• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Pasca Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013( Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP PRATAMA Surakarta ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Pasca Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013( Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP PRATAMA Surakarta )."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintah. Penerimaan pajak mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara nominal maupun secara persentase terhadap seluruh pendapatan negara. Pajak merupakan penerimaan terbesar negara sampai dengan dekade 2010-an, yaitu mencakup kurang lebih 2/3 dari penerimaan negara. Negara menggunakan penerimaan pajak untuk membiayai pelayanan publik dan pembangunan nasional. Adriani dalam Waluyo, (2011 : 2) menjelaskan bahwa pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.

(2)

Indonesia selalu berupaya untuk menarik kemauan wajib pajak dalam membayar pajak. Salah satu aksi Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan penerimaan negara tersebut berupa usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pajak, dimana usaha ekstensifikasi dilakukan dengan menggali atau memperluas obyek pajak baru melalui perubahan perundang-undangan. Sedangkan usaha intensifikasi ditempuh melalui perbaikan kualitas pengumpulan di lapangan tanpa harus merubah Undang-undang yang berlaku. Masih banyak wajib pajak potensial yang belum terdaftar sebagai wajib pajak aktual. Ketidaktaatan dalam membayar pajak tidak hanya terjadi pada lapisan pengusaha saja tetapi juga terjadi pada pekerja professional. Sedangkan perkembangan usaha kecil dan menengah (UMKM) sangat dinamis yang barang kali jauh meninggalkan jangkauan pajak. Meskipun jaring pengaman bagi wajib pajak (berupa Nomor Pokok Wajib Pajak) agar melaksanakan kewajiban perpajakannya sudah dipasang, terutama bagi usaha kecil menengah masih lepas dari jeratan pajak.

(3)

kesadaran wajib pajak melaksanakan kewajiban pajak, jika masyarakat tidak merasakan manfaat dari membayar pajak. Disisi lain ancaman, hukuman, maupun sanksi dalam Undang-undang sudah cukup jelas terhadap wajib pajak yang bandel mengabaikan kewajiban pajak. Kemauan membayar pajak (willingness to pay tax) dapat diartikan sebagai suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung (Tatiana dan Priyo, 2009).

Salah satu usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak adalah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 tahun 2013 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang memiliki peredaran bruto

(omzet) tertentu yang berlaku sejak Juli 2013. Secara tidak langsung

(4)

UU tersebut dinyatakan pula bahwa kekayaan bersih UMKM Rp50.000.000,00 - Rp500.000.000,00 dan penjualan bersih setahun sebesar Rp300.000.000,00 -Rp2.500.000.000,00.

Sejak munculnya Peraturan Pemerintah Nomor 46 tentang pajak penghasilan ini terlihat dampak positif dan negatif bagi UMKM. Dampak positifnya yaitu penyederhanaan administratif dan bersifat final. Kemudian dampak negatifnya adalah pada aspek ability to pay yang sebenarnya menjadi ruh dari pajak penghasilan yang lebih memperhatikan keadilan dari pajak tidak langsung seperti PPN yang lebih memberatkan netralitas pajak. Bagi wajib pajak jelas sekali bahwa apa yang dipaparkan penulis bahwa Peraturan Pemerintah No 46 tahun 2013 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima wajib pajak yang memiliki peredaran bruto terntentu memiliki dampak positif dan juga negatif, tetapi dampak positif yang ada dalam Peraturan Pemerintah No 46 tersebut dijadikan pengusaha untuk merugikan bangsa Indonesia sendiri karena diperkirakan pelaku UMKM melakukan tax planning. Begitu juga dengan dampak negatif dari peraturan pemerintah ini yang dimana ketika UMKM mengalami kerugian tetap akan dikenakkan pajak penghasilan 1% dari

omzet.

(5)
(6)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis akan meneliti mengenai “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB

PAJAK ORANG PRIBADI PASCA PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 46 TAHUN 2013 ( Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi

di KPP PRATAMA Surakarta )”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak WP OP UMKM di Surakarta pasca PP No 46 ?

2. Apakah pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak WP OP UMKM di Surakarta pasca PP No 46?

3. Apakah persepsi efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak WP OP UMKM di Surakarta pasca PP No 46?

4. Apakah kualitas layanan wajib pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak WP OP UMKM di Surakarta pasca PP No 46?

C. Tujuan Penelitian

(7)

1. Untuk menguji kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak WP OP UMKM di Surakarta pasca PP No 46

2. Untuk menguji pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan terhadap kemauan membayar pajak WP OP UMKM di Surakarta pasca PP No 46

3. Untuk menguji persepsi efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan membayar pajak WP OP UMKM di Surakarta pasca PP No 46

4. Untuk menguji kualitas layanan wajib pajak terhadap kemauan membayar pajak WP OP UMKM di Surakarta pasca PP No 46

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi Ditjen Pajak, pihak akademisi dan pelaku usaha khususnya bagi UMKM

1. Bagi Ditjen Pajak diharapkan peneilitian ini dapat mengambarkan perihal variabel-variabel yang perlu diperhatikan dalam upaya untuk meningkatkan kemauan membayar pajak wajib pajak orang orang pribadi (WPOP) pasca Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 dalam membayar pajak selain itu juga memberikan gambaran kepada Ditjen Pajak tentang keadaan UMKM ketika terkena Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tersebut.

(8)

membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan usaha pasca Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013

3. Bagi pelaku usaha khususnya UMKM penelitian ini mampu memberikan gambaran pentingnya kewajiban untuk membayar pajak.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal-hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun penelitian ini dibagi menjadi 5 bagian dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Telaah Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, kemudian dilanjutkan debngan penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran teoritis.

Bab III Metode Penelitian

(9)

Bab IV Hasil dan Analisis

Bab ini menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil.

Bab V Penutup

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun suatu rumusan masalah sebagai berikut ini: 1) Apakah pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and

Hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel persepsi bentuk tubuh dengan skor total keluhan penyakit (p<0.05), artinya bahwa

The technology then influences the accessibility to data by providing a shared platform (static, cloud), improving the response times to data requests (dynamic, components,

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Pokja II Kabupaten Aceh Singkil Tahun Anggaran 2016, mengundang untuk pembuktian kualifikasi kepada Pimpinan/Direktur Perusahaan peserta

Pengembangan produk materi menyimak ini dikaji berdasarkan pemahaman interkultural dan materi pembelajaran mengacu pada hasil analisis kebutuhan pembelajar BIPA dan wawancara

As part of its contribution under its cooperative assistance program with Indonesia and as outlined in Annex "A" attached hereto, the Government of

[r]

Articles 2, 3 and 14 (9) of the Code of Conduct shall, on a reciprocal basis, not be applied in conference trades between Finland and other OECD countries which are parties to