuk berdiri sendiri, namun daya ingat adalah kemampuan yang terdiri dari beberapa tahap. Bruno (Muhibbin Syah, 2004:72) mendefinisikan memori sebagai proses mental yang melibatkan penyandian (encoding), penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval) informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat di otak.
a. Penyandian (Encoding)
Informasi yang dihapalkan masuk ke dalam kotak memori setelah informasi tersebut dikodefikasi. Strategi paling populer untuk menghapal adalah pengulangan, seperti kita akan menghapal nomor hp teman kita, maka kita akan menyebut nomor tersebut secara berulang-ulang (rehersial) dengan suara yang keras.
b. Penyimpanan (Storage)
Penyimpanan adalah proses meletakan informasi dalam memori kita. Pada penyimpanan informasi, perbedaan memori jangka pendek dan jangka panjang menjadi jelas, sifat dari memori jangka pendek akan pendek dan singkat, sebagai contoh, bila kita akan menelpon, maka kita akan melihat nomor telepon yang akan kita tuju kemudian kita berkomat-kamit untuk menghapalkan nomor telepon tersebut dan selanjutnya kita tekan nomor yang dituju. Pada saat itu barangkali kita masih ingat nomor tersebut, namun beberapa hari kemudian kemungkinan besar, nomor telepon tersebut sudah tidak ada lagi di kepala kita. Dalam kasus ini, nomer telepon tersebut disimpan dalam memori jangka pendek. Supaya nomor telepon itu masih bisa diingat, maka nomor telepon itu harus disimpan dalam memori jangka panjang.
c. Pemanggilan Kembali (Retrieval)
diambil kembali. Namun yang menjadi masalah adalah cara pengambilannya, dengan demikian sebenarnya informasi yang masuk ke dalam memori jangka panjang bukan hilang, namun cara pengambilannya yang tidak tepat membuat informasi tersebut menjadi sulit untuk diingat.
Analogi yang tepat untuk hal ini dapat dianalogikan dengan penyimpanan barang. Bila barang tersebut terkodifikasi dengan baik dan disimpan di tempat yang sesuai kodenya, tentu untuk mecarinya tidak perlu melihat semua barang, tapi cukup dengan melihat kodenya saja.
5. Cara Meningkatkan Daya Ingat
6. Pengukuran ingatan
Untuk mengukur ingatan dapat menggunakan dengan beberapa tes ingatan. Menurut Hastjarjo (Suharnan, 2005:94) tes ingatan dapat diklasifikasikan pada dua kelompok yaitu tes eksplisit (langsung) dan implisit (tidak langsung). Tes eksplisit adalah tes yang mengacu pada peristiwa-peristiwa sasaran dalam sejarah pribadi subjek, yang menunjuk pada konteks ruang dan waktu, misalnya tanggal, hari, jam atau tempat dan lingkungan peristiwa. Tes eksplisit terdiri dari tes rekognisi dan tes recall. Tes implisit merupakan tes yang mengharuskan subjek melakukan aktivitas – aktivitas kognitif atau motorik. Sementara itu, perintah – perintah tes hanya mengacu pada tugas – tugas yang sedang dihadapi, dan bukan pada peristiwa sebelumnya. Dengan kata lain, subjek tidak diinstruksikan untuk menggunakan tahapan belajar sebagai acuan. Tes-tes ingatan tidak langsung ini misalnya tes pengetahuan konseptual, faktual, leksikan, perseptual dan pengetahuan prosedural.
7. Lupa
interferensi atau terhalang (interference theory), dan teori ketergantungan pada isyarat (cue-dependent forgetting theory).
a. Decay Theory (Teori Kerusakan)
Teori ini beranggapan bahwa lupa dapat terjadi karena informasi yang pernah disimpan di dalam ingatan tidak pernah atau jarang digunakan, sehingga lama-kelamaan akhirnya mengalami kerusakan.
b. Interference Theory (Teori Halangan)
Teori interferensi mendasarkan pada pandangan psikologi asosiasi. Suatu asosiasi dibentuk antara stimulus tertentu dengan respon tertentu pula. Menurut Solso (Suharnan, 2005:89), Asosiasi atau hubungan tetap ini tetap berlangsung dalam ingatan, sepanjang tidak ada informasi lain yang menganggu atau menghalanginya. Interferensi oleh informasi lain dalam ingatan dibedakan menjadi dua, yaitu Interferensi retroaktif yang terjadi ketika memori-memori baru menghambat pengambilan memori-memori-memori-memori lama, dan Interferensi proaktif terjadi saat memori-memori lama menghambat pengambilan memori-memori baru.
c. Cue-Dependent Forgetting Theory
oleh terlalu jauh letak atau lemah isyarat sesuatu yang ingin diingat kembali oleh seseorang.
E. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 1999). Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Menurut Benjamin S. Bloom (Asep Jihad, 2012) tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut A. J. Romizowski dalam buku yang sama mengatakan hasil belajar merupakan keluaran dari suatu system pemrosesan masukan.
Dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar dalam waktu tertentu dan bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris.
F. Matematika
dalam perkembangannya penggunaannya menganut metode deduksi. Menurut Suwarsono matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khas yaitu objek yang bersifat abstrak, menggunakan lambang-lambang yang tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat. Sedangkan menurut Susilo, matematika bukanlah sekedar kumpulan angka, simbol, dan rumus yang tidak ada kaitannya dengan dunia nyata, justru sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar dari dunia nyata. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, Matematika adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan bilangan-bilangan, pola-pola, urutan, yang berkaitan dengan kehidupan nyata.
1. Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-siku Perhatikan segitiga ABC siku-siku di B berikut:
Definisi:
1. Perbandingan sinus suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi depan sudut dengan sisi miring .
sinusα= sinα= =
Jembatan keledai: SINDEMI
2. Perbandingan cosinus suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi samping sudut dengan sisi miring.cosinusα= cosα= =
Jembatan keledai: COSAMI
3. Perbandingan tangen suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi depan sudut dengan sisi samping. tangenα= tanα= =
Jembatan keledai: TANDESA
B A
C α
x
4. Perbandingan cosecan suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring dengan sisi depan sudut.
cosecanα= cosecα= = =
Jembatan keledai:
Closet persen (cosec satu per sin)
5. Perbandingan secan suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring dengan sisi samping
sudut. secanα= secα= = =
Jembatan keledai: Sec perkosa (Sec satu per cos)
6. Perbandingan cotangen suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi samping sudut dengan sisi depan sudut.
Cotangentα= cotanα= = = 잊
Jembatan keledai:
2. Nilai Perbandingan Trigonometri di Berbagai Kuadran
Sifat-sifat perbandingan trigonometri di berbagai kuadran
Dari Sifat tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kuadran (Nilai + atau)
I II IIII IV
Sin + +
Cos + +
Jembatan keledai:
1) Pada Kuadran I, semua nilai perbandingan trigonometri bernilai positif, termasuk kebalikan setiap perbandingan sudut tersebut.
2) Pada Kuadran II, hanya dan yang bernilai positif, selainnya bertanda negatif.
3) Pada Kuadran III, hanya dan yang bernilai positif, selainnya bertanda negatif.
4) Pada Kuadran IV, hanya dan yang bernilai positif, selainnya bertanda negatif.
Dari Kuadran IV, III, II, I dapat dibuat singkatan jembatan keledai yaitu“ CoTangSiAll “ / Kotang Sial.
Selain itu, ada juga dari kuadran I, II, III, IV yaitu SEMUA
SISWA TANPA COSMETIK. Y
Kuadran I All / Semua ( + ) Kuadran II
Sin( + )
Kuadran III
Tan( + )
Kuadran IV
Cos ( + )
G. Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran matematika pemahaman sangat ditekankan untuk dapat menguasai materi-materi yang ada dalam matematika. Namun dalam Teori Belajar Konstruktivisme, setiap proses belajar menggunakan pengalaman belajar sebelumnya, dengan kata lain setiap pengetahuan baru yang didapat juga menggunakan pengetahuan-pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Dengan menggunakan pengetahuan yang terdahulu dibutuhkan sebuah daya ingat yang baik untuk mengingat pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki. Dewasa ini, berdasarkan hasil observasi selama peneliti matematika menjadi mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa. Beberapa hal yang menyebabkan matematika tidak disukai adalah penalaran masalah matematika, pemahaman, ketelitian dan penggunaan rumus yang ada. Untuk materi tertentu siswa masih kesulitan dalam menghafal rumus-rumus seperti pada materi geometri maupun trigonometri yang membutuhkan pemahaman dan daya ingat untuk menghafal rumus-rumus yang ada. Kurangnya daya ingat ketika menghafal rumus dapat mengakibatkan siswa kesulitan ketika mengerjakan soal ulangan atau soal ujian yang terkadang membuat hasil ulangan kurang baik.
Dengan menggunakan metode mnemonik sebagai metode untuk meningkatkan daya ingat/ingatan, diharapkan mampu membantu siswa dalam mengingat rumus-rumus yang ada dan menggunakannya dengan tepat sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilihat dari keefektifan metode mnemonik ini yang akan ditinjau dari daya ingat dan hasil belajar siswa. Selain itu, siswa juga dapat menggunakan kreativitasnya dalam penggunaan mnemonik.
Kerangka berfikir ini dapat digambarkan dalam bagian berikut ini:
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah metode mnemonik efektif untuk pembelajaran trigonometri yang ditinjau dari daya ingat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Belajar
Daya Ingat
Pengetahuan Baru
Pengetahuan terdahulu
Hasil Belajar
[image:63.595.99.505.251.561.2]Metode Mnemonik
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah hal yang penting bagi pelaksanaan penelitian sehingga dapat berjalan dengan baik, seperti jenis penelitian yang digunakan, subjek dan onjek penelitian, instrumen penelitian yang digunakan serta metode analisis data yang akan dilakukan.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini, menurut Suharsimi (2006:13) menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif- kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu karena data yang diperoleh tidak hanya dalam bentuk angka namun juga uraian dari hasil pengamatan. Peneliti akan mendiskripsikan semua kejadian dan menginterpretasikan data bentuk uraian kualitatif, sedangkan data yang diperoleh dalam bentuk angka akan dianalisis secara kuantitatif. Dalam penelitian eksperimen semu diperlukan suatu kelompok sasaran penelitian. Dimana kelompok ini diberikan perlakuan khusus. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen semu yaitu dengan memberikan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran mnemonik, kemudian mengadakan tes akhir untuk melihat hasil pembelajarannya.
yang akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan pengamatan peneliti. Sedangkan, untuk mengetahui efektivitas dalam meningkatkan hasil belajar akan dianalisis secara kuantitatif melalui hasil uji coba.
Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola sebagai berikut:
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK N 2 DEPOK SLEMAN. Jumlah siswa di kelas X TPA sebanyak 32 siswa. Kelas X TPA ini dipilih karena kelas yang lebih mengalami kesulitan belajar dibandingkan kelas yang lain. Pada penilitian ini juga digunakan kelas X TPB sebagai kelas untuk uji coba instrumen yang dianggap memiliki karakter yang hampir sama dengan kelas X TPA.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian ini adalah kefektifan penggunaan metode mnemonik ditinjau dari daya ingat dan hasil belajar siswa.
Kelas
Eksperimen menggunakanPembelajaran Metode Pembelajaan
Mnemonik
Test
[image:65.595.99.506.254.581.2]D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 61) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2010) variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obuek yang lain.
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel penelitiannya adalah :
1. Variabel bebas
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Suharsimi, 2006:119). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode pembelajaran mnemonik.
2. Variabel terikat
E. Bentuk Data
Bentuk data dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 macam data yaitu :
1. Data Daya Ingat Siswa
Data daya ingat siswa yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data yang dapat menunjukkan bagaimana daya ingat siswa dalam memahami materi dan atau rumus-rumus dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode mnemonik. Data yang diperoleh berasal dari hasil pengisian angket. Dari data hasil belajar yang ada, peneliti ingin mengetahui sejauh mana efektivitas metode mnemonik ditinjau dari daya ingat siswa.
2. Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Sehingga dapat dilakukan data hasil belajar siswa yang diperoleh merupakan data prestasi belajar siswa yang berbentuk nilai atau skor. Dari data hasil belajar yang ada, peneliti ingin mengetahui sejauh mana efektivitas metode mnemonik ditinjau dari hasil belajar siswa.
3. Data Observasi
dengan mendeskripsikan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung. Keadaan yang diamati seperti kegiatan guru dan kegiatan siswa selama pembelajaran menggunakan metode mnemonik berlangsung.
F. Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan data ini berarti mencari informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan alat yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengambil data nama-nama siswa yang menjadi kelas eksperimen. Dan hasilnya peneliti mementukan kelas X TPA sebagai kelas eksperimen. Selain itu digunakan untuk mendapatkan data-data hasil belajar siswa kelas X TPA. Dokumen dalam penelitian ini adalah nilai ulangan setelah menggunakan metode mnemonik.
2. Tes Hasil Belajar Siswa
akan digunakan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode mnemonik yang dilihat dari hasil belajar siswa.
3. Kuesioner Daya Ingat Siswa
Data daya ingat siswa akan dikumpulkan dengan metode angket / kuisoner. Menurut Suharsimi (2006: 151) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan/pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner digunakan untuk mengambil data mengenai daya ingat siswa saat pembelajaran dengan menggunakan metode mnemonik. Fokus dari kuesioner ini adalah seberapa tinggi daya ingat atau ingatan siswa tentang suatu materi dalam mata pelajaran matematika.
4. Observasi
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengambil data agar lebih mudah, cermat, dan sistematis dalam mengumpulkan data Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah masuk pada tahap pengumpulan data. Instrumen yang akan digunakan telah diuji validitasnya yaitu validitas pakar yang akan diuji juga validitas isinya oleh pakar dan validitas butir serta reliabilitas untuk soal tes hasil belajar.
Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.
1. Instrumen pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP mengacu pada langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode mnemonik. RPP dibuat dalam dua RPP dan dua pertemuan tentang sub bab Perbandingan Trigonometri dalam Segitiga Siki-siku dan Nilai Perbandingan Trigonometri Di Berbagai Kuadran. RPP terlampir di lampiran A.1.
b. Lembar Kerja Siswa ( LKS )
Nilai Perbandingan Trigonometri Di Berbagai Kuadran. LKS terlampir di lampiran A.2.
c. Instrumen Pembelajaran Metode Mnemonik
Instrumen ini dibuat untuk membantu siswa dalam penggunaan metode mnemonik dalam pembelajaran. Instrumen tersebut telah disetujui oleh guru pengampu mata pelajaran matematika. Instrumen Metode Mnemonik terlampir di lampiran A.3
2. Instrumen Penelitian a. Kuesioner Daya Ingat
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner dibuat untuk mengetahui sejauh mana daya ingat siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode mnemonik dan untuk melihat keefektifan metode mnemonik yang dilihat dari daya ingat siswa. Kuesioner yang disusun mengacu pada karakteristik daya ingat yang terdiri dari perhatian, pemahaman, dan kemampuan mengingat. Kuesioner digunakan setelah mendapat persetujuan dan revisi dari guru mata pelajaran dan dosen sebagai validitas isi atau pakar.
pernyataan. Pilihan jawaban tersebut adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kuesioner daya ingat terlampir di lampiran A.4. Berikut peta konsep kuesioner.
Tabel 3.1.
Peta Konsep Kuesioner Daya Ingat
No. Karakteristik No. Pernyataan Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
1. Perhatian 1, 2, 21 16, 17, 26, 30
2. Pemahaman 3, 4, 11,12, 22 6, 27
3. Kemampuan Mengingat
5, 13, 14, 15, 23, 24, 25
7, 8, 9, 10, 18, 19, 20, 28, 29
b. Soal Tes Hasil Belajar Siswa
Materi pokok yang digunakan adalah pada bab Trigonometri dan
Kompetensi dasar yang digunakakan yaitu, 1) Menemukan sifat-sifat
dan hubungan antar perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku.
2) Mendeskripsikan dan menentukan hubungan perbandingan
Trigonometri dari sudut disetiap kuadran, memilih dan menerapkan
dalam penyelesaian masalah nyata dan matematika. Kisi-kisi soal
terlampirkan di lampiran A.5 dan soal tes hasil belajar terlampir di
lampiran A.6.
Sebelum soal tes ini digunakan juga dilakukan uji coba untuk
melihat validitas butir dan reliabilitas yang dilakukan di kelas X Teknik
Pemesinan B yang dianggap memiliki kemampuan dan karakteristik
kelas yang sama dengan kelas X Teknik Pemesinan A. Uji coba soal tes
hasil belajar dilaksanakan pada jumat, 10 April 2015.
1) Validitas Tes Hasil Belajar
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Suharsimi, 2006: 168). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis validitas isi dan validitas butir untuk mengetahui kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi dari domain yang akan diukur.
pengampu mata pelajaran matematika untuk menelaah konsep materi instrumen tes hasil belajar siswa, sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian (validitas isi). Selain itu, pada penelitian ini menggunakan teknik validitas butir dengan menggunakan rumus korelasi Product moment dari Pearson dengan mengkorelasikan skor yang didapat siswa pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. Rumus korelasi Product moment dari Pearson yaitu:
= Σ −(Σ ) (Σ ) Σ 2−(Σ )2 Σ 2−(Σ )2
Keterangan:
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan
: Banyaknya sampel : Skor item nomor : Skor total
a) Jika > maka item soal tersebut valid. b) Jika ≤ maka item soal tersebut tidak valid.
dapat dilihat atau ditentukan setelah mengetahui jumlah
siswa yang mengikuti uji coba dan taraf signifikasi yang telah
ditentukan yaitu 5% atau dapat dilihat menggunakan tabel
[image:75.595.100.521.238.622.2]Nilai-nilai r Product Moment berikut:
Tabel 3.2.
Nilai-nilai r Product Moment
N Taraf Signifikasi N Taraf Signifikasi
5% 1% 5% 1%
. . . 22 0,423 0,537
11 0,602 0,735 23 0,413 0,526 12 0,576 0,708 24 0,404 0,515 13 0,553 0,684 25 0,396 0,505 14 0,532 0,661 26 0,388 0,496 15 0,514 0,641 27 0,381 0,487 16 0,497 0,623 28 0,374 0,478 17 0,482 0,606 29 0,367 0,47 18 0,468 0,59 30 0,361 0,463 19 0,456 0,575 31 0,355 0,456 20 0,444 0,561 32 0,334 0,43
21 0,433 0,549 . . .
Sumber: Sunarti dan Selly Rahmawati (2014: 226)
<