• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN. dengan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan kualitatif, yaitu suatu peroses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "III. METODE PENELITIAN. dengan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan kualitatif, yaitu suatu peroses"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

25

III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Mengumpulkan data dalam penelitan ini digunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan kualitatif, yaitu suatu peroses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodelogi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia (Moleong, 2018).

Jenis penelitian yang akan peneliti lakukan adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan dengan fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini. Alasan peneliti melakukan penelitian dengan jenis penelitian deskriptif adalah agar dapat menjelaskan secara lebih rinci strategi pemasaran yang dilaksanakan coffeeshop di Takengon pada masa pandemi covid-19.

3.2 Jenis Data

Jenis sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif. Sumber berasal dari data sekunder dan data primer. Data primer di peroleh dari observasi dan wawancara yang dilakukan dengan konsumen dan pemilik coffeeshop Takengon yaitu premium coffee, blackbean coffee, platinum coffee, honesty, ARB coffee, horas caffee, hitam putih, kopi kopian, catimore, Oz dan honesty yang bertanggung jawab atas jalannya aktivitas pekerjaan. Data primer diperoleh dari dokumentasi dan studi literatur.

(2)

3.3 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2021 sampai selesai.

Penelitian dilakukan di beberapa coffeeshop Takengon yaitu premium coffee, blackbean coffee, platinum coffee, honesty, ARB coffee, horas caffee, hitam putih

kopi kopian, catimore, Oz dan honesty yang berada di Kota Takengon. Kriteria coffeshop untuk penelitian adalah memiliki barista bersertifikat atau mempunyai pengalaman kerja sebagai barista selama 6 bulan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pegumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. Data primer diperoleh dari dua cara yaitu:

1. Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung objek penelitian sehingga dapat diperoleh gambaran nyata dari keadaan yang terdapat di coffeeshop.

2. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pemilik coffeeshop. Tipe wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur. Pertanyaan yang diajukan yaitu yang dapat memenuhi kebutuhan data. Pertanyaan tersebut berhubungan dengan hasil observasi dan hasil analisis.

b. Data Sekunder diperoleh dari dua cara yaitu:

1. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara pengambilan gambar dan pencatatan apa saja yang berkaitan dengan penelitian, dengan tujuan pengakurat data yang diperoleh pada saat penelitian berlangsung.

(3)

2. Studi Pustaka adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa sumber yang telah ada dari jurnal, buku dan penelitian terdahulu.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui strategi yang tepat dalam meningkatkan kunjungan konsumen di masa pandemi covid 19 adalah menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan analisis yang membandingkan antara faktor eksternal yaitu peluang, ancaman dan faktor internal yaitu kekuatan, kelemahan

Berdasarkan pengertian dari SWOT dapat dijelaskan satu persatu segmen- segmennya :

1. Kekuatan (Strengths), merupakan kelebihan yang menjadikan kekuatan dari coffeeshop lokal. Coffeeshop lokal ini dapat berkembang menjadi lebik baik dan mampu bersaing dengan coffee lainnya dengan jalan mengetahui kekuatan dari coffeeshop lokal.

2. Kelemahan (Weaknesses), merupakan kekurangan atau bagian dari coffeeshop lokal yang kurang baik dan tidak menghadirkan keuntungan

atau kerugian bagi coffeeshop lokal.

3. Peluang (Opportunities), merupakan segala kemungkinan yang ada dapat digunakan sebagai peluang untuk mengembangkan coffeeshop lokal.

4. Ancaman (Threats), merupakan berbagai hal yang dapat memicu kerugian dimasa mendatang maupun masa kini bagi pemilik coffeeshop lokal.

(4)

Berdasarkan hasil yang didapat dari kekuatan (Stregths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) maka akan

didapatkan bagaimana strategi pengembangan coffeeshop lokal kedepannya di Takengon pada masa covid-19.

Menurut Yoeti (1996) Analisis SWOT digunakan dengan tujuan agar mendapatkan pilihan strategi yang dapat membantu meningkatkan kunjungan konsumen di masa pandemi dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Metode SWOT dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot ×

Rating 1. Produk makanan dan

minuman yang dijual di coffeeshop sangat berkualitas.

2. Selalu dilakukan penjemuran meja dan kursi setiap pagi

3. Coffeeshop lokal menyediakan hand sanitizer dan masker.

4. Harga makanan dan minuman di coffeeshop lokal terjangkau untuk semua kalangan dengan harga yang dapat bersaing dengan Cafe-cafe lainnya.

5. Coffeeshop lokal melakukan pengecekan suhu konsumen 6. Karyawan di coffeeshop

lokal selalu memakai sarung tangan dan rajin cuci tangan.

1. Produk makanan dan minuman di coffeeshop tidak bisa bertahan lama, karena terbuat dari bahan alami tanpa bahan pengawet

2. Kurang karyawan yang

(5)

melakukan penjemuran meja dan kursi setiap pagi

3. Kurangnya hand sanitizer dan masker untuk di bagikan kepada konsumen

4. Naiknya harga bahan baku saat ini yang menentu yang berpengaruh terhadap naik turunnya penjualan coffeeshop lokal.

5. Masih kurang fasilitas pengecekan suhu konsumen 6. Tidak semua karyawan

memakai sarung tangan dan rajin cuci tangan

Total 1,00

Pada kolom 1 berisi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan coffeeshop. Kolom ke-2 berisi bobot dari faktor-faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling pentig) hingga 0,0 (paling tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis coffeeshop. Semua bobot tersebut harus berjumlah tidak melebihi 1,00. Kolom ke-3 berisi rating untuk masing- masing faktor dengan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi coffeeshop. Variabel yang bersifat positif (kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dibandingkan dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif (kategori kelemahan), jika kelemahannya sangat tinggi maka nilainya 1, jika kelemahannya rendah nilainya adalah 4. Kolom ke-4 berisi hasil perkalian dari bobot pada kolom ke-2 dan rating pada kolom ke-3, hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) hingga 1,0 (poor). Kolom ke-5 berisi tentang komentar dan catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. Nilai total skor pembobotan pada kolom 4 menunjukkan

(6)

bagaimana coffeeshop lokal yang ada di Takengon bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya dan dapat digunakan untuk membandingkan coffeeshop ini dengan coffeeshop lainnya (Rangkuti, 2005).

Tabel 3.2 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot ×

Rating 1. Produk makanan dan minuman

coffeeshop masih terbuka peluang untuk dikembangkan dan membuat inovasi makanan dan minuman yang baru yang lebih menarik dimulut dan mata konsumen

2. Peluang harga makanan dan minuman masing dapat dipertahankan dengan bekerja sama dengan supplier penyedia bahan baku agar mendapat bahan baku yang lebih murah 3. Masih terbukanya peluang

coffeeshop memperluas tempat usahanya.

4. Terbukanya peluang coffeeshop memperluas promosinya melalui online selama covid-19.

Ancaman (Threats) :

1. Usaha pesaing yang banyak menciptakan strategi yang sama bahkan lebih berinovasi.

2. Ketersediaan bahan baku dan harga bahan baku yang dapat naik sewaktu-waktu

3. Lokasi coffeeshop sangat sempit tempat parkirnya 4. Promosi yang digencarkan dari

pesaing di media social semakin meluas.

Total 1,00

(7)

Pada kolom 1 berisi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman coffeeshop. Kolom ke-2 berisi bobot dari faktor-faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling pentig) hingga 0,0 (paling tidak penting), faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. Semua bobot tersebut harus berjumlah tidak melebihi 1,00. Kolom ke-3 berisi rating untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor). Variabel yang bersifat positif (kategori peluang) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik). Sedangkan variabel yang bersifat negatif (kategori ancaman), jika ancamannya sangat tinggi maka nilainya 1, jika ancamannya rendah nilainya adalah 4. Kolom ke-4 berisi hasil perkalian dari bobot pada kolom ke-2 dan rating pada kolom ke-3, hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) hingga 1,0 (poor). Kolom ke-5 berisi tentang komentar dan catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. Nilai total skor pembobotan pada kolom 4 menunjukkan bagaimana coffeeshop lokal yang ada di Takengon pada masa pandemi covid 19 terhadap faktor-faktor strategis internalnya dan dapat digunakan untuk membandingkan coffeeshop ini dengan caffee lainnya (Rangkuti, 2005).

Dari hasil perhitungan matriks IFAS dan EFAS masih perlu penegasan dari adanya posisi dalam sumbu x dan y, yaitu antara kekuatan dan kelemahan, serta pelang dan ancaman. Kategori tersebut digambarkan melalui garis-garis positif dan negatif.

Rumus yang digunakan untuk menentukan letak atau titik koordinat coffeeshop yaitu: ( x , y ) = .

(8)

Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT

Keterangan:

Kuadran 1 :

Merupakan situasi yang sangat menguntungkan coffeeshop tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

BERBAGAI PELUANG

KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN

INTERNAL

BERBAGAI ANCAMAN

1. Mendukung strategi agresif

2. Mendukung strategi diversifikasi 3. Mendukung

strategi turn- around

4. Mendukung strategi defensif

(9)

yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2 :

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, coffeeshop ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi memasarkan (produk/jasa).

Kuadran 3 :

Coffeeshop menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus coffeeshop ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal coffeeshop sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 :

Coffeeshop merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan coffeeshop tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Setelah mengetahui posisi coffeeshop pada diagram SWOT, dapat dilanjutkan dengan merumuskan strategi-strategi yang tepat dari analisis sebelumnya.

Tabel 3.3 Matriks SWOT IFAS

EFAS

Kekuatan (Streghts)

 Tentukan 5-10 faktor- faktor kekuatan internal.

Kelemahan (Weaknesses)

 Tentukan 5-10 faktor- faktor kelemahan internal.

Peluang (Opportunities)

 Tentukan 5-10 faktor- faktor peluang ekstenal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk

(10)

Sumber : Rangkuti (2005:31)

Berdasarkan tabel matriks analisis SWOT diatas dapat dilihat bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi strategi meningkatkan coffeeshop (Yoeti, 1996) yaitu:

1. Faktor internal : kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknesses) 2. Faktor eksternal : peluang (opportunities) dan ancaman (threats)

3. Strategi SO : merupakan situasi yang menguntungkan. Coffeeshop memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

4. Strategi ST : pada situasi ini coffeeshop menghadapi berbagai ancaman, namun masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus dipakai dalam kondisi ini yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

5. Strategi WO : pada situasi ini pihak eduwisata memiliki peluang yang besar, namun juga menghadapi beberapa kendala internal. Strategi untuk situasi seperti ini yaitu meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat mencapai peluang yang lebih baik lagi.

peluang memanfaatkan peluang

Ancaman (Threats)

 Tentukan 5-10 faktor- faktor ancaman eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

(11)

6. Strategi WT : pada situasi ini tidak ada keuntungan yang dihasilkan, sehingga pihak coffeeshop harus menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Gambar

Tabel 3.1 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)  Faktor-Faktor Strategi Internal  Bobot  Rating  Bobot ×
Tabel 3.2 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)  Faktor-Faktor Strategi Eksternal  Bobot  Rating  Bobot ×
Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT
Tabel 3.3 Matriks SWOT                              IFAS  EFAS  Kekuatan (Streghts)    Tentukan 5-10  faktor-faktor kekuatan  internal

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2010 penulis lulus seleksi penerima beasiswa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan mendapat kesempatan belajar menjadi mahasiwa pada Program Studi

Dari Ibnu 'Abbas berkata: Nabi Õ΃ðéJÊ«éÊË@úΓ berkata: "Aku diperintah untuk bersujud (dalam riwayat lain; Kami diperintah untuk bersujud) dengan tujuh (7) anggota

Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh penataan produk, kualitas produk, kualitas pelayanan dan perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 53,4%,

Fashion atau cara berpakaian merupakan suatu penunjang penampilan yang erat kaitannya dengan keindahan atau estetika, selain itu fashion juga dapat mencerminkan

Menjaga siswa kelas VIII E menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian di lanjtkan dengan tadarus 2..

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka akan diteliti mengenai “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual Terhadap Minat Berwirausaha

Tindakan untuk menurunkan pengeluaran yang kami lakukan telah membuahkan hasil seperti yang terlihat dalam penurunan 13% beban crewing menjadi US$ 11,1 juta

1) Memperluas wawasan mengenai copula sebagai suatu metode alternative yang dapat menggabungkan beberapa distribusi marginal menjadi distribusi bersama. 2) Mengetahui salah