Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 1
BAB I
P E N D A H U L U A N
1. Latar Belakang
Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah barometer perkembangan nasional di Indonesia. Olehnya itu diperlukan semangat bekerja, berkarya dan berkinerja positif, baik pada institusi Pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk berperan serta di dalam membangun Provinsi Sulawesi Selatan.
Semangat reformasi sekarang ini sangat membutuhkan peran serta masyarakat dan seluruh stake holders di dalam penerapan program kerja Pemerintah agar lebih bermanfaat dan berhasil guna untuk keberlanjutan serta sasaran pembangunan bisa lebih terarah.
Semangat tersebut telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi Negara yang mampu mendukung, kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dan pembangunan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip good governance.
Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan tersebut di atas masyarakat menuntut agar pemerintah memberikan perhatian yang sunguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan Nepotisme (KKN). Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menjadi strong point penciptaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan Negara.
Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 2 penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta Bebas dari KKN, perlu pula diperhatikan adanya mekanisme untuk meregulasi akuntabilitas pada setiap instansi Pemerintah dan memperkuat peran dan kapasitas institusi parlemen, serta tersedianya akses yang sama akan informasi bagi masyarakat luas.
Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dan merupakan impian bagi seluruh lapisan masyarakat saat ini, namun untuk mewujudkannya impian tersebut dibutuhkan suatu pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan berfungsi baik serta bebas dari penyakit Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan Undang Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Salah satu Penjelasan mengenai pasal tersebut, dirumuskan berdasarkan Asas Akuntabilitas adalah Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara, harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat dan rakyat.
Untuk mempertegas pelaksanaan akuntabilitas kinerja, maka pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah yang mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan negara untuk mempertanggung jawabkan tugas pokok
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 3 dan fungsinya serta pengelolaan sumberdaya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang masing-masing ditetapkan oleh setiap instansi yang ada.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pelaksanaan akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, serta mewujudkan prinsip Good Governance, telah dikembangkan media pertanggungjawaban Laporan Akuntabilitas Kinerja Instnasi Pemerintah (LAKIP) melalui Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor : 589/IX/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan LAKIP yang disempurnakan melalui Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang perbaikan pedoman penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Seiring berjalannya sistem pelaporan akuntabilitas tersebut di atas, maka Pemerintah mengeluarkan regulasi melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 53 tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviuw atas laporan kinerja instansi pemerintah.
Terkait dengan hal tersebut tak terkecuali pada Organisasi Pemerintah Lingkup Pemerintah seperti Dinas Tata Ruang dan Permukiman dituntut untuk memperlihatkan keberhasilan pencapaian tugas pokok dan fungsinya. Keberhasilan Dinas Tata Ruang dan Permukiman akan banyak dipengaruhi oleh kemampuannya untuk menyampaikan informasi secara terbuka, seimbang dan merata bagi
semua pihak yang berkepentingan (Stakeholders), oleh karena itu penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja terhadap pelaksanaan
kegiatan – kegiatan program tahunan, yang tertuang di dalam Rencana
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 4 Strategi 2013 – 2018 dengan maksud untuk memberikan informasi agar tidak terjadi kesenjangan. Selain itu secara teknis bertanggung jawab atas pelaksanaan kewenangan dan tugas-tugas pada urusan Penataan Ruang dan Perumahan/Permukiman juga sangat mendukung pelaksanaan akuntabilitas kinerja pegawai dengan menerapkan segala aturan demi terciptanya kinerja yang lebih optimal. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan sebagai bahan masukan atau bagian dari sistem akuntabilitas kinerja Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
A. Kondisi Masa Kini
a. Bidang Penataan Ruang
Propinsi Sulawesi Selatan dengan luas 45.751,91 Km2 telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi yang telah di revisi
pada Tahun 2007 dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Seiring hal tersebut
Pemerintah Provinsi juga telah menyempurnakannya dengan menerbitkan PERDA No. 9 Tahun 2009 tentang Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam rencana tersebut telah disebutkan arahan pemanfaatan ruang Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008- 2028 yang secara garis besar bertujuan untuk menyempurnakan RTRWP Sulawesi Selatan agar lebih akomodatif dan realistis sebagai pedoman bagi masyarakat, swasta dan pemerintah daerah dalam memilih hak dan kewajiban dalam pemanfaatan ruang, termasuk usaha pemenuhan kebutuhannya secara adil dan berkelanjutan dalam tatanan perikehidupan yang harmonis antar sektor maupun wilayah.
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 5 Pembangunan bidang Penataan Ruang dalam hal ini dilaksanakan melalui perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana kawasan yang mengacu pada rencana tata ruang baku untuk mewujudkan suatu wilayah menjadi satu kesatuan dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik dan bersih melalui Kebijakan Penguatan manajemen pembangunan dan pengendalian tata ruang.
Oleh karena itu kinerja penataan ruang diarahkan pada sasaran terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan yang berkualitas, responsif gender dan memperhatikan kearifan lokal dengan prioritas program yaitu Program Penyelenggaraan Penataan Ruang ditunjang kegiatan-kegiatan yang mendukung kinerja urusan ini.
Memenuhi rasio ketaatan terhadap RTRW sebesar 0,58 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah memfasilitasi seluruh kabupaten dan kota dalam rangka pendampingan penyusunan RTRW, sehingga koneksitas setiap perencanaan pada suatu wilayah dapat menghasilkan pembangunan yang berkualitas dan terpadu. Hingga Akhir Tahun 2014 dari 24 Kabupaten/Kota se Sulawesi Selatan telah 23 Kabupaten/Kota yang menetapkan perda RTRW Kabupaten/Kota yaitu Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Parepare, Enrekang, Tana Toraja, Jeneponto, Takalar, Barru, Bantaeng, Wajo, Gowa, Maros, Sidrap, Pangkep, Toraja Utara, Soppeng, Palopo, Pinrang, Sinjai, Bulukumba, Selayar dan Bone. Sementara Kota Makassar masih dalam proses persetujuan di DPRD Kabupaten/Kota.
Sesuai dengan amanat Pasal 23 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, RTRWP Sulawesi Selatan
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 6 merupakan pedoman untuk penyusunan RPJP Propinsi, RPJM Propinsi, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan; mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
penataan ruang kawasan strategis propinsi Sulawesi Selatan dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
Disamping Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Sulawesi Selatan telah dilakukan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa dan Takalar) dalam satu konsep yang saling bersinergi dan berkoneksitas sehingga pengembangan kota yang ada dalam wilayah metropolitan Mamminasata dilaksanakan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing kota.
Adapun payung hukum dan bentuk dukungan pelaksanaan pembangunan dan pengembangan di kawasan Terpadu Mamminasata juga telah tetapkan Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mamminasata. Hal ini berjalan seiring dengan ditindaklanjutinya beberapa perencanaan seperti Rencana Induk Sistem (RIS) dan Feasibility Study (FS) Air bersih Maminasata, RIS Infrastuktur Kota Baru Mamminasata, DED Air Bersih Kota Baru dan RTR kawasan Maritim Mamminasata dan Ranperda Kota Baru Metropolitan Mamminasata.
Selain itu dukungan terhadap Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan rasio persatuan luas wilayah ber HPL/HGB 18,00 telah dilakukan Lanjutan Perencanaan kawasan RTH / Hutan kota untuk penghijauan kab/kota di tahun 2014 untuk Kab. Takalar, Gowa, Maros
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 7 dan Enrekang serta penyusunan DED Hutan Kota di Kab/kota : Maros, Pangkep, Pinrang, Barru, Sidrap, Soppeng, Bone, Wajo, Luwu, Lutra, Palopo, Enrekang, Tator, Torut, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba dan Selayar. Selain itu fasilitasi pembangunan kawasan RTH / Hutan kota di Sulsel dilaksanakan di 2 Kawasan kab/kota yaitu Kab. Enrekang dan Luwu.
Secara umum permasalahan dalam penataan struktur tata ruang di Propinsi Sulawesi Selatan dapat dikemukakan sebagai berikut:
Dalam aspek perencanaan tata ruang : (1) Penyempurnaan regulasi atas kualitas Rencana Tata Ruang Wilayah masih kurang memadai khususnya dukungan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) atau rencana rinci lainnya pada kawasan Strategis maupun kawasan andalan Provinsi dan Kabupaten/kota sehingga menyebabkan Rencana Tata Ruang belum maksimal digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan maupun dalam pemberian perizinan pemanfaatan ruang di daerah sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
(2) Belum maksimalnya sistem informasi penataan ruang kepada masyarakat dan dunia usaha, sehingga pemanfaatan ruang kawasan sesuai rencana tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Dalam aspek pemanfaatan ruang: (1) Rencana Tata Ruang kurang dimanfaatkan secara optimal sebagai acuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), maupun dalam penetapan lokasi program dan kegiatan APBD; (2) Masih kurangnya ruang-ruang terbuka publik dan RTH baik skala provinsi maupun regional Mamminasata; (3) Menurunnya kualitas lingkungan Mamminasata.
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 8 Dalam pengendalian pemanfaatan ruang: (1) Belum maksimalnya fungsi penertiban pemanfaatan ruang yang diakibatkan tidak maksimalnya pelaksanaan audit pemanfaatan ruang di seluruh Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan; (2) Tidak terkendalinya kawasan- kawasan strategis nasional dan provinsi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi lahan.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka pada Tahun 2008- 2013 diperlukan penanganan yang serius dalam kegiatan program penataan ruang.
b. Bidang Permukiman
Penciptaan lingkungan pemukiman yang sehat erat kaitannya dengan penyediaan perumahan yang layak huni disertai dengan seluruh infrastruktur dan utilitas pendukungnya seperti air bersih, sanitasi, pengelolaan limbah dan persampahan serta fasilitas sosial dan fasiltas umum lainnya.
Sampai dengan Tahun 2014 di Sulawesi Selatan terdapat sebanyak kurang lebih 1.919.139 unit rumah, Kebutuhan rumah bagi masyarakat juga terdapat peningkatan backlog tahun 2014 yaitu sekitar 396.027 unit rumah. Kondisi tersebut terjadi oleh karena laju pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan kemampuan masyarakat dan pengembang swasta dalam menyediakan perumahan. Kebutuhan rumah pertahun rata-rata 20.000 unit yang sementara baru dapat menyediakan rumah lebih kurang 12.200 unit pertahun.
Seiring dengan hal tersebut di atas jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) yang terdapat pada beberapa kabupaten / kota masih
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 9 banyak yang belum ditunjang dengan fasilitas prasarana dan sarana yang memadai dan sehat. Kualitas lingkungan perumahan dan pemukiman yang masih belum layak, terutama kondisi kawasan kumuh masih terdapat 4.106,70 Ha (0,100 %) yang belum tertangani di berbagai kawasan kabupaten/kota sampai dengan tahun 2014.
Peran serta Pemerintah Daerah terus di tingkatkan melalui Pembangunan dan pengembangan infrastruktur perumahan dan permukiman yang dilaksanakan pada Program Pengembangan Perumahan dan permukiman serta Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan penyehatan lingkungan merupakan tanggung jawab dan sinergitas bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Adapun Program-program pendukung antara lain Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Kapasitas dan Kinerja SKPD dan Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja SKPD merupakan bagian penting dari rangkaian pelaksanaan sistem perencanaan, monitoring maupun evaluasi dari kinerja SKPD.
Keterbatasan kemampuan Pemerintah dalam mengutamakan menyediakan sarana dan prasarana perumahan dan infrastruktur dasar bagi masyarakat kurang mampu, peningkatan kualitas lingkungan kawasan permukiman kumuh padat perkotaan, dukungan sarana dan prasarana permukiman skala besar kawasan siap bangun (kasiba) Lingkungan siap bangun (lisiba), penataan kawasan permukiman tertinggal serta terisolir, pengembangan dan peningkatan bangunan dan lingkungan gedung Pemerintah dan infrastruktur kawasan Rusunawa sampai dengan pengendalian
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 10 terhadap antisipasi resiko bagi pencemaran lingkungan membutuhkan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam mengembangkan meningkatkan kualitas maupun kuantitas infrastuktur perumahan dan permukiman.
Beberapa upaya Pemerintah telah dilakukan melalui APBD Provinsi pada tahun 2014 antara lain pengembangan dan peningkatan infrastruktur sarana dan prasarana jalan lingkungan permukiman sepanjang 84.381,49 m’ dan drainase lingkungan permukiman termasuk di dalamnya terkait drainase tersier sepanjang 22.230,43 m’ yang tersebar pada berbagai kawasan yaitu kawasan perumahan PNS/TNI/POLRI, Kasiba, Lisiba, KTP2D dan Rusun, kawasan permukiman masyarakat berpenghasilan rendah, dan kumuh, serta kawasan strategis. Dengan terbukanya aksesibilitas tersebut akan lebih memudahkan keterjangkauan kawasan - kawasan perumahan dan permukiman yang pada akhirnya meningkatkan kualitas dan taraf hidup bagi masyarakat . Selain itu juga luas genangan yang senantiasa terjadi pada saat-saat tertentu pada kawasan tersebut dapat berkurang, sehingga dampak fenomena banjir dapat dikendalikan dan ditekan secara maksimal.
Disadari bahwa kesulitan untuk mendapatkan air bersih terutama disebabkan oleh terbatasnya akses, terbatasnya penguasaan sumber air dan menurunnya mutu sumber air.
Masyarakat miskin, terutama di perkotaan, masih banyak yang memanfaatkan air sungai dan sumur galian yang sudah tercemar untuk berbagai macam keperluan, seperti mandi, memasak, mencuci, bahkan untuk minum. Di pedesaan, meskipun tersedia sejumlah
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 11 sumber air dengan kualitas baik, namun sulit dijangkau karena belum memiliki jaringan ke rumah-rumah.
Menurunnya sumber air baku antara lain disebabkan oleh kerusakan daerah hulu sungai yang cenderung terus berlangsung dimana tutupan lahan hutan berubah menjadi lahan terbuka yang mengakibatkan besarnya limpasan air permukaan dan menyusutnya infiltrasi. Hal ini menyebabkan turunnya ketersediaan air permukaan dan ketersediaan air tanah. Ancaman keberlanjutan sumber daya air juga disebabkan akibat terjadinya penggunaan air tanah yang tidak terkendali, baik penggunaan air permukaan maupun penyedotan air bawah tanah.
Di sisi lain kualitas air baku menurun akibat pencemaran air seperti yang terjadi pada sungai-sungai yang mengalir melalui kawasan industri, kawasan permukiman, dan kawasan pertanian yang menghasilkan banyak limbah. Selain itu, juga disebabkan karena pengeloaan limbah yang belum optimal, baik limbah padat maupun limbah cair, dari industri maupun dari rumah tangga, termasuk pengeloaan tinja. Bagi pemerintah, peningkatan jangkauan pelayanan air bersih disebabkan karena lokasi pemukiman yang terpencar- pencar sehingga untuk membuat jaringan yang mencakup seluruh lokasi membutuhkan dana yang sangat besar.
Permasalahan utama dalam pengelolaan limbah dan pencemaran adalah rendahnya cakupan pelayanan air limbah, rendahnya perilaku masyarakat dalam penanganan air limbah, menurunnya kualitas pengelolaan persampahan, pencemaran udara dan air yang diantaranya disebabkan oleh menurunnya kualitas pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 12 Sementara itu capaian pelayanan air bersih perpipaan sampai tahun 2014 mencakup 60,09 % (kawasan perkotaan 75,46% dan kawasan pedesaan 50,69%). Hal ini menjadi bagian dari pencapaian rumah tangga pengguna air bersih Perpipaan-terlindungi di Sulawesi Selatan sebesar 87,37 % dan sekaligus menunjukkan bahwa masih dibutuhkannya sarana dan prasarana infrastruktur pendukung walaupun telah mencapai target MDGs di tahun 2015 sebesar 80 %.
Untuk sektor penyehatan lingkungan permukiman dimana persentase rumah tangga bersanitasi mencapai 82,61 % dan cakupan pelayanan pengelolaan persampahan di Sulawesi Selatan sampai dengan tahun 2014, luas TPA mencakup 141 Ha dengan kapasitas daya tampung 7.129 m3/Hr. Adapun produksi sampah diperkirakan 8.072.01 m3/Hr sementara volume sampah terangkut 6.656,83 m3/Hr atau hanya sekitar 82,47 % yang dapat terangkut ke TPA.
Dalam rangka peningkatan dan pengembangan layanan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman, melalui APBD tahun 2014 telah di lakukan pembangunan sistem jaringan air minum di 21 kawasan Perdesaan. Dengan adanya infrastruktur tersebut, masyarakat dapat dengan mudah menjangkau ketersediaan penyediaan air bersih / minum baik di kawasan perkotaan maupun di pedesaan. Selain itu juga telah dibangun jaringan air limbah tersier sepanjang 6.268,33 m' (bagian dari jumlah drainase keseluruhan), dan 2 unit MCK, yang tersebar di 24 kabupaten / kota se Sulawesi Selatan, yang diharapkan mobilitas penanganan solusi masalah air limbah dan persampahan lebih cepat dan terarah, sehingga aspek derajat kesehatan lingkungan dan masyakarat dapat lebih meningkat dan terjamin.
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 13 Pemerintah Provinsi juga telah melakukan beberapa hal terkait penataan bangunan dan lingkungan di tahun 2014 seperti pembangunan gedung perkantoran (1 Unit : Gd. Siaran Ktr. Dinas Perhubungan), pemeliharaan gedung perkantoran (1 Unit : Kws.
Kampus II Badan Diklat Pemprov. Sulsel), peningkatan nilai
bangunan / gedung negara dengan pembangunan sarana pagar (1 Unit : Gd. SDN. No. 204 Sompe Kec. Sabbangparu Kab. Wajo),
peningkatan nilai fasilitas umum masyarakat dengan pembangunan sarana pagar (2 Unit : Lapangan Upacara Ds. Bonerate Kec.
Passimarannu Kab. Selayar dan Lap. Sepak Bola Ds. Onto Kab.
Selayar), pembangunan Fasilitas Sosial bagi masyarakat (2 Unit : Museum Mini Gantarang Lalang Bata Ds. Bontomarannu kab.
Selayar dan Mushallah SMPN Bikeru Sinsel Kab.Sinjai), pematangan / Penimbunan lahan (2 Kws : Kws. Gereja Toraja Evata Panakkukang
Mks & Gereja Lahairoi Jl. Komp. IDI Mks), dan Pemb. Toilet Ktr. Gubernur.
Penataan Kawasan Centre Point of Indonesia (COI) juga telah dilakukan oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman sejak tahun 2010, dan pada tahun 2014 ini juga telah menyelesaikan tahapan Sayembara dan Penyusunan Dokumen Perencanaan Wisma Negara.
Namun belum terdapat realisasi fisik di lapangan oleh karena adanya beberapa pertimbangan, walaupun berdasarkan beberapa dokumen pendukung terkait hal tersebut telah tersedia sebagai prasyarat dilakukannya pembangunan fisik pada kawasan ini . Wisma Negara diharapkan menjadi bagian dari tindak lanjut pengembangan kawasan terpadu COI. Hal ini menjadi bentuk dukungan moril bagi kepentingan publik di sektor sosial ekonomi dan budaya yang bernuansa nasional.
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 14 Selain itu penataan kawasan Taman Maccini Sombala (MOI) juga telah selesai dilaksanakan sejak pembangunannya dimulai pada tahun 2010 melalui dana APBD dan APBN. Sehingga saat ini diperlukan tanggung jawab pemeliharaan yang berkesinambungan.
Olehnya itu pada tahun 2015 ini kembali dianggarkan kegiatan pemeliharaan di kawasan tersebut.
Revitalisasi terhadap Kawasan Cagar Budaya dan Bangunan Bersejarah juga telah dilakukan di tahun 2014 ini seperti revitalisasi kawasan cagar budaya di 5 Kws kabupaten/kota : (Kws Pekuburan Ds.Sengka, Kec. Bonto Nompo Selatan Kab. Gowa, Kws.Makam Bersejarah Lingk. Lembang-Lembang Kel. Malilingi Kec. Bantaeng Kab. Bantaeng, Kws. Makam Kuburan Tongkonan Karre Penanian Kab.
Torut, Kws. Makam Karaeng Labuakkang Kab. Pangkep dan Kws.
Taman Makam Pahlawan Kec. Maiwa Kab. Enrekang). Dengan dilaksanakan revitalisasi pada kawasan tersebut menjadikannya lebih berkualitas dan terpelihara, sehingga dapat menarik para pengunjung baik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang berkunjung ke obyek cagar budaya dan bersejarah tersebut yang secara tidak langsung memberikan dampak dan berkontribusi positif kepada daerah dan masyarakat sekitar.
A. Struktur Organisasi
Dinas Tata Ruang dan Permukiman adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 15 dengan Perda No. 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan, Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Permukiman Sulawesi Selatan dipimpin oleh seorang pejabat eselon II (Kepala Dinas) yang dibantu 7 orang pejabat setingkat eselon III yang terdiri dari (seorang Sekretaris, 4 orang Kepala Bidang serta 2 Orang Kepala UPTD) serta 21 orang Pejabat setingkat eselon IV yang terdiri dari ( 3 orang Kepala Sub Bagian dan 18 orang Kepala Seksi ) dengan kualifikasi seperti pada tabel berikut ini :
Tabel : Jumlah Jabatan Struktural Berdasarkan Eselonisasi
JABATAN LAKI-LAKI (Orang)
PEREMPUAN (Orang)
JUMLAH (Orang)
Eselon II.a 1 - 1
Eselon III.a 6 1 7
Eselon IV.a 18 3 21
Total 25 4 29
Jumlah jabatan struktural yang terisi defenitif sampai dengan akhir 2014 sebanyak 29 orang, dan saat ini seluruh jabatan struktural telah mempunyai pejabat yang defenitif dengan perbandingan status gender (laki-laki 86,21% dan perempuan 13,79%) . Adapun Bagan Struktur Organisasi yang telah disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dapat dilihat pada daftar lampiran.
Struktur tersebut mempunyai tugas pokok dan fungsi serta
rincian tugas yang telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur No. 11 Tahun 2009 tanggal 19 Januari 2009 tentang Tugas Pokok,
Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan, Peraturan Gubernur
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 16 Nomor 55 Tahun 2009 tanggal 18 Pebruari 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Sumber Daya Lokal Pada Dinas Tata Ruang dan
Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan serta Peraturan Gubernur No. 82 Tahun 2009 tanggal 27 April 2009 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Mamminasata pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan. Seiring pemberlakuan peraturan tersebut, penetapan para pejabat struktural secara berangsur-angsur telah mengacu pada struktur organisasi tersebut yang akhirnya telah memenuhi amanat sesuai Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 Tahun 2010.
B. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan (Asset) SKPD
Pada akhir tahun 2014 jumlah pegawai pada Dinas Tata Ruang
dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan tercatat berjumlah 193 orang yang terbagi atas urusan Penataan Ruang sebanyak 36 orang dan Urusan Perumahan sebanyak 157 orang. Beberapa
kualifikasi tersebut diuraikan berdasarkan Pendidikan, Pangkat dan Golongan serta Pejabat Struktural dan Fungsional, yang penjabarannya sebagaimana tersebut di bawah ini :
1. Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Kualifikasi Pendididikan Urusan
Penataan Urusan
Perumahan Total (Org)
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 17 Ruang
(Org) (org) Strata Tiga (S.3)
Strata Dua (S.2) Strata Satu (S.1)
Diploma/Sarjana Muda SLTA / Sederajat
SLTP SD
- 12 22 2 - - -
1 36 60 13 42 1 4
1 48 82 15 42 1 4
Jumlah 36 157 193
2. Berdasarkan Kualifikasi Kepangkatan
Kualifikasi Kepangkatan
Urusan Penataan
Ruang (Org)
Urusan Perumahan
(org) Total (Org) Golongan IV
Golongan III Golongan II Golongan I
8 25
3 -
26 101
27 3
34 126
30 3
Jumlah 36 157 193
3. Berdasarkan Kualifikasi Pejabat Struktural
Kualifikasi Pejabat Struktural
Urusan Penataan
Ruang (Org)
Urusan Perumahan
(org) Total (Org) Eselon II
Eselon III Eselon IV
- 2 6
1 5 15
1 7 21
Jumlah 8 21 29
Berdasarkan kondisi SDM sebagaimana tersebut di atas, maka secara kuantitas jumlah pegawai PNS tingkat sarjana (S1) lebih dominan
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 18 dengan masa kerja yang cukup bervariasi. Di samping itu dengan dukungan ruang, peralatan maupun perlengkapan kantor mengindikasikan bahwa tugas Dinas Tata Ruang dan Permukiman pada masa yang akan datang, khususnya dalam memberikan pembinaan dan bantuan teknis kepada Kabupaten / Kota di Propinsi Sulawesi Selatan dapat dilaksanakan.
Di samping itu pula sarana dan prasarana penunjang sangat menentukan kinerja SKPD dengan peralatan dan asset keseluruhan tercatat sejumlah Rp. 263.580.232.580,6,- dengan berbagai jenis, seperti Tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan, asset tetap lainnya, konstruksi dalam pengerjaan dan belanja asset lainnya. Adapun Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Sulawesi Selatan saat ini menempati Gedung Perkantoran seluas 600 M2 yang termasuk dalam penguasaan asset seluas 31.275 M2
dengan didukung oleh sejumlah peralatan dan perlengkapan dan asset kantor yang cukup.
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Tata Ruang dan Permukiman Dinas Tata Ruang dan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Perda Nomor 8 Tahun
2008 Pasal 157, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang Tata Ruang dan Permukiman berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Untuk menyelenggarakan Tugas Pokok tersebut, maka Dinas Tata Ruang dan Permukiman mempunyai fungsi sebagaimana pasal 158 yaitu : a. perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan permukiman
meliputi penataan ruang, perumahan dan permukiman, penataan
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 19 bangunan dan lingkungan, air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman;
b. penyelenggaraan urusan tata ruang dan permukiman meliputi penataan ruang, perumahan dan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman;
c. pembinaan dan penyelenggaraan di bidang penataan ruang, perumahan dan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman; dan
d. penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
e. Pengelolaan pelaksanaan UPTD
Secara umum tupoksi Dinas Tata Ruang dan Permukiman telah dijelaskan di atas, maka terkait jabatan struktural tupoksi tersebut di jabarkan melalui Peraturan Gubernur Nomor 11 tahun 2009 tentang Penjabaran Tupoksi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural Dinas Tata Ruang dan Permukiman.
Selain itu tugas pokok dan fungsi UPTD Dinas juga telah di atur melalui Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2009 tentang Oganisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai
Pengembangan Sumber Daya Lokal dan Peraturan Gubernur Nomor 82 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Mamminasata.
Ketiga Peraturan Gubernur tersebut merupakan perpaduan Tugas pokok masing-masing dalam pelaksanaan kewenangan desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan serta
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 20 kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota di bidang Tata Ruang dan Permukiman sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun Tugas dan fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
❖ Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman
(1) Dinas Tata Ruang dan Permukiman dipimpin oleh Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan di bidang tata ruang dan permukiman berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan permukiman meliputi penataan ruang, perumahan dan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman;
b. penyelenggaraan urusan tata ruang dan permukiman meliputi penataan ruang, perumahan dan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman;
c. pembinaan dan penyelenggaraan di bidang penataan ruang, perumahan dan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman; dan
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 21 d. penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai bidang
tugasnya.
(3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
a. menyusun program kegiatan Dinas Tata Ruang dan Permukiman sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksaaan tugas berjalan lancar;
c. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan;
d. membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. merumuskan kebijakan jangka panjang dan menengah di bidang Tata Ruang dan Permukiman;
g. merumuskan sasaran pembangunan di bidang tata ruang dan permukiman;
h. menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan di bidang pekerjaan umum, perumahan, dan penataan ruang;
i. membina dan mengembangkan sumber daya bahan bangunan lokal melalui UPTD pengembangan dan pengujian bahan bangunan lokal;
j. menyelenggarakan pembinaan, pengendalian, dan pengembangan kelembagaan UPTD Dinas Tata Ruang dan Permukiman;
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 22 k. menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan jasa
konstruksi dalam bidang Pekerjaan Umum;
l. menyelenggarakan kebijakan program, keuangan, umum, perlengkapan dan kepegawaian dalam lingkungan Dinas Tata Ruang dan Permukiman;
m. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Dinas Tata Ruang dan Permukiman;
n. menyelenggarakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan, sesuai dengan bidang tugasnya.
❖ Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Sekretariat
(1) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris mempunyai tugas pokok mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi urusan umum dan kepegawaian, keuangan serta penyusunan program dalam lingkungan Dinas Tata Ruang dan Permukiman.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), Sekretaris mempunyai fungsi :
a. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan;
b. pengelolaan urusan umum dan administrasi kepegawaian;
c. pengelolaan administrasi keuangan;
d. pengoordinasian dan penyusunan program serta pengolahan dan penyajian data;
e. pengelolaan dan pembinaan organisasi dan tatalaksana;
f. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
(3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 23 a. menyusun rencana kegiatan Sekretariat sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas- tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan koordinasi kepada seluruh bidang serta menyiapkan bahan penyusunan program Dinas Tata Ruang dan Permukaan;
g. melaksanakan koordinasi perencanaan dan perumusan kebijakan teknis di lingkungan Dinas Tata Ruang dan Permukaan;
h. melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan dalam lingkungan Dinas Tata Ruang dan Permukaan sehingga terwujud koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan kegiatan;
i. mengoordinasikan pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Dinas Tata Ruang dan Permukiman;
j. mengoordinasikan dan melaksanakan pengolahan dan penyajian data dan informasi;
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 24 k. melaksanakan dan mengoordinasikan pelayanan
ketatausahaan;
l. melaksanakan dan mengoordinasikan pelayanan administrasi umum dan kepegawaian;
m. melaksanakan dan mengoordinasikan pelayanan administrasi keuangan;
n. melaksanakan dan mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan organisasi dan tatalaksana dalam lingkungan Dinas Tata Ruang dan Permukiman;
o. melaksanakan dan mengoordinasikan pelaksanaan urusan rumah tangga Dinas Tata Ruang dan Permukiman;
p. melaksanakan dan mengoordinasikan kegiatan kehumasan;
q. melaksanakan dan mengoordinasikan administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang;
r. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Sekretariat dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;
s. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
❖ Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Bidang Penataan Ruang
(1) Bidang Penataan Ruang dipimpin oleh Kepala Bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Kepala Dinas dalam hal pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan di bidang penataan ruang
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 25 yang mencakup perencanaan tata ruang wilayah, pemanfaatan ruang wilayah, dan pengendalian tata ruang wilayah.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), Kepala Bidang Penataan Ruang mempunyai fungsi :
a. penataan ruang wilayah provinsi (RTRW Provinsi);
b. penyusunan tata ruang wilayah provinsi dan rencana teknis ruang strategis dan metropolitan;
c. pelaksanaan pembinaan penataan kota;
d. pelaksanaan pemantauan tentang sinkronisasi (rencana tata ruang wilayah nasional dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;
e. pengendalian pemanfaatan tata ruang lintas kabupaten/kota dan kawasan;
f. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
(3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Bidang Penataan Ruang sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas- tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. membuat konsep,mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 26 e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. menyusun rencana kebijakan di bidang penataan ruang jangka panjang, menengah, dan pendek pada pemda provinsi sulawesi selatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
g. merumuskan / menentukan sasaran menurut skala prioritas tugas-tugas di bidang penataan ruang sesuai situasi dan kondisi;
h. melaksanakan penyusunan tata ruang kawasan khusus, kawasan andalan dan metropolitan;
i. melaksanakan pemantauan dari pusat ke provinsi rencana tata ruang nasional;
j. melaksanakan tugas pengendalian pemanfataan tata ruang lintas kabupaten, provinsi dan kawasan;
k. melaksanakan tugas pembinaan penataan kota;
l. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penataan ruang;
m. melaksanakan monitoring kegiatan bidang penataan ruang;
n. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Penataan Ruang dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;
o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
❖ Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Bidang Perumahan dan Permukiman
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 27 (1) Bidang Perumahan dan Permukiman dipimpin oleh Kepala Bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Kepala Dinas dalam hal pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan di bidang perumahan dan permukiman.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman mempunyai fungsi :
a. perencanaan dan pembangunan kawasan permukiman;
b. perencanaan dan pembangunan peremajaan kota, rumah susun, rumah PNS, TNI/Polri, Swasta dan Swadaya;
c. pelaksanaan penyuluhan, pelatihan dan penyebarluasan standarisasi perumahan dan permukiman;
d. pelaksanaan pembinaan dan pembangunan perumahan dan permukiman;
e. pelaksanaan penanggulangan bencana dibidang perumahan dan permukiman;
f. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
(3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Bidang Perumahan dan Permukiman sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 28 c. memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas - tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. membuat konsep, mengoreks, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. menyusun rencana kebijakan dibidang pengembangan permukiman jangka panjang, menengah, dan pendek bidang perumahan dan permukiman;
g. merumuskan sasaran menurut skala prioritas tugas-tugas di bidang perumahan dan permukiman sesuai kondisi daerah;
h. melaksanakan pembinaan teknis kualitas permukiman lintas kabupaten/kota;
i. melaksanakan pembinaan perencanaan dan pembangunan kawasan peremajaan kota, rumah susun dan permukiman baru;
j. melaksanakan pembinaan teknis peningkatan kualitas permukiman melalui penyuluhan, pelatihan, dan penyebarluasan standarisasi pembangunan;
k. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait;
l. melaksanakan monitoring kegiatan bidang perumahan dan permukiman;
m. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Perumahan dan Permukiman dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 29 n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
❖ Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
(1) Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan dipimpin oleh Kepala Bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Kepala Dinas dalam hal pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan di bidang penataan bangunan dan lingkungan.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), Kepala Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai fungsi :
a. penyusunan kegiatan bidang penataan bangunan dan lingkungan;
b. pelaksanaan perencanaan, bantuan teknis bangunan gedung bersejarah, rumah dinas dan bangunan umum lainnya serta lingkungannya;
c. pelaksanaan pembangunan, bantuan teknis dan revitalisasi bangunan gedung bersejarah, rumah dinas dan bangunan umum lainnya serta lingkungannya;
d. pelaksanaan pemanfaatan, pengaturan, pengelolaan, penghapusan bangunan negara dan rumah dinas;
e. pelaksanaan informasi harga bahan, teknologi bangunan gedung;
f. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 30 (3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas- tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. menyusun rencana kebijakan di bidang penataan bangunan dan lingkungan jangka panjang, menengah, dan pendek pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
g. merumuskan sasaran menurut skala prioritas tugas-tugas di bidang penataan bangunan dan lingkungan sesuai situasi dan kondisi;
h. melaksanakan perencanaan, bantuan teknis, perencanaan bangunan gedung negara, dan rumah dinas serta bangunan umum lain serta lingkungannya;
i. melaksanakan pembangunan, memberikan bantuan teknis dan revitalisasi pembangunan gedung bersejarah dan
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 31 rumah dinas serta bangunan umum lain serta lingkungannya;
j. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan dan memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
❖ Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Bidang Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Permukiman
(1) Bidang Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Permukiman dipimpin oleh Kepala Bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan prasarana dan sarana permukiman dan pengembangan infrastruktur perkotaan dan perdesaan.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), Kepala Bidang Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai fungsi :
a. pengembangan dan perumusan norma, stándar, pedoman, dan manual bidang air bersih, air minum, air limbah, persampahan, drainase, dan pengembangan infrastruktur perkotaan dan perdesaan;
b. pengembangan investasi bidang air bersih/air minum, air limbah, persampahan, drainase, dan pengembangan infrastruktur perkotaan dan perdesaan;
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 32 c. pengawasan, pengendalian, pembimbingan serta fasilitasi pengembangan bidang air bersih/air minum, air limbah, persampahan, drainase, dan pengembangan infrastruktur perkotaan dan perdesaan;
d. pendayagunaan dan pengelolaan sumber daya air baku dan air bersih/air minum;
e. pembinaan dan pengembangan kemampuan sumber daya manusia bidang air bersih/air minum, air limbah, persampahan, drainase, dan pengembangan Infrastruktur perkotaan dan perdesaan;
f. pembinaan pengelolaan dan pengusahaan bidang air bersih/air minum, air limbah, persampahan, drainase, dan pengembangan infrastruktur perkotaan dan perdesaan;
g. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
(3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Bidang Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Permukiman sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas- tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 33 e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan penyusunan dan sosialisasi kebijakan, norma, stándar, pedoman, dan manual yang meliputi aspek perencanaan, pembangunan, pengawasan, pemanfaatan, pengoperasian dan pemeliharaan Prasarana dan sarana permukiman dibidang air bersih/air minum, air limbah, persampahan, drainase, dan infrastruktur perkotaan dan perdesaan;
g. melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pembinaan dan penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah kabupaten/kota dan stakeholders terkait lainnya) yang meliputi aspek perencanaan, pembangunan, pengawasan, pemanfaatan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana permukiman dibidang air bersih / air minum, air limbah, persampahan, drainase, dan infrastruktur perkotaan dan perdesaan;
h. melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pengawasan dan pengendalian yang meliputi aspek perencanaan, pembangunan, pengawasan, pemanfaatan, pengoperasian dan pemeliharaan Prasarana dan Sarana Permukiman dibidang air bersih / air minum, air limbah, persampahan, drainase, dan infrastruktur perkotaan dan perdesaan;
i. memfasilitasi kabupaten/kota dalam hal pembangunan prasarana dan sarana permukiman dibidang air bersih/air minum, air limbah, persampahan, drainase, dan infrastruktur perkotaan dan perdesaan, khususnya yang bersifat Lintas kabupaten/kota, kawasan khusus /
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 34 kawasan strategis / pilot project / kawasan rawan bencana / kawasan terisolir / kawasan padat, kumuh dan miskin;
j. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
❖ Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas UPTD Pengembangan Sumber Daya Lokal
(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengembangan Sumber Daya Lokal dipimpin oleh Kepala UPTD mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan dalam melaksanakan pengujian dan pengembangan bahan bangunan lokal dalam rangka pengendalian mutu.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), Kepala UPTD Pengembangan Sumber Daya Lokal mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan pembinaan dan pengendalian sistem manajemen mutu;
b. Pelaksanaan evaluasi kemampuan teknik personil;
c. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengelolaan pengujian;
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 35 d. Pelaksanaan penelitian dan pengesahan hasil kajian
laboratorium pengujian.
(3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
a. Membina, mengawasi, mengendalikan kegiatan teknis pengujian, sertifikasi mutu barang dan pengamatan mutu barang;
b. Mengembangkan, mengimplementasikan, dan meningkatkan efektifitas sistem manajemen mutu secara berkelanjutan;
c. Mengkomunikasikan kepada organisasi tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan, persyaratan perundang-undangan dan peraturan lainnya;
d. Menjamin terpeliharanya integritas sistem manajemen pada saat perubahan terhadap sistem manajemen direncanakan dan diimplementasikan;
e. Mengsinkronisasikan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian;
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengujian;
g. Mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil audit maupun kaji ulang sistem manajemen mutu;
h. Mengsinkronisasikan penyusunan rencana dan program pengembangan UPTD SDL Provinsi Sulawesi Selatan;
i. Melaksanakan urusan tata usaha UPTD SDL Provinsi Sulawesi Selatan;
j. Menandatangani sertifikat pengujian dan kalibrasi;
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 36 k. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan sesuai lingkup bidang tugasnya.
❖ Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas UPTD Mamminasata (1) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Mamminasata dipimpin oleh Kepala UPTD mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan dalam hal pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang bersifat lintas wilayah dalam kawasan Metropolitan Mamminasata (Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar) di bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan ruang.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1), Kepala UPTD Mamminasata mempunyai fungsi :
a. Memberikan “advis planning” masukan perencanaan terhadap perencanaan yang dilakukan oleh kabupaten / kota se wilayah Mamminasata;
b. Mementau dan mengendalikan pembangunan perkotaan Mamminasata;
c. Mengelola data base yang terkait dengan implementasi pembangunan Mamminasata;
d. Melaksanakan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi pembangunan yang bersifat lintas wilayah;
e. Mensosialisasikan atau menyebarluaskan rencana pembangunan ke setiap pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholders;
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 37 f. Memberikan izin/ rekomendasi pelaksanaan pembangunan
yang sifatnya lintas;
g. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan unit pengelola proyek yang dibentuk untuk pelaksanaan proyek di dalam badan-badan pemerintah terkait, baik dalam lingkup pemerintah daerah maupun pemerintah;
(3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
a. Memberikan “advis planning” masukan perencanaan terhadap perencanaan yang dilakukan oleh kabupaten / kota se wilayah Mamminasata;
b. Memberikan izin / rekomendasi pelaksanaan pembangunan yang sifatnya lintas;
c. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan di wilayah Metropolitan Mamminasata;
d. Memberikan laporan secara periodik tentang hasil evaluasi kepada Ketua BKSPMM;
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diinstruksikan Kepala Dinas dan Ketua BKSPMM.
❖ Badan Kerjasama Pembangunan Metropolitan Mamminasata (BKSPMM)
Kawasan Mamminasata merupakan salah satu Kawasan
Strategis Nasional (KSN) yang merupakan satu kesatuan ekosistem wilayah, ekonomi, sosial dan budaya dengan luas total luas areal + 2.476 km2, meliputi seluruh wilayah Kota Makassar (174,86 km2), seluruh wilayah kabupaten Takalar (557,34 km2),
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 38 sebagian wilayah kabupaten Gowa (681,59 km2 dari total 1.883,33 km2) dan sebagian wilayah kabupaten Maros (1.061,71 km2 dari total 1.619,11 km2).
Untuk mendukung pengembangan Wilayah Metropolitan Mamminasata tersebut di atas maka berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 16 tahun 2007 Tentang Pembentukan Badan Kerja Sama Pembangunan Metropolitan Mamminasata (BKSPMM), Dinas Tata Ruang dan Permukiman ditunjuk sebagai Sekretariat BKSP ini. Tugas badan ini adalah mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur skala kawasan yang berada dalam wilayah Metropolitan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa dan Takalar).
Unit teknis yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari BKSPMM ditetapkan terdiri dari aparat PNS yang memiliki keahlian antara lain dalam bidang prasarana, lingkungan dan keuangan dan aturan perundangan. Untuk itu pada tahun 2009 dilakukan struktur BKSPMM dimana tugas-tugas unit teknis ini diambil alih oleh UPTD Mamminasata sebagai unsur struktural pemerintah, sementara BKSPMM diperlengkapi dengan anggota yang berasal dari unsur non pemerintah yang disebut Nara Sumber.
Berdasarkan Peraturan Peraturan Gubernur tersebut di atas, dana operasional kegiatan rutin BKSPMM bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Selatan yang berada pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan.
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 39
Adapun peran dan tanggung jawab BKSPMM sebagai berikut :
1. Menyelesaikan permasalahan pembangunan yang bersifat lintas wilayah dalam kawasan Mamminasata
2. Memfasilitasi proses pembangunan kawasan mamminasata demi terwujudnya :
a) Kawasan yang ramah lingkungan, aman, nyaman, serasi, manusiawi dan berkelanjutan.
b) Pembangunan ekonomi Sulawesi selatan dan Kawasan Timur Indonesia yang terkemuka, dan
c) Keselarasan antara koordinasi dan pengendalian.
3. Mewujudkan peran koordinasi dan kerjasama antar seluruh stakeholder di kabupaten/kota dalam kawasan Mamminasata.
2. MAKSUD DAN TUJUAN LAKIP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan kemudian terakhir mengikuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 53 tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviuw atas laporan kinerja instansi pemerintah.
Regulasi ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 40 Esensi dari sistem AKIP bagi Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan adalah perwujudan dari implementasi sistem pengendalian manajemen sektor publik. Sistem pengendalian ini merupakan infrastruktur bagi manajemen pemerintahan Kabupaten untuk memastikan bahwa visi, misi dan tujuan strategis dapat dipenuhi melalui implementasi strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang selaras. Atas dasar tersebut, siklus sistem AKIP diawali dengan penyusunan Rencana Strategis yang mendefinisikan visi, misi dan tujuan/sasaran Strategis Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan. Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan dalam rangka pemenuhan visi, misi dan tujuan/sasaran Strategis tersebut. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan berhasil diperoleh.
Pada setiap akhir periode pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan kepada para stakeholder dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Gubernur, DPRD dan masyarakat).
Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 41 maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah.
Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 mencakup hal-hal berikut ini:
• Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP 2014 sebagai sarana pertanggungjawaban Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2014. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran Strategis telah dicapai selama tahun 2014.
• Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP 2014 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan bagi upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya
Akuntabilitas Kinerja
Manajemen Kinerja
LAKIP
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 42 sehingga capaian kinerja Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.
3. SISTEMATIKA LAKIP
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan selama tahun 2014. Capaian kinerja (performance results) 2014 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 dapat diilustrasikan dalam bagan berikut ini.
Uraian singkat masing-masing bab adalah sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas profil Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sulawesi Selatan dan menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP serta sistematika penulisan LAKIP 2014 ini.
Bab II – Rencana Strategik, menjelaskan muatan rencana Strategis Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sulawesi Selatan untuk periode 2013-2018, rencana kinerja untuk tahun 2014 dan menjelaskan rencana dan sasaran kegiatan serta indikator kinerja Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sulawesi Selatan dikaitkan dengan
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 43 pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran Strategik untuk tahun 2014.
Bab III – Pengukuran Kinerja, memuat formulir yang didalamnya menjelaskan sejauh mana pencapaian kinerja kegiatan yang dikelola, mengevaluasi hasil dari capaian tersebut serta menjelaskan tentang analisa yang dilakukan pada setiap program kegiatan yang dikelola oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2014.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Rencana Strategis
Rencana Kinerja 2014
Capaian Kinerja 2014
Analisis Capaian Kinerja 2014
Penutup
Bab 2
Bab 3
Bab 4 Referensi
Bab 2
Lakip Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 44
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan Strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan Strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik nasional maupun global. Analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategi instansi pemerintah.
Dengan perkataan lain, rencana Strategis yang disusun oleh suatu instansi pemerintah setidaknya mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, dan program yang realistis dengan mengantisipasi dan mengarahkan anggota organisasi dalam mengambil keputusan tentang masa depannya, membangun operasi dan prosedur untuk mencapainya, dan menentukan ukuran keberhasilan/kegagalannya. Dengan visi, misi, dan strategi yang jelas dan tepat, maka diharapkan instansi pemerintah akan dapat menyelaraskan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi. Perencanaan Strategis bersama pengukuran, penilaian, dan evaluasi kinerja serta pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan tolak ukur penting dari suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.